Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

LAYANAN AKSELERASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajamen Layanan Khusus

Dosen Pengampu : Dr. Istifadah, S.Pd, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 13

1. Nur Aflah Muzzaka (204101030019)


2. Koni Atul Inayah (205101030007)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

OKTOBER 2022

i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
rahmatnya serta hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
sebaik mungkin. Adapun judul makalah yang kami buat ialah berjudul “LAYANAN
AKSELERASI” yang mana dosen pengampu nya ialah Ibu “Dr. Istifadah, S.Pd, M.Pd.I”.

Kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada Ibu “Dr. Istifadah, S.Pd, M.Pd.I”
yang mana telah memberikan tugas makalah ini. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman maupun pembaca agar kedepannya kami dapat memperbaiki makalah ini dengan
semaksimal mungkin.

Jember, 29 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Konsep Dasar Akselerasi ............................................................................................................ 3
B. Tujuan dan Prinsip Akselerasi .................................................................................................... 5
C. Karakteristik Peserta Didik Akselerasi ....................................................................................... 7
D. Model Penyelenggaraan Kelas Akselerasi ................................................................................ 10
E. Proses MLK Akselerasi ............................................................................................................ 11
BAB III ................................................................................................................................................. 16
PENUTUP ............................................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 18

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia merupakan sektor yang paling penting yang
harus diperhatikan dalam rangka menunjang tercapainya pembangunan nasional. Oleh
karena itu, membutuhkan sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, olahraga, berbudi pekerti luhur, dan mempunyai
ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Anak berbakat merupakan sumber daya yang dapat memberikan sumbangan
yang bermakna bagi kemajuan masyarakat dan negara. Secara umum anak berbakat
adalah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan unggul yang mampu
meberikan prestasi yang tinggi. oleh karena itu, diselenggarakan dan dikembangkan
terus upaya Pendidikan bagi anak berbakat adalah bahwa memberikan layanan
Pendidikan yang sesuai dengan potensi anak berbakat berarti juga ikut menyiapkan
tenaga potensial yang akan dapat membantu memecahkan permasalahan-
permasalahan bangsa. Salah satu bentuk layanan Pendidikan yang diberikan untuk
anak berbakat yaitu berupa program akselerasi.
Akselerasi didefinisikan Depdiknas sebagai salah satu bentuk pelayanan
Pendidikan yang yang di berikan bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan dan
kemampuan luar biasa untuk dapat menyelesaikan Pendidikan lebih awal dari waktu
yang di tentukan. Penyelenggaraan program akselerasi sendiri sangat penting karena
dengan memberikan pelayanan Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik yang memeiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa akan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan kecerdasan dan
bakatnya dengan sebaik-baiknya dengan demikian diharapkan nantinya dapat tumbuh
menjadi manusia Indonesia yang cerdas dalam berfikir, terampil dalam bertindak dan
berbudi pekerti luhur untuk menyongsong masa depan bangsa yang gemilang dalam
menghadapi persaingan global.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Akselerasi?
2. Apa saja Tujuan dan Prinsip Akselerasi?
3. Bagaimana Karakteristik Peserta Didik Akselerasi?
4. Bagaimana Model Penyelenggaraan Kelas Akselerasi?
5. Bagimana Proses MLK Akselerasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Dasar Akselerasi
2. Utuk Mengetahui Apa Saja Tujuan dan juga Prinsip Akselerasi
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Peserta Didik Akselerasi
4. Untuk Mengetahui Model Kelas Akselerasi
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses MLK Akselerasi

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Akselerasi

Akselerasi berasal dari kata Bahasa Inggris acceleration yang berarti percepatan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan akselerasi adalah prose mempercepat,
peningkatan kecepatan, percepatan, laju perubahan kecepatan. Akselerasi
didefinisikan Depdiknas sebagai salah satu bentuk pelayanan Pendidikan yang yang di
berikan bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan dan kemampuan luar biasa untuk
dapat menyelesaikan Pendidikan lebih awal dari waktu yang di tentukan. Program
Akselerasi atau program percepatan belajar ini merupakan salah satu bentuk layanan
Pendidikan bagi anak berbakat akademik di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dicanangkan oleh
pemerintah sejak tahun 2000. 1
Model pembelajaran akselerasi adalah model pembelajaran yang menawarkan
cara belajar yang lebih cepat atau dikenal dengan percepatan belajar. Teknik belajar
ini diharapkan bisa membantu anak didik belajar lebih cepat dari sebelumnya.
Akselerasi bermakna “to happen or to make something happen faster or earlier
than expected”.2 yaitu menyenangkan atau membuat sesuatu menyenagkan, cepat dan
bergairah. Akselerasai belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga peserta didik
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dapat menyelesaikan materi pembelajaran
lebih cepat dari masa belajar yang ditentukan.3 Secara konseptual pengertian
akselerasi sebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran, pada
waktu lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada konvesional.4
Akselerasi juga bermakna percepatan belajar sebagai implikasi dari sistem
belajar tuntas (master learning) juga menunjukan adanya siswa yang memiliki

1
Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus di Sekolah, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), hlm143.
2
A.S Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary (Oxford : Oxford University Press, 2000), hal. 6.
3
Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Strategi, dan Implementasi. (Bandung: Rosdakarya,2005),
hal. 161.
4
Reni Akbar-Hawadi. Akselerasi A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual,
(Jakarta: Grasindo, 2006), hal. 31.

3
kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan jauh
lebih cepat dan mempunyai nilai yang amat baik. siswa yang memiliki kecerdasan
luar biasa ini memiliki karakteristik khusus yaitu tidak banyak memerlukan waktu dan
bantuan dalam menyelesaikan percepatan kompetensi yang telah ditetapkan, misalnya
program remedial dan pengayaan dapat mengganggu optimalisasi belajarnya.5
Konsep cara belajar cepat ini diawali oleh pandangan Collin Rose dan Malcolm
J. Nicholl tentang adanya beberapa hal yang menjadi karakteristik tahun-tahun
terakhir yang penuh pancaroba dari millennium II. Hal tersebut merupakan tantangan
yang harus dijawab oleh setiap orang, pendidik, pelaku bisnis, dan pemerintah.
Keberhasilan abad mendatang akan bergantung pada sejauh mana seseorang dapat
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang tepat untuk menguasai kecepatan
dan kompleksitas. Perubahan dunia yang begitu cepat menuntut kemampuan belajar
yang lebih cepat. Prioritas utama bagi lembaga pendidikan adalah mengajarkan
kepada anak-anak bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berfikir.
Hanya dengan dua keterampilan inilah seseorang dapat mengatasi perubahan dan
kompleksitas serta menjadi manusia yang secara ekonomi tidak bergantung dan tidak
menganggur pada abad ini. Kedua keterampilan tersebut akan menghasilkan
kemandirian dan kepercayaan diri. Kemandirian merupakan kemampuan untuk
mengelola cara belajar sejak dini, untuk menguasai informasi dan untuk mengetahui
bagaimana menggunakan informasi tersebut guna menghasilkan produk-produk dan
jawaban kreatif terhadap berbagai masalah.6
Belajar bukan hanya untuk mengetahui jawaban-jawaban, juga bukan sekedar
untuk mengetahui penggalan dari suatu batang tubuh pengetahuan. Belajar juga tidak
hanya diukur dengan indeks prestasi dan nilai ujian saja. Akan tetapi belajar adalah
petualangan seumur hidup, inilah yang dimaksud dengan makna belajar secara luas.
Pertualangan tersebut haruslah melibatkan kemampuan untuk secara terus menerus
menganalisis dan meningkatkan cara belajar, serta kemampuan menyadari proses
belajar dan berpikir diri sendiri. Belajar haruslah dimulai sedini mungkin dan terus
berlangsung seumur hidup (belajar sepanjang hayat) serta mengimplementasikan apa
yang dipelajari.

5
Iif Khoiru A., dkk. Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hal. 11.
6
Colin Rose dan Malcolm J. Nichol, Accelerated Learning for The 21 st Century Cara Belajar Cepat Abad XXI,
terj. Dedy Ahimsa, (Bandung : Nuansa, 2006), hal. 11-13.

4
Metode belajar dalam akselerasi mengakui bahwa masing-masing individu
memiliki cara belajar pribadi pilihan yang sesuai dengan karakter dirinya. Oleh karena
itu, ketika seseorang belajar dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan
gaya belajar pribadinya, maka berarti ia telah belajar dengan cara yang paling alamiah
bagi dirinya sendiri. Sebab, yang alamiah menjadi lebih mudah, dan yang lebih
mudan menjadi lebih cepat.
Dengan demikian, istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan
(service delivery), dan kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai
model pelayanan, pengertian akselerasi yaitu meloncat kelas dan mengikuti pelajar
tertentu pada kelas di atasnya. Sementara itu, sebagai model kurikulum, akselerasi
berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu.

B. Tujuan dan Prinsip Akselerasi


Berdasarkan pedoman penyelenggaran program percepatan belajar, tujuan
percepatan belajar atau akselerasi terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.7
a. Tujuan umum
1. Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari
segi perkembangan kognitif aktif.
2. Memenuhi hak asasi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan
bagi dirinya sendiri.
3. Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.
4. Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik.
5. Menimbang peran peserta didik sebagai asset masyarakat dan kebutuhan
masyarakat untuk pengisian peran.
6. Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan.
b. Tujuan khusus
1. Memberikan penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan
secara lebih cepat sesuai dengan pontensinya.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran peserta didik.
3. Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung
berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal.

7
Depdiknas. Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP dan SMA. (Jakarta: Bagian
Proyek Pelayanan Percepatan Belajar Bagi Anak Berbakat, 2003), hal. 5-6.

5
4. Memacu mutu siswa untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan
emosional secara berimbang.

Berdasarkan hal tersebut, program akselerasi sangat esensial dalam


menyediakan kesempatan pendidikan yang tepat bagi siswa yang cerdas. Proses yang
terjadi akan memungkinkan siswa untuk memelihara semangat dan gairah belajarnya.
Program akselerasi membawa siswa pada tantangan yang berkesinambungan yang
akan menyiapkan mereka menghadapi masalah. Melalui program akselerasi ini, siswa
diharapkan akan memasuki dunia professional pada usia yang lebih muda dan
memperoleh kesempatankesempatan untuk bekerja produktif.

Prinsip-prinsip Pembelajaran Akselerasi Percepatan belajar adalah sebuah


konsep pembelajaran yang berupaya untuk mengoptimalkan proses internal dalam diri
peserta didik ketika sedang belajar, sehingga terjadi perolehan, pengorganisasian dan
pengungkapan dan pengetahuan baru. Upaya percepatan belajar dalam penerapannya
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1. Belajar bagaimana belajar (Learning How To Learn) dan belajar bagaimana


berfikir. (Learning How To Think). Prioritas Utama bagi sebuah lembaga
pendidikan pada masa yang berubah sangat cepat seperti sekarang ini adalah
mengajarkan kepada anak didik bagaimana cara belajar dan bagaimana cara
berfikir. Belajar bagaimana belajar begitu penting, karena ketika seseorang
mempeljari cara belajar, maka hal tersebut tidak hanya bisa menghadapi teknologi
baru dan perubahan, akan tetapi juga dapat menyambut baik kedatangannya.
Selain itu belajar bagaimana berfikir secara logis dan kreatif adalah suatu hal yang
sangat penting jika ingin dapat memecahkan masalah sosial dan personal secara
efektif.
2. Belajar harus menyenangkan dan membangun rasa percaya diri. Hal ini menjadi
penting karena belajar yang menyenangkan merupakan kunci utama bagi individu
untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dalam proses belajar. Agar bisa
efektif, belajar harus menyenangkan dan yang sangat penting adalah membuat
proses pendidikan menjadi suatu proses yang mengembirakan dan menciptakan
kesan baik pada diri pelajar.8 Apabila proses belajar menggembirakan, maka
memberikan motivasi tinggi. Itulah sebabnya mengapa peran lingkungan sangat
8
Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), hal. 21

6
penting dan mengapa para guru harus memperlihatkan antusiasme mereka kepada
anak didik. Untuk mencapai tujuan belajar dengan mudah, maka lingkungan kelas
harus ditata sedemikian rupa menjadi lingkungan yang kondusif, yang dapat
mempengaruhi siswa secara positif dalam belajar. Lingkungan belajar yang
kondusif dapat menumbuhkan motivasi anak dalam belajar, penyajian bahan
pelajaran dapat disuguhkan dengan penuh makna serta memberikan kesan
tersendiri kepada siswa.
3. Pengetahuan harus disampaikan dengan pendekatan multi-sensori dan multi-
model dengan menggunakan berbagai bentuk kecerdasan. Dengan cara inilah
seseorang akan mengalami dan menghayati apa yang tengah dipelajari secara
utuh.
4. Orang tua khususnya dan masyarakat umumnya terlibat sepenuhnya dalam
pendidikan anak-anak. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu kelanjutan
pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh
anak dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah kejalur
pendidikan sekolah (formal) memerlukan kerjasama antara orang tua dan sekolah.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan, harus ada kerjasama antara rumah, masjid, dan
sekolah untuk membantu kepribadian anak yang meliputi aspek rohani, jasmani,
dan jiwanya, sehingga menjadi lebih matang. Kerjasama ini tidak akan berjalan
dengan sempurna kecuali dengan adanya dua syarat pokok yaitu (1) pengerahan
dirumah dan disekolah hendaknya tidak bertentangan, (2) hendaknya saling
membantu dan bekerja sama yang bertujuan untuk menegakkan penyempurnaan
dan keseimbangan dalam upaya membina pribadi yang islami.9

C. Karakteristik Peserta Didik Akselerasi


Karakteristik peserta didik akselerasi adalah anak yang mampu melakukan
banyak hal sebelum masa normal pertumbuhan dan perkembangannya. Misalnya,
anak telah mampu membaca atau menulis sebelum masuk usia siap sekolah, anak
yang memiliki daya ingat yang sangat kuat sehingga berpikir sangat luas yang dapat
membuat bahasanya lebih baik dari anak yang lainnya. Anak akselerasi mengalami

9
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam Kaeda-kaeda Dasar, terj. Khalilullah Ahwas,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 34.

7
perkembangan kemajuan yang sangat pesat dan lebih suka berteman dengan anak
yang seusia diatasnya serta mempelajari sesuatu yang baru dengan sangat cepat dan
tepat.
Banyak anak yang tidak mengetahui kemampuan dirinya sehingga tidak
mengetahui apakah anak itu akselerasi atu bukan . Orang tua atau guru harus
memahami bagaimana karakteristik anak yang cerdas dan berbakat yaitu anak
akselerasi karena guru yang akan menyelidiki bagaimana karakteristik setiap peserta
didiknya. Ketika guru sudah membedakan anak akselerasi dengan anak lainnya, guru
harus memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anak akselerasi tersebut.
Siswa dengan kecerdasan dan kemampuan luar biasa atau biasa disebut anak
berbakat, memang memerlukan layanan pendidikan khusus. Program
percepatan yang diadakan pemerintah saat ini baru memenuhi sebagian kecil dari
kebutuhan layanan pendidikan khusus bagi anak berbakat intelektual atau anak
berbakat khusus diluar pembelajaran akselerasi. Anak berbakat dalam program
percepatan belajar yang dikembangkan oleh pemerintah dibatasi pada dua persyaratan
berikut:
a. Mereka yang mempunyai taraf intelegensi atau Iq diatas 140
b. Peserta didik yang mencapai prestasi yang memuaskan, dan memiliki kemampuan
intelektual umum yang mencapai pada taraf cerdas, dan keterkaitan terhadap tugas
yang tergolong aik serta kreativitas yang memadai. Sehingga pihak sekolah yang
ingin menyelenggarakan program percepatan belajar atau akselerasi

Anak berbakat memiliki kepribadian yang unik. Pada umumnya memiliki minat
kuat terhadap berbagai bidang menjadi interesnya, sangat tertarik terhadap berbagai
persoalan moral dan etika, sangat otonom dalam membuat keputusan dan menentukan
tindakan. Sejumlah karakteristik yang unik ini jika tidak dipahami dengan benar oleh
para pendidik dan orang tua, maka akan menimbulkan persepsi seolah-olah anak
berbakat adalah individu yang keras kepala, tidak mau kompromi bahkan ada yang
secrara ekstrim menilai anak berbakat rendah sikap.

Mempertimbangkan keunikan karakteristik kepribadian anak berbakat,


memerlukan cara-cara khusus dalam mengelola kegiatan belajar anak berbakat.
Mereka sangat membutuhkan layanan pendidikan yang spesifik agar potensi
keberbakatan yang dimiliki dapat berkembang sehingga mencapai aktualisasi diri
yang optimal. Anak-anak berbakat biasanya ditandai pula dengan:

8
a. Kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi; biasanya ditunjukkan dengan
perolehan tes inteligensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
b. Bakat istimewa dalam bidang tertentu; misalnya bidang bahasa, matematika, seni,
dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam
bidang-bidang tersebut.
c. Kreativitas yang tinggi dalam berpikir; yaitu kemampuan untuk menemukan ide-
ide baru.
d. Kemampuan memimpin yang menonjol; yaitu kemampuan untuk mengarahkan
dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
e. Prestas-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain; misalnya dalam seni
musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.

Ciri-ciri anak berbakat menurut Martinson (1974) adalah sebagai berikut: Gemar
membaca pada usia lebih muda, membaca lebih cepat dan lebih banyak memiliki
perbendaharaan kata yang luas, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, mempunyai
minat yang luas, juga terhadap masalah “dewasa”, mempunyai inisiatif, dapat bekerja
sendiri, menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal, memberi
jawaban-jawaban yang baik, dapat memberikan banyak gagasan, luwes dalam
berpikir, terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan, mempunyai
pengamatan yang tajam, dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama
terhadap tugas atau bidang yang diminati, berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri,
senang mencoba hal-hal baru, mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis
yang tinggi, senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah, cepat
menangkap hubungan-hubungan (sebab akibat), berperilaku terarah kepada tujuan,
mempunyai daya imajinasi yang kuat, mempunyai banyak kegemaran (hobi),
mempunyai daya ingat yang kuat, tidak cepat puas dengan prestasinya, peka (sensitif)
dan menggunakan firasat (intuisi), menginginkan kebebasan dalam gerakan dan
tindakan.10

10
Karakteristik Pembelajaran Akselerasi https://jenispembelajaran.wordpress.com/category/karakteristik-dari-
pembelajaran-akselerasi/ Akses 29 Oktober 2022 pukul 23.00.

9
D. Model Penyelenggaraan Kelas Akselerasi
a. Kelas Regular
Kelas regular, dimana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istemewa tetap berada bersama-sama dengan siswa lainnya di kelas regular
(model inklusif). Bentuk penyelenggaraan pada kelas regular dapat dilakukan
dengan model sebagai berikut.
1. Kelas regular dengan kelompok (cluster), siswa dengan memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain (normal) di kelas
regular dalam kelompok khusus.
2. Kelas regular dengan pull out, siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa belajar bersama siswa lain (normal) di kelas regular namun
dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas ke ruang sumber (ruang khusus)
untuk belajar mandiri, dan/atau belajar dengan guru pembimbing khusus.
3. Kelas regular dengan cluster dan pull out, siswa yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain (normal) di kelas
regular ke ruang sumber (ruang khusus) untuk belajar mandiri, belajar
kelompok, dan/atau belajar dengan guru pembimbing khusus.
b. Kelas Khusus
Kelas khusus, di mana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa belajar dalam kelas khusus.
c. Sekolah Khusus
Sekolah khusus, di mana siswa yang belajar di sekolah ini adalah siswa yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Penempuhan jangka waktu belajar pada program akselerasi atau kelas akselerasi
berbeda dengan kelas umum atau kelas regular pada biasanya. Jangka waktu
akselerasi lebih cepat, seperti di utarakan Depdiknas (2003: 30), bahwa: Mengenai
lama belajar, waktu yang digunakan menyelesaikan program belajar bagi siswa
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa lebih cepat dibandingkan siswa
regular. Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat
dipercepat menjadi 5 (lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah

10
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3
(tiga) tahun menjadi 2 (dua) tahun.11

E. Proses MLK Akselerasi


1. Perencanaan (Planning)
Penyelenggaraan kelas akselerasi perlu persiapan matang agar pelaksanaanya
maksimal. Tahap Perencanaan pembelajaran dalam program akselerasi ini
mencakup tentang penetapan tujuan yang akan di capai oleh program,
pengembangan kurikulum, ketersediaan sarana dan prasarana, guru serta peserta
didik. Oleh karena itu, sebelum peserta didik masuk kelas akselerasi diperlukan
persyaratan-persyaratan agar peserta didik yang masuk dikelas ini benar-benar
peserta didik yang memiliki IQ diatas rata-rata. Persyartan ini dilakukan agar
peserta didik di kelas akselerasi dapat cepat menyelesaikan masa studinya tepat
waktu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa
(2006) menyatakan beberapa persyartan bagi seorang peserta didik yang ingin
diterima sebagai peserta didik kelas akselerasi sebagaimana berikut:
a. Persyaratan akademis yang diperoleh dari skor rata-rata nilai rapor, nilai ujian
nasional, serta tes kemampuan akademik dengan nilai sekurang-kurangnya
8,00.
b. Persyaratan Psikilogis, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan psikologis,
meliputi tes kemampuan intelektual umum, kreativitas, dan keterikatan pada
tugas. Peserta yang lulus tes psikologi ialah mereka yang memiliki
kemampuan intelektual umum dengan kategori jenius )IQ>140) atau mereka
yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori cerdas
)IQ>125) yang ditunjang oleh kreativitas dan keterikatan terhadap tugas dalam
kategori di atas rata-rata.
c. Informasi data subjektif, yaitu nominasi dari diri sendiri (self nomination) ,
teman sebaya (peer nomination), orang tua (parent nomination), dan guru
(teacher nominatin) sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri-ciri
keberbakatan.
d. Kesehatan fisik, yang ditunjukan dengan surat keterangan sehat dari dokter.
e. Kesediaan calon peserta didik dan persetujuan orang tua

11
Depdiknas. Pedoman Penyelenggaraan…, hal. 28-29

11
Beberapa tahap tersebut dilaksanakan dalam proses rekruitmen peserta didik
dengan cara identifikasi penjaringan (screening) dan penyaringan (seleksi).
Screening adalah suatu pendekatan identifikasi tahap awal dengan melibatkan
beberapa pihak yaitu orang tua, guru, dan peserta didik yang bersangkutan itu
sendiri. Seleksi dilakukan berdasarkan prestasi akademik pada kelas/tingkat
pendidikansebelumnya dan tes psikologi. Setelah itu, peserta didik diberikan tes
anjutan secara kelompok dan individu, yaitu tes intelegensi, tes kreativitas, dan
skala task commitment. Disamping itu, diberikan juga tes proyektif sebagai tes
penunjang untuk mengetahui aspek emosi dan sosial calon peserta didik anak
berbakat.

Adapun perbedaan kurikulum yang digunakan dikelas akselerasi dengan kelas


regular terletak pada penyususnan Kembali struktur program pengajaran dalam
alokasi waktu yang lebih singkat. Penyusuanan ini dapat dilakukan dengan cara
alokasi waktu sesuai dengan kecepatan anak, isi materi yang penting, proses
belajar mengajar menekankan pada proses pengembangan prose berpikir tingkat
tinggi, sarana prasarana dan lingkungan yang berbakat memungkinkan anak untuk
menemukan kehausan akan pengetahuan, serta pengelolaan kelas yang
memungkinkan anak bekerja secara mandiri, berpasangan maupun kelompok.
Selain itu, pembedaan kurikulum kelas akselerasi juga dapat dilakukan dengan
jalur pengayaan (enrichment), pendalaman (extension), dan percepatan
(akseleration).

2. Pengorganisasian (Organizing)
Kelas akselerasi dikelola oleh bagian akselerasi yang menjadi bagian dari
bagian kurikulum. Pada dasrnya, kurikulum program akselerasi yaitu kurikulum
nasional dan muatan local yang dimodifikasi dengan penekanan pada materi
esensial, pengembangan kurikulum melalui system pembelajaran yang dapat
memacu dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika etika, dan
logika estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistic, kreatif,
sistematik dan sistematis, serta linear dan konvergen untuk memenuhi tuntutan di
masa mendatang. Oleh sebab itu, sekolah penyelenggara program akselerasi
diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang
relevan dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik.

12
Idealnya, guru dikelas akselerasi juga memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa karena peserta didiknya memiliki kecerdasan dan bakat istemewanya.
Artinya, guru pilihan tersebut adalah guru yang memiliki kemampuan, sikap, dan
keterampilan terbaik diantara para guru yang ada (the best for the best). Dengan
demikian, guru ini dapat melaksanakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk
program akselerasi, yaitu: berfokus pada belajar bagaimana seharusnya belajar,
menekankan pada perkembangan kemampuan intelektual tinggi, serta memeiliki
kepekaan terhadap kemajuan belajar dari tingkat intelektual rendah sampai
intelektual tinggi.
Perlu dilakukan juga konseling pada anak berkemampuan dan kecerdasan luar
biasa untuk membantu individu mengenali dan memahami diri serta mengarahkan
dirinya dengan cepat terhadap lingkungannya yaitu, teman, keluarga, dan sekolah.
Konseling dibutuhkan karena mereka mempunyai karakter tertentu sehingga perlu
mendapatkan pelayanan yang tepat. Oleh sebab itu, wali akselerasi sebaiknya
adalah seorang guru bimbingan konseling (BK). Pemilihan ini agar peserta didik
kelas akselerasi yang lebih besar beban belajarnya di bandingkan dengan kelas
regular dapat melakukan konseling langsung pada wali kelasnya. Selain itu, wali
kelas juga dapat dengan mudah mendeteksi sekaligus mengatasi masalah apabila
terjadi masalah pada peserta didik tersebut.
3. Penggerakan (Actuating)
Pelaksanan program akselerasi meliputi kegiatan pembelajaran, bimbingan
dan konseling, serta tanggung jawab kepala sekolah. Kegiatan pembelajaran
akselerasi menggunakan kurikulum yang berdiferesiensi yang mengacu pada
penanjakan kehidupan mental melalui berbagai program yang akan
menghubungkan kreativitas dan mencakup berbagai pengalaman belajar
intelektual pada tingkat tinggi. Guru harus mengacu pada kurikulum program
akselerasi yang memeperhatikan tingkat berpikir abstrakyang lebih tinggi (
analisis, sintersis dan evaluasi, serta pemecahan masalah). Guru juga dituntut
untuk terampil dalam pengelolaan kelas, melakukan pemikiran untuk pengelolaan
kelas yang baik dimaksudkan agar peserta didik dapat bekerja di kelas, baik secara
mandiri, berpasangan, maupun kelompok.
Harus disadari bahwa Pendidikan untuk peserta didik berbakat intelektual
tinggi berbeda dengan peserta didik regular dan seyogyanya menekankan aktivitas
intelektual. Pembelajaran untuk program akselerasi harus diwarnai kecepatan dan

13
tingkat kompleksitasyang lebih sesuai dengan tingkat kemampuan yang lebih
tinggi dari pada peserta didik kelas regular, serta menekankan perkembangan
kreatif dan proses berpikir tinggi. Oleh karena itu, metode pembelajran yang
paling sesuai adalah metode pembelajaran induktif, divergen, dan berpikir
evaluative. Hafalan pada pembelajran program peserta diik akselerasi sejauh
mungkin dicegah dengan memberikan tekanan pada Teknik yang berorientasi
pada penemuan (discovery oriented) dan pendekatan induktif.
Penataan layanan bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat di sekolah dasar
perlu memeperhatikan beberapa hal berikut.
a. Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi
kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensi
secara berkesinambungan.
b. Menata lingkungan yang dapat memperkaya pertumbuhan intelektual, afektif,
fisik, intuisi, dan sosial anak berbakat.
c. Terjadinya partisipasi dan kerja sama oleh anak berbakat dengan orang tuanya.
d. Menyediakan waktu, tempat, dan dukungan bagi anak.
e. Mendorong anak berbakat menemukan tempat dirinya di perkembangan
manusia dengan menemukan kecakapannya dan bidang tempat dia dapat
berkontribusi.
f. Menyediakan kesempatan bagi anak berbakat untuk berinteraksi dengan
sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang
memungkinkan anak menemukan keunikan dan ketertarikan dirinya.

Hal terpenting adalah penyelenggaraan program akselerasi menjadi tanggung


jawab kepala sekolah. Artinya, di dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran
akselerasi, seorang kepala sekolah dapat mengembangkan segala sumber daya
yang ada di sekolah. Kepala sekolah sebagai kepala penyelenggaraan program
akselerasi mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pelaksanana kegiatan
pembelajaran program akselerasi, terutama dalam ketersediaan sarana dan
prasarana demi kelancaran kegiatan pembelajaran, pembinaan peserta didik, dan
pengembangan kurikulum.

4. Pengawasan (Controlling)
Evaluasi belajar pada program akselerasi pada dasarnya tidak berbeda dengan
peserta didik kelas regular. Perbedaannya hanya terletak pada jadwal tes karena

14
untuk program akselerasi mengacu pada kalender Pendidikan yang dibuat khusus.
Meskipun demikian, ada baiknyasaat peserta didik kelas regular mengikuti
ulangan umum akhir semester, peserta didik akselerasi dapat diikutsertakan. Hal
ini untuk mendapatkan data pembanding tingkat daya serap mereka dengan
menggunakanalat tes untuk mengukur daya serap peserta didik kelas regular. Nilai
pada buku rapor program akselerasi dilakukan sesuai dengan kalender Pendidikan
yang berlaku khusus untuk program percepatan belajar.
Evaluasi yang dilakukan untuk peserta didik program percepatan belajar
terdiri atas ulangan harian, umum, dan nasional. Setiap guru memeberikan
ulangan harian minimal tiga kali dalam satu semester. Bentuk soal yang
disarankan soal uraian. Ulangan umum diberikan lebih cepat dibandingkan peserta
didik regular, sesuai dengan kalender Pendidikan percepatan belajar. Soal ulangan
dibuat oleh guru mata pelajran yang bersangkutan dengan menyususn kisi-kisi
serta materi-materi yang esensial. Adapun ujian nasional akan diikuti oleh peserta
didik pada tahun kelima untuk SD serta tahun kedua untuk SMP dan SMA peserta
didik regular. Evaluasi secara umum terhadap penyelenggaraan program
akselerasi dalam bentuk supervise atau monitoring dan evaluasi.12

12
Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus di Sekolah, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), hlm150.

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Akselerasi didefinisikan Depdiknas sebagai salah satu bentuk pelayanan
Pendidikan yang yang di berikan bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan dan
kemampuan luar biasa untuk dapat menyelesaikan Pendidikan lebih awal dari waktu
yang di tentukan. Jadi dapat dipahami bahwa akselerasi merupakan salah satu
program layanan yang diberikan oleh sekolah guna memberikan fasilitas bagi peserta
didik yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata agar dapat mempergubakan
kecerdasannya itu untuk mempercepat proses belajarnya di sekolah. Dengan
demikian, peserta didik tersebut dapat dengan cepat naik ke jenjang Pendidikan yang
lebih tinggi sesuai dengan kemampuannya. Untuk mewujudkan program tersebut
maka di perlukan proses MLK/ Manajemen Layana Khusus yang baik untu program
Akselerasi yang mana dalam proses tersebut meliputi:
1. Perencanaan (planning)
Dalam perncanaanya ini berisi tentang penetapan tujuan yang akan dicapai oleh
suatu program yaitu program akselerasi itu sendiri. Tidak hanya itu karena
akselerasi ini berupa program yang terkait dengan pembelajran maka penetapan
tujuan bagi pengembangan kurikulum, sarana dan prasarana, guru serta peserta
didik itu diperlukan agar kedepannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Penggorganisasian (organizing)
Dalam penggorganisasian berisi tentang siapa yang akan mengelola program
tersebut, yang mana kelas akselerasi dikelola oleh bagian akselerasi yang menjadi
bagian dari kurikulum.
3. Penggerakan (actuating)
Setelah adnya perencanaan dan juga penggorganisasian maka tahap ketiga
pelaksanaan dari perencanaan yang telah di buat yang mana dalam penggerakan
atau pelaksanaan program. Kegiatan pembelajaran akselerasi menggunakan
kurikulum yang berdiferesiensi yang mengacu pada penanjakan kehidupan mental
melalui berbagai program yang akan menghubungkan kreativitas dan mencakup
berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat tinggi.

16
4. Pengawasan (controlling)
Tahap ke 4 yaitu berisi tentang evaluasi terkait perencanaan apakah sudah sesuai
dengan pelaksanaan, dan bagaimana pihak pengelola program akselerasi itu
bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Untu mengetahui apakah program ini
berhasil atau tidak maka diperlukan adanya evaluasi yang mana Evaluasi yang
dilakukan untuk peserta didik program percepatan belajar terdiri atas ulangan
harian, umum, dan nasional. Setiap guru memeberikan ulangan harian minimal
tiga kali dalam satu semester. Bentuk soal yang disarankan soal uraian. Ulangan
umum diberikan lebih cepat dibandingkan peserta didik regular, sesuai dengan
kalender Pendidikan percepatan belajar. Dari sinilah dapat diukur program
tersebut berhasil atau tidak jika berhasil maka ada beberpa hal yang mungkin
perlu diperbaiki agar kedepannya program tersebut lebih baik.

B. Saran
Kami dari kelompok 13 menyadari banhwasannya makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari kalian semua
agar kedepannya lebih baik lagi

17
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam Kaeda-kaeda Dasar, terj.
Khalilullah Ahwas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), A.S Hornby, Oxford
Advanced Learner’s Dictionary (Oxford : Oxford University Press, 2000)

Colin Rose dan Malcolm J. Nichol, Accelerated Learning for The 21 st Century Cara Belajar
Cepat Abad XXI, terj. Dedy Ahimsa, (Bandung : Nuansa, 2006)

Depdiknas. Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP dan SMA.
(Jakarta: Bagian Proyek Pelayanan Percepatan Belajar Bagi Anak Berbakat, 2003)

Karakteristik Pembelajaran Akselerasi


https://jenispembelajaran.wordpress.com/category/karakteristik-dari-pembelajaran-
akselerasi/ Akses 29 Oktober 2022 pukul 23.00.

Iif Khoiru A., dkk. Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011)

Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung,


(Jakarta: Bulan Bintang, 1979)

Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Strategi, dan Implementasi. (Bandung:


Rosdakarya,2005)

Reni Akbar-Hawadi. Akselerasi A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak
Berbakat Intelektual, (Jakarta: Grasindo, 2006)

Zulkarnain Wildan, Manajemen Layanan Khusus di Sekolah, ( Jakarta: PT Bumi Aksara,


2018)

18

Anda mungkin juga menyukai