Outsourcing adalah keputusan perusahaan untuk melimpahkan pengembangan sistem
informasi perusahan kepada pihak ketiga atau pihak di luar organisasi yang memiliki spesialisasi dan ahli dalm bidang sistem informasi. Sedangkan menurut Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Outsourcing (Alih Daya) dikenal sebagai penyediaan jasa tenaga kerja seperti yang diatur pada pasal 64, 65 dan 66. Dalam dunia Psikologi Industri, tercatat karyawan outsourcing adalah karyawan kontrak yang dipasok dari sebuah perusahaan penyedia jasa tenaga outsourcing. Awalnya, perusahaan outsourcing menyediakan jenis pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan dan tidak mempedulikan jenjang karier. Seperti operator telepon, call centre, petugas satpam dan tenaga pembersih atau cleaning service. Keputusan melakukan outsourcing untuk pengembangan sistem informasi perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal penting agar keputusan tersebut memberikan manfaat lebih besar daripada kerugian yang akan diperoleh perusahaan. Perusahaan yang memutuskan melakukan outsource harus mengetahui dengan jelas mengenai kebutuhan (requarement) untuk suatu project dalam hal ini mengenai pengembangan suatu sistem informasi perusahaan. Perusahaan harus benar-benar mengerti project yang akan dibangun, termasuk requirement, metode implementasi, bahan yang dibutuhkan dan economic benefit yang dihasilkan. Outsource yang baik adalah dimana perusahaan seharusnya dapat mengerjakan sendiri proyek itu, tapi terhalang oleh waktu atau tenaga kerja. Proyek yang besar sebaiknya dibagi menjadi proyek kecil, untuk menghindari resiko kegagalan yang besar. Perusahaan hendaknya melakukan pembayaran disesuaikan dengan detail pekerjaan yang dilakukan oleh vendor, sehingga harga dan hasil seimbang. Selain itu, hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan outsource adalah melakukan kontrak dala jangka pendek (5-10 tahun), karena teknologi berkembang sangat cepat. Jika harus membuat kontrak jangka panjang, sebaiknya dibuat kontrak yang dapat dinegosiasikan setiap saat. Perusahaan juga harus selektif dalam pemilihan vendor termasuk menyelidiki latar belakang vendor, karena ada kemungkinan vendor menyerahkan pengerjaan proyek ke vendor lain, dan hal ini harus diketahui oleh klien. Dalam pemilihan vendor hendaklah disesuaikan dengan kebutuhan system yang akan dikembangkan. Pemilihan vendor yang tepat yang mempunyai reputasi baik dapat membantu keberhasilan strategi outsourcing yang dilakukan perusahaan. Selain itu, profil vendor harus benar-benar jelas, agar tidak muncul masalah dikemudian hari. Pada gambar 1 dapat dilihat langkah-langkah dalam proses outsourcing.
Menurut Turban, 2007 Jenis-jenis outsourcing antara lain :
Total Outsourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab sepenuhnya pada layanan tertentu dalam perusahaan, dalam bidang IT, vendor menyediakan personel, hardware dan software. Selective Outsourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab pada bagian tertentu pada layanan tertentu dalam perusahaan, disesuaikan dengan bidang keahlian vendor. Misalnya SAP menyediakan software dan IBM menyediakan hardware. De facto sourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab pada pihak luar dikarenakan adanya latar belakang sejarah atau politik, dibandingkan dengan hasil evaluasi objektif. Misalnya dikarenakan salah seorang eksekutif memiliki perusahaan IT diluar jabatannya, maka perusahaan diarahkan untuk melakukan outsource pada perusahaan IT miliknya. Keuntungan dan kelebihan dengan pengembangan sistem informasi dengan outsourcing adalah : A. Keuntungan menggunakan outsourcing 1. Bagi perusahaan Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika perusahaan tidak berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam bentuk outsourcing yang lebih murah dikarenakan outsourcer dapat dibagi ke beberapa perusahaan. Meningkatkan fokus bisnis perusahaan (bisnis inti) dengan skala lebih luas. Pelaksanaan oprasional lainnya dilakukan oleh perusahaan outsourcing yang telah berpengalaman di bidangnya. Dengan melakukan outsourcing, maka perusahaan dapat berkonsentrasi secara penuh dalam menangani bisnis intinya. Dengan melakukan outsourcing, perusahaan menjadi lebih flexibel, lebih dinamis, dan lebih baik. Perusahaan dapat melakukan perubahan dengan cepat untuk memenuhi perubahan kesempatan sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan melakukan outsourcing, segala resiko pekerjaan, ketenagakerjaan, kriminalitas, dan resiko lainnya menjadi resiko perusahaan penyedia jasa outsourcing. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri secara internal karena outsourcer memang dispesialisasi dan ahli dibidang tersebut. Pengembangan sistem informasi relatif lebih cepat, aktif, dan efisien karena dikerjakan oleh orang yang profesional di bidangnya. Penghematan waktu proses dapat diperoleh karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk bekerja bersama- sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan. Mendapatkan ide-ide yang inovatif dan mendapatkan akses pada kemampuan kelas dunia. Hasil pengembangan sistem informasi lebih berkualitas dan keuntungan dalam jangka pendek dapat langsung dirasakan oleh perusahaan. Memudahkan akses pada pasar global jika menggunakan vendor yang mempunyai kualitas dan reputasi yang baik. Perusahaan merasa tidak perlu melakukan transfer teknologi dan pengetahuan kepada outsourcer. Meningkatkan fleksibilitas untuk mengantisipasi perubahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif baik dalam penggunaan teknologi maupun perubahan volume bisnis. Memperbaiki kredibilitas perusahaan dengan cara berasosiasi dengan pemberi jasa yang unggul. Mengurangi resiko penggunaan sumber daya sistem informasi yang belum optimal dan meningkatkan kas dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk teknologi informasi. 2. Bagi karyawan Memudahkan calon karyawan fresh graduate untuk mendapatkan pekerjaan. Mendapat pelatihan memadai dari perusahaan penyedia jasa karyawan outsourcing. Memudahkan pencari kerja yang memiliki keahlian khusus memilih perusahaan yang akan mempekerjakan mereka nanti sekaligus menentukan gaji yang akan mereka dapatkan karena para pencari kerja dengan keahlian khusus seperti ini tentunya jarang sehingga menjadi rebutan perusahaan-perusahaan besar. Mendapat banyak pengalaman dan relasi Lebih mampu mengekspresikan bakat pada spesialis kerja tertentu Menjadi pegawai outsourcing memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan diri Menjadi pegawai outsourcing memberi ruang untuk bisa melakukan kegiatan usaha yang lain
B. Kekurangan Menggunakan Outsourcing
1. Bagi perusahaan Kehilangan kendali atau kontrol terhadap sistem dan data karena bisa saja pihak outsourcer menjual data ke pesaing. Menjadi sangat bergantung pada pihak luar sehingga sanagat sulit bagi perusahaan untuk mengambil alih kembali sistem yang sedang berjalan terutama apabila ada kerusakan atau gangguan mendadak terhadap sistem informasi perusahaan. Tidak ada transfer pengetahuan dari pihak luar kepada pihak perusahaan. Dapat terjadi peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan. Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dilakukan apabila terjadi ketidak cocokan sistem informasi yang dikembangkan. Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan karena semua pengembangan sistem informasi yang diserahkan kepada perusahaan. Jika kekuatan tawar ada ditangan outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya. Perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk belajar membangun dan mengoprasikan aplikasi sistem informasi tersebut. Tidak terjadi transfer Knowledge di dalam perusahaan yang optimal. Kontrak jangka panjang, dengan biaya yang mahal dan penalti pemutusan kontrak yang menyebabkan perusahaan tidak memiliki pilihan selain menjalankan kontrak sampai selesai. Pelanggaran kontrak, yang banyak terjadi ketika vendor menjanjikan banyak hal pada awal perjanjian, namun tidak dapat direalisasikan ketika kontrak sudah berjalan. 2. Bagi pegawai Tidak ada jenjang karir Masa kerja yang tidak jelas Kesejahteraan tidak terjamin Pendapatan yang terbatas Potongan gaji yang tidak jelas (tidak adanya transparansi pemotongan gaji)
Faridhal. 2019. Analisis Transaksi Pembayaran Nontunai Melalui E-Wallet: Perspektif Dari Modifikasi Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2