SKRIPSI
Oleh:
Sri Astuti
NPM 0101150006
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DI
DESA SUKAMENAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME
PADA TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh:
Sri Astuti
NPM 0101150006
i
LEMBAR HAK CIPTA
ii
LEMBAR PERNYATAAN
NPM : 0101150006
Angkatan : 2015
Keluarga Dengan Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 7-24 Bulan Di Desa
Apabila suatu saat nanti belum terbukti saya melakukan tindak plagiat, maka saya
Sri Astuti
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan di sahkan oleh Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati Tasikmalaya guna melengkapi syarat-
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
Ketua,
Anggota,
Anggota,
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Email : srieastuti300@gmail.com
v
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
Tujuan hasil penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat mengikuti sidang
Tasikmalaya.
4. Kedua orang tua yang selama ini memberikan dukungan penuh kepada penulis.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat serta dapat
Penulis
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
Sebagai sivitas akademik STIKes Respati, Saya yang bertanda tangan dibawah
ini :
Nama : Sri Astuti
NPM : 0101150006
Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya : Skripsi
(Sri Astuti)
vii
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
Skripsi, Agustus 2019
ABSTRAK
viii
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
Skripsi, Agustus 2019
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
x
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................. 6
Perilaku .............................................................................. 31
Kesehatan .......................................................................... 31
xi
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL
3.2 Hipotesis...................................................................................... 34
xii
4.7.3 Fungsi Penelitian Dan Etika .............................................. 43
Karakteristik Responden45
Analisis Univariat47
Analisis Bivariat53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.3 Data mengenai usia balita di Desa Sukamenak Wilayah Kerja
Puskesmas Sukarame Tahun 2019 ................................................ 47
xiv
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi Responden Mengenai Dukungan Keluarga
Dengan Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 7-24 Bulan Di
Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun
2019 ............................................................................................... 52
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Kuesioner
xvii
BAB
PENDAHULUAN
periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini, bayi
dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang
terlalu dini dapat menimbulkan gangguan pencernaan pada bayi seperti diare,
konstipasi, muntah dan alergi. Setelah usia dewasa juga dapat mempengaruhi
usia enam bulan sampai bayi berusia 24 bulan (Sitasari & Isnaeni, 2014).
perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun
bayi di bawah enam bulan belum sempurna. Hasil riset terakhir dari peneliti
usia enam bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk, pilek dan
1
2
2008).
Akan tetapi, pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan sering
tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Masalah yang
pemberian MP-ASI yang kurang, dan cara pemberian MP-ASI yang tidak
tepat.(Widodo,2003).
Susu Ibu Esklusif menyebutkan bahwa ASI eksklusif adalah ASI yang
besaran masalah gizi dengan ambang batas (cut off) yang telah disepakati
kecenderungan meningkat pada tahun 2013 menjadi 19,6%. Pada tahun 2018
3
balita gizi kurang dan buruk 17,7 % gizi pendek sangat pendek 30,8% sangat
dan BB/TB status gizi balita BB sangat kurang (0,8%), BB kurang (6,6%),
sangat pendek (3,5%) pendek 12,2% dan sangat kurus (0.61%). (Dinkes
Kab.Tasikmalaya, 2018).
Tahun 2015 berdasarkan status gizi balita usia 7-24 bulan berdasarkan
tahun 2016 sebanyak 825 (27,2%) orang dari 3045 balita, pada tahun 2017
sebanyak 926 (30,5%) orang dari 3037 balita dan pada tahun 2018 sebanyak
1207 (41,5%) balita status gizi di bawah normal dari 2914 balita. (Laporan
Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB) sebanyak 265 orang sangat kurus dan
pada anak usia baduta adalah faktor asupan, antara lain Air Susu Ibu (ASI)
dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). MPASI adalah makanan
4
atau minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau anak
usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Pemberian
diberikan pada bayi dan anak mulai usia 6-24 bulan. Pemberian ASI secara
eksklusif selama enam bulan pertama dan MPASI yang tepat merupakan
faktor perilaku, yang selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor :
keluarga).(Green,1993).
5
secara optimal.
a. Bagi Puskesmas
c. Bagi Masyarakat
masyarakat sekitar.
d. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan.
Setelah 6 bulan, bayi mulai di kenalkan dengan makanan lain dan tetap
yaitu bayi yang tidak mendapatkan ASI atau mendapatkan ASI tidak
eksklusif memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar di
9
10
mendapat ASI eksklusif (Khrist Gafriela Josefa & Ani Margawati, 2011
bayi 2 tahun. 6 bulan pertama hanya ASI saja. Setelah 6 bulan bayi
butuh nutrisi tambahan dari makanan. Bukan ASI nya yang kurang
nutrisi, tapi tubuh anak perlu nutrisi lebih banyak seiring dengan
2.2 MP-ASI
kita tau bahwa makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi tepat
tambahan susu sapi. Kedua, bayi pada saat berumur 6 bulan sistem
pencernaannya mulai matur. Jaringan pada saat usus halus bayi pada
dalam usus bayi ini akan tertutup rapat setelah bayi berumur 6 bulan.
anak yang menyusu ASI hanya sampai 6 bulan. Jauh lebih sehat dari
bayi yang menyusu ASI hanya sampai 4 bulan, dan frekuensi terkena
diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya menyusu ASI saja selama 6
berumur dua tahun. Ibu harus mendapat gizi yang baik dan terhindar
mencakup hampir 200 unsur zat makanan. Unsur ini mencakup hidrat
proporsional.
zat gizi. Oleh karena itu, mulai usia 6 bulan, bayi juga perlu diberi
makanan pada saat anak sakit dan bila ibu bekerja di luar
rumah.(Astuti,dkk 2014).
gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-
ASI yang tidak tepat. Selain itu, ibu kurang menyadari bahwa setelah
bayi berusia 6 bulan akan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu
dapat dilakukan dengan pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak usia
dan anak disebabkan kebiasaan pemberian ASI dan MP-ASI yang tidak
tepat (segi kuantitas dan kualitas). Selain itu, para ibu kurang menyadari
Pada usia 6 bulan, selain ASI bayi mulai bisa diberi makanan
pendamping ASI, karena pada usia itu bayi sudah mempunyai refleks
diberikan tidak cukup dan frekuensi yang kurang (Maseko & Owaga,
2012).
air tajin, air the, madu, atau pisang yang diberikan pada bayi yang
baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi
2. Kolostrum dibuang
penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. oleh karena itu, kolostrum
jangan di buang.
15
pertumbuhan bayi.
kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak
8. Kebersihan kurang
pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada bayi. Hal ini
lain.
ASI sampai dengan anak berusia dua tahun. Asupan MP-ASI yang baik
lain waktu yang tepat. Pemberian MP-ASI yang terlalu dini dapat
dapat terjadi diare atau konstipasi. Selain itu pemberian MP-ASI yang
makanan prelaktal pada bayi baru lahir, adanya anggapan anak akan
rewel jika tidak diberi makanan padat seperti pisang, atau anak tidak
(Krisnatuti,2008).
nutrisi anak. MP-ASI harus mencakup semua zat gizi yang dibutuhkan
antara lain karbohidrat, protein, lemak vitamin, mineral dan air dengan
al.,2015).
dari tekstur encer, lembek sampai dengan padat. Selain itu pengolahan
karena lebih beragam baik tekstur dan rasanya. Tekstur beragam akan
terhadap makanan yang beragam pula. Selain itu dengan membuat MP-
kadaluarsa (Septikasari,2008).
19
ataupun ciki tetapi cemilan sehat seperti bubur kacang hijau, nagasari,
dalam kemasan.
(reinforcing factors).
21
1. Predisposing Factors
temurun yang dilihat ibu balita dari ibunya. Budaya seperti ini
dan ginjal bayi. Selain itu, usus bayi belum dapat menyaring
batuk, diare, kolik dan alergi (Arief, 2009). Pada penelitian ini
b. Pendidikan
c. Pengetahuan
(Mubarok, 2009).
24
M.,2011).
dini pada bayi usia <6 bulan. Pengetahuan ibu yang masih
d. Sikap
(Notoatmodjo, 2012).
0,05).
2. Enabling Factors
3. Reinforcing Factors
a. Dukungan Keluarga
pada bayi.
bayi. Hal ini jelas bahwa jika keluarga memberikan peran atau
saat usia 0-6 bulan, untuk itu informasi tentang MP-ASI bukan
2.3 Perilaku
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut
2. Perilaku Terbuka
dari luar.
31
a. Faktor Internal
kompleks.
berada demikian pula perilaku yang sama dapat saja diarahkan oleh
b. Faktor Eksternal
faktor penguat.
32
jenis kelamin, dan ukuran keluarga saat ini juga penting sebagai
faktor predisposisi.
sebagai berikut :
Faktor Predisposisi
Faktor Pemungkin
a. Ketersediaan fasilitas
dan petugas kesehatan Prilaku
b. Keterjangkauan
pelayanan kesehatan
c. Kebijakan pemerintah
di bidang kesehatan
Faktor Penguat
a. Keluarga
b. Tokoh masyarakat
c. Pengambil keputusan
Variabel Independen :
1. Pengetahuan
Perilaku Pemberian MP-ASI
2. Sikap
3. Dukungan keluarga
3.2 Hipotesis
34
35
METODE PENELITIAN
dengan cara mengukur variabel bebas dan variabel terikat dalam satu waktu.
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita
4.2.2 Sampel
Keterangan :
n = besar sampel minimum
36
37
N = besar populasi
Maka
= 76,89 ≈ 77 + 10%
= 85
Tahun 2019.
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari pengetahuan, sikap, dan
dukungan keluarga.
ASI).
39
gizi pada balita, serta laporan dari posyandu dan tenaga kesehatan
setempat.
Nuh Bin Mohd Rashid tentang “Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu
Dengan Perilaku Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Balita Usia 6-24
bulan Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 “dengan nilai uji validitasnya
adalah nilai pearson corelation untuk n (responden) 20 orang lebih dari 0,444
(r-tabel).
sudah lengkap. Hal ini untuk memastikan bila ada data atau
pernyataan negatif.
“TIDAK SETUJU”.
menjawab “TIDAK”.
berikut:
sikap negatif
f. Tabulasi Data
1. Analisis Univariat
P=
Keterangan :
P= persentase
variabel.
N= jumlah sampel
42
2. Analisis Bivariat
Palestin), yakni :
dignity)
inclusiveness)
43
c. Memberikan kompensasi
BAB V
5.1.1 Geografis
kepadatan penduduk 1.805 per Ha dan luas wilayah nya 4.1419 (km2).
44
45
5.1.2 Demografi
Tabel 5.1
Jumlah responden berdasarkan pendidikan di Desa Sukamenak
Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019
No Pendidikan Jumlah %
1 Tamat SD 46 54
2 Tamat SLTP 24 28,2
3 Tamat SMA 14 16,5
4 Tamat PT 1 1,2
Total 85 100,0
ini :
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Sukamenak
Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
No Pekerjaan Jumlah %
1 IRT 78 91,8
2 Buruh 7 8,2
Total 85 100,0
Puskesmas Sukarame Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.3
Data mengenai usia balita di Desa Sukamenak Wilayah Kerja
Puskesmas Sukarame Tahun 2019
Umur Minimum Maksimum Rata-rata Jumlah
Bayi 8 24 19 85
Tabel 5.4
Distribusi Frequensi Pengetahuan Responden di Desa Sukamenak
Kecamatan Sukarame tahun 2019
No Pengetahuan Jumlah %
1 Baik 25 29,4
2 Kurang 60 70,6
Total 85 100,0
kategori baik.
48
yang diajukan
Tabel 5.5
Distribusi Frequensi Responden mengenai Pengetahuan Ibu
dengan Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 7-24 Bulan Di Desa
Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019
Pernyataan soal Tau Tidak Tau Jumlah
pengetahuan F % F % F %
Pengertian makanan 28 32,9 57 67,1 85 100
pendamping ASI
Umur diberikan 84 98,8 1 1,2 85 100
makanan tambahan
Jenis makanan yang 84 98,8 1 1,2 85 100
pertama kali diberikan
kepada bayi ibu usia >6
bulan
Makanan pendamping 79 92,9 6 7,1 85 100
ASI
Berapakali makanan 81 95,3 4 4,7 85 100
tambahan diberikan
dalam sehari kepada
bayi usia 6-8 bulan
Mengapa bayi perlu 69 81,2 16 18,8 85 100
diberi makanan
tambahan
Pengaruh pemberian 67 78,8 18 21,2 85 100
makanan bayi sebelum
usia 6 bulan terhadap
kesehatan bayi
Apakah menunda 44 51,8 41 48,2 85 100
makanan tambahan
dapat mengurangi
resiko alergi makanan
Usia bayi disapih 48 56,5 37 43,5 85 100
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Sikap Responden dalam pemberian MP-ASI
pada Balita di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame
Tahun 2019
No Sikap Jumlah %
1 Positif 50 58,8
2 Negatif 35 41,2
Total 85 100,0
Tabel 5.7
Distribusi Pernyataan Sikap Berdasarkan Jawaban Responden Di
Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019
Pernyataan Positif Setuju Tidak Setuju Jumlah
F % F % F %
Pada bayi berusia> 81 95,3 4 4,7 85 100
6 bulan baru boleh
diberikan makanan
tambahan
Pemberian 77 90,6 8 9,4 85 100
makanan pada bayi
sebelum
bayi berusia <6
bulan dapat
berpengaruh pada
pencernaannya
Menunda 65 76,5 20 23,5 85 100
pemberian
makanan padat
dapat mengurangi
resiko alergi
makanan pada bayi
50
dan 82,4% Ibu Setuju Bayi Usia 4 bulan memerlukan makanan khusus
(selain ASI)
balita
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden dalam
Pemberian MP-ASI di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame
Tahun 2019
No Dukungan Keluarga Jumlah %
1 Mendukung 28 32,9
2 Kurang mendukung 57 67,1
Total 85 100,0
(67,1%).
Tabel 5.9
Distribusi frekuensi Responden Mengenai Dukungan Keluarga
Dengan Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 7-24 Bulan Di
Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019
Pernyataan positif Ya Tidak Jumlah
F % F % F %
Suami atau 68 80,0 17 20,0 85 100
keluarga Ibu
pernah
memberikan
informasi tentang
jenis MP-ASI yang
boleh diberikan
setelah bayi usia 6
bulan
Pernyataan Negatif
Suami atau 39 45,9 46 54,1 85 100
keluarga Ibu
pernah
menganjurkan
memberikan
makananan kepada
bayi sebelum usia 6
bulan
jenis MP-ASI yang boleh diberikan setelah bayi berusia 6 bulan namun
bulan.
53
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI pada Balita di Desa
Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019
No Pemberian MP- Jumlah %
ASI
1 Sesuai 32 37,6
2 Tidak Sesuai 53 62,4
Total 85 100,0
Tabel 5.11
Distribusi Frequensi Responden Berdasarkan Usia Pertama
Balita dalam Pemberian MP-ASI Pada Balita di Desa Sukamenak
Kecamatan Sukarame Tahun 2019
Jumlah Minimum Maksimum Rata-rata
Umur 85 4 9 6,35
pertama 85
Balita.
Tabel 5.12
hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI pada balita
di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019
Pemberian MP-ASI
Penget Tdk Jumlah
No Sesuai Niliai ρ
ahuan Sesuai
N % N % N f
1 Baik 15 60,0 10 40,0 25 100,0
2 Kurang 17 28,3 43 71.7 60 100,0 0,006
Jumlah 32 37,6 53 62,4 85 100,0
dengan pengetahuan baik (60,0%), lebih tinggi dari proporsi ibu dengan
Tabel 5.13
Hubungan Sikap dengan Pemberian MP-ASI Pada Balita di Desa
Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019
Pemberian MP-ASI
Tdk Jumlah
No Sikap Sesuai Niliai ρ
Sesuai
N % N % N f
1 Positif 25 50,0 25 50,0 50 100,0
2 Negatif 7 20,0 28 80,0 35 100,0 0,005
Jumlah 32 48,2 53 62,4 85 100,0
55
yang memiliki sikap positif (50,0%), lebih tinggi dari proporsi ibu
Tabel 5.14
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian MP-A SI Di
Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019
Pemberian MPASI
Dukungan Jumlah Niliai
No Sesuai Tdk Sesuai
Keluarga ρ
N % N % N f
1 Mendukung 8 28,6 20 71,4 28 100,0
2 Kurang 24 42,1 33 57,9 57 100,0
0,226
Mendukung
Jumlah 32 37,6 53 62,4% 85 100,0
5.5 Pembahasan
Balita.
2019.
2012).
baik, cukup, dan kurang dalam pemberian MP-ASI pada bayinya, dan
pada taraf signifikansi 95% dengan alfa 0.05 maka secara statistik
Hipotesis Nol (H0) ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan
bulan.
pemberian ASI. Penelitian lain juga mengatakan hal yang sama yaitu
oleh Ida (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna
tambahan seperti pisang, bubur, biskuit, dan susu formula, namun pada
waktu yang tidak tepat atau pada waktu dini dimana usia bayi masih
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerjanya.
59
balita
bayi usia 6-12 bulan, dan pada taraf signifikansi 95% dengan alfa 0.05
maka secara statistik Hipotesis Nol (H0) ditolak yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara sikap ibu dalam pemberian ASI dan
p>0,05). Masih adanya ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan yang
tertentu.
banyak ibu yang beranggapan bahwa bayinya kelaparan dan akan tidur
yang beranggapan hal ini benar padahal karena belum sempurna sistem
Bayi terlihat lebih kenyang apabila diberi susu formula atau MP-ASI
karena makanan tersebut sulit dicerna oleh bayi. ASI memang lebih
mudah dicerna dan kapasitas lambung bayi kecil sekali, sehingga bayi
yang diberi ASI eksklusif akan lebih sering menyusu daripada yang
anggapan dari para ibu bahwa kandungan gizi ASI kurang baik
Balita
tidak memerlukan dukungan yang lain tapi dia lebih besar pengaruhnya
itu karena pengetahuan sama sikapnya ibu sendiri, sehingga orang lain
(Firedman, 2010).
2. Membagikan leafleat
6.1 Kesimpulan
balita usia 7-24 di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019, maka
41,2% dan yang memiliki sikap positif sebanyak 58,8%. masih adanya
ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan yang bersikap positif tetapi masih
64
65
Tahun 2019. Dalam hal ini dalam pengakuan responden dengan kategori
tentang MP-ASI.
2019. Dalam hal ini ibu menyatakan beranggapan bahwa bayi berusia
tidak memerlukan dukungan yang lain tapi dia lebih besar pengaruhnya itu
karena pengetahuan sama sikapnya ibu sendiri, sehingga orang lain bilang
6.2 Saran
edukasi (KIE) tentang MP-ASI kepada ibu-ibu hamil dan ibu yang
Mahaputri Ulva Lestari, Gustina Lubis, Dian Pertiwi, 2012. Hubungan Pemberian
Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-3
Tahun di Kota Padang Tahun [Online].
Nama : .............................................................
Umur : .............................................................
Agama : .............................................................
Pekerjaan : .............................................................
Alamat : .............................................................
Menyatakan bahwa :
..........................................
Yang membuat pernyataan
(..........................................)
Lampiran 5
KUESIONER
Nomor : ……………………………….
A. Biodata Ibu
a. Nama : ……………………………….
b. Alamat : ……………………………….
c. Usia : ………..Tahun
d. Pendidikan
1. Tidak Tamat SD
2. Tamat SD
3. Tamat SLTP
4. Tamat SMA
5. Tamat PT
e. Pekerjaan Ibu
1. IRT
2. Buruh
3. Wiraswasta
4. Swasta
5. PNS
6. Lain-lain
B. Biodata Bayi/ Balita
a. Nama : ……………………………….
c. Jenis kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
C. Pengetahuan Ibu tentang makanan tambahan
Petunjuk: berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda
anggap paling benar.
d. Tidak tahu
a. 6 bulan
b. < 6 bulan
c. Tidak tahu
3. Sebutkan jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia> 6
bulan.
a. Makanan lunak
b. Mie
c. Makanan padat
d. Kemiri
a. Gula
c. Bubur susu
d. Nasi
5. Menurut ibu, berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari
a. 1-3 kali
b. 4-6 kali
c. 7-10 kali
pertambahan umurnya
d. Tidak tahu
d. Tidak tahu
a. Ya
b. Tidak
c. Mungkin
d. Tidak tahu
9. Menurut ibu pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih?
a. < 24 bulan
b. > 24 bulan
c. < 12 bulan
d. >12 bulan
D. SIKAP
Petunjuk: berilah tanda ceklis (√) pada salah satu jawaban yang anda
anggap paling tepat.
F. PEMBERIAN MP-ASI
Pertanyaan :
1. Umur berapa bayi ibu diberikan MP-ASI?
2. Bentuk makanan apa yang diberikan pada bayi ibu saat ini?
Kesimpulan :
1. Sesuai
2. Tidak sesuai
Lampiran 6
MASTER TABEL
PENGETAHUAN
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total Kelompok
Skore pengetahuan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 baik
5 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 kurang
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
7 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
8 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 kurang
9 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
11 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3 kurang
12 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
13 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
14 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
15 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
16 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
17 0 1 1 1 1 1 0 1 0 6 kurang
18 0 1 1 1 1 1 0 1 0 6 kurang
19 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
20 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
21 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
22 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 kurang
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
24 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 kurang
25 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
26 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
27 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 kurang
28 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 kurang
29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 baik
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
34 0 1 1 0 1 1 1 1 0 6 kurang
35 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
36 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
39 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
40 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 kurang
41 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
42 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
44 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 kurang
45 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
46 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 kurang
47 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 kurang
48 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
49 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 kurang
50 0 1 1 1 1 0 1 0 0 5 kurang
51 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 kurang
52 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 baik
53 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
54 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 kurang
55 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 kurang
56 1 1 1 0 1 1 1 0 0 6 kurang
57 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 kurang
58 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
59 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 baik
60 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 kurang
61 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 kurang
62 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 kurang
63 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 kurang
64 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
65 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 kurang
66 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
67 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
68 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
69 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
70 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
71 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
72 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
73 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
74 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
75 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
76 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
77 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
78 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
79 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
80 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 kurang
81 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
82 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
83 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
84 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
85 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
Sikap
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
umur ibu 85 19 45 32,68 5,829
Valid N (listwise) 85
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tamat SD 46 54,1 54,1 54,1
Tamat SLTP 24 28,2 28,2 82,4
Tamat SMA 14 16,5 16,5 98,8
Tamat PT 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid IRT 78 91,8 91,8 91,8
Buruh 7 8,2 8,2 100,0
Total 85 100,0 100,0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
umur bayi 85 8 24 19,71 4,800
Valid N (listwise) 85
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 25 29,4 29,4 29,4
kurang 60 70,6 70,6 100,0
Total 85 100,0 100,0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid positif 50 58,8 58,8 58,8
negatif 35 41,2 41,2 100,0
Total 85 100,0 100,0
dukungan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid mendukung 28 32,9 32,9 32,9
kurang mendukung 57 67,1 67,1 100,0
Total 85 100,0 100,0
PemberianMPASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid sesuai 32 37,6 37,6 37,6
tidak sesuai 53 62,4 62,4 100,0
Total 85 100,0 100,0
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
7,539 1 ,006
b
Continuity Correction 6,250 1 ,012
Likelihood Ratio 7,413 1 ,006
Fisher's Exact Test ,008 ,007
Linear-by-Linear Association 7,450 1 ,006
N of Valid Cases 85
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,41.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok sikap *
85 100,0% 0 0,0% 85 100,0%
PemberianMPASI
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square a
7,894 1 ,005
b
Continuity Correction 6,667 1 ,010
Likelihood Ratio 8,250 1 ,004
Fisher's Exact Test ,006 ,004
Linear-by-Linear
7,801 1 ,005
Association
N of Valid Cases 85
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,18.
b. Computed only for a 2x2 table