Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ADMINISTRASI DAN

SUPERVISI PENDIDIKAN

“ Konsep pentingnya tujuan prinsip teknik supervisi Pendidikan”

Dosen Pembimbing :

Hade Afransyah, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Tasya Adesaputri

22020040

( Kamis sesi 0066)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

KOTA PADANG

SUMATERA BARAT

2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 17 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Konsep Dalam Supervisi Pendidikan ........................................................... 1
B. Pengertian Supervisi..................................................................................... 1
C. Pengertian Supervisi Pendidikan.................................................................. 2
D. Kesimpulan Supervisi Pendidikan ............................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
A. Pentingnya Supervisi Dalam Pendidikan ..................................................... 4
B. Tujuan Supervisi Pendidikan ....................................................................... 5
C. Prinsip .......................................................................................................... 6
D. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan ........................................................... 7
1. Teknik Perseorangan ................................................................................ 8
2. Teknik Kelompok ..................................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 10
Penutup ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konsep Dalam Supervisi Pendidikan


Pendidikan merupakan pembalajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan belajar berkelompok di suatu tempat melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian. Pendidikan juga termasuk sebuah usaha sadar yang dengan
sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah.

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan


untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa
yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Jika dilihat
dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-
menerus. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam memahami
metode dan teknik dalam supervisi. Supervisor ialah orang yang professional
ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

Guru ialah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan


pelayanan supervisi. Masyarakat juga telah mempercayai, mengakui dan
menyerahkan kepada guru untuk mendidik generasi muda dan membantu
mengembangkan potensinya secara professional. Guru tidak hanya
dipercayakan pada hal tersebut namun adanya pengakuan dan mampu
mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik personal, professional,
maupun kemasyarakatan dalam hubungan aktualisasi kebijakan pendidikan.
Maka dari itu, guru menjadi seorang supervisor karena membina peningkatan
mutu akademik yang berhubungan dengan usaha menciptakan kondisi belajar
yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata.
Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan,
tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah.

B. Pengertian Supervisi
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967)
sebagai berikut “Supervision is assistance in the devolepment of a better
teachinglearning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan
situasi pembelajaran yang lebih baik”. Selain itu Harold. P. Adams dan Frank
G. D merumuskan sebagai pelayanan atau layanan khusus dibidang pengajaran
dan perbaikannya mengenai proses belajar-mengajar termasuk segala faktor
dalam situasi tertentu. Kemudian, Thomas H,B dan Josep J. merumuskan
sebagai usaha yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan

1
mengarahkan pertumbuhan diri guru yang berkembang, secara lebih efektif
dalam membantu tercapainya tujuan tujuan pendidikan dengan murid di bawah
tanggung jawabnya.

Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul


yaitu etomologi dengan arti pengawasan di bidang pendidikan, morfologis
menurut perkataannya, super berarti “atas, lebih”. Visi berarti “lihat, tilik,
awasi”. Semantik berarti tergantung orang yang mendefinisikan. Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan
bantuan yang diberikan oleh supervisor kepada guru dalam upaya memperbaiki
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

• Menurut Ametembun (1993:2)


Pengertian supervisi secara etimologis dapat dijelaskan sebagai berikut.
Supervisi berasal dari dua kata, "super" yang berarti atas, lebih, dan "vision"
yang berarti lihat, titik, dan awasi. Dengan demikian, supervisi menunjukkan
bahwa seorang supervisor memiliki posisi yang lebih tinggi daripada orang
yang diawasinya, dan tanggung jawabnya adalah melihat dan mengawasi
mereka. Supervisi pendidikan didefinisikan dalam bidang administrasi
pendidikan sebagai sebuah bidang ilmu yang berfokus pada meningkatkan
kondisi belajar-mengajar.

• L. Drake (1980:278)
Menyatakan bahwa supervisi adalah istilah yang rumit, karena memiliki
makna yang luas. Supervisi identik dengan proses manajemen, administrasi,
evaluasi, akuntabilitas, serta berbagai aktivitas dan kreativitas yang terkait
dengan pengelolaan lembaga pendidikan di tingkat sekolah. Rifa'i (1992:20)
juga mengungkapkan bahwa supervisi merupakan bentuk pengawasan
profesional, yang bersifat spesifik dan didasarkan pada kemampuan ilmiah.
Pendekatannya tidak hanya sebatas pengawasan manajemen biasa, melainkan
juga menuntut kemampuan profesional yang demokratis dan humanistik dari
para pengawas pendidikan.

C. Pengertian Supervisi Pendidikan


Secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionory disebutkan
bahwa supervisi pendidikan merupakan “A critical watching and directing”.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai
seorang “expert” dan “superior”, sedangkan guru digambarkan sebagai orang
yang memerlukan kepala sekolah. Supervisi pendidikan ialah suatu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam melakukan secara efektif. Jika dilihat dari pengertian supervisi
di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan yaitu upaya seluruh
pejabat sekolah yang diarahkan untuk memberikan kepemimpinan kepada guru

2
dan tenaga kependidikan lainnya demi tujuan kemajuan instusi dengan
melibatkan elemen manusia dan material.

Sementara Suharsimi (1988:152) mengatakan “sejak dahulu sudah


banyak yang menggunakan istilah pengawasan, penilaian atau pemeriksaan
untuk istilah supervisi”. Pada zaman Belanda dikenal dengan Inspeksi. Menurut
Ametembun (1981:1) super berarti "atas" atau "lebih tinggi", sedangkan visi
berarti "lihat", "titik", dan "awasi". Dengan demikian, supervisi mengacu pada
tindakan melihat dan mengawasi dari posisi yang lebih tinggi, menunjukkan
bahwa orang yang melakukan supervisi berada pada posisi yang lebih tinggi
daripada orang yang dilihat dan diawasi.. “Supervision is assistance in the
development of a betterteaching learing situation” yang artinya supervisi adalah
bantuan dalam pengembangan situasi mengajar yang lebih baik (Wiles,
1955:8).

Supervisi yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan memiliki


misi yang berbeda dengan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Supervisi oleh pengawas satuan pendidikan lebih difokuskan pada memberikan
pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengelola lembaga secara efektif dan
efisien, serta meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan
supervisi yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan melibatkan
pengamatan intensif terhadap proses pembelajaran di lembaga pendidikan, yang
kemudian diikuti dengan memberikan umpan balik (Razik, 1995:559).

D. Kesimpulan Supervisi Pendidikan


Memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Pada dasarnya, konsep dasar supervisi pendidikan mencakup beberapa aspek
penting, seperti tujuan supervisi, proses supervisi, hubungan antara supervisor
dan guru, teknik supervisi, kompetensi supervisor, dan fokus pada pembelajaran
siswa. Tujuan utama dari supervisi pendidikan adalah memastikan bahwa
tujuan pendidikan tercapai dan siswa dapat mencapai potensi terbaik yang
mereka miliki.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Supervisi Dalam Pendidikan


Pada masa saat ini, masa era globalisasi yang mana hampir semuanya
telah serba digital. Untuk mencari informasi dapat didapatkan dengan cepat dan
akibatnya persaingan dalam hidup juga semakin ketat termasuk sumber daya
pendidikan. Di dalam dunia pendidikan guru merupakan salah satu penentu
keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan
eksperiensial. Maka dari itu guru adalah sasaran dari supervisi karena peran
guru yang mempunyai peran vital dalam membentuk karakter anak dan kepala
sekolah menjadi superviser atau penggerak, pengawas dari guru tersebut. Selain
itu, objek supervisi pendidikan yang terlibat di dalamnya sepeti sektor
manajemen, tata usaha pembiayaan, hubungan masyarakat, sarana dan prasana,
kurikulum serta kesiswaan.

Dengan adanya supervisi di dalem pendidikan sesuai dengan tujuannya


itu menumbuhkan kesadaran dari dalam diri guru agar timbul keinginan untuk
melakukan perbaikan demi perbaikan supaya pendidikan mengalamni
peningkatan kualitas, terhindar dari kemorosotan, keterbelakangan, dan
kemunduran. Sehingga supervisi akan membantu membangun kebersamaan
dan kekompakan dalam melangkah sesuai target yang ditentukan. Tugas kepala
sekolah sebagai supervisi yaitu sebagai penilik, dan pengawas dengan otoritas
masing-masing, untuk mengembangkan keahlian dan kompetensi secara luas.

Supervisi ini dapat digunakan untuk para guru senior karena tidak
mudahnya memberikan dorongan pada guru seinor yang memiliki banyak
pengalaman, maka dibutuhkan pendekatan psikologis dengan cara tidak
terkesan menggurui dan mengarahkan. Supervisi dapat memuat kedekatan
emosional agar berhasul melakukan perubahan dari formal-prosedural.
Sedangkan untuk guru baru atau guru muda adanya supervisi ini dapat
mengarahkan bagaimana cara menjadi sosok pengajarar professional yang
menguasai berbagai metodologi pembelajaran,actual aktif menulis, kreatif, dan
melahirkan inovasi baru.

Supervisi dapat menjadi arahan pengembangan sumber daya guru


dimana guru yang tidak pernah membaca informasi baru, tidak menambah ilmu
pengetahuan tentang apa yang diajarkan ia tidak akan memberi ilmu dan
pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan kepada peserta didik. Selain
itu sebagai arahan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang baik
secara pribadi maupun profesi guru.

Supandi (1986;252) menyimpulkan bahwa ada dua hal yang mendasari


pentingnya supervisi dalam pendidikan yaitu a) perkembangan kurikulum
merupakan akses kemajuan pendidikan karena kurikulum perlu penyesuaian

4
yang terus menerus dengan nyata di lapangan; 2) pengembangan personal,
pegawai atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus- menerus
dalam suatu organisasi. Maka dari itu jika tidak adanya supervisi dipendidikan
guru dan tenaga pendidik tidak dapat mengukur sejauh mana perkembangan
kemampuan dan profesionalismenya.

B. Tujuan Supervisi Pendidikan


Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu
mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan
salah satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai
dari proses pelaksanaanya.

Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu


mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih evektif. Kita
tidak dapat berbicara tentang efektivitas suatu kegiatan, jika tujuannya belum
jelas. Tujuan supervisi pendidikan adalah:

1. Membantu Guru agar dapat lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan


pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan itu.

2. Membantu Guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswannya; supaya dapat membantu
siswanya itu lebih baik lagi.

3. Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis


dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan
hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersama-sama meningkatkan
kemampuan masing-masing.

4. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta


mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung
jawab yang sesuai dengan kemampuannya.

5. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.

6. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat


menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan
kemampuannya secara maksimal.

7. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan


merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.

8. Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak


wajar, baik tuntutan itu datangnya dari dalam sekolah maupun dari luar
masyarakat.

5
Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah
sebagai berikut.

1. Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari
suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh
dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang
berkeinginan membentuk anak didikanya menjadi manusia yang cerdas
maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat
mengembangkan kecerdasan.

2. Tujuan sebagai titik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah
hal-hal yang terletak pada jangkauan masa datang. Misalnya, jika seorang
pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak
mulia, tentu penekanannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul
karimah yang diinginkannya tersebut.

3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.

4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang
dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih
mulia dibanding yang lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-
nilai tertentu.

C. Prinsip Supervisi Pendidkan


Menurut Sahertian, supervisi memiliki prinsip-prinsip yang harus
dilaksanakan sebagai berikut.

1. Prinsip Ilmiah (scientific).


Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh
dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.Untuk memperoleh
data perlu diterapkan alat perekam data. Setiap kegiatan supervisi
dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.

2. Prinsip Demokratis
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru, bukan berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan rasa
kesejawatan.

3. Prinsip Kerja sama


Mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah supervisi sharing of
idea, sharing of experience, memberi support mendorong, dan
menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

6
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreatifitas jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

Selain empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip supervisi


menurut Gunawan.

1. Prinsip fundamental/dasar
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor harus
berdasar/berlandaskan pada sesuatu yang kukuh, kuat serta dapat dipulangkan
kepadannya.

2. Prinsip praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada
prinsip positif dan prinsip negatif.
Prinsip positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut.

1. Supervisi harus konstruktif dan kreatif


2. Supervisi harus harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan
berdasar hubungan pribadi.
3. Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.
4. Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat, dan
kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
5. Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan dan
hubungan baik yang dinamik.

Sementara prinsip negatif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut:

1. Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya kepada orang-orang yang


disupervisi.
2. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga,
pertemanan, dan sebagainya.

Supervisi hendaknya tidak menutup kemungkinan terhadap


perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya dengan dalih apapun.
Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan mendesak bawahan.

D. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan


Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda
dalammerumuskan tahapan teknik-tekniksupervisi akan tetapi pada dasarnya
tetap sama. Secara garis besarteknik supervisi dibedakan menjadi dua
bagian,yaitu:

7
1. Teknik Perseorangan
Yang dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan
secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain: Mengadakan
kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk
mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa
kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.

Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru


ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan
cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat
dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah
lain.
Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau
mengatasi problem yang dialami siswa.Membimbing guru dalam hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun
program semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan
pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran,
menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan
mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler. (E & Afriansyah,
2019)

Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu:


1. Kunjungan kelas.
2. Observasi kelas.
3. Pertemuan individual.
4. Kunjungan antarkelas.
5. Menilai diri sendiri.

A) Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan dosen atau instruktur oleh
kepala Satuan Pendidikan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas.
Tujuannya adalah untuk menolong dosen atau instruktur dalam mengatasi
masalah di dalam kelas.

B) Observasi Kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di
kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi
pembelajaran, kesulitan-kesulitan dosen atau instruktur dalam usaha
memperbaiki proses pembelajaran.

C) Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan
tukar pikiran antara supervisor dosen atau instruktur.

D) Kunjungan Antar Kelas


Kunjungan antar kelas adalah dosen atau instruktur yang satu

8
berkunjung ke kelas yang lain di Satuan Pendidikan itu sendiri. Tujuannya
adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.

E) Menilai Diri Sendiri


Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara
objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri.

2. Teknik Kelompok
Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok,
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: Mengadakan pertemuan
atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat
secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan
dalam rangka kegiatan supervisi.

Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok


dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi
sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan
pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.

Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini


dilakukan melalui penataran- penataran, misalnya penataran untuk guru
bidangstudi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya
diselenggarakan oleh pusat atau wilayah,maka tugas kepala sekolah adalah
mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up)dari hasil
penataran.

Dengan demikian teknik supervisi sangat pentin guntuk dikuasai oleh


kepala sekolah, tanpapenguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan
berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif
kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang
supervisi.Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran
dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi
merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang (Kependidikan,
MUTU,KEPENDIDIKAN, & NASIONAL, 2008). (E & Afriansyah, 2019)

9
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Pendidikan pada masa sekarang, supervisi yang diupayakan oleh
pengawas perlu difokuskan pada guru karena guru adalah salah satu penentu
keberhasilan di dalam dunina pendidikan. Supervisi yang memiliki beberapa
jenis dan fungsi seperti yang telah dijelaskan memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam rangka pembentukan
pribadi secara maksimal. Selain guru ada keterlibatan seluruh komponen
pendidikan seperti kepala sekolah, masyarakat, komite sekolah, dewan
pendidikan, dan instutusi dalam perencaan dan realisasi program pendidikan
dengan efektif atau struktural pada supervisi.

Untuk pengembangannya sendiri melalui supervisi dilakukan supervisi


secara umum dan supervisi pengajaran. Pelakasaan tersebut dilakukans ecara
sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dengan tujuan
memberikan pembinaan kepada guru agar dapat melaksanakan tugas secara
efektif dan efisien. Implementasi supervisi yang dilakukan sangat menentukan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang efektif, selaras dengan
paradigma pembelajaran yang direkomendasikan dan dengan adanya supervisi
ini guru dapat mengukur sejauh mana mereka berkembang.

B. Saran
Kita sebagai mahasiswa dapat berpikir lebih kreatif lagi sehingga dapat
menemukan teknik serta makna konsep pada supervisi pendidikan yang harus
atau dapat mengembangkannya pada teknik dan prinsip yang sudah ada.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi pendidikan : Dasar teori Supervisi


Pendidikan. Jakarta : Bina

Aksara.
Nana Sudiana (1988) Dasar-Dasar Proses Belaiar-Mengajur. Bandung : Sinar Baru
Glickman. C.D

1gg5. Supervision of lnstruction. Boston: Allyn And Bacon Inc Sergiovarini, f .J


(1982). Editor Supervision of Teaching Alexandria : Association for Supervision
and Curriculum Development.

Atmosudirdjo, Prajudi S (1985)' Dasat-dasar ilmu administrasi. Jakarta: PT Ghalia


Indonesia. Harahap, Baharuddin. (1983). Supervisi pendidikan. Ciawijaya : Jakarta.
Siagian, S.P. (1982) Filsafat administrasi. Jakarta: PI : Gunung.
Saaty. T. L (1991). Pengambilan keputusan bagi para pemimpin. Jakarta : PT
Dharma Asksara

Perkasa.
Sudjana, N. (2005). Manajemen pengajaran. Sinar Baru Algensindo.

(Hayati, 2010) Supervisi Pendidikan http://repository. radenintan. ac.


id/75/7/BAB_II. pdf

11

Anda mungkin juga menyukai