KONTRASEPSI AKDR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
DOSEN: Jumrah, S. Pd., SST
DISUSUN OLEH :
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar belakang..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5
2.1 Pengertian Kontrasepsi....................................................................................5
2.2 Tujuan Kontrasepsi..........................................................................................5
2.3 SUNTIKAN PROGESTIN / PROGESTIN ONLY INJECTABLE (PICS). 6
2.3.1. Pengertian.................................................................................................6
2.3.2. Jenis...........................................................................................................6
2.3.3. Mekanisme kerja......................................................................................6
2.3.4. Efektifitas..................................................................................................6
2.3.5. Keuntungan...............................................................................................7
2.3.6. Keterbatasan.............................................................................................7
2.3.7. Indikasi......................................................................................................8
2.3.8. Kontra Indikasi.........................................................................................8
2.3.9. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin.............9
2.3.10. Efek Samping Dan Penatalaksanaan......................................................9
2.3.11. Intruksi Untuk Klien..............................................................................11
2.3.12. Tanda-tanda Peringatan........................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN
3
1.1 Latar belakang
4
menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
2.1.1. Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah
anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu,
Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah
dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
2.1.2. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah
dibuahi ke dinding rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014) keluarga
berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).Pasangan
usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-
laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih
organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan
dengan perempuan usia subur yang berstatus janda ataucerai. Pada
masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran
dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval
kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas
reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang
(Manuaba.2015).
6
2.2 JENIS – JENIS AKDR
2.3.1. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf
S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka
atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak
dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
2.3.2. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T
yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah
selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang
tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping
hormonal dan amenorhea.
2.3.3. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
2.3.4. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.
7
2.3 CARA KERJA
2.7.1. AKDR non hormonal (IUD)
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
2.5 INDIKASI
8
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Gemuk ataupun kurus
2.6 KONTRAINDIKASI
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal
dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septic.
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri.
h. Penyakit trofoblas yang ganas.
i. Diketahui menderita TBC pelvic.
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
2.7 KEUNTUNGAN
2.9.1. AKDR Non Hormonal
9
a. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah
kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti)
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu
menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
h. Dapat digunakan sampai menopause
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik
k. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
10
2.9 KERUGIAN
2.9.1. AKDR Non hormonal
a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae
(Asherman’s Syndrome).
2.9.2. AKDR hormonal
a. Perubahan siklus haid.
b. Haid lebih lama dan banyak.
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
d. Disaat haid lebih sakit.
2.10 EFEK SAMPING
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul
jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika
menggunakan kontrasepsi AKDR.
11
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang
menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.
12
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk
bersenggama sebelum AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR
tersebut tertletak dalam uterus setelah terpasang.Perlu dijelaskan
kemungkinan terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa
sakit,AKDR keluar sendiri.
Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu ditentukan
panjangnya rongga uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan
memakai AKDR yang mempunyai ukuran besar,kegagalan dan
kecenderungan untuk ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang
lebih kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak
pertdarahan dan rasa sakit.
13
3) Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR tidak dilepas.
4) Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan
kehamilan tanpa melepas AKDR maka dijelaskan adanya
resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan
infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.
d. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya
penyakit radang panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan.
1) Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
2) Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk
sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang
berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode
kontrasepsi yang lain.
e. Pada perdarahan hebat yaitu :
1) Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan
serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan pemantauan.
2) Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk
mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet
setiap hari selama 1-3 bulan).
3) AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.
Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan
dan diketahui menderita anemi (Hb <7g%) dianjurkan untuk
melepas AKDR dan membantu memilih metode lain yang
sesuai.
14
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Anita, D (2010). Hubungan tingkat pendidikan formal dengan pemilihan alat kontrasepsi
di Desa Mojodoyong Kedawung Sragen. Universitas sebelas Maret
"IUD (intrauterine device)". 2014 Contraception guide. NHS Choices.. the intrauterine
device, or IUD (sometimes called a coil.
16