Anda di halaman 1dari 110

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA

DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DI


DESA SUKAMENAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME
PADA TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:
Sri Astuti
NPM 0101150006

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
2019

i
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DI
DESA SUKAMENAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME
PADA TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh:
Sri Astuti
NPM 0101150006

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
2019

i
LEMBAR HAK CIPTA

@ Hak cipta Skripsi ada pada penulis

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sri Astuti

NPM : 0101150006

Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat

Angkatan : 2015

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penelitian

SKRIPSI saya yang berjudul: “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Dukungan

Keluarga Dengan Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 7-24 Bulan Di Desa

Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019”

Apabila suatu saat nanti belum terbukti saya melakukan tindak plagiat, maka saya

bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Tasikmalaya, Agustus 2019

Sri Astuti

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan di sahkan oleh Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati Tasikmalaya guna melengkapi syarat-
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)

Tasikmalaya, Agustus 2019

Ketua,

Hariyani Sulistyoningsih, S.K.M., M.K.M


NIP. 197706052005012001

Anggota,

Sinta Fitriani, S.K.M.,M.KM


NIK.220.01.02.07.016

Anggota,

Rosi Rosdiani, S.kep.NS


NIP. 198306302009022009

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Astuti

Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 13 Juli 1997

Status Marital : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Kp. Maro RT/RW 002/004 Desa Sukasari

Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya

Pendidikan : SDN PALASARI tahun 2003-2009

SMPN 2 PUSPAHIANG 2010-2012

SMK AS-SHOFA 2013-2015

STIKes Respati tahun 2015-Sekarang

Pekerjaan : Mahasiswa

Email : srieastuti300@gmail.com

v
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan

Pengetahuan,Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan Ketepatan Pemberian MP-

ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019 ”.

Tujuan hasil penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat mengikuti sidang

skripsi. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dadan Yogaswara, S.K.M., M.KM., selaku Ketua STIKes Respati

Tasikmalaya.

2. Teni Supriyani, S.KM., M.K.M., selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat STIKes Respati Tasikmalaya.

3. Hariyani Sulistyoningsih, S.K.M., M.K.M., selaku dosen Pembimbing

Akademik penyusunan skripsi STIKes Respati Tasikmalaya.

4. Kedua orang tua yang selama ini memberikan dukungan penuh kepada penulis.

5. Teman-teman seperjuangan dari awal masuk kuliah sampai sekarang

khususnya mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat serta dapat

dijadikan bahan penelitian selanjutnya.

Tasikmlaya, Agustus 2019

Penulis

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik STIKes Respati, Saya yang bertanda tangan dibawah
ini :
Nama : Sri Astuti
NPM : 0101150006
Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKes Respati Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya berjudul :
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian
MP-ASI Pada Balita Usia 7-24 Bulan Di Desa Sukamenak Wilayah Kerja
Puskesmas Sukarame Tahun 2019
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneklusif ini STIKes Respati berhak menyimpan, mengalih mediakan/formatkan,
mengelola dalam bentuk pengkalan dat (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : STIKes Respati Tasikmalaya


Pada Tanggal :
Yang menyatakan

(Sri Astuti)

vii
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
Skripsi, Agustus 2019

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DI
DESA SUKAMENAK KECAMATAN SUKARAME TAHUN 2019

Memburuknya gizi anak dapat saja terjadi karena ketidaktahuan ibu


mengenai tata cara pemberian ASI kepada anaknya, pemberian MP-ASI yang
belum sesuai bila dilihat dari ketepatan waktu pemberian, frekuensi, jenis, jumlah
bahan makanan, dan cara pembuatannya,serta kelengkapan imunisasi dasar yang
didapat oleh balita.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga dengan pemberian Makanan
Pendamping ASI di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun
2019. Manfaat sebagai pedoman dan pengembangan ilmu gizi terkait dengan
kesehatan anak tentang manfaat MP-ASI yang benar dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian analitik Cross
Sectional, populsasinya adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 7-24 bulan di
Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame dengan jumah sampel 85 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode proportional random sampling,
instrumen penelitiannya menggunakan kuesioner analisis data dengan
menggunakan Chi-Square
Hasil penelitian univariat menunjukan bahwa sebagian besar responden
berpengetahuan kurang baik 60 orang (70,6%), responden yang bersikap positif
50 orang (58,8%), mendapat dukungan keluarga 28 (32,9%) dan kategori
responden tidak sesuai dalam pemberian MP-ASI 53 orang (62,4%).hasil
penelitian bivariat menunjukan ada hubungan antara pengetahuan ibu (p
value=0,0006) dengan pemberian MP-ASI pada balita usia 7-24 bulan di desa
sukamenak wilayah kerja puskesmas sukarame tahun 2019, ada hubungan antara
sikap ibu (p value=0,005) dengan pemberian MP-ASI pada balita usia 7-24 bulan
di desa sukamenak wilayah kerja puskesmas sukarame tahun 2019, tidak ada
hubungan antara dukungan keluarga (p value=0,226) dengan pemberian MP-ASI
pada balita usia 7-24 bulan di desa sukamenak wilayah kerja puskesmas sukarame
tahun 2019.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI pada balita
adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga. Peneliti memberikan saran
agar instansi kesehatan meningkatkan program komunikasi,informasi,dan edukasi
(KIE) tentang MP-ASI kepada ibu-ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi umur
7-24 bulan dalam bentuk penyuluhan tentang MP-ASI yang tepat.
Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, pemberian MP-ASI.
Daftar Pustaka : 15 referensi (2010-2019)

viii
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
Skripsi, Agustus 2019

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND FAMILY SUPPORT


WITH GIVING MP-ASI IN THE AGE OF 7-24 MONTHS IN SUKAMENAK
VILLAGE, SUKARAME DISTRICT, 2019

The deterioration of child nutrition can occur because of the ignorance of


the mother about the procedure for breastfeeding her child, giving MP-ASI which
is not appropriate when viewed from the timeliness of administration, frequency,
type, amount of food ingredients, and how to complete it. toddler Provision of
additional food is needed especially for babies over the age of six months who
already need nutritious supplementary food. The purpose of this study was to
determine the level of knowledge, attitudes, and family support by providing ASI
Companion in Sukamenak Village, Sukarame Community Health Center Working
Area in 2019. The benefits of guiding and developing nutrition science related to
children's health regarding the benefits of MP-ASI can help growth and optimal
baby development.
The type of this research is quantitative, cross sectional analytic research
design, the population is all mothers who have toddlers aged 7-24 months in
Sukamenak Village, Sukarame District with a sample of 85 people. Sampling is
done by proportional random sampling method, the research instrument uses a
data analysis questionnaire using Chi-Square
The results of univariate research showed that most of the respondents
were knowledgeable about 60 people (70.6%), respondents who were positive 50
people (58.8%), had 28 family support (32.9%) and the respondent category was
not suitable for giving MP-ASI 53 people (62.4%). The results of the bivariate
study showed that there was a relationship between maternal knowledge (p value
= 0,0006) and the provision of breast milk in infants aged 7-24 months in the
village of the voluntary puskesmas working area in 2019 , there is a relationship
between maternal attitudes (p value = 0.005) and the provision of breastfeeding
in infants aged 7-24 months in the village of the Community Health Center
working area in 2019, there is no relationship between family support (p value =
0.226) and the provision of MP- ASI in toddlers aged 7-24 months in the village of
Sukamak working area of the voluntary health center in 2019.
Factors related to giving MP-ASI to toddlers are knowledge, attitudes, and
family support. The researcher suggested that health agencies improve the
communication, information and education (IEC) program on MP-ASI to
pregnant women and mothers who have babies aged 7-24 months in the form of
counseling about the right MP-ASI.

Keywords : Knowledge, attitude, family support, giving MP-ASI.


Bibliography : 15 references (2010-2019).

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR

SAMPUL DALAM ......................................................................................... i

LEMBAR HAK CIPTA................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................ 5

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

1.4.1 Manfaat Teoretis ............................................................. 6

x
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................. 6

1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI Ekslusif ............................................................................... 9

2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif ................................................... 9

2.1.2 Manfaat ASI ....................................................................... 9

2.2 MP-ASI ....................................................................................... 10

2.2.1 Pengertian MP-ASI ........................................................... 10

2.2.2 Tujuan MP-ASI.................................................................. 11

2.2.3 Beberapa Permasalahan dalam Pemberian Makanan Bayi

yang Berkaitan dengan MP-ASI....................................... 14

2.2.4 Pengaruh MP-ASI Terhadap Gizi Anak ............................ 16

2.2.5 Prinsip Pemberian MP-ASI yang Baik .............................. 19

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI ... 20

2.3 Perilaku ....................................................................................... 29

2.3.1 Pengertian Perilaku ............................................................ 29

2.3.2 Klasifikasi Perilaku ............................................................ 29

2.3.3 Faktor-faktor yang Berperan dalam Pembentukan

Perilaku .............................................................................. 31

2.3.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Kesehatan .......................................................................... 31

2.4 Kerangka Teori............................................................................ 33

xi
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 34

3.2 Hipotesis...................................................................................... 34

3.2 Definisi Operasional ................................................................... 35

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 36

4.2 Populasi dan Sampel .................................................................. 36

4.2.1 Populasi ............................................................................. 36

4.2.2 Sampel .............................................................................. 36

4.3 Variabel Penelitian ...................................................................... 38

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 38

4.4 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 38

4.4.1 Data Primer ........................................................................ 38

4.4.2 Data Sekunder .................................................................... 39

4.5 Instrumen Penelitian ................................................................... 39

4.6 Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................... 39

4.6.1 Pengolahan Data ............................................................... 39

4.6.2 Analisa Data ...................................................................... 41

4.7 Etika Peneliti ............................................................................... 42

4.7.1 Pengertian Etika Penelitian ................................................ 42

4.7.2 Prinsip Dasar Dan Kaidah Etika Penelitian ....................... 42

xii
4.7.3 Fungsi Penelitian Dan Etika .............................................. 43

4.7.4 Etika Penelitian Kesehatan ................................................ 43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum ........................................................................... 44

Karakteristik Responden45

Analisis Univariat47

Analisis Bivariat53

5.2 Pembahasan ................................................................................. 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 64

6.2 Saran ............................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ........................................................................ 7

Tabel 2.1 Prinsip Pemberian MP-ASI ........................................................... 19

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 35

Tabel 4.1 Pengambilan Sampel Berdasarkan Perposyandu di Desa


Sukamenak .................................................................................... 37

Tabel 5.1 Jumlah responden berdasarkan pendidikan di Desa Sukamenak


Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019 ........................ 46

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa


Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame ........................ 46

Tabel 5.3 Data mengenai usia balita di Desa Sukamenak Wilayah Kerja
Puskesmas Sukarame Tahun 2019 ................................................ 47

Tabel 5.4 Distribusi Frequensi Pengetahuan Responden di Desa


Sukamenak Kecamatan Sukarame tahun 2019 ............................. 47

Tabel 5.5 Distribusi Frequensi Responden mengenai Pengetahuan Ibu


dengan Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 7-24 Bulan Di
Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun
2019 ............................................................................................... 48

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden dalam pemberian MP-


ASI pada Balita di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame
Tahun 2019 .................................................................................... 49

Tabel 5.7 Distribusi Pernyataan Sikap Berdasarkan Jawaban Responden


Di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun
2019 ............................................................................................... 49

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden dalam


Pemberian MP-ASI di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame
Tahun 2019 .................................................................................... 51

xiv
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi Responden Mengenai Dukungan Keluarga
Dengan Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 7-24 Bulan Di
Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun
2019 ............................................................................................... 52

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI pada Balita di Desa


Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019 ............................ 53

Tabel 5.11 Distribusi Frequensi Responden Berdasarkan Usia Pertama


Balita dalam Pemberian MP-ASI Pada Balita di Desa
Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019 ............................ 53

Tabel 5.12 Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI pada


balita di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019 .................................................................................... 54

Tabel 5.13 Hubungan Sikap dengan Pemberian MP-ASI Pada Balita di


Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019 ................... 54

Tabel 5.14 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian MP-ASI Di


Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019 ................... 55

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 33

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 34

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Kesatuan Bangsa dan Limnas

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan

Lampiran 3 Surat Keteranagn Telah Melakukan Penelitian dari Puskesmas

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Master Tabel

Lampiran 7 Output Hasil Pengolahan Data

xvii
BAB 

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia 0–24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

yang pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus

periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini, bayi

dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang

optimal. (Depkes RI,2010).

Pemberian makanan kepada bayi perlu diperhatikan ketepatan waktu

dalam pemberian, frekuensi, jenis, jumlah bahan makanan, dan cara

pembuatannya. Kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak tepat salah

satunya adalah pemberian makanan yang terlalu dini. Pemberian makanan

terlalu dini dapat menimbulkan gangguan pencernaan pada bayi seperti diare,

konstipasi, muntah dan alergi. Setelah usia dewasa juga dapat mempengaruhi

tingkat kecerdasan anak seperti memicu terjadinya penyakit obesitas,

hipertensi, dan penyakit jantung koroner (Nadesul, 2007).

MPASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah

usia enam bulan sampai bayi berusia 24 bulan (Sitasari & Isnaeni, 2014).

Pemberian makanan setelah bayi berumur enam bulan akan memberikan

perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun

bayi di bawah enam bulan belum sempurna. Hasil riset terakhir dari peneliti

di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum

usia enam bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk, pilek dan

1
2

panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan asi eksklusif (Luluk,

2008).

Akan tetapi, pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan sering

tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Masalah yang

masih ditemukan dalam pemberian MP-ASI antara lain pemberian MP-ASI

terlalu dini atau terlambat, MP-ASI yang diberikan tidak cukup,frekuensi

pemberian MP-ASI yang kurang, dan cara pemberian MP-ASI yang tidak

tepat.(Widodo,2003).

Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Air

Susu Ibu Esklusif menyebutkan bahwa ASI eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa

menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain

(Presiden RI, 2012). Pemberian MPASI di bawah usia enam bulan di

Indonesia masih tinggi.

Gizi kurang sebagai masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah

apabila prevalensi gizi kurang diatas 10% dengan membandingkan jenis

besaran masalah gizi dengan ambang batas (cut off) yang telah disepakati

secara universal. Pemberian MP-ASI terlalu dini ataupun pemberian MP-ASI

yang tidak sesuai kebutuhan dapat menyebabkan kekurangan gizi.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tingkat Nasional

menunjukkan prevalensi balita gizi kurang 17,9% tahun 2010 dan

kecenderungan meningkat pada tahun 2013 menjadi 19,6%. Pada tahun 2018
3

balita gizi kurang dan buruk 17,7 % gizi pendek sangat pendek 30,8% sangat

kurus dan kurus 10,2 %.

Berdasarkan data BPB (Badan Penimbangan Balita) Dinas Kesehatan

Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2018 berdasarkan indikator BB/U, TB/U,

dan BB/TB status gizi balita BB sangat kurang (0,8%), BB kurang (6,6%),

sangat pendek (3,5%) pendek 12,2% dan sangat kurus (0.61%). (Dinkes

Kab.Tasikmalaya, 2018).

Berdasarkan Data yang di ambil dari Puskesmas Sukarame Pada

Tahun 2015 berdasarkan status gizi balita usia 7-24 bulan berdasarkan

BB/U,TB/U,BB/TB adalah sebanyak 924 balita (35,4%) dari 2584 balita.Pada

tahun 2016 sebanyak 825 (27,2%) orang dari 3045 balita, pada tahun 2017

sebanyak 926 (30,5%) orang dari 3037 balita dan pada tahun 2018 sebanyak

1207 (41,5%) balita status gizi di bawah normal dari 2914 balita. (Laporan

Tahunan Puskesmas Sukarame Tahun 2019).

Menurut data status gizi balita berdasarkan indeks Berat Badan/Umur

(BB/U) sebanyak 355 orang BB sangat kurang dan BB kurang, Tinggi

Badan/Umur (TB/U) sebanyak 846 orang sangat pendek dan pendek.,dan

Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB) sebanyak 265 orang sangat kurus dan

kurus, untuk semua kelompok umur (Puskesmas Sukarame,Periode Bulan

April Tahun 2019).

Salah satu faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi stunting

pada anak usia baduta adalah faktor asupan, antara lain Air Susu Ibu (ASI)

dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). MPASI adalah makanan
4

atau minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau anak

usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Pemberian

MPASI berarti memberikan makanan lain sebagai pendamping ASI yang

diberikan pada bayi dan anak mulai usia 6-24 bulan. Pemberian ASI secara

eksklusif selama enam bulan pertama dan MPASI yang tepat merupakan

upaya yang mampu menurunkan angka stunting dan meningkatkan

kelangsungan hidup anak, sedangkan ASI eksklusif yang diberikan terlalu

lama akan menunda pemberian MPASI. (Nurkomala,2017).

Masalah-masalah dalam pemberian MP-ASI ini dapat menyebabkan

anak mengalami masalah gizi terutama gangguan pertumbuhan dan

perkembangan serta gizi kurang. Berbagai macam faktor dapat mempercepat

pemberian makanan tambahan, diantaranya adalah tingkat pendidikan

pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, sosial budaya (Satoto,2007).

Secara teoritis dari beberapa faktor yang berhubungan dengan

pemberian MP ASI dini dapat di kaitkan dengan teori perilaku yang di

kemukakan oleh Green (1993). Green mengemukakan analisisnya tentang

faktor perilaku, yang selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor :

faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Dalam hal

pemberian MP-ASI kurang dari 6 bulan faktor predisposisi nya yaitu:

(pengetahuan, sikap, dan pekerjaan), faktor pendukung (ketersediaan fasilitas

dan sarana kesehatan) dan faktor pendorongnya (sikap petugas,dan dukungan

keluarga).(Green,1993).
5

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka dapat di rumuskan permasalahan

sebagai berikut “Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan

dukungan keluarga dengan pemberian makanan pendamping ASI di Desa

Sukamenak wilayah kerja Puskesmas Sukarame tahun 2019”?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan

keluarga dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) di

Desa Sukamenak wilayah kerja Puskesmas Sukarame tahun 2019

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian

makanan pendamping ASI di Desa Sukamenak Wilayah Kerja

Puskesmas Sukarame tahun 2019.

b. Untuk mengetahui gambaran sikap ibu tentang pemberian makanan

pendamping ASI di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas

Sukarame tahun 2019

c. Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga dalam pemberian

makanan pendamping ASI di Desa Sukamenak Wilayah Kerja

Puskesmas Sukarame tahun 2019

d. Untuk mengetahui gambaran pemberian makanan pendamping

ASI Balita di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas

Sukarame tahun 2019


6

e. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan

pemberian makanan pendamping ASI di Desa Sukamenak Wilayah

Kerja Puskesmas Sukarame tahun 2019

f. Untuk Mengetahui hubungan antara sikap ibu dengan pemberian

makanan pendamping ASI di Desa Sukamenak Wilayah Kerja

Puskesmas Sukarame tahun 2019

g. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemberian makanan pendamping ASI di Desa Sukamenak Wilayah

Kerja Puskesmas Sukarame tahun 2019

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai pedoman dan pengembangan ilmu gizi terkait dengan

kesehatan anak tentang manfaat MP-ASI, bahwa pemberian MP-ASI

yang benar dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi

secara optimal.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas

Di harapkan dapat menjadi informasi penting yang di butuhkan

sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi instansi terkait

dalam menentukan kebijakan dan program perencanaan selanjutnya.

b. Bagi STIKes Respati

Memberikan informasi dalam pendidikan kesehatan serta metode

yang di gunakan untuk meningkatkan peran serta masyarakat yang


7

berkaitan dengan dampak dari pemberian makanan pendamping

ASI yang terlalu dini

c. Bagi Masyarakat

Di harapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan ibu tentang

pemberian MP-ASI yang tepat sehingga kedepannya ibu bisa

menerapkan dengan mendapat dukungan juga dari keluarga atau

masyarakat sekitar.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan bagi peneliti dalam melakukan penelitian

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Nama Variabel yang Hasil
No Judul Tempat Waktu
Peneliti Diteliti Penelitian
1 Faktor-faktor Eko Puskesmas Agustus- 1. Pemberian Terdapat
yang Heryanto Buay Oktober MPASI dini Hubungan
berhubungan Sandang Aji 2017 2. Pengetahuan yang
dengan Kabupaten Ibu bermakna
pemberian OKU Selatan 3. Kecukupan antara
makanan ASI pemberian
pendamping 4. Pekerjaan MPASI
ASI 5. Dukungan
Keluarga
2 Faktor-faktor Rosmalia Kecamatan September 1. Status Hasil bahwa
yang Helmi, Sumberejo 2011 Pemberian variabel
berhubungan Mindo Kabupaten MP-ASI Dini yang
dengan Lupiana Tanggamus 2. Pendidikan berhubunga
pemberian 3. Pengetahuan n secara
MP-ASI dini Gizi bermakna
pada bayi 4. Pekerjaan dengan
5. Sikap pemberian
6. Sosial Budaya MP-ASI di
7. Dukungan Kecamatan
Keluarga Sumberejo
8. Peran Petugas Kabupaten
Kesehatan Tanggamus
tahun
8

Nama Variabel yang Hasil


No Judul Tempat Waktu
Peneliti Diteliti Penelitian
2011 adalah
pendidikan
ibu,
pengetahuan
ibu, sikap
responden,
sosial
budaya dan
dukungan
keluargapen
elitian
Sedangkan
variabel
yang tidak
mempunyai
hubungan
yang
bermakna
dengan
pemberian
MP-ASI
dini
adalah
pekerjaan
ibu dan
peran
petugas
kesehatan.
BAB 

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI Eksklusif

2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini

mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan

makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan.

Setelah 6 bulan, bayi mulai di kenalkan dengan makanan lain dan tetap

di berikan ASI sampai bayi berumur dua tahun.

WHO merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

kehidupan. Pada usia 6 bulan, bayi di perkenalkan makanan padat

seperti buah-buahan dan sayuran yang di haluskan untuk melengkapi

ASI sampai anak berusia 2 tahun.

2.1.2 Manfaat ASI

Pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk menjamin pemenuhan

hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak di lahirkan sampai

dengan berusia 6 bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan

perkembangannya (PP-ASI). Selain itu, menyusui adalah suatu proses

pemberian makanan berupa air susu dari ibu kepada bayi.

Dampak yang terjadi jika bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif

yaitu bayi yang tidak mendapatkan ASI atau mendapatkan ASI tidak

eksklusif memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar di

9
10

bandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan

hasil penelitian di dapatkan bahwa bayi yang diberikan susu formula

lebih sering mengalami diare di bandingkan dengan bayi yang

mendapat ASI eksklusif (Khrist Gafriela Josefa & Ani Margawati, 2011

& Citra Puspitaningrum, 2006).

WHO menganjurkan untuk memberikan ASI sampai usia

bayi 2 tahun. 6 bulan pertama hanya ASI saja. Setelah 6 bulan bayi

butuh nutrisi tambahan dari makanan. Bukan ASI nya yang kurang

nutrisi, tapi tubuh anak perlu nutrisi lebih banyak seiring dengan

pertumbuhkembangan nya. Tubuh bayi butuh asupan nutrisi alami lain

dari luar. WHO,UNICEF, American Academy of Pediatrics, Health

Canada, dan Organisasi Kesehatan Lainnya sepakat bahwa MP-ASI

diberikan pada usia 6 bulan, bukan 4-6 bulan.

2.2 MP-ASI

2.2.1 Pengertian MP-ASI

MP-ASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI, yang

kita tau bahwa makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi tepat

diusianya yang ke 6 bulan/180 hari. Dimana menu utama masih hingga

1 tahun, menuju 2 tahun makanan lebih diutamakan dari pada ASI

untuk mencukupi gizi harian si kecil.(Utami, 2018)


11

2.2.2 Tujuan MP-ASI

Memperkenal makanan baru ke bayi selain ASI. Mengapa

pengenalan makanan tambahan di mulai pada usia 6 bulan dan bukan 4

bulan? Pertama, dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih

cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI

diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan.namun

pada kenyataannya, 60% bayi berumur 4 bulan sudah mendapat

tambahan susu sapi. Kedua, bayi pada saat berumur 6 bulan sistem

pencernaannya mulai matur. Jaringan pada saat usus halus bayi pada

umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga

memungkinkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk

dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori-pori

dalam usus bayi ini akan tertutup rapat setelah bayi berumur 6 bulan.

Dengan demikian, usus bayi setelah berumur 6 bulan mampu menolak

faktor alergi ataupun kuman yang masuk. (Utami,2018).

Hal ini di buktikan dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa

anak yang menyusu ASI hanya sampai 6 bulan. Jauh lebih sehat dari

bayi yang menyusu ASI hanya sampai 4 bulan, dan frekuensi terkena

diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya menyusu ASI saja selama 6

bulan akan merangsang hormone prolaktin secara terus menerus

sehingga memperbanyak produksi ASI yang dapat bertahan sampai bayi

berumur dua tahun. Ibu harus mendapat gizi yang baik dan terhindar

dari setres yang berkepanjangan.


12

ASI mengandung nutrisi, hormone, unsur kekebalan faktor

pertumbuhan, antialergi, serta anti implamasi. Nutrisi dalam ASI

mencakup hampir 200 unsur zat makanan. Unsur ini mencakup hidrat

arang, lemak, protein, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang

proporsional.

Dengan bertambahnya usia bayi, bertambah pula kebutuhan zat-

zat gizi. Oleh karena itu, mulai usia 6 bulan, bayi juga perlu diberi

makanan atau minuman yang mengandung gizi selain ASI untuk

memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan ini disebut makanan

pendamping ASI (MP-ASI), yang diberikan kepada bayi sampai usia 24

bulan. Hal-hal yang perlu di perhatikan terkait MP-ASI yaitu waktu

pemberian, frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan,

dan cara pemberiannya. Selain itu, perlu diperhatikan pemberian

makanan pada saat anak sakit dan bila ibu bekerja di luar

rumah.(Astuti,dkk 2014).

Hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang

gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-

ASI yang tidak tepat. Selain itu, ibu kurang menyadari bahwa setelah

bayi berusia 6 bulan akan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu

yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan usia dan

kemampuan alat cernanya.(Depkes RI,2006)

Keadaan status gizi anak usia di bawah dua tahun (Baduta)

merupakan kelompok yang rawan gizidan akan menentukan kualitas


13

hidup selanjutnya. Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak (Ferreira,

2012). Penjelasan tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan

status gizi balita memunculkan masalah pada aspek hubungan sebab

akibat dimana pemberian MP-ASI yang kurang tepat melahirkan status

gizi kurang/status gizi buruk (Deba, 2007). Program perbaikan gizi

yang bertujuan meningkatkan jumlah dan mutu MP-ASI, diantaranya

dapat dilakukan dengan pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak usia

6–24 bulan dari keluarga miskin (Fatimah, 2010). Pemberian makanan

pendamping ASI yang terlalu dini dapat menyebabkan bayi kurang

selera untuk minum ASI. Sebaliknya pemberian makanan pendamping

yang terlambat dapat menyebabkan bayi sulit untuk menerima makanan

pendamping (Helmyti & Lestariani, 2007).

Beberapa penelitian menyatakan bahwa masalah gizi pada bayi

dan anak disebabkan kebiasaan pemberian ASI dan MP-ASI yang tidak

tepat (segi kuantitas dan kualitas). Selain itu, para ibu kurang menyadari

bahwa sejak bayi berusia 6 bulan sudah memerlukan MP-ASI dalam

jumlah dan mutu yang baik (Hermina & Nurfi, 2010).

Pada usia 6 bulan, selain ASI bayi mulai bisa diberi makanan

pendamping ASI, karena pada usia itu bayi sudah mempunyai refleks

mengunyah dengan pencernaan yang lebih kuat. Dalam pemberian

makanan bayi perlu diperhatikan ketepatan waktu pemberian, frekuensi,

jenis, jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya. Adanya

kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak tepat, antara lain :


14

pemberian makanan yang terlalu dini atau terlambat, makanan yang

diberikan tidak cukup dan frekuensi yang kurang (Maseko & Owaga,

2012).

2.2.3 Beberapa Permasalahan dalam Pemberian Makanan Bayi yang

Berkaitan dengan MP-ASI di jelaskan sebagai berikut:

1. Pemberian makanan pralaktal (makanan sebelum ASI keluar).

Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa,

air tajin, air the, madu, atau pisang yang diberikan pada bayi yang

baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi

kesehatan bayi. Bayi berusia kurang dari 6 bulan belum mempunyai

enzim pencernaan yang sempurna, sehingga belum mampu

mencerna makanan dengan baik. Ginjal bayi belum mampu bekerja

dengan baik. Makanan tambahan termasuk susu sapi mengandung

banyak mineral yang dapat memberatkan fungsi ginjal yang belum

sempurna pada bayi.

2. Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama,

kental, dan berwarna ke kuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu

yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum

mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari

penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. oleh karena itu, kolostrum

jangan di buang.
15

3. Pemberian MP-ASI sebelum ASI terlalu dini atau terlambat

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berusia 6

bulan) menurunkan konsumsi ASI dan menyebabkan gangguan

pencernaan atau diare. Jika pemberian MP-ASI terlambat dan bayi

sudah lewat usia 6 bulan, maka dapat menyebabkan hambatan pada

pertumbuhan bayi.

4. Pemberian MP-ASI sebelum ASI

Pada usia 6 bulan, pemberian MP-ASI yang di lakukan

sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi pada

periode ini, zat-zat yang di perlukan bayi terutama diperoleh dari

ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti

kemampuan bayi untuk mengonsumsi ASI berkurang, yang

berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak

menderita kurang gizi.

5. MP-ASI yang diberkan tidak cukup

Pemberian MP-ASI pada periode usia 6-24 bulan sering tidak

tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya

kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak

menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat

menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energy dan

protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.


16

6. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja

Di daerah kota dan semiperkotaan, ada kecenderungan

rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada

ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan

konsumsi zat gizi rendah.

7. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang

Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari yang kurang akan

mengakibatkan kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

8. Kebersihan kurang

Pada umumnya, ibu kurang menjaga kebersihan terutama

pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada bayi. Hal ini

memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare dan lain-

lain.

9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga

Terdapat banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk

bayi dan balita.

2.2.4 Pengaruh MP-ASI Terhadap Gizi Anak

Setelah anak berusia 6 bulan ASI eksklusif hanya mampu

memenuhi kebutuhan nutrisi sebanyak 60%-70% oleh karena itu setelah

usia 6 bulan anak perlu diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI).

MP-ASI adalah makanan yang diberikan bersamaan dengan pemberian

ASI sampai dengan anak berusia dua tahun. Asupan MP-ASI yang baik

secara langsung akan mempengaruhi status gizi anak (Septikasari,


17

2008). Sebanyak 71,5 % anak yang mengalami gizi kurang tidak

mendapatkan MP-ASI yang adekuat (Septikasari,2016).

Pemberian MP-ASI yang baik harus memenuhi syarat antara

lain waktu yang tepat. Pemberian MP-ASI yang terlalu dini dapat

menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi karena secara fisiologis

saluran pencernaan bayi belum siap untuk makanan padat sehingga

dapat terjadi diare atau konstipasi. Selain itu pemberian MP-ASI yang

terlalu dini juga meningkatkan risiko obesitas, alergi, dan menurunnya

imunitas karena berkurangnya konsumsi ASI.

Menurunnya imunitas menyebabkan risiko penyakit infeksius

meningkat sehingga status gizi anak akan terganggu. Namun demikian,

sebagian besar ibu telah memberikan makanan padat pada anaknya

sebelum usia 6 bulan. Prilaku ibu dalam memberikan MP-ASI dini di

pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain rendahnya pengetahuan ibu

mengenai MP-ASI, sosial budaya yang mendorong pemberian MP-ASI

dini, pemasaran agresif produsen makanan bayi, ibu bekerja dan

kurangnya dukungan petugas kesehatan.

Hal tersebut menunjukan masih kuatnya kepercayaan

masyarakat terkait praktik MP-ASI yang keliru seperti pemberian

makanan prelaktal pada bayi baru lahir, adanya anggapan anak akan

rewel jika tidak diberi makanan padat seperti pisang, atau anak tidak

akan kenyang kalau hanya di beri ASI (Septikasari,2008).


18

Selain MP-ASI tidak boleh diberikan terlalu dini, MP-ASI juga

tidak boleh diberikan terlalu lambat. Keterlambatan pemberian MP-ASI

akan berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi anak

(Krisnatuti,2008).

Pemberian MP-ASI juga harus memperhatikan kebutuhan

nutrisi anak. MP-ASI harus mencakup semua zat gizi yang dibutuhkan

antara lain karbohidrat, protein, lemak vitamin, mineral dan air dengan

memperhatikan kebersihan dan keamanannya bagi bayi (Cunha et

al.,2015).

Tekstur MP-ASI harus disesuaikan dengan usia anak dimulai

dari tekstur encer, lembek sampai dengan padat. Selain itu pengolahan

dan cara memasak MP-ASI juga berpengaruh terhadap kualitas MP-ASI

sehingga dalam pengolahan MP-ASI perlu diperhatikan agar tidak

merusak zat gizi yang terkndung dalam bahan makanan. Utamakan

dalam memberikan MP-ASI dari bahan makanan lokal buatan sendiri,

karena lebih beragam baik tekstur dan rasanya. Tekstur beragam akan

merangsang gerak pencernaan dan anak akan memiliki pengalaman

terhadap makanan yang beragam pula. Selain itu dengan membuat MP-

ASI bahan makanan yang digunakan lebih bervariasi sehingga

meransang berbagai enzim pencernaan anak. Apabila menggunakan

MP-ASI buatan pabrik maka perlu diperhatikan kemasan produk dalam

kondisi yang baik, tertera petunjuk penyajian serta perhatikan tanggal

kadaluarsa (Septikasari,2008).
19

2.2.5 Prinsip Pemberian MP-ASI yang Baik

Pemberian MP-ASI yang baik harus memenuhi perinsip

mengandung beraneka ragam jenis bahan makanan dengan tekstur,

frekuensi dan porsi yang juga disesuaikan kebutuhan nutrisi anak.

Berikut ini merupakan tabel prinsip dalam pemberian MP-ASI yang

baik. (Krisnatuti D,2008).

Tabel 1.2 Prinsip Pemberian MP-ASI


Komponen Usia
6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan
Jenis 1 jenis bahan dasar 3-4 jenis bahan Makanan
(6 bulan) dasar (sajikan keluarga
2 jenis bahan dasar secara terpisah
(7-8 bulan) atau dicampur)
Tekstur Semicair Makanan yang Padat
(dihaluskan),secara dicincang halus
bertahan kurangi atau lunak
campuran air (disaring kasar)
sehingga menjadi ditingkatkan
semi padat sampai semakin
kasar sehingga
bisa digenggam.
Frekuensi Makanan utama 2-3 Makanan utama Makanan
kali sehari cemilan 3-4 kali sehari, utama 3-4
1-2 kali sehari cemilan 1-2 kali kali sehari,
sehari cemilan 1-2
kali sehari
1
Porsi setiap Dimulai dengan 2-3 /2 mangkuk kecil 3/4 sampai 1
kali makan sendok makan dan atau setara mangkuk
ditingkatkan dengan 125 ml kecil atau
bertahap sampai 1/2 setara
mangkok kecil atau dengan 175-
setara dengan 125 250 ml
ml
ASI Sesuka bayi Sesuka bayi Sesuka bayi
Sumber: krisnatuti D, 2008
20

Anak yang tidak mendapatkan ASI bisa diberikan tambahan

susu formula 1-2 gelas/perhari dan 1-2 makanan cemilan/hari. Makanan

cemilan yang dimaksud bukan berupa makan ringan seperti permen,

ataupun ciki tetapi cemilan sehat seperti bubur kacang hijau, nagasari,

pisang rebus,dan sebagainya. MP-ASI juga tidak boleh berupa makanan

yang mengandung gula dan garam tinggi seperti makanan kaleng.

Bahan makanan MP-ASI harus mengandung jenis makanan pokok

(beras,jagung, singkong, ubi jalar, sagu, talas, kentang, dan lain-lain),

kacang-kacangan (kacang tanah, kacang hijau, kedelai, kacang merah,

dan lain-lain), bahan pangan hewani (daging sapi, ayam, ikan,

telur,susu, keju, dan lain-lain). Sayuran berwarna (wortel, tomat,

bayam, dan lain-lain), buah-buahan (pisang, papaya, jeruk manis, dan

lain-lain) serta lemak dan minyak (minyak,santan,dan lain-lain).

(Kemenkes RI,2011). MP-ASI instan dapat diberikan dengan

memperhatikan kandungan gizi dan cara penyajian yang tercantum

dalam kemasan.

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI dapat

diketahui melalui pendekatan teori perilaku menurut Lawrence Green

dalam Notoatmodjo (2012), yaitu :faktor predisposisi (predisposing

factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat

(reinforcing factors).
21

1. Predisposing Factors

a. Peran Sosial Budaya

Kebudayaan merupakan suatu adat istiadat atau tradisi

yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi dan di

implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nenek moyang

kita tentu menginginkan para generasi penerus tetap menjaga

kelestarian peninggalan mereka. Peninggalan tersebut dapat

berupa material maupun non-material (Notoatmodjo, 2012).

Di masyarakat mungkin terdapat budaya yang sudah

turun temurun berlangsung, yaitu budaya untuk memberikan

makanan pendamping ASI dini kepada anak, yaitu mulai usia 3

bulan anak sudah diberikan makanan berupa pisang lumat

kepada bayinya. Perilaku seperti ini merupakan perilaku turun

temurun yang dilihat ibu balita dari ibunya. Budaya seperti ini

merupakan unsur budaya yang salah karena pemberian MP-ASI

terlalu dini kepada bayi dapat mempengaruhi pencernaan bayi

(Djojomartono, 1991). Bila diberikan pada saat usia dibawah 6

bulan, sistem pencernaannya belum memiliki enzim untuk

mencerna makanan sehingga memberatkan kerja pencernaan

dan ginjal bayi. Selain itu, usus bayi belum dapat menyaring

protein dalam jumlah besar, sehingga dapat menimbulkan reaksi

batuk, diare, kolik dan alergi (Arief, 2009). Pada penelitian ini

didapatkan bahwa bayi yang berada di lingkungan sosial budaya


22

yang kurang baik mendapat MP-ASI dini sebanyak 58,5%

sedangkan bayi dengan sosial budaya yang baik hanya 11,1%

dan terdapat hubungan yang bermakna.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberikan respon terhadap suatu yang datang dari luar. Orang

yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

rasional terhadap informasi yang datang dan alasan berfikir

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh

dari gagasan tersebut. (Notoatmodjo, 2012)

Pendidikan merupakan alat yang dapat mengubah nilai

dan norma dalam keluarga. Dengan pendidikan yang dimiliki,

seseorang dapat menerima lebih banyak informasi dan

memperluas cakrawala berfikir sehingga mudah

mengembangkan diri untuk mengambil keputusan dan

bertindak. Semakin banyak informasi yang diperoleh maka

semakin terbuka kesadaran memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat

pengertiannya terhadap pola asuh anak serta kesadarannya

terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya. Ibu yang

berpendidikan rendah memiliki akses yang lebih sedikit

terhadap informasi dan keterampilan yang terbatas untuk

menggunakan informasi tersebut,sehingga mempengaruhi


23

kemampuan ibu dalam merawat anak-anak mereka dan

melindunginya dari gangguan kesehatan. Pada penelitian ini,

pemberian MP-ASI dini lebih banyak terjadi pada bayi yang

mempunyai ibu dengan pengetahuan yang kurang baik yaitu

sebanyak 54,5% dibandingkan bayi yang mempunyai ibu

dengan pengetahuan yang baik yaitu sebesar 16,1% dengan p

value < 0,05.

c. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia,

yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

danraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia

sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga

merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat

kembali kejadian yang pernah dialami baiksecara sengaja

maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan

kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu

(Mubarok, 2009).
24

Kriteria tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2006)

pengetahuan seseorang dapat dikethui dan diinterpretasikan

dengan skla yang bersifat kualitatif yaitu :

1.) Baik : Hasil presentase > 76%

2.) Cukup : Hasil presentase 56%-75%

3.) Kurang : Hasil presentase <56% (A. Wawan dan Dewi

M.,2011).

Sejalan dengan hasil penelitian Kumalasari, dkk (2015)

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian

makanan pendamping ASI dini di wilayah binaan Puskesmas

Sidomulyo Pekan Baru didapatkan hasil bahwa ibu yang

memiliki tingkat pengetahuandalam kategori “tidak baik”

memiliki risiko sebesar 2,425 kali untuk memberikan MP-ASI

dini pada bayi usia <6 bulan. Pengetahuan ibu yang masih

kurang terhadap manfaat pemberian ASI eksklusif sangat erat

kaitannya dengan pemberian MP-ASI dini.

Dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan

yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian MP-ASI,

dimana ibu dengan pengetahuan yang baik cenderung tidak

memberikan MP-ASI dibandingkan dengan ibu yang

pengetahuannya kurang. Responden dengan pengetahuan

baik,sudah memahami bahwa bayi di bawah umur 6 bulan

belum boleh diberikan makanan lain selain ASI dikarenakan


25

pencernaannya belum siap. Semakin baikpengetahuan

responden maka cenderung untuk tidak memberikan MP-ASI

dini.Namun dalam penelitian ini ditemukan juga responden

dengan pengetahuan baik yang memberikan MP-ASI dini

kepada bayinya. Dalam hal ini pengetahuan yang didapat

responden hanya sebatas tahu tentang MP-ASI dini, tetapi tidak

dipraktikkan dalam tindakan nyata. Ini banyak terjadi pada

responden dengan usia muda yang belum mempunyai banyak

pengalaman dalam merawat bayi. Meskipun mereka tahu

tentang MP-ASI dini, namun dalam tindakan masih dipengaruhi

orang tua yang dianggap lebih berpengalaman.

d. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek

(Notoatmodjo, 2012).

Penelitian yang pernah dilakukan di Parung Kabupaten

Bogor (2002) memberi hasil yang berbeda,dengan penelitian

ini,dimana di daerah tersebut tidak didapat hubungan yang

bermakna antara sikap ibu dengan pemberian MP-ASI dini

(Nuraeni,2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu

yang mempunyai sikap yang kurang baik lebih banyak (56,8%)

memberi MP-ASI dini kepada bayinya dibandingkan dengan ibu


26

yang mempunyai sikap yang baik yaitu sebesar 19% (p value

0,05).

2. Enabling Factors

Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan

sumber daya yang perlu untuk melakukan prilaku kesehatan.

Sumber daya yaitu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan personalia

klinik atau sumber daya yang serupa.

a. Ketersediaan fasilitas di bidang kesehatan

Kebutuhan sarana berupa KMS/ buku KIA, alat timbang (dacin

dan sarung, pita LILA), obat-obatan (kapsul Vit. A, oralit),

pemberian MP-ASI, alat bantu penyuluhan, buku pencatatan dan

pelaporan, dan lainnya.

b. Keterjangkauan pelayanan kesehatan

Keterjangkauan kepelayanan kesehatan adalah salah satu faktor

yang mempengaruhi ketepatan pemberian MP-ASI.

3. Reinforcing Factors

Faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau

memperkuat terjadinya perilaku. Salah satu faktor pendorong

perilaku untuk ketepatan pemberian MP-ASI adalah dukungan

emosional dan dukungan penghargaan dapat mempengaruhi sikap

ibu dalam pemberian MP-ASI . Apabila keluarga menunjukan

perhatian positif dan mendukung ibu untuk ketepatan dalam


27

pemberian MP-ASI, maka ibu akan mempunyai sikap positif dalam

ketepatan pemberian MP-ASI.

a. Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan isntrumental dan

dukungan emosional. Dukungan informasional adalah keluarga

berfungsi sebagai sebuah keluargadiseminator atau penyebar

informasi tentang semua informasi yang ada dalam kehidupan.

Keluarga berfungsi sebagai pencari informasi yang berhubungan

dengan masalah menyusui dari tenaga kesehatan, dan

melakukan konsultasi, serta mencari informasi dari mediacetak

maupun sumber lain yang mendukung. Dukungan penilaian

adalah jenis dukungan dimana keluarga bertindak sebagai

pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah

dan sebagai sumber validator identitas anggota dalam keluarga.

Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan dimana

keluarga sebagai sebuah sumber petolongan praktis dan kongkrit

untuk menyelesaikan masalah, dan dukungan emosional adalah

bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah tempat

pemulihan yang aman dan damai untuk beristirahat dan

membantu secara psikologis untuk menstabilkan emosi dan

mengendalikan diri. Salah satu bentuknya adalah melalui

pemberian motivasi dan sebagai fasilitator serta mendengarkan


28

seluruh keluhan-keluhan anggota keluarga atau ibu terhadap

masalah yang sedang dihadapinya (Firedman, 2010).

Sesuai dengan hasilpenelitian Tiasna (2015) dengan

judul hubungan dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI

dini di Puskesmas Sewon 1 Bantul diperoleh analisis Chi Square

antara variabel bebas (dukungan keluarga) dengan variabel

terikat(pemberian MP-ASI dini)dengan nilai signifikan P Value

sebesar 0,012, hal ini menunjukkan ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI dini karena p

value< α (0,012 < 0,05).Hal ini dapat diartikan, jika seseorang

tidak mempunyai dukungan dari keluarganya untuk memberikan

ASI eksklusif maka akan meningkatkan pemberian MP-ASI dini

pada bayi.

Dukungan keluarga mempunyai hubungan yang

signifikan dengan pemberian makanan pendamping ASI.

Dukungan keluargayang tinggi terhadap pemberian makanan

pendamping ASI menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan

bayi. Hal ini jelas bahwa jika keluarga memberikan peran atau

dukungan yang baik akan mendorong ibu untuk tidak

memberikan makanan pendamping ASI kepada bayi mereka

saat usia 0-6 bulan, untuk itu informasi tentang MP-ASI bukan

hanya diberikan kepada ibu-ibu saja tetapi suami dan keluarga,

sehingga mereka juga memperoleh pengetahuan tentang MP-


29

ASI dan membantu untuk mencegah atau mendukung ibu untuk

tidak memberikan MP-ASI secara dini.

b. Peran Tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat atau Sumber Daya Manusia (SDM) di

masyarakat, yaitu semua orang yang memiliki pengaruh

terhadap masyarakat yang bersifat formal dan non-formal yang

merupakan kekuatan besar dan mampu menggerakkan

masyarakat dalam tiap pembangunan

2.3 Perilaku

2.3.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan

atau lingkungan dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu

kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Perilaku adalah

tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan

bahkan dapat dipelajari. (Notoatmodjo, 2012).

2.3.2 Klasifikasi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2012) dilihat dari bentuk respon terhadap

stimulus maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Perilaku tertutup (Cover Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini

masih terbatasi pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran


30

dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut

dan belum dapat diamati secara jelas.

2. Perilaku Terbuka

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan

nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas

dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat

diamati atau dipelajari dengan mudah.

Menurut Notoatmodjo (2012) bentuk operasional dan

perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui

situasi atau rangsangan dari luar.

b. Perilaku dalam sikap yaitu tanggapan batin terhadap keadaan

atau rangsangan dari luar. Dalam hal ini lingkungan berperan

dalam bentuk perilaku manusia yang ada didalamnya.

Sementara itu lingkungan terdiri dari : lingkungan pertama

adalah lingkungan alam yang bersifat fisik dan akan mencetak

perilaku manusia sesuai dengan sifat dan keadaan alam tersebut.

Sedangkan lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial

budaya yang bersifat non-fisik tetapi mempunyai pengaruh yang

kuat terhadap pembentukan perilaku manusia.

c. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit, yakni

berupa perbuatan atau action terhadap situasi atau rangsangan

dari luar.
31

2.3.3 Faktor-faktor yang Berperan dalam Pembentukan Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2012) faktor yang berperan dalam

pembentukan perilaku dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor yang berada dalam diri individu itu sendiri yaitu

berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi dan sebagainya

untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Motivasi merupakan

penggerak perilaku, hubungan anatara kedua konstruksi ini cukup

kompleks.

Motivasi yang sama dapat saja menggerakan perilaku yang

berada demikian pula perilaku yang sama dapat saja diarahkan oleh

motivasi yang berbeda.

b. Faktor Eksternal

Faktor yang berada diluar individu yang bersangkutan

meliputi objek, orang, kelompok dan hasil kebudayaan yang

disajikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya.

2.3.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Kesehatan

Menurut teori Green dalam Notoatmodjo (2012), kesehatan

individu dan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor peilaku dan

faktor-faktor diluar perilaku. Faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga

kelompok faktor, meliputi : faktor predisposisi, faktor pemungkin dan

faktor penguat.
32

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap,

keyakinan, nilai dan persepsi, berkenaan dengan motivasi seorang

atau kelompok untuk bertindak. Sedangkan secara umum faktor

predisposisi ialah sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang

atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin

mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap kasus,

faktor ini mempunyai pengaruh seperti status sosial-ekonomi, umur,

jenis kelamin, dan ukuran keluarga saat ini juga penting sebagai

faktor predisposisi.

b. Faktor Pemungkin (enabling factors)

Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan

sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan.

Sumber daya yaitu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan,

personalia klinik atau sumber daya yang serupa. Faktor pemungkin

ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya,

jarak ketersediaan transportasi, waktu dan sebagainya.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan tindakan

kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat

tergantung padatujuan dan jenis program. Didalam posyandu faktor

penguat bisa berasal dari peran kader, peran tokoh masyarakat,

dukungan keluarga, dan sebagainya.


33

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan teori dan penelitian diatas, maka di peroleh kerangka teori

sebagai berikut :

Faktor Predisposisi

a. Peran sosial budaya


b. Pendidikan
c. Pengetahuan
d. Sikap

Faktor Pemungkin

a. Ketersediaan fasilitas
dan petugas kesehatan Prilaku
b. Keterjangkauan
pelayanan kesehatan
c. Kebijakan pemerintah
di bidang kesehatan

Faktor Penguat

a. Keluarga
b. Tokoh masyarakat
c. Pengambil keputusan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Green, W. 1991. Health Promotion Planning An Educational and


Environmental Approach dalam Notoadmodjo
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Perilaku ketepatan pemberian MP-ASI merupakan perilaku kesehatan

sehingga faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ketepatan

pemberian MP-ASI dapat diketahui melalui pendekatan teori perilaku

Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) yaitu : pengetahuan,sikap,dan

dukungan keluarga. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka konsep

penelitian yang diajukan dapat dilihat pada gambar berikut :

Variabel Independen :
1. Pengetahuan
Perilaku Pemberian MP-ASI
2. Sikap
3. Dukungan keluarga

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI di

Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019

2. Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan pemberian MP-ASI di Desa

Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019

3. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI

di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019

34
35

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Cara Kategori Skala
Operasional Ukur Ukur
1. Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Menilai 1. Baik : jika Ordinal
yang dimiliki jawaban skor ≥76%
responden responden 2. Kurang : jika
mengenai skor ≤76%
ketepatan
pemberian
MP-ASI
2. Sikap Tanggapan Kuesioner Menilai 1. Positif : jika Ordinal
atau respon jawaban skor ≥76%
tertutup dari responden 2. Negatif : jika
responden skor ≤76%
terhadap
ketepatan
pemberian
MP-ASI
3. Dukungan Dukungan dari Kuesioner Menilai 1. Mendukung Ordinal
Keluarga suami atau jawaban (skor 2)
orangtua dalam responden 2. Kurang
bentuk mendukung
memberikan (skor <2
anjuran dan
informasi
tentang
pemberian
MP-ASI
4. Pemberian pemberian Kuesioner Menilai 1. Sesuai, jika Nominal
MP-ASI MPASI jawaban mendapatkan
berdasarkan responden MP-ASI
usia balita sesuai dengan
dengan melihat umur bayi
jenis dan dari jenis
frekuensi MP- makanan dan
ASI yang frekuensi
diberikan 2. Tidak, jika
responden tidak sesuai
dengan umur
bayi dari jenis
dan frekuensi
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode

analitik Cross Sectional. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan

Pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Pada Tahun 2019,

dengan cara mengukur variabel bebas dan variabel terikat dalam satu waktu.

4.2 Populasi Dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita

usia 7-24 bulan di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas

Sukarame pada periode bulan april 2019 sebanyak 234 orang.

4.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dihitung berdasarkan rumus perhitungan

sampel minimal untuk desain Cross Sectional, yaitu sebagai berikut :

Keterangan :
n = besar sampel minimum

Z21-α/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan 95% (1,96)

p = harga proporsi di populasi

36
37

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolelir

N = besar populasi

Maka

= 76,89 ≈ 77 + 10%
= 85

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah n (sampel minimal) yang

diperoleh pada penelitian ini adalah 85 balita di Desa Sukamenak

wilayah kerja Puskesmas Sukarame tahun 2019. Pengambilan sampel

dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Proportional Random

Sampling di Desa Sukamenak wilayah kerja Puskesmas Sukarame

Tahun 2019.

Tabel 4.1 Pengambilan Sampel Berdasarkan Perposyandu di Desa


Sukamenak
No Posyandu Sasaran Kebutuhan Sampel
1 Cihaur 29 20
2 Cilingga 20 7
3 Lembur Desa 25 5
4 Salawi Panjang 30 20
5 Salawi Kebon 20 7
6 Negla 35 1
7 Sinargalih 30 8
8 Bojong parang 20 10
9 Doyong 25 7
Total 234 85
38

Berdasarkan tabel 4.1 total sasaran yang ada di Desa Sukamenak

sebanyak 234 orang. Jumlah sampel diambil berdasarkan perhitungan

dari metode proportional random sampling.

4.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari :

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari pengetahuan, sikap, dan

dukungan keluarga.

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketepatan pemberian makanan

pendamping ASI (MP-ASI).

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame

Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Mei-Juli 2019.

4.5 Prosedur Pengumpulan Data

4.5.1 Data Primer

Pengumpulan data primer diperoleh secara langsung dari

kuesioner yang berisi tentang pengetahuan, sikap,dan dukungan

keluarga, dengan ketepatan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-

ASI).
39

4.5.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara melihat laporan bulanan

program gizi di Puskesmas Sukarame dan melihat data mengenai status

gizi pada balita, serta laporan dari posyandu dan tenaga kesehatan

setempat.

4.6 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner . Kuesioner

untuk variabel pengetahuan, sikap,dan dukungan keluarga.

Untuk instrumen penelitiannya mengadopsi dari penelitian Muhammad

Nuh Bin Mohd Rashid tentang “Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu

Dengan Perilaku Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Balita Usia 6-24

bulan Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2017 “dengan nilai uji validitasnya

adalah nilai pearson corelation untuk n (responden) 20 orang lebih dari 0,444

(r-tabel).

4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data

4.7.1 Pengolahan Data

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Pemeriksaan data yaitu memeriksa kembali lembar kuesioner

yang dibagikan kepada responden untuk memastikan kuesioner

sudah lengkap. Hal ini untuk memastikan bila ada data atau

informasi yang tidak lengkap dan tidak memungkinkan dilakukan

pengisian, maka kuesioner dikeluarkan atau dihapus.


40

2. Pemberian Nilai (scoring)

1. Pemberian nilai untuk variabel pengetahuan : pemberian skor 1

untuk responden yang menjawab “benar” pada pernyataan

positif dan nilai 0 apabila responden menjawab “salah” terhadap

pernyataan negatif.

2. Pemberian nilai untuk variabel sikap : nilai 1 jika responden

menjawab “SETUJU”, nilai 0 jika responden menjawab

“TIDAK SETUJU”.

3. Pemberian nilai untuk variabel dukungan keluarga : nilai 1 jika

responden menjawab “YA”, dan nilai 0 jika responden

menjawab “TIDAK”.

3. Pemberian Kode (Coding)

Pembuatan kode pada masing-masing variabel, yaitu sebagai

berikut:

a. Untuk variabel pengetahuan : kode 1 untuk kategori

pengetahuan baik, kode 2 untuk kategori pengetahuan kurang

b. Untuk variabel sikap : kode 1 untuk sikap positif, kode 2 untuk

sikap negatif

c. Untuk variabel dukungan keluarga : kode 1 untuk mendukung,

kode 2 untuk kurang mendukung.

d. Untuk variabel pemberian MP-ASI : kode 1 untuk sesuai, kode

2 untuk tidak sesuai


41

e. Memasukkan Data (Entry)

Masukkan jawaban-jawaban yang sudah diberi kode

kemudian dimasukkan kedalam format tabulasi komputer dan

menggunakan program komputer.

f. Tabulasi Data

Tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan

tujuan penelitian dan dimasukkan kedalam tabel yang telah

disediakan. Pengelompokkan data ini disesuaikan dengan

kategori dari tiap-tiap variabel.

4.7.2 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh distribusi

frekuensi dan presentase dari tiap variabel, yang menjelaskan atau

mendeskripsikan variabel bebas dan terikat. Analisis univariat

menggunakan rumus sebagai berikut :

P=

Keterangan :

P= persentase

f = distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori dari tiap sub

variabel.

N= jumlah sampel
42

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji Chi

Square, dengan menggunakan program SPSS.

Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi p-value

dibandingkan dengan alpha (0,05). Apabila hasil uji statistik p

<0,05 artinya ada hubungan yang bermakna (Ho ditolak dan H1

diterima), namun sebaliknya jika p-value >0,05 maka tidak terdapat

hubungan yang bermakna (Ho diterima dan H1 ditolak).

4.8 Etika Penelitian

4.8.1 Pengertian Etika Penelitian

Etika adalah ilmu atau pengetahuan yang membahas manusia, terkait

dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia.

4.8.2 Prinsip Dasar Dan Kaidah Etika Penelitian

Secara garis besar , dalam melaksanakan sebuah peneltian ada empat

prinsip yang harus dipegang teguh (Milton, 1999 dalam Bondan

Palestin), yakni :

a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

b. Mebnghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect

for privasy and confidentiality)

c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an

inclusiveness)
43

d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harms and benefits)

4.8.3 Fungsi Penelitian Dan Etika

1. Fungsi Akademik (Teoretis)

Sebuah penelitian seberapa kecil apa pun harus mempunyai fungsi

akademik atau teoretis.

2. Fungsi Terapan (Aplikatif)

Bidang ilmu apapun, sebenarnya mempunyai aspek teori dan aspek

aplikatif atau penerapannya bagi kesejahteraan masyarakat.

4.8.4 Etika Penelitian Kesehatan

Secara rinci hak-hak dan kewajiban-kewajiban peneliti dan yang diteliti

(informan) adalah sebagai berikut:

1. Hak dan Kewajiban Responden

a. Hak untuk dihargai privacy-nya

b. Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan

c. Hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan akibat

dari informasi yang diberikan

d. Hak memperoh imbalan atau kompensasi

2. Hak dan Kewajiban Peneliti atau Pewawancara

a. Menjaga privacy responden

b. Menjaga kerahasiaan responden

c. Memberikan kompensasi
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum

5.1.1 Geografis

Desa Sukamenak merupakan salah satu Desa yang ada di Wilayah

Kerja Puskesmas Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Batas wilayah

Desa Sukamenak adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Desa Padasuka Kecamatan Sukarame

2. Sebelah Selatan: Desa Wargakerta Kecamatan Sukarame

3. Sebelah Timur : Desa Cibeuti Kecamatan Kawalu

4. Sebelah Barat : Desa Sukarame Kecamatan Sukarame

Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk berdasarkan jenis

kelamin serta pengelompokan umur berdasarkan usia sekolah sangat

penting dalam penyusunan perencanaa pembangunan dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta rencana intervensi

program dalam penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan,

kesehatan dan infrastruktur wilayah.

Menurut data yang diperoleh dari Desa Sukamenak tahun 2017

jumlah penduduk Desa Sukamenak adalah 7.476 jiwa. Dengan

kepadatan penduduk 1.805 per Ha dan luas wilayah nya 4.1419 (km2).

44
45

5.1.2 Demografi

Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk berdasarkan jenis

kelamin serta pengelompokan umur berdasarkan usia sekolah sangat

penting dalam penyusunan perencanaa pembangunan dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta rencana intervensi

program dalam penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan,

kesehatan dan infrastruktur wilayah.

5.1.3 Keadaan Fasilitas Kesehatan

Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas

kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukarame di Desa

Sukamenak terdiri atas :

1. Pustu Sukamenak letaknya di desa Sukamenak

2. Polindes Sukamenak berlokasi di desa Sukamenak

3. Dan terdapat 11 Posyandu di Desa Sukamenak

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Usia Responden

Rata-rata usia responden di Desa Sukamenak Kecamatan

Sukarame adalah 32 tahun dengan usia termuda 19 tahun, dan usia

paling tua adalah 45 tahun.


46

5.2.2 Pendidikan Responden

Jumlah responden berdasarkan pendidikan di Desa Sukamenak

Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019 dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 5.1
Jumlah responden berdasarkan pendidikan di Desa Sukamenak
Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Tahun 2019
No Pendidikan Jumlah %
1 Tamat SD 46 54
2 Tamat SLTP 24 28,2
3 Tamat SMA 14 16,5
4 Tamat PT 1 1,2
Total 85 100,0

Mayoritas tingkat pendidikan responden di Desa Sukamenak

Kecamatan Sukarame adalah tamat SD yaitu sebanyak 54 %.

5.2.3 Pekerjaan Responden

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Sukamenak

Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Sukamenak
Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
No Pekerjaan Jumlah %
1 IRT 78 91,8
2 Buruh 7 8,2
Total 85 100,0

Mayoritas pekerjaan responden di Desa Sukamenak Kecamatan

Sukarame adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 91,8%


47

5.2.4 Usia Balita

Data mengenai usia balita di Desa Sukamenak Wilayah Kerja

Puskesmas Sukarame Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.3
Data mengenai usia balita di Desa Sukamenak Wilayah Kerja
Puskesmas Sukarame Tahun 2019
Umur Minimum Maksimum Rata-rata Jumlah
Bayi 8 24 19 85

Rata-rata usia balita di Desa Sukamenak adalah 9 bulan dengan usia

termuda 7 bulan, dan usia paling tua 24 bulan.

5.3 Analisis Univariat

5.3.1 Gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada

balita usia 7-24 bulan.

Berikut adalah gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI

untuk balita usia 7-24 bulan.

Tabel 5.4
Distribusi Frequensi Pengetahuan Responden di Desa Sukamenak
Kecamatan Sukarame tahun 2019
No Pengetahuan Jumlah %
1 Baik 25 29,4
2 Kurang 60 70,6
Total 85 100,0

Data pada tabel 5.4 menunjukan bahwa sebanyak 60 orang

(70,6%) responden memiliki pengetahuan kurang dalam pemberian

MP-ASI pada balita dan hanya 25 orang atau (29,4%) termasuk

kategori baik.
48

Berikut adalah data pengetahuan responden berdasarkan pernyataan

yang diajukan

Tabel 5.5
Distribusi Frequensi Responden mengenai Pengetahuan Ibu
dengan Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 7-24 Bulan Di Desa
Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019
Pernyataan soal Tau Tidak Tau Jumlah
pengetahuan F % F % F %
Pengertian makanan 28 32,9 57 67,1 85 100
pendamping ASI
Umur diberikan 84 98,8 1 1,2 85 100
makanan tambahan
Jenis makanan yang 84 98,8 1 1,2 85 100
pertama kali diberikan
kepada bayi ibu usia >6
bulan
Makanan pendamping 79 92,9 6 7,1 85 100
ASI
Berapakali makanan 81 95,3 4 4,7 85 100
tambahan diberikan
dalam sehari kepada
bayi usia 6-8 bulan
Mengapa bayi perlu 69 81,2 16 18,8 85 100
diberi makanan
tambahan
Pengaruh pemberian 67 78,8 18 21,2 85 100
makanan bayi sebelum
usia 6 bulan terhadap
kesehatan bayi
Apakah menunda 44 51,8 41 48,2 85 100
makanan tambahan
dapat mengurangi
resiko alergi makanan
Usia bayi disapih 48 56,5 37 43,5 85 100

Tabel 5.5 menunjukan bahwa terdapat 43,5% responden belum

mengetahui usia berapa bayi bisa disapih.


49

5.3.2 Gambaran sikap ibu tentang pemberian MP-ASI pada balita

Berikut adalah gambaran sikap ibu tentang pemberian MP-ASI untuk

balita usia 7-24 bulan.

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Sikap Responden dalam pemberian MP-ASI
pada Balita di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame
Tahun 2019
No Sikap Jumlah %
1 Positif 50 58,8
2 Negatif 35 41,2
Total 85 100,0

Data pada tabel 5.6 menunjukan bahwa sebanyak 50 orang

(58,8%) responden memiliki sikap positif terhadap pemberian MP-ASI

pada balita, dan masih terdapat responden yang memiliki sikap

negatif, yaitu sebanyak 35 orang (41,2%).

Tabel 5.7
Distribusi Pernyataan Sikap Berdasarkan Jawaban Responden Di
Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019
Pernyataan Positif Setuju Tidak Setuju Jumlah
F % F % F %
Pada bayi berusia> 81 95,3 4 4,7 85 100
6 bulan baru boleh
diberikan makanan
tambahan
Pemberian 77 90,6 8 9,4 85 100
makanan pada bayi
sebelum
bayi berusia <6
bulan dapat
berpengaruh pada
pencernaannya
Menunda 65 76,5 20 23,5 85 100
pemberian
makanan padat
dapat mengurangi
resiko alergi
makanan pada bayi
50

Pernyataan Positif Setuju Tidak Setuju Jumlah


F % F % F %
Memberi makanan 79 92,9 6 7,1 85 100
lumat seperti bubur
susu sebagai
makanan pertama
pada bayi berusia>
6 bulan
Pemberian 56 65,9 29 34,1 85 100
makanan pada bayi
sebelum usia 6
bulan dapat
menyebabkan anak
kelebihan berat
badan
Pernyataan
Negatif
Bayi berusia 4 70 82,4 15 17,6 85 100
bulan memerlukan
makanan khusus
Supaya bayi 55 64,7 30 35,3 85 100
berusia 0-6 bulan
lebih gemuk,
makanannya harus
ditambah dengan
susu formula
Pemberian 56 65,9 29 34,1 85 100
makanan selain
ASI kepada
bayi sebelum bayi
berusia 6 bulan
Pemberian 44 51,8 41 48,2 85 100
makanan pada bayi
sebelum usia 6
bulan dapat
membantu bayi
mengatasi rasa
lapar dan tidak
akan menangis
Pada bayi berusia 74 87,1 11 12,9 85 100
7-9 bulan diberikan
lebih dari 6 kali
makanan tambahan
setiap hari
51

Berdasarkan data pada tabel 5.7 menunjukan bahwa sebanyak

34,1% responden tidak setuju dalam pemberian makanan pada bayi

sebelum usia 6 bulan dapat menyebabkan anak kelebihan berat badan ,

dan 82,4% Ibu Setuju Bayi Usia 4 bulan memerlukan makanan khusus

(selain ASI)

5.3.3 Gambaran Dukungan Keluarga tentang pemberian MP-ASI pada

balita

Berikut adalah gambaran dukungan keluarga tentang pemberian MP-

ASI untuk balita usia 7-24 bulan.

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden dalam
Pemberian MP-ASI di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame
Tahun 2019
No Dukungan Keluarga Jumlah %
1 Mendukung 28 32,9
2 Kurang mendukung 57 67,1
Total 85 100,0

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukan bahwa hanya 28 orang

(32,9%) responden yang mendapat dukungan keluarga dalam pembrian

MP-ASI yang sesuai, dan masih terdapat responden yang menyatakan

tidak mendapatkan dukungan keluarga yaitu sebanyak 57 orang

(67,1%).

1. Distribusi Frekuensi Pertanyaan Respoden

Distribusi frekuensi dukungan keluarga berdasarkan masing-

masing pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut.


52

Tabel 5.9
Distribusi frekuensi Responden Mengenai Dukungan Keluarga
Dengan Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 7-24 Bulan Di
Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019
Pernyataan positif Ya Tidak Jumlah
F % F % F %
Suami atau 68 80,0 17 20,0 85 100
keluarga Ibu
pernah
memberikan
informasi tentang
jenis MP-ASI yang
boleh diberikan
setelah bayi usia 6
bulan
Pernyataan Negatif
Suami atau 39 45,9 46 54,1 85 100
keluarga Ibu
pernah
menganjurkan
memberikan
makananan kepada
bayi sebelum usia 6
bulan

Berdasarkan data pada Tabel 5.9 menunjukan 80,0% responden

menyatakan mendapatkan informasi dari suami atau keluarga tentang

jenis MP-ASI yang boleh diberikan setelah bayi berusia 6 bulan namun

terdapat 45,9% responden yang mengatakan suami atau keluarganya

menganjurkan pemberian MP-ASI kepada bayi sebelum usia 6 bulan.

5.3.4 Gambaran Pemberian MP-ASI Pada Balita

Berikut adalah gambaran pemberian MP-ASI pada balita usia 7-24

bulan.
53

Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI pada Balita di Desa
Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019
No Pemberian MP- Jumlah %
ASI
1 Sesuai 32 37,6
2 Tidak Sesuai 53 62,4
Total 85 100,0

Data pada tabel 5.10 menunjukan bahwa Balita yang tidak

mendapatkan MP-ASI sesuai usianya sebanyak 53 orang (62,4%) dan

hanya terdapat 32 orang (37,6%) yang sudah sesuai.

Pemberian MP-ASI dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.11
Distribusi Frequensi Responden Berdasarkan Usia Pertama
Balita dalam Pemberian MP-ASI Pada Balita di Desa Sukamenak
Kecamatan Sukarame Tahun 2019
Jumlah Minimum Maksimum Rata-rata
Umur 85 4 9 6,35
pertama 85

Berdasarkan tabel 5.11 menunjukan bahwa umur pertama dalam

pemberian MP-ASI pada balita rata-rata 6,35 bulan, dan terdapat

responden yang memberikan MP-ASI pada usia 4 bulan dan 9 bulan.

5.4 Analisis Bivariat

5.4.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian MP-ASI pada

Balita.

Berikut adalah hasil analisis hubungan pengetahuan ibu dengan

pemberian MP-ASI pada balita usia 7-24 bulan.


54

Tabel 5.12
hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI pada balita
di Desa Sukamenak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
Tahun 2019
Pemberian MP-ASI
Penget Tdk Jumlah
No Sesuai Niliai ρ
ahuan Sesuai
N % N % N f
1 Baik 15 60,0 10 40,0 25 100,0
2 Kurang 17 28,3 43 71.7 60 100,0 0,006
Jumlah 32 37,6 53 62,4 85 100,0

Berdasarkan data pada tabel 5.12 menunjukan bahwa pada

kelompok ibu yang sesuai dalam pemberian MP-ASI, proporsi ibu

dengan pengetahuan baik (60,0%), lebih tinggi dari proporsi ibu dengan

pengetahuan kurang (28,3%).

Hasil penghitungan statistik diperoleh ρ value sebesar 0,006

dengan α 0,05 maka Ho ditolak, sehingga ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI pada balita di Desa

Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019.

5.4.2 Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian MP- ASI

Berikut adalah hasil analisis hubungan sikap dengan pemberian

MP-ASI pada balita usia 7-24 bulan

Tabel 5.13
Hubungan Sikap dengan Pemberian MP-ASI Pada Balita di Desa
Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019
Pemberian MP-ASI
Tdk Jumlah
No Sikap Sesuai Niliai ρ
Sesuai
N % N % N f
1 Positif 25 50,0 25 50,0 50 100,0
2 Negatif 7 20,0 28 80,0 35 100,0 0,005
Jumlah 32 48,2 53 62,4 85 100,0
55

Berdasarkan data pada tabel 5.13 menunjukan bahwa pada

kelompok ibu yang sesuai dalam pemberian MP-ASI, proporsi ibu

yang memiliki sikap positif (50,0%), lebih tinggi dari proporsi ibu

yang memiliki sikap negatif (20%).

Hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa ρvalue sebesar

0,005, lebih kecil dibandingkan dengan nilai α (0,05) maka Ho ditolak,

sehingga ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan

pemberian MP-ASI pada balita di Desa Sukamenak Kecamatan

Sukarame Tahun 2019.

5.4.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian MP-ASI

Berikut adalah hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga

dengan pemberian MP-ASI pada balita usia 7-24 bulan.

Tabel 5.14
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian MP-A SI Di
Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019
Pemberian MPASI
Dukungan Jumlah Niliai
No Sesuai Tdk Sesuai
Keluarga ρ
N % N % N f
1 Mendukung 8 28,6 20 71,4 28 100,0
2 Kurang 24 42,1 33 57,9 57 100,0
0,226
Mendukung
Jumlah 32 37,6 53 62,4% 85 100,0

Berdasarkan tabel 5.14 menunjukan bahwa pada kelompok ibu

yang sesuai dalam pemberian ASI proporsi yang menyatakan

mendapatkan dukungan keluarga (28,6 %), lebih sedikit dari proporsi

yang menyatakan tidak mendapat dukungan dari keluarga (42,1%).

Hasil perhitungan statistik juga menunjukan bahwa ρvalue (0,226) lebih

besar dibandingkan dengan nilai α (0,05) sehingga Ho gagal di tolak,


56

tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

pemberian MP-ASI pada balita seperti dukungan dari suami atau

keluarga dengan memotivasi ibu untuk memberikan MP-ASI sesuai

usia balita agar pertumbuhan dan perkembangan nya baik di Desa

Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019.

5.5 Pembahasan

5.5.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian MP-ASI pada

Balita.

Hasil penghitungan statistik bahwa ρvalue (0,006) lebih besar

dibandingkan dengan α (0,05) maka Ho ditolak, sehingga ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian

MP-ASI pada balita di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun

2019.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, danraba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2012).

Menurut penelitian Darmawan & Sinta, 2014 Hasil analisis

statistik dengan Chi-Square diperoleh nilai p=0.000 yang menjelaskan

bahwa ada perbedaan proporsi antara responden yang berpengetahuan


57

baik, cukup, dan kurang dalam pemberian MP-ASI pada bayinya, dan

pada taraf signifikansi 95% dengan alfa 0.05 maka secara statistik

Hipotesis Nol (H0) ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12

bulan.

Sesuai dengan hasil penelitian Bahri (2011) yang melaporkan

bahwa pengetahuan berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian

MP-ASI (p<0,05). Kristianto dkk (2010) dalam penelitiannya yang

melaporkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan pola

pemberian ASI. Penelitian lain juga mengatakan hal yang sama yaitu

oleh Ida (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI.

Terdapat beberapa hal yang tentunya mempengaruhi tingkat

pengetahuan responden tentang MP-ASI sehingga mampu memberikan

MP-ASI yang tepat pada bayinya.Selain faktor pendidikan yang tinggi,

informasi dari mass media dan sosial budaya juga berkontribusi

terhadap peningkatan pengetahuan responden, dimana adanya informasi

baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut, dan dengan adanya

kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Seperti misalnya, masih ada sebagian masyarakat yang lebih


58

mempercayai kebiasaan atau tradisi masyarakat bahwa bayi tidak akan

kenyang jika hanya diberi ASI saja sehingga memberikan makanan

tambahan seperti pisang, bubur, biskuit, dan susu formula, namun pada

waktu yang tidak tepat atau pada waktu dini dimana usia bayi masih

kurang dari enam bulan (Pernanda, 2011).

Selain itu, faktor lingkungan dan pengalaman responden dapat

memberikan suatu pembelajaran sehingga meningkatkan pengetahuan.

Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi

timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan

oleh setiap individu. Sedangkan pengalaman sebagai sumber

pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar

selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang

kerjanya.
59

5.5.2 Hubungan Sikap Ibu dengan dengan Pemberian MP-ASI pada

balita

Hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa ρvalue (0,005)

dengan nilai α (0,005) maka Ho ditolak, sehingga ada hubungan yang

signifikan antara sikap ibu dengan pemberian MP-ASI pada balita di

Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019.

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012).

Menurut penelitian Darmawan,2014 menunjukan bahwa Hasil

analisis statistik dengan Chi-Square diperoleh nilai p=0,013 yang

menjelaskan bahwa ada perbedaan proporsi antara responden yang

bersikap positif dengan yang negatif dalam pemberian MP-ASI pada

bayi usia 6-12 bulan, dan pada taraf signifikansi 95% dengan alfa 0.05

maka secara statistik Hipotesis Nol (H0) ditolak yang berarti ada

hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemberian MP-ASI pada

bayi usia 6-12 bulan.

Hasil penelitian lina,dkk 2015 menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara sikap ibu dalam pemberian ASI dan

MP-ASI dini dengan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan (p = 0,495,

p>0,05). Masih adanya ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan yang

bersikap positif tetapi masih memberikan MP-ASI terlalu dini.

Dikarenakan adanya pengaruh dari orangtua dan mertua.sikap ibu ikut

mempengaruhi pemberian MP-ASI atau makanan tambahan.


60

Sesuai dengan hasil penelitian Bahri (2011) yang melaporkan

bahwa sikap berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian MP-

ASI (p<0,05). Menurut pendapat Sunaryo dalam Notoatmojo (2012),

sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau

objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga

manifestasinya tidak langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara

realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons terhadap stimulus

tertentu.

Dari aspek sikap ibu, Kristianto dkk (2010) menjelaskan bahwa

banyak ibu yang beranggapan bahwa bayinya kelaparan dan akan tidur

nyenyak jika diberi makan meskipun tidak ada relevansinya. Banyak

yang beranggapan hal ini benar padahal karena belum sempurna sistem

pencernaannya harus bekerja lebih keras untuk mengolah makanan.

Bayi terlihat lebih kenyang apabila diberi susu formula atau MP-ASI

karena makanan tersebut sulit dicerna oleh bayi. ASI memang lebih

mudah dicerna dan kapasitas lambung bayi kecil sekali, sehingga bayi

yang diberi ASI eksklusif akan lebih sering menyusu daripada yang

diberi susu formula atau MPASI.

Selanjutnya Prasetyono (2009) mengemukakan bahwa adanya

anggapan dari para ibu bahwa kandungan gizi ASI kurang baik

sehingga lebih memilih susu formula.


61

5.5.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian MP-ASI pada

Balita

Hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa ρvalue (0,226)

lebih kecil dibandingkan dengan nilai α (0,05). Maka Ho gagal di tolak

sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan pemberian MP-ASI pada balita di Desa Sukamenak Kecamatan

Sukarame Tahun 2019.

Jadi hubungan dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI

tidak terdapat hubungan yang signifikan dikarenakan mungkin ibu itu

tidak memerlukan dukungan yang lain tapi dia lebih besar pengaruhnya

itu karena pengetahuan sama sikapnya ibu sendiri, sehingga orang lain

bilang apapun gak masalah.

Keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan isntrumental dan

dukungan emosional. Dukungan informasional adalah keluarga

berfungsi sebagai sebuah keluarga diseminator atau penyebar informasi

tentang semua informasi yang ada dalam kehidupan. Keluarga

berfungsi sebagai pencari informasi yang berhubungan dengan masalah

menyusui dari tenaga kesehatan, dan melakukan konsultasi, serta

mencari informasi dari mediacetak maupun sumber lain yang

mendukung. Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana

keluarga bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik,

memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas anggota


62

dalam keluarga. Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan

dimana keluarga sebagai sebuah sumber petolongan praktis dan

kongkrit untuk menyelesaikan masalah, dan dukungan emosional

adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah tempat

pemulihan yang aman dan damai untuk beristirahat dan membantu

secara psikologis untuk menstabilkan emosi dan mengendalikan diri.

Salah satu bentuknya adalah melalui pemberian motivasi dan sebagai

fasilitator serta mendengarkan seluruh keluhan-keluhan anggota

keluarga atau ibu terhadap masalah yang sedang dihadapinya

(Firedman, 2010).

Sesuai teori Bussard dan Ball (1966) dalam Setiadi (2008)

keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya

dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat

tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola

pemikiran, dan kebiasannya dan berfungsi sebagai saksi segenap

budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.

Berdasarkan penelitian Asdan (2007), dukungan keluarga dan

kebiasaan memberi makan bayi berpengaruh terhadap pemberian

makanan pendamping ASI sebesar 89,8%. Peran keluarga dalam

pemberian makanan pendamping ASI usia 6 bulan sangat dibutuhkan,

terlebih kultur masyarakat Indonesia yang masih bersifat kolektif, yaitu

keluarga berperan dalam pola pengurusan anak khususnya dalam

pengurusan bayi dalam hal pemberian makanan pendamping ASI.


63

Sejalan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan Ginting

(2012) bahwa pemberian makanan pendamping ASI dini dipengaruhi

oleh karakteristik ibu, faktor internal, dan faktor eksternal dimana

Faktor eksternal yaitu dukungan keluarga (76%).

Adapun caranya supaya keluarga memberikan dukungan

terhadap pemberian MP-ASI yaitu :

1. Mengadakan penyuluhan dengan melibatkan keluarga

2. Membagikan leafleat

3. Konseling dengan melibatkan keluarga


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan

pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI pada

balita usia 7-24 di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun 2019, maka

penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Sebanyak 70,6% ibu balita di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame

Tahun 2019 memiliki pengetahuan kurang tentang pemberian MP-ASI

pada balita dikarenakan tingkat pendidikannya rendah dan 29,4% memiliki

pengetahuan baik tentang pemberian MP-ASI pada balita

2. Memiliki sikap negatif tentang pemberian MP-ASI pada balita sebanyak

41,2% dan yang memiliki sikap positif sebanyak 58,8%. masih adanya

ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan yang bersikap positif tetapi masih

memberikan MP-ASI terlalu dini. Dikarenakan adanya pengaruh dari

orangtua dan mertua.sikap ibu ikut mempengaruhi pemberian MP-ASI

atau makanan tambahan.

3. Menyatakan tidak mendapatkan dukungan keluarga dalam pemberian

MP-ASI kepada balita sebanyak 67,1 % dikarenakan suami atau orangtua

nya kurang memberikan informasi tentang pemberian MP-ASI yang baik

kepada balita dan 32,9% menyatakan mendapat dukungan keluarga dalam

pemberian MP-ASI pada balita.

64
65

4. Menyatakan 37,6% yang sesuai dalam memberikan MP-ASI dan 62,4%

tidak memberikan MPASI yang sesuai kepada balita dikarenakan ibu

dalam memberikan makananan pendamping ASI tidak sesuai dengan umur

dan frekuensi yang diberikan kepada balita.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan

pemberian MP-ASI pada balita di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame

Tahun 2019. Dalam hal ini dalam pengakuan responden dengan kategori

pengetahuan kurang alasan mereka sudah memberikan MP-ASI pada bayi

sejak usia dibawah 6 bulan dikarenakan kurang memahami pengetahuan

tentang MP-ASI.

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan pemberian

MP-ASI pada balita di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame Tahun

2019. Dalam hal ini ibu menyatakan beranggapan bahwa bayi berusia

empat bulan sudah memerlukan makanan khusus.

7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

pemberian MP-ASI pada balita di Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame

Tahun 2019. Jadi hubungan dukungan keluarga dengan pemberian MP-

ASI tidak terdapat hubungan yang signifikan dikarenakan mungkin ibu

tidak memerlukan dukungan yang lain tapi dia lebih besar pengaruhnya itu

karena pengetahuan sama sikapnya ibu sendiri, sehingga orang lain bilang

apapun tidak masalah.


66

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Petugas Kesehatan

Petugas dapat lebih meningkatkan upaya komunikasi, informasi, dan

edukasi (KIE) tentang MP-ASI kepada ibu-ibu hamil dan ibu yang

mempunyai bayi umur 7-24 bulan dalam bentuk penyuluhan tentang

MP-ASI yang tepat, pemutaran video yang menarik untuk

menyampaikan pesan-pesan kesehatan tentang pemberian MP-ASI

yang baik. penyebaran media informasi seperti spanduk, slogan, leaflet,

booklet, dan juga poster.

6.2.2 Bagi Puskesmas

Puskesmas dapat meningkatkan program promosi kesehatan seperti

penyuluhan kesehatan, konseling, penyebaran media informasi seperti

leafleat, booklet, lembar balik dari petugas kesehatan terkait pemberian

MPASI yang baik.

6.2.3 Bagi STIKes Respati

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk

merencanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di wilayah

binaan STIKes Respati Tasikmalaya.

6.2.4 Bagi Ibu

Untuk meningkatkan pemahaman ibu tentang jenis MP-ASI yang

diberikan, kemudian frekuensi dan variasi makanan nya.


DAFTAR PUSTAKA

Dra.Sri Astuti,M.Kes. Dr Raden Tina Dewi Judistiani, dr.,SpOG. Lina Rahmiati,


APP.,M.Kes. Ari Indra Susanti, S.ST., M.Keb 2015. Asuhan Kebidanan &
Menyusui. Penerbit Erlangga

Aisyah. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Makanan


Pendamping ASI Dini [Online].

Risa Wargiana,Latifa Aini Susumaningrum, Iis Rahmawati, 2013. Hubungan


Pemberian MPASI Dini dengan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember [Online].

Mahaputri Ulva Lestari, Gustina Lubis, Dian Pertiwi, 2012. Hubungan Pemberian
Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-3
Tahun di Kota Padang Tahun [Online].

Nurmaliani, Febry, Mutahar, 2010. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Dan


Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di
Kelurahan Kuto Batu Kota Palembang [Online].

Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, 2018. Laporan Tahunan Kesehatan


Dasar Masyarakat. Tasikmalaya.

Puskesmas Sukarame (2016). Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016

Puskesmas Sukarame (2017). Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2017

Puskesmas Sukarame (2018). Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2018

Utami, 2018. MPASI Gizi Tepat. Yogyakarta,2018: Media Ilmu.

Savitri,2019. 365 Hari MPASI Terlengkap. Yogyakarta, 2019 : Idesegar


Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, 2012 :
Rineka Cipta.

Darmawan,F.,H. Sinta, M. Eva. 2015. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu


Dengan Perilaku Pemberian MP-ASI Yang Tepat Pada Bayi Usia 6-12
Bulan. Jurnal Bidan “Midwife Journal” 1(2): 2477-3441.

Indrawati I, dan Q. P .Anggini. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Ibu


Dengan Pemberian MP-ASI. Jurnal Akademik Baiturrahim 7(1).

Wargiana, R. Susumaningrum, L. Aini. 2013. Hubungan Pemberian MP-ASI Dini


dengan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan. Jurnal Pustaka Kesehatan, 1 (1)
Lampiran 1

Surat Izin Penelitian dari Kesatuan Bangsa dan Limnas


Lampiran 2

Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan


Lampiran 3

Surat Keteranagn Telah Melakukan Penelitian dari Puskesmas


Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : .............................................................

Umur : .............................................................

Agama : .............................................................

Pekerjaan : .............................................................

Alamat : .............................................................

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat informasi dan mendengarkan penjelasan penelitian


dari peneliti tentang tujuan, manfaat serta prosedur penelitian, dan saya
memahami penjelaan tersebut.
2. Saya mengerti bahwa penelitian ini menjunjung tinggi hak-hak saya
sebagai responden.
3. Saya mempunyai hak untuk berhenti berpartisipasi jika suatu saat saya
merasa keberatan atau ada hal yang membuat saya tidak nyaman dan tidak
dapat melakukannya.
4. Saya sangat memahami bahwa keikutsertaan kami menjadi responden
sangat besar manfaatnya bagi peningkatan ilmu pengetahuan terutama
dalam pemberian MP-ASI.

Dengan pertimbangan tersebut, saya memutuskan secara sukarela


tanpa ada paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Demikian
pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan dengan semestinya.

..........................................
Yang membuat pernyataan

(..........................................)
Lampiran 5

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN,SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DI
DESA SUKAMENAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME
TAHUN 2019

Nomor : ……………………………….

Pengumpul data : ……………………………….

A. Biodata Ibu

a. Nama : ……………………………….

b. Alamat : ……………………………….

c. Usia : ………..Tahun

d. Pendidikan

1. Tidak Tamat SD

2. Tamat SD

3. Tamat SLTP

4. Tamat SMA

5. Tamat PT

e. Pekerjaan Ibu

1. IRT

2. Buruh

3. Wiraswasta

4. Swasta

5. PNS

6. Lain-lain
B. Biodata Bayi/ Balita

a. Nama : ……………………………….

b. Usia :....... (Bulan)

c. Jenis kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan
C. Pengetahuan Ibu tentang makanan tambahan

Petunjuk: berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda
anggap paling benar.

1. Menurut Ibu, apakah pengertian makanan pendamping ASI itu?

a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga

b. Makanan pengganti ASI

c. Makanan yang diberikan pada bayi usia< 6 bulan

d. Tidak tahu

2. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan?

a. 6 bulan

b. < 6 bulan

c. Tidak tahu

3. Sebutkan jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia> 6

bulan.

a. Makanan lunak

b. Mie

c. Makanan padat

d. Kemiri

4. Menurut ibu manakah yang merupakan makanan pendamping ASI?

a. Gula

b. Makanan yang dilepeh

c. Bubur susu

d. Nasi
5. Menurut ibu, berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari

kepada bayi yang berusia 6-8 bulan?

a. 1-3 kali

b. 4-6 kali

c. 7-10 kali

d. Tidak tentu, tergantung bayi menangis

6. Menurut ibu, mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan?

a. Agar anak tidak rewel dan canggung

b. Agar anak terhindar dari penyakit

c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan

pertambahan umurnya

d. Tidak tahu

7. Menurut ibu, apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum

usia 6 bulan terhadap kesehatan bayi?

a. Tidak ada pengaruhnya

b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu

c. Anak jadi sering nangis

d. Tidak tahu

8. Menurut ibu, apakah dengan menunda makanan tambahan dapat

mengurangi resiko alergi makanan?

a. Ya

b. Tidak

c. Mungkin

d. Tidak tahu
9. Menurut ibu pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih?

a. < 24 bulan

b. > 24 bulan

c. < 12 bulan

d. >12 bulan
D. SIKAP
Petunjuk: berilah tanda ceklis (√) pada salah satu jawaban yang anda
anggap paling tepat.

No Pertanyaan Setuju Tidak setuju

1. Bayi berusia 4 bulan


memerlukan
makanan khusus
2. Pada bayi berusia> 6 bulan baru
boleh
diberikan makanan tambahan
3. Supaya bayi berusia 0-6 bulan
lebih gemuk, makanannya harus
ditambah dengan susu formula
4. Pemberian makanan pada bayi
sebelum
bayi berusia <6 bulan dapat
berpengaruh pada
pencernaannya
5. Pemberian makanan selain ASI
kepada
bayi sebelum bayi berusia 6
bulan
6. Menunda pemberian makanan
padat
dapat mengurangi resiko alergi
makanan pada bayi
7. Pemberian makanan pada bayi
sebelum usia 6 bulan dapat
membantu bayi mengatasi rasa
lapar dan tidak akan menangis
8. Memberi makanan lumat seperti
bubur susu sebagai makanan
pertama pada bayi berusia> 6
bulan
9. Pada bayi berusia 7-9 bulan
diberikan lebih dari 6 kali
makanan tambahan setiap hari
10. Pemberian makanan pada bayi
sebelum usia 6 bulan dapat
menyebabkan anak kelebihan
berat badan
E. DUKUNGAN KELUARGA
Petunjuk: berilah tanda ceklis (√) pada salah satu jawaban yang anda
anggap paling tepat.

No. Pertanyaan Jawaban


Ya Tidak

1. Apakah suami atau keluarga


ibu pernah menganjurkan
memberikan makanan kepada
bayi sebelum usia 6 bulan?
2. Apakah suami atau keluarga
ibu pernah memberikan
informasi tentang jenis MP-
ASI yang boleh diberikan
setelah bayi usia 6 bulan?

F. PEMBERIAN MP-ASI

Pertanyaan :
1. Umur berapa bayi ibu diberikan MP-ASI?

2. Bentuk makanan apa yang diberikan pada bayi ibu saat ini?

3. Berapa kali dalam sehari bayi ibu diberikan makanan utama?

Kesimpulan :
1. Sesuai
2. Tidak sesuai
Lampiran 6

MASTER TABEL

PENGETAHUAN

NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total Kelompok
Skore pengetahuan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 baik
5 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 kurang
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
7 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
8 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 kurang
9 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
11 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3 kurang
12 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
13 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
14 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
15 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
16 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
17 0 1 1 1 1 1 0 1 0 6 kurang
18 0 1 1 1 1 1 0 1 0 6 kurang
19 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
20 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
21 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
22 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 kurang
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
24 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 kurang
25 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
26 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
27 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 kurang
28 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 kurang
29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 baik
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
34 0 1 1 0 1 1 1 1 0 6 kurang
35 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
36 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
39 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
40 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 kurang
41 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
42 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik
44 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 kurang
45 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 baik
46 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 kurang
47 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 kurang
48 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
49 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 kurang
50 0 1 1 1 1 0 1 0 0 5 kurang
51 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 kurang
52 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 baik
53 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
54 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 kurang
55 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 kurang
56 1 1 1 0 1 1 1 0 0 6 kurang
57 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 kurang
58 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
59 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 baik
60 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 kurang
61 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 kurang
62 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 kurang
63 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 kurang
64 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
65 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 kurang
66 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 kurang
67 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
68 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
69 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
70 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
71 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
72 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
73 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 kurang
74 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
75 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
76 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 kurang
77 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
78 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
79 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
80 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 kurang
81 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
82 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
83 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
84 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 kurang
85 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik
Sikap

No S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Total Kelompok


skor sikap
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 negatif
2 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 5 negatif
3 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 negatif
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 positif
5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 positif
6 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 negatif
7 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 negatif
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 positif
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
11 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 negatif
12 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 6 negatif
13 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 negatif
14 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 negatif
15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 positif
16 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 negatif
17 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 negatif
18 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 4 negatif
19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 positif
20 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 positif
21 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 negatif
22 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 negatif
23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 positif
24 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 negatif
25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 positif
26 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7 negatif
27 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 positif
28 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 negatif
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
33 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 positif
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 positif
42 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 positif
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
45 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 positif
46 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 positif
47 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 negatif
48 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 negatif
49 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 6 negatif
50 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 negatif
51 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 positif
52 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 positif
53 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 positif
54 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 negatif
55 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 positif
56 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 5 negatif
57 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 positif
58 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 positif
59 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 negatif
60 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 negatif
61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
62 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 negatif
63 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 negatif
64 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 positif
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 positif
66 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 positif
67 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 positif
68 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 positif
69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 positif
70 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 positif
71 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 positif
72 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 negatif
73 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 positif
74 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 negatif
75 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 negatif
76 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 positif
77 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 positif
78 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 negatif
79 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 negatif
80 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 negatif
81 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 negatif
82 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 positif
83 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 positif
84 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 negatif
85 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 positif
Dukungan

No D1 D2 Total skor Kelompok


dukungan
1 1 1 2 mendukung
2 1 1 2 mendukung
3 1 0 1 kurang
mendukung
4 1 1 2 mendukung
5 0 1 1 kurang
mendukung
6 1 1 2 mendukung
7 1 1 2 mendukung
8 1 1 2 mendukung
9 1 1 2 mendukung
10 1 1 2 mendukung
11 0 1 1 kurang
mendukung
12 0 0 0 kurang
mendukung
13 1 1 2 mendukung
14 1 0 1 kurang
mendukung
15 1 1 2 mendukung
16 1 1 2 mendukung
17 1 1 2 mendukung
18 1 1 2 mendukung
19 1 0 1 kurang
mendukung
20 1 0 1 kurang
mendukung
21 0 1 1 kurang
mendukung
22 1 1 2 mendukung
23 1 1 2 mendukung
24 1 0 1 kurang
mendukung
25 1 0 1 kurang
mendukung
26 1 1 2 mendukung
27 0 1 1 kurang
mendukung
28 0 1 1 kurang
mendukung
29 0 1 1 kurang
mendukung
30 0 1 1 kurang
mendukung
31 0 1 1 kurang
mendukung
32 0 1 1 kurang
mendukung
33 0 1 1 kurang
mendukung
34 1 1 2 mendukung
35 0 1 1 kurang
mendukung
36 0 1 1 kurang
mendukung
37 0 1 1 kurang
mendukung
38 0 1 1 kurang
mendukung
39 0 1 1 kurang
mendukung
40 0 1 1 kurang
mendukung
41 0 1 1 kurang
mendukung
42 0 1 1 kurang
mendukung
43 0 1 1 kurang
mendukung
44 0 1 1 kurang
mendukung
45 0 1 1 kurang
mendukung
46 0 1 1 kurang
mendukung
47 0 1 1 kurang
mendukung
48 0 1 1 kurang
mendukung
49 0 1 1 kurang
mendukung
50 0 1 1 kurang
mendukung
51 0 1 1 kurang
mendukung
52 1 1 2 mendukung
53 0 1 1 kurang
mendukung
54 0 1 1 kurang
mendukung
55 0 1 1 kurang
mendukung
56 0 1 1 kurang
mendukung
57 0 1 1 kurang
mendukung
58 0 1 1 kurang
mendukung
59 0 1 1 kurang
mendukung
60 0 1 1 kurang
mendukung
61 0 1 1 kurang
mendukung
62 0 1 1 kurang
mendukung
63 1 1 2 mendukung
64 0 1 1 kurang
mendukung
65 0 1 1 kurang
mendukung
66 0 1 1 kurang
mendukung
67 1 1 2 mendukung
68 1 1 2 mendukung
69 1 1 2 mendukung
70 1 1 2 mendukung
71 1 1 2 mendukung
72 1 1 2 mendukung
73 1 1 2 mendukung
74 1 0 1 kurang
mendukung
75 1 0 1 kurang
mendukung
76 1 1 2 mendukung
77 0 0 0 kurang
mendukung
78 1 0 1 kurang
mendukung
79 0 0 0 kurang
mendukung
80 1 0 1 kurang
mendukung
81 1 0 1 kurang
mendukung
82 0 0 0 kurang
mendukung
83 0 0 0 kurang
mendukung
84 0 0 0 kurang
mendukung
85 1 1 2 mendukung
Pemberian MP-ASI

No Umur Bentuk Frequensi Pemberian Keterangan :


makanan MP-ASI
Bentuk makanan dalam
1 6 4 3 sesuai
pemberian MP-ASI
2 6 4 3 sesuai
3 6 4 2 tidak sesuai 1. Bubur saring
4 6 2 3 tidak sesuai 2. Bubur
5 6 2 3 tidak sesuai 3. Tim
4. Nasi
6 6 2 3 tidak sesuai
7 6 2 3 sesuai
8 6 4 3 sesuai
9 6 4 3 sesuai
10 6 2 3 tidak sesuai
11 6 2 3 tidak sesuai
12 6 4 3 sesuai
13 6 2 3 tidak sesuai
14 6 3 3 tidak sesuai
15 6 4 3 sesuai
16 6 2 2 tidak sesuai
17 6 2 2 tidak sesuai
18 6 4 2 tidak sesuai
19 6 4 2 sesuai
20 6 4 2 sesuai
21 5 4 3 sesuai
22 6 4 2 tidak sesuai
23 6 4 3 sesuai
24 4 4 1 tidak sesuai
25 6 2 3 tidak sesuai
26 6 4 3 tidak sesuai
27 6 4 3 sesuai
28 6 4 3 sesuai
29 6 4 3 sesuai
30 6 4 3 sesuai
31 6 4 3 sesuai
32 6 1 3 tidak sesuai
33 6 4 3 sesuai
34 7 4 3 tidak sesuai
35 6 4 3 sesuai
36 6 4 3 sesuai
37 6 4 3 sesuai
38 6 4 3 sesuai
39 6 4 3 sesuai
40 6 4 3 sesuai
41 6 4 3 sesuai
42 6 4 3 sesuai
43 6 4 3 sesuai
44 6 4 3 sesuai
45 6 4 3 sesuai
46 6 4 2 tidak sesuai
47 6 4 2 tidak sesuai
48 6 4 2 tidak sesuai
49 6 2 2 tidak sesuai
50 6 4 2 tidak sesuai
51 6 4 2 tidak sesuai
52 8 4 2 tidak sesuai
53 6 4 2 tidak sesuai
54 6 2 2 tidak sesuai
55 7 4 2 tidak sesuai
56 6 4 2 tidak sesuai
57 7 4 2 tidak sesuai
58 6 2 2 tidak sesuai
59 6 4 2 sesuai
60 6 4 2 tidak sesuai
61 6 4 2 tidak sesuai
62 6 2 3 tidak sesuai
63 6 4 2 tidak sesuai
64 6 4 3 sesuai
65 6 4 3 sesuai
66 6 4 2 tidak sesuai
67 7 2 3 tidak sesuai
68 7 2 3 tidak sesuai
69 7 2 3 tidak sesuai
70 7 2 3 tidak sesuai
71 7 2 3 tidak sesuai
72 7 2 3 tidak sesuai
73 7 3 3 tidak sesuai
74 8 4 2 tidak sesuai
75 7 4 2 tidak sesuai
76 8 3 3 tidak sesuai
77 8 4 2 tidak sesuai
78 9 4 2 tidak sesuai
79 7 4 2 tidak sesuai
80 9 4 2 tidak sesuai
81 9 3 2 tidak sesuai
82 7 4 2 tidak sesuai
83 8 3 2 tidak sesuai
84 7 4 2 tidak sesuai
85 6 4 3 sesuai
Lampiran 7

Output Hasil Pengolahan Data

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
umur ibu 85 19 45 32,68 5,829
Valid N (listwise) 85

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tamat SD 46 54,1 54,1 54,1
Tamat SLTP 24 28,2 28,2 82,4
Tamat SMA 14 16,5 16,5 98,8
Tamat PT 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid IRT 78 91,8 91,8 91,8
Buruh 7 8,2 8,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
umur bayi 85 8 24 19,71 4,800
Valid N (listwise) 85

Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 25 29,4 29,4 29,4
kurang 60 70,6 70,6 100,0
Total 85 100,0 100,0

Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid positif 50 58,8 58,8 58,8
negatif 35 41,2 41,2 100,0
Total 85 100,0 100,0
dukungan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid mendukung 28 32,9 32,9 32,9
kurang mendukung 57 67,1 67,1 100,0
Total 85 100,0 100,0

PemberianMPASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid sesuai 32 37,6 37,6 37,6
tidak sesuai 53 62,4 62,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok pengetahuan
85 100,0% 0 0,0% 85 100,0%
* PemberianMPASI

kelompok pengetahuan * PemberianMPASI Crosstabulation


PemberianMPASI
sesuai tidak sesuai Total
kelompok baik Count 15 10 25
pengetahuan % within kelompok
60,0% 40,0% 100,0%
pengetahuan
kurang Count 17 43 60
% within kelompok
28,3% 71,7% 100,0%
pengetahuan
Total Count 32 53 85
% within kelompok
37,6% 62,4% 100,0%
pengetahuan

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
7,539 1 ,006
b
Continuity Correction 6,250 1 ,012
Likelihood Ratio 7,413 1 ,006
Fisher's Exact Test ,008 ,007
Linear-by-Linear Association 7,450 1 ,006
N of Valid Cases 85
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,41.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok sikap *
85 100,0% 0 0,0% 85 100,0%
PemberianMPASI

kelompok sikap * PemberianMPASI Crosstabulation


PemberianMPASI
sesuai tidak sesuai Total
kelompok sikap positif Count 25 25 50
% within kelompok sikap 50,0% 50,0% 100,0%
negatif Count 7 28 35
% within kelompok sikap 20,0% 80,0% 100,0%
Total Count 32 53 85
% within kelompok sikap 37,6% 62,4% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square a
7,894 1 ,005
b
Continuity Correction 6,667 1 ,010
Likelihood Ratio 8,250 1 ,004
Fisher's Exact Test ,006 ,004
Linear-by-Linear
7,801 1 ,005
Association
N of Valid Cases 85
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,18.
b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok dukungan *
85 100,0% 0 0,0% 85 100,0%
PemberianMPASI

kelompok dukungan * PemberianMPASI Crosstabulation


PemberianMPASI
sesuai tidak sesuai Total
kelompok mendukung Count 8 20 28
dukungan % within kelompok dukungan 28,6% 71,4% 100,0%
kurang Count 24 33 57
mendukung % within kelompok dukungan 42,1% 57,9% 100,0%
Total Count 32 53 85
% within kelompok dukungan 37,6% 62,4% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square a
1,465 1 ,226
b
Continuity Correction ,945 1 ,331
Likelihood Ratio 1,498 1 ,221
Fisher's Exact Test ,246 ,166
Linear-by-Linear
1,448 1 ,229
Association
N of Valid Cases 85
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,54.
b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai