Anda di halaman 1dari 17

Makalah Skill Lab 12

Prosedur Peresepan Kasus Lesi Ulserasi Vesikobulosa Non Infeksi

Disusun Oleh:
Tutorial 1

Ridwan Salim Husein (2013101010035)


Aliza Khansa (2013101010016)
Annisa Deria (2013101010026)
Miftahul Husna (2013101010070)
Laila Dara Maulida (2013101010004)
Nayla Zakiya (2013101010058)
Asri Melati (2013101010071)
Theodora Tri Agustina Simbolon (2013101010054)
Syarvina Adinda Andri (2013101010067)

Instruktur:
drg. Sri Rezeki, Sp. PM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah skills lab 12 membahas mengenai “Prosedur
Peresepan Kasus Lesi Ulserasi Vesikobulosa non Infeksi“
Kami mengucapkan terimakasih kepada drg. Sri Rezeki, Sp.PM, selaku instruktur skills
lab yang telah membimbing selama skills lab berlangsung.
Makalah ini kami tuliskan bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah skills lab. Makalah
ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil diskusi kami terhadap suatu kasus yang
diberikan pada skills lab 12.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna kesempurnaan laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi kami dan pembacanya.

Banda Aceh, 25 November 2022

Tutorial 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... 4
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................5
1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3. Tujuan...................................................................................................................... 5
BAB II : SOAL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................6
2.1. Kasus 1..................................................................................................................... 6
2.1.1. Resep Lengkap..................................................................................................6
2.1.2. Rencana Perawatan dan Perawatan...................................................................6
2.2. Kasus 2..................................................................................................................... 7
2.2.1. Obat yang diberikan..........................................................................................8
2.2.2. Resep Lengkap..................................................................................................8
2.2.3. Rencana Perawatan dan Perawatan...................................................................8
2.3. Kasus 3..................................................................................................................... 9
2.3.1. Obat yang diberikan........................................................................................10
2.3.2. Resep Lengkap................................................................................................11
2.3.3. Rencana Perawatan dan Perawatan.................................................................11
2.4. Kasus 4................................................................................................................... 12
2.4.1. Obat yang diberikan........................................................................................13
2.4.2. Resep Lengkap................................................................................................14
2.4.3. Rencana Perawatan dan Perawatan.................................................................14
BAB III : KESIMPULAN......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 17

3
DAFTAR GAMBAR
Figure 2.1 Kasus 1 SAR Mayor.................................................................................................6
Figure 2.2 Resep Obat kasus 3...................................................................................................6
Figure 2.3 Kasus 3 SAR Mayor.................................................................................................7
Figure 4 Resep Obat kasus 3......................................................................................................8
Figure 2.5 Kasus 3 Herpetiform Aphthae..................................................................................9
Figure 2.6 Resep Obat kasus 3.................................................................................................11
Figure 2.7 Kasus 4 Traumatic ulcer.........................................................................................12
Figure 2.8 Resep obat kasus 4..................................................................................................14

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam menangani kasus lesi ulserasi vesikobulosa non infeksi, tentunya
diperlukan manajemen perawatan yang baik. Rencana perawatan disertai dengan
peresepan obat pada pasien yang baik akan menghasilkan perawatan yang efektif dan
memuaskan terhadap pasien. Lesi ulserasi vesikobulosa non infeksi yang dibahas
pada makalah ini diantaranya adalah SAR mayor, SAR minor, SAR herpetiform, dan
traumatic ulcer. Penatalaksanaan keempat kasus diatas tentunya berbeda-beda obat
yang digunakan, cara penggunaan obat, dan dosisnya, tergantung kebutuhan yang
disesuaikan dengan pasien pada skenario, yaitu berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan yang didapatkan. Selain meresepkan obat, KIE (Komunikasi, Informasi,
Edukasi) juga harus diberikan kepada pasien agar rencana perawatan memiliki
prognosis yang baik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemberian dosis dan resep obat terhadap penyakit pada pasien?
2. Bagaimana rencana perawatan yang dilakukan terhadap penyakit pasien?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui cara menghitung dosis obat
2. Mengetahui cara menulis resep obat
3. Mengetahui cara memberikan obat yang sesuai terhadap penyakit pasien
4. Mengetahui rencana perawatan yang sesuai terhadap penyakit pasien

5
BAB II
SOAL DAN PEMBAHASAN

2.1. Kasus 1

Figure 2.1 Kasus 1 SAR Mayor

Seorang pasien perempuan didiagnosis SAR mayor dan diberikan triamcinolone


acetonide in orabase. Pasien Kontrol 1 minggu kemudian.
Tugas :
a. Tuliskan resep lengkapnya!
b. Tuliskan rencana perawatan dan perawatan!

2.1.1. Resep Lengkap


Pasien pada kasus dapat diberikan resep obat sebagai berikut:

Figure 2.2 Resep Obat kasus 3

2.1.2. Rencana Perawatan dan Perawatan


Pasien akan diberikan rencana perawatan berupa KIE. KIE yang dapat
dilakukan yaitu:
1) Instruksi:

6
a) Instruksikan pasien untuk menghindari makanan pedas , berbumbu
rempah, asin dan minuman bersoda.
b) Instruksikan pasien menghindari trauma, menghindari makanan yang
keras dan tajam, dan menyikat gigi dengan benar( sikat gigi dengan
kepala yang kecil , dan bulu sikat yang lembut).
c) Instruksikan pada pasien untuk menggunakan obat topical
triamcinolone 0,1%, diaplikasikan pada daerah yang terkena 3 kali
sehari. Tidak boleh makan dan minum 20-30 menit setelah
pemakaian.
2) Edukasikan kepada pasien untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya,
melalui:
a) Menjaga kesehatan gigi dan mulut:
i) Flossing dengan hati-hati agar tidak melukai gusi
ii) Sikat gigi setiap sehabis makan dan sebelum tidur dengan sikat
gigi yang lembut, non-brittle brush, dan pasta gigi mengandung
fluoride.
iii) Ikuti instruksi dan resep dari dokter gigi
3) Edukasikan pada pasien untuk menjaga pola makan (nutrisi asam folat dan
zat besi) dan diet makanan karena makanan yang dikonsumsi akan
mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
4) Maintenance kesehatan gigi dan mulut dengan mengunjungi dokter gigi
sebanyak 2 kali dalam setahun.1
2.2. Kasus 2

Figure 2.3 Kasus 3 SAR Mayor

Pasien perempuan usia 20 tahun dengan keluhan sariawan sejak 3 hari yang
lalu. Pasien mengaku sering mengalami riwayat sariawan berulang. Saat Sariawan
Terasa Sakit.
Tugas:
a. Tentukan obat yang akan diberikan!

7
b. Tuliskan resep sesuai dengan obat yang diberikan!
c. Tuliskan rencana perawatan kasus!

2.2.1. Obat yang diberikan


Rx:
Triamcinolone acetonide (Kenalog) dalam Orabase 0,1%
Disp: tube 5 g
Sig: Lapisi lesi dengan lapisan tipis setelah makan dan sebelum tidur.2

2.2.2. Resep Lengkap

Figure 2.4 Resep Obat kasus 3

2.2.3. Rencana Perawatan dan Perawatan


1) Tujuan pengobatan harus:
a) Menghilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan,
b) Memperpendek perjalanan penyakit, dan
c) Menghindari kekambuhan.
2) Terapi yang Disarankan:
a) Kontrol faktor etiologi (pencegahan) yang berkontribusi (KIE).
b) Pengobatan topikal.
c) Sistemik (jika tidak membaik).

8
3) KIE
a) Komunikasikan bahwa pasien mengalami Stomatitis Aftosa Mayor.
b) Informasikan bahwa Stomatitis Aftosa Mayor penyebabnya belum
diketahui, namun ada beberapa faktor pemberat yaitu stress emosional,
genetik, defisiensi hematinik, hormonal, alergi makanan terutama coklat
dan kacang-kacangan dan trauma.
c) Edukasi untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang
mengandung asam folat, vitamin B12, zat besi, dan protein tinggi,
mengontrol stress, serta cara penggunaan obat yang diresepkan
kemudian pasien diminta untuk melakukan kontrol 1 minggu.
4) Medikasi
a) Pengobatan topikal
i) Obat topikal dapat mengurangi rasa sakit dan tentu saja singkat,
(tidak mencegah kekambuhan)
ii) Agen topikal yang paling efektif adalah triamcinolone acetonide
0,1% (Orabase), dioleskan ke ulser tiga sampai enam kali sehari
selama 4-6 hari.
2.3. Kasus 3

Figure 2.5 Kasus 3 Herpetiform Aphthae

9
Pasien laki-laki usia 25 tahun datang ke RSGM dengan keluhan sariawan sejak
4 hari yang lalu. Pasien Mengalami kesulitan makan, rasa sakit akibat sariawan VAS
6. Pasien Kemudian diresepkan obat kumur dan multivitamin
Tugas:
a. Tentukan obat yang akan diberikan!
b. Tuliskan resep sesuai dengan obat yang diberikan!
c. Tuliskan rencana perawatan kasus!

2.3.1. Obat yang diberikan


Diketahui :
● Pasien : Laki-laki (25 thn)
● Diagnosis : Herpetiform aphthae
● Perawatan : akan diberikan triamcinolone dan chlorhexidine

Sediaan : triamcinolone acetonide orabase 0,1%, disp: tabung 5g


Konsumsi triamcinolone setelah makan dan sebelum tidur
Dosis untuk 1 hari: 4 kali sehari
Jumlah yang diperlukan = 1 tabung/tube

Sediaan : chlorhexidine gluconate 0.2% 60ml, obat kumur


Dosis untuk 1 hari: 3 kali sehari
Jumlah botol yang diperlukan = 1 botol

Jika pasien alami kekurangan darah, dapat meresepkan obat tambahan


penambah darah seperti sangobion;
Sediaan : sangobion tablet
Dosis untuk 1 hari 1 tablet
Jumlah strip yang diperlukan = 1 strip isi 10 tablet.6

10
2.3.2. Resep Lengkap

Figure 2.6 Resep Obat kasus 3

2.3.3. Rencana Perawatan dan Perawatan


Pasien akan diberikan rencana perawatan berupa KIE maupun obat-obatan.
KIE yang dapat dilakukan yaitu:
1) Komunikasikan bahwa pasien mengalami Herpetiform aphthae
2) Informasikan bahwa Herpetiform aphthae penyebabnya belum diketahui,
namun ada beberapa faktor pemberat yaitu stress emosional, genetik,
defisiensi hematinik,hormonal,alergi makanan terutama coklat dan
kacang-kacangan dan trauma.
3) Edukasi untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang
mengandung asam folat, vitamin B12, zat besi, protein tinggi dan rasa
sakit mungkin cukup besar, dan penyembuhan umumnya terjadi dalam 1
sampai 2 minggu

Pemberian obat-obatan juga dapat diberikan karena ulserasi cenderung


muncul sebagai penyakit ringan yang responsif terapi kortikosteroid topikal.
Suspensi oral cair biasanya lebih disukai daripada gel karena penyebaran lesi
yang luas. Pemberian obat yang dapat diberikan yaitu:
1) Kortikosteroid topikal seringkali dapat mengontrol RAS
Kortikosteroid topikal adalah agen terapeutik utama yang digunakan

11
untuk mengobati lesi mukosa ulseratif, yang memiliki etiologi berbasis
imunologi seperti aphthae. Agen potensi ringan seperti hidrokortison
mungkin efektif tetapi yang lebih khas adalah kortikosteroid potensi
sedang seperti betametason atau potensi yang lebih tinggi seperti
fluosinonida atau beklometason diperlukan, pindah ke kortikosteroid
topikal super kuat, mis. clobetasol, jika manfaatnya tidak memadai (Tabel
5.5 dan 34.5). Pasien harus diinstruksikan untuk menerapkan sejumlah
kecil agen tiga kali sehari, menahan diri dari berbicara, makan dan minum
selama 0,5 jam berikutnya.3,4

2.4. Kasus 4

Figure 2.7 Kasus 4 Traumatic ulcer

12
Pasien Laki-laki usia 36 tahun datang ke RSGM dengan keluhan luka pada
mulut yang disebabkan tergigit saat makan. Riwayat sariawan berulang disangkal.
Dokter gigi meresepkan obat untuk mengurangi rasa sakit.
Tugas:
a. Tentukan obat yang akan diberikan!
b. Tuliskan resep sesuai dengan obat yang diberikan!
c. Tuliskan rencana perawatan kasus!

2.4.1. Obat yang diberikan


1) Triamcinolone Acetonide, digunakan sebelum waktu tidur dan setelah makan.
Sebelum dioleskan, area lesi dapat disterilkan menggunakan kassa steril,
kemudian obat dioleskan pada area lesi.
● Triamcinolone acetonide (Kenalog) pada Orabase 0.1%
● Sediaan: 5g tube
● Cara pakai: Lesi dilapis dengan lapisan tipis obat setelah makan dan
sebelum tidur.
2) Sediaan kortikosteroid steroid topikal lainnya (krim, gel bilas, salep) yang
dapat digunakan :
● Ultrapotent :
1. Clobetasol propionate (Temovate) 0.05%,
2. Halobetasol propionate (Ultravate) 0.05%
● Potent : Dexamethasone (Decadron) 0.5 mg/5 mL
3) Obat Kumur Chlorhexidine Gluconate 0,2 %, digunakan untuk menjaga
ulkus tetap bersih dan steril.
4) Multivitamin, dapat diberikan Ester C 500mg yang diberikan 1 tablet/hari.5,6

13
2.4.2. Resep Lengkap

Figure 8 Resep obat kasus 4

2.4.3. Rencana Perawatan dan Perawatan


Rencana perawatan yang akan diberikan kepada pasien adalah KIE dan
medikasi berupa steroid topical dan obat kumur chlorhexidin gluconate.
1) Mengkomunikasikan kepada pasien, bahwa luka/sariawan yang terdapat di
bagian bawah lidah pasien adalah Traumatic Ulcer.
2) Menginformasikan kepada pasien bahwa traumatic ulcer yang diderita oleh
pasien adalah akibat dari tergigit saat makan, dan akan sembuh dalam waktu
1-2 minggu jika penyebab trauma dihilangkan.Jika tidak sembuh dalam waktu
2 minggu maka akan dilakukan biopsi untuk menegakkan diagnosis.
3) Menginstruksikan pasien agar berhati-hati pada saat mengunyah makanan, dan
mengkonsumsi buah serta sayur.
4) Pasien diberi medikasi berupa steroid topical (kenalog) dalam bentuk orabase
yang mengandung triamcinolone acetonide 0,1% sebagai antiinflamasi dan
untuk mengurangi rasa sakit dan pemberian obat kumur chlorhexidine
gluconate 0,2% 2 kali sebagai antiseptic.
5) Cara menggunakan obat:
a) Ulkus dibersihkan menggunakan kain kassa yang telah diresepkan agar
obat berkontak maksimal dengan mukosa.

14
b) Triamcinolone acetonide dioles tipis sebanyak 4 kali sehari pada ulkus
setelah makan dan sebelum tidur.
c) Waktu penggunaanya setidaknya selama 3 menit.
d) Setelah diaplikasikan tidak boleh makan dan minum selama 30 menit
untuk memperpanjang kontak dengan lesi.6,7

15
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan skenario penegakan diagnosis dan obat yang dapat diresepkan sesuai
kasus diantaranya ,kasus 1 (SAR mayor) maka dapat diresepkan (Triamcinolone acetonide
dalam Orabase 0,1% Disp: tube 5 g S Lit or 3 dd applic pc an dan kasa steril), kasus 2 (SAR
mayor ) maka dapat diresepkan (Triamcinolone acetonide (Kenalog) dalam Orabase 0,1%
Disp: tube 5 g Sig: Lapisi lesi dengan lapisan tipis setelah makan dan sebelum tidur. ), kasus
3 (Herpetiform aphthae) maka dapat diresepkan triamcinolone acetonide orabase 0,1%, disp:
tabung 5g Konsumsi triamcinolone setelah makan dan sebelum tidur, kasus 4 dapat
diresepkan (Triamcinolone Acetonide in orabase 0,1 % 5g tube no.1 4dd, Chlorhexidine
Gluconate, 0,2% Sol Flc no.1 2dd, Ester C 500 mg Tab no X 1 dd.
Dokter gigi juga dapat melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang
diharapkan dapat diterima oleh pasien dengan baik sehingga prognosis dari perawatan akan
baik pula.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Little, Miller, and Nelson. Little and Fallacy’s Dental Management of the Medically 9th
edition. 2018. Elshevier. Hal: 636.
2. Little, James W. 2018. Little and Falace’s Dental Management of The Medically
Compromised Patient 9th ed. Elsevier. Page: 626.
3. Glick, Michael. 2015. Burket’s Oral Medicine 12th ed. PMPH-USA. p.40 .
4. Neville,dkk. 2009. Oral and Maxillofacial Pathology 3rd ed. Saunders. P 232.
5. Ghom, A. 2013. Textbook of Oral Pathology 2nd ed. New Delhi: Jaypee. Hlm: 658 .
6. Little JW, Fallace DA, Miller CS, Rhodus N. 2013. Dental management of the
medically compromised patient. 8th ed. St. Louis Missouri: Elsevier. Hlm: 626.
7. Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine The Basis of Diagnosis and Treatment, 3 ed.
Philadelphia: Elsevier, 2013. P. 53;65.

17

Anda mungkin juga menyukai