Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN ASESMEN NASIONAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

“Studi kebijakan Pendidikan islam di Indonesia”

Dosen Pengampu:

Arif Shaifudin, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Chussella Deviane (201200037)

Clarafika Khodijatul Adhah (201200039)

Dedik Nugroho (201200041)

Devi Purwatiningsih (201200045)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismiilahirrahman nirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta nikmat kepada kita, sehingga dapat menyelesaikan tugas
kelompok membuat makalah dengan judul “Kebijakan Desentralisasi dan
Otonomi Pendidikan” dengan lancar, baik, dan tepat pada waktu yang telah
disediakan. Sholawat serta salah selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang
telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah. Semoga
kita mendapat syafaat beliau di yamuil qiyamah. Aamiin

Selanjutnya, tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas kelompok mata kuliah Studi Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia.
Disisi lain, penulisan makalah ini diharapkan bisa berguna dan dapat menjadi
wawasan bagi teman-teman. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak
Arif Shaifudin, M.Pd.I selaku dosen dari mata kuliah Studi Kebijakan Pendidikan
Islam di Indonesia yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami.

Dalam makalah yang kami susun ini tentu masih banyak kesalahan. Oleh
karena itu, kami mengharap saran dan pendapat dari teman-teman dan juga
bimbingan dari Bapak Arif Shaifudin, M.Pd.I supaya makalah ini menjadi baik
dan sesuai dengan ketentuan yang telah ada.

Sekian, terima kasih

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ponorogo, 07 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

A. Pengertian Asesmen Nasional................................................................3


B. Tujuan Asesmen Nasional.....................................................................
C. Jenjang Pendidikan Objek Asesmen Nasional.......................................
D. Pelaksanaan Asesmen Nasional.............................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi tantangan global pada pendidikan abad 21,
mengharuskan peserta didik dapat menguasai berbagai kecakapan hidup
yangpokok. Peserta didik harus memiliki kecakapan belajar dan
berinovasi,kecapakan menggunakan tekonologi informasi, kecapakan hidup
untukbekerja dan berkontribusi pada masyarakat.
Asesmen Nasional dianggap sebagai kebijakan yang sangat
penting untuk meningkatkan mutu sistem pendidikan di Indonesia. Asesmen
Nasional tidak lagi berorientasi pada pencapaian peserta didik dalam
menguasai konten pelajaran dan nilai ujian akhir melainkan lebih
mengutamakan penguasaan kompetensi yang dapat dimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Asesmen Nasional dijadikan sebagai alat ukur untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Asesmen Nasional
tidak hanya menilai hasil belajar kognitif peserta didik seperti yang berlaku
pada Ujian Nasional namun juga menilai hasil belajar sosial emosional seperti
sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan
kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan. 
Asesmen nasional bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem
pendidikan secara menyeluruh di Indonesia. Hasil Asesmen Nasional tidak
lagi berdampak pada pencapaian proses belajar peserta didik akan tetapi dapat
memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi
peserta didik atau sebagai dasar perbaikan kualitas pembelajaran pada tingkat
selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asesmen nasional?
2. Apa tujuan dari asesmen nasional?
3. Apa saja jenjang Pendidikan objek asesmen nasional?
4. Bagaimana pelaksanaan asesmen nasional?

1
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian asesmen nasional?
2. Mengetahui tujuan dari asesmen nasional?
3. Mengetahui saja jenjang Pendidikan objek asesmen nasional?
4. Mengetahui pelaksanaan asesmen nasional?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen Nasional


Pengertian asesmen nasioanl dalam Permendikbudristek No. 17 Tahun 2021
pasal 1, yaitu:
“Asesmen Nasional yang selanjutnya disingkat AN adalah salah satu bentuk
evaluasi sistem Pendidikan oleh Kementerian pada jenjang Pendidikan dasar
dan Pendidikan menengah.”1
Istilah asesmen (assessment) diartikan menurut Kumano “The process of
collecting data which shows the development” Gabel mengkategorikan
asesmen kedalam dua kategori yaitu asesmen tradisional dan asesmen
alternatif. Asesmen tradisional berisi tes benar – salah, tes pilihan ganda, tes
melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Asesmen alternatif merupakan asesmen
yang terdiri dari essai atau uraian, penilaian praktek, penilaian proyek,
kuesioner, inventori, daftar cek, penilaian oleh teman sebaya, penilaian diri
sendiri, portofolio, observasi, diskusi, dan interviu.2
Resti dan Kresnawati mendefiniskan Asesmen merupakan kegiatan untuk
mengungkapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. 3 Sehingga dapat
dikatakan bahwa assesmen merupakan penerapan penggunakaan alat penilaian
untuk mendapatkan informasi sebanyak – banyaknya tentang keberhasilan
siswa dalam menguasai kompetensi tertentu. Assesmen berbeda dengan
evaluasi dimana evaluasi hanya berorientasi pada kemampuan kognitif yang
berhubungan dengan nilai (value).
Sebelum adanya asesmen terdapat Ujian Nasional (UN). Ujian nasional
(UN) hakikatnya adalah membuat acuan pembelajaran hanya mengutamakan

1
Kemdikbud, “Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021,” Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi, 2021, 1–10.
2
Jihad Ahmad Muta’ali, “Opini Masyarakat Tentang Asesmen Nasional Sebagai Penganti
Ujian Nasional: Studi Kasus Terhadap Masyarakat Awam Dan Masyarakat Intelektual,” Journal of
Chemical Information and Modeling, 2020.
3
Dhina Cahya Rohim, “Konsep Asesmen Kompetensi Minimum Untuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Numerasi Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal VARIDIKA 33, no. 1 (2021): 54–62,
https://doi.org/10.23917/varidika.v33i1.14993.

3
kegiatan dimana hanya dilakukan dengan cara mendengar, mencatat materi
dan juga menghafal. Sejak tahun 1971 acuan pembelajaran ini sering ingin
diganti, namun terdapat berbagai alasan tentang tersedianya dana yang
membuat ujian harus tetap dijalankan. Melalui Undang-Undang Tahun 2003
hal semacam ini ingin segera diganti, akan tetapi malah dijadikan patokan
sebagai penentu kelulusan. Adanya UN pun dirasa kurang bagus karena
kurang dalam kemampuan kognitif dalam artian kognitif yaitu kemampuan
menganalisis permasalahan di luar pelajaran. Kemampuan dari hal tersebut
perlu di kembangan menjadi bagian dari sistem kepribadian setiap peserta
didik. Untuk itu sangat dibutuhkan suatu penilaian ujian nasional yang dirasa
belum cukup bagus yang digunakan sebagai penilaian pembelajaran dalam
penentuan kelulusan siswa. Asesmen ini juga berpatok dan memiliki tujuan
dalam memberikan perbaikan setiap individu, pembimbing, dan bahkan suatu
sekolah Asesmen nasional sebagai pengganti Ujian Nasional memiliki tujuan
untuk menghasilkan informasi mengenai peserta didik. Pelaksanaan UN di
Indonesia cenderung berdasarkan materi pembelajaran dari buku ajar siswa.4
Asesmen nasional merupakan suatu program yang dibuat oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim Asesmen nasional
akan dijadikan pengganti Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021, pada asesmen
nasional peserta didik tidak akan dititik beratkan pada pemaham materi
kurikulum ataupun berdasarkan mata pelajaran, namun akan diarahkan kepada
dua kompetensi minimum yaitu literasi membaca dan numerisasi. Literasi
membaca dalam konteks asesmen nasional bukan hanya kemampuan
membaca peserta didik, namun juga pemahaman peserta didik tentang
menganalisis suatu teks dan memahami makna teks tersebut. Numerisasi pada
asesmen nasional berarti kemampuan perserta didik dalam menganalisis
menggunakan angka.
Asesmen nasional sebagai pengganti Ujian Nasional memiliki tujuan
untuk menghasilkan informasi mengenai peserta didik, kemudian informasi

4
T A Al Fajri et al., “Analisis Kritis Sistem Evaluasi Pendidikan Indonesia,” Ma’arif Journal
of … 1, no. 1 (2022): 1–11.

4
peserta didik tersebut digunakan oleh pendidik untuk meningkatkan kualitas
kegiatan belajar mengajar, hasil dari tujuan tersebut ialah adanya peningkatan
hasil belajar peserta didik kegiatan asesmen nasional dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter,
Survei Lingkungan Belajar.5

B. Tujuan Asesmen Nasional


Kemendikbud merumuskan program terbaru yaitu Asesmen Nasional
untuk menggantikan pelaksanaan ujian nasional (UN) pada tahun 2021. AN
dan UN memiliki perbedaan yang sangat mendasar yaitu tidak mengevaluasi
capaian peserta didik secara individu, tetapi mengevaluasi secara keseluruhan,
dan dilaksanakan secara berkala untuk memetakan sistem pendidikan. Secara
umum asesmen tidak hanya menilai pengetahuan saja, tetapi mencakup semua
metode yang digunakan mengumpulkan informasi tentang pengetahuan,
kemampuan, pemahaman, sikap dan motivasi.6 Pelaksanaan asesmen
bertujuan untuk mendeskripsikan keberhasilan penguasaan kompetensi siswa,
mendeskripsikan keberhasilan proses pembelajaran, menentukan tindak lanjut
hasil penilaian, sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak sekolah kepada
orang tua dan masyarakat, serta sebagai bahan perbaikan proses kegiatan
belajar mengajar.7 Asesmen ditujukan untuk dapat mengukur empat
komponen berikut: 1) Kompetensi peserta didik; 2) Kualitas pembelajaran; 3)
Kualitas pengelolaan satuan pendidikan; dan 4) Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas pembelajaran dan kualitas pengelolaan Satuan
Pendidikan. Dengan PP Nomer 57 Tahun 2021 tsb. maka Ujian Nasional atau
ujian akhir sekolah berstandar nasional tidak lagi diberlakukan, sebagaimana
tercantum dalam pasal 55. Maka per tahun 2021 Ujian Nasional sudah tidak

5
Muta’ali, “Opini Masyarakat Tentang Asesmen Nasional Sebagai Penganti Ujian
Nasional: Studi Kasus Terhadap Masyarakat Awam Dan Masyarakat Intelektual.”
6
Nanda Novita, Mellyzar Mellyzar, and Herizal Herizal, “Asesmen Nasional (AN):
Pengetahuan Dan Persepsi Calon Guru,” JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan) 5, no. 1 (2021),
https://doi.org/10.36312/jisip.v5i1.1568.
7
Rohim, “Konsep Asesmen Kompetensi Minimum Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Numerasi Siswa Sekolah Dasar.”

5
lagi diadakan sebagaimana PP tersebut dikeluarkan per Maret tahun 2021.
Dan sebagai penggantinya adalah Asesmen nasional yang mulai berlaku per
tahun 2021.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai yang mewakili Pemerintah
Pusat memberikan konsep pembelajaran yang terdiri dari tiga komponen
penting, yaitu; 1) kurikulum, 2) pembelajaran, dan 3) asesmen. Asesmen
dilakukan untuk mendapatkan infomasi mengetahui capaian siswa terhadap
kompetensi yang diharapkan yakni kualitas belajar mengajar, yang pada
akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Laporan hasil kompetensi
asesmen nasional, digunakan sebagai rancangan untuk menyusun strategi
pembelajaran yang lebih efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian
siswa. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian
siswa akan memudahkan siswa menguasai konten atau kompetensi yang
diharapkan pada suatu mata pelajaran.
Untuk memastikan asesmen nasional mengukur kompetensi yang
diperlukan dalam kehidupan, dan sesuai dengan pengertian literasi membaca
dan numerasi maka soal-soal pertanyan asesmen nasional diharapkan tidak
hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai
konteks, dan pada beberapa tingkat proses kognitif.7 Dalam kegiatan belajar
mengajar, maka arah asesmen sebagai berikut: a) Asesmen menyertakan
semua komponen belajar dan pembelajaran yang dapat dilakukan pada awal
kegiatan, saat kegiatan berlangsung, maupun di akhir pembelajaran; b) Fokus
utama asesmen adalah mengetahui pencapaian dan kemajuan peserta didik
dalam belajar serta memperbaiki proses pembelajaran dan kegiatan peserta
didik dalam belajar; c) Asesmen harus terfokus, menuntut perhatian kolektif
serta menciptakan hubungan atau keterpautan, dan memperkaya koherensi
kurikulum; d) Perbedaan penekanan antara asesmen untuk memperbaiki dan
akuntabilitas harus dikelola dengan baik, sehingga menekankan titik temu
yang saling menguntungkan.8
8
N Novrizal, “Implikasi Asesmen Nasional Terhadap Pengajaran Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (Pai),” Tarbawi: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan … 5, no. 1 (2022): 54–
68.

6
C. Jenjang Pendidikan Objek Nasional

Dalam asesmen jenjang pendidikan yang dijadikan objek tertuang pada pasal 4
yaitu:

a. satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dasar dan menengah pada


jalur formal;dan
b. program pendidikan kesetaraan jenjang pendidikan dasar dan menengah
pada jalur non formal.
c. AN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan 1 (satu) kali dalam
1 tahun.
d. Jangka waktu pelaksanaan AN sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan oleh Menteri.

D. Pelaksanaan Asesmen Nasional

Dalam pelaksanaan Asesmen Nasional bagi peserta didik dibagi


menjadi tiga bagian yaitu asesmen kompetensi minimum, survei karakter,
survei lingkungan belajar yang dipandu dan diawasi oleh pendidik yang
ditetapkan oleh pemerintahan daerah. Sedangkan Asesmen Nasional bagi
pendidik dan kepala satuan pendidikan melalui survei lingkungan belajar
dilakukan secara mandiri.
Asesmen kompetensi minimum merupakan upaya untuk mengukur
kompetensi literasi membaca dan numerasi yang harus dimiliki oleh peserta
didik. Survei karakter merupkan pengukuran karakter yang mencerminkan
nilai-nilai pancasila. Dan survei lingkungan belajar merupakan pengukuran
aspek-aspek lingkungan satuan pendidikan yang berdampak pada proses dan
hasil belajar peserta didik.9
Asesmen kompetensi minimum (AKM) diselenggarakan guna
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang sejauh mana
9
Peraturan meteri pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi RI nomor 17 tahun 2021 tentang
Asesmen Nasional

7
keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu dan guna untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga harapnya akan dapat
memperbaiki pula hasil belajar siswanya.
Pelaksanaan asesmen tidak hanya mengukur penguasaan materi
pengetahuan sesuai dengan kurikulum, namun dirancang khusus untuk
mengetahui kualitas pendidikan secara menyeluruh dan melakukan perbaikan
atas mutu pendidikan yang dirasa masih kurang.
Fokus utama AKM yaitu terpenuhinya kemampuan literasi membaca
dan literasi numerasi pada siswa dimaksudkan untuk memaparkan informasi
tentang tingkat kemampuan yang dimilki siswa. Hal inilah yang dimanfaatkan
guru atau pendidik dalam merancang pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran yang inovatif yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
pencapaian siswa. Pembelajaran yang dirancang sesuai dengan tingkat
pencapaian siswa ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menguasai
konten suatu pelajaran. Instrumen soal AKM tidak hanya berisi topik atau
konten suatu materi tertentu melainkan mencakup konten, konteks dan proses
kognitif yang harus dilalui oleh siswa. Pelaksanaan asesmen kompetensi ini
membuat guru atau pendidik harus lebih kreatif dalam menyusun penilain
untuk siswa .
Pelaksanaan asesmen bertujuan untuk mendeskripsikan keberhasilan
penguasaan kompetensi siswa, mendeskripsikan keberhasilan proses
pembelajaran, menentukan tindak lanjut hasil penilaian, sebagai bentuk
pertanggungjawaban pihak sekolah kepada orang tua dan masyarakat, serta
sebagai bahan perbaikan proses kegiatan pembelajaran.10

10
Dhina Cahya Rohim, “Konsep Asesmen Kompetensi Minimum Meningkatkan Kemampuan
Literasi Numerasi Sekolah Dasar Untuk Siswa,” 2021, 54–62,
https://doi.org/10.23917/varidika.v33i1.14993.

8
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Asesmen nasional adalah suatu program yang dibuat oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, Nadiem Makarim Asesmen nasional akan dijadikan pengganti
Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021, pada asesmen nasional peserta didik tidak
akan dititik beratkan pada pemaham materi kurikulum ataupun berdasarkan mata
pelajaran, namun akan diarahkan kepada dua kompetensi minimum yaitu literasi
membaca dan numerisasi. Literasi membaca dalam konteks asesmen nasional
bukan hanya kemampuan membaca peserta didik, namun juga pemahaman peserta
didik tentang menganalisis suatu teks dan memahami makna teks tersebut.
Numerisasi pada asesmen nasional berarti kemampuan perserta didik dalam
menganalisis menggunakan angka. Pelaksanaan asesmen bertujuan untuk
mendeskripsikan keberhasilan penguasaan kompetensi siswa, mendeskripsikan
keberhasilan proses pembelajaran, menentukan tindak lanjut hasil penilaian,
sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak sekolah kepada orang tua dan
masyarakat, serta sebagai bahan perbaikan proses kegiatan belajar mengajar.
Objek asesmen merupakan sekolah dasar dan menengah pendidikan
formal.Pelaksanaan asesmen bertujuan untuk mendeskripsikan keberhasilan
penguasaan kompetensi siswa, mendeskripsikan keberhasilan proses
pembelajaran, menentukan tindak lanjut hasil penilaian, sebagai bentuk.

DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai