Oleh:
NURAN MUSTIKA NARENDRA
NIM. 120070500011030
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing praktek dan
pembimbing akademik di RSUD Bangil Pasuruan.
Malang, September 2013
Mahasiswa
Kholifah, S.Kep
19650308 19870 3 201
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Ketua Program Studi SI Pendidikan Bidan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan Pada BBL RSUD Bangl Pasuruan. Asuhan kebidanan ini
merupakan salah satu tugas dalam
2.
Ibu Tri Novi Kurnia Wardani, SST, M.Kes, selaku pembimbing akademik
Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya yang telah memberikan bimbingan serta dukungan kepada
kami selama menjalani program pendidikan profesi.
3.
4.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelahiran bayi prematur BBLR merupakan salah satu masalah
kesehatan utama dalam masyarakat dan merupakan penyebab utama
kematian neonatal serta gangguan perkembangan syaraf dalam jangka
panjang. Penelitian epidemiologi dan mikrobiologi-imunologi akhir-akhir
ini telah mengatakan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi faktor
risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR. Mekanismenya
mencakup perpindahan patogen periodontal ke jaringan plasenta serta
aksi dari lipopolisakarida dan mediator inflamasi.
Hal ini yang menyebabkan terjadinya BBLR, BBLSR, dan BBLER
di kalangan masyarakat. Walaupun upaya telah dilakukan untuk
mengurangi dampak dari faktor risiko melalui perawatan sebelum
kelahiran, insidens dari kelahiran bayi prematur BBLR belum berkurang
secara signifikan selama dekade terakhir. Sebagian besar kelahiran
prematur terjadi
dibutuhkan
tanpa
diketahui
penyebabnya.
Oleh karena
itu
BAB II
TINJAUAN TEORI
dari
hari
pertama
setelah
siklus
menstruasi
terakhir.6
c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
lebih dari 42 minggu.
3. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/Small for Gestational Age
(SGA) adalah bayi yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan
intra uteri dengan berat badan terletak dibawah persentil ke-10
dalam grafik pertumbuhan intra uteri.
b. Bayi sesuai dengan masa kehamilan (SMK)/Appropriate for
Gestational Age (AGA) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan yaitu berat
badan antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan
intra uterin.
c. Bayi besar untuk masa kehamilan /Large for Gestational Age
(LGA) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih untuk usia
kehamilan dengan berat baadan terletak di atas persentil ke-90
dalam grafik pertumbuhan intra uteri (Saifuddin, 2010).
2.3 Etiologi
Faktor risiko utama yang dikaitkan dengan prematur BBLR adalah:
1. Faktor Demografik
Ras telah dipelajari secara luas sebagai faktor risiko selama beberapa
tahun. Wanita berkulit hitam mengalami rasio kelahiran prematur dua
kali lebih banyak dari wanita berkulit putih dan dihitung untuk hampir
sepertiga dari seluruh bayi prematur. Selain itu, usia ibu hamil yang
kurang dari 17 tahun atau lebih dari 34 tahun serta status ekonomi
yang rendah.
2. Faktor Tingkah Laku
Nutrisi kehamilan yang buruk meningkatkan risiko kelahiran bayi
prematur BBLR. Perokok dan penyalahgunaan obat-obatan berperan
penting
dan
kemungkinan
menghasilkan
vasokontriksi
dari
merupakan ramalan
terbaik bagi
kelahiran
prematur
dioksida,
telah
dilaporkan
dalam
beberapa
penelitian
salah satunya infeksi periodontal yang memiliki risiko lebih dari dua
kali lipat untuk kelahiran prematur.
(Manuaba, 2010)
2.4 Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi, maka akan semakin tinggi
risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada gizi:
1. Menurunnya zat penyimpanan gizi, cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor, dan seng dicerna selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Dengan demikian, bayi preterm mempunyai potensi
terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia, dll.
2. Belum matangnya fungsi mekanisme dari saluran pencernaan,
koordinasi antara refleks hisap dan menelan belum erkembang
dengan
baik
sampai
kehamilan
32-34
minggu.
Penundaan
6. Lanugo banyak
7. Lemak subkutan sedikit
8. Ubun-ubun dan sutura lebar
9. Genetalia imatur
10. Pembuluh darah terlihat
11. Peristaltic usus terlihat
12. Rambut biasanya tipis (halus)
13. Tulang rawan daun telinga belum cukup sehingga elastisitas daun
telinga masih kurang
14. Pergerakan kurang dan masih lemah
15. Tangisan lemah (Saifuddin, 2010).
2.6 Mekanisme
Periodontitis
sebagai
Faktor
yang
Mempengaruhi
Porphyromonas
actinomycetemcomitans,dan
gingivalis,
Treponema
denticola.
Actinobacillus
Bakteri-bakteri
bayi
normal.
Bakteri
tersebut
mampu
menghasilkan
mempunyai risiko tujuh kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur
BBLR.
Kelahiran bayi prematur BBLR terjadi sebagai akibat dari infeksi
dan dimediasi secara tidak langsung, terutama oleh perpindahan produk
bakteri seperti endotoksin (lipopolisakarida atau LPS) dan aktivasi dari
mediator inflamasi pada kehamilan. Molekul aktif biologis seperti
prostaglandin E2 (PGE2) dan tumor necrosis factor (TNF) terlibat dalam
proses kelahiran normal. Dengan adanya proses infeksi, level sitokin dan
PGE2 menjadi meningkat yang dapat menstimulasi terjadinya kelahiran
prematur. Produk bakteri seperti endotoksin yang dihasilkan bakteri gram
negatif, menstimulasi produksi sitokin dan prostaglandin. Sitokin tertentu
seperti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor
alpha
(TNF-)
menstimulasi
sintesa
PGE2
dari
plasenta
dan
Nilai
Nafas
Denyut Jantung
Warna kulit
0
Tidak ada
Tidak ada
Biru atau
1
Tidak teratur
<100
Tubuh merah
pucat
jambu dan
2
Teratur
>100
Merah jambu
kaki, tangan
Gerakan/Tonus
Tidak ada
biru.
Sedikit fleksi
Otot
Refleks
Tidak ada
Lemah /
(Menangis)
Fleksi
Kuat
lambat
waktunya.
Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta.
Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus), disfungsi
uteri.
b. Paralisis pusat pernafasan.
Trauma dari luar seperti oleh tindakan forceps.
Trauma dari dalam : akibat obat bius.
2.4 Patofisologi
a. Cara bayi memperoleh oksigen sebelum dan setelah lahir;
b. Sebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau
jalan untuk mengeluarkan karbon dioksida. Pembuluh arteriol yang
ada di dalam paru janin dalam keadaan konstriksi sehingga tekanan
oksigen (pO2) parsial rendah. Hampir seluruh darah dari jantung
kanan tidak dapat melalui paru karena konstriksi pembuluh darah
janin, sehingga darah dialirkan melalui pembuluh yang bertekanan
lebih rendah yaitu duktus arteriosus kemudian masuk ke aorta.
c. Setelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru sebagai
sumber utama oksigen. Cairan yang mengisi alveoli akan diserap ke
dalam jaringan paru, dan alveoli akan berisi udara. Pengisian alveoli
oleh udara akan memungkinkan oksigen mengalir ke dalam pembuluh
darah di sekitar alveoli.
d. Arteri dan vena umbilikalis akan menutup sehingga menurunkan
tahanan pada sirkulasi plasenta dan meningkatkan tekanan darah
sistemik. Akibat tekanan udara dan peningkatan kadar oksigen di
alveoli, pembuluh darah paru akan mengalami relaksasi sehingga
tahanan terhadap aliran darah bekurang.
e. Keadaan relaksasi tersebut dan peningkatan tekanan darah sistemik,
menyebabkan
tekanan
pada
arteri
pulmonalis
lebih
rendah
ke
arteriol
pulmonal
dan
menyebabkan
arteriol
perfusi
oksigen
dan
oksigenasi
jaringan,
akan
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Saifuddin, Abdul Bari Prof.Sp.OG.MPH. 2002. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.