Cara asset perusahaan didanai melibatkan keuntungan dan kerugian antara risiko dan
profitabilitas. Demi tujuan analisis, sebagai awalnyamari asumsikan bahwa perusahaan telah
membuat kebijakan yang berkaitan dengan pembayaran pembelian, tenaga kerja, pajak., serta
berbagai biaya lainnya. Jadi, jumlah utang usaha dan pembyaran yang dimasukkan dalam
liabilitas jangka pendek bukanlah variabel keputusan yang aktif. Liabilitas jangka pendek ini
dianggap sebagai pendanaan spontan (spontaneous financing) dan merupakan topik Bab II.
Jelas bahwa pendapatan dapat diterapkan dalam berbagai periode musiman terendah
yaitu ketika tidak dibutuhkan. Dengan pendekatan lindung nilai untuk pendanaan, jadwal
peminjaman dan pembayaran untuk pendanaan jangka pendek akan diatur agar sesuai dengan
perkiraan perubahan dalam aset lancar, dikurangi dengan pendanaan spontan.
Walaupun penyesuaian yang tepat kerja sama jadwal arus kas neto peusahaan di masa
depan dengan jadwal pembayaran utang, cukup tepat dalam kondisi penuh kepastian, biasnya
hal ini tidak tepat jika terdapat ketidakpastian. Arus kas neto akan menyimpang dari
perkiraan arus sesuai dengan risiko bisnis perushaan. Akibatnya, jadwal jatuh tempo utang
sangatla penting dalam nilai keuntungan dan kerugian profabilitas serta risiko.
Secara umum, semakin pendek jadwla jatuh tempo liabilitas utang perusahaan,
semakin besar risiko perusahaan tidak mampu memenuhi pembayaran prinsipal dan
bunganya. Bayangkan jika perusahaan meminjam dana jangka pendek untuk membayar suatu
pinjaman. Akibatnya, perusahaan akan menanggung risiko bahwa pihak pemberi pinjaman
tidak akan meneruskan (memperbarui) pinjaman tersebut untuk jangka panjang – yang
merupak an perkiraan arus kas jangka panjang yang cukup untuk melunasi utang secara
teratur. Jadi, mengikat dana ke aset jangka panjang dan meminjam dana berjangka pendek
membawa risiko perusahaan tidak mampu memperbaruipinjamannya. Jika perusahaan jatuh
dalam masa sulit, para kreditur akan menganggap pembaruan sebagai terlalu berisiko dan
meminta pembayaran segera. Akhirnya, hal ini akan menyebabkan perusahaan melakukan
penibatasan, mungkin dengan menjual berbagai aset untuk mendapatkan kas, atau
menyatakan diri bangkrut.
Telah diketahui bahwa tingkat bunga jangka pendek berfluktuasi jauh lebih banyak
daripada tingkat bunga jangka panjang. Perusahaan terpaksa mendanai kembali utang jangka
pendeknya dalam suatu periode yang tingkat bunganya naik, mungkin membayar keseluruhan
biaya bunga dengan utang jangka pendek lebih tinggi daripada untuk utang jangka panjang.
Oleh karenanya, tidak mengetahui biaya peminjaman jangka pendek untuk masa mendatang
merupakan risiko bagi perusahaan.