OLEH
ANNYSA VERO STYANINGRUM
NIM 160342606295
OLEH
ANNYSA VERO STYANINGRUM
NIM 160342606295
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) oleh Annysa Vero
Styaningrum yang berjudul ”Pengujian Total Bakteri Asam
Laktat Pediococcus lolii Pada Snack Bar Sinbiotik” Di Balai
Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia Gunungkidul Yogyakarta” ini telah
diperiksa dan disetujui,
Mengetahui, Mengesahkan,
Ketua Jurusan Biologi, Dekan FMIPA UM
ii
RINGKASAN
iii
bakteri asam laktat pediococus lolii dalam produk snack bar
sinbiotik melalui uji Angka Lempeng Total. Perlakuan yang
digunakan yaitu suhu penyimpanan 4oC (dalam kulkas), 10oC
(dalam showcase), dan 25oC (dalam Ruang). Parameter yang
diamati merupakan pertumbuhan Bakteri Asam Laktat pediococus
lolii pada masa simpan 5 bulan dan 6 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu 4 oC dan
10oC ini menghasilkan total Bakteri Asam Laktat yang lebih
banyak dibandingkan pada suhu simpan 25 oC, sehingga dari hasil
penelitian terebut menunjukkan suhu 4oC dan 10oC ini merupakan
suhu penyimpanan yang disarankan untuk snack bar sinbiotik.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, nikmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang berjudul “Pengujian Total Bakteri Asam Laktat Pediococcus
lolii Pada Snack Bar Sinbiotik” di Balai Penelitian Teknologi
Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Laporan PKL ini disusun sebagai bentuk bukti pelaksanaan
kegiatan PKL yang telah dilakukan selama 32 hari efektif. Dalam
penulisan laporan ini penulis mendapat banyak dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan kali ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Betty Lukiati M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada penulis dalam pelaksanaan praktik kerja
lapangan
2. Ibu Ervika Rahayu Novita Herawati STP., M.Sc selaku
pembimbing lapangan yang telah memberikan pengarahan,
bimbingan dan ilmu pengetahuan dalam melaksanakan praktek
kerja lapangan di Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
3. Teknisi Laboratorium Mikrobiologi dan Pangan Bu Sri
Endartini, Mbak Tuti. Serta seluruh keluarga besar Balai
Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan
v
4. Indonesia. Terimakasih atas bantuan dan petunjuk selama
melaksanakan praktek kerja lapangan
5. Bapak, Ibu dan teman-teman Ainun Nadzhifa, Amila Safira
yang tidak berhenti memberikan doa dan dukungannya kepada
penulis dalam menyelesaikan praktik kerja lapangan
6. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................
RINGKASAN.....................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GRAFIK............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Alasan Pemilihan Objek PKL.........................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................
vii
2.2 Waktu Pelaksanaan PKL......................................................14
2.3 Deskripsi dan Sekuensi Aktivitas PKL................................15
BAB IV PENUTUP....................................................................................64
4.1 Kesimpulan............................................................................................64
4.2 Saran .................................................................................................64
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................65
LAMPIRAN...............................................................................................68
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GRAFIK
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Gambar 2.2
Halaman tampak Depan BPTBA LIPI
Gambar 2.3
Lobby BPTBA LIPI
10
VISI
11
MISI
FUNGSI BPTBA
Gambar 2.5
Struktur Organisasi Kelompok Jabatan Struktural BPTBA
LIPI
Gambar 2.6
Struktur Organisasi Kelompok Jabatan Fungsional BPTBA
LIPI
15
Tabel 2.1
Sekuensi aktivitas selama PKL di Balai Penelitian Teknologi
Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Hari/
No Kegiatan
Tanggal
1. Senin, 17 1. Sterilisasi cawan petri menggunakan autoclave
Juni 2019 dengan suhu 121oC selama 15 menit
2. Mengukur pH sampel aloevera dengan pH
17
meter
2. Selasa, 1. TPC Sampel Snack Bar
Sampel yang digunakan berupa produk
18 Juni
snack bar dengan perlakuan
2019
a. Penyimpanan pada suhu 4oC
terdapat 3 sampel (P, A, dan O)
b. Penyimpanan pada suhu 10oC
terdapat 3 sampel (P, A, dan O)
c. Penyimpanan pada suhu 25oC
terdapat 3 sampel (P, A, dan O)
Sampel ditimbang sebanyak 10 gram
Sampel dihaluskan dangan NaCl 0,85%
steril sebanyak 90 mL dengan cara di
blander
Setelah homogeny sampel dimasukkan
kedalam enlemayer dan diberi label 10-1
Kemudian dari pengenceran 10-1 diambil
sebanyak 1mL untuk dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 9mL
NaCl 0,85% steril dan diberi label 10-2
Dilakukan hal yang sama sampai
pengenceran 10-6
(untuk sampel suhu 4oC dan 10oC diambil
pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6 untuk
diinokulasikan. Sedangkan sampel suhu
25oC diambil pengenceran 10-1, 10-2, dan
10-3)
Hasil dari pengenceran kemudian diambil
sebanyak 1mL tiap pengencerannya lalu
18
erlenmayer
Menambahkan aquadest sebanyak 1500
mL
Medium dipanaskan dan dihomogennkan
menggunakan stirer
Setelah mendidih medium disumbat
menggunakan sumbat dan dilapisi
alumunium foil kemudian di cill
3. Sterilisasi media mRSA dan larutan Pengencer
Larutan pengencer dan mRSA
dimasukkan kedalam keranjang autoclave
Autoclave diset dengan suhu 121oC
selama 15 menit
Setelah sterilisasi selesai larutan
pengencer dan media di simpan dalam
kulkas
7. Selasa, 1. TPC Sampel Dark chocolate
Sampel yang digunakan berupa produk
25 Juni
dark chocolate dengan perlakuan
2019
a. Penyimpanan pada suhu 4oC terdapat
3 sampel (P, A, dan K)
b. Penyimpanan pada suhu 10oC
terdapat 3 sampel (P, A, dan K)
c. Penyimpanan pada suhu 25oC
terdapat 3 sampel (P, A, dan K)
Sampel ditimbang sebanyak 10 gram
Sampel dihaluskan dangan NaCl 0,85%
steril sebanyak 90 mL dengan cara di
blander
Setelah homogeny sampel dimasukkan
21
Ruang
d. Sampel A = menggunakan gula aren
e. Sampel P = menggunakan gula pasir
f. Sampel K = menggunakan gula
kelapa
8. Rabu, 26 1. Enumerasi sampel snack bar
Sampel yang di enumerasi berupa produk
Juni 2019
snack bar suhu 25oC dengan 3 sampel A,
O, dan P
Menyiapkan alat yang akan digunakan
untuk enumerasi seperti: kain hitam, tally
counter, dan spidol
Mengambil sampel yang akan di
enumerasi dalam incubator
Menghitung koloni pada masing-masing
sampel
Mencatat hasil enumerasi tiap sampelnya
9. Kamis, Enumerasi sampel Dark chocolate
Sampel yang di enumerasi berupa produk
27 Juni
dark chocolate
2019
Menyiapkan alat yang akan digunakan
untuk enumerasi seperti: kain hitam, tally
counter, dan spidol
Mengambil sampel yang akan di
enumerasi dalam incubator
Menghitung koloni pada masing-masing
sampel
Mencatat hasil enumerasi tiap sampelnya
10. Jum’at, 1. destruk cawan petri
Cawan petri yang telah digunakan untuk
28 Juni
23
alcohol
mengambil BAL dalam flakon dengan
menggunakan mikropipet
mengamati dibawah mikroskop
3. Pembuatan Skim
Menimbang serbuk skim sebanyak 200
gram 2x
Tiap 200 gram dilarutkan dengan
aquadest sebanyak 1L
Di stirer dan dipanaskan menggunakan
hot plate
4. Streilisasi Skim
Skim dimasukkan kedalam keranjang
autoclave
Disteril dengan suhu 121oC selama
15menit
5. menumbuhkan BAL
menumbuhkan BAL secara aseptic
BAL diinokulasikan dalam botol
flakon 15mL yang berisi mRSB
Setelah diinokulasikan diinkubasi
didalam incubator dengan suhu 37oC
13. Rabu, 3 1. Enumerasi sampel rendang dan sayur tahu
Menyiapkan alat yang akan digunakan
Juli 2019
untuk enumerasi seperti: kain hitam, tally
counter, dan spidol
Mengambil sampel yang akan di
enumerasi dalam incubator
Menghitung koloni pada masing-masing
sampel
Mencatat hasil enumerasi tiap sampelnya
26
2. Menumbuhkan BAL
BAL yang telah ditumbuhkan pada botol
flakon diinokulasikan pada 45mL
medium mRSB dalam botol flakon
Kemudian diinkubasi dalam incubator
dengan suhu 37oC
Sisa BAL ditumbuhkan pada mRSA dan
diinkubasi dalam incubator dengan suhu
37oC
14. Kamis, 4 1. menumbuhkan BAL
BAL yang telah ditumbuhkan dalam
Juli 2019
flakon 45mL diinokulasikan seluruhnya
pada erlenmayer yang berisi mRSB
450mL
Kemudian diinkubasi dalam incubator
dengan suhu 37oC
15. Jum’at, 5 1. Inokulasi BAL dalam Skim
BAL dalam mRSB 450mLyang telah
Juli 2019
diinkubasi dikeluarkan dari incubator
Menuang kedalam botol flakon sebanyak
15mL
Mencentrifuge dengan kecepatan 5000
rpm selama 10 menit 30 detik
Setelah selesai centrifuge, supernatan
dibuang dan diambil peletnya
Pellet dalam flakon diberi skim lalu di
vortek
Setelah homogeny dituang kedalam skim
dalam erlenmayer yang kemudian akan di
27
spray drayer
16. Senin, 8 1. TPC Bakso Mocaf
Sampel yang digunakan berupa produk
Juli 2019
bakso mocaf dan uah bakso. Sampel
diberi kode F1, F2, F3, F4, dan Kuah
Masing-masing sampel ditimbang
sebanyak 10 gram
Dan dicampur dengan NaCl 0,85% steril
sebanyak 90 mL
Menghaluskan sampel dengan stomatcher
Sampel yang sudah halus diberi label 10-1
Kemudian dari pengenceran 10-1 diambil
sebanyak 1mL untuk dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 9mL
NaCl 0,85% steril dan diberi label 10-2
Dari pengenceran 10-2 diambil sebanyak
1mL untuk dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi 9mL NaCl 0,85% steril
dan diberi label 10-3
Hasil dari pengenceran kemudian diambil
sebanyak 1mL tiap pengencerannya lalu
diinokulasikan kedalam cawan petri
sebanyak 2x cawan
Setelah diinokulasikan dituang medium
PDA secukupnya kedalam cawan petri
Setelah medium menjadi agar, cawan
petri di cill lalu di inkubasi dalam
incubator secara terbalik dalam suhu 35 oC
28
selama 2 x 24 jam.
2. Pengukuran pH bakso mokaf
Sampel bakso mokaf yang sudah
halus diuji pH menggunakan pH
meter.
17. Selasa, 9 1. TPC Aloevera
Sampel yang digunakan berupa minuman
Juli 2019
aloevera yang diberi label A1 dan A2
Masing-masing sampel ditimbang
sebanyak 10 gram
Dan dicampur dengan NaCl 0,85% steril
sebanyak 90 mL
Menghaluskan sampel dengan stomatcher
Sampel yang sudah halus diberi label 10-1
Kemudian dari pengenceran 10-1 diambil
sebanyak 1mL untuk dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 9mL
NaCl 0,85% steril dan diberi label 10-2
Dari pengenceran 10-2 diambil sebanyak
1mL untuk dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi 9mL NaCl 0,85% steril
dan diberi label 10-3
Hasil dari pengenceran kemudian diambil
sebanyak 1mL tiap pengencerannya lalu
diinokulasikan kedalam cawan petri
sebanyak 2x cawan
Setelah diinokulasikan dituang medium
PDA secukupnya kedalam cawan petri
Setelah medium menjadi agar, cawan
29
tabung reaksi
Tabung reaksi dan erlenmayer di tutup
menggunakan sumbat dan dilapisi
menggunakan alumunium foil kemudian
di cill
4. Pembuatan media mRSA
Menimbang mRSA instan sebanyak 68,2
gram kemudian dimasukan kedalam
erlenmayer
Menambahkan aquadest sebanyak 1L
Medium dipanaskan dan dihomogennkan
menggunakan stirer
Setelah mendidih medium disumbat
menggunakan sumbat dan dilapisi
alumunium foil kemudian di cill
3. Sterilisasi media mRSA dan larutan Pengencer
Larutan pengencer dan mRSA
dimasukkan kedalam keranjang autoclave
Autoclave diset dengan suhu 121oC
selama 15 menit
Setelah sterilisasi selesai larutan
pengencer dan media di simpan dalam
kulkas
4. Enumerasi sampel aloevera
Menyiapkan alat yang akan digunakan
untuk enumerasi seperti: kain hitam, tally
counter, dan spidol
Mengambil sampel yang akan di
enumerasi dalam incubator
37
selama 2 x 24 jam.
*ket:
a. Suhu 4oC = penyimpanan dalam
kulkas
b. Suhu 10oC = penyimpanan dalam
showcase
c. Suhu 25oC = penyimpanan dalam
Ruang
d. Sampel A = menggunakan gula
aren
e. Sampel P = menggunakan gula
pasir
f. Sampel K = menggunakan gula
kelapa
28. Rabu, 24 1. TPC Sampel Drink chocolate
Sampel yang digunakan berupa produk
Juli 2019
drink chocolate dengan perlakuan
a. penambahan natrium benzoate
b. tanpa natrium benzoat
Sampel diambil 1mL kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi
NaCl 0,85% steril sebanyak 90mL dan
diberi label 10-1
Kemudian dari pengenceran 10-1 diambil
sebanyak 1mL untuk dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 9mL
NaCl 0,85% steril dan diberi label 10-2
Dari pengenceran 10-2 diambil sebanyak
1mL untuk dimasukkan kedalam tabung
40
keranjang autoclave
Di destruk dengan suhu 121oC selama 30
menit
2. mencuci cawan petri
31. Senin, 29 1. TPC sampel Dark Chocolate perlakuan gula
Juli 2019 aren suhu 25oC
Sampel ditimbang sebanyak 10 gram
Sampel dihaluskan dangan NaCl 0,85%
steril sebanyak 90 mL dengan cara di
blander
Setelah homogeny sampel dimasukkan
kedalam erlenmayer dan diberi label 10-1
Kemudian dari pengenceran 10-1 diambil
sebanyak 1mL untuk dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 9mL
NaCl 0,85% steril dan diberi label 10-2
Dari pengenceran 10-2 diambil sebanyak
1mL untuk dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi 9mL NaCl 0,85% steril
dan diberi label 10-3
Hasil dari pengenceran kemudian diambil
sebanyak 1mL tiap pengencerannya lalu
diinokulasikan kedalam cawan petri
dengan 2x ulangan
Setelah diinokulasikan dituang medium
mRSA secukupnya kedalam cawan petri
Setelah medium menjadi agar, cawan
petri di cill lalu di inkubasi dalam
42
3.2 Pembahasan
3.2.1 Faktor Pendukung dan Penghambat PKL
43
44
a. Snack Bar
b. Probiotik
Istilah probiotik berasal dari bahasa Yunani yang berarti untuk
hidup. Menurut Irianto (2003) mendefinisikan bahwa probiotik
merupakan suplementasi sel mikroba utuh (tidak harus hidup) atau
komponen sel mikroba pada pakan atau lingkungan hidupnya, yang
menguntungkan inangnya.
Menurut Food and Agriculture Organization/World Health
Organization (FAO/WHO) (2001), idealnya strain probiotik
seharusnya tidak hanya mampu bertahan melewati saluran
pencernaan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkembang biak
dalam saluran pencernaan, tahan terhadap cairan lambung dan cairan
empedu dalam jalur makanan yang memungkinkan untuk bertahan
hidup melintasi saluran pencernaan dan terkena paparan empedu.
Selain itu probiotik juga harus mampu menempel pada sel epitel usus
manusia, mampu membentuk kolonisasi pada saluran pencernaan,
mampu menghasilkan zat anti mikroba (bakteriosin), dan
memberikan pengaruh yang menguntungkan kesehatan manusia.
Syarat lainnya adalah tidak bersifat patogen dan aman jika
dikonsumsi. Strain probiotik juga harus tahan dan tetap hidup selama
47
Grafik 3.1
Pengaruh Suhu Terhadap Total BAL Pada Produk Snack Bar
Sampel A
Gr
afi
k
3.2
54
Grafik 3.3
Pengaruh Suhu Terhadap Total BAL Pada Produk Snack Bar
Sampel O
dan 25oC ini mengalami kenaikan total bakteri asam laktat pada lama
simpan 6 bulan dari 5 bulan. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada
sampel O total bakteri asam laktat mengalami peningkatan lebih baik
dibandingkan sampel yang lainnya meskipun pada penyimpanan 5
bulan sampel O relatif rendah dibanding yang lain. Hal ini berkaitan
dengan nutrisi yang diperoleh bakteri dari inangnya. Pada penelitian
ini bakteri asam laktat tidak dapat tumbuh optimal pada sampel yang
mengandung gula yang cukup tinggi. Menurut Rumokoi (1990), gula
aren memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi, aren mengandung
sukrosa kurang lebih 84% dibandingkan dengan gula tebu hanya
20%. Sehingga gula aren mampu menyediakan energi yang lebih
tinggi dari gula tebu. Hal ini didukung oleh pendapat Kumala., dkk
(2004), BAL akan tumbuh lebih banyak pada kondisi optimum dan
sumber energy yang berlebih akan menyebabkan penurunan jumlah
bakteri yang hidup.
Dilihat dari hasil penelitian, total bakteri asam laktat pada
penyimpanan suhu 4⁰C dan 10⁰C ini kisaran 107 cfu
/gram.
Sedangkan pada suhu 25⁰C ini ≤106 cfu/gram. Menurut Shah (2000),
bakteri probiotik yang dapat memberikan manfaat kesehatan untuk
makhluk hidup disarankan memiliki konsentrasi sebanyak 106
CFU/ml produk atau jumlah strain probiotik yang harus dikonsumsi
setiap hari sekitar 108 CFU/ml dengan tujuan untuk mengimbangi
kemungkinan penurunan jumlah bakteri probiotik pada saat berada
dalam jalur pencernaan. Berdasarkan pernyataan tersebut, disarankan
58
59
DAFTAR RUJUKAN
60
61
Jutono, J., Soedarsono, S., Hartadi, S., Kabirun, S., Suhadi, D., &
Soesanto. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum.
Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada
Kumala, N. T., Setyaningsih, R., & Susilowati, A. 2004. Pengaruh
Konsentrasi Susu Skim dan Madu terhadap Kualitas Hasil
Yoghurt Kedelai (Glycine max (L.) Merr) dengan
Penambahan Inokulum Lactobacilllus casei. Jurnal
Biosmart. 6(1): 15-18
Maulani, R. R., Budiasih, R., & Imanningsih, N. 2012. Karakterisasi
fisik dan kimia rimpang dan pati garut (Maranta
arundinacea L.) pada berbagai umur panen. Artikel telah
dipresentasikan pada Seminar Nasional: Kedaulatan Pangan
dan Energi. Madura: Fakultas Pertanian Universitas
Trunojoyo
Nagarjun, P. A., 2015. Parametric optimization of lactic acid
production and its scale up using free and immobilized cells
of Lactobacillus amylovorus NRRL B- 4542. J. Pure App.
Biosci. 3(5): 159-168
Prabowo, A.Y., Estiasih, T. & Purwatiningrum, I. 2014. Umbi
Gembili sebagai Bahan Pangan mengandung Senyawa
Biaoktif: Kajian Pustaka (Gembili tuber as food materials
with bioactive compounds: Review). Jurnal Pangan dan
Agroindustri, 2(3): 129-135
Prado, F. C., Parada, J. L., Pandey, A., & Soccol, C. R. 2008. Trends
in non-dairy probiotic beverages. Food Research
International. 41(2): 111-123
Rumokoi, M. M. M. 1990. Manfaat Tanaman Aren (Arenga pinnata
Merr.). Buletin Balitka No. 10: 21-28. Manado: Balai
Penelitian Kelapa
Shah, N. P. 2007. Functional cultures and health benefits. Int. Dairy
J. 17:1262-1277
62
Shah, U., & Walker, W.A. 2000. Adverse host responses to bacterial
toxins in human infants. Journal of Nutrition. 130(2): 420S-
425S
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging Cetakan ke Dua.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sujaya, N., Ramona, Y., Widarini, N.P., Suariani, N. P., Dwipayanti,
N. M. U., Nocianitri, K. A., & Nursini, N. W. 2008. Isolasi
dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat dari Susu Kuda
Sumbawa. Jurnal Veteriner. 9(2): 52 –59
Widyanigsih, E. N. 2011. PERAN PROBIOTIK UNTUK
KESEHATAN. Jurnal Kesehatan, 4(1): 14-20
Wulandari, E., dkk. 2016. Karakteristik Mikrobiologi Nuget Ayam
Dengan Pasta Tomat Selama Penyimpanan Pada Suhu
Refrigerasi. Jurnal Ilmu Ternak. 16(1): 42-45
LAMPIRAN
63
64
10-4 TB TB 1 TB TB 0 TB TB 0
UD UD UD UD UD UD
TB TB 1 TB TB 0 TB TB 0
UD UD UD UD UD UD
10-5 TB TB 1 TB 116 0 TB 116 0
UD UD UD UD
TB 25 0 TB 12 0 24 12 0
UD 7 UD 9 5 9
10-6 84 40 - 10 18 - 22 18 0
2
66 41 - 90 17 - 25 17 0
67
69 43 - 52 64 - 90 91 -
Laboratorium Mikrobiologi
Sterilisasi Ruang
Stromatcher
Waterbath
Centrifuge Inkubator
72
Persiapan Plating
Plating
Memvortek
Menuang Medium
Inkubasi
77
Hasil Inokulum
Enumerasi