Anda di halaman 1dari 40

ATENSI ANAK

Disusun oleh Kelompok 3


Anggota Kelompok

Joanie Evelyn Fikiyah Azahra Wardah Habibah Bambang Andreyadi


20.02.029 20.02.030 20.02.031 20.02.062

Dian Choirunisa Tasya Arsita Sheilla Selsa


20.02.074 Ingrid Ardelia
20.03.079 20.02.089 20.02.107
Pengertian ATENSI Anak

Asistensi Rehabilitasi Sosial Anak yang selanjutnya


disebut ATENSI Anak adalah layanan rehabilitasi
sosial yang menggunakan pendekatan berbasis
keluarga, komunitas, dan/atau residensial melalui
kegiatan dukungan pemenuhan hidup yang layak,
pengasuhan anak, dukungan keluarga, terapi
(fisik, mental spiritual, dan psikososial), pelatihan
vokasional, pembinaan kewirausahaan, bantuan
dan asistensi sosial serta dukungan aksesibilitas;
Tujuan Umum
Tujuan umum ATENSI Anak adalah untuk
mencapai keberfungsian sosial individu,
keluarga dan komunitas dalam memenuhi
kebutuhan dan hak dasar, melaksanakan
tugas dan peranan sosial, dan mengatasi
masalah dalam kehidupan, serta mampu
mengembangkan potensi diri.
Tujuan Khusus
a. Meningkatnya jumlah anak yang:
1) Mendapatkan dukungan kehidupan layak;
2) Melakukan perawatan diri (ADL);
3) Mampu mengaktualisasikan diri sesuai potensi yang dimiliki; dan
4) Kembali ke keluarga.
b. Meningkatnya kemampuan anak dan keluarga dalam mengatasi masalah psikososial,
mencegah keterpisahan anak dari keluarga dan melaksanakan pengasuhan anak;
c. Meningkatnya komunitas dan LKS yang melaksanakan ATENSI Anak; dan
d. Meningkatnya SDM penyelenggara kesejahteraan sosial yang mampu menyelenggarakan
ATENSI Anak.
Sasaran Program ATENSI
Anak
● Anak; (Anak yang memerlukan perlindungan
khsusus (AMPK), anak balita, anak jalanan, anak
yang memerlukan pengembangan fungsi sosial
(AMPFS)
● Keluarga;
● Kelompok; dan/atau
● Komunitas
Kriteria ATENSI Anak
● Kemiskinan;
● Ketelantaran;
● Disabilitas;
● Keterpencilan;
● Tuna sosial dan penyimpangan perilaku;
● Korban bencana; dan/atau
● Korban tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.
● Anak yang memerlukan perlindungan khsusus (AMPK)
● Anak Balita
● Anak Jalanan
● Anak yang memerlukan pengembangan fungsi sosial (AMPFS)
Landasan Hukum

1. Pasal 17 ayat 3 UUD Negara Republik 7. UU No. 23 th 2014 Tentang Pemerintahan


Indonesia Tahun 1945 Daerah

2. Undang-undang No. 35 Tahun 2014 8. UU No. 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang


Tentang Perlindungan Anak Disabilitas

3. UU No. 21 th 2007 Tentang


Pemberantasan tindak pidana 9. UU No. 14 th 2019 Tentang Pekerja Sosial
perdagangan orang

4. UU No. 11 th 2009 Tentang 10. Peraturan Pemerintah No. 54 th 2007 Tentang


Kesejahteraan Sosial Pengangkatan Anak

11. Peraturan Pemerintah No. 39 th 2012 Tentang


5. UU No. 35 th 2009 Tentang Narkotika
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

12. Peraturan Pemerintah No. 12 th 2017 Tentang


6. UU No. 11 th 2012 Tentang Sistem
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Peradilan Pidana Anak
Pemerintah Daerah
Lanjutan

13. Peraturan Menteri Sosial No. 09 14. Peraturan Menteri Sosial No. 17
th 2018 th 2018

Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Organisasi dan Tata Kerja Unit
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial
Sosial di Daerah Provinsi dan Di Daerah Anak di Lingkungan Direktorat
Kabupaten/Kota Jenderal Rehabilitasi Sosial
Lanjutan
15. Peraturan Pemerintah No. 44 th 2017 21. Peraturan Menteri Sosial No. 20 th 2015 tentang
tentang Pelaksanaan Pengasuhan Anak Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial

22. Peraturan Menteri Sosial No. 11 th 2019 tentang


16. Peraturan Pemerintah No. 02 th 2018
Perubahan Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Minimum
tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

17. Peraturan Pemerintah No. 29 th 2019


23. Peraturan Menteri Sosial No. 26 th 2019 tentang
tentang Syarat dan Tata Cara Penunjukan
Program Rehabilitasi Sosial Anak
Wali

18. Peraturan Presiden No. 46 th 2015 tentang 24. Peraturan Menteri Sosial No. 04 th 2020 tentang
Kementerian Sosial Rehabilitasi Sosial Dasar bagi Anak Telantar

25. Peraturan Menteri Sosial No. 11 th 2020 tentang


19. Peraturan Presiden No. 68 th 2019 tentang
Mekanisme Anggaran Bantuan Pemerintah di Lingkungan
Organisasi Kementerian Negara
Kementerian Sosial

20. Peraturan Menteri Sosial No. 30 th 2011


26. Peraturan Menteri Sosial No. 16 th 2020 tentang
tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak
Asistensi Rehabilitasi Sosial
Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
Kebijakan Rehabilitasi Sosial Anak

01 03

Perluasan jangkauan rehabilitasi


Penghormatan, perlindungan,
dan pemenuhan hak-hak anak 02 sosial anak berbasis keluarga,
komunitas, dan residensial

Penguatan sistem rehabilitasi sosial


anak yang terintegrasi dengan
jaminan sosial, pemberdayaan
sosial, dan perlindungan sosial bagi
anak dan keluarga
Kebijakan Rehabilitasi Sosial Anak

05

04 Peningkatan kampanye sosial 06


melalui kampanye pencegahan,
komunikasi, sosialisasi, edukasi,
Penguatan kapasitas dan dan perluasan informasi program Peningkatan peran pemerintah
kelembagaan Sentra rehabilitasi sosial anak di seluruh daerah, masyarakat dan
Rehabilitasi Sosial AMPK, sektor dan masyarakat. swasta dalam pelayanan
keluarga serta LKS Anak sosial bagi Anak.
Strategi Operasional ATENSI

Penyediaan sarana dan Piloting Balai Layanan


Asistensi Rehabilitasi
prasarana sentra/sentra Sosial (Serasi)
Sosial (ATENSI) Anak
terpadu AMPK

Pencegahan masalah Standardisasi Contact center


Anak melalui kampanye Sentra/Sentra Terpadu
sosial LKS (penguatan
lembaga dan SDM)
program atensi?
a. Sasaran Program

Sasaran Program Rehabilitasi Sosial terdiri dari 5 (lima) klaster, yaitu:

1. Anak yang memerlukan perlindungan Khusus, balita, anak jalanan, yang ditelantarkan, anak yang memerlukan
pengembangan fungsi sosial.
2. Penyandang disabilitas (Fisik, Mental, Intelektual, Sensorik dan ganda atau multi).
3. Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang (Gelandangan, Pengemis & Pemulung, Orang dengan HIV/AIDS, Korban
Tindak Kekerasan, Korban Perdagangan Orang, Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan, Tuna Susila dan Kelompok
Minoritas)
4. Korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
5. Lanjut usia (Lanjut Usia Non-Potensial dan Lanjut Usia potensial)

b. Tujuan Program

Program Rehabilitasi Sosial bertujuan untuk mencapai Keberfungsian Sosial individu, keluarga, kelompok, dan/atau
masyarakat.
komponen program atensi
a. Refleksi kebijakan program atensi anak b. Bimbingan teknis kompetensi bagi
bertujuan untuk mengetahui keselarasan antara pengelola dan Pendamping Rehabilitasi
kebutuhan/permasalahan yang ada di masyarakat Sosial Bimbingan
dengan kebijakan yang sudah ada. Hal tersebut ditujukan bagi pengelola dan pendamping
dilakukan dengan cara membandingkan antara ATENSI dengan tujuan meningkatkan
kebijakan perlindungan dan kesejahteraan anak kapasitas SDM baik yang bekerja di Balai
dengan hasil pemetaan, monitoring, evaluasi, dan Terpadu, Balai/Loka, maupun LKS agar
isu/kasus permasalahan anak yang terjadi di dapat melaksanakan ATENSI sesuai dengan
masyarakat. Hasil refleksi kebijakan akan dituangkan prosedur.
dalam bentuk rekomendasi perbaikan kebijakan
ATENSI Anak.
Komponen program atensi

c. Advokasi sosial
d. Rapat koordinasi teknis
Suatu usaha yang sistematik dan terorganisir
upaya pembahasan bersama dalam
untuk mempengaruhi, dan menyakinkan
penanganan permasalahan yang merupakan
pemangku kepentingan dalam melaksanakan
tanggung jawab berbagai pemangku
tugas dan peran tanggung jawabnya dalam
kepentingan terkait. Kegiatan rapat koordinasi
pemenuhan hak PPKS.
teknis bertujuan untuk terjalinnya koordinasi
yang baik antar pemangku kepentingan dan
terlaksananya ATENSI yang komprehensif
dengan pihak-pihak terkait.
Pelaksanaan ATENSI
❖ Komponen ATENSI Anak
1. Dukungan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Layak
Untuk membantu memenuhi standar kebutuhan anak untuk dapat hidup layak secara fisik, mental,
dan psikososial.
2. Pengasuhan Anak
Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan dan kesejahteraan yang
menetap dan berkelanjutan bagi anak yang dilaksanakan oleh orang tua, keluarga sampai dengan
derajat turunan ketiga maupun keluarga pengganti maupun pengasuhan berbasis komunitas.
3. Dukungan Keluarga
Merupakan upaya pemberian bantuan terhadap anggota keluarga berupa dukungan emosional,
pengetahuan, dan keterampilan pengasuhan anak, keterampilan berelasi dalam keluarga, serta
dukungan untuk memahami masalah yang dihadapi, dalam keluarga sendiri maupun keluarga
pengganti.
h

4. Terapi Fisik, Mental Spiritual dan Psikososial


● Terapi Fisik
Terapi fisik merupakan aspek pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan rehabilitasi
fungsional untuk mengoptimalkan, memelihara, dan mencegah kerusakan atau gangguan
fungsi fisik anak dan memaksimalkan kualitas hidup anak.
● Mental Spiritual
Terapi mental spiritual merupakan terapi yang menggunakan nilai-nilai moral, spiritual,
dan agama untuk menyelaraskan pikiran, tubuh, dan jiwa dalam upaya mengatasi
kecemasan dan depresi.
● Psikososial
Terapi psikososial merupakan terapi yang ditujukan pada perkembangan psikologis anak
dan interaksi dengan lingkungan sosialnya, untuk memperkuat dan memobilisasi potensi
anak dan keluarga serta meningkatkan kemampuan pengelolaan diri dalam lingkungan
sosialnya.
5. Pelatihan Vokasional dan/atau Pembinaan Kewirausahaan
Pelatihan vokasional dan/atau pembinaan kewirausahaan merupakan usaha pemberian
keterampilan kepada anak agar mampu hidup mandiri dan/atau produktif.

6. Bantuan Sosial dan Asistensi Sosial


Bantuan sosial merupakan bantuan berupa uang, barang atau jasa kepada anak,
keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau rentan terhadap
risiko social.
7. Aksesibilitas
Dukungan Aksesibilitas merupakan upaya untuk membantu anak memperoleh akses
yang setara terhadap peralatan, pelayanan publik, serta lingkungan fisik dan nonfisik.
Pendekatan ATENSI Anak

1. Pendekatan Berbasis Keluarga


Pendekatan berbasis keluarga berasumsi bahwa cara terbaik untuk memenuhi
kebutuhan anak adalah di dalam keluarganya dan cara paling efektif untuk 32
menjamin keselamatan, permanensi, dan kesejahteraan adalah dengan
menyediakan pelayanan yang melibatkan, memperkuat, dan mendukung keluarga
(Universitas Iowa, 2020).

2. Pendekatan Berbasis Komunitas


Pendekatan komunitas berasumsi bahwa komunitas memiliki peran dan partisipasi yang aktif untuk
mengidentifikasi dan menangani masalah yang mereka hadapi.

3. Pendekatan Berbasis Residensial


Pendekatan berbasis residensial berasumsi bahwa lembaga merupakan alternatif terakhir
dan bersifat sementara dalam layanan pengasuhan dan perlindungan anak. Lembaga juga
perlu berupaya agar anak tetap diasuh dalam keluarganya sepanjang hal tersebut tidak
bertentangan dengan kepentingan terbaik anak.
Jangka Waktu Pelaksanaan ATENSI Anak
Jangka waktu pelaksanaan ATENSI Anak diberikan berdasarkan hasil:

1. Asesmen yang 2. Konferensi kasus bekerja 3. Konferensi keluarga yang


dilakukan oleh Pekerja sama dengan tenaga melibatkan keluarga.
Sosial; profesional lainnya;
dan/atau
Pendamping Rehabilitasi Sosial

Pendamping rehabilitasi sosial adalah pihak yang


melaksanakan ATENSI Anak. Pendamping Rehabilitasi
Sosial dikoordinasikan oleh Pekerja Sosial. Pekerja
Sosial dalam melaksanakan tugasnya bekerja sama
dengan pihak lainnya.
Kelembagaan ATENSI ANAK
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
● Kampanye Sosial Pada pemerintahan daerah (pemda)
● Bimbingan Kompetensi teknis pelaksanaan ATENSI pada anak dilakukan oleh
● Refleksi Kebijakan kelembagaan dinas sosial provinsi (untuk
● Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan wilayah Provinsi) dan Dinas soial
Pelaporan kabupaten/Kota (untuk daerah kab/kota).
● Perumusan Pedoman Umum dan
Operasional
● Rapat Koordinasi Teknis
● Advokasi Sosial
Balai / Loka LKSA dan Mitra Kerja lainnya
● Koordinator Program ATENSI Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) adalah
● Pusat Penjangkauan organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang
● Pusat Respon Darurat melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
● Lembaga Percontohan yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan
● Pusat Pengembangan Layanan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
SOTK UPT ESELON 3
Unit Pelaksana Teknis kemudian bernama Balai
Rehabilitasi Sosial Anak merupakan Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial yang diberikan
mandat tugas dalam melaksanakan ATENSI
Anak.
SOTK UPT ESELON 4
Unit Pelaksana Teknis kemudian bernama
Loka Rehabilitasi Sosial Anak merupakan
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial yang
diberikan mandat tugas dalam
melaksanakan ATENSI Anak
PEMBAGIAN KEWENANGAN
DAERAH DAN PUSAT
Sinergi Pelaksanaan ATENSI Anak antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah,
Balai/Loka, dan LKS/komunitas sangat penting
dalam upaya pengembangan dan pemulihan
keberfungsian sosial PPKS Anak, keluarga, dan
masyarakat melalui kegiatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitasi sosial yang dilakukan
secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan.
MEKANISME PENYALURAN BANTUAN
ATENSI
DASAR HUKUM:
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1618)
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah di Kementerian/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2147);
DASAR HUKUM (lanjutan)
4. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyaluran Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan
Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 75);
5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 tahun 2020 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1233);
6. Peraturan Menteri Sosial Nomor 16 tahun 2020 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial. (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1566);
7. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Kep/304/04/PB/2019 tentang Pemutakhiran
Kodifikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar;
8. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Kep/135/PB/2020 tentang Pemutakhiran Kodifikasi
Segmen Akun pada Bagan Akun Standar.
TUJUAN PENGGUNAAN BANTUAN ATENSI
Mencapai keberfungsian sosial individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan hak dasarnya,
melaksanakan tugas dan peran sosialnya, serta mengatasi masalah
dalam kehidupannya.

PEMBERI BANTUAN ATENSI


Pemberi bantuan adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial
Penerima Bantuan ATENSI
1. Penerima manfaat ATENSI merupakan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang berasal dari
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
2. Dalam hal penerima manfaat ATENSI tidak terdapat dalam DTKS, layanan tetap dapat diberikan dengan
ketentuan penerima manfaat ATENSI harus segera dilaporkan ke dinas sosial daerah provinsi, dinas sosial
daerah kabupaten/kota,atau Kementerian Sosial untuk diusulkan masuk ke dalam DTKS.
3. Dalam kondisi tertentu, seperti dalam situasi bencana atau situasi darurat, sebelum penetapan penerima
manfaat ATENSI oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), calon penerima manfaat ATENSI yang berbasis
keluarga, komunitas, dan residensial harus dilakukan verifikasi dan validasi oleh UPT.
4. Semua Penerima manfaat ATENSI yang menggunakan anggaran dalam DIPA UPT, ditetapkan dalam Surat
Keputusan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Penetapan penerima manfaat ATENSI dibuat dalam SK kolektif dan/atau SK perseorangan.
Penerima Bantuan ATENSI (lanjutan)

5. Seorang penerima manfaat dapat menerima bantuan ATENSI lebih dari 1 (satu) kali sesuai
kebutuhan sampai tercapainya peningkatan taraf kesejahteraan sosial dan kemandirian penerima
manfaat.
6. Pemberian bantuan ATENSI lebih dari 1 (satu) kali didasarkan pada perkembangan hasil
asesmen dan/atau konferensi kasus/konferensi keluarga dan hasil monitoring serta evaluasi.
Penerima manfaat ATENSI dapat menerima bantuan lainnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
8. Keluaran dari bantuan ATENSI lebih dari 1 (satu) kali dihitung tetap 1 orang.
Persyaratan Penerima Bantuan ATENSI

Kemiskinan Ketelantaran Disabilitas

Keterpencilan

Korban tindak kekerasan,


Tuna Sosial dan eskploitasi, dan
Penyimpangan Perilaku Korban Bencana diskriminasi
Bentuk Bantuan Atensi
Alokasi Anggaran dan Rincian Jumlah
Bantuan ATENSI

Jumlah Bantuan: Rincian Penggunaan Bantuan

1. Khusus digunakan untuk kepentingan penerima 1. Dukungan pemenuhan hidup layak;


bantuan (tidak boleh digunakan untuk 2. Perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak;
operasional petugas). 3. Dukungan keluarga;
2. Setiap penerima bantuan dapat menerima lebih 4. Terapi fisik, terapi psikososial, dan terapi
dari atau kurang dari Rp.2.400.000. mental spiritual;
3. Besaran bantuan yang layak berdasarkan hasil 5. Pelatihan vokasional dan pembinaan
asesmen. kewirausahaan;
6. Bantuan sosial dan asistensi sosial;dan
7. Dukungan aksesibilitas.
Penyaluran Dana Bantuan ATENSI
Bantuan ATENSI dalam bentuk Bantuan ATENSI dalam bentuk uang
Bantuan ATENSI dalam akun
belanja barang non operasional yang bersumber dari akun 526321 dan
571112 (bantuan sosial dalam
lainnya (akun 521219) dapat bantuan ATENSI dalam bentuk barang
bentuk barang)
disalurkan yang bersumber dari akun 526322

a. Langsung kepada PM a. Bantuan barang 1. Akun 526321


● Bantuan uang tunai yang
langsung kepada PM Bantuan diberikan dalam bentuk uang
diberikan langsung oleh UPT b. Bantuan barang (transfer/tunai) kepada PM untuk
● Bantuan uang yang ditransfer ke
melalui LKS penanganan Covid-19. Penyaluran
rekening PM berdasarkan hasil
dilakukan oleh UPT.
asesmen
2. Akun 526322
● Bantuan barang yang diberikan
Bantuan diberikan dalam bentuk barang
langsung oleh UPT
kepada PM untuk penanganan Covid-
b. Pemberian bantuan atas Kerja Sama
19. Penyaluran dilakukan oleh UPT.
dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial
Pengenaan pajak berdasar ketentuan
yang berlaku.
Pelaporan

Penerima bantuan wajib membuat LPJ penggunaan dana bantuan sesuai 30


peruntukannya dengan didukung bukti asli transaksi pembelanjaan dan
menyampaikannya kepada UPT DItjen Rehabilitasi Sosial.
Penerima bantuan dalam membuat LPJ dapat didampingi oleh
hari
pendamping dan atau LKS.
Sanksi

1 2 3 4 5

Teguran Lisan Pengembalian Diproses


Penghentian Bantuan Bantuan secara
hukum
Teguran tertulis,
dalam hal ini dapat
menjadi bahan
pertimbangan
pemberian bantuan.
Color the rainbow
Paint the missing colors on this rainbow
Implementasi Kasus
Terdapat kasus Anak Telantar di Jakarta yang mengharuskan adanya Respon Kasus dengan cepat sehingga
Pekerja Sosial datang dan melakukan respon kasus. Lalu kemudian anak tersebut dibawa ke dinas sosial
terdekat dan dilakukan tahap awal berupa Engagement, Intake, dan Contract sembari melakukan asesmen awal
kepada klien anak telantar tersebut.

Asesmen terus berjalan dan didapatkan informasi bahwa anak tersebut sudah sama sekali tidak memiliki orang
tua dan significant others. Setelah melalui asesmen komprehensif, diputuskan bahwa klien dibawa ke Sentra
Handayani untuk proses pertolongan.

Pekerja sosial melaksanakan perencanaan intervensi berupa pengusulan bantuan ATENSI berupa barang,
sekaligus didalamnya terdapat supervisi agar program berjalan sebagaimana mestinya.

Bantuan ATENSI berupa barang (baju, peralatan sekolah, bimbingan psikososial) diimplementasikan, lalu
dilakukan monitoring dan evaluasi,, dan terakhir dilakukan pascalayanan dan terminasi.
Terima Kasih.
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai