Anda di halaman 1dari 10

KROMOSOM RAKSASA PADA KELENJAR LUDAH (SALVARY

GLAND) LARVA Drosophila melanogaster

LAPORAN PRKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Genetika 1
yang dibina oleh Dr. Siti Zubaidah, M.Pd dan Andik Wijayanto, M.Si

Oleh
Kelompok 14 / Offering G
Dina Aribah (140342604576)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2016
A. JUDUL
Kromosom Raksasa pada Kelenjar Ludah (Salvary Gland) Larva Drosophila
melanogaster

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui struktur kromosom raksasa pada kelenjar ludah larva
Drosophila melanogaster.
2. Untuk mengetahui bentuk kromosom raksasa pada kelenjar ludah larva
Drosophila melanogaster.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur kromosom raksasa pada kelenjar ludah larva Drosophila
melanogaster?
2. Bagaimana bentuk kromosom raksasa pada kelenjar ludah larva Drosophila
melanogaster?

D. DASAR TEORI
Kromosom adalah suatu molekul asam nukleat yang melakukan respirasi
sendiri, serta mengandung sejumlah gen; pada struktur tertentu, kromosom
tersusun dari DNA dan protein, dan ditemukan dalam inti sel eukariota (Brown,
1989 dikutip dari artikel kromosom A.D Cerobima). Gardner (1991) juga
menemukan bahwa pada inti sel kelenjar ludah Drosophila melanogaster
memiliki ukuran yang tidak umum bila dibanding dengan organisme lain. Kimball
(1987) menyatakan bahwa pada spesies tertentu dari Diptera yaitu Drosophila
akan menghentikan pembelahan mitosis sesudah perkembangan larva, akan tetapi
replikasi DNA tetap berlangsung. Akibatnya, terbentuk sel yang sangat besar dan
berasosiasi satu sama lain. Kromosom ini dibentuk dari proses endomitosis pada
unting kromosal (kromonemata) yang mengalami replikasi berulang kali namun
tidak mengalami pemisahan di dalam inti. Kromosom politen ini memiliki
sederetan pita dengan berbagai ukuran dan diapit oleh gelang antara yang tipis.
Pada larva lalat buah drosophila melanogaster dapat teramati kelenjar ludah,
kelenjar ludah tersebut lebih mudah diambil dan diamati pada saat stadium larva
yang sudah dewasa, beberapa waktu sebelum menjadi pupa. Kelenjar ini dibedah
di bawah mikroskop stereo, dan bisa dilihat bahwa kelenjar ini tersusun dari
ribuan sel-sel yang berukuran besar. Kelenjar ludah ini kemudian ditetesi dengan
asetocarmin dan ditutup dengan kaca penutup. Ketika mengamati preparat di
bawah mikroskop cahaya, nukleus dapat dilihat dengan jelas (Kimbal, 2000).
Dalam nukeus kelenjar ludah larva lalat drosophila melanogaster terlihat
adanya kromosom raksasa. Kromosom raksasa tersebut memperlihatkan detail
struktur yang lebih jelas dari pada kromosom dalam keadaan normal. Disamping
itu kromosom raksasa tersebut terdapat dalam fase interfase, suatu keadaan
dimana biasanya kromosom tidak kelihatan. Kromosom raksasa terdiri atas pita
(bebat) yang gelap dan interbal, bagian yang terang letaknya berselang seling
bergantian . kebanyakan DNA terdapat pada pita-pita yang gelap. Dalam beberapa
hal telah ditentukan lokasi gen tertentu pada pita tertentu. Hal ini berarti bahwa
tiap pita hanya merupakan lokasi satu gen pada kromosom raksasa drosophila
melanogaster terdapat lebih dari 5000 pita dan jumlah ini mungkin merupakan
semua gen yang dimiliki oleh organisme tersebut (Kimbal, 1987).

E. ALAT DAN BAHAN


Alat
 Kaca benda dan kaca penutup  Jarum pentul
 Pipet  Mikroskop stereo
 Kuas  Mikroskop cahaya
Bahan
 Larva instar 3 Drosophila  Larutan acetocarmin
melanogaster  FAA
 Larutan fisiologis NaCl 0,9%  Kertas hisap
F. PROSEDUR

Mengambil sebuah
Menetesi larutan
larva Drosophila
fisiologis NaCl
melanogaster instar
0,9% kemudian
3 dengan kuas dan
meletakkan pada
meletakkan di atas
mikroskop stereo
kaca benda

Menarik kedua
Menusukkan jarum
jarum secara
pada bagian kepala
horizontal kearah
dan leher larva
yang berlawanan

Mencari kelenjar
ludah larva pada
Menghisap larutan
bagian kepala dan
fisiologis
membersihkan dari
jaringan lemak

Menetesi kelenjar
ludah dengan
Menetesi larutan FAA
acetocarmin sampai berwarna
putih, kemudian
dihisap

Menutup dengan Menekan pelan-


kaca penutup pelan

Mengamati dengan
mikroskop
G. DATA PENGAMATAN
Gambar kromosom raksasa perbesaran 40 X 10:

Kromosom
raksasa

H. ANALISIS DATA
Pada praktikum pengamatan Kromosom raksasa ini menggunakan larva
Drosophila melanogaster instar 3. Kromosom ini berada dalam kelenjar ludah
larva Drosophila melanogaster, kelenjar ludah didapatkan dari pemisahan antara
bagian kepala dan bagian leher larva. Pada praktikum ini, kami belum
menemukan penampakan kromosom raksasa secara langsung. Namun berdasarkan
hasil yang diperoleh dari data offering lain kromosom raksasa tampak pada
mikroskop cahaya seperti benang yang menggulung tidak teratur. Kromosom ini
terdiri atas pita gelap dan pita terang, yang letaknya berselang-seling bergantian.

I. PEMBAHASAN
Drosophila melanogaster memiliki kelenjar ludah yang berwarna bening dan
mengandung jaringan lemak. kelenjar ludah tersebut memiliki bagian-bagian yang
terdiri atas gumpalan (puff), pita (band) dan interband. Pada kelenjar ludah
Drosophila melanogaster terdapat kromosom raksasa. Kromosom raksasa ini jelas
terlihat pada saat interfase. Kromosom raksasa tersebut terlihat sebagai benda
besar yang berpilin 150-200 kali lebih panjang dan volumenya 1000-2000 kali
lebih besar dari pada sel somatik dan sel gamet yang lain (Crowder, 1990).
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa kromosom raksasa ini
terdiri atas pita gelap dan pita terang, yang letaknya berselang-seling bergantian.
Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Kimball (1987) bahwa kromosom raksasa
terdiri atas pita (bebat) gelap dan interbran, bagian yang terang yang letaknya
berselang-seling bergantian. Menurut Goodenough (1998) pita gelap merupakan
daerah heterokromatin konstitutif yang tetap menebal selama interfase sehingga
berwarna kuat. Pita gelap mengandung hanya sedikit gen fungsional. Sedangkan
pita terang merupakan eukromatin yang selama interfase berwarna lemah dan
mengisi sisa nucleus, dan berasosiasi dekat secara khas dengan membran dalam
pembungkus nucleus. Pita terang mengandung banyak gen fungsional. Bercak-
bercak heterokromatin dalam nucleus interfase dikenal sebagai kromosenter, yang
merupakan gabungan beberapa kromosom.
Kromosom raksasa tersebut berbentuk tabung silinder ukuran yang lebih
besar 50 sampai dengan 200 kali ukuran kromosom lain pada tubuh karena
kromosom raksasa merupakan hasil duplikasi berulang-ulang dari kromosom
tanpa disertai pembelahan. Duplikat-duplikat homolog ini baik paternal maupun
maternal, terletak berdampingan secara sempurna. Hasilnya adalah seperti kabel
yang berserabut banyak (Kimball, 1987). Menurut Herskowits (1965) terjadinya
kromosom raksasa pada larva Drosophila melanogaster melalui tiga bentuk
perubahan yaitu:
a. Masing-masing kromosom mengalami endoreplikasi pada saat yang sama, satu
kromosom membelah menjadi dua, dua kromosom membelah menjadi empat,
begitu seterusnya sampai sedikitnya sembilan kali, sehingga tiap-tiap
kromosom dapat menghasilkan 512 anakan.
b. Seluruh rantai anakan, tidak memisah sendiri-sendiri, tetapi tinggal dan
berhubungan dengan lokus homolognya, sehingga membentuk “benang” dalam
jumlah yang banyak dan beragam (polynemic atau polytenic cable).
c. Pasangan kromosom berasal dari homolognya yang kemudian berpasangan
pada lokus dari kromosom tersebut, mereka berpasangan dengan somatic
synapsis sehingga dalam rantai pita ganda dibentuk sebanyak 1024 kromosom.
J. DISKUSI
1. Bagaimana penampakan kromosom raksasa?
Pada praktikum ini, kami belum menemukan penampakan kromosom raksasa
secara langsung. Namun berdasarkan hasil yang diperoleh dari data offering
lain dan juga secara teori menurut Kimball (1987) penampakan kromosom
raksasa linier atau batang. Kromosom raksasa ini terdiri dari dua daerah yaitu
daerah pita yang gelap dan pita terang (interband) yang terletak berselang-
seling secara bergantian. Pada daerah pita yang gelap terdapat banyak DNA.
Pada daerah ini, kromatin mengalami kondensasi atau pelipatan secara
maksimal yang disebut sebagai heterokromatin yang berperan aktif pada saat
terjadi pembelahan. Heterokromatin adalah gen yang tidak terekspresi.
Sedangkan pada interband atau pita terang tidak terjadi kondensasi. Pada pita
terang ini terdapat eukromatin (gen yang tidak diaktifkan).
2. Apa makna pita gelap dan pita terang?
Makna pita gelap dan terang adalah bahwa dalam pita terang menunjukkan
adanya bahwa pada daerah itu terdapat eukromatin yang berwarna lemah pada
fase interfase. Pada daerah ini terdapat banyak gen yang fungsional yang
disebut dengan eukromatin dan pita yang gelap menunjukkan bahwa pada
daerah itu terjadi penebalan heterokromatin pada fase interfase dan berwarna
kuat. Pada daerah ini hanya terdapat sedikit gen yang fungsional. Selain itu
menurut Istanti (1999) menjelaskan bahwa pada interfase, segmen-segmen
kromatin ada yang mengalami kondensasi dan dinamakan heterokromatin
sedangkan segmen kromatin yang tidak mengalami kondensasi dinamakan
eukromatin, dengan demikian kromatin interfase sebenarnya terdiri dari
eukromatin yang berselang seling dengan heterokromatin. Dari hasil
penyelidikan diketahui bahwa eukromatin mengandung gen-gen yang aktif
(melakukan transkripsi) sedangkan heterokarmin mengandung sel-sel yang
tidak aktif.
3. Selain pada Drosophila melanogaster, kromosom raksasa di temukan pada apa
saja?
Selain pada kelenjar ludah Drosopila melanogaster kita juga dapat menemukan
kromosom raksasa ini pada sel-sel perawat pada ovarium, sel folikel yang
mengelilingi oosit, sel-sel lemak, sel usus dan histoblas abdominal. Organ lain
pada larva lalat buah Drosophila melanogaster yang memiliki kromosom
raksasa selain yang terdapat pada kelenjar ludah, terdapat di saluran malphigi.
Perbedaan kedua kromosom tersebut terletak pada lokasi “puff” atau
gembungan. Gembungan tersebut mensintesis RNA yang menghasilkan protein
yang khas dan sebuah sifat khas di dalam sel. Jadi, gembungan kromosom
raksas pada kelenjar ludah dan saluran malphigi mempunyai tugas
menghasilkan protein yang berbeda.
4. Apa saja fungsi kromosom raksasa?
Kromosom raksasa memiliki fungsi yang sama dengan kromosom biasa,
karena pada kromosom raksasa juga mengandung gen-gen yang mempengaruhi
sifat, baik fenotif maupun genotif dari suatu organisme. Tetapi, kromosom
politen mempunyai fungsi sebagai gen amplifikasi. Hal ini dikarenakan
kromosom politen mempunyai banyak copy sehingga menyebabkan tingkat
ekspresi gen yang tinggi, ini menyebabkan terjadi banyak transkripsi dan
translasi untuk menghasilkan produk gen. produk ini akan berasosiasi dalam
jumlah banyak, sehingga sel lebih aktif melakukan metabolisme (seperti pada
kelenjar ludah).
5. Bagaimana ukuran kromosom raksasa?
Pada kelenjar ludah lalat buah Drosophila melanogaster ditemukan kromosom
yang berukuran lebih besar dari ukuran kromosom normal, yang biasa disebut
kromosom raksasa (polytene chromosom). Menurut Kimball (1987),
kromosom raksasa ini memiliki ukuran seratus kali lebih besar daripada ukuran
kromosom normal. Kromosom raksasa ini menunjukkan detail struktur yang
lebih jelas dari kromosom normal.
K. KESIMPULAN
1. Struktur dari kromosom raksasa lalat buah Drosophila Melanogaster adalah
berbentuk pita dengan warna yang berselang -seling antara gelap dan terang,
dan pada lengan kromosom tersebut juga terdapat daerah yang disebut dengan
heterokromatin dan eukromatin.
2. Kromosom raksasa pada kelenjar ludah Drosophila melanogaster berbetuk
linear atau tabung silinder dan memiliki ukuran yang lebih besar 50 sampai
dengan 200 kali lebih besar dari kromosom lain.

DAFTAR RUJUKAN

Corebima, A.D. Artikel Kromosom.


Crowder, L.V. 1990. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Gardner, E.J. dkk. 1991. Principle of Genetic. New York: Jhon Wiley and Sons.
INC.
Goodenough, U. 1998. Genetika. Jakarta : Erlangga.
Herskowits, I.H. 1965. Genetic. Odson and Toronto.
Istanti, A. dkk. 1999. Biologi Sel. Malang: Depdiknas UM.
Kimbal, J. W. 1987. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kimbal, J. W. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

Gambar 1. Skematik Kromosom Raksasa Drosophila melanogaster : 1. Lengan kanan kromosom


3; 2. Kromosom X; 3. Daerah tempat kromosom homolog terpisah; 4. Lengan kanan kromosom 2;
5. Lengan kiri kromosom 2; 6. Lengan kiri kromosom 3; 7. Kromosenter; 8. Kromosom 4.
(Sumber: Issoegianti, 1990

Gambar 2. Kelenjar Ludah Larva Drosophila melanogaster

Gambar 2. Larva Drosophila melanogaster

Anda mungkin juga menyukai