Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BEDAH PERIODONTAL

PERAWATAN PASCA BEDAH

Disusun oleh :

Kelompok 9

Agita Oksella 04031382126081


Edgina Alvinia Salim 04031382126082
Shafa Al-afifah Silparensi 04031382126083
Muhammad Andi Maulana 04031382126084
Deo Delano Al-fitrah 04031382126085
Muhammad Firdzi Ar Rahmat 04031382126086
Nabila Alsa 04031382126087
Tri Wahyuni 04031382126088
Nadila Audina 04031382126089

Dosen pengampu :
drg. sulistiawati, Sp. Perio

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah perawatan pasca bedah ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah bedah periodontal. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada drg. Sulistiawati,Sp.Perio., selaku dosen mata
kuliah bedah periodontal yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni, serta penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 22 Januari 2024

Penulis, kelompok 9

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5

2.1 PERAWATAN PASCA BEDAH................................................................................................... 5


2.2 INSTRUKSI PASCA BEDAH........................................................................................................ 5
2.3 KOMPLIKASI PASCA BEDAH.................................................................................................... 6
2.4 MEDIKASI................................................................................................................................ 12

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tahap pembedahan sebenarnya dapat dicegah dengan cara merawat gigi dengan baik dan
benar seperti, menjaga pola makan dan kebersihan mulut. Menjaga kebersihan mulut bisa dengan
cara menyikat gigi, scalling, dan root planning jika diperlukan. Namun, terkadang terdapat
masalah dimana pasien memerlukan tindak operasi. Tindakan bedah ini biasa dilakukan untuk
memperbaiki anatomi yang dapat memicu penyakit periodontal, estetika, dan memperbaiki
prognosis gigi yang buruk.
Faktor penting dalam keberhasilan pembedahan pada rongga mulut salah satunya yaitu
teknik pembedahan yangakan dilakukan berdasarkan pengetahuan dan kemampuan dokter gigi,
serta alat dan bahan yang digunakan juga sangat memengaruhi tingkat keberhasilan pembedahan.
Namun, yang tidak kalah penting adalah kepatuhan pasien terhadap instruksi dokter tentang apa
saja yang harus dihindari dan apa yang harus dilakukan oleh pasien agar dapat meminimalkan
kemungkinan terjadinya komplikasi pasca pembedahan tersebut. Pada pasien pasca pembedahan
dokter akan memberikan obat yang dapat membantu meredakan rasa sakit agar pasien tersebut
tidak merasakan sakit setiap saat.
Kemungkinan komplikasi pasca pembedahan dapat terjadi bila pasien tidak mengikuti
instruksi dari pasien. Komplikasi yang dapat terjadi pasca pembedahan yaitu perdarahan, edema,
nyeri pasca operasi, dll. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk memberikan informasi pada
pembaca tentang hal-hal yang perlu diperhatikan apa saja pada waktu pasca pembedah

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja perawatan pasca bedah yang dilakukan oleh dokter gigi?
2. Apa saja instruksi yang harus dilakukan oleh pasien pasca bedah?
3. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pasca pembedahan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja perawatan pasca pembedahan yang dapat dilakukan oleh
dokter gigi.
2. Untuk mengetahui instruksi apa saja yang harus dilakukan oleh pasien pasca pembedahan.
3. Untuk mengetahui apa saja komplikasi yang mungkin dapat terjadi pasca pembedahan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawatan Pasca Bedah


1. Hari ke-1
Perawatan pasca bedah pada hari pertama yaitu dokter gigi memberikan
analgesik untuk menghilangkan rasa nyeri, kompres dingin, dan kasa lembab
lokal sesuai kebutuhan untuk menghindari gangguan luka secara total. 2
Medikamen yang diresepkan kepada pasien berupa antibiotik dan analgesik.
Antibiotik yang umum diresepkan kepada pasien pasca bedah adalah amoksisilin
500 mg, diminum setiap 8 jam atau 3 kali sehari selama 1 minggu.1 Untuk
analgesiknya, dapat diresepkan asam mefenamat 500 mg diminum 3 kali sehari
atau dapat diminum ketika terdapat rasa nyeri saja.

2. Setelah hari ke-1


Setelah 1 hari pasca bedah, nyeri, pembengkakkan dan perdarahan akan
berkurang atau hilang. Pasien sudah dapat memulai aktivitas ringan. Apabila
terjadi pembengkakkan, pasien dapat memberikan kompres hangat sesuai
kebutuhan dan direkomendasikan untuk melakukan kontrol plak secara kimia.2

3. Setelah 5–10 hari


Perawatan pasca bedah setelah 5-10 hari yaitu pelepasan periodontal
dressing dan jahitan (suture).2 Ketika pasien kembali dalam 1 minggu,
periodontal dressing dilepas dengan memasukkan kuret di sepanjang margin dan
memberikan tekanan lateral yang lembut. Potongan dressing dipertahankan secara
interproksimal dan partikel yang menempel pada permukaan gigi juga dibuang
dengan kuret. Partikel dressing dan debris dapat menempel di permukaan bedah
dan harus dihilangkan dengan hati-hati menggunakan cotton pliers. Seluruh area
diirigasi dengan peroksida untuk menghilangkan debris-debris superfisial.1
- Temuan pada Saat Pembuangan Dressing1
Berikut ini adalah temuan biasa saat dressing dilepas:

5
a. Jika gingivektomi telah dilakukan, permukaan insisi ditutupi dengan
jaringan epitel baru yang rapuh. Jaringan ini tidak boleh diganggu.
Jika kalkulus belum sepenuhnya dihilangkan, tonjolan merah seperti
manik-manik dari jaringan granulasi akan terus ada. Jaringan
granulasi harus dihilangkan dengan kuret untuk mengekspos
kalkulus sehingga akar dapat dilakukan root planing. Jaringan
granulasi akan muncul kembali jika sisa kalkulus tidak dihilangkan
seluruhnya.1
b. Setelah operasi flap area yang berhubungan dengan insisi akan
mengalami epitelisasi, tetapi dapat mudah berdarah jika teriritasi.
Daerah-daerah ini tidak boleh diganggu atau diprobing.1
c. Mukosa fasial dan lingual mungkin ditutupi dengan lapisan granular
berwarna kuning keabu-abuan atau putih yang masuk ke bawah
dressing. Lapisan tersebut mudah dihilangkan dengan cotton pellet
basah. Permukaan akar mungkin sensitif terhadap sentuhan atau
perubahan termal. Pasien harus diyakinkan bahwa perubahan ini
akan hilang seiring waktu (4 sampai 6 minggu). Gigi yang berada di
bawah dressing dapat terwarnai dengan warna kuning kecoklatan
dan dapat dihilangkan dengan pemolesan di kemudian hari.1
d. Fragmen kalkulus dapat menunda penyembuhan. Setiap permukaan
akar harus diperiksa ulang secara visual untuk memastikan tidak ada
kalkulus yang terlewat selama bedah. Grooves pada permukaan akar
proksimal dan furkasi adalah area dimana kalkulus cenderung
terlewat.1

- Redressing
Setelah dressing dilepas, biasanya tidak perlu diganti. Namun, tambahan
dressing selama satu minggu disarankan untuk pasien berikut : 1
a. Pasien dengan ambang nyeri rendah yang sangat tidak nyaman saat
dressing dilepas.
b. Pasien yang memiliki permukaan akar yang sangat sensitif pasca
operasi.
6
c. Pasien dengan luka terbuka dimana tepi flap mengalami nekrosis.
Penilaian klinis membantu ketika memutuskan apakah akan men-
dressing kembali area tersebut atau membiarkan dressing awal untuk
waktu yang lebih lama.

4. Setelah 4–6 minggu


Kunjungan dua mingguan untuk mendapatkan pembersihan plak dan
instruksi kebersihan mulut. Dentogingival junction tidak boleh diprobing atau di
instrumentasi selama 6-8 minggu setelah bedah. Sikat gigi yang lembut harus
digunakan dengan lembut selama beberapa minggu pertama pasca bedah. Pasien
dapat mengikuti metode Charter untuk menghindari menyikat gigi yang terlalu
kuat. 2

2.2 Instruksi Pasca Bedah


1. pasien minum dua tablet asetaminofen (Tylenol) setiap 6 jam selama 24 jam
pertama.
2. Jangan minum aspirin karena dapat meningkatkan pendarahan.
3. pasien di intruksikan untuk menghindari makanan yang panas dan pedas
4. pasien di instruksikan untuk tidak mengkonsumsi alkohol
5. Pasien harus mengunyah pada sisi yang tidak dilakukan prosedur pembedahan
6. Pasien disarankan mengkonsumsi makanan setengah padat atau lunak.
7. pasien di intruksikan untuk tidak merokok. Panas dan asap rokok dapat
mengiritasi gusi dan efek imunologis dari nikotin akan menunda penyembuhan
dan mencegah keberhasilan dari prosedur yang dilakukan.

7
8. pasien di intruksikan untuk tidak penyikat pada permukaan pasca bedah
9. Gunakan obat kumur klorheksidin
10. Pada hari pertama pasca bedah, pasien disarankan melakukan melakukan kompres
es selama 20 menit bergantian diatas area yang di operasikan.metode ini akan
menjaga jaringan tetap dingin, mengurangi peradangan dan pembengkakan.
11. Hindari aktivitas berlebihan yang dapat menyebabkan kelelahan selama beberapa
hari pasca bedah
12. Memberitahukan ke pasien apabila terjadi pembengkakan adalah hal yang biasa
terjadi pasca bedah, terutama pada area yang memerlukan prosedur bedah
ekstensif. Pembengkakan biasanya timbul pada hari 1-2 hari pasca bedah dan
akan mereda dalam 3-4 hari pasca bedah. Kompres hangat lembab di atas area
yang di operasikan. Apabila pembengkakan menimbulkan rasa nyeri atau masalah
lain hubungi dokter.
13. Terkadang darah dapat terlihat dalam air liur selama 4 atau 5 jam setelah operasi.
hal ini biasa terjadi dan akan sembuh dengan sendirinya. jika pendarahan tidak
kunjung berhenti, gunakan kasa dan bentuk menjadi “U”. Pegang dengan ibu jari
dan telunjuk dan aplikasikan pada dua sisi periodontal pack lalu tahan dengan
tekanan selama 20 menit.1

2.3 Komplikasi Pasca Bedah


1. Pendarahan terus-menerus setelah operasi
Apabila terjadi pendarahan terus menerus pack dikeluarkan, temukan titik-
titik pendarahan dan pendarahan dihentikan dengan tekanan, jahitan, bedah listrik
atau kauterisasi listrik. Setelah pendarahan berhenti, pack tersebut diganti dengan
yang baru.3

Penggunaan anestesi lokal dengan vasokonstriktor (epinefrin) mungkin juga


berguna

8
Tabel 38.2 Gelfoam paling sering digunakan untuk mengendalikan pendarahan3
untuk mengendalikan perdarahan ringan dari flap periodontal. Kedua
metode ini bertindak melalui vasokonstriksi, sehingga mengurangi aliran darah
melalui pembuluh kecil dan kapiler.Penggunaan tidak boleh diandalkan untuk
hemostasis jangka panjang. Untuk aliran darah yang lambat dan konstan dan
untuk mengalir, hemostasis dapat dicapai dengan agen hemostatik.1

Spons gelatin yang dapat diserap (Gelfoam), selulosa teroksidasi (Oxycel)


teroksidasi regenerasi selulosa (Surgicel Absorbable Hemostat), dan mikrofibrilar
hemostat kolagen (Avitene, CollaCote, CollaTape, CollaPlug) adalah agen
hemostatik yang berguna untuk mengendalikan perdarahan di kapiler,pembuluh
darah kecil, dan luka yang dalam.1

2. Sensitivitas terhadap perkusi


Mungkin disebabkan oleh perluasan inflamasi ke ligamen periodontal.
Penurunan tingkat keparahan secara bertahap merupakan tanda yang baik. pack
tersebut harus dilepas dan gingiva harus diperiksa untuk mengetahui adanya
infeksi atau iritasi pada area lokal. Partikel kalkulus yang mungkin terlewatkan
harus dihilangkan. Menghilangkan oklusi biasanya membantu. Sensitivitas
terhadap perkusi juga dapat disebabkan oleh kelebihan pack yang mengganggu
oklusi. Penghapusan kelebihan akan memperbaiki kondisi.3

9
3. Pembengkakan
Dalam 2 hari pertama pasca operasi, pasien melaporkan adanya
pembengkakan tidak nyeri pada pipi di area operasi. Mungkin ada pembesaran
kelenjar getah bening dan suhu mungkin sedikit meningkat.Jenis keterlibatan ini
disebabkan oleh reaksi inflamasi lokal terhadap prosedur operasi. Jika
pembengkakan berlanjut dan disertai dengan peningkatan rasa sakit, antibiotik
seperti amoksisilin 500 mg setiap 8 jam selama 1 minggu harus diresepkan.3

Operasi pada pasien yang sehat biasanya tidak membutuhkan terapi


antibiotik. Namun, antibiotik (misalnya, amoksisilin,500 mg tiga kali sehari)
dapat diresepkan jika operasi luas atau jika pasien terganggu secara medis. Pasca
operasi, Pembengkakan kemungkinan terjadi setelah operasi flap. Sebagai
pencegahan, pasien harus menerapkan cold pack kompres selama 24 hingga 48
pertama Jam. Obat penghilang rasa sakit yang memadai harus diresepkan
(misalnya, ibuprofen, 600 sampai 800 mg tiga kali sehari). Pasien harus
diinstruksikan untuk mempertahankan diet yang relatif lunak setelah operasi.
Kemudian, saat penyembuhan berlangsung, mereka dapat secara bertahap kembali
ke diet normal. Pasien juga harus menahan diri dari tembakau dan penggunaan
alkohol setelah operasi. Restorasi sementara harus di cek, apakah tetap atau dapat
dilepas, untuk meminimalkan trauma pada area bedah.1

4. Perasaan lemah tak berdaya


Pasien mungkin merasa tidak berdaya selama sekitar 24 jam setelah
operasi. Ini merupakan reaksi sistemik terhadap bakteremia sementara yang
disebabkan oleh prosedur operasi. Hal ini dapat dicegah dengan meresepkan
antibiotik profilaksis. Reaksi dapat dicegah dengan premedikasi dengan
Amoksisilin (500 mg) setiap 8 jam. Protokol ini seharusnya dimulai 24 jam
sebelum prosedur berikutnya dan dilanjutkan selama 5 hari pasca operasi.3

10
5. Nyeri pasca operasi
Operasi periodontal yang dilakukan mengikuti prinsip dasar hanya akan
menimbulkan sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan. Sumber umum nyeri pasca
operasi adalah:

1. Ekstensi pack berlebihan di luar sambungan mukogingiva.


2. Paparan yang luas dan terlalu lama dannkekeringan tulang juga dapat
menyebabkan rasa sakit yang parah.
3. Bila timbul nyeri parah pasca operasi, pasien harus ditangani secara darurat.
Lukanya harus diperiksa (dengan anestesi lokal). Jenis nyeri ini berhubungan
dengan infeksi disertai limfadenopati lokal dan sedikit peningkatan suhu.

Pengobatan: Antibiotik dan analgesik harus diresepkan.3

Untuk sebagian besar pasien sehat, dosis pra operasi ibuprofen (600
sampai 800 mg) satu tablet setiap 8 jam Selama 24 hingga 48 jam sangat efektif
untuk mengurangi ketidaknyamanan bedah periodontal. Pasien disarankan untuk
terus minum ibuprofen atau acetaminophen setelah operasi, jika diperlukan. Jika
rasa sakit berlanjut, acetaminophen bersamaan dengan kodein dapat diresepkan.1

6. Akar sensitif/hipersensitivitas akar

Dapat terjadi secara spontan ketika akar menjadi terbuka akibat resesi
gingiva atau pembentukan poket atau mungkin muncul setelah scaling dan root
planing serta prosedur pembedahan karena sementum pada persimpangan
sementoenamel sangat tipis dan dihilangkan selama prosedur di atas.1

Mekanisme: Transmisi rangsangan dari permukaan dentin ke ujung saraf


yang terletak di pulpa gigi, dapat terjadi melalui proses odontoblas atau karena
mekanisme hidrodinamik, misalnya dengan perpindahan cairan.1

Perawatan untuk sensitivitas akar meliputi penggunaan berbagai bahan


desensitisasi seperti strontium klorida, kalium nitrat dan natrium sitrat yang
tersedia dalam bentuk pasta dan digunakan oleh pasien. Berikut juga
termasuk daftar berbagai perawatan klinik untuk hipersensitif akar. 1

11
Produk dan perawatan ini bertujuan untuk mengurangi hipersensitivitas
dengan memblokir tubulus dentin dengan presipitasi garam kristal atau lapisan
yang diterapkan (bonding agent) pada permukaan akar.1

2.4 Medikasi
2.4.1 Analgesik
2.4.1.1 Agonis ringan sampai sedang

 Oksidon
(oral: tablet, kapsul 5, 10, 15, 20, 30 mg. Larutan 1, 20 mg/ml) 1-10 mg selama 1-2
menit, diulang tidak lebih dari 4 jam. Bila lewat infus, dosis awalnya adalah 2
mg/jam.

 Profoksifen
65-100 mg per oral setiap 4 jam sesuai kebutuhan

 Fenilpiperidin
Bentuk tablet: 50 mg hingga 100 mg
Bentuk sirup: 50 mg/5 ml

12
Bentuk larutan suntik: 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml
Dosis, Pada orang dewasa: 50 mg hingga 150 mg secara oral, IM, subkutan (SC) setiap
3 hingga 4 jam sesuai kebutuhan. Pada pediatri: 1 mg/kg hingga 1,8 mg/kg secara
oral, IM, subkutan (SC) setiap 3 hingga 4 jam sesuai kebutuhan. (setiap dosis tidak
boleh melebihi 100mg)
2.4.1.2 Agonis kuat

 Hidromorfon
( oral : tablet 2,8 mg, cairan 1 mg/ml. Parenteral: 1, 2, 4, 10 mg/ml, untuk injeksi)
Penggunaan dosis dewasa 2-4 mg setiap 4-6 jam

 Metadon
(Oral: tablet 5, 10 mg, tablet larut 40 mg, larutan 1,2,10 mg/ml) penggunaan dosis
2,5–10 mg, diberikan setiap 6–8 jam.

 Levorfanol
( oral: tablet 2 mg. parenteral: 2mg/ml untuk injeksi) 1-2 mg setiap 6-8 jam4

2.4.2 Antibiotik

 Penisilin V (PerOral)
dosis dewasa 0,25-0,5 gram, dosis anak 25-50 mg/kg/hari dalam 4 dosis

 Kloksasilin, diklosaksilin (PerOral)


dosis dewasa 0,25-0,5 gram, dosis anak 25-50 mg/kg/hari dalam 4 dosis

 Amoksisilin (PerOral)
dosis dewasa 0,25-0,5 gram, dosis anak 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis

 Sefalosporin (PerOral)
dosis dewasa 0,5-1 gram 2 kali sehari, dosis anak 30 mg/kg/hari dalam 2 dosis4

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan pasca bedah merupakan intruksi yang harus dilakukan pasca


pembedahan hal ini mengajarkan hal yang harus dilakukan dan yang harus dihindari
pasca pembedahan. Proses ini bertujuan untuk menciptakan pemulihan pasca bedah
secepat dan sebaik mungkin karena edukasi yang diberikan kepada pasien mengenai
perawatan pasca bedah dan selalu memantau keadaan pasien selama proses penyembuhan
diberikan secara lisan maupun secara tertulis.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Klokkevold, Michael Newman Henry Takei Perry. 2019. Newman and Carranza's
Clinical Periodontology.
2. Bathla, S. and Damle, S.G. (2017) Textbook of periodontics / Shalu Bathla ;
foreword SG Damle. New Delhi: The Health Sciences Publisher.
3. Reddy, S. (2017). Essentials of clinical periodontology & periodontics. JP
Medical Ltd.
4. Bertram G Katzung. 2021. Basic & Clinical Pharmacology. EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai