SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin
OLEH :
BANJARMASIN
2019
i
LEMBAR PERNYATAAN
Orang Terdekat dengan Kejadian ISPA pada Balita yang Berobat di Puskesmas
Cempaka Banjarmasin Tahun 2019” adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
NIM : 113063C115048
Dengan adanya hak bebas royalti ini, maka STIKES Suaka Insan Banjarmasin
mempunyai kebebasan secara penuh untuk menyimpan, editing, mengalihkan ke
format atau media yang berbeda, melakukan pengelolaan berupa database serta
melakukan publikasi tugas akhir saya ini dengan pertimbangan tetap mencantumkan
nama penulis/ pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat di : Banjarmasin
iv
CURRICULUM VITAE
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dalam Nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, Terimakasih Tuhan Yesus
Kristus yang selalu menyertai hidupku hingga saat ini. Terimakasih Bunda Maria, dan
terimakasih malaikat pelindungku. Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak
berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.
(Amsal 28:20). Jika kita memiliki keinginan, kita harus memasukannya sebagai pokok
doa kita, dan sekali lagi, dengan ucapan syukur. Jangan sampai keberhasilan itu tidak
kita dapatkan karena kita tidak berdoa atau mungkin kita tidak berdoa dengan benar.
Terimakasih kepada kedua Orang tuaku: Mama Maria dan Bapak Donatus
yang telah memberikan kesempatan berharga untukku menempuh pendidikan ini, dan
yang telah memberikan pengalaman yang penuh kasih sepanjang masa hidupku.
Ucapan Terimakasih kepada saudara kandungku: Kak Lin, Kak Fitalis, dan
Adikku Sebastian. Ucapan terimakasih juga kepada kakak iparku: Kak Anselmus,
Kak Tina (Mama Haikal), Kak Berna (Mama Fina) dan Kak Beso (Mama
Mansur). Ucapan terimakasih untuk sepupuku: Kak Asor, Kak Sili, Kak Hero, Kak
Medi, Kak Yuli, Kak Sipri, Kak Soli dan adik Kanisius. Terimakasih juga untuk om
dan tanteku: Tante Weni dan Om Simbi. Terimakasih untuk keponakanku: Putra,
Mira, Elia, Elisabeth, Bintang, Rohin, Fina, Haikal, Sabri, Neymar, Maksi dan
Mansur. Harta yang berharga adalah keluarga, kalian telah memberikan motivasi
yang terbaik untukku selama ini. Terimakasih atas dukungan dalam semangat, doa dan
materi yang tak terhitung hingga saat ini. Semoga keluarga besar kita selalu sehat dan
selalu dalam lindungan yang kuasa.
Terimakasih juga untuk sahabatku Chandra dan Made yang selalu memberikan
motivasi kepada saya, untuk terus semangat dalam menggapai cita-cita. Terimakasih
telah menjadi teman seperjuangan dari awal masuk kuliah hingga selasainya pendidikan
sarjana ini. Terimakasih atas pengorbanan waktunya, tenaga, dan semuanya selama ini.
Terimakasih untuk teman terdekat satu kamar di asrama Putra Juni Terson
Olga, perjuanganmu dan pengorbanan serta suportmu akan selalu saya ingat.
Terimakasih untuk Paskal teman satu kamar dan sekaligus sebagai adik yang selalu
menemaninku dalam pengerjaan proposal dan skripsi, meskipun dia belum tahu
mengenai proposal dan skripsi tetapi semangatnya dalam membantu saya dalam doa dan
materil selalu membangkitkan motivasiku. Semangat dalam penghiburan dan canda
tawamu akan selaluku ingat brother.
vi
selaku penguji I, terimakasih atas arahan dan masukannya selama ini, semoga sehat
selalu dan dalam lindungan Tuhan.
Terimakasih kepada Ibu Meisi selaku dosen PA dan sekaligus orang tuaku
selama di Kampus, terimakasih atas suport dan semangatnya selama proses perkuliahan
sehingga saya dapat menyelasaikan perkulian dengan baik.
Terimakasih kepada Suster Imelda, Suster Gertrudis, Kak Bernad, dan Kak
Utomo sebagai pembimbing dan orang tua saya selama tinggal di asrama Putra St
Paulus. Terimakasih telah membimbing, menasehati, mendidik, serta selalu
mengajarkan untuk hidup sederhana dan menjadi lebih baik lagi. Terimakasih untuk
teman-teman asrama seperjuangan Indra, Ihsan, Deden, Benediktus, Kak Mario,
Benny, Apri, Dika, Tri, Philemon, Rio, Onad, Edi, dan Robi selalu berbagi
kebersaamaan dan suka duka selama tinggal di asrama semoga selalu bahagia, sehat
serta selalu dalam lindungan Tuhan.
Terimaksih untuk orang terkasih Mia, selalu mensuport dan menjadi teman
curhat selama ini dari semester III sampai saat ini. Terimakasih selalu mengingatkan,
selalu menegur dan selalu memberi semangat, terimakasih untuk pengorbanan waktu dan
tenaganya. Terimakasih untuk doanya, semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan
Tuhan.
Setiap jiwa yang menjadi kawan, yang selalu menanyakan kelanjutan kabar
skripsi ini. Terima kasih untuk segala bentuk perhatiannya, baik yang memuji maupun
yang meremehkan, penulis menghargai keduanya sebagai motivasi hasil akhir yang baik
dan layak.
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi
dengan judul “ Hubungan Perilaku Merokok Orang Terdekat dengan Kejadian ISPA
Pada Balita yang Berobat di Puskesmas Cempaka Banjarmasin Tahun 2019”.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagai syarat untuk memperoleh Gelar
Dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
semua pihak yang telah meluangkan waktu dan memberikan bantuan dan bimbingan
bagi peneliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
1. Warjiman, S.Kep, Ners, MSN selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
3. Chrisnawati, BSN, MSN selaku waki ketua I Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
4. Sr. Gertrudis Tutpai, SPC, S.Pd, M.Psi selaku wakil ketua II Sekolah Tinggi
5. Lucia Andi Chrismilasari, S.Kep, Ners, M.Kep selaku wakil ketua III Sekolah
x
6. Sr. Margareta Martini, SPC, BSN, MSN selaku ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Profesi Ners Sekolah Tingggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Banjarmasin.
8. Kristian Labertus, S.Kep, Ners, M.Kep selaku pembimbing I dan penguji II.
penguji III.
13. Masniah, S.Kep, Ners selaku CI lahan dan membantu peneliti selama proses
penelitian.
14. Yuliana, S.Kep selaku staf tata usaha yang mebantu peneliti selama proses
penelitian
15. Orang tua, saudara, teman dan keluarga besar yang selalu memberikan
17. Seluruh responden yang sudah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
xi
Peneliti telah berusaha untuk menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik-
dalam penyusunan Skripsi ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan Skripsi ini
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
Akhir kata, semoga hasil dari penulisan Skripsi ini dapat dimanfaatkan bagi
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pernyataan................................................................................................ ii
Curriculum Vitae................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
xiii
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
E. Hipotesis .............................................................................................. 55
xiv
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 57
M. Kesulitan Penelitian.............................................................................. 77
B. Pembahasan ........................................................................................ 87
A. Kesimpulan ........................................................................................... 98
B. Saran .. .................................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK ORANG TERDEKAT DENGAN KEJADIAN
ISPA PADA BALITA YANG BEROBAT DI PUSKESMAS CEMPAKA
BANJARMASIN
TAHUN 2019
INTISARI
Latar Belakang: Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian
bawah. Asap rokok dapat meningkatkan frekuensi terjadinya ISPA pada balita, di
mana balita yang terpapar asap rokok berisiko lebih sering mengalami ISPA
dibandingkan dengan balita yang tidak terpapar asap rokok.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan perilaku merokok orang terdekat dengan
kejadian ISPA pada balita yang berobat di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional.
Sampel yang digunakan sebanyak 57 sebagian orang terdekat yang membawa balita
berobat ke Puskesmas Cempaka Banjarmasin. Teknik sampling consecutive sampling.
Instrumen yang digunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji chi square.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang merokok
dan balita yang menderita ISPA ringan 46,5%, ISPA sedang 44,2%, dan tidak
menderita ISPA 9,3%. Responden yang tidak merokok dan balita yang menderita
ISPA ringan 28,6%, ISPA sedang 21,4%, dan tidak menderita ISPA 50%. Nilai p-
value yaitu 0,004 lebih kecil dari taraf signifikan 0.05 dengan demikian terdapat
hubungan perilaku merokok orang terdekat dengan kejadian ISPA pada balita yang
berobat di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.
Kesimpulan: Terdapat hubungan perilaku merokok orang terdekat dengan kejadian
ISPA pada balita yang berobat di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka
Insan Banjarmasin
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Banjarmasin
3
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan
Banjarmasin.
xvi
THE RELATIONSHIP BETWEEN SMOKING BEHAVIOR OF THE
CLOSEST PEOPLE WITH INCIDENCE ACUTE RESPIRATORY
INFECTION (ARI) IN CHILDREN UNDER FIVE WHO SEEK TREATMEN
AT CEMPAKA PRIMARY PUBLIC HEALTH CENTER BANJARMASIN
YEAR 2019
ABSTRACT
1
The Student of Nursing Program Suaka Insan School of Health Sciences Higher
Education Sciences Banjarmasin.
2
The Lecture of Nursing Program Suaka Insan School of Health Sciences Higher
Education Sciences Banjarmasin.
3
The Lecture of Nursing Program Suaka Insan School of Health Sciences Higher
Education Sciences Banjarmasin.
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tahun 2017................................................................................. 81
Tahun 2017................................................................................. 82
xviii
Responden Di Puskesmas Cempaka Banjarmasin..................... 84
Cempaka Banjarmasin............................................................... 85
Tabel 4.10 Hasil Uji Chi Square Perilaku Merokok Orang Terdekat
Banjarmasin............................................................................... 87
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi pada Balita ........................ 15
xx
DAFTAR SKEMA
Halaman
xxi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Tahun 2017......................................................................................... 83
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
xxiii
BAB I
PENDAHULUAN
oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang kekebalan tubuh
terserang ISPA contohnya balita (1-5 tahun) (Marhamah & Arsin, 2012)
negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta kejadian baru di
dunia per tahun dimana 151 juta kejadian (96,7%) terjadi di negara
berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta)
1
2
Indonesia cukup tinggi, yakni 10-20% per tahun. Balita di Indonesia rata-
rata tercatat mengalami batuk pilek setidaknya enam hingga delapan kali
terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh infeksi saluran pernapasan akut
Insiden ISPA di Indonesia pada tahun 2016 pada kelompok umur <
1 tahun yaitu 169.163 kasus dan pada kelompok umur 1- 4 tahun yaitu
Indonesia tahun 2013 adalah 1,8% dan 4,5%, dengan ISPA tertinggi
terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun (25,8%). Lima provinsi dengan
Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%),
pada tahun 2013-2018. Kejadian ISPA tertinggi terletak pada tahun 2016
yaitu 3.164 kasus, lalu diikuti pada tahun 2018 sebanyak 1.639 kasus dan
3
umur anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan status imunisasi.
kesehatan supaya lebih giat lagi dalam menangani masalah ini agar
rokok yang menempel dan meninggalkan bahan kimia atau residu di baju,
atap, sofa gorden, dan tempat lain di dalam rumah. Jika merokok di luar
4
ruangan atau perokok pasif terpapar asap rokok, asap rokok dapat
menempel di baju atau kulit. Jika merokok di dalam ruangan, residu bisa
Hal ini di dukung oleh sebuah penelitian yang menyatakan bahwa balita
yang terpapar asap rokok ≥ 20 menit per hari mengalami ISPA lebih sering
asap rokok < 20 menit perhari jarang mengalami ISPA yaitu < 3 kali
dalam setahun. Hal ini dapat diartikan bahwa lamanya terkena asap rokok
balita terkena asap rokok setiap hari maka semakin tinggi risiko balita
perilaku merokok orang terdekat dengan kejadian ISPA pada balita yang
B. Rumusan Masalah
2019?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
di dalam rumah.
kota Banjarmasin.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Puskesmas
pada balita.
c. Institusi
d. Peneliti Selanjutnya
d. Peneliti
Banjarmasin.
8
E. Keaslian Penelitian
Peneliti Tahun Judul Desain Tempat Populasi Sampel Teknik Variabel Kesimpulan
Penelitian Penelitian sampling
Novi Indah 2018 “Hubungan Cross wilayah Seluruh Seluruh cluster Variabel Hasil
Rahmawati antara Sectional kerja Balita balita di proportionate independen penelitian
paparan asap puskesmas wilayah quota (Paparan menunjukan
rokok jetis II kerja sampling asap rokok) ada
dengan kabupaten Puskesmas hubungan
kejadian bantul Jetis II Variabel antara
infeksi Kabupaten dependen paparan asap
saluran Bantul. (Kejadian rokok
pernafasan infeksi dengan
akut (ispa) saluran kejadian
pada balita pernapasan ISPA pada
di wilayah akut) balita,
kerja dengan balita
puskesmas yang
jetis II terpapar asap
kabupaten rokok
bantul” memiliki
risiko
mengalami
ISPA 4 kali
lebih besar
daripada
balita yang
tidak
terpapar asap
9
rokok. Hasil
p value =
0,000 (p
value = <
0,05).
Peneliti Tahun Judul Desain Tempat Populasi Sampel Teknik Variabel Kesimpulan
Penelitian Penelitian sampling
Agriyen 2017 “Hubungan Cross Desa Populasi seluruh qonsecutive Variabel Hasil
Timbayo antara Sectional Marinsouw dari balita yang sampling independen penelitian
pengetahuan dan penelitian berusia 6 (Pengetahuan menunjukan
ibu, Pulisan ini adalah sampai 59 ibu, ada
pemberian kabupaten 120 balita bulan pemberian hubungan
asi eksklusif, Minahasa yang asi eksklusif, antara
perilaku Utara terdaftar di perilaku perilaku
merokok Desa merokok merokok
dalam Marinsouw dalam rumah dalam rumah
rumah dan dan Pulisan dan jenis dengan
jenis bahan pada bulan bahan bakar kejadian
bakar maret memasak) ISPA dengan
memasak hasil p value:
dengan Variabel 0,045 (p
kejadian dependen value <
ISPA pada (Kejadian 0,05).
balita di ISPA pada
desa balita
Marinsouw
dan Pulisan
kabupaten
Minahasa
Utara”
10
Peneliti Tahun Judul Desain Tempat Populasi Sampel Teknik Variabel Kesimpulan
Penelitian Penelitian sampling
Reni 2017 “Pengaruh Cross Puskesmas Populasi Sampel Purpossive Variabel 26 balita
Riyanto asap rokok Sectional Kedung dalam dalam sampling Independen 50% yang
terhadap Banteng penelitian penelitian (Pengaruh terpapar asap
frekuensi Banyumas ini adalah ini adalah asap rokok) rokok ≥ 20
terjadinya seluruh balita yang menit per
penyakit balita yang didiagnosis Variabel hari
ISPA pada menderita menderita dependen mengalami
balita di ISPA di ISPA dan (frekuensi ISPA lebih
puskesmas wilayah datang terjadinya sering yaitu
Kedung kerja berobat ke penyakit ≥ 3 kali
Banteng Puskesmas Puskesmas ISPA pada dalam
Banyumas” Kedung Kedung balita) setahun
Banteng Banteng sedangkan 1
Banyumas Banyumas balita 21,5%
yang
terpapar asap
rokok < 20
menit perhari
jarang
mengalami
ISPA yaitu <
3 kali dalam
setahun.
Syutrika 2014 “Hubungan case Wilayah Seluruh 67 Balita Total Variabel Hasil
Kewas antara status control kerja anak balita yang Sampling independen penelitian
merokok study Puskesmas di Wilayah didiagnosis (status menunjukkan
anggota Ongkaw Kerja ISPA merokok terdapat
keluarga Kabupaten Puskesmas anggota hubungan
dengan Minahasa Ongkaw keluarga) antara status
kejadian Selatan yang merokok
infeksi didiagnosis anggota
saluran ISPA keluarga
11
Peneliti Tahun Judul Desain Tempat Populasi Sampel Teknik Variabel Kesimpulan
Penelitian Penelitian sampling
Khairil 2013 “Faktor Cross Puskesmas Semua 47 balita Purposive Variabel Hasil
Akbar yang Sectional Pulau balita di yang sampling Independen penelitian
berhubungan Sembilan Pulau mengalami (status gizi menunjukan
dengan Kabupaten Sembilan ISPA anggota ada
kejadian Sinjai Kabupaten keluarga hubungan
ISPA pada Sinjai yang yang antara
balita di terdiagnosis merokok, anggota
Puskesmas ISPA anggota keluarga
Pulau keluarga yang
Sembilan yang merokok
Kabupaten menderita dengan
Sinjai” ISPA, kejadian
kepadatan ISPA dengan
penghuni hasil p value:
rumah dan 0,014 (p
ventilasi. value < 0,05)
Variabel
dependen
(Kejadian
ISPA pada
balita)
13
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
penting. Semua sel dalam tubuh kita harus mendapat cukup oksigen untuk
menjalankan respirasi sel guna menghasilkan ATP. Hal yang sama penting
sel, dan fungsi sistem peredaran sangat penting untuk transpor gas-gas ini
atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Saluran pernapasan atas terdiri
atas bagian di luar rongga dada: udara melewati hidung, kavitas nasalis,
faring, laring, dan trakea bagian atas. Saluran pernapasan bawah terdiri
atas bagian yang terdapat dalam rongga dada: trakea bagian bawah dan
paru-paru itu sendiri, yang meliputi bronchial dan alveoli. Bagian sistem
14
15
pada balita
a. Hidung
(Kyle, 2016).
b. Faring
(Syaifudin, 2013).
kartilago krokoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri dan kanan
seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh sel
Lumen jalan napas pada bayi dan anak lebih kecil jika
jalan napas atas yang terjadi akibat benda asing, krup, atau
2016).
lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis
dari bronkhus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih
f. Alveolus
Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah
napas pada balita lebis besar, dan jalan napasnya lebih kecil
kecil. Kapasitas vital paru kurang, kapasital vital paru pada balita
20
a. Fisiologi Pernapasan
lain)
2009).
3. Konsep Balita
a. Pengertian
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-5 tahun. Saat
usia balita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk
2010).
tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age
juga dapat menjadi waktu yang sulit bagi orang tua. Perilaku khas
2016).
penuh rasa ingin tahu dan menyerap konsep baru seperti spons
c. Karakteristik Balita
yaitu anak usia 1 – 3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah 3-5
(Merryana, 2012).
a. Definisi ISPA
2007).
b. Epidemiologi ISPA
kali per tahun (rata-rata 4 kali per tahun), artinya seorang balita
frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan sampai <1
berusia dua bulan sampai <5 tahun. Untuk anak berusia <2
atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada
dari hidung, Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37ᵒC
panas.
dari satu tahun atau lebih, 40 kali/menit pada anak satu tahun
e. Etiologi ISPA
lain-lain.
lain-lain).
5. Patofisiologi ISPA
2012).
31
(reseptor nyeri), lalu reseptor ini dihantar oleh serabut tipe A dan tipe
2010).
pleura. Ditemukan pula fibrin dan leukosit PMNs di alveoli dan proses
2005).
a. Lingkungan
a) Ventilasi
b) Pencahayaan
c) Kelembaban
d) Jenis lantai
e) Jenis dinding
34
g) Kebersihan rumah
2) Sosial Ekonomi
c) Status ekonomi
b. Individu Anak
dalam tubuh balita itu sendiri. Faktor individu adalah faktor yang
1) Usia
2) Jenis kelamin
4) Status Gizi
5) Imunisasi balita
c. Faktor Perilaku
baik yang dilakukan oleh ibu atau keluarga yang tinggal dalam
satu rumah.
diderita oleh balita, sehingga ibu balita dan anggota keluarga yang
(Kusumawati, 2010).
al., 2012)
disease yang sembuh sendiri selama 5-6 hari jika tidak terjadi invasi
kuman lain. Tetapi jika tidak diobati lebih lanjut penyakit ISPA dapat
(Sintha, 2017).
37
menghambat pertumbuhan.
pernapasan.
rumah.
ISPA.
39
penyakit.
a. Pengertian
Untuk itu untuk membentuk jenis respons atau perilaku ini perlu
yang dimaksud.
c. Bentuk Perilaku
pengetahuan.
secara langsung.
sebagainya.
2013).
2010).
46
B. Landasan Teoritis
dan non behavioral factors atau faktor non perilaku. Selanjutnya Green
sehat, tetapi tidak melakukanntya. Orang tua tetap merokok dekat balita,
penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Rentang usia balita
dimulai dari satu sampai dengan lima tahun. Balita merupakan generasi
penerus dan modal dasar untuk kelangsungan hidup bangsa, balita amat
2012).
terserang infeksi saluran pernapasan akut dan juga pada anak dibawah 2
akut, karena keadaan pada anak dibawah umur 2 tahun imunitasnya belum
Wirjatmadi, 2012).
47
sempit, begitu juga dengan faring. Pada balita laring terletak lebih anterior;
relativ dan absolut lebih kecil dan jaringan laringnya lebih lunak daripada
laring orang dewasa sehingga inilah yang membedakan suara balita dan
orang dewasa. Trakea dan bronkus pada balita juga berbeda dengan orang
dewasa. Pada balita lumen saluran trakea dan bronkus lebih sempit
jalan napas lebih besar. Resistensi jalan napas pada balita lebis besar, dan
saluran napas yang kecil. Kapasitas vital paru kurang, kapasital vital paru
pada balita umur 4 tahun sebesar 700 ml pada anak laki-laki, dan 600 ml
pada anak perempuan. Respirasi dan metabolik pada balita lebih cepat
Paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis, dalam keadaan
normal, terdapat lapisan cairan tipis antara paru dan dinding dada. Paru
dengan mudah bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan antara
48
paru dan dinding dada di bawah tekanan atmosfer. Paru teregang dan
Saat bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli,
(Luklukaningsih, 2014).
menurun sampai 6 mmHg dan paru ditarik ke arah posisi yang lebih
ekspirasi karena tekanan rekoil paru dan dinding dada seimbang. Tekanan
keluar dari paru. Pada saat inspirasi, pengaliran udara ke rongga pleura
dan paru berhenti sebentar ketika tekanan dalam paru bersamaan bergerak
Asap rokok yang dihisap, baik oleh perokok aktif maupun perokok
reseptor ini dihantar oleh serabut tipe A dan tipe C ke medula spinalis dan
rubor dan dolor yang mengakibatkan aliran darah meningkat pada daerah
dehidrasi.
(Sylvia, 2005).
2005).
sifatnya dapat diamati, digambarkan dan di catat oleh orang lain ataupun
individu meliputi unsur-unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan sebagai
ibarat pabrik kimia, dalam satu batang rokok yang dihisap akan
52
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti Nikotin, Tar, dan
keluarga lain menjadi perokok pasif yaitu dimana orang yang tidak
kanker paru-paru, bronkhitis, dll. Bukan hanya si perokok aktif saja yang
khususnya pada balita karena struktur tubuh belum sempurna atau matur
melurus, dan jaringan limfoid tonsil dan adenoid terus bertambah besar.
saluran pernapasan lainnya. Asap rokok yang dihisap, baik oleh perokok
(Kusumawati, 2010).
54
BALITA
Bukan
Sistem organ belum cukup matur (Saluran pernapasan Pneumonia
lebih kecil)
Pneumonia
Rentan terserang penyakit
ISPA
Faktor penyebab
Keterangan
= Diteliti
= Tidak diteliti
yang ada dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang akan digunakan
Perilaku Merokok
ISPA pada balita
Orang Terdekat
E. Hipotesis
dalam penelitian. Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian dari
Ha: Hipotesis pada penelitian ini yaitu ada hubungan antara perilaku
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
di Poli MTBS.
2. Waktu Penelitian
Februari 2019.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
57
58
adalah semua orang terdekat (ayah, ibu, kakek, nenek, tante dan om)
dengan ISPA maupun tidak baik yang merokok atau tidak merokok
2. Sampel
adalah sebagian orang terdekat (ayah, ibu, kakek, nenek, tante dan
Banjarmasin.
2 2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)
𝑛=� � +3
1+𝑟
0,5𝐼𝑛 1 − 𝑟
Keterangan:
2013).
2
⎡(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽) ⎤ 2
⎢ ⎥
𝑛=⎢ ⎥ +3
⎢ 0,5𝐼𝑛 1 + 𝑟 ⎥
⎢ 1−𝑟⎥
⎣ ⎦
2 2
⎡(1,64 + 1,28) ⎤
⎢ ⎥
𝑛=⎢ ⎥ +3
⎢ 0,5𝐼𝑛 1 + 0,4 ⎥
⎢ 1 − 0,4 ⎥
⎣ ⎦
n = 57
3. Sampling
Kriteria inklusi :
Kota Banjarmasin.
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
Definisi Parameter
No Variabel Alat Ukur Skala Skor
Operasional
1. Variabel Kebiasaan Perilaku Kuesioner Nominal 0 = Tidak
Bebas merokok orang merokok Merokok
(Independen) terdekat (ayah, orang terdekat 1 = Merokok
Perilaku ibu, kakek, di dalam
merokok nenek, dll) rumah
orang terdekat dengan balita maupun di
baik itu di luar rumah
dalam rumah dekat dengan
maupun di luar balita.
rumah.
F. Instrumen Penelitian
skala Guttman.
63
3. Sub C berisikan tentang kejadian ISPA pada balita yang terdiri dari 5
terlebih dahulu kuesioner diuji agar kuesioner valid dan reliabel, uji
validitas dan reliabilitas yang akan dilakukan dengan cara uji coba
1. Uji Validitas
(Nursalam, 2013).
standar adalah alat ukur yang sudah melalui uji validitas dan reliabitas
Rumus :
𝑛. (∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
�{𝑛. ∑ 𝑋² − (∑ 𝑋)²}. {𝑛. ∑ 𝑌² − (∑ 𝑌)²}
64
Keterangan :
dengan program softwere SPSS versi 16. Variabel dikatakan valid jika
nilai r hitung > dari nilai r tabel yang di sesuaikan dengan derajat
tidak valid (r hitung < r tabel ) dan tersisa 9 pertanyaan yang dinyatakan
pertanyaan.
2. Reliabilitas
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
(Notoatmodjo, 2010).
Dengan rumus :
∑ 𝜎𝑏2
r 11 =
〔𝑘〕
(1 − )
〔𝑘−1 〕 𝜎𝑡2
Keterangan :
r 11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butiran soal atau pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 : Jumlah varians butir
𝜎𝑡 : Varians total
Untuk mengetahui reliabilitas, caranya adalah dengan
alpha < 0,6 (Budiman, 2013). Dari hasil uji statistik ternyata, nilai r
alpha sebesar 0,639 dan 0,743 lebih besar dibandingkan dengan nilai
data.
68
a. Data Primer
b. Data Sekunder
I. Jalannya Penelitian
Analisa Data
Data normal
Statistik parametrik
Chi-square
berikut:
diantaranya:
1. Editing
atau tidak. Dalam proses penelitian ini, ada responden yang mengisi
2. Coding
huruf menjadi data yang berupa angka atau bilangan. Peneliti memberi
3. Scoring
4. Tabulating
(numerik) yang disusun dalam kolom dan baris (tabel) dengan tujuan
5. Entri Data
responden yang telah diberi kode dan skor ke dalam tabel. Data
6. Cleaning
memasukan data agar hasil yang disajikan sesuai dengan tujuan dari
K. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
95%.
ordinal)
c. Apabila bentuk tabel kontingensi 2x2 maka tidak boleh ada 1 cell
e. Nilai Pearson Chi Square atau X2 hitung > nilai tabel Chi Square
L. Etika Penelitian
1. Informed Consent
dan lain-lain.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
M. Kesulitan Penelitian
1. Hambatan Penelitian
selesai berobat.
2. Keterbatasan Penelitian
terdekat.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Lokasi Penelitian
78
79
UKIDA (Usaha Kesehatan Ibu Dan Anak) saat itu dipimpin oleh
bidan Hanafi.
resmi sejak bulan Maret 1970 yang untuk pertama kali dipimpin oleh
dijangkau pada waktu itu cukup luas yaitu satu Kecematan Banjar
keadaan Puskesmas Cempaka sekarang jauh lebih baik dari segi fisik
daerah relatif datar sehingga pada waktu air laut pasang hampir
derajat, rata-rata hujan 17 hari per bulan serta curah hujan rata-
Jumlah Penduduk
No. Desa / Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
1. Kertak Baru Ilir 1640 1629 3269
2. Kertak Baru Ulu 846 872 1718
3. Mawar 2674 2778 5452
4. Kelayan Luar 2569 2541 5110
Jumlah Total 7729 7820 15549
Tingkat Pendidikan
Kelayan 3 2 1 0 0 6
Luar
Jumlah 16 12 4 2 0 34
Total
Sumber: Puskesmas Cempaka Banjarmasin tahun 2017.
83
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2. Analisa Univariat
Banjarmasin.
a. Karakteristik Responden
1) Pendidikan Responden
(26,3%).
2) Pekerjaan Responden
1. Merokok 43 75,4
2. Tidak Merokok 14 24,6
Total 57 100
Sumber: Data Primer 2019
20 responden (24,5%).
3. Analisa Bivariat
Penyakit ISPA
Tidak ISPA ISPA Ringan ISPA Sedang
F (%) F (%) F (%)
Perilaku Tidak
7 50 4 28,6 3 21,4
Merokok Merokok
Merokok 4 9,3 20 46,5 19 44,2
Total 11 100 24 100 22 100
Tabel 4.11 Hasil Uji Chi Square Perilaku Merokok Orang Terdekat Dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Yang Berobat
Di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.
Continuity Correctionᵇ
Asymp.Sig. (2-sided)
0,004*
* Chi Square
lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 yang artinya ada hubungan antara
Cempaka Banjarmasin.
B. Pembahasan
sebelumnya.
1. Karakteristik Responden
a. Pendidikan Responden
berpendidikan tinggi.
b. Pekerjaan Responden
(Notoadmojo.S, 2007).
pada Balita
menderita ISPA ringan 46,5% dan ISPA sedang 44,2% lebih besar
21,4%. Hasil uji chi square yang diperoleh nilai p-Value 0,004 lebih
kecil dari taraf signifikan 0,05 yang artinya ada hubungan perilaku
orang yang tidak merokok ikut menghirup asap rokok orang yang
terus memendek dan melurus, dan jaringan limfoid tonsil dan adenoid
tua dalam rumah menjadikan balita sebagai perokok pasif yang selalu
94
bahwa sebagian besar orang terdekat dengan balita baik itu ayah dari
balita, kakek, dan keluarga lainnya merupakan perokok aktif, hal ini
pada balita.
dengan anggota keluarga yang merokok berisiko 5,743 kali lebih besar
misalnya pada saat menonton TV, membaca koran, minum kopi atau
keluarga sedang merokok. Selain itu, asbak rokok yang dipakai saat
ISPA.
ISPA.
paparan asap rokok dengan kejadian ISPA pada balita dengan nilai (p-
value=0,039).
balita tersebut.
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
14%.
98
99
B. Saran
1. Puskesmas
Banjarmasin.
3. Institusi
4. Peneliti Selanjutnya
orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2.
Anugrah, Y. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada
Pekerja Penggilingan Divisi Batu Putih Di Pt. Sinar Utama Karya. Unnes Journal of
Public Health. Diakses tanggal 20 oktober 2018 dari http://lib.unnes.ac.id/18357/.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi. Jakarta : Rineke
Cipta
Budiman, R. A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, M & Wawan A. (2010). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Filcano, Rahmyatul (2013). Hubungan Lingkungan Dalam Rumah Terhadap ISPA Pada
Balita Di Kelurahan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Diakses tanggal 23 oktober 2018
dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/24284
Firmansyah, A. (2009). Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dan Iklan Rokok Dengan
Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali.
Universitas Muhammadiyah, Surakarta Jurnal. Diakses tanggal 23 oktober 2018
dari http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/6417
Hidayat, A. A. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan & Teknik Analisis Data Contoh
Aplikasi Studi Kasus: Jakarta: Salemba Medika.
Kusumaningrum, Astrid Puspa Dewi. (2018). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif, Berat
Badan Lahir Dan Paparan Rokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Banyudono 1. Diakses tanggal 10 Maret 2019 dari
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/66528.
Kusumawati, I. (2010). Hubungan antara status merokok anggota keluarga dengan lama
pengobatan ispa balita di kecamatan jenawi. Universitas Sebelas Maret. Diakses
tanggal 26 oktober 2018 dari https://eprints.uns.ac.id/2269/.
Kyle, t. (2016). Buku Ajar Keperawatan Pediatri (2 ed., Vol. 3). Jakarta: EGC.
Marhamah, A., & Arsin, A. W. (2012). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA
Pada Anak Balita Di Desa Bontongan Kabupaten Enrekang. Diakses tanggal 24
oktober 2018 dari http://103.195.142.17/handle/123456789/4602.
Maryunani, A. (2013). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jakarta: Trans info media.
Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Nana S & Tinah. (2012). Hubungan Pendidikan Ibu dan Status Ekonomi Keluarga dengan
Kejadian ISPA pada Balita. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali. Di akses pada
tanggal 16 Maret 2019 dari
: http://ejurnal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/49.
Natalia, C. (2011). Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus balita usia 33-
55 bulan di Wilayah Puskesmas Sambung Macan II Kabupaten Sragen. Universitas
Sebelas Maret. Diakses tanggal 27 oktober 2018 dari https://doaj.org/Hubungan
status gizi dengan perkembangan motorik halus balita usia bulan di Wilayah
Puskesmas Sambung Macan Kabupaten Sragen/Universitas Sebelas Maret.
Hidayati, M Nur. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA
pada balita di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tengah Kota Padang.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 18
dengan kejadian penyakit ISPA pada balita di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan
Koto Tengah Kota Padang fakultas kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Prabu, P. (2009). Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Artikel. Diakses tanggal 1 November
2018 dari https://scholar.google.co.id/ Infeksi Saluran Pernapasan Akut /Artikel.
Pratiwi, Dinar Septi. (2018). Hubungan Antara Faktor Perilaku Orang Tua Dengan Kejadian
Pneumonia Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang. diakses tangga
11 Maret 2019 dari http://journal2.um.ac.id/index.php/preventia/article/view/5922.
Price, Sylvia A., and Lorraine M. Wilson. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-
Proses Penyakit. Edisi Keenam. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rayahu, Irma. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe. Diakses tanggal 11
Maret.2019.dari. http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/download/5333/
3966.
Riyanto, R., & Kusumawati, A. (2017). Pengaruh asap rokok terhadap frekuensi terjadinya
penyakit ISPA pada balita di puskesmas Kedung Banteng Banyumas. Diakses tanggal
29 oktober 2018 dari http://journal2.um.ac.id/index.php/preventia/article/view/5922.
Sintha, Amelia Kriantani. (2017). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian ISPA Pada
Balita Di Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin. Jurnal Stikes Suaka Insan. Diakses
tanggal 3 November 2018
dari http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/view/58.
Sugihartono, S., Rahmatullah, P., & Nurjazuli, N. (2012). Analisis faktor risiko kejadian
pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Indonesia. Diakses tanggal 2 November 2018
dari https://www.neliti.com/publications/4787/analisis-faktor-risiko-kejadian-
pneumonia-pada-balita-di-wilayah-kerja-puskesmas.
Sulaiman, M Reza. (2014). "Terpapar Residu Asap Rokok Ayahnya, Bayi Ini Meninggal
Kena Pneumonia", dalam koran Detik, 24 Maret Jakarta. Diakses tanggal 29 Oktober
2018 dari http://health.detik.com.
Sutomo, B., & Anggraini, D. Y. (2010). Menu Sehat Alami Untuk Balita dan Batita. Jakarta:
PT. Agromedia Pustaka.
Widodo, P.Y. (2014). Hubungan Perilaku Keluarga Terhadap Kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA). STIKES Bhamada Slawi, Tegal. Diakses tanggal 10 Maret
2019 dari http://ojs.stikesbhamada.ac.id/ojs/index.php/jitk/article/view/106
Kepada Yth:
Ibu/Bapak/Reponden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siprianus Salmon Seda
Status : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Suaka Insan
Banjarmasin
Bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan Perilaku
Merokok Orang Terdekat Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Yang Berobat Di
Puskesmas Cempaka Banjarmasin”. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan
ibu/bapak untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan bersedia utuk mengisi
kuesioner yang telah saya sediakan dengan kejujuran dan jawaban apa adanya.
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan sangat bermanfaat agar menjadi
bahan evaluasi bagaimana Hubungan Perilaku Merokok Orang Terdekat Dengan
Kejadian ISPA Pada Balita Yang Berobat Di Puskesmas Cempaka Banjarmasin,
Identitas dan jawaban ibu/bapak akan saya jamin kerahasiaannya, dan tidak akan
mempublikasikan data-data tersebut dan hanya digunakan untuk penelitian ini saja.
Demikian lembar persetujuan ini saya buat, atas seluruh bantuan serta
partisipasinya saya ucapkan terimakasih.
Banjarmasin, 2019
Peneliti,
Setelah saya medapat penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan dan tata cara pelaksanaanya, saya bersedia turut berpatisipasi sebagai
responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh saudara Siprianus Salmon
Seda, Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Suaka Insan Banjarmasin dengan judul penelitian “
Demikian surat persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat
dipergunakan dengan semestinya.
Banjarmasin, 2019
Responden,
(..........................................)
No Responden =
Lampiran 10
KUESIONER PENELITIAN
CEMPAKA BANJARMASIN
TAHUN 2019
Tanggal Pengisian :
Petunjuk pengisian : Berilah tanda check list (√) pada salah satu
1. Responden
Inisial :
Umur : Tahun
Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah
Tidak Tamat SD
SD
SMP
SMA/SMK
Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
Buruh
PNS
Lain-lain .......
2. Identitas Anak
Inisal :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
B. Perilaku Merokok Orang terdekat
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban
No Pertanyaan Ya Tidak
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban
No Pertanyaan Ya Tidak
campak?
Correlations
Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Pertanyaan 1 Pearson
1 .802** .464** -.120 .356 .239 .161 .218 .306 .464** .681**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .010 .529 .053 .203 .395 .247 .101 .010 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 2 Pearson
.802** 1 .356 .149 .259 .149 -.050 .045 .157 .356 .535**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .053 .432 .167 .432 .792 .812 .407 .053 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 3 Pearson
.464** .356 1 -.120 .356 .239 .161 .218 .306 .464** .606**
Correlation
Sig. (2-tailed) .010 .053 .529 .053 .203 .395 .247 .101 .010 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 4 Pearson
-.120 .149 -.120 1 .149 .040 -.135 .183 .150 -.120 .279
Correlation
Sig. (2-tailed) .529 .432 .529 .432 .834 .477 .334 .428 .529 .136
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 5 Pearson
.356 .259 .356 .149 1 .149 .201 .272 -.067 .356 .535**
Correlation
Sig. (2-tailed) .053 .167 .053 .432 .432 .287 .146 .724 .053 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 6 Pearson
.239 .149 .239 .040 .149 1 .270 -.183 .331 .239 .481**
Correlation
Sig. (2-tailed) .203 .432 .203 .834 .432 .150 .334 .074 .203 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 7 Pearson
.161 -.050 .161 -.135 .201 .270 1 .277 .071 .161 .470**
Correlation
Sig. (2-tailed) .395 .792 .395 .477 .287 .150 .138 .709 .395 .009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 8 Pearson
.218 .045 .218 .183 .272 -.183 .277 1 .165 -.055 .501**
Correlation
Sig. (2-tailed) .247 .812 .247 .334 .146 .334 .138 .384 .775 .005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 9 Pearson
.306 .157 .306 .150 -.067 .331 .071 .165 1 .036 .552**
Correlation
Sig. (2-tailed) .101 .407 .101 .428 .724 .074 .709 .384 .850 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pertanyaan 10 Pearson
.464** .356 .464** -.120 .356 .239 .161 -.055 .036 1 .454*
Correlation
Sig. (2-tailed) .010 .053 .010 .529 .053 .203 .395 .775 .850 .012
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson
.681** .535** .606** .279 .535** .481** .470** .501** .552** .454* 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .136 .002 .007 .009 .005 .002 .012
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Excludeda 0 .0 .639 10
Total 30 100.0
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
.743 5
Lampiran 12
Master Tabel Penelitian
Perilaku Merokok Kejadian ISPA
Karakteristik Responden
Nama No Usia Pendidikan Pekerjaan Nama Umur Jenis P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Jumlah Kode KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 Kode
Responden Balita Kelamin
Ny. N 1 43 3 3 An. R 3 thn P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 6 1 1 1 1 0 0 1
Keterangan:
Cases
Kejadian ISPA
Ya Count 4 20 19 43
Total Count 11 24 22 63
N of Valid Cases 57
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4,76.
Risk Estimate
Value
No Kegiatan Okt 2018 Nov 2018 Des 2018 Jan 2019 Feb 2019 Mar 2019 Apr 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penentuan Masalah
2 Studi Literatur
3 Penyusunan Proposal
6 Ijin Penelitian
7 Pengumpulan Data
8 Pengolahan Data
9 Analisa Data
10 Penyusunan Skripsi
11 Ujian Skripsi dan Revisi
Lampiran 17