Anda di halaman 1dari 19

RESUME KURSUS ONLINE WORLD HEALTH ORGANIZATION

TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


UNTUK NOVEL CORONAVIRUS (COVID-19)

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Mata Kuliah PKK Komprehensif

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun oleh:
Nama : Sri Fitria
NIM : PO.62.24.2.17.388

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 202

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN

RESUME KURSUS ONLINE WORLD HEALTH ORGANIZATION


TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
UNTUK NOVEL CORONAVIRUS (COVID-19)

Telah Disahkan Tanggal: ………..2020

Mengesahkan, Pembimbing Institusi

Happy Marthalena S, SST., M.Keb


NIP. 19860107 200912 2 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Sarjana Terapan dan Koordinator MK. PKK Komprehensif


Pendidikan Profesi Bidan

Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Erina Eka Hatini, SST., MPH
NIP. 19781027 200501 2 001 NIP. 19800608 200112 2 001

ii
1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, “Resume Kursus Online World Health Organization
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel
Coronavirus (COVID-19)” dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Ketua
Jurusan Kebidanan Ibu Oktaviani, SSiT. M.Keb, Ketua Program studi Sarjana
Terapan Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan Ibu Hety Ira Ayue, SST.,
M.Keb, Koordiantor MK PKK Komprehensif Ibu Erina Eka Hatini, SST., MPH
serta pembimbing Institusi Ibu xxxxxx yang telah memberikan bimbingan dan
masukan dalam pelaksanaan kursus online.
Penulis berharap dengan adanya resume-an ini dapat berguna serta
bermanfaat untuk pencegah dan pengendalian infeski COVID-19. Selain itu
penulis juga sadar bahwa pada resume ditemukan banyak sekali kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk kemudian dapat penulis revisi dimasa yang akan datang, sebab penulis
menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
membangun.
Akhir kata, penulis berharap resume ini dapat memberikan manfaat bagi
setiap pihak yang membaca.

Palangka Raya, April 2020

Sri Fitria
NIM.PO.62.24.2.17.388

DAFTAR ISI

1
2

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3
A. LATAR BELAKANG............................................................................3
B. TUJUAN.................................................................................................4
C. MANFAAT.............................................................................................4
BAB II RESUME MATERI KURSUS............................................................5
A. MODUL I KESIAPAN, KESIAGAAN DAN PPI.................................5
B. MODUL 2 EPIDEMIOLOGI, FAKTOR RISIKO, DEFINISI DAN
SIMPTOMOLOGI..................................................................................8
C. MODUL 3 PPI DALAM KONTEKS COVID-19..................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................15
A. KESIMPULAN.......................................................................................15
B. SARAN...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

2
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai


penyakit, mulai dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle
East Respiratory Syndrome [MERS] dan Severe Acute Respiratory Syndrome
[SARS] Novel coronavirus (nCoV) adalah galur baru yang sebelumnya belum
ditemui pada manusia. Pengetahuan, kemampuan dan system organisasional
yang dikembangkan oleh pemerintah, organisasi penanggap dan pemulihan,
masyarakat dan anggota masyarakat untuk efektif mengantisipasi, menanggapi,
dan pulih dari dampak kedaruratan yang mungkin, akan, mulai, atau sedang
terjadi. Tindakan-tindakan sebelum terjadi kedaruratan yang meningkatkan
kemampuan suatu fasilitas dalam memberikan tanggapan ketika terjadi
kedaruratan.

Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini, sama


dengan negara lain di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan
beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha
penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan
gejala mirip flu. Kasus virus Corona diketahui lewat penyakit misterius yang
melumpuhkan Kota Wuhan, China. Tragedi pada akhir 2019 tersebut terus
berlanjut hingga penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh dunia. Dikutip
dari CNN, berikut beberapa hal yang wajib diketahui seputar perkembangan
Coronavirus, yang biasa disebut virus Corona atau COVID-19, hingga mewabah
dan jadi pandemi.

Dengan adanya tindakan dari tenaga medis akan meminimalkan penularan


virus Corona atau COVID-19 pada keluarga dan masyarakat dan dilakukan upaya-
upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan informasi Corona
atau COVID-19t dan melakukan pola hidup bersih dan sehat.

3
4

B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan menganalisis dan dalam melakukan asuhan kebidanan komprehensif
maupun pendokumentasian kebidanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
untuk Novel Coronavirus (Covid-19)

C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan mahasiswa tentang
menganalisis dan dalam melakukan asuhan kebidanan komprehensif maupun
pendokumentasian kebidanan meliputi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) untuk Novel Coronavirus (Covid-19)

b. Bagi Institusi
Sebagai aplikasi bahan bacaan dan referensi dimasa yang akan datang dari
ilmu Kebidanan Komprehensif yang didapat selama perkuliahan dan selama
praktik klinik.

c. Bagi Lahan Praktik


Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan juga diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan
kebidanan yang efektif.

4
5

BAB II
RESUME MATERI KURSUS

A. MODUL I KESIAPAN, KESIAGAAN DAN PPI


a. KESIGAPAN
Kesigapan adalah kapasitas dan sistem yang harus ada agar tanggapan
yang cepat dan efektif dapat dilakukan jika terjadi bencana kedaruratan
kesehatan (dalam situasi saat ini: pengimporan kasus COVID-19) dan agar
sigap membatasi perluasan kejadian (wabah) secara “agresif”.
Delapan pilar tanggapan kesehatan masyarakat:
 Koordinasi, perencanaan dan pemantauan tingkat nasional
 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
 Surveilans, penyelidikan epidemiologis, tanggapan cepat dan
penyelidikan kasus
 Titik masuk
 Laboratorium nasional
 Pencegahan dan pengendalian infeksi
 Manajemen kasus
 Dukungan dan logistic operasi, termasuk rencana kontinjensi dan
mekanisme pendanaan

b. KESIAGAAN DAN PPI


Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah pendekatan ilmiah yang
disertai solusi praktis untuk mencegah bahaya dari infeksi atas pasien dan
tenaga kesehatan didasarkan pada prinsip-prinsip penyakit menular,
epidemiologi, ilmu social dan penguatan system kesehatan, dan berakar
dalam kualitas layanan keselamatan dan kesehatan pasien.
Manfaat PPI meliputi :
1. melindungi diri anda
2. lindungi pasien anda
3. lindungi keluarga dan komunitas anda

5
6

Tujuan-tjuan PPI dalam kesiapan wabah


1. Mengurangi penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan keselamatan staf, pasien dan pengunjung
3. Meningkatkan kemampuan organisasi/ fasilitas kesehatan untuk
menanggapi suatu wabah
4. Mengurangi risiko makin parahnya wabah karena rumah sakit (fasilitas
layanan kesehatan) itu sendiri

Syarat-syarat Minimum PPI :


CC1 – Ada Program PPI berjalan dengan setidaknya satu pelaksana utama
PPI terlatih purnawaktu dan anggaran khusus PPI.
• Layanan primer: petugas penghubung PPI (IPC link person) terlatih
• Layanan sekunder: 1 pelaksana utama PPI per 250 tempat tidur dengan
waktu dan anggaran khusus
• Layanan tersier: 1 pelaksana utama PPI terlatih purnawaktu per 250 tempat
tidur dengan waktu dan anggaran khusus + komite PPI multidisipliner +
akses laboratorium mikrobiologi

CC2 – Panduan PPI nasional berbasis bukti yang disesuaikan dengan


konteks local
• Layanan primer: Minimal SOP tentang pencegahan standar dan dasar-
dasar pencegahan berbasis penularan
• Layanan sekunder dan tersier: SOP tambahan tentang operasi, pencegahan
infeksi terkait layanan kesehatan (HAI), dan kesehatan kerja

CC3 – Pendidikan & Pelatihan: Kebijakan nasional yang mengharuskan


semua tenaga kesehatan mendapatkan pelatihan PPI + kurikulum PPI
nasional + pemantauan efektivitas pelatihan PPI
• Semua tingkat layanan: Pelatihan PPI untuk semua staf dan petugas
kebersihan (cleaner) klinis garis depan di awal masa kerja (ditambah

6
7

pelatihan fasilitas layanan tersier setiap tahun) + pelatihan PPI spesifik


untuk pelaksana utama PPI

CC4 – Grup teknis nasional yang mengembangkan rencana surveilans


infeksi terkait layanan kesehatan (HAI) dan pemantauan PPI
• Layanan primer-sekunder: Surveilans HAI bukan syarat minimum tetapi
harus mengikuti rencana nasional.
• Layanan tersier: Surveilans aktif HAI dan AMR dan umpan balik harus
menjadi kegiatan inti program PPI.

CC5 – Strategi Penyempurnaan Multimodal (MMIS) harus diterapkan dalam


intervensi PPI
• Layanan primer: MMIS harus menerapkan langkah-langkah prioritas PPI
(kebersihan tangan, keamanan pemberian suntikan, dekontaminasi peralatan
medis, kebersihan lingkungan)
• Layanan sekunder: MMIS untuk implementasi semua pencegahan standar
dan berbasis penularan dan untuk triase
• Layanan tersier: sama seperti layanan sekunder + MMIS untuk jenis HAI
tertentu (mis., CLABSI) sesuai risiko dan epidemiologi setempat

CC6 – Grup teknis nasional untuk pemantauan PPI, mengembangkan


rencana + rekomendasi tentang indikator + sistem + pelatihan PPI
• Layanan primer: memonitor indikator-indikator PPI berdasarkan prioritas-
prioritas PPI (lihat CC5)
• Layanan sekunder dan tersier: petugas yang khusus bertanggung jawab atas
pemantauan PPI dan umpan balik yang tepat waktu + kebersihan tangan
sebagai indikator prioritas
Penanggung jawab PPI

Peran dari penanggung jawab, tim atau komite PPI, meliputi :


1. Penanggung jawab PPI
• Pengetahuan: memiliki pemahaman tentang strategi PPI dalam situasi

7
8

wabah/epidemi, dll
2. Fasyankes
• Infrastruktur
• Kebijakan dan penyusunan SOP
• Kajian, kesiapan dan kesiagaan
3. Komite PPI
• Berpartisipasi dalam respon dan pemulihan
• Berpartisipasi dalam surveilans & monitoring
• Tatalaksana pasien
• Edukasi

B. MODUL 2 EPIDEMIOLOGI, FAKTOR RISIKO, DEFINISI DAN


SIMPTOMOLOGI
1. Epidemiologi
 Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai
penyakit, mulai dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah.
Seringkali CoV bersifat zoonotik (ditularkan dari hewan ke manusia).
 seperti Middle East Respiratory Syndrome [MERS] dan Severe Acute
Respiratory Syndrome [SARS]
 Beberapa coronavirus diketahui beredar di antara hewan dan belum
menular kepada manusia.
Mode penularan: tetesan kecil cairan (droplet) yang disebarkan orang yang
terkena, kontak dengan sekresi pernapasan pasien, permukaan dan
peralatan yang terkontaminasi.
• Penularan dari hewan dan dari orang ke orang.
• Belum ada obat atau vaksin, baru ada langkah-langkah pendukung saja.

2. Faktor Risiko
Para pakar dari World Health Organization (WHO) dan The Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan ada beberapa
faktor risiko yang menjadikan Covid-19 menginfeksi seseorang secara
lebih parah. Mengutip situs CDC, Senin (13/4/2020), berikut faktor risiko

8
9

Covid-19 menginfeksi seseorang secara lebih parah:


1. Mereka yang berusia di atas 65 tahun
2. Mereka yang tinggal di panti jompo
3. Mereka dengan beberapa kondisi medis termasuk: - Penyakit paru
kronis dan asma akut - Penyakit jantung yang serius -
Immunocompromised seperti penyakit kanker, transplantasi organ,
perokok, defisiensi imun, HIV/AIDS, dan beberapa penyakit imun
lainnya
4. Mereka yang mengalami obesitas (BMI 40 atau lebih tinggi)
5. Mereka yang diabetes
6. Mereka dengan penyakit ginjal kronis
7. Mereka dengan penyakit hati
``WHO Selidiki Laporan Pasien Covid-19 yang Sembuh tapi Hasil Tes
Positif Lagi Lisa Maragakis, M.D., M.P.H selaku Senior Director of
Infection Prevention di John Hopkins Medicine University mengatakan
bahwa 8 dari 10 kematian akibat Covid-19 di AS adalah pada pasien
berusia di atas 65 tahun. “Sekitar 6 hingga 29 persen pasien berusia di atas
85 tahun membutuhkan perawatan intensif,” tuturnya seperti dikutip dari
situs resmi John Hopkins Medicine University.
Disebabkan oleh beberapa hal:
1. Orang berusia lanjut memiliki masalah kesehatan jangkapanjang
sehingga lebih berisiko ketika terkena virus
2. Daya tahan tubuh seseorang berkurang ketika menginjak usia senja,
sehingga sulit melawan infeksi
3. Lapisan pada paru kurang elastis pada masa tua, sehingga penyakit
seperti Covid-19 cukup mematikan
4. Inflamasi pada orang usia senja bisa lebih membahayakan, dan
menyebabkan kerusakan organ.

3. Definisi
Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai
penyakit, mulai dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah
seperti Middle East Respiratory Syndrome [MERS] dan Severe Acute
Respiratory Syndrome [SARS] Novel coronavirus (nCoV) adalah galur
baru yang sebelumnya belum ditemui pada manusia
Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai
penyakit, mulai dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah.

4. Simtologi

9
10

Tanda dan Gejala


Tahap Awal:
Demam (>38C)
Gejala-gejala pernapasan:
• Batuk
• Sesak napas
• Pilak
• Badan lemah
• Tidak enak badan
• Mual/muntah
• Diare
• Sakit kepala
Tahap Lanjut:
Semua gejala tersebut ditambah
• Radang paru-paru
• Bronkitis

C. MODUL 3 PPI DALAM KONTEKS COVID-19

1. Nasihat umum WHO untuk COVID-19


Hindari kontak jarak dekat dengan orang yang menderita infeksi
pernapasan akut
• Seringlah membersihkan tangan, terutama setelah kontak langsung
dengan orang sakit atau lingkungannya
• Orang yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut harus
mengikuti etika batuk/bersin, mengenakan masker medis dan mencari
perawatan medis jika mengalami kesulitan bernapas
2. Nasihat perjalanan WHO
WHO tidak menganjurkan langkah-langkah kesehatan tertentu untuk
orang yang melakukan perjalanan.
• Jika seseorang menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan
penyakit pernapasan akut selama atau setelah melakukan perjalanan,
orang tersebut disarankan mencari pertolongan medis dan
menginformasikan riwayat perjalanannya dengan tenaga kesehatan
yang menanganinya.

10
11

3. WHO menganjurkan strategi-strategi PPI untuk mencegah atau


membatasi penularan di tempat layanan kesehatan termasuk:
1. menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua
pasien;
2. memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan pengendalian
sumber
3. menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas
kasuskasus suspek infeksi COVID-19;
4. menerapkan pengendalian administratif; dan
5. menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.

4. Unsur-unsur Langkah Pencegahan Standar


1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan
aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
dengan aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah

5. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan untuk kasus-


kasus COVID-19
Langkah pencegahan tambahan didasarkan pada cara transmisi :
1. Cara langsung
Kontak langsung Kontak langsung terjadi melalui sentuhan;
seseorang dapat mentransmisikan mikroorganisme kepada orang lain
melalui sentuhan kulit atau dengan permukaan, tanah atau tumbuhan
Penyebaran percikan (droplet) Penyebaran percikan berarti

11
12

penyemburan aerosol relatif besar dalam jarak dekat yang dihasilkan


oleh bersin, batuk, atau bahkan
2. Cara tidak langsung
Kontak tidak langsung Transmisi tidak langsung berarti perpindahan
agen infeksi dari reservoir ke pejamu Transmisi udara terjadi ketika
agen infeksi terbawa nukleus debu atau percikan yang melayang di
udara Kendaraan (vehicle) dapat secara tidak langsung
mentransmisikan agen infeksi Vektor dapat membawa agen infeksi
atau menyokong pertumbuhan atau perubahan agen
Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19 (1)
• Langkah-langkah pencegahan kontak dan percikan untuk semua
pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19
• Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan hanya untuk
prosedur yang menghasilkan aerosol (seperti pengisapan lendir
(suctioning) terbuka saluran pernapasan, intubasi, bronkoskopi, RJP)
• Semua pasien penyakit pernapasan harus ditempatkan di ruangan
tunggal, atau berjarak minimal 1m dari pasien lain waktu menunggu
ruangan
• Suatu tim tenaga kesehatan harus dikhususkan untuk merawat hanya
pasien suspek
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD: masker medis, pelindung
mata atau wajah, jubah, dan sarung tangan
• Kebersihan tangan harus dijalankan setiap kali “5 Momen” WHO
berlaku, dan sebelum APD dan setelah melepas APD
6. Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19
• Jika mungkin peralatan hanya digunakan sekali, khusus untuk satu
pasien dan didisinfeksi sebelum digunakan kembali
• Hindari memindahkan kasus suspek atau terkonfirmasi – jika perlu,
pastikan pasien mengenakan masker. Tenaga kesehatan harus
mengenakan APD yang sesuai.
• Pembersihan rutin lingkungan sangat penting

12
13

• Batasi jumlah tenaga kesehatan, pengunjung dan anggota keluarga


yang berkontak dengan pasien. Jika perlu, semua orang harus
mengenakan APD.
• Semua orang yang masuk kamar pasien (termasuk pengunjung)
harus dicatat (untuk tujuan penelusuran kontak).
• Langkah-langkah pencegahan harus tetap dijalankan hingga gejala
hilang

7. Langkah-langkah pencegahan kontak


• Kamar tunggal
• Pasien tetap di kamar
• Kebersihan tangan sesuai “5 Moment”, terutama sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan sesudah melepas APD
• Jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan bersarung
atau tidak bersarung yang terkontaminasi.
• Staf harus mengenakan APD yang sesuai: jubah + sarung tangan
• Pembersihan peralatan, disinfeksi, dan sterilisasi yang sesuai
• Pembersihan lingkungan disempurnakan
• Jangan mengkontaminasi permukaan yang tidak termasuk dalam
perawatan pasien langsung (seperti gagang pintu, tombol lampu,
ponsel)

8. Langkah-langkah pencegahan percikan


• Kamar tunggal
• jika ruangan tunggal tidak tersedia, pisahkan pasien dari pasien lain
setidaknya dengan jarak 1 m
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD sesuai :
• Masker medis
• Perlindungan mata (kacamata atau pelindung wajah)
• Jubah
• Pasien harus tetap tinggal di kamar (gerakan terbatas)

13
14

• Jika harus dipindahkan/bergerak, pasien wajib mengenakan masker


medis dan menggunakan rute perpindahan yang sudah ditentukan
sebelumnya untuk meminimalisasi paparan untuk staf, pasien lain
dan pengunjung.

9. Perawatan di Rumah (Home Care) – untuk Tenaga Kesehatan


Pasien dengan penyakit pernapasan ringan kemungkinan
memerlukan perawatan di rumah.
WHO menganjurkan agar pasien terus berkomunikasi dengan
pemberi layanan kesehatan atau pihak kesehatan masyarakat selama
periode perawatan di rumah – hingga gejala-gejala sembuh.
Tenaga kesehatan harus :
• Mengenakan masker dan menjalankan kebersihan tangan dengan
baik, saat merawat
• Jelaskan kepada pasien cara membatasi paparan kepada keluarganya.
Ajarkan juga etika pernapasan dan kebersihan tangan (tutup mulut
dan hidung saat batuk atau bersin).
• Jelaskan kepada pemberi perawatan tentang cara merawat dengan
benar anggota keluarga yang sakit seaman mungkin; dan berikan
dukungan, penjelasan dan pemantauan terus-menerus kepada pasien
dan keluarga Perawatan di Rumah (Home Care)
10. Perawatan di Rumah – oleh pemberi perawatan Pemberi
perawatan dan anggota keluarga harus (jika memungkinkan) :
• Diberi tahu jenis perawatan yang harus diberikan dan penggunaan
perlindungan yang tersedia untuk menutupi hidung dan mulut
• Jika tidak memberikan perawatan, pastikan pemisahan fisik (pisahkan
di ruang lain atau setidaknya 1 meter) dari orang lain di rumah
• Ingatkan kepada pasien untuk mengenakan masker ketika ada
anggota keluarga lain (jika memungkinkan)

14
15

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai


penyakit, mulai dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah seperti
Middle East Respiratory Syndrome [MERS] dan Severe Acute
Respiratory Syndrome [SARS] Novel coronavirus (nCoV) adalah galur
baru yang sebelumnya belum ditemui pada manusia.
Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai
penyakit, mulai dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah.
Tanda dan Gejala
Tahap Awal:
Demam (>38C)
Gejala-gejala pernapasan:
• Batuk
• Sesak napas
• Pilak
• Badan lemah
• Tidak enak badan
• Mual/muntah
• Diare
• Sakit kepala
Tahap Lanjut:
Semua gejala tersebut ditambah
• Radang paru-paru
• Bronkitis
Kesigapan adalah kapasitas dan sistem yang harus ada agar
tanggapan yang cepat dan efektif dapat dilakukan jika terjadi bencana
kedaruratan kesehatan (dalam situasi saat ini: pengimporan kasus
COVID-19) dan agar sigap membatasi perluasan kejadian (wabah) secara
“agresif”.

15
16

Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah pendekatan ilmiah


yang disertai solusi praktis untuk mencegah bahaya dari infeksi atas
pasien dan tenaga kesehatan didasarkan pada prinsip-prinsip penyakit
menular, epidemiologi, ilmu social dan penguatan system kesehatan, dan
berakar dalam kualitas layanan keselamatan dan kesehatan pasien.
Unsur-unsur Langkah Pencegahan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan
aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
dengan aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah

B. SARAN
Mengingat pentingnya peran tenaga kesehatan Terkait Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Corona Virus (Covid-19)
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
baik dosen pembibing Institusi demi kesempurnaan LP ini.

16
17

DAFTAR PUSTAKA
Laman Coronavirus Utama WHO
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019

Semua dokumen panduan teknis coronavirus (COVID-19)


https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-
guidance

Dokumen PPI
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-
guidance/infection-prevention-and-control
https://www.who.int/infection-prevention/publications/en/

Pertanyaan dan Jawaban


https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses

17

Anda mungkin juga menyukai