0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan8 halaman
[Ringkasan]
Rencana asuhan keperawatan mencakup tiga diagnosa keperawatan pasca operasi yaitu resiko hipotermi, cedera, dan aspiasi. Intervensi yang dilakukan antara lain memantau suhu tubuh dan lingkungan, memberikan selimut tambahan, meminimalisir aktivitas, menempatkan pasien di brangkart aman, memantau refleks menelan, dan membersihkan mulut dari sekret. Hasil evaluasi menunjukkan ketiga masalah keperawatan tidak terjadi.
[Ringkasan]
Rencana asuhan keperawatan mencakup tiga diagnosa keperawatan pasca operasi yaitu resiko hipotermi, cedera, dan aspiasi. Intervensi yang dilakukan antara lain memantau suhu tubuh dan lingkungan, memberikan selimut tambahan, meminimalisir aktivitas, menempatkan pasien di brangkart aman, memantau refleks menelan, dan membersihkan mulut dari sekret. Hasil evaluasi menunjukkan ketiga masalah keperawatan tidak terjadi.
[Ringkasan]
Rencana asuhan keperawatan mencakup tiga diagnosa keperawatan pasca operasi yaitu resiko hipotermi, cedera, dan aspiasi. Intervensi yang dilakukan antara lain memantau suhu tubuh dan lingkungan, memberikan selimut tambahan, meminimalisir aktivitas, menempatkan pasien di brangkart aman, memantau refleks menelan, dan membersihkan mulut dari sekret. Hasil evaluasi menunjukkan ketiga masalah keperawatan tidak terjadi.
Resiko hipotermi b/d suhu lingkungan rendah TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL HASIL Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhu klien setiap 15 menit 1. Perubahan suhu yang signifikan membantu dalam keperawatan selama 2 jam resiko pemberian intervensi hipotermi tidak terjadi dengan kriteria hasil: 2. Berikan selimut tambahan 2. Pemberian selimut tambahan dapat mengurangi 1. suhu tubuh dalam batas normal evaporasi dan radiasi sehingga suhu tubuh dapat 36,5 – 37,5 derajat dipertahankan 2. Akral hangat 3. Pantau suhu lingkungan 3. Menjaga suhu lingkungan tetap konsisten sehingga tidak terjadi pertukaran antara suhu tubuh dan suhu lingkungan 4. Batasi aktivitas 4. Aktivitas yang tinggi meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga meningkatkan pengeluaran panas dari tubuh IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DIAGNOSA EVALUASI JAM IMPLEMENTASI PARAF KEPERAWATAN Resiko hipotermi b/d 1. Pantau suhu klien setiap 15 menit DS: suhu lingkungan WITA Hasil : suhu tubuh pasien 36,3 DO : rendah derajat - Ku baik - Akral hangat 2. Berikan selimut tambahan - Suhu tubuh pasien 36,3 derajat Hasil: klien menggunakan selimut dari OK A : masalah resiko hipotermi tidak terjadi P: lanjutkan intervensi 3. Batasi aktivitas - Pantau suhu klien setiap 15 menit Hasil : Bedrest total - Berikan selimut tambahan - Pantau suhu lingkungan - Batasi aktivitas
Diagnosa Keperawatan : POST OPERATIF
resiko injury b/d tingkat kesadaran pasien TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL HASIL Setelah dilakukan tindakan 1. Tempatkan klien pada brangkart yang aman 1. Brankart yang aman dan nyaman dapat keperawatan selama 2 jam resiko dan nyaman meminimalkan resiko jatuh injury tidak terjadi dengan kriteria hasil: 2. Jaga posisi pasien tetap immobile 2. Mengurangi resiko pasien jatuh 1. Pasien terbebas dari cidera 3. Pasang pengaman tempat tidur 3. Penjagaan untuk keamanan untuk mencegah 2. Pasien kooperatif cidera dan jatuh 4. Dampingi pasien selama belum sadar penuh 4. Memberikan penjagaan untuk keamanan pasien dan rangsang untuk memulihkan kesadaran saat pasien belum sadar penuh
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA EVALUASI JAM IMPLEMENTASI PARAF KEPERAWATAN resiko injury b/d tingkat 1. Tempatkan klien pada brangkart DS : kesadaran pasien yang aman dan nyaman DO: Hasil : pasien ditempatkan di - pasien ditempatkan di brangkart brangkart yang terpasang pagar yang terpasang pagar pengaman pengaman - pasien badrest total 2. Jaga posisi pasien tetap immobile - terpasangan pengaman tempat Hasil : pasien badrest total tidur 3. Pasang pengaman tempat tidur - pasien sadar dan dapat Hasil: terpasangan pengaman mengerakkan ekstremitas atas dan tempat tidur bawah 4. Dampingi pasien selama belum sadar penuh dan rangsang untuk A : Masalah resiko injury tidak terjadi memulihkan kesadaran Hasil: pasien sadar dan dapat P: Lanjutkan intervensi mengerakkan ekstremitas atas dan - Tempatkan klien pada brangkart bawah yang aman dan nyaman - Jaga posisi pasien tetap immobile - Pasang pengaman tempat tidur - Dampingi pasien selama belum sadar penuh dan rangsang untuk memulihkan kesadaran
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan : POST OPERATIF Resiko Aspirasi dengan faktor risiko status kesadaran reflek menelan menurun
TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI RASIONAL HASIL Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tingkat kesadaran dan reflek menelan 1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien untuk keperawatan selama 2 jam resiko pasien intervensi selanjutnya hipotermi tidak terjadi dengan kriteria hasil: 2. Bersihkan mulut dan saluran nafas dari sekret 2. Memudahkan dan meningkatkan aliran sekret 1. Airway terkontrol dan adekuat dan lendir dengan melakukan suction dan mencegah lidah jatuh yang menyumbat 2. Reflek menelan afektif 3. Observasi tanda-tanda vital / 15 menit jalan nafas 3. mengetahui keadaan umum pasien
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA EVALUASI JAM IMPLEMENTASI PARAF KEPERAWATAN Resiko Aspirasi b/d status 1. Monitor tingkat kesadaran dan DS: kesadaran reflek menelan WITA DO: reflek menelan pasien belum optimal oleh karena - Pasien sadar Hasil : pasien sadar dan ada reflek - Reflek menelan ada pemakaian agen anestesi menelan - Tidak ada sekret 2. Bersihkan mulut dan saluran nafas - ttv dari sekret dan lendir dengan td : 120/80mmHg p : 80x/menit melakukan suction r : 20x/menit Hasil : tidak ada secret t : 36,3c 3. Observasi tanda-tanda vital / 15 menit A: Resiko Aspirasi tidak terjadi Hasil : P : Lanjutkan intervensi td : 120/80mmHg p : 80x/menit - Monitor tingkat kesadaran dan r : 20x/menit reflek menelan pasien t : 36,3c - Bersihkan mulut dan saluran nafas dari sekret dan lendir dengan melakukan suction - Observasi tanda-tanda vital / 15 menit
Diagnosa Keperawatan : POST OPERATIF
resiko infeksi b/d Pembedahan prosedur infasif TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL HASIL Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau TTV klen/15 menit 1. Mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. keperawatan resiko infeksi kaji keadaan luka operasi tidak terjadi dengan kriteria 2. Lakukan pemeriksaan luka operasi hanya 2. untuk pencegahan infeksi nasokomial. bila sangat perlu, dengan menggunakan hasil : tehnik aseptik. 1. Tidak ada tanda-tanda 3. Gunakan tehnik asepsis bedah pada saat 3. Mencegah terjadinya infeksi
infeksi dressing luka
2. TTV batas normal
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA EVALUASI JAM IMPLEMENTASI PARAF KEPERAWATAN resiko infeksi b/d WITA 1. Memantau TTV klien/15 menit dan kaji DS : DO : Pembedahan prosedur keadaan luka operasi - Tidak ada tanda-tanda infeksi infasif Hasil : - Keadaan luka di tutup kassa Tidak ada tanda-tanda infeksi - TTV td : 120/80mmHg T : 36,3 derajat p : 80x/menit P : 80 x/menit r : 20x/menit R: 20 x/menit t : 36,3c BP : 120/80 mmHg SPO2 : 98 % 2. Lakukan pemeriksaan luka operasi A: Resiko infeksi tidak terjadi hanya bila sangat perlu, dengan menggunakan tehnik aseptik. Hasil : luka operasi tertutup kasa steril P: lanjutkan intervensi - Memantau TTV klien/15 menit dan kaji keadaan luka operasi - Lakukan pemeriksaan luka operasi hanya bila sangat perlu, dengan menggunakan tehnik aseptik.