Disusun Oleh :
Catur Ima Wulandari
Caturini Meidya Nugrahasari
Fizra Nur Fadia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
“Kekurangan Energi Protein (KEP)” ini dengan tepat waktu. makalah ini disusun
sebagai tugas mata kuliah Metabolisme Energi dan Zat Gizi Makro.
Adapun makalah ini disusun berdasarkan pengamatan dari internet dan
buku yang ada kaitannya dengan makalah yang dibuat. Dalam penyusunan
makalah initentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh
karena itu tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada orang tua,
teman-teman dan dosenpembimbing yang telah membantu hingga selesainya
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini menyadari masih banyak kekurangan
dankelemahannya. Oleh karena itu mengharapkan kritik dan saran yang
bersifatmembangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia berbagai macam jenis penyakit yang beredar di
kalanganmasyarakat. Faktor pencetus banyaknya resiko penyakit yang
ditimbulkan berawaldari kebiasaan makan, pola hidup yang tidak sehat dan
kurangnya pengetahuan terkaitinformasi kesehatan.
Salah satu penyakit yang banyak terdapat pada masyarakat Indonesia
yaitukurang energi protein (KEP), Menurut Atik dkk (2016), Kurang energi
protein (KEP)yaitu seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energiprotein dalam makan sehari-hari dan atau
gangguan penyakit tertentu sehingga tidakmemenuhi angka kecukupan gizi
(AKG). Kurang energy protein merupakan keadaankuang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalammakanan
sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. KEP itu
sendiridapat digolongkan menjadi KEP tanpa gejala klinis dan KEP dengan
gejala klinis.Secara garis besar tanda klinis berat dari KEP adalah
Marasmus, Kwashiorkor, danMarasmus-Kwashiorkor.
Selain itu, penyakit kurang energy protein (KEP) juga merupakan
penyakitterbanyak yang diderita oleh masyarakat Indonesia yaitu pada anak-
anak. Penyakitkurang energy protein yaitu kondisi kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnyakonsumsi energy dan protein dalam makanan
sehari-hari. Penyebab dari KEP iniadalah kurangnya konsumsi sumber
bahan makanan yang mengandung protein yangberasal dari protein hewani
dan nabati. Untuk mengkaji lebih lanjut terkait dengan penyakit hipertensi
dan KEP, maka penulis akan membahas lebih lanjut pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kekurangan Energi Protein (KEP)?
2. Bagaimana patofisiologi pada Kekurangan Energi Protein (KEP)?
3. Bagaimana metabolisme energi pada kondisi Kekurangan Energi Protein
(KEP)?
4. Apa akibat kondisi Kekurangan Energi Protein (KEP)?
5. Bagaimana penatalaksanaan gizi pada Kekurangan Energi Protein
(KEP)?
C. Tujuan
1. Untuk memahami Kekurangan Energi Protein (KEP)
2. Untuk mengetahui patofisiologi Kekurangan Energi Protein (KEP)
3. Untuk mengetahui metabolismme energi pada kondisi Kekurangan Energi
Protein (KEP)
4. Untuk penatalaksanaan gizi pada Kekurangan Energi Protein (KEP)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Patofisiologi KEP
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein,
atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan,
tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar
dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol
dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh
akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira
kehilangan separuh dari tubuh (Atik dkk, 2016).
C. Metabolisme kondisi energi KEP
D. Penatalaksanaan Gizi Kekurangan Energi Protein
Terdapat empat fase perawatan dan pengobatan kurang energy protein (KEP)
yaitu:
a. Fase Stabilisasi
Merupakan fase awal penanganan kurang energy dan protein berlangsung
selama 1-2 hari namun dapat dianjutkan hingga sejminggu sesuai dengan
kondisi klinis balita. Diet pada fase ini bertujuan untuk menstabilkan status
metabolic tubuh dan kondisi klinis anak. Pemantauan pada fase ini yakni klinis,
edema, asupan formula, konsistensi feses, volume urin dan berat badan.
b. Fase Transisi
Merupakan fase peralihan dimana bertujuan untuk memberi kesempatan tubuh
untuk beradaptasi terhadap asupan yang diberikan semakin meningkat. Tujuan
dari fase ini yakni agar tubuh beradaptasi terhadap pemberian energy dan
protein. Pemantauan pada fase ini yakni klinis, edema, asupan formula,
konsistensi feses, volume urin dan berat badan.
c. Fase Rehabilitasi
Merupakan fase dengan pemberian makanan tumbuh kejar. Pemberian makanan
berupa F100 diberikan secara bertahap ditambah makanan sesuai berat badan.
Fase ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Tujuan diet pada fase ini
yakni memberikan makanan yang adekuat untuk tumbuh kejar, memotivasi balita
tersebut agar dapat menghabiskan formula yang diberikan dan ibu tetap
memberikan ASI. Pemantauan pada fase ini yakni pada asupan formula yang
dikonsumsi oleh balita serta kenaikan berat badannya.
d. Fase Tindak Lanjut
Merupakan fase lanjutan pemberian makanan untuk tumbuh kejar dengan PMT-
P (Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan)
Kebutuhan Zat Gizi Untuk Kurang Energi Protein
Kebutuhan zat gizi untuk kurang energy dan protein yakni sebagai berikut:
Zat Gizi Stabililasi Transisi Rehabilitasi
Energi 80-100 100-150 150-220
kkal/kgBB/hr kkal/kgBB/hr kkal/kgBB/hr
Protein 1-1.5 g/kgBB/hr 2-3 g/kgBB/hr 4-6 g/kgBB/hr
Cairan 130 ml/kgBB/hr 150 ml/kgBB/hr 150-200
100 ml/kgBB/hr ml/kgBB/hr
Bila mengalami
edema berat
Macam Diet F75 F100 F100
Langkah-langkah tata laksana pada kurang energy protein yakni sebagai berikut:
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA