Anda di halaman 1dari 25

KORUPSI

BY AMIRUDDIN, M.KEP
PA D A M K P B A K S E L A S A , 1 9 J U L I 2 0 2 2
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM KHUSUS

Mahasiswa mempunyai wawasan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan


dan ilmu pengetahuan berkaitan pengertian korupsi
dengan ruang lingkup korupsi 2. Mahasiswa mampu menjelaskan
ciri dan jenis korupsi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan
korupsi dalam berbagai
perspektif
A. Pengertian korupsi

B. Ciri-ciri korupsi
C. Korupsi dalam
berbagai perspektif

POKOK
BAHASAN
A. PENGERTIAN KORUPSI
• Korupsi berasal dari Bahasa Latin “Corruptio” (Fockema Andrea,
1951) atau “Corruptus” (Webster Student Dictionari, 1960).
Kemudian dikenal dengan istilah
“Corruption,corrupt” (Inggris)
“Corruption” (Perancis)
“Corruptie/korruptie” (Belanda)

• Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,


ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian
Di Malaysia terdapatperaturan • Risywah (suap) secara terminologis berarti pemberian
antikorupsi, dipakaikata “resuah” yang diberikan seseorang kepada hakim atau lainnya
berasaldaribahasaArab untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang
“risywah”, menurut Kamus tidak dibenarkan atau untuk memperoleh kedudukan
umum Arab-Indonesia artinya (al-Misbah al-Munir–al Fayumi, al Muhalla–Ibnu Hazm).
sama dengan korupsi (Andi
Hamzah: 2002). • Semua ulama sepakat mengharamkan risywah bahkan
perbuatan ini termasuk dosa besar

• Nash Qur’aniyah dan Sunnah Nabawiyah yang antara lain menyatakan: ”Mereka itu adalah orang-orang
yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram” (QS Al Maidah 42). Imam al-Hasan
dan Said bin Jubair menginterpretasikan ‘akkaaluna lissuhti’ dengan risywah

• Risywah identik dengan memakan barang yang diharamkan oleh Allah SWT. Jadi, diharamkan mencari
suap, menyuap dan menerima suap.

• Hanya saja jumhur ulama membolehkan penyuapan yang dilakukan untuk memperoleh hak dan mencegah
kezhaliman seseorang. Namun orang yang menerima suap tetap berdosa (Kasyful Qona’ 6/316, Nihayatul
Muhtaj 8/243, al-Qurtubi 6/183, Ibnu Abidin 4/304, al-Muhalla 8/118, Matalib Ulin Nuha 6/479).
• I s t i l a h k o r u p s i ya n g t e l a h d i t e r i m a d a l a m p e r b e n d a h a r a a n
k a t a b a h a s a I n d o n e s i a , a d a l a h “ ke j a h a t a n , keb u s u k a n , d a p a t
d i s u a p, t i d a k b e r m o r a l , keb e j a t a n d a n
ke t i d a k j u j u r a n ” ( S. Wo j owa s i t o - W J S Po e r wa d a r m i n t a : 1 9 7 8 ) .
• Pe n ge r t i a n l a i n nya , “ p e r b u a t a n ya n g b u r u k s e p e r t i
p e n g ge l a p a n u a n g, p e n e r i m a a n u a n g s o g o k , d a n s eb a ga i nya ”
( W J S Po e r wa d a r m i n t a : 1 9 7 6 ) .
• B e b e r a p a p e n g e r t i a n l a i n , d i s e b u t k a n b a h wa ( M u h a m m a d A l i :
1998):
1 . K o r u p a r t i nya b u s u k , s u k a m e n e r i m a u a n g s u a p / s o g o k ,
memakai k e k u a s a a n u n t u k k e p e n t i n g a n s e n d i r i d a n s e b a g a i nya .
2 . K o r u p s i a r t i nya p e r b u a t a n b u s u k s e p e r t i p e n g g e l a p a n u a n g ,
p e n e r i m a a n u a n g s o g o k , d a n s e b a g a i nya .
3 . K o r u p t o r a r t i nya o r a n g ya n g m e l a k u k a n k o r u p s i .
• Corruptie adalah kor upsi, perbuatan c u r a n g, perbuatan
c u r a n g , t i n d a k p i d a n a ya n g m e r u g i k a n ke u a n ga n n e ga r a
( S u b e k t i d a n T j i t ro s o e d i b i o : 1 9 7 3 .
• Baharudin Lopa mengutip pendapat David M. C h a l m e r s,
m e n g u r a i k a n i s t i l a h k o r u p s i d a l a m b e r b a ga i b i d a n g, ya k n i
ya n g m e nya n g k u t m a s a l a h p e ny u a p a n , ya n g b e r h u b u n ga n d e n ga n
m a n i p u l a s i d i b i d a n g e k o n o m i , d a n ya n g m e nya n g k u t b i d a n g
ke p e n t i n ga n u m u m .
• Ko r u p s i adalah tindakan setiap orang d e n ga n tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, m e nya l a h g u n a k a n kewe n a n ga n , ke s e m p a t a n atau
s a r a n a ya n g a d a p a d a nya k a r e n a j a b a t a n a t a u ke d u d u k a n
ya n g d a p a t m e r u g i k a n ke u a n ga n N e ga r a a t a u p e r e k o n o m i a n
N e ga r a ( Pa s a l 3 UU No 31 Ta h u n 1999 tentang
pemberantasan tindak pidana kor upsi

KORUPSI
adalah suatu yang busuk,
jahat, dan merusak.
Berdasarkan kenyataan
tersebut perbuatan korupsi
menyangkut jabatan
instansi atau aparatur
pemerintah, penyelewengan
kekuasaan dalam jabatan
karena pemberian,
menyangkut faktor ekonomi
dan politik dan penempatan
keluarga atau golongan ke
dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatan.
B. CIRI-CIRI KORUPSI
Korupsi menurut Syed Hussein Alatas
dalam Sumarwani S (2011),
Menurut Undang-undang No 31 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Tahun 1999 tentang
pemberantasan tindak pidana 1. Suatu pengkhianatan terhadap
korupsi kepercayaan.
2. Penipuan terhadap badan
pemerintah, lembaga swasta atau
yang termasuk dalam tindak pidana korupsi masyarakat umumnya.
adalah “Setiap orang yang dikategorikan 3. Dengan sengaja melalaikan
melawan , melakukan perbuatan memperkaya kepentingan umum untuk kepentingan
diri sendiri, menguntungkan diri sendiri, atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalah
khusus.
gunakan kewenangan maupun kesempatan atau 4. Dilakukan dengan rahasia, kecuali
sarana yang ada padanya karena jabatan dalam keadaan di mana orang-
atau kedudukan yang dapat merugikan orang yang berkuasa atau
keuangan Negara atau perekonomian Negara”.
bawahannya menganggapnya tidak
perlu.
Menurut Undang-undang No 31
5. Melibatkan lebih dari satu orang
Tahun 1999 tentang atau pihak.
pemberantasan tindak pidana 6. Adanya kewajiban dan keuntungan
korupsi bersama, dalam bentuk uang atau
yang lain.
7. Terpusatnya kegiatan korupsi
pada mereka yang menghendaki
keputusan yang pasti dan mereka
yang dapat mempengaruhinya.
8. Adanya usaha untuk menutupi
perbuatan korup dalam bentuk
pengesahan.
Bentuk Korupsi (KPK, 2006)
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
1 Kerugian Secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
Keuangan atau orang lain atau korporasi, dengan tujuan menguntungkan diri
Negara sendiri atau orang lain atau korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau saran yang ada.
2 Suap • Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri atau
Menyuap penyelenggara Negara dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau
tidakberbuat sesuatu dalam jabatannya.
• Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara Negara
karena atau berhubungan dengan kewajiban dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya.
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
2 Suap Menyuap • Memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan
mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada
jabatan atau kedudukannya atau oleh pemberi hadiah/janji
dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut.

• Bagi pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang


menerima pemberian atau janji.

• Bagi Pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang menerima


hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa
hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar
melakukan sesuatu atau tindakan melakukan sesuatu dalam
jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
2 Suap • Bagi pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang
Menyuap menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena
telah melakukan sesuatu atau tindakan melakukan sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

• Bagi pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang


menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebutdiberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan
jabatannya atau yang menurut pikiran orang yang
memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan
jabatannya.
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
2 Suap • Memberi atau menjanjikan sesuatu pada hakim dengan
Menyuap maksud untuk mempengaruhi putusan perkara.

• Memberi atau menjanjikan sesuatu pada advokat untuk


menghadiri siding pengadilan dengan maksud untuk
mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan
berhubungan dengan perkara.

• Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui


atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara.
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
3 Penggelapan • Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
dalam jabatan menjalankan sesuatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat
berharga yang disimpan karena jabatannya atau uang/surat berharga
tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain atau membantu dalam
melakukan perbuatan tersebut.
• Pegawai negeri atau orang lain selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalakan jabatan umum secara terus-menerus atau untuk
sementara waktu dengan sengaja memalsukan buku atau daftar-daftar
yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalakan jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara
waktu dengan sengaja menggelapkan, merusak atau membuat tidak
dapat dipakai barang, akta, surat atau daftar yang digunakan untuk
meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang yang
dikuasai karena jabatannya.
N Bentuk
Perbuatan Korupsi
o Korupsi
3 Penggelapan • Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
dalam ditugaskan menjalakanjabatan umum secara terus menerus
jabatan atau untuk sementara waktu dengan sengaja membiarkan
orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakatau
membuat tidak dipakai barang akta, surat atau daftar tersebut.

• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang


ditugaskan menjalakan jabatan umum secara terus menerus
atau untuk sementara waktu dengan sengaja membantu orang
lain menghilangkan menghancurkan, merusak atau membuat tidak
dipakai barang akta, surat atau daftar tersebut.
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
4 Pemerasan • Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
dengan maksudmenguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang
memberikan Sesuatu, membayar atau menerima
pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri.
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
4 Pemerasan • Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada
waktu menjalakantugas meminta atau menerima pekerjaan
atau penyerahan barang seolah-olah merupakan utang
kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut
bukan merupakan utang.

• Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada


waktu menjalakan tugas, meminta, atau menerima atau
memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum
tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui
bahwa hal tersebut bukan merupakan utang.
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
5 Perbuatan • Pembarong ahli bangunan yang pada waktu membuat
curang bangunan atau penjual bahan bangunan, melakukan
perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan
orang atau barang atau keselamatan Negara dalam
keadaan perang.
• Setiap orang bertugas mengawasi pembangunan atau
menyerahkan bahan bangunan, sengaja membiarkan
perbuatan curang.
• Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang
keperluan TNI atau Kepolisian Negara RI melakukan
perbuatan curang dengan sengaja membiarkan perbuatan
curang.
Bentuk
No Perbuatan Korupsi
Korupsi
6 Benturan • Pegawai negeri atau penyelenggara Negara baik
kepentingan langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut
dalam serta dalam pemborongan pengadaan atau persewaan
pengadaan yang pada saat dilakukan perbuatan untuk keseluruhan
atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya.
7 Grativikasi • Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara Negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban tugasnya.
Jenis-Jenis Tindak Pidana Korupsi & Tindak
Pidana yang Berkaitan dengan Korupsi
Berdasarkan UU Tindak Pidana Korupsi
1. Melawan untuk memperkaya diri dan dapat merugikan
keuangan negara Menyalahgunakan kewenangan untuk
kepentingan diri sendiri dan dapat merugikan keuangan
negara
2. Menyuap pegawai negeri
3. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya
4. Pegawai negeri menerima suap
5. Pegawai negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan
jabatannya
6. Menyuap hakim
7. Menyuap advokat
8. Hakim dan advokat menerima suap
9. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan
penggelapan
10. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan
administrasi
11. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti
12. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti
13. Pegawai negeri memeras
14. Pegawai negeri memeras pegawai yang lain
17. Pemborong berbuat curang
18. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
19. Rekanan TNI/Polri berbuat curang
20. Pengawas rekanan TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
21. Penerima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
22. Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain
23. Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya
24. Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK
25. Merintangi proses pemeriksaan
26. Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai kekayaannya
27. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka
28. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu
29. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan
atau memberi keterangan palsu
30. Saksi yang membuka identitas pelapor

Anda mungkin juga menyukai