SUPERVISI PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Tasya Adesaputri
22020040
KOTA PADANG
SUMATERA BARAT
2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Pengertian Supervisi
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967)
sebagai berikut “Supervision is assistance in the devolepment of a better
teachinglearning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan
situasi pembelajaran yang lebih baik”. Selain itu Harold. P. Adams dan Frank
G. D merumuskan sebagai pelayanan atau layanan khusus dibidang pengajaran
dan perbaikannya mengenai proses belajar-mengajar termasuk segala faktor
dalam situasi tertentu. Kemudian, Thomas H,B dan Josep J. merumuskan
sebagai usaha yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan
1
mengarahkan pertumbuhan diri guru yang berkembang, secara lebih efektif
dalam membantu tercapainya tujuan tujuan pendidikan dengan murid di bawah
tanggung jawabnya.
• L. Drake (1980:278)
Menyatakan bahwa supervisi adalah istilah yang rumit, karena memiliki
makna yang luas. Supervisi identik dengan proses manajemen, administrasi,
evaluasi, akuntabilitas, serta berbagai aktivitas dan kreativitas yang terkait
dengan pengelolaan lembaga pendidikan di tingkat sekolah. Rifa'i (1992:20)
juga mengungkapkan bahwa supervisi merupakan bentuk pengawasan
profesional, yang bersifat spesifik dan didasarkan pada kemampuan ilmiah.
Pendekatannya tidak hanya sebatas pengawasan manajemen biasa, melainkan
juga menuntut kemampuan profesional yang demokratis dan humanistik dari
para pengawas pendidikan.
2
dan tenaga kependidikan lainnya demi tujuan kemajuan instusi dengan
melibatkan elemen manusia dan material.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Supervisi ini dapat digunakan untuk para guru senior karena tidak
mudahnya memberikan dorongan pada guru seinor yang memiliki banyak
pengalaman, maka dibutuhkan pendekatan psikologis dengan cara tidak
terkesan menggurui dan mengarahkan. Supervisi dapat memuat kedekatan
emosional agar berhasul melakukan perubahan dari formal-prosedural.
Sedangkan untuk guru baru atau guru muda adanya supervisi ini dapat
mengarahkan bagaimana cara menjadi sosok pengajarar professional yang
menguasai berbagai metodologi pembelajaran,actual aktif menulis, kreatif, dan
melahirkan inovasi baru.
4
yang terus menerus dengan nyata di lapangan; 2) pengembangan personal,
pegawai atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus- menerus
dalam suatu organisasi. Maka dari itu jika tidak adanya supervisi dipendidikan
guru dan tenaga pendidik tidak dapat mengukur sejauh mana perkembangan
kemampuan dan profesionalismenya.
2. Membantu Guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswannya; supaya dapat membantu
siswanya itu lebih baik lagi.
5
Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah
sebagai berikut.
1. Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari
suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh
dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang
berkeinginan membentuk anak didikanya menjadi manusia yang cerdas
maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat
mengembangkan kecerdasan.
2. Tujuan sebagai titik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah
hal-hal yang terletak pada jangkauan masa datang. Misalnya, jika seorang
pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak
mulia, tentu penekanannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul
karimah yang diinginkannya tersebut.
3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.
4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang
dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih
mulia dibanding yang lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-
nilai tertentu.
2. Prinsip Demokratis
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru, bukan berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan rasa
kesejawatan.
6
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreatifitas jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.
1. Prinsip fundamental/dasar
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor harus
berdasar/berlandaskan pada sesuatu yang kukuh, kuat serta dapat dipulangkan
kepadannya.
2. Prinsip praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada
prinsip positif dan prinsip negatif.
Prinsip positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut.
7
1. Teknik Perseorangan
Yang dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan
secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain: Mengadakan
kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk
mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa
kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
A) Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan dosen atau instruktur oleh
kepala Satuan Pendidikan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas.
Tujuannya adalah untuk menolong dosen atau instruktur dalam mengatasi
masalah di dalam kelas.
B) Observasi Kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di
kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi
pembelajaran, kesulitan-kesulitan dosen atau instruktur dalam usaha
memperbaiki proses pembelajaran.
C) Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan
tukar pikiran antara supervisor dosen atau instruktur.
8
berkunjung ke kelas yang lain di Satuan Pendidikan itu sendiri. Tujuannya
adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
2. Teknik Kelompok
Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok,
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: Mengadakan pertemuan
atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat
secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan
dalam rangka kegiatan supervisi.
9
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pendidikan pada masa sekarang, supervisi yang diupayakan oleh
pengawas perlu difokuskan pada guru karena guru adalah salah satu penentu
keberhasilan di dalam dunina pendidikan. Supervisi yang memiliki beberapa
jenis dan fungsi seperti yang telah dijelaskan memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam rangka pembentukan
pribadi secara maksimal. Selain guru ada keterlibatan seluruh komponen
pendidikan seperti kepala sekolah, masyarakat, komite sekolah, dewan
pendidikan, dan instutusi dalam perencaan dan realisasi program pendidikan
dengan efektif atau struktural pada supervisi.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa dapat berpikir lebih kreatif lagi sehingga dapat
menemukan teknik serta makna konsep pada supervisi pendidikan yang harus
atau dapat mengembangkannya pada teknik dan prinsip yang sudah ada.
10
DAFTAR PUSTAKA
Aksara.
Nana Sudiana (1988) Dasar-Dasar Proses Belaiar-Mengajur. Bandung : Sinar Baru
Glickman. C.D
Perkasa.
Sudjana, N. (2005). Manajemen pengajaran. Sinar Baru Algensindo.
11