Thalamus
Korteks
(Sidharta, 1988)
Formasio retikularis terdapat di sepanjang batang otak
berupa jaring, mengisi ruang antara nuklei saraf kranial,
oliva, jaras saraf asenden dan desenden menerima
serabut aferen dari medula spinalis, nuklei saraf kranial,
serebelum, hemisfer serebri proyeksi eferen ke
struktur yang sama.
Nuklei formasio retikularis terutama di mesensefalon
nuklei intralaminaris talami dan subtalamus (menerima
kolateral dari tr spinotalamikus, spinalis n.trigeminus, tr
solitarius, nukleus vestibularis dan koklearis, sistem
visual dan olfaktorik)korteks serebri luas (fungsi
aktivasi).
Bagian rostral subtansia retikularis pusat
penggugah (arousal centre) pusat aktivitas
untuk menghilangkan sinkronisasi ubah tidur
mjd keadaan awas waspada
Bila pusat tidur tidak diaktifkan pembebasan
inhibisi mesensefalon dan nuklei retikularis pons
atas aktifnya area ini secara spontan
merangsang korteks serebri dan sistem saraf tepi
mengirim banyak sinyal umpan balik ke nuklei
retikularis yg sama agar sistem ini tetap aktif
Di rostral ARAS berakhir di nuklei
intralaminaris talami dekstra dan sinistra
impuls dihantarkan secara difus ke seluruh
korteks serebri kedua sisi.
Fungsi ARAS: susunan penggalak
kewaspadaan (mengatur tingkat kesadaran dan
siklus tidur-bangun)
Fungsi neuron-neuron korteks serebri kedua
hemisfer: susunan pengemban kewaspadaan
Semua proses yang menyebabkan destruksi morfologis,
biokimia, kompresi formasio retikularis rostral dan gg difus
kedua hemisfer serebri mengacaukan fungsi ARAS
secara langsung maupun tidak langsung gg kesadaran-
koma
Gangguan neuron pengemban kewaspadaan (gg korteks
serebri menyeluruh) koma kortikal bihemisferik ct koma
akibat gangguan metabolisme sel-sel neuron korteks serebri
kedua hemisfer (koma metabolik)
Gangguan ARAS koma diensefalik ct:
Proses patologis supratentorial: tumor serebri, hematom
intrakranial, abses intrakranial
Proses patologis infratentorial: infark batang otak rostral,
kontusio serebri, tumor serebelli, arakhnoiditis
Koma kortikal bihemisferik: awalnya
ditemukan sindrom otak organik (deliruim
dengan halusinasi, paranoid, mania, depresi
dan gangguan fungsi luhur spt gg daya ingat,
orientasi/pengertian) dan tidak ditemukan
lateralisasi
Koma diensefalik: ditemukan defisit neurologis
dan tidak ditemukan sindrom otak organik
Anamnesis
Awitan penurunan kesadaran: mendadak/perlahan-lahan
Gejala-gejala sebelum gangguan kesadaran: terdapat kejang, trauma
kapitis, ada keluhan nyeri kepala, muntah, inkontinensia urin, lidah
tergigit
Riwayat jatuh pingsan: pada epilepsi, perdarahan subarakhnoid
Adanya tanda-tanda tumor intrakranial: nyeri kepala kronik
progresif, defisit neurologis, perubahan kepribadian atau bangkitan
epilepsi
Apakah ada faktor-faktor risiko: depresi atau kecanduan obat-obat
bius
Pemakaian obat-obat dan alkohol
Riwayat penyakit yang dapat menimbulkan penurunan kesadaran:
DM, kegagalan respiratorik, kegagalan jantung, renal, hepatik
Tanda vital: tensi, nadi, pernafasan termasuk pola
nafas, suhu, GCS
Kulit turgor, warna
Kepala luka, fraktur
Konjungtiva normal, pucat, perdarahan
Mukosa mulut, bibir perdarahan, perubahan
warna
Telinga dan hidung cairan
Orbita hematom, trauma okuli
Leher fraktur
Dada fungsi jantung, paru
Perut hati, limpa,usus, nyeri tekan
Kesadaran: GCS (Glasgow coma scale)
Pemeriksaan menentukan letak lesi di otak atau batang otak:
gerakan menelan, menguap fungsi nukleus batang otak
baik, dekortikasi lesi hemisfer otak, deserebrasi lesi
di batang otak
Pola nafas:
1. Cheyne stokes (apnea disertai hiperpneu) gg serebral
bilateral/diensefalon
2. Hiperventilasi (nafas cepat) asidosis metabolik,
hipoksia, keracunan amfetamin, kokain kel midpons-
midbrain
3. Apneustik (berhentinya inspirasi) kel pons atau medula
4. Ataksik (tidak ada pola) kel di medula
5. Hipoventilasi (akibat alkohol, narkotik atau sedatif) kel
ARAS
Mata:
1. Pupil: isokor dg reaksi cahaya baik (koma
metabolik), anisokor (hematom epidural, aneurisma
intrakranial, lesi N.optikus)
2. Funduskopi: edema papil (tumor serebri), eksudat
retina (DM, uremia), perdarahan retina (ruptur
aneurisma intrakranial)
3. Gerakan bola mata: bola mata boneka, stimulasi
kalorik
Kaku kuduk: meningitis, SAH
Deserebrasi: opistotonus dg ekstensi ekstremitas
superior dan inferior, serta tangan pronasi
Apakah terdapat hemiplegia dan babinski positif satu
sisi
Refleks pupil rf cahaya, rf konsensual, rf
konvergensi gg mesensefalon
Rf mata boneka (Doll’s eye manuver) gg di
pons
Rf okuloauditorik , rf okulovestibular gg di
pons
Rf kornea gg pons
Rf muntah medula oblongata
Membuka mata (E):
Spontan (4)
Atas perintah verbal (3)
Karena rangsang nyeri (2)
Tidak membuka mata meski terhadap rangsang
nyeri (1)
Orientasi waktu, tempat dan orang baik (5)
Kalimat dan kata baik, isi percakapan tidak
jelas (4)
Kata baik, tetapi kalimat tidak jelas maknanya
(3)
Makna kata tidak dapat dimengerti (2)
Tidak keluar kata (1)
Melakuan gerakan sesuai perintah (6)
Dapat menunjuk lokasi (5)
Menarik lengan/tungkai, hanya gerakan aduksi (4)
Gerakan fleksi (3)
Respons ekstensor (2)
Tidak ada gerakan (1)
Interpretasi:
Skor 15: kesadaran baik
Skor 3: koma
Skor 3-14: kesadaran menurun
Tingkat Obseravsi Gerak Ditegur Dicubit Reflek Gangguan KPR/APR
kesadaran spontan pupil miksi
Apatis Perhatian (-), Perhatian Jawab Buka mata, + - +
dibiarkan (+), bicara pendek, ada apa?
tidur. spontan (+). dapat
duduk.
Dapat ada
Somnolen Ngantuk Ada, dapat Jawab Buka mata, + - + Ilusi
sampai tidur. bicara cukup ada apa? Halusinasi
spontan. panjang. Delusi
Delirium
Sopor/stupor Tidur Ada. Jawab Mengelak. + - +
nyenyak singkat, 1-
sekali. 2 kata.