Peranan Liabilitas
Entitas hampir semua memiliki kewajiban (liabilitas) untuk mendanai
kegiatannya.Jarang sekali entitas hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai
entitas.Bahkan untuk beberapa entitas dengan skala besar jumlah utang melebihi modal
entitas.Entitas dengan utang yang tinggi tidak dapat diartikan sesuatu yang tidak baik.
Jumlah liabilitas tinggi namun entitas memiliki kemampuan membayar pokok utang
dan bunganya akan menghasilkan manfaat bagi entitas dan pemegang saham.
Liabilitas yang terkait dengan oprerasi biasanya tidak ada bunga. Liabilitas
yang terkait dengan operasi diperoleh perusahaan karena pendunaan pembayaran
kepada pemasok, pemerintah,karyawan atau pihak lain. Entitas akan memperoleh
keuntungan karena dapat menunda pembayaran dan menggunakan dana tersebut untuk
investasi atau aktivitas lain. Liabilitas dengan bunga juga mampu menghasilkan
manfaat untuk entitas jika bunga pinjaman lebih rendah dibandingkan imbal hasil dari
investasi yang di danai dari pinjaman tersebut.
Penggunaan liabilitas dari sisi pemegang saham juga lebih di sukai, karena
tambahan liabilitis akan memberikan tambahan imbal hasil bagi pemegang saham
tanpa tambahan investasi. Pembiayaan dengan ekuitas akan menyebabkan tambahan
saham beredar. Selain mengharuskan investor menambah investasi, ada potensi yang
menyebabkan saham terdilusi sehingga
panjang.
1.1.2. Definisi
Liabilitas menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan
keuangan adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
Liabilitas dapat diketahui nilainya dengan pasti namun ada beberapa jenis liabilitas
yang nilainya diukur dengan estimasi, liabilitas jenis ini diistilahkan sebagai provisi.
PSAK 1 (Revisi 2009) menjelasakan klasifikasi jangka pendek jika memenuhi kriteria :
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normalnya.
2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12
bulan setelah periode pelaporan atau
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda syarat penyelesaian
liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Berdasarkan ketentuan diatas liabilitas jangka pendek dapat diartikan sebagai
liabilitas entitas kini, yang timbul akibat peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang akan diselesaikan
dalam jangka waktu satu siklus operasi atau 12 bulan mana yang lebih panjang atau
untuk tujuan diperdagangkan.
Beberapa Liabilitas jangka pendek muncul karena kegiatan operasi perusahaan
seperti utang dagang dan beban yang masih harus dibayar. Liabilitas jangka pendek
dapat berbentuk utang bank atau utang kepada pihak lain yang akan dibayarkan dalam
waktu kurang dari 12 bulan. Untuk utang bentuk ini sering kali ada bunga, sehingga
bunga yang telah terjadi dan belum dibayarkan harus diakui segala liabilitas juga.
Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan akan disajikan
sebagai liabilitas jangka pendek.
Liabilitas jangka pendek lainnya dapat berupa liabilitas yang tidak diselesaikan
dalam siklus operasi normal, tetapi jatuh tempo dan diselesaikan dalam waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya,
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
liabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut jatuh tempo dalam jangka waktu 12
bulan setelah periode pelaporan.
1.1.3. Jenis dan klasifikasi
Berdasarkan nilainya, liabilitas dapat dikategorikan menjadi liabilitas yang
nilainya pasti dan liabilitas yang nilainya tidak dapat ditentukan sehingga harus
diestimasi. Liabilitas yang nilainya pasti merupakan bentuk liabilitas yang telah jelas
berapa jumlah dibayarkan kepada pihak lain. Liabilitas yang nilainya tidak pasti,
jumlahnya diestimasi oleh entitas berdasarkan informasi yang tersedia.Menurut PSAK
57 (Revisi 2009) disebut sebagai provisi.
Liabilitas juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal terjadinya, liabilitas
dapat terjadi sebagai konsekuensi kegiatan operasi perusahaan dan liabilitas yang
berdasarkan kontrak formal.Liabilitas yang terjadi sebagai konsekuensi operasi
misalnya utang dagang, utang pajak, beban yang masih harus dibayar, pendapatan
diterima dimuka. Liabilitas berdasarkan kontrak formal misalnya wesel bayar , utang
bank atau liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalm 12 bulan.
Beberapa Contoh liabilitas jangka pendek :
PT Merapi pada tanggal 1 Nov 2015 menarik dari bank buana utang sebesar
Rp.200.000.000 dengan bunga 15% untuk jangka waktu 150 hari.Tidak ada provisi
yang dikenakan oleh bank atas utang ini. Pokok dan bunga akan dibayarkan pada saat
jatuh tempo.
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 Nov 2015 :
Jurnal Penyesuaian pada 31 Des 2015 atas bunga yang terutang dan belum dibayarkan.
: 29 hari
Desember
: 31 Hari
Total
: 60 Hari
: 60 hari
January
: 31 hari
February
: 29 hari
Maret
: 30 hari
Total
:150 hari
Jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2016 (asumsi 2016 tahun kabisat)
January
: 31 hari
February
: 29 hari
Maret
: 30 Hari
Total
: 90 hari
Bunga dibayarkan sekali di akhir sehingga perhitungan bunga efektif dengan membagi
bunga dengan utang. Bunga=Rp.30.000.000/Rp.370.000.000=8,11% untuk 6 bulan
atau 16,22% setahun. Jurnal penyesuaian pada 31 Des 2015 untuk pengakuan bunga
yang dihitung dengan bunga efektif.
Bunga
dihitung
dengan
bunga
efektif
16,22%
3/12
Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Des 2016.
Biaya transaksi yang timbul karena transaksi instrumen keuangan diukur dengan
nilai wajar melalui laporan laba rugi, dikapitalisasi menambah atau mengurangi nilai
instrumen keuangan.Dalam praktik perbangkan terdapat provisi yang merupakan biaya
yang ditanggung oleh nasabah (biasanya dikurangkan dari kredit yang diberikan) dan
biaya transaksi yang ditanggung oleh bank. Akibat biaya transaksi tersebut akan
mempengaruhi jumlah kredit yang diberikan.
Bunga yang digunakan untuk menghitung beban bunga adalah tingkat bunga
efektif.Bunga efektif adalah bunga yang secara efektif berlaku untuk kredit tersebut
dengan memperhitungkan biaya transaksi dan bunga kontraktual. Praktik yang sering
terjadi, charges atau biaya administrasi sering di bebankan sebagai pengurang utang
yang diterima atau sering disebut sebagai provisi, namun ada juga yang ditanggung
oleh bank.
Contoh utang bank jangka pendek dengan provisi
PT Semeru pada tanggal 1 Nov 2015 menarik dari bank Mulia utang yang
Rp.100.000.000 dengan bunga 12% pertahun dari pokok yang akan dibayarkan
bersammaan dengan pelunasan tanggal 30 Jan 2016. Bank Mulia mengenakan biaya
administrasi sebesar 1,5% dari jumlah utang yang ditarik, sehingga kas yang diterima
oleh PT Semeru sebesar Rp.100.000.000 Rp.1.500.000 = Rp. 98.500.000
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 Nov 2015.
Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Des 2015.
menjadi
18,27%. Utang bank janga pendek dalam bentuk line of credit merupakan plafon kredit
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
modal kerja yang dapat ditarik oleh entitas sesuai dengan kebutuhan dan dikembalikan
jika entitas telah memiliki dana untuk membayarnya. Bentuk line of credit seperti kartu
kredit yang dapat digunakan oleh entitas.
Contoh Line of Credit atau Stanby Loan
PT. Kelud pada tanggal 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line of credit dari
Bank Arta, sebesar Rp. 1.000.000.000,- selama jangka waktu 5 tahun. Kredit tersebut
dapat ditarik sesuai kebutuhan entitas.Bunga sebersar 12% per tahun dikenakan atas
kredit yang ditarik. Untuk setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi sebesar
2% dari dana yang ditarik. Bank hanya mengenakan atas tarikan utang yang belum
dilunasi sampai dengan akhir bulan pelaporan. Jika penarikan telah dilunasi pada bulan
yang sama, maka tidak dikenakan bunga. Bunga akan dihitung dari tanggal penarikan
atau saldo utang terakhir sampai dengan tanggal dajtuh tempo pelaporan. Setiap bulan
akan disampaikan laporan penggunaan line of credit, yang memperlihatkan saldo akhir
utang, mutasi kredit, termasuk jumlah bunga, dan biaya (charges) yang dikenakan.
Informasi ringkas untuk pemakaian line of credit bulan Desember adalah :
Tabel 11.2 Pemakaian Line of Credit
Tanggal
02 Des
02 Des
16 Des
16 Des
30 Des
31 Des
Keterangan
Penarikan
Biaya Penarikan
Penarikan
Biaya Penarikan
Pembayaran
Bunga
Biaya Kredit
Rp.
300.000.000
Rp.
6.000.000
Rp. 400.000.000
Rp.
8.000.000
Rp. 300.000.000
Rp.
2.069.260
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Jumlah
300.000.000
306.000.000
706.000.000
714.000.000
414.000.000
416.069.260
Date
Des
201
5
Description
2
Post
Debit
Ref
Kas
Rp. 300.000.000
Beban Bunga
Rp.
Credit
6.000.000
9
Utang Bank
Rp. 306.000.000
16 Kas
Beban Bunga
Utang Bank
Rp. 400.000.000
Rp. 8.000.000
30 Utang Bank
Rp. 300.000.000
Rp. 408.000.000
Kas
31 Beban Bunga
Utang Bank
Rp. 300.000.000
Rp. 2.069.260
Rp. 2.069.260
10
1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas
bulan
2. Perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas
dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum
tanggal penyelesaian laporan keuangan untuk tidak mensyaratkan pembayaran
sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut.
Perubahan perjanjian kredit dapat terjadi juga untuk liabilitas jangka
pendek.Utang bank jangka pendek misalnya, dapat saja dilakukan pendanaan kembali
(refinancing) dengan menggunakan utang bank jangka panjang. Jika proses refinancing
telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan maka status utang jangka pendek
tersebut akan di reklafikasi menjadi liabilitas jangka panjang. Namun jika proses
tersebut baru diselesaikan setelah tanggal pelaporan sebelum laporang keuangan
diterbitkan, informasi tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan dan
utang tersebut tetap diklasifikasikan sebagai utang bank jangka pendek.
Jika entitas melakukan usaha untuk memperpanjang liabilitas jangka panjang
yang akan jatuh tempo, atau melakukan pendanaan liabilitas jangka pendek menjadi
liabilitas jangka panjang, namun dilakukan antara akhir periode pelaporan dan tanggal
penyelesaian laporan keuangan, maka peristiwa tersebut diungkapkan sebagai peristiwa
yang tidak memerlukan penyesuaian (non-adjusting events) sesuai dengan PSAK 8
(Revisi 2009) Peristiwa setelah Periode Pelaporan antara lain :
1. Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang.
2. Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang
3. Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman jangka panjang
yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Untuk mereklasifikasi liabilitas jangka panjang menjadi jangka pendek, entitas dapat
membuat jurnal penyesuaian untuk membuat reklasifikasi utang tersebut untuk tujuan
penyajian. Fokusnya bukan pada perlu tidaknya jurnal, namun yang penting dalam
penyajian bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam dua bulan
disajikan dalam liabilitas jangka pendek. Perlu tidaknya jurnal dipengaruhi oleh system
akuntansi dan code akun (chart of account) entitas.Jika entitas menyediakan chart of
account khusus untuk penyajian ini maka entitas harus membuat jurnal penyesuaian.
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
11
Contoh Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas Bulan :
PT. Wilis memiliki beberapa liabilitas jangka panjang untuk mendanai usahanya.
Berikut informasi yang diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan tanggal 31
Desember 2015 :
1. Obilgasi seri A, senilai Rp. 400.000.000.000, diterbitkan 1 Maret 2007, jangka
waktu 10 tahun, bunga sebesar 10% dibayar setiap tahun.
2. Obligasi seri B, senilai Rp. 800.000.000.000, diterbitkan 1 Juni 2015, bunga
11% per tahun dibayar setiap tahun sebesar Rp. 100.000.000.000,-.
3. Obligasi seri C senilai Rp. 100.000.000.000,- di terbitkan 1 Desember 2006,
jatuh tempo 10 tahun, bunga 10%, atas Obligasi ini entitas sedang mengajukan
pendanaan kepada Bank Mitra untuk mengambil alih obligasi tersebut dan
diganti dengan utang jangka panjang dengan jangka waktu 5 tahun tingkat
bunga 12%. Entitas sudah melakukan detail pembicaraan dengan Bank Mitra.
Secara prinsip Bank Mitra menyetujui namun proses administrasi baru akan
diselesaikan pada tahun 2016 mengingat obligasi tersebut baru akan jatuh
tempo 1 Desember 2016. Proses Administrasi perjanjian yang menyatakan
Bank Mitra akan mendanai utang obligasi dan menggantinya dengan utang
Bank Mitra diselesaikan pada 25 Maret sebelum laporan keuangan selesai
diaudit.
4. Utang Bank
Kriya
ditarik
pada
September
2011
sebesar
Rp.
100.000.000.000,- jangka waktu 5 tahun bunga 12%. Atas utang ini entitas telah
melakukan perjanjian untuk melakukan pendanaan kembali dengan utang
jangka panjang dengan bank yang sama, namun dengan buang yang lebih
rendah sebesar 11%.
5. Utang Bank Permata ditarik pada tanggal 1 Juni 2014 sebesar Rp.
300.000.000.000,- bunga 12% dibayar setiap tahun, pelunasan akan di mulai 1
Juni 2015 secara angsuran Rp. 50.000.000.000,- per tahun.
Saat ini entitas sedang memproses penerbitan obligasi seri D sebesar Rp.
300.000.000.000,- obligasi tersebit rencananya akan diterbitkan pada 1 Juni 2016.
Obligasi tersebut telah mendapat persetujuan RUPS untuk diterbitkan. Saat ini sedang
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
12
Description
Debit
Credit
Ref
Rp.100.000.000.00
Jun
201
0
Rp.100.000.000.00
Description
Debit
Credit
Ref
Rp.100.000.000.00
Des
201
0
Rp.100.000.000.00
4. Dilakukan reklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek, karena akan jatuh tempo
pada 1 September 2016. Karena telah dilakukan perjanjian untuk memperbaharui
utang dan kontraknya telah diselesaikan, utang ini tetap menjadi utang jangka
panjang.
5. Dilakukan reklasifikasi atas jumlah yang akan jatuh tempo pada 1 Juni 2016.
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
13
Pos
Date
Description
Debit
Credit
Ref
Jun
201
Rp. 50.000.000.000
Rp. 50.000.000.000
= Rp. 100.000.000.000
= Rp. 50.000.000.000
= Rp. 50.000.000.000
= Rp. 400.000.000.000
= Rp. 600.000.000.000
= Rp. 100.000.000.000
= Rp. 200.000.000.000
1.2.5. Pengungkapan Liabilitas Jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam
dua belas bulan mendatang.
Obligasi seri C jatuh tempo pada 1 Desember 2016, namun perusahaan telah
melakukan negosiasi dengan Bank Mitra untuk mendanai pelunasan obligasi tersebut.
Sehingga akan berubah menjadi utang bank jangka panjang pada 1 Desember 2016,
entitas tetap melakukan reklasifikasi dalam jangka pendek, karena meskipun
pendanaan ini telah disetujui pemegang saham, secara prinsip telah di setujui Bank
Mitra, namun proses administrasi baru diselesaikan pada 25 Maret 2016, sesuai dengan
PSAK I (Revisi 2009) tetap harus direklasifikasi.
14
Atas liabiltas jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2016,
perusahaan telah akan menerbitkan obligasi yang saat ini masi dalam proses
penerbitan. Direncanakan obligasi tersebut akan diterbitkan pada Juni 2016.
Pemindahan liabilitas jangka panjang menjadi liabilitas jangka pendek dapat
juga terjadi karena pelanggaran perjanjian kredit. Penarikan kredit mengharuskan
debitur untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh kreditur, misalkan
persyaratan menjaga kinerja perusahaan seperti tingka profitabilitas, pertumbuhan,
solvabilitas, likuiditas,. Persyaratan dapat juga berbentuk larangan untuk menerbitkan
utang baru, membayar dividen atau melakukan aktiviras tertentu.
1.3. LIABILITAS JANGKA PENDEK TERKAIT DENGAN KEGIATAN
OPERASI ENTITAS.
Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul karena konsekuensi
kegiatan operasi entitas. Utang ini biasanya tidak berbunga, utang ini muncul karena
entitas menangguhkan pembayaran kepada pihak lain. Kesempatan penangguhan
pembayaran ini harus dimanfaatkan secara optimal dalam rangka menghemat arus kas
(cash flow) entitas.Penundaan pembayaran ini dapat dilakukan sampai dengan tanggal
jatuh tempo yang telah disepakati. Misalnya untuk utang dagang, utang dibayar pada
saat jatuh tempo, pajak dibayarkan pada saat jatuh tempo, tagihan kepada pihak lain
dibayar sesuai tanggal jatuh tempo. Entitas tidak boleh menangguhkan diluar waktu
jatuh tempo karena entitas harus menjaga reputasi di mata pihak lain.
Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas, karena entitas dapat
menggunakan dana pembauyaran tersebut untuk aktivitas yang lain sebelum
digunakan. Semakin efisien entitas memanfaatkan utang operasi dan mengatur kas,
kebutuhan modal kerja untuk kegiatan operasinya semakin kecil atau bahkan tidak
memerlukan dana untuk modal kerja karena modal kerja didanai oleh pemasok atau
pihak lain.
1.3.1. Utang Usaha
Utang usaha adalah utang yang terkait dengan kegiatan utama entitas.Untuk
entitas yang bergerak dibidang perdagangan, utang usaha disebut sebagai utang
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
15
dagang.Utang dagang timbul saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara
kredit. Pembelian kredit sering dituliskan dalam term : 2/10, n/60. FOB Shipping Point,
artinya pembelian akan diberikan diskon 2% jika dilunasi sampai dengan 10 hari, utang
jatuh tempo dalam waktu 60 hari dan titik pengakuan digudang penjual.
Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang atau jasa dari pemasok.
Untuk pembelian dengan syarat FOB Shipping Point (franko gudang penjual) maka
titik pengakuan pembelian di gudang penjual, utang akan diakui saat barang telah
masuk kenadaraan angkutan untuk diantar ke gudang pembeli. FOB Destination Point
(franko gudang pembeli) titik pengakuan di gudang pembeli, utang diakui saat barang
telah diterima oleh pembeli, selama dalam perjalanan barang ini merupakan barang
pembeli. Risiko dalam perjalanan akan menjadi pihak pembeli atau penjual tergantung
persyaratan jual belinya.
Tingkat diskon yang diberikan dapat dihitung imbal hasil (return) per
tahunnya.Imbal hasil dari diskon ini kemudian dibandingkan dengan alternative
investasi yang tersedia, jika imbal hasil diskon lebih besar dibandingkan dengan imbal
hasil investasi maka entitas harusnya mengambil diskon ini.
Pengambilan diskon = 100% - diskon x 360
100%
360
Jangka waktu x Jangka diskon
16
baru diterima di gudang pada 2 Januari 2016. Pembelian ini dibayar dengan wesel
bayar yang akan jatuh tempo 30 hari tanpa bunga.
Pos
Date
Description
Debit
Credit
Ref
Des
201
12
Persediaan
Rp. 200.000.000.000
PPN Masukan
Rp.
20.000.000
Utang Dagang
22
Utang Dagang
Rp. 220.000.000.000
Rp. 220.000.000.000
Persediaan
Rp.
Kas
29
Rp. 215.600.000.000
Persediaan
Rp. 300.000.000.000
PPN Masukan
Rp.
Wesel Bayar
4.400.000
30.000.000
Rp. 330.000.000.000
Nilai Persediaan dicatat sebesar nilai pembelian, namun nilai utang ditambahkan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
1.3.2. Beban yang Masih Harus Dibayar
Atas beban yang telah terjadi namun belum dibayar sampai periode pelaporan,
entitas harus mengakui beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain serta beban yang masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan. Beban yang
masih harus dibayar yang sering muncul di laporan posisi keuangan antara lain :
1. Beban gaji, karyawan telah berhak atas gaji karena sudah bekerja namun tidak
belum dibayarkan oleh perusahaan.
2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga, bunga sudah menjadi beban dengan
berlalunya waktu namun baru dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian
kredit.
3. Beban Operasi yang masih harus dibayar, beban atas jasa pihak lain kepada
perusahaan atas kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan.
Contoh Beban yang Masih Harus Dibayar :
1. Pembayaran gaji sebesar Rp. 240.000.000,- dilakukan tanggal 5 tiap bulan, untuk
masa kerja tanggal 1 sampai dengan akhir bulan. Pada akhir periode missal 31
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
17
Desember 2015 dibuat penyesuaian atas gaji untuk masa kerja Desember 2015
yang baru akan dibayarkan tanggal 5 Januari 2016.
Pos
Date
Description
Debit
Credit
Ref
3
Dec
201
Beban Gaji
Rp.
240.000.000
Utang Gaji
Rp.
240.000.000
2. Bonus Karyawan dibayarkan atas prestasi kerja tahun 2015, namun baru di
tetapkan jumlahnya setelah diketahui laba entitas sehingga jumlahnya baru
dipastikan di bulan Januari 2016 dan akan dibayarkan bulan Maret 2016. Pada 15
Januari sebelum laporan keuangan terbit, ditetapkan bonus untuk seluruh
karyawan sebesar Rp. 300.000.000.000,-. Atas bonus karyawan akan dibuat jurnal
penyesuaian tertanggal 31 Desember 2015.
Date
Des
201
Description
5
Post
Debit
Ref
Rp.
Credit
300.000.000
Utang Gaji
Rp.
300.000.000
3. Entitas memiliki utang bank yang ditarik pada 1 Desember 2015 sebesar Rp.
400.000.000.000,- bungan 12% per tahun, jangka waktu 5 tahun. Bunga
dibayarkan setiap tanggal 1 Desember. Bunga dari tanggal 1 Desember 2015
sampai dengan 31 Desember 2015 harus dibebankan sebagai beban bunga dan
utang bunga/bunga yang masih harus dibayar.
Pos
Date
Description
Debit
Credit
Ref
3
Des
201
5
Beban Bunga
Utang Gaji
Rp.
4.000.000
Rp.
4.000.000
18
Description
Debit
Credit
Ref
3
Des
201
5
Beban Pemeliharaan
Utang Biaya
Rp.
10.000.000
Rp.
10.000.000
19
satu siklus operasi akan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang. Sangat
jarang terjadi pendapatan diterima di muka dikategorikan sebagai liabilitas jangka
panjang.
Jika pekerjaan telah diselesaikan atau barang telah dikirimkan, pendapatan
diterima di muka tersebut akan di debit dan di akui sebagai pendapatan (kredit).
Contoh Pencatatan Pendapatan Diterima di Muka
PT. Ciremai mulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan (membership) golf
kepada pelanggan pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual sampai dalam bentuk
paket tahunan dan lima tahunan. Untuk paket tahunan harganya Rp. 6.000.000,- dapat
digunakan main golf selama satu tahun. Paket tiga tahun dijual dengan harga Rp.
16.200.000,-. Keanggotaan tersebut tidak didasarkan pada jumlah kedatangan,
pemegang kartu keanggotaan bebas datang jika kartu keanggotaan masih aktif.Setiap
tahun harga kartu keanggotaan meningkat, sehingga menjadi anggota jangka panjang
memberikan banyak keuntungan bagi anggota.
Pada 1 Desember diterima keanggotaan tahunan 10 paket dan keanggotaan tiga
tahunan sebanyak 5 paket.Entitas melakukan penyesuaian untuk keanggotaan setiap
bulan, karena entitas menyurun laporan bulanan untuk keperluan internal manajemen.
Saldo pendapatan diterima di muka dari keanggotaan tahunan pada tanggal 1 Desember
2015 adalah Rp. 337.000.000,- dari total penerimaan keanggotaan tahunan Rp.
636.000.000,-. Untuk keanggotaan tiga tahunan saldo 1 Desember Rp. 620.100.000
dari total penerimaan keanggotaan tiga tahunan Rp. 745.200.000,-. Buatlah jurnal
transaksi tersebut dan penyesuai yang di perlukan!
Date
Des
201
Description
1
Kas
Post
Debit
Ref
Rp.
141.000.000
Credit
Rp. 141.000.000
Rp.
80.950.000
20
Pendapatan
Rp.
80.950.000
Untuk membership tahunan, alokasi pendapatan yang terealisasi per bulan adalah
1/12 x Rp. 6.000.000 = Rp. 500.000,- atau total sama dengan (Rp. 636.000.000 +
Rp. 6.000.000) x 1/12 = Rp. 58.000.000,-.
Untuk membership tiga tahunan, pendapatan terealiasi per bulan Rp. 16.200.000 :
3 : 12 = Rp. 450.000 atau total (Rp. 745.200.000 + Rp. 81.000.000) x 1/36 = Rp.
22.950.000,-.
Total pendapatan direalisasi Rp. 58.000.000 + Rp. 22.950.000 = Rp. 80.950.000,-.
Saldo Pendapatan diterima di muka pada 31 Desember 2015 adalah :
Rp. 337.000.000 + Rp. 630.100.000 + Rp. 60.000.000 + Rp. 81.000.000 Rp.
58.000.000 Rp. 22.950.000 = Rp. 1.017.150.000
1.3.4. Utang Terkait Imbalan Kerja
Saat pembayaran gaji dilakukan, entitas diwajibkan untuk memotong pajak
penghasilan dan iuran-iuran lain sesuai dengan kententuan dan perjanjian yang
ada.Untuk mengelola pembayaran gaji, entitas biasanya memiliki system gaji (payroll
system) yang dapat menghitung gaji untuk tiap karyawan, potongan untuk tiap
individu.
Pajak Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji dan
entitas yang membayarkan harus memotong pajak saat pembayaran gaji dilakukan.
Pajak yang dipotong oleh badan atas gaji dan penghasilan lain yang diterima oleh
pekerja disebut PPh Pasal 21. Cara perhitungan pajak atas gaji yang dipotong
berdasarkan pada ketentuan pemerintah.Gaji perbulan tersebut disetahunkan, kemudian
dikalikan dengan tariff yang berlaku (PPh Pasal 17 untuk wajib pajak pribadi) untuk
mendapatkan pajak setahun.Pajak yang dipotong tiap bulan dihitung dari pajak setahun
dibagi dua belas.
Entitas berkewajiban untuk membayarkan beberapa perlindungan minimal pada
karyawan seperti, asuransi kecelakaan kerja, asuransi kesehatan, jaminan hari tua, dan
pesangon. Iuran ini biasanya akan dipotong dari gaji karyawan dan dibayarkan pada
akhir bulan atau bulan berikutnya.
Pension akan diakuin sebagai beban pada saat karyawan bekerja biasanya di akui
bersamaan dengan pengakuan gaji. Pension dapat diberikan secara lump-sum sebagai
pesangon saat karyawan berhenti bekerja, atau diberikan per bulan seperti gaji sampai
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
21
Description
Post
Debit
Ref
Credit
3
Des
201
Beban Gaji
Utang PPh 21
Utang BPJS
Utang Iuran Pensiun Karyawan
Utang Zakat Karyawan
Utang Angsuran Bank Karyawan
Kas
Rp.
7.950.000
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
425.200
450.000
300.000
187.500
1.500.000
5.087.300
Rp.
Kas
22
= Rp. 5.087.300,-.
1.3.5. Utang Pajak Pihak Ketiga
Entitas diwajibkan dalam peraturan untuk melakukan pemotongan pajak atas
penghasilan yang diterima oleh pihak lain. Pajak yang dipotong di antaranya adalah PPh
21 atas gaji yang di terima pekerja, PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak
luar negeri, PPh 23 atas Jasa, Sewa, Bunga Royalti. Pada saat entitas membayarkan
beban kepada pihak yang menerima, entitas memotong pajak, sehingga kas yang
dibayarkan akan berkurang karena pajaknya akan dibayarkan oleh entitas ke kas Negara.
Jika pembayaran pajak tidak dilakukan bersamaan dengan pembayaran kepada pihak
ketiga maka akan timbul utang pajak penghasilan. Contoh berikut menjelaskan contoh
akuntansi atas pembayaran pada pihak ketiga yang ada unsure pajak yang harus
dipotong.
Contoh Akuntansi Utang Pajak Pihak Ketiga
PT. Salak melakukan beberapa pembayaran atas jasa atau kegiatan yang telah dilakukan
beberapa rekanan selama Desember 2015.Jasa tersebut dikenakan pajak, seperti
dijelaskan dalam informasi di soal. Pajak yang telah dipotong akan dibayar perushaaan
pada masa pajak periode berikutnya.
15 Desember 2015 : Membayar jasa konsultan manajemen sebesar Rp. 80.000.000
dipotong PPh 23 sebesar 2%.
20 Desember 2015 :
Membayar
gaji
pada
seorang
konsultan
asing
sebesar
Rp.50.000.000
dipotong PPh 26 sebesar 20%.
30 Desember 2015 : Membayar bunga kepada PT. Kinibalu atas utang sebesar
Rp.100.000.000 yang akan jatuh tempo 2014, bunga 10% dibayar
tahunansetiap 30 Desember. Pajak atas bunga dipotong 15%
Jurnal yang dibuat selama Desember 2015 atas transaksi diatas
Date
Des
201
5
15
Description
Beban Administrasi
Utang PPh 23
Post
Debit
Ref
Rp.
Credit
80.000.000
Rp.
1.600.000
23
Kas
20
30
Beban Gaji
Utang PPh 26
Kas
Rp.
Beban Bunga
Utang PPh 23
Kas
Rp.
Rp.
78.400.000
Rp.
Rp.
10.000.000
40.000.000
Rp.
Rp.
15.000.000
85.000.000
50.000.000
100.000.000
1.3.6. Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang diciptakan
oleh perusahaan.Pajak ini dikarenakan atas setiap konsumsi barang atau jasa di daerah
pabean (wilayah dimana UU Pabean berlaku yaitu seluruh wilayah Indonesia).
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dikenakan atas
penjualan barang mewah.Pajak ini hanya dikenakan pada importer dan produsen barang
mewah.PPnBM tidak dapat dikreditkan.Bagi produsen barang mewah.PPnBM yang
dikenakan harus disetorkan ke kas Negara. Bagi importer barang mewah, PPnBM
dibayarkan ke kas Negara bersamaan dengan pembayaran pajak impor dan bea masuk.
PPnBM akan dicatat oleh pembeli sebagai penambah nilai persediaan karena tidak boleh
di kreditkan.
Contoh Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah.
PT. Gede melakukan transaksi berikut ini :
8 Desember
10 Desember
atas
15 Desember
25 Desember
atas
pesanan yang akan dikirimkan pada bulan januari 2016. Nilai uang
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
24
Description
Post Ref
Persediaan
PPN Masukan
Utang Dagang
Rp.
Rp.
Debit
300.000.000
30.000.000
Credit
Rp.
330.000.000
Rp.
600.000.000
1
0
Rp. 600.000.000
Rp. 1.170.000.000
Rp. 90.000.000
Rp. 180.000.000
Rp. 900.000.000
1
5
Peralatan
PPN Masukan
Utang Dagang
Rp.
Rp.
Kas
Rp.
600.000.000
60.000.000
Rp.
660.000.000
Rp.
Rp.
12.000.000
120.000.000
Rp.
Rp.
90.000.000
12.000.000
2
5
132.000.000
PPN Keluaran
Penjualan
3
1
PPN Keluaran
PPN Masukan
Utang PPN
Rp.
102.000.000
Jurnal Penyesuaian atas PPN masukan dan PPN keluaran untuk memunculkan utang
oahak di akhir tahun.
Penyajian liabilitas jangka pendek terkait PPN dan PPnBM sebagai berikut.
Liabilitas jangka pendek :
Utang PPN
Rp. 12.000.000
25
Pada kondisi tertentu entitas memiliki liabilitas yang kepastian dan jumlahnya
tidak dapat ditentukan dengan pasti.Istilah umum yang digunakan untuk sesuatu yang
memiliki ketidakpastian dari sisi kejadian dan jumlah adalah kontijensi. Provisi disebut
sebagai kewajiban diestimasi, provisi bentuk kontijensi yang disajikan dalam laporan
keuangan (un balance sheet), sedangkan liabilitas kontijensi hanya diungkapkan dalam
laporan keuangan. Provisi sebagai liabilitas kini yang waktu dan diakui dalam laporan
keuangan, pengukurannya dengan cara melakukan estimasi. Perbedaan antara provisi
dan liabilitas lain, terletak pada kepastian dari sisi jumlah dan waktu misalnya entitas
memberikan garansi kepada pelanggan. Entitas tidak dapat memastikan kapan pelanggan
akan datang dan tidak dapat memastikan berapa jumlah biaya yang dikeluarkan saat
pelanggan datang meminta garansi. Namun liabilitas tersebut pasti akan terjadi.
Liabilitas kontijensi menurut PSAK 57 (revisi 2009) adalah :
1. Liabilitas potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada
masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitaas, atau
2. Liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena :
a. Tidak terdapat kemungkinan besar (probable) entitas mengeluarkan
sumber daya untuk menyelesaikan liabilitasnya;atau
b. Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan, liabilitas ini hanya
perlu diungkapkn dalam catatan atas laporam keuangan.Liabilitas kontijensi terdiri dari
dua krlompok, kewajiban potensial dan kewajiban kini yang tidak diakui karena tidak
terdapat kemungkinan pengeluaran sumber daya atau tidak dapat diukur dengan andal.
Dikatakan kewajiban potensial karena baru berbentuk kemungkinan, namun jika terjadi
akan menyebabkan pengeluaran sumber daya. Probabilitas tidak terjadinya lebih besar
dibandingkan dengan probabilitas terjadi.Kewajiban potensial dengan berlalunya waktu
dapat berubah menjadi kemungkinan besar terjadi sehingga diakui sebagai liabilitas
kini. Ketika liabilitas kontijensi dapat diukur dengan andal, liabilitas ini akan diakui
sebagai liabilitas kini.
Kondisi sebaliknya dapat terjadi, liabilitas kontijensi semakin kecil kemungkinan
terjadi dan semakin tidak dapat diukur dengan andal.Sehingga tidak perlu dapat
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
26
dinilai berdasarkan informasi dan kondisi yang ada. Jika kemungkinan tersebut dapat
ditentukan dengan suatu probabilitas, maka metode statistic metodeyang diharapkan
expected value dapat digunakan.
27
Pengalaman entitas di masa lalu memberikan indikasi bahwa dalam tahun mendatang
kemungkinan 80% produk terjual tanpa cacat, 15% cacat ringan, dan 5% cacat berat.
Berdasarkan pengalaman masa lalu tersebut, estimasi biaya perbaikan didasarkan pada
nilai yang diharapkan (expected value) =
(80% x 0) + (15% x Rp 100.000.000) + (5% x Rp 500.000.000)= Rp40.000.000
Entitas akan mengakui garansi tersebut .
entitas
menanggung
kerugian
akibat
kecelakaan
tersebut.Entitas
28
29
dalam industry serupa.Pengakuan timbulnya provisi pada saat terjadi penjualan, karena
saat penjualan terjadi berarti entitas telah memiliki liabilitas untuk memberikan garansi
produk. Beban garansi akan diakui bersamaan dengan penjualan dengan mendebit beban
garanssi dan kredit provisi garansi. Pengakuan beban garansi walaupun terjadi setiap
terjadi penjualan namun untuk memudahkan penjurnalan biasanya dilakukan pada akhir
periode pelaporan, pada akhir bulan atau akhir tahun melalui jurnal penyesuaian.Namun
untuk entitas dengan system akuntansi yang bagus dan terkomputerisasi, jurnal garansi
dapat dibuat bersamaan dengan jurnal penjualan. Pada saat entitas mengeluarkan sumber
daya untuk memeberikan garansi akan di debit provisi garanasi dan kredit kas atau
sumber daya yang diekeluarkan. Atas provisi yang sudah kadaluarsa (provisinya masih
ada namun jangka waktu garansi telah berakhir), maka provisi tersebut harus dihapuskan
dengan mendebit provisi dan kredit beban garanssi.
Contoh Garansi Produk
PT. Kandeng menjual produk dengan memberikan garansi perbaikan selama dua
tahun.Berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, hasil analisis teknis dan
pengalaman dari industri diketahui bahwa hanya 5% pelanggan datang meminta
garansi.Dari pelanggan yang meminta garansi tersebut 70% meminta garansi di tahun
pertama dan sisanya ditahun kedua.Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memberikan
garansi tiap produk sebesar Rp100.000.
Pada tahun 2015 penjualan sebanyak 20.000 unit dan tahun 2015 penjualan sebanyak
26.000 unit, total garansi actual yang dikeluarkan di tahun 2010 sebesar Rp 65.000.000
dan tahun 2015 sebesar Rp 125.000.000. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat
garansi di dua tahun tersebut!
Jurnal yang dibuat tahun 2015.
30
Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31 Desember 2015 sebesar Rp
35.000.000,-.
Jurnal yang dibuat tahun 2016
Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31 Desember 2016 sebesar Rp
40.000.000.Entitass dapat mencatat jurnal pemberian garansi, baru di akhir periode
pelaporan mencatat provisi dengan jurnal penyesuaian,jika pendekatan tersebut
digunakan maka jurnal yang dibuat :
Jurnal tahun 2015
31
kegiatan
restorasi
lingkungan
sekitar
kegiatan
operasi
32
Menurut PSAK 16 ( Revisi 2011) Aset tetap termasuk biaya komponen peolehan
adalah estimasi awal biaya pembongkaran,pemindahan dan restorasi lokasi asset
tetap.Kewajiban lingkungan terkait hal ini harus diestimasi besarnya pada awal
perolehan asset dan dimasukan sebagai perolehan asset tetap.Pembebanan biaya ini
dilakukan bersamaan dengan pembebanan depresiasi asset tersebut.
2.1.5. Ligitasi Hukum
Ligitasi hokum merupakan tuntutan perkara terkait suatu entitas yang sedang
berjalan prosess hukumnya.Kaus hokum entitas dapat berakibat timbulnya liabilitas
yang harus diselesaikan oleh sebuah entitas.Ada tidaknya liabilitas yang diakui
dipengaruhi oleh kasus nya dan diestimasi atas potensi munculnya liabilitas.Suatu kasus
dapat mengindikasikan suatu entitas kalah dan memiliki liabilitas dimasa mendatang.
Kesimpulan
Di setiap entitas hampir semua memiliki kewajiban (liabilitas) untuk mendanai
kegiatannya.Jarang sekali entitas hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai
entitas.Bahkan untuk beberapa entitas dengan skala besar jumlah utang melebihi modal
entitas.Entitas dengan utang yang tinggi tidak dapat diartikan sesuatu yang tidak baik.
Jumlah liabilitas tinggi namun entitas memiliki kemampuan membayar pokok utang
dan bunganya akan menghasilkan manfaat bagi entitas dan pemegang saham.
Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi
33
34