(biasanya asam karboksilat). Terdapat sekitar 500 jenis asam amino yang sebagian besar adalah
non-fisiologis. Selain itu, banyak asam amino fisiologis penting tidak digunakan dalam protein.
Namun, dalam biokimia, istilah “asam amino” umumnya mengacu pada salah satu dari 20 jenis
unit monomer yang paling umum digunakan untuk membangun protein.
Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari
lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan menjadi :
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak,
berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat,
mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh
tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun
(tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap
cahaya).
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam
lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah
ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.
Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem
aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan
peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).
Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini
bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.
Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat
menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah (seperti
pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada
keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol,
keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke,
tomor otak); infeksi (encephalitis); epilepsi.
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah
menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera
kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran
dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang
menunjukan adanya penurunan kesadaran.
Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik
(alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau
pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri
(unresponsive).
Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang lebih
sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness),
bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon
(unresponsiveness).
Pemeriksaan GCS
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien,
(apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap
rangsangan yang diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan
motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6
tergantung responnya.
Eye (respon membuka mata) :
(4) : spontan
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu
kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi
rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi
rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal &
kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…
Selanutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan
terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Saraf kranial (kadang-kadang disebut saraf otak), adalah saraf yang muncul langsung dari otak
dan batang otak, berbeda dengan saraf tulang belakang (yang muncul dari berbagai segmen
medula spinalis). Informasi akan dipertukarkan antara daerah otak dan daerah lainnya, terutama
dari kepala dan leher, melalui saraf kranial.
Advertisement
Seluruh tubuh manusia dipersarafi oleh saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf. Saraf ini
membantu kita untuk merasakan semua panca indra kita. ini kranial saraf adalah saraf yang
muncul langsung dari otak seperti terhadap saraf tulang belakang yang muncul dari segmen dari
sumsum tulang belakang. Pada manusia, ada total dua belas pasang saraf kranial.
Hanya saraf pertama dan pasangan kedua muncul langsung dari otak besar, sedangkan sisanya
sepuluh pasang muncul dari batang otak dan bagian terkait, seperti pons dan perbatasan medulla.
Saraf kranial adalah 12 pasang saraf yang dapat dilihat pada ventral (bawah) permukaan otak.
Beberapa saraf ini membawa informasi dari indra ke otak; otot saraf kranial mengendalikan
lainnya; saraf kranial lain yang terhubung ke kelenjar atau organ seperti jantung dan paru-paru.
Saraf kranial adalah komponen dari sistem saraf perifer, dengan pengecualian saraf kranial II
(saraf optik), yang bukan merupakan saraf perifer sejati tetapi saluran saraf dari diensefalon;
maka kedua saraf optik dan retina adalah bagian dari sistem saraf pusat (SSP).
Fungsi saraf kranial bervariasi tergantung pada asal dan jenis saraf. Namun, penting untuk
mengetahui segala sesuatu tentang berbagai fungsi mereka, karena setiap jenis masalah yang
mempengaruhi saraf ini dapat menyebabkan masalah serius dan komplikasi kesehatan mental
orang tersebut.
Advertisement
Nomor Nama Jenis Fungsi
Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai sensasi bau.
Menggerakkan beberapa otot mata
Abduksi mata
VII Fasialis Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah
untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan
ekspresi wajah
Saraf ini berasal dari pons.
Saraf wajah adalah baik sensorik dan motorik
secara alami. Saraf wajah merupakan salah satu
saraf yang paling penting dalam tubuh. Saraf ini
memberikan persarafan motor untuk otot-otot
ekspresi wajah, perut posterior dari otot digastric,
dan otot stapedius, menerima pengertian khusus
rasa dari anterior 2/3 lidah, dan memberikan
persarafan secretomotor ke kelenjar ludah (kecuali
parotis) dan kelenjar lakrimal. Hal ini terletak dan
berjalan melalui saluran akustik internal untuk
kanalis facialis dan keluar pada foramen
stylomastoideum.
Saraf Simpatik dan Parasimpatik
Saraf simpatik dan parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom
mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh
kehendak kita. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Jaringan dan organ tubuh
diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
1. Saraf Simpatik
Saraf simpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) di
daerah dada dan pinggang. Saraf simpatik merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang
cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf parasimpatik dan umumnya berfungsi
untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh, seperti mempercepat detak jantung
dan menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan
merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan terutama dalam kondisi
stres. Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion
keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang
ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang.
4. Memperkecil bronkus
7. Memperlebar pupil
Saraf parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata) dan
dari sakrum yang merupakan saraf pre-ganglion dan post-ganglion. Sistem saraf parasimpatik
disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak
dan daerah sakral. Fungsi saraf parasimpatik umumnya memperlambat kerja organ-organ tubuh.
Susunan saraf parasimpatik berupa jaring- jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion
yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan
saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf
simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung. Berikut adalah
fungsi dari sistem saraf parasimpatik.
4. Memperlebar bronkus
7. Mempersempit pupil
Perbedaan antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik
mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,sedangkan saraf parasimpatik
mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Pada saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf pusat dan
efektor, yang dinamakan ganglion. Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang
belakang. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran pendek, sementara serabut pasca
ganglionnya berukuran panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion
yang berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek.
1. Simpatik: Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang. Serabut
praganglion saraf simpatik berukuran pendek, sementara serabut pascaganglionnya
berukuran panjang.
2. Parasimpatik: Saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang
dan serabut pascaganglion yang pendek. ganglia neuron parasimpatik terletak di dekat
atau di dalam organ target.
Peranan utama komponen simpatik dan parasimpatik sistem saraf otonom pada divisi motoris
dalam mengatur fungsi tubuh bagian internal. Pada saraf simpatik dan saraf parasimpatik
terdapat penghubung antara sistem saraf pusat dan efektor, yang dinamakan ganglion.
Macam - Macam Gerak Refleks - Gerak refleks merupakan gerakan secara langsung oleh
anggota tubuh jika terkena rangsangan atau sentuhan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Sesuai dengan jenisnya gerak reflek terdiri dari 4 jenis gerak refleks, yaitu : refleks superficial,
reflek tendon atau periosteum, reflek patologis, dan yang terakhir reflek primittive.
Sebenarnya selain dari 4 jeni reflek tersebut masih ada jenis rflek yang lainnya seperti apraxia,
alexia, agraphia, fingdragnisia, disorientasi kiri kanan, acalculia. Namun disini saya hanya akan
membahas mengenai 4 jenis reflek yang sudah saya diatas, karena 4 jenis reflek tersebut yang
sering muncul atau digunakan dalam pemeriksaan.
1. Refleks Superficial
reflek superficial terdiri dari 3 jenis reflek yaitu:
Reflek dinding perut : jika terjadi geresan baik secara sengaja maupun tidak sengaja pada
bagian dinding perut bagian epigastrik, supra umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari
lateral ke medial,maka akan terjadi kontraksi pada dinding perut.
Reflek cremaster : berikan goresan pada paha bagian medial dari atas ke bawah, maka
akan terjadi elevasi testes ipsilateral.
Reflek gluteal : lakukan goresan pada bagian gluteal maka terjadi gerakan reflektorik otot
gluteal ipsilateral.
4. Refleks Primitif
Sucking Refleks : jika kita berikan sentuhan pada bagian bibir, maka akan muncul
gerakan pada bibir, lidah dan juga rahang seperti bayi waktu menyusu.
Snout Refleks : berikan ketukan pada bibir bagian atas , maka akan terjadi kontraksi otot
disekitar bibir atau di bawah hidung.
Grasps refleks : penekanan jari pemeriksa pada telapak tangan klien, maka akan terjadi
respon mengepal pada tangan.
Palmo Mental Refleks : goresan ujung pena terhadap kulit telapak tangan bagian thenar,
maka akan terjadi kontraksi otot mentalis dan orbikularis oris (ipsi lateral).
Dendrit adalah segmen neuron yang menerima stimulasi agar sel menjadi aktif. Mereka
menjalankan pesan listrik ke sel tubuh neuron bagi sel untuk berfungsi. Pelajaran ini
membahas dendrit, fungsi mereka, dan pentingnya mereka dalam aktivitas neuron
Pengantar Dendrit
Sistem saraf berfungsi sebagai pengelola tubuh, karena mengontrol fungsi setiap sistem
lainnya. Ini berkomunikasi dengan sistem tubuh dalam upaya untuk mengkoordinasikan
kinerja dan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.
Sistem saraf menggunakan sel-sel khusus, yang disebut neuron, untuk menghasilkan
listrik dan mengirim pesan (yang disebut potensial aksi) untuk mengontrol fungsi-fungsi.
Neuron memiliki beberapa struktur kunci yang diperlukan untuk fungsi mereka, dan salah
satu struktur yang paling penting dalam sel adalah dendrit.
Fungsi Dendrit
Agar neuron menjadi aktif, mereka harus menerima potensial aksi atau rangsangan lain.
Dendrit adalah struktur pada neuron yang menerima pesan listrik. Pesan-pesan ini datang
dalam dua bentuk dasar: rangsang dan penghambatan.
Neurotransmitter
Dalam sistem saraf, komunikasi sel-sel memerlukan penggunaan messenger kimia yang
disebut neurotransmitter. Para pengrim pesan ini dirancang untuk mengikat dendrit dari
neuron untuk merangsang pembentukan tindakan potensial. Neurotransmitter,
bagaimanapun, harus menggunakan reseptor (struktur pengenalan) pada dendrit untuk
berkomunikasi. Hal ini penting dalam dendrit, dan jenis reseptor yang dikandungnya,
akan menentukan neurotransmiter dapat merangsang setiap neuron.
Ringkasan
Neuron adalah sel sistem saraf yang digunakan untuk mengkoordinasikan fungsi dalam
tubuh. Hal ini dilakukan dengan menghasilkan potensial aksi, atau pesan listrik.
Pembangkitan pesan listrik akan tergantung pada jumlah potensial aksi yang diterima
oleh dendrit. Dendrit menerima potensial aksi dan mengirimnya ke sel tubuh, dan
memiliki reseptor yang mengikat neurotransmitter untuk mengontrol proses ini.
Akson adalah perpanjangan dari sel saraf atau neuron yang berfungsi untuk mengirimkan
impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain. Akson adalah jalur transmisi utama dari
sistem saraf pada manusia. Akson juga disebut neurit. Akson merupakan salah satu dari
dua jenis protoplasma—setelah dendrit—yang menonjol dari badan sel. Setiap sel saraf
hanya terdapat satu akson. Namun dalam invertebrata seperti serangga atau lintah, akson
terkadang terdiri dari lebih dari satu.
Ketika muatan listrik mencapai ujung akson, neurotransmiter dirilis. Neurotransmiter ini
pada gilirannya mengaktifkan reseptor pada dendrit neuron di sebelahnya, yang
melanjutkan pesan. Pesan-pesan dasar yang ditransmisikan melalui akson merupakan
peristiwa listrik/ kimia, yang disebut potensial aksi.
Fungsi Akson
Fungsi utama akson adalah untuk mengirimkan sinyal listrik (impuls/rangsangan) dari
badan sel saraf ke sel saraf yang lain. Di dalam otak, fungsi akson adalah untuk
mengirimkan impuls dalam jumlah besar. Fungsi lain yang penting dari suatu akson
adalah untuk meningkatkan transmisi sinyal melalui selubung mielin
Neurotransmiter
Neurotransmiter adalah salah satu dari kelas zat kimia yang membawa pesan antar
neuron. Biasanya, neuron pengirim melepaskan sejumlah kecil neurotransmiter, yang
mengaktifkan reseptor pada neuron penerima. Aktivasi reseptor kemudian memulai
serangkaian perubahan kimia di neuron penerima, dan jika cukup reseptor yang
diaktifkan, neuron penerima mungkin menjadi aktif dan mengirim pesan bersama.
Berbagai jenis neurotransmiter telah diidentifikasi, termasuk asetilkolin, dopamin,
serotonin, dan norepinefrin. Biasanya, reseptor saraf khusus hanya menanggapi satu jenis
neurotransmiter. Hal ini memungkinkan untuk spesialisasi tingkat tinggi dalam
pengiriman pesan antara neuron: satu neuron dapat merespon kuat terhadap
neurotransmiter tertentu sementara tetangganya mungkin relatif tidak sensitif.