Disusun oleh :
Liya Nur Anissa
NIM B11030
i
KATA PENGANTAR
iv
MOTTO
1. Kebahagiaan yang sejati adalah kebahagian yang didapat dengan
perjuangan, kerja keras dan do’a. (Penulis)
2. Allah merahasiakan masa depan,untuk menguji kita agar berprasangka
baik , berusaha yang terbaik serta bersyukur dan bersabar. (Penulis)
3. Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda
(Mahatma Gandhi)
4. Suatu kesalahan tidak semestinya diselesaikan dan tidak harus diulangi,
melainkan dijadikan suatu pelajaran karena suatu kesalahan adalah guru di
masa yang akan datang.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Kepada kedua orang tua dan keluargaku yang amat
saya cintai dan yang selalu memberikan segalanya
untukku.
3. Kepada pemilik hatiku sayangku yang selalu
memberikan semangat dan menghiburku di setiap
lelahku.
4. Kepada teman-teman ku seperjuangan di STIKes
Kusuma Husada jangan pernah menyerah karena
perjalanan masih panjang, kalian semua yang terbaik.
5. Almamater tercinta.
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014
Liya Nur Anissa
B11 030
INTISARI
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Sragen
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan dari Badan Kesatuan Bangsa,
Pembangunan Daerah
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
persentase masing – masing sebesar 25% - 30% dan 10% - 15%. Kematian
balita akibat ISPA di Asia Tenggara sebanyak 2,1 juta balita pada tahun 2004
kematian pada anak berusia dibawah 5 tahun pada setiap tahunnya, sebanyak
(WHO, 2003).
2012, Angka Kematian Balita (AKB) adalah 40 kematian per 1000 kelahiran
sangat sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat penyakit ini
menyerang semua usia dari bayi sampai lansia, dan tersebar luas dimana-
mana. Infeksi Saluran Pernafasan Akut disebabkan antara lain oleh bakteri,
virus, dan jamur, sedangkan kondisi cuaca, status gizi, status imun, dan polusi
ISPA di Indonesia adalah 25,5% dan provinsi jawa tengah merupakan salah
terendah pada kelompok umur 15-24 tahun. Prevalensi balita gizi kurang dan
gizi buruk di Jawa Tengah juga masih cukup tinggi yaitu 12% untuk gizi
kurang dan 4% untuk gizi buruk. Status gizi merupakan faktor risiko penting
terjadinya ISPA, karena status gizi yang buruk biasanya disertai dengan status
januari sampai september 2013 terdapat 2654 balita sakit, yaitu 949 (35,7%)
balita dengan ISPA yang terdiri dari 497 (52,37%) balita dengan ISPA
3
ringan, 452 (47,62%) balita dengan ISPA sedang, 443 (16,69%) balita dengan
demam, 398 (14,9%) dehidrasi ringan, 864 (32,5%) balita dengan anemia
ringan.
ISPA sedang dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan ISPA
berat, maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus dengan judul”
Asuhan Kebidanan pada An. A umur 1,5 tahun dengan Infeksi Saluran
B. Perumusan Masalah
umur 1,5 tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu :
(ISPA) sedang
sedang
teori dan kasus nyata dalam pelaksanaan asuhan pada An. A dengan
asuhan kebidanan pada anak dan balita sakit dengan ISPA sedang.
2. Bagi Profesi
3. Bagi Institusi
Studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada balita dengan Infeksi
yang diberikan yaitu paracetamol 500 mg, cetrizine 250 mg, ambroxol
250 mg, metal prednisolon 75 mg, salbutamol 250 mg, vit. C, jumlah
diminum 3 x 1 per hari. Hasil dari asuhan yang diberikan pada balita S
makan anak baik, pemeriksaan fisik dan TTV baik dan anak dinyatakan
sembuh.
cetrizine 250 mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin
250 mg, vitamin c, semua obat ada 4 tablet obat-obat tersebut dibuat
dan TTV baik. ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan anak
7
dan ibu sudah mengerti, ibu mengerti cara memberi obat, ibu bersedia
ulang ke poli anak jika keadaan anak belum stabil dan bila ada keluhan.
asuhan yang diberikan pada balita A selama 4 hari yaitu keadaan umum
baik, tenggorokan sudah tidak terlihat merah, telinga sudah tidak sakit
asuhan yang diberikan pada balita Z selama 5 hari yaitu keadaan umum
baik, suhu tubuh kembali normal, batuk sudah hilang dan perafasan
kembali normal.
Perbedaan keaslian dan kasus terletak pada subyek, waktu, dan tempat.
8
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini dibagi menjadi 5 bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penelitian.
hukum.
Bab ini berisi tentang studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi
temukan dilahan
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Balita
a. Pengertian
Balita adalah semua anak termasuk bayi baru lahir yang berusia nol
(Nursalam, 2005).
1) Umur 2 – 2 ½ tahun
a) Bahasa
menggunakan kata ganti seperti ia, dia, dan kata depan seperti di
b) Belajar
d) Gerakan
Dapat melompat di lantai dalam jarak dekat dari posisi berdiri dan
2) Umur 2 ½ - 3 tahun
a) Bahasa
diawal dengan kata ‘Siapa?’ dan ‘Di mana?’) adalah cara yang
b) Belajar
d) Gerakan
baik.
3) Umur 3 – 3 ½ tahun
a) Bahasa
sehari – hari, pada tahap ini ia hanya menggunakan dua atau tiga
b) Belajar
membersihkan giginya.
d) Gerakan
nyaman.
16
4) Umur 3 ½ - 4 tahun
a) Bahasa
Bisa memasangkan kata – kata dengan hanya dua atau tiga kata
b) Belajar
makan pada masing – masing tangan, dan dapat minum dari gelas.
d) Gerakan
balita yaitu :
salah satu bagian dari saluran nafas bagian atas maupun bagian
bawah
3) Diare adalah keadaan dimana BAB anak lebih 3 kali sehari dengan
konsistensi encer.
a. Pengertian
penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran
19
lebih besar memiliki demam ringan, yang muncul pada waktu sakit.
Pada anak – anak 3 bulan sampai 3 tahun, demam tiba – tiba terjadi
bervariasi antara lain bersin, rasa menggigil, nyeri otot, ingus hidung
c. Klasifikasi ISPA
1) Bukan pneumonia, batuk atau pilek yaitu jika tidak ada penarikan
pernafasan cepat yaitu 50 kali per menit atau lebih pada anak 2
bulan hingga 12 bulan, 40 kali per menit atau lebih pada anak usia
4) Pneumonia sangat berat yaitu jika sianosis sentral atau tidak dapat
minum.
d. Etiologi
e. Epidemiologi
kerentanan ini bervariasi pada orang yang sama dari waktu ke waktu.
ada puncak kejadian pada bulan September kira – kira pada saat
sekolah di mulai, pada akhir januari, dan mendekati akhir bulan April.
21
Anak menderita rata – rata lima sampai delapan infeksi setahun, dan
f. Patologi
(Nelson, 2007).
g. Manifestasi klinis
lebih besar memiliki demam ringan, yang muncul pada waktu sakit.
Pada anak – anak 3 bulan sampai 3 tahun, demam tiba – tiba terjadi
Muntah dan diare mungkin juga bisa muncul (Hartono dkk, 2012).
h. Komplikasi
dapat terjadi. Komplikasi yang paling sering adalah otitis media, yang
i. Pencegahan
keadaan ini. Namun, karena komplikasi pada bayi yang amat muda
(Nelson, 2007).
a. Pengertian
ISPA sedang bila ada gejala ringan dan ditambah dengan salah
satu atau lebih gejala : frekwensi pernafasan lebih dari 50/menit, suhu
penyakit ISPA sedang jika dijumpai gejala ISPA ringan disertai satu
kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih
untuk umur 2 - < 12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada
umur 12 bulan - < 5 tahun, suhu tubuh lebih dari 39˚C, tenggorokan
24
(mendengkur).
kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak
berdasarkan atas umur dan tanda – tanda klinis yang didapat yaitu :
dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya
lebih rendah.
a) Pneumonia berat
sianosis (pucat).
1 tahun – 5 tahun.
26
yaitu :
2) Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk – batuk
dan bersin.
1) Usia
2) Status Imunisasi
3) Lingkungan
g. Penatalaksanaan
1) Suportif
pemberian multivitamin
2) Antibiotik
quinolon 5 mg,dll.
Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama ganti
h. Pencegahan
penyakit ISPA.
Untuk anak berumur 6 bulan atau lebih, berilah makanan dengan nilai
Bisa juga ditambahkan makanan dari susu dan telur. Berilah makanan
29
pada anak selama anak masih menghendaki. Bila umur anak kurang
1. Pengertian
Langkah I : Pengkajian
1) Identitas
(Matondang, 2007).
(Matondang, 2007).
(Matondang, 2007).
(Matondang, 2007).
31
(Matondang, 2007).
2) Keluhan utama
a) Imunisasi
(Nelson, 2007).
(Dowcsheri, 2006).
c) Pola hygiene
(Mansjoer, 2005).
d) Pola aktivitas
e) Pola eliminasi
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
(Matondang, 2007).
a) Denyut nadi
b) Pernafasan
35
(Nelson, 2007).
c) Suhu demam > 39° C dan hipotermi bila < 35,5 ˚C. Pada
(Nelson, 2007).
c. Antropometri
1) Lingkar kepala
(Hidayat, 2008).
2) Lingkar dada
3) Panjang badan
d. Pemeriksaan sistematis
(Prabu, 2009).
(Nelson, 2007).
(WHO, 2009).
8) Dada :
37
dalam.
tanda bahaya.
(Farrer, 2006)
10) Anogenital : Jika laki – laki apakah testi sudah turun, jika
(Nursalam, 2009).
1) Motorik kasar
2) Motorik halus
3) Perkembangan sensorik
f. Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan penunjang.
(Varney, 2007).
a. Diagnosa kebidanan
Data subyektik
2) Kesadaran : Somnolen
a. Masalah
(WHO, 2006).
b. Kebutuhan
2) Pemberian makanan
3) Pemberian cairan
41
sedang yaitu ISPA berat. Diagnosa potensial pada balita dengan ISPA
sedang dibuat jika terjadi gejala atau tanda bahaya pada anak
( Matondang, 2007).
Langkah IV :Antisipasi
(WHO, 2006).
Langkah V : Perencanaan
a. Suportif
pemberian multivitamin.
b. Antibiotik
prokain 1 mg.
Langkah VI : Pelaksanaan
Data Perkembangan
S :Subyektif
klienmelalui anamnesa.
O : Obyektif
A : Assesment
P : Planing
C. Informed Consent
klien/pasien atau walinya (bagi bayi, anak dibawah umur dan klien/pasien
tidak sadar misalnya pasien ISPA) kepada bidan untuk melakukan tindakan
D. Landasan Hukum
bayi meliputi : pemeriksaan bayi baru lahir, perawatan tali pusat, perawatan
bayi, resusitasi pada bayi baru lahir, pemberian imunisasi dan pemberian
kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan cepat dan tepat sesuai keadaan
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi
prosedur berencana yang antara lain meliputi dan mencatat jumlah dan taraf
aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan suatu objek. Studi kasus
adalah melakukan penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit
Studi kasus yang digunakan penulis dalam membuat studi kasus ini
menggunakan SOAP.
Subjek studi kasus adalah suatu hal atau seseorang yang akan dikenai
kegiatan laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Subjek yang akan diambil dari
laporan kasus ini adalah An. A umur 1,5 tahun dengan Infeksi Saluran
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti kata lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di
olah (Arikunto, 2006). Pada studi kasus ini penulis menggunakan instrumen
1. Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari objek
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
melihat hidung.
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
b. Wawancara
c. Observasi
(Notoatmodjo, 2010).
49
2. Data sekunder
a. Studi dokumentasi
b. Studi kepustakaan
1. Untuk pemeriksaan
b. Termometer
c. Stetoskop
d. Jam tangan
adalah alat ukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita LILA,
stetoskop, termometer.
3. Untuk dokumen
a. Buku referensi
c. Komputer
d. Alat tulis
H. Jadwal Penelitian
Pada tanggal 18 September 2013 pengajuan judul Karya Tulis Ilmiah dan
revisi Proposal Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 05 desember 2013 sampai
Melakukan studi kasus pada tanggal 13 maret 2014 sampai 13 april 2014 dan
akan dilaksanakan ujian Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 2 juni 2014 sampai
7 juni 2014.
52
BAB IV
A. TINJAUAN KASUS
No. RM : 035433
I. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Anak
4) Anak Ke : 2
Kedawung Sragen
53
2) Riwayat Kesehatan
a) Imunisasi
HB 1 : Tanggal 20-10-2012
HB 2 : Tanggal 10-02-2013
HB 3 : Tanggal 10-03-2013
Polio.
54
6) Riwayat Sosial
a) Yang Mengasuh
d) Lingkungan rumah
lain.
a) Nutrisi
minum ASI.
minum ASI.
sebelum tidur.
b) Istirahat / tidur
± 12 jam, kadang
ngompol.
ditidurkan.
57
c) Mandi
d) Aktivitas
dipanggil.
dipanggil.
e) Eliminasi
BAK
58
amoniak, memancar.
a. Status Generalis
2) Kesadaran : Composmentis
N : 110 x/menit
4) BB / TB : 8, 9 kg /-
5) LK : Tidak dilakukan
b. Pemeriksaan Sistematis
bersih.
keluar.
mengorok.
Tidak dilakukan
60
d. Pemeriksaan penunjang
1. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar
Data Subjektif
makannya menurun.
Data Objektif
b. Kesadaran : Composmentis
N: 110x/menit
61
d. Pemeriksaan Sistemik
kemerahan
3) Pernafasan : Mendengkur
2. Masalah
3. Kebutuhan
b. Pemberian makanan
c. Pemberian cairan
ISPA Berat
IV. Antisipasi
cairan infus.
62
terapi antibiotik
V. Perencanaan
Sragen jika kondisi anak belum stabil atau bila ada keluhan.
VI. Pelaksanaaan
sedang pada anak beserta tanda bahaya dan tindakan yang harus
yang seimbang.
300cc.
VII. Evaluasi
penyakit ISPA.
membaik
Kesadaran : Composmentis
4. Pernafasan mengorok.
A : An. A umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang perawatan hari ketiga.
makan pada anak usia 1,5 tahun dengan ISPA sedang termasuk
4 sehat 5 sempurna yaitu nasi sayur, lauk, buah dan beri susu
formula.
nutrisi.
kadang.
2. Kesadaran : Composmentis
A : An. A umur 1,5 tahun dengan riwayat ISPA sedang hari kelima
67
anaknya
kembang anak.
sehat.
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kasus yang penulis ambil
I. Pengkajian
diperoleh data pada kulit timbul bercak pada kulit seperti campak
tahun, nafsu makan anak menurun, batuk dan pilek. Pada data
campak sedangkan pada kasus turgor kulit baik dan lembab, tidak
umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang, masalah yang muncul adalah
dan kasus.
ISPA sedang dibuat jika terjadi gejala atau bahaya pada anak
(Matondang, 2007).
pereda batuk, pilek dan panas. Pada langkah ini tidak terdapat
IV. Antisipasi
dilakukan pada An. A umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang yaitu
paracetamol dan obat batuk pilek. Pada langkah ini tidak terdapat
V. Perencanaan
teh.
paracetamol 500mg, CTM 4mg, Dexa 0,5 mg, GG 100 mg. Semua
menjadi 12 bungkus diminum 3x1 per hari. Pada langkah ini tidak
VI. Pelaksanaan
rumah. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus.
VII. Evaluasi
Depkes RI 92006) :
Keadaan anak nafsu makannya baik, sudah tidak batuk, tidak pilek
dan nafas tidak mengorok, dan aktifitas anak sudah aktif dan sudah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
anaknya batuk, pilek, panas, nafsu makan menurun, dan rewel. Pada
kemerahan.
umur 1,5 tahun ISPA sedang, masalah yang muncul pada An. A umur
1,5 tahun adalah batuk, pilek, panas dan rewel (pada pemeriksaan
500mg, CTM 4mg, Dexa 0,5 mg, GG 100 mg. Semua obat tersebut ada
terjadi.
cth, paracetamol 500mg, CTM 4mg, Dexa 0,5 mg, GG 100 mg. Semua
nafsu makan anak baik, pemeriksaan fisik dan TTV baik, dan anak
dinyatakan sembuh.
suhu, turgor kulit, mata dan telinga. Pada teori menjelaskan keadaan
umum baik, kesadaran composmentis. Pada teori suhu tubuh lebih dari
39°C sedangkan pada kasus hanya 37,7°C, pada turgor kulit teori
menyerupai bercak campak sedangkan pada kasus turgor kulit baik dan
kasus conjungtiva merah muda sampai pucat sklera putih. Pada telinga
telinga sedangkan pada kasus tidak terdapat nanah pada lubang telinga
9. Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini adalah bahwa tidak semua
balita dengan ISPA sedang kondisi atau keadaanya sesuai dengan teori.
Pada An. A tanda dan gejala yang sesuai dengan teori adalah respirasi
B. Saran
masukan berupa :
1. Bagi Profesi
ISPA sedang, dan mampu memberikan informasi secara jelas dan rinci
tentang yang dialami oleh anak sehingga keluarga dan masyarakat dapat
sehat serta tidak menganggap remeh setiap penyakit pada balita yang
2. Bagi Institusi
Ferry, A. G. At. All. 2007. Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta
:EGC.
Fitri, yuli. 2012. Asuhan Keperawatan Anak Dengan ISPA. (online) http
://yulifitri34.wordpress.com/2012/10/21/askep-ispa-pada-anak/. Diakses
pada tanggal 25 oktober 2013
Handayani, dkk. 2005. Kamus Perkembangan Bayi Dan Balita. Jakarta : Esensi
Imron lubis, dkk. 2013. Etiologi Infeksi Saluran Prnafasan Akut (ISPA) dan
Faktor Lingkungan. Available:http://ejournal . litbang. depkes. go. id/
index. php/ BPK/article/download/510/1357. Di akses pada tanggal 25
oktober 2013.
Manjoer Arif. Dkk. 2005. Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Media Aesculaplus
Matondang, dkk. 2007. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 3. Jakarta : PT. Sagung
Seto. Jakarta : EGC.
Nandia. I. S. 2013. Asuhan Kebidanan pada An. A umur 4 bulan dengan ISPA
sedang di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Akademi Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta. KTI. Tidak dipublikasikan
Octopus Publising Group Ltd. 2005. Kamus Perkembangan Bayi dan Balita.
Jakarta: ESENSI
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP. SP.
WHO. 2003. Penanganan ISPA Pada Anak Dirumah Sakit Kecil Negara
Berkembang.Pedoman Untuk Dokter dan Petugas Kesehatan Senior.
Jakarta : EGC
__________.2006. Manajemen Bayi Baru Lahir, Panduan Untuk Dokter,
Perawatan Dan Bidan. Jakara: EGC