NPM : 20020069
Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi
2. Bentuk-bentuk korupsi
1. Kerugian Keuangan Negara
Secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau korporasi. Pelakunya memiliki tujuan menguntungkan diri sendiri serta
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada. Misalnya, seorang
pegawai pemerintah melakukan mark up anggaran agar mendapatkan keuntungan dari
selisih harga tersebut. Tindakan ini merugikan keuangan negara karena anggaran bisa
membengkak dari yang seharusnya.
2. Suap Menyuap
Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Aparatur Sipil Negara, penyelenggara negara,
hakim, atau advokat dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya. Suap menyuap bisa terjadi antarpegawai maupun pegawai dengan
pihak luar. Suap antarpegawai misalnya dilakukan untuk memudahkan kenaikan pangkat
atau jabatan. Sementara suap dengan pihak luar misalnya ketika pihak swasta
memberikan suap kepada pegawai pemerintah agar dimenangkan dalam proses tender.
3. Penggelapan dalam Jabatan
Tindakan dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga, atau melakukan
pemalsuan buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
Contoh penggelapan dalam jabatan, penegak hukum merobek dan menghancurkan
barang bukti suap untuk melindungi pemberi suap.
4. Pemerasan
Pegawai negeri atau penyelenggara negara menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri. Misalnya, seorang
pegawai negeri menyatakan bahwa tarif pengurusan dokumen adalah Rp50 ribu, padahal
seharusnya hanya Rp15 ribu atau malah gratis. Pegawai itu memaksa masyarakat untuk
membayar di luar ketentuan resmi dengan ancaman dokumen mereka tidak diurus.
5. Perbuatan Curang
Perbuatan curang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan pribadi yang dapat
membahayakan orang lain. Misalnya, pemborong pada waktu membuat bangunan atau
penjual bahan bangunan melakukan perbuatan curang yang membahayakan keamanan
orang atau barang. Contoh lain, kecurangan pada pengadaan barang TNI dan Kepolisian
Negara RI yang bisa membahayakan keselamatan negara saat berperang.
6. Gratifikasi
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian
suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
tugasnya. Misalnya, seorang pengusaha memberikan hadiah mahal kepada pejabat
dengan harapan mendapatkan proyek dari instansi pemerintahan.
3. Faktor faktor penyebab terjadinya korupsi dari sisi eksternal dan sisi internal
a. Sisi Internal
1. Sifat Serakah Manusia
Faktor internal penyebab terjadinya korupsi yang pertama, yaitu karena adanya sifat
serakah manusia. Setiap manusia memiliki sikap serakah, selalu merasa tidak
berkecukupan, dan memiliki hasrat besar untuk memiliki segalanya. Jika tidak dapat
mengendalikan diri, maka korupsi akan terjadi dari diri sendiri. Contohnya memotong
honor pegawai dengan suatu alasan yang tidak jelas.
2. Gaya Hidup yang Konsumtif
Demi diterima dalam lingkungan sosial, banyak orang memilih untuk melakukan gaya
hidup yang konsumtif. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya korupsi secara
disadari. Perilaku konsumtif adalah perilaku yang suka membeli barang-barang tidak
penting, dengan harga yang mahal maupun ekonomis. Perilaku ini dilakukan untuk
memenuhi semua keinginan yang sementara.
3. Dorongan Keluarga
Karena memiliki jabatan yang tinggi, ada beberapa orang yang menyelewengkan
jabatannya untuk korupsi. Bahkan pelaku tindak pidana korupsi mendapatkan dorongan
dari keluarganya untuk melakukan perbuatan tersebut. Hal ini tentu saja didasari
dengan alasan memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Sisi Eksternal
Faktor Eksternal Penyebab Terjadinya Korupsi
1. Aspek Pemahaman Masyarakat Terhadap Korupsi
Adanya aspek pemahaman masyarakat yang kurang terhadap korupsi, bisa menjadi
penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dasari karena masyarakat tidak sadar kalau terlibat
dalam korupsi, atau menjadi korban utama dalam tindak pidana korupsi. Masyarakat
juga kurang paham, jika korupsi dapat dicegah dan diberantas.
2. Aspek Ekonomi
Penyebab terjadinya korupsi paling sering karena adanya aspek ekonomi. Karena
banyaknya kebutuhan untuk hidup dan merasa memiliki pendapatan yang kurang,
sehingga ada sebagian orang yang nekat melakukan korupsi. Aspek ekonomi bisa
menjadi dasar manusia merasa terdesak untuk mengambil jalan pintas, demi
mencukupi kebutuhan dan keinginannya.
3. Aspek Politis
Aspek politis dapat menyebabkan terjadinya korupsi. Tindakan ini dilakukan karena
memiliki jabatan atau kekuasaan yang tinggi di pemerintahan. Demi mempertahankan
jabatan dan memenangkan urusan politik, maka banyak orang melakukan tindakan
korupsi.
4. Aspek Organisasi
Penyebab terjadinya korupsi yang terakhir, yaitu karena aanya aspek organisasi.
Biasanya hal ini akan didukung karena organisasi tersebut tidak memiliki aturan yang
kuat. Organisasi juga tidak memiliki pemimpin yang dapat diteladani. Parahnya,
organisasi tidak memiliki lembaga pengawasan dan sistem pengendalian manajemen
yang lemah.