NEUROLOGI
ilmu yang mempelajari penyakit pada :
SSP Sambungan saraf otot
SS Perifer Otot
Susunan Saraf
I. SSP : Brain = encephalon
Spinal cord = medula spinalis
II. SS Perifer : N. kranialis
N. Spinalis
▫ Vermis
▫ Dua lobus lateralis
just 4 me
Modified by suskalara g
Otak merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh mengatur segala aktivitas tubuh
Sistem motorik Formatio Retikularis
mengatur pergerakan kesadaran
Sistem sensorik SSO fungsi otonom
sensibilitas Fungsi kortikal luhur
Sistem visual kualitas kesadaran
penglihatan Penuaan, degenerasi &
Sistem auditorik regenerasi demensia, dll
pendengaran
Sistem vestibular
keseimbangan
Sistem limbik
fungsi limbik
just 4 me
Modified by suskalara g
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
ANAMNESA
Amat membantu menegakkan diagnose : misalnya EPILEPSI EEE hanya membantu menegakkan diagnose
Syarat :
Jelas / benar
Terarah dan terperinci
Tarik kesimpulan
Misalnya : lemah pada lengan dan tungkai
Tiba tiba atau perlahan
DD HEMIPARESE
1. Stroke
2. SOL - perlahan
3. Infeksi ( Meningitis, Encepalitis ) Riwayat demam, (+) tanda infeksi
4. Trauma ada riwayat trauma
Riwayat Keluarga :
Faktor Herediter : Diturunkan ( bapak, ibu, kakek, nenek ) – genetika
Faktor Familier : dialami oleh saudaranya ( kakak, adik )
just 4 me
Modified by suskalara g
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Tdd :
- Sensorium - Kranium
- Perangsangan meningeal - peningkatan TIK
- Saraf cranial - motorik
- Gerak spontan abnormal - system sensibilitas
- Reflex - koordinasi
- Vegetative - vertebra
- Tanda perangsangan radikuler - gejala serebellar
- Ekstrapiramidal - fungsi luhur
1. SENSORIUM
Kuantitatif
SKALA KOMA GLASGOW
VISUAL Spontan 4
Atas panggilan 3
Terhadap nyeri 2
Tidak ada respon 1
VERBAL Orientasi baik 5
Bingung 4
Bicara tidak jelas 3
Mengerang 2
Tidak mengucapkan kata 1
MOTORIK Menurut perintah 6
Mengetahui lokasi nyeri/sakit 5
Reaksi menghindar 4
Dekortikasi (ext fleksi ) 3
Deserebrasi (ext extensi ) 2
Tidak ada reaksi 1
DERAJAT KESADARAN
1. Compos mentis :
- Orientasi baik, sikap awas waspada
2. Apatis
- Tidak peduli lingkungan
- Bisa buka mata tidak mau diajak bicara
- Gerak spontan (+)
3. Somnolen
- Ngantuk – tidur mudah bangun dengan suara
- Gerak dan bicara spontan (+)
- Mampu menangkis nyeri
4. Sopor
- Tidur nyenyak
- Respon verbal (-)
- Respon motorik (+) terhadap nyeri kuat
5. Koma
- Gerak spontan (-) terhadap nyeri (-)
- Gangguan defekasi dan miksi (+)
Kualitatif
Mencakup daya pengolahan dan interpretasi persepsi
Contoh : membaca dan menulis
2. KRANIUM
3. PERANGSANGAN MENINGEAL
1. KAKU KUDUK
- Pasien berbaring, pemeriksa sebelah kanan pasien
- Tangan kiri diletakkan dibawah kepala pasien, tangan kanan di dada
- Kepala digerakkan kiri/kanan apakah ada tahanan meningismus
- Kepala di fleksikan sampai menyentuh dada tahanan (+) kaku kuduk (+)
2. KERNIG’S SIGN
- Pasien berbaring
- Tungkai di fleksikan pada sendi panggul maksimal
- Tungkai di ekstensikan pada sendi lutut sampai sudut 135°
- Jika < 135° nyeri (+) Kernig’s sign (+)
3. BRUDZINSKI I
- Lakukan tes kaku kuduk
- Fleksi bilateral kedua tungkai Brudzinski I (+)
4. BRUDZINSKI II
- Lakukan pemeriksaan Kernig’s Sign
- Fleksi Tungkai Kontralateral Brudzinski II (+)
5. BRUDZINSKI III
- Penekanan pada os. Zigomatikum
- Fleksi Kedua tungkai pada sendi panggul & lutut brudzinski III (+)
6. BRUDZINSKI IV
- Penekanan pada simfisisi pubis
- = respon Brudzinski III
4. PENINGGIAN TIK
1. MUNTAH :
- Muntah proyektil
- Tidak didahului oleh mual dan tidak ada gangguan GIT
2. SAKIT KEPALA
- Sakit kepala hebat dan menyeluruh
- Terus menerus / tidak berkurang dengan pemberian analgetik
- Diperberat jika batuk, bersin, mengedan
- Terutama pada pagi hari
3. KEJANG
- Bersifat umum atau fokal, tonik/klonik
- Tidak dijumpai riwayat kejang
- Penurunan kesadaran (+)
1. N.OLFAKTORIUS
just 4 me
Modified by suskalara g
Cara pemeriksaan
Kedua mata ditututup
Didekatkan ke hidung satu per satu hidung bahan spt : kopi, vanili, jeruk, teh
Kelainan :
Anosmia : daya penciuman hilang
Hyposmia : daya penciuman menurun
Parosmia : Penciuman salah / tidak sesuai dengan rangsangan
Cacosmia : penciuman yang tidak menyenangkan ( bau busuk/kakus)
Unsinate fit : halusinasi penciuman (tanpa ada rangsangan ) pada epilepsy lobus
temporalis , dan lesi pada pusat penciuman pengecapan / girus uncinatus
Sindroma Foster Kennedy : akibat tumor lobus Frontalis tdd :
-anosmia ipsilateral
-papil atropi ipsilateral
-papil edema kontralateral
2. N. OPTIKUS
2. PENGLIHATAN WARNA
Tes dengan kartu Iskhara & Stilling ( pasien disuruh membaca angka yang berwarna
3. LAPANGAN PANDANG
TES KONFRONTASI DONDLER
Syarat : mata pemeriksa harus normal
Pasien sadar, koperatif dan bisa duduk
Cara :
- Pasien dan pemeriksa duduk berhadapan dengan jarak 60-100 cm
- Mata yang setentang ditutup salah satu pasien dan pemeriksa saling menatap
- Pemeriksa menggerakkan benda atau jari diantaranya dari lateral memasuki lapangan pandang
- Jika pasien melihat benda pasien menyebut
- Hasil apakah lapangan pandang normal atau menyempit.
SCOTOMA
Adalah bintik / bercak hitam ( bintik yang tidak dapat dilihat ) pada lapangan pandang
Scotoma (+) : pasien mengeluh ada bintik buta
Scotoma (-) : pada pemeriksaan pasien baru mengeluh
HEMIANOPSIA
Adalah kehilangan separuh lapangan pandang
5. REFLEKS ANCAMAN
Dengan gerakan tangan mengarah ke mata ( seperti mengancam ) mata berkedip
Aferen : N.II Eferen : N.VII Inti : Pons
3. N.OCULOMOTORIUS
N.TROCHLEARIS
N. ABDUSEN
Pemeriksaan fungsi pergerakan bola mata
A.
GERAKAN BOLA MATA
N.III m. Rectus medialis gerakan ke medial
m. Rectus superior garakan ke atas
m. Rectus inferior gerakan ke bawah
m. Obliqus inferior gerakan memutar ke atas
N. IV m. Obliqus Superior gerakan memutar ke bawah
N.VI m. Rectus lateralis gerakan ke lateral
Gerakan bola Mata :
Saccade : mata secara reflex ditujukan ke suatu objeks
Persuit : mata mempertahankan melihat suatu objek yang bergerak
Deviasi Konjugae : mata terfiksasi melihat ke satu arah, tidak bisa melihat kearah lain
Lesi kortikal : - lesi iritatif : mata dilirikkan kearah kontralateral
-Lesi paralitik : mata dilirikkan kearah ipsilateral
Lesi pons
Nistagmus : Gerakan bolak balik mata yang involunter dan ritmik dengan komponen cepat ke 1 arah
dan komponen lambat ke arah lain
Nistagmus Fisiologis : - Volunter 1-2 detik. Misalnya saat melihat benda bergerak ( di
kereta api ) Nistagmus optokinetik
-Tes Kalorimetri : COWS (cold opposite warm same )
Nistagmus patologik
C. PUPIL
N.III ………………….m dilator pupil dan m. spincter pupil
Normal = 2-3 mm, isokor. diameter kanan=kiri
Anisokor bila perbedaan diameter pupil >1 mm
D. RIMA PALPEBRA : jarak sisi kelopak mata atas dan bawah ( N=7mm )
4. N. TRIGEMINUS
A. MOTORIK
- Membuka & menutup mulut : melihat rahang bawah apakah terdorong kea rah yang lemah waktu
membuka mulut.
- Meraba m.masseter & temporalis saat pasien menggigit sekuatnya kiri=kanan
- Melihat kekuatan otot pasien menggigit Tounge spatel dari kayu dengan geraham dilihat
kedalaman gigitan
Rahang digerakkan ke kanan dan kiri saat menggigit paresis kanan rahang tidak bisa
digerakkan ke kiri.
B. SENSORIK
N.V Sensorik tdd
Cabang Opthalmikus (NV1) : pelipis, dahi, palpebra superior, kornea, konjunctiva, mukosa sinus
paranasalis, mukosa septum nasi atas/bawah/lat, duktus lacrimalis
Cabang Maxilaris (NV2 ) : Pipi, kelopak mata bawah, mukosa septum nasi post, bibir atas, hidung,
mukosa sin maxilla, gigi dan gusi atas, langit2 keras dan lunak
Cabang mandibula (NV3) :kulit pipi, dagu, bibir bawah,gigi dan gusi bawah, rahang bawah, dasar mulut,
lidah, kel.parotis, proprioseptik otot rahang
C. PEMERIKSAAN REFLEKS
Refleks KORNEA
Aferen N.V Eferen N.VII Pusat Pons
Dengan cara menyentuhkan kapas ke kornea mata
Respon : penutupan kelopak mata
R.Kornea direct respon dilihat pada mata yang dirangsang
R. Kornea indirek pada mata sebelahnya
Refleks MASSETER
Aferen N.V Eferen N. V Pusat Pons
Pasien disuruh membuka mulut sedikit ( mengucapkan huruf AAAA ) letakkan jari telunjuk
pemeriksa di dagu pasien ketuk dengan reflex hammer
Respon : kontraksi m.maseter dan m.temporalis ( berupa penutupan sedikit mulut tiba-tiba)=
Normal
Penutupan mulut tiba-tiba dan kuat lesi UMN
Refleks BERSIN
Aferen N.V Eferen N.V, VII, IX,X Pusat Batang Otak
Dengan cara merangsang mukosa hidung
Respon : bersin
5. N.FASIALIS
Pemeriksaan motorik wajah ( ekspresi wajah ) dan sensori pada pengecapan , kelenjar ludah dan air mata
A. MOTORIK
just 4 me
Modified by suskalara g
Mimik : dilihat adanya parese ( jatuh pada sudut mulut yang sakit )/ tertarik ada / tidak
sulcus
Kerut kening :
Menutup mata : Lagopthalmus tidak bisa menutup mata
Pasien meniup sekuatnya : pasien menggembungkan pipinya tangan pemeriksa menekan
pipi udara keluar dari sisi yang lemah
Memperlihatkan gigi : apakah sudut mulut tertarik ke sisi yang sehat
Tertawa : apakah otot wajah bisa kontraksi
B. SENSORIK
F : Pengecapan 2/3 depan lidah.
Cara : -pasien diberi tahu kode/ isarat jika dapat merasakan atau tidak ( tidak boleh dengan
Menyebut )
-Lidah dijulurkan dan bahan disentuhkan ke lidah.pasien tidak boleh mengetahui bahan tsb
sebelumnya
-Ditanya untuk dijawab dengan isarat tsb
Bahan : gula, garam, kinine
D. REFLEKS STEPEDEAL
Dipasang stetoskop pada kedua telinga membrane stetoskop di ketuk respon
melepaskan stetoskop karena suara kuat.
HIPERAKUSIS
Suara yang diterima pasien lebih kuat intensitasnya akibat kelumpuhan n. Stapedeus
PREBIASKUSIS == hiperakusis yang terjadi pada orang tua
BELL’S PALSY
Kelumpuhan n. Facialis perifer yang timbul akut, penyebabnya belum diketahui, sebagian
besar sembuh yang alin dengan gejala sisa : kontraktur, spasma
BELL PHENOMEN
Karena tidak bisa menutup mata bola mata diputar keatas sehingga yang tampak hanya
putihnya saja
6. N. VESTIBULOKOKHLEARIS/ N.AKUSTIKUS
Pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan
PENDENGARAN / AUDITORIUS
o TES BERBISIK
Mendengar suara detak arloji di ruang kedap suara (6x6 m)
o RINNE TEST
Membandingkan hantaran udara dan tulang ----------hantaran udara lebih baik dari tulang
- Garpu tala dibunyikan dan diletakkan pada tulang mastoid.
- Jika gataran hilang di dekatkan ke telinga normal masih terdengar suara
o WEBER TEST
Lateralisasi pendengaran
- Garpu tala dibunyikan dan diletakkan pangkalnya pada pertngahan kepala
- Di dengar pada telinga mana terdengar bunyi lebih keras
o SCHWABACH TEST
Membandingkan pendengaran pemeriksa dan penderita
- Garpu tala dibunyikan, lalu di dengarkan pemeriksa sampai tak terdengar lagi
just 4 me
Modified by suskalara g
VESTIBULARIS / KESEIMBANGAN
o Nistagmus
Tes KALORI
- Pastikan membrane tympani tidak perforasi
- Duduk dengan posisi kepala tunduk atau tidur dengan kepala semifleksi 30° dengan
bidang datar CSC tegaklurus horizontal
- Dengan menggunakan spuit disemprotkan air dingin 30°C dan hangat 44°C (beda suhu
±7°C dari normal sudah memberi respon maksimal) pada telinga kiri
- Irigasi liang telinga perlahan ± 40 detik sampai level 0.3 m di atas kepala atau 200-300 cc
nistagmus (N= 2-3 menit ) atau sampai pasien mengeluh mual dan vertigo ( N= 20-30
detik )
- Lakukan irigasi pada telinga kanan juga
- Jika tak ada reaksi sampai 3 menit, hentikan tes.
- Catat waktu mulai timbul gejala, arah nistagmus dan lamanya nistagmus
- Normal nistagmus kearah telinga yang diirigsi air hangat
Lesi perifer : respon telinga ipsilateral melemah / -
Lesi sentral : respon telinga ipsilateral meningkat
RUMUS HALLPIKE
Lama nistagmus telinga kiri dengan air dingin = I
Telinga kanan =II
Lama nistagmus telinga kiri dengan air hangat = III
Telinga kanan = IV
Jumlah I+III : jumlah II + IV ≥ 40 detik lesi perifer vertibular pada telinga yang kurang jumlahnya
Jumlah I +IV : jumlah II + III ≥ 40 detik Lesi sentral pada yang kurang jumlahnya
o VERTIGO
Perasaan dirinya berputar terhadap lingkungan atau lingkungan berputar
o TINITUS
Mendengar bunyi bising walau tidak ada stimulus suara
Mis : bunyi ombak, desir, dengung, bunyi peluit dll
7. N.GLOSOFARINGEUS
N. VAGUS
Cara : dengan tounge spatel di tekan lidah dan di lihat palatum mole, uvula dan arkus faring pada
waktu istirahat dan berfonasi aaaa….
Palatum mole : akan terlihat arkus faring yang lemah tidak terangkat saat berfonasi
Uvula : gerakan uvula saat berfonasi apakah simetris atau terdorong ke yang sehat.
Disfagia : tidak bisa menelan makanan / minuman keselak waktu makan
Disatriza : suara sengau atau bindeng
Disfonia : suara lemah
REFLEKS MUNTAH :
Aferen N.IX, X Aferen V, IX, X Pusat : Medula Oblongata
Cara : meraba dinding belakang pharing dengan kapas lidi muntah
Bandingkan kiri dan kanan.
8. N.ASSESORIUS
Pemeriksaan fungsi motorik murni untuk mengangkat bahu dan menoleh ke kiri dank e kanan
MENGANGKAT BAHU
menilai kekuatan m. Trapezeus
- Pemeriksa berdiri di belekang pasien, pasien dalam keadaan duduk
- Tangan pemeriksa menekan kedua bahu pasien dan pasien berusaha mengangkat bahu
just 4 me
Modified by suskalara g
9. N. HYPOGLOSUS
Pemeriksaan motorik murni untuk otot penggerak lidah.
LESI LMN
o Tremor : lidah keluar masuk secara involunter
o Atropi : garis tengah lidah cekung, belahan lidah tipis dan keriput
o Fasikulasi : pinggir lidah berubah, papil lidah hilang
o Deviasi lidah unilateral / ke sisi lesi
LESI UMN :
o Diviasi lidah ke kontralateral/ spastisitas unilateral
o Lidah keras, tebal
o Seperti kerang rebus
o Tidak bisa digerakkan (bilateral )
6. MOTORIK
Penilaian tropi dan tonus otot
Tropi : bentuk dan ukuran otot diukur secara objektif, jika subjektif dibandingkan dengan sebelahnya.
Normal : eutropi
Mengecil : hipotropi
Membesar : hipertropi
TONUS : diperiksa dengan cara menggerakkan sendi secara pasif, tahanan yang timbul dinilai apakah
normal ( normotoni ), meninggi ( hipertoni ), atau hipotoni dibandingkan dengan sebelahnya.
KEKUATAN OTOT :
Kekuatan otot dinilai pada :
1. Ektremitas superior Dex/ Sin
a. Sendi bahu : Flexi extensi : m.deltoideus, trapezeus, seratus ant, suprascapularis
Abduksi adduksi : m.deltoideus
b. Sendi Siku : Flexi extensi : m.bisep, trisep, brachialis, brachioradialis
c. Sendi pergelangan : Flexi extensi : m. extensor karpi radialis/ ulnaris, m. Fleksor carpi
tradialis/ulnaris
d. Sendi Carpal : articulation carpi
e. Sendi jari-jari
Tremor : gerak involunter bolak balik pada bagian tubuh, ritmik 3-5 detik akibat kontraksi otot antagonis
just 4 me
Modified by suskalara g
secara bergantian.
KHOREA : gerak involunter tidak teratur, kasar, menyentak tiba tiba, asimetris, berlangsung sebentar
Balismus : gerak involunter yang kasar pada bagian proximal dan distal seperti membanting bantingkan
Tubuh
Atetosis : gerak involunter yang lambat berliuk liuk seperti main piano. Bisa terjadi pada jari tangan dan
jari kaki
Mioklonus : Kontraksi involunter yang terbatas tanpa menimbulkan pergerakan yang
berhubunngan pada wajah, ekstremitas, rongga mulut
Spasmus : Kontraksi sekelompok otot yang besar – gerakan terbatas.
Tic : gerakan singkat yang berulang ulang, stereotipik dan kompulsif pada segmen tubuh yang kecil.
8. SISTEM SENSIBILITAS
EKTEROSEPTIF
Cara : mulailah pada sisi yang abnormal – normal
Bandingkan kiri dan kanan apakah ada perbedaan sensasi
Catat pada peta dermatom
1. NYERI : jarum tajam dan tumpul
2. SUHU : tabung berisi air dingin 5-10°C dan air hangat 40-45°C
3. RABA : kapas, bulu, rambut
PROPRIOSEPTIF
1. Getar : garpu tala
2. Gerak
3. Tekanan
4. Posisi : kemampuan untuk mengatur posisi tubuh terhadap ruang sekitarnya
9. REFLEKS
REFLEKS FISIOLOGIS
1. Biseps : Lengan difleksikan pada sendi siku 90° penokokan pada tendon biseps dengan reflex hammer
fleksi lengan bawah pada siku
Aff : n. musculocutaneus Pusat : C5-6 Eff : n. musculocutaneus
2. Triseps : Lengan bawah sedikit fleksi thd lengan atas penokokan tendon trisep 1-2 cm dari olekranon
ekstensi sendi siku
Aff : n.radialis Pusat : C6-7 Eff : n.Radialis
3. Radioperiost : Lengan bawah setengah di fleksikan pada sendi siku, tangan pronasi penokokan
proc. Stiloideus radialis fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan
Aff : n.radialis Pusat : C6,7,8 Eff : n. radialis
4. KPR : Tungkai bawah fleksi pada lutut, tendon patella diketok ( di tengah patella dan tuberositas tibia )
ekstensi tungkai bawah pada lutut
Aff : n. Femoralis Pusat : L2-3-4 Eff : n. Femoralis
5. APR : Pergelangan kaki difleksikan ( dorsofleksi ) ketok di tendon achiles plantar fleksi kaki
Aff : n. tibialis Pusat : S 1-2 Eff : N. tibialis
6. Strumple : Tapak kaki digores dari bawah ke atas plantar fleksi jari jari kaki
7. Refleks Dinding Perut : Digores perut dari lateral ke medial pada tiap sisi perut, atas dan bawah , batas
pusat kontraksi otot perut menjauhi umbilicus
just 4 me
Modified by suskalara g
8. Refleks Cremaster : digores dinding paha dalam dari bawah ke atas ( dekat scrotum ) terangkatnya /
elevasi testis ipsilateral.
REFLEKS PATOLOGIS
2. Babinsky : dengan ujung hammer telapak kaki lateral digores dari tumit sampai jempol
Respon : Dorsofleksi ibu jari dan pemekaran jari yang lain ( Fanning )
6. Oppenheim : pengurutan / ditekan kuat pada tibialis anterior dari atas ke bawah
Refleks ROSSOLIMO : dengan reflex hammer di ketuk telapak kaki dibawah jari 4
Refleks MENDEL BECHTEREW : diketuk dorsum kaki di basis jari kaki ke 4
Respon plantar fleksi jari kaki
REFLEKS PRIMITIF
1. SUCKING REFLEKS : bibir disentuh gerak bibir seperti menetek
Aff : n.V,.IX Eff : n. V,VII,IX,X,XII dan N.Spinal
10. KOORDINASI
Lenggang
Bicara : berbicara spontan, pemahaman, pengulangan, menamai
Menulis : Mikrografia pada Parkinson
Percobaan Apraksia : ketidakmampuan melakukan tindakan terampil
Mengancing baju, menyisir rambut, mengikat tali sepatu
Mimik
Tes telunjuk-telunjuk : Kedua tangan direntangkan ke samping, mata ditutup lalu telunjuk
dipertemukan di depan di tengah
Tes Telunjuk-hidung : Pasien menunjuk telunjuk pemeriksa kemudian menunjuk hidungnya sendiri
Diadokokinesia : Kemampuan melakukan gerakan secara bergantian dengan cepat dan teratur
Mis : pronasi-supinasi telapak tangan
Tes Tumit Lutut : Pasien dalam posisi berbaring kedua kaki lurus . lalu menempatkan tumit
pada lutut kaki sebelahnya digerakkan sampai ke ujung
Tes ROMBERG : Pasien berdiri tegak dengan kedua kaki sejajar bersentuhan , mata ditutup
Gangguan vestibular tidak dapat mempertahankan posisinya
11. VEGETATIF
just 4 me
Modified by suskalara g
12. VERTEBRA
Perangsanngan radikuler : nyeri yang dirasakan pada suatu radiks saraf dan menjalar sepanjang dermatom yang
dipersarafi oleh radiks tsb yang disebabkan oleh iritasi radiks
LASEQUE : kaki di fleksikan pada sendi panggul, sendi lutut tetap ekstensi
Tahanan pada sudut < 60°
NAFZIGER : membendung vena jugularis sin/dex lalu pasien siruh mengedan/ meniup dengan
mulut tertutup tekanan meningkat nyeri (+)
Ataxia : = gangguan koordinasi gerakan gangguan gerakan jalan yg tidak teratur akibat impuls
proprioseptif tidak dapat diintegrasikan
Disartria : gangguan kata kata
Tremor : Intension tremor : tremor bertambah kasar bila tangan menuju suatu sasaran / arah, hilang bila
Istirahat
Nistagmus : tes kalori
Rebound Fenomena : tidak mampu menghentikan pergerakan tepat pada waktunya.
Tangan penderita di fleksikan dan disuruh menahan tahanan dari pemeriksa
Lalu pemeriksa melepaskan tahanan dengan tiba tiba
Tangan panderita memukul tubuh/ muka sendiri
Normal : ditahan oleh m. triceps
Vertigo : gangguan orientasi di ruangan dimana perasaan dirinya berputar terhadap ruangan sekitarnya
atau ruangan yang berputar terhadapnya.
Test Romberg (+)
Kesadaran kualitatif
Ingatan baru
Ingatan lama
Orientasi : Tempat
Personal / diri
Waktu
Situasi
Intelegensia : normal / terganggu
Reaksi emosi : normal / terganggu
Daya pertimbangan : baik / kurang
just 4 me
Modified by suskalara g
Biasa dilakukan pada 36 – 60 jam setelah lahir dan diulangi tiap minggu
Pemeriksaan dirancang supaya sedikit mungkin merangsang bayi
NERVUS KRANIALIS
N. II : respon mengedipkan mata terhadap cahaya
Pemeriksaan opthalmoskope
N. III, IV, VI : pemeriksaan bentuk, ukuran dan equalitas pupil thd cahaya
Doll eye fenomen
N.V, VII : Rooting Refleks jari tangan atau putting diletakkan pada pertengahan bibir mulut
bayi akan membuka dan menoleh kea rah rangsangan
N.VIII : Bayi terkejut / berkedip saat diberi rangsang suara keras
REFLEKS LABIRIN Bayi diposisikan tegak vertical badan diputar kekanan dan ke
kiri bayi memandang kearah tsb putaran dihentikan
menoleh ke kontralateral
N.IX dan X : kemampuan menelan
Gerakan sendi : saat bayi digendong posisi kepala kebawah (vertical ) fleksi sendi lutut dan
pangkal paha untuk mengurangi beban berat
REFLEKS
Grasp Refleks : merangsang / menyentuh permukaan tangan respon mengenggam
Traction respon : tangan ditarik untuk duduk dari posisi tidur kontraksi otot bahu dan leher
Stepping respon : bayi diangkat dengan kaki menyentuh dinding / meja gerakan seperti menaiki tangga
SENSORIK : tusukan jarum pada telapak kaki tarikan pada ekstremitas yang diranngsang atau keduanya
just 4 me