Anda di halaman 1dari 200

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

BERBASIS PSAK

Slide OCW Universitas Indonesia


Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
BAB 11 - LIABILITAS JANGKA PENDEK,PROVISI, DAN KONTINJENSI

Rerangka Bab
Peranan dan Definisi
Peranan Liabilitas
Definisi
Jenis dan Klasifikasi
Utang Berbunga dalam Jangka Pendek
Utang Bank
Wesel Bayar
Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo pada Periode Berikutnya
Liabilitas Jangka Pendek Terkait dengan Kegiatan Operasi Entitas
Utang Usaha
Beban Yang Masih Harus Dibayar
Pendapatan Diterima Dimuka
Uang Terkait Imbalan Kerja
Utang Pajak Pihak Ketiga
Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Utang Pajak Penghasilan
Akuntansi Keuangan 2 2
Lanjutan.....

Provisi dan Kontinjensi


Definisi
Pengakuan dan Pengukuran
Garansi
Kewajiban Pengelolaan Lingkungan
Litigasi Hukum
Liabilitas Kontinjensi
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian
Pengungkapan
Analisis Laporan Keuangan

Akuntansi Keuangan 2 3
LIABILITAS JANGKA PENDEK ,
PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57)
Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 1

Slide OCW Universitas Indonesia


Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI

4
Agenda

1 Liabilitas Jangka Pendek

PSAK 57 Provisi. Liabilitas Kontijensi dan Aset


2 Kontijensi

3 Ilustrasi

Akuntansi Keuangan 2 5
Sasaran Pembelajaran

Setelah menyelesaian sessi ini diharapkan mahasiswa:


1. Mampu menjelaskan jenis-jenis liabilitas jangka
pendek
2. Mampu membuat jurnal transaksi liabilitas
jangka pendek
3. Mampu menyajikan dan mengungkapkan
liabilitas jangka pendek
4. Mampu menjelaskan provisi dan kontijensi
5. Mampu menyajikan provisi dan mengungkapkan
kontijensi

Akuntansi Keuangan 2 6
Liabilitas

 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul


dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber
daya entitas.

kewajiban kini
peristiwa masa lalu
pengeluaran sumber daya

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 7
Liabilitas Jangka Pendek

 Klasifikasi liabilitas lancar, jika:


 mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normalnya;
 memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
 liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
12 bulan setelah periode pelaporan; atau
 tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut
sebagai liabilitas jangka panjang.

Siklus operasi  jangka waktu antara perolehan aset


untuk pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas
atau setara kas.
Ref. PSAK 1

Akuntansi Keuangan 2 8
Liabilitas Jangka Pendek

 Liabilitas jangka pendek termasuk kategori instrumen keuangan


 liabilitas keuangan
 Instrumen keuangan diatur dalam:
 PSAK 50 : Penyajian Instrumen Keuangan
 PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan
 PSAK 60: Pengungkapan Instrumen Keuangan

 Liabilitas diukur dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau harga


perolehan.
 Biaya transaksi untuk yang diukur dengan nilai wajar dibebankan
sebagi biaya periode berjalan, sedangkan untuk yang diukur selain
dengan nilia wajar dikapitalisasi.
 Pengaruh kapitalisasi biaya transaksi akan mempengaruhi
effective interest rate dan beban bunga yang diakui.

Ref. PSAK 55

Akuntansi Keuangan 2 9
Jenis – Jenis Liabilitas Jangka Pendek

 Utang Usaha  Uang muka pelanggan


 Wesel Bayar  Pendapatan diterima
 Utang Bank jangka pendek dimuka
 Liabilitas jangka panjang  Utang PPN / PPnBM
yang akan jatuh tempo  Utang pajak penghasilan
 Liabilitas jangka pendek  Utang gaji
yang didanai kembali  Utang pajak pihak ketiga
 Utang dividen

Akuntansi Keuangan 2 10
Utang Dagang – Account Payable

 Jumlah yang belum dibayarkan atas barang


atau jasa yang telah diserahkan atau
diselesaikan dari suplier.
 Pengakuan pada tanggal penyerahan barang /
penyelesaian jasa.
 Dasar mencatat  faktur pembelian
 Perjanjiang pembelian misal 2/10, n/30 
pembelian akan diberikan potongan 2% jika
dibayarkan dalam waktu 10 hari, jangka waktu
kredit 30 hari.

Akuntansi Keuangan 2 11
Ilustrasi Utang Dagang

 PT. Kenanga tanggal 1 Nopember 2X13


membeli peralatan secara kredit sebesar Rp
20.000.000. Syarat pembelian 2/10, n/30.
1 Nopember 2X13
Persediaan 20.000.000
Utang Dagang 20.000.000
Jika dilunasi 10 Nopember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Kas 19.600.000
Potongan pembelian 400.000
Jika dilunasi 15 Nopember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Kas 20.000.000

Akuntansi Keuangan 2 12
Wesel Bayar – Notes Payable

 Janji untuk membayar sejumlah tertentu


pada waktu yang telah ditentukan.
 Diterbitkan untuk melunasi utang atau
membayar pembelian.
 Dapat bersifat jangka pendek atau
panjang
 Seringkali berbunga atau
dapat tidak berbunga
 Jika tidak berbunga diterbitkan
dengan diskon

Akuntansi Keuangan 2 13
Ilustrasi Wesel Bayar - berbunga

 PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp


20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan
menerbitkan wesel bayar 90 hari, bunga 12%.
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Utang Bunga 200.000
Wesel dilunasi 1 Maret 2X14
Wesel Bayar 20.000.000
Utang Bunga 200.000
Beban Bunga 400.000
Kas 20.600.000
Akuntansi Keuangan 2 14
Ilustrasi Wesel Bayar – tanpa bunga

PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1


Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar sebesar Rp
22.400.000, jangka waktu 360 hari, tanpa bunga.
Hitung Effective interest rate  12%
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Wesel Bayar 200.000
Wesel dilunasi 1 Desember 2X14
Beban Bunga 2.200.000
Wesel Bayar 2.200.000
Wesel bayar 22.400.000
Kas 22.400.000

Akuntansi Keuangan 2 15
Soal Kuis

PT. Mawar melakukan beberapa transaksi berikut ini pada


bulan Nopember 2X13.
 Membeli peralatan kantor pada 2 Nopember Rp
30.000.000 secara kredit (2/15, n/30). Dilunasi pada 15
Nopember 2X13.
 Menerbitkan wesel bayar 12 bulan tanpa bunga pada
16 Nopember 2X13 sebesar Rp 55.000.000, untuk
melunasi utang dagang sebesar Rp 50.000.000.
 Menerbitkan wesel bayar 3 bulan dengan bunga 8%
jangka waktu 3 bulan pada 30 Nopember untuk
membeli persediaan.

Akuntansi Keuangan 2 16
Utang Bank jangka Pendek

 Utang bank jangka pendek diklasifikasikan


sebagai liabilitas jangka pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.
Pokok utang-
 Ada bunga provisi + biaya
transaksi
 Biaya transaksi menambah nilai utang dan
provisi akan mengurangi nilai utang.
 Tingkat suku bunga dihitung ulang untuk
Tarif bunga
memperoleh tarif bunga efektif. Effektive
 Tarif bunga efektif digunakan menghitung
bunga
Beban Bunga

Akuntansi Keuangan 2 17
Utang Bank jangka Pendek

 Utang bank jangka pendek


diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka
pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel
bayar.
 Ada bunga
 Biaya transaksi menambah nilai utang
dan provisi akan mengurangi nilai utang
 mempengaruhi tarif bunga efektif

Akuntansi Keuangan 2 18
Utang Bank Jangka Pendek
Contoh 1.1
PT Merapi pada tanggal 1 November 2015 menarik dari Bank Buana utang
sebesar Rp200,000,000 dengan bunga 15%, untuk jangka waktu 150 hari.
Tidak ada provisi yang dikenakan oleh bank atas utang ini. Pokook dan bunga
akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.
1. Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 November 2015:

Kas 200,000,000
Utang Bank 200,000,000

2. Jurnal Penyesuaian pada 31 Desember 2015 atas bunga yang terutang


dan belum dibayarkan.

Beban Bunga 5,000,000


Utang Bunga 5,000,000

Akuntansi Keuangan 2 19
Lanjutan Contoh 1.1 ....
.....Perhitungan Jurnal Penyesuaian (2):
Hari selama tahun 2015 = 30 – 1 = 29 hari di bulan November
31 hari di bulan Desember
Total 60 hari = 2 bulan
Perhitungan Bunga= Rp200,000,000 x 15% x 60/360 = Rp5,000,000
3. Jurnal saat utang jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2016.
Beban Bunga 7,500,000
Utang Bunga 5,000,000
Utang Bank 200,000,000
Kas 212,500,000
Perhitungan bunga dibayarkan= Rp200,000,000 x 15% x 150/360 = Rp12,500,000
Perhitungan beban bunga 1 Jan-30 Maret:
Rp200,000,000 x 15% x 90/360 = Rp7,500,000

Akuntansi Keuangan 2 20
Utang Bank Jangka Pendek: Bunga dibayar di Depan
Contoh 1.2

PT Lawu pada tanggal 2 Okt 2015 menarik utang jangka waktu 6 bulan dari Bank
Mega sebesar Rp400,000,000 dengan bunga 15% per tahun dari pokok yang
dipotong pada awal. Pada saat jatuh tempo PT Lawu membayar sebesar
Rp400,000,000. Jumlah kas yang diterima sebesar Rp400,000,000 – (400 x 15% x
6/12) = Rp370,000,000
1. Jurnal yang dibuat saat menerima utang 2 Oktober 2015.

Kas 370,000,000
Diskon Utang Bank 30,000,000
Utang Bank 400,000,000
Bunga dibayrakan sekali di akhir sehingga perhitungan bunga efektif dengan
membagi bunga dengan pokok utang.
Bunga = Rp30,000,000/Rp370,000,000 = 8.11% untuk 6 bulan atau
16.22%setahun.
Akuntansi Keuangan 2 21
Lanjutan Contoh 1.2.....
2. Jurna Penyesuaian pada 31 Des 2015 untuk pengakuan bunga yang
dihitung dengan bunga efektif.
Beban Bunga 15,000,000
Diskon Utang Bank 15,000,000

Bunga dihitung dengan bunga efektif 16,22% x 3/12 x Rp370,000,000 =


Rp15,000,000 (pembulatan)
3. Jurnal saat utang jatuh tempo 30 Maret 2016
Beban Bunga 15,000,000
Utang Bank 400,000,000
Diskon Utang Bank 15,000,000
Kas 400,000,000

*Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurna penyesuaian 31 Desember 2016
Akuntansi Keuangan 2 22
Utang Bank Jangka Pendek dengan Provisi
Contoh 1.3
PT Semeru pada tanggal 1 November 2015 menarik dari Bank Mulia utang
yang Rp100,000,000 dengan bunga 12% per tahun dari pokok yang akan
dibayarkan bersamaan dengan pelunasan tanggal 30 Januari 2016. Bank
Mulia mengenakan biaya administrasi sebesar 1.5% dari jumlah utang yang
ditarik, sehingga kas yang diterima oleh PT Semeru sebesar Rp100,000,000 –
Rp1,500,000 = Rp98,500,000
1. Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 November 2015.
Kas 98,500,000
Diskon Utang Bank 1,500,000
Utang Bank 100,000,000
Utang Bank yang sebenarnya diterima adalah Rp98,500,000 namun PT
Semeru harus melunasi pada saat jatuh tempo bunga Rp3,000,000 dan
pokoknya Rp100,000,000. Untuk itu bunga efektif atas utang tersebut
sebenarnya bukan 12% tetapi Rp4,500,000/Rp98,500,000 x 12/3 = 18.274%

Akuntansi Keuangan 2 23
Lanjutan Contoh 1.3 .....

Beban Bunga 3,000,000


Utang Bunga 2,000,000
Diskon Utang Bank* 1,000,000
Beban bunga dihitung dari bunga efektif 18.2741% x 2/12 x Rp98,500,000 =
Rp3,000,000. Amortisasi diskon beban bunga dikurangi utang bunga =
Rp3,000,000 – Rp2,000,000

Jurnal saat utang jatuh tempo 30 Januari 2016


Beban Bunga 1,500,000
Utang Bunga 2,000,000
Utang Bank 100,000,000
Diskon Utang Bank 500,000
Kas 103,000,000
*Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Desember 2015
Akuntansi Keuangan 2 24
Beban Yang Masih Harus Dibayar

 Salah satu asumsi dalam laporan keuangan adalah akrual, artinya


transaksi diakui pada saat terjadinya tanpa menunggu pembayaran. Atas
beban yang telah terjadi namun belum dibayar sampai periode pelaporan,
entitas harus mengakui beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain serta beban yang masih harus dibayar pada laporan
posisi keuangan.
 Beban yang masih harus dibayar yang sering muncul dalam laporan posisi
keuangan antara lain:
a. Beban Gaji
b. Bunga yang masih harus dibayar/ utang bunga.
c. Beban operasi yang masih harus dibayar.

Akuntansi Keuangan 2 25
Contoh Beban Yang Masih Harus Dibayar
1. Pembayaran gaji sebesar Rp240,000,000 dilakukan tanggal 5 tiap bulan,
untuk masa kerja tanggal 1 sampai dengan akhir bulan. Pada akhir
periode misal 31 Des 2015 dibuat penyesuaian atas gaji untuk masa kerja
Desember 2015 yang baru akan dibayarkan tanggal 5 Januari 2016.
Beban Gaji 240,000,000
Utang Gaji 240,000,000
2. Entitas memiliki utang bank yang ditarik pada 1 Des 2015 sebesar
Rp400,000,000 bunga 12% per tahun, jangka waktu 5 tahun. Bunga
dibayarkan setiap tanggal 1 Desember. Bunga dari tanggal 1 Desember
2015 – 31 Desember 2015 harus dibebankan sebagai beban bunga dan
utang bunga/bunga yang masih harus dibayar.
Beban Bunga 4,000,000
Utang Bunga 4,000,000
Bunga 12% x ½ x Rp400,000,000 = Rp4,000,000

Akuntansi Keuangan 2 26
Lanjutan...

3. Entitas memperbaiki AC di kantor dengan meminta perusahaan service AC.


Pekerjaan telah diselesaikan pada tanggal 30 Desember 2015, namun sampai
dengan tanggal 31 Desember, perusahaan service AC belum mengirimkan
tagihan sebesar Rp10,000,000. Tagihan baru dikirim pada tanggal 5 Januari
2016 dan dibayarkan tanggal 10 Januari 2016. Atas jasa service AC tersebut
diakui pada sebagai beban pemeliharaan dan beban yang masih harus
dibayar (liabilitas) pada 31 Desember 2015
Beban Pemeliharaan 4,000,000
Utang Biaya 4,000,000

Akuntansi Keuangan 2 27
Pendapatan Diterima di Muka

 Pendapatan Diterima di Muka merupakan liabilitas karena


entitas sudah menerima kas atas barang yang belum
diserahkan atau jasa yang belum diselesaikan.

Akuntansi Keuangan 2 28
Pendapatan Diterima di Muka
Contoh Kasus
 PT Ciremai mulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan golf kepada
pelanggan pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual dalam bentuk
paket tahunan dan lima tahunan. Untuk paket tahunan harganya
Rp6,000,0000 dapat digunakan selama 1 tahun. Paket 3 tahun dijual
dengan harag Rp16,200,000. Keanggotaan tersebut tidak didasarkan pada
jumlah kedatangan, pemegang kartu keaggotaan bebas datang jika kartu
masih aktif. Setiap tahun harga kartu keanggotaan meningkat, sehingga
menjadi anggota jangka panjang memberikan banyak keuntungan bagi
aggota.
 Pada 1 Desember diterima keanggotaan 10 paket dan keanggotaan 3
tahunan sebanyak 5 paket. Entitas melakukan penyesuaian untuk
keanggotaan setiap bulan, karena entitas menyusun laporan bulanan
untuk keperluan internal manajemen. Saldo pendapatan diterima dimuka
dari keanggotaan tahuanan pada tanggal 1 Desember 2015
Rp337,000,000 dari total penerimaan keanggotaan tahunan
Rp636,000,000
Akuntansi Keuangan 2 29
Lanjutan contoh kasus....

Untuk keanggotaan tiga tahunan saldo 1 Desember Rp620,100,000 dari total


penerimaan keanggotaan tiga tahunan Rp745,200,000. Buatlah jurnal
transaksi tersebut dan penyesuaian yang diperlukan !
1 Desember 2015 :
Kas 141,000,000
Pendapatan diterima di Muka 141,000,000
31 Desember 2015 :
Pendapatan diterima di Muka 80,950,000
Pendapatan 80,950,000

Akuntansi Keuangan 2 30
Lanjutan contoh kasus....

 Perhitungan :
Untuk membership tahunan, alokasi pendapatan yang terealisasi per bulan
adalah ½ x Rp6,000,000 = Rp500,000 atau total sama dengan
(Rp636,000,000+Rp60,000,000) x ½ = Rp58,000,000
Untuk membership tiga tahunan, pendapatan terealisasi per bulan
Rp16,200,000 : 3 : 12 = Rp450,000 atau total (Rp745,200,000+Rp81,000,000)
x 1/36 = Rp22,950,000
Total Pendapatan direalisasi Rp58,000,000 + Rp22,950,000 = Rp80,950,000
Saldo pendapatan diterima dimuka pada 31 desember 2015 adalah:
Rp337,000,000 + Rp630,100,000 + Rp60,000,000 + Rp81,000,000 –
Rp58,000,000 – Rp22,950,000 = Rp1,017,150,000

Akuntansi Keuangan 2 31
Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)

 Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi


periode berikutnya diklasifikasikan menjadi
liabilitas jangka pendek kecuali:
 Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak
diklasifikasikan sebagai aset lancar
 Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan
liabilitas jangka panjang yang baru.
 Dikonversi menjadi saham
Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo
tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek

Akuntansi Keuangan 2 32
Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)

 Entitas harus menunjukkan kemampuan


untuk melengkapi proses pembiayaan ulang.
 Hutang tersebut dibiayai ulang sebelum
laporan keuangan diluncurkan, atau
 Entitas menandatangani perjanjian
pebiayaan ulang.

Akuntansi Keuangan 2 33
Liabilitas Jangka Pendek Dibiayai Kembali

 Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh


tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai
kembali.
 Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan
kreditur meminta percepatan pembayaran, maka
liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka
pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan
pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan
tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal
pelaporan

Ref. PSAK 1

Akuntansi Keuangan 2 34
Utang Dividen

 Utang dividen diakui pada saat pengumuman


dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham
 Utang dividen yang diakui hanyalah dividen
tunai atau dividen yang diberikan dalam
bentuk aset
 Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan
tidak ada pengakuan utang. Dividen saham
akan dicatat dengan mereklasifikasikan saldo
laba ke modal /agio saham

Akuntansi Keuangan 2 35
Tujuan & Ruang Lingkup PSAK 57
 PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk
mengatur
Provision
 pengakuan dan pengukuran provisi,
kewajiban kontinjensi dan aset Contingent liabilities
kontinjensi serta Contingent assets

 untuk memastikan informasi memadai


telah diungkapkan dalam CaLK

 Agar para pengguna dapat memahami


sifat, waktu, dan jumlah yang terkait
dengan informasi tersebut. Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 36
Pengecualian
PSAK diterapkan oleh semua entitas dalam
akuntansinya, kecuali yang timbul dari:
(a) kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut
bersifat memberatkan (onerous);
PSAK 57
(b) hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain. Par 5
Contoh: PSAK 34; 46; 30; 24; 28; 36

Pernyataan ini tidak berlaku untuk instrumen keuangan


(termasuk garansi) yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 37
Definisi
 Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak
terkaitnya belum melaksanakan kewajiban kontrak atau telah
melaksanakan sebagian kewajiban mereka dengan proporsi
yang sama.
 Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti
 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat
mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 38
Pengakuan Provisi
Provisi diakui jika:
Present
(a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat obligation
hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai
Past event
akibat peristiwa masa lalu;

(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban Probable


tersebut mengakibatkan arus keluar sumber outflow
daya yang mengandung manfaat ekonomi;
dan

(c) estimasi yang andal mengenai jumlah


Reliable
kewajiban ter sebut dapat dibuat. estimate

Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi


tidak diakui. Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 39
Pengakuan Provisi
 Dalam kasus kewajiban kini tidak Present Obligation
Contoh: Tuntutan
dapat ditentukan secara jelas: Hukum
 setelah mempertimbangkan semua Par 15

bukti tersedia,
 terdapat kemungkinan lebih besar
terjadi daripada tidak terjadi bahwa
More likely than not
 kewajiban kini telah ada,
End of Reporting
 pada akhir periode pelaporan.
Period

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 40
Pengakuan Provisi
Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:
(a) besar kemungkinannya bahwa kewajiban
kini telah ada pada akhir periode pelaporan, more likely than not
entitas mengakui provisi (jika kriteria
pengakuan terpenuhi); dan provision

(b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban


kini belum ada pada akhir periode Disclose a Contingent
pelaporan, entitas mengungkapkan Liability
kewajiban kontinjensi.
(c) Pengungkapan tidak diperlukan jika
kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Remote:
No disclosure

Akuntansi Keuangan 2 41
Pengakuan Provisi

Past events Present obligation

Kewajiban hukum timbul Obligating events


dari:
(a) suatu kontrak (secara Constructive
Legal Obligation
eksplisit atau implisit); Obligation
(b) peraturan perundang-
undangan; atau
(c) pelaksanaan produk Kewajiban konstruktif :
hukum lainnya. (a) berdasarkan praktik baku masa lalu,
dan
(b) menimbulkan ekspektasi kuat bahwa
entitas akan melaksanakan tanggung
jawab tersebut.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 42
Pengakuan Provisi
 Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang terpisah dari tindakan entitas
pada masa datang (yaitu penyelenggaraan entitas pada
masa datang).
PSAK 57
 “Independent of future actions” Par 19
 Contoh:
 denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang
mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban
itu tanpa memandang tindakan entitas pada masa datang.
 biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi minyak atau
instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung entitas untuk
memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan.

Akuntansi Keuangan 2 43
Pengakuan Provisi
 Contoh ...
 ketika terjadi kerusakan lingkungan, entitas tidak terikat
untuk menanggulanginya. Akan tetapi, perbuatan yang
mengakibatkan kerusakan tersebut akan menjadi peristiwa
yang mengikat pada saat terbit peraturan perundang-
undangan baru yang mengharuskan kerusakan itu untuk
ditanggulangi atau pada saat entitas mengumumkan secara
terbuka untuk menanggulangi kerusakan tersebut sehingga
menimbulkan kewajiban konstruktif. PSAK 57
 Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi Par 21;
atau jaminan produk, atau kontrak-kontrak serupa), 24
 kemungkinan arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan
mempertimbangkan keseluruhannya sebagai suatu
kelompok kewajiban.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 44
Pengakuan Provisi

Akuntansi Keuangan 2 45
Liabilitas Kontijensi
 No Recognition  Disclosed

 Liabilitas kontijensi yang tidak memenuhi kriteria sebagai


provisi diklasifikasikan sebagai liablitas kontijensi.
 Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan dan
hanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
 Keberasaan liablitas kontijensi harus dievaluasi apakah
berubah :
 menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur
dengan andal; atau
 Menjadi kemungkinan kecil sehingga tidak perlu
diungkapkan
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 46
Contingent Assets
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi. (PSAK 57 par 31)

 No Recognition  Disclosed

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa


masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 47
Pengukuran
1. Estimasi terbaik
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 36)
2. Risiko dan Ketidakpastian
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 42)
3. Nilai Kini
 Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah
provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par 45)

Akuntansi Keuangan 2 48
Pengukuran
4. Peristiwa Masa Depan

 Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang


diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus
tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa
peristiwa itu akan terjadi. (PSAK 57 par 48)

5. Rencana Pelepasan Aset

 Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset


tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi
(PSAK 57 par 51)

Akuntansi Keuangan 2 49
Penggantian
 Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga,
 penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan
kewajibannya.
 Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
 Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi
nilai provisi.
 Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan
dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi
jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 50
Perubahan dan Penggunaan Provisi

 Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan 


estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber
daya kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi
tersebut dibatalkan. (PSAK 57 par 59)
 Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai
tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk
mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui
sebagai biaya pinjaman (PSAK 57 par 60)  unwinding of
the discount
 Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang
berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan
provisi tersebut. (PSAK 57 par 61)

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 51
Kontrak memberatkan

 Jika entitas terikat dalam suatu kontrak


memberatkan, maka kewajiban kini
menurut kontrak tersebut diukur dan diakui
sebagai provisi. (PSAK 57 par 66)
Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidak
terhindarkan untuk memenuhi kewajiban kontraknya
melebihi manfaat ekonomis yang akan diterima dari
kontrak tersebut.

Akuntansi Keuangan 2 52
Restrukturisasi

 Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan


dikendalikan oleh manajemen dan secara material
mengubah:
(a) lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau
(b) cara mengelola usaha tersebut.
 Contoh:
(a) penjualan atau penghentian suatu lini usaha;
(b) penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau kawasan ke
negara atau kawasan lain;
(c) perubahan dalam struktur manajemen, misalnya menghilangkan
satu lapis manajemen; dan
(d) reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifi kan pada
karakteristik dan fokus operasi entitas.
Akuntansi Keuangan 2 53
Restrukturisasi
 Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi
muncul hanya jika entitas memiliki rencana formal yang
rinci dan menciptakan ekpektasi yang valid pada pihak-
pihak yang terkena dampak restrukturisasi (rinci, lihat PSAK
57 par 72)
 Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran
langsung yang timbul dari restrukturisasi, yaitu yang
memenuhi kedua persyaratan berikut ini:
(a) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka
restrukturisasi; dan
(b) tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung
pada entitas.

Akuntansi Keuangan 2 54
Pengungkapan

Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:


(a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
(b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada
provisi yang ada;
(c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada provisi selama periode
bersangkutan;
(d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan
selama periode bersangkutan; dan
(e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan,
dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu
dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.

Akuntansi Keuangan 2 55
Pengungkapan
Entitas juga harus mengungkapkan pula:
(a) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan
perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi;
(b) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus
keluar tersebut jika diperlukan dalam rangka
menyediakan informasi yang memadai, entitas harus
mengungkap kan asumsi utama yang mendasari
prakiraan peristiwa masa depan
(c) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima
dengan menyebutkan jumlah aset yang telah diakui
untuk estimasi penggantian tersebut.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 56


Contoh 1
 PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi produk
kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen
menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam jangka waktu dua
tahun sejak tanggal penjualannya jika terjadi kerusakan. Berdasarkan pengalaman
masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan
yang diberikan.

Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang
mengikat. Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan
kewajiban hukum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam
rangka penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi
pengeluaran sumber daya karena jaminan yang diberikan (paragraf 24).
Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar estimasi
terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan
dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan
(par 14 dan 24).
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 57


Contoh 2
 PT. Mulia bergerak pada industri minyak melakukan pencemaran lingkungan, tetapi
perusahaan melakukan pembersihan atas pencemaran tersebut hanya sebatas
diwajibkan oleh peraturan. Salah satu negara tempat entitas tersebut beroperasi
tidak memiliki peraturan yang mengatur tentang pembersihan atas pencemaran
lingkungan, dan entitas tersebut telah melakukan pencemaran di negara tersebut
selama beberapa tahun. Pada tanggal 31 Desember 2X0 dapat dipastikan bahwa
RUU yang mewajibkan pembersihan tanah yang dicemarkan akan diberlakukan
segera setelah akhir tahun.

1. Peristiwa yang mengikat adalah pencemaran tanah karena dapat


dipastikan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan
mengharuskan pembersihan atas pencemaran lingkungan.
2. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber daya) akan
terjadi.
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi
terbaik biaya pembersihan.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 58


Contoh 3
 PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan
uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada
kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang
konsumen.

1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang


menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah
menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan
mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu sebagian
barang akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan uang
pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar
estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi
kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 59


Contoh 4

 Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.


 Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan
administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang
jasa keuangan.
 Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum
dilakukan.

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu


pelatihan ulang) belum terjadi.
2. Provisi tidak diakui (par 14 dan 17-19).

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 60


Taksiran Utang Garansi
Pada expense warranty treatment biaya garansi
dibebankan sebagai biaya pada periode
dicatatnya penjualan. Contoh, misalnya PT XYZ
menghasilkan televisi. Berdasarkan pengalaman,
garansi untuk satu set televisi rata-rata sebesar
Rp 50.000,-. Harga jual tiap televisi sebesar Rp
1.000.000,-. Jurnal yg dibuat oleh PT.XYZ untuk
mencatat penjualan, taksiran garansi, dan biaya
yg sesungguhnya dikeluarkan sebagai berikut:

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 61


Januari 2013 – Desember 2013
Penjualan 1.500 set televisi @ Rp 1.000.000 :
Jurnal : Piutang Rp 1.500.000.000
Penjualan Rp 1.500.000.000

31 Desember 2013
Taksiran Biaya Garansi 1.500 x Rp 50.000 = Rp 75.000.000
Jurnal : Biaya Garansi Rp 75.000.000
Taksiran Utang Garansi Rp 75.000.000

Selama Tahun 2014


By. Perbaikan sesungguhnya untuk televisi yg masih dalam masa garansi
sebesar Rp 20.000.000. Biaya ini terdiri dari spare part, gaji dll.
Jurnal : Taksiran Utang Garansi Rp 20.000.000
kas, Persediaan Suku
cadang dan lain-lain Rp 20.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 62


Referensi Utama

 Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley

 Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

 International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
Irsyad dan Dwi Martani
Departemen Akuntansi
Slide OCW Universitas FEUI
Indonesia
martani@ui.ac.id
Oleh : Dwi Martaniatau dwimartani@yahoo.com
Departemen Akuntansi FEUI
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 64


BAB 12 – LIABILITAS JANGKA PANJANG

Rerangka Bab
Karakteristik Liabilitas
Definisi
Liabilitas Jangka Pendek versus Jangka Panjang
Liabilitas Keuangan versus Instrumen Ekuitas
Pengakuan Awal dan Pengukuran
Penerbitan Obligasi
Penerbitan Wesel Bayar
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Penghentian Pengakuan
Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian
Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian
Pengungkapan
Analisis Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 65
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 12

Slide OCW Universitas Indonesia


Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI

Akuntansi Keuangan 2 66
Agenda

1 Utang Obligasi

2 Wesel Bayar Jangka Panjang

3 Isu-isu Spesial

Akuntansi Keuangan 2 67
Tujuan Pembelajaran

 Memahami utang obligasi dan jenis-jenisnya


 Memahami akuntansi pada obligasi dan wesel
bayar
 Memahami akuntansi untuk extinguishment
liabilitas jangka panjang
 Memahami akuntansi opsi nilai wajar
 Memahami penyajian dan analisis liabilitas
jangka panjang

Akuntansi Keuangan 2 68
Liabilitas jangka panjang terdiri atas perkiraan aliran sumber daya
keluar perusahaan akibat kewajiban yang tidak dapat diselesaikan
dalam kurun waktu 1 tahun atau siklus operasi perusahaan.

Contoh:
► Utang Obligasi ► Kewajiban pensiun
► Wesel bayar ► Kewajiban leasing
► Utang hipotek
Utang jangka panjang memiliki
perjanjian dan pembatasan

Akuntansi Keuangan 2 69
Penilaian Utang Obligasi
Penerbitan obligasi ke publik Emiten harus
► Menetapkan penjamin emisi.

► Mendapatkan persetujuan regulasi atas penerbitan


obligasi, menjalani proses audit, dan menerbitkan
prospektus.

► Memiliki sertifikat obligasi tercetak.

Akuntansi Keuangan 2 70
Penilaian Utang Obligasi
Harga jual atas penerbitan obligasi ditetapkan oleh:
 Mekanisme permintaan dan penawaran
 Resiko relatif
 Kondisi pasar
 Keadaan ekonomi

Nilai obligasi pada present value dari arus kas masa depan yang
diharapkan, yang terdiri atas bunga dan nilai nominal /principal.

Akuntansi Keuangan 2 71
Penilaian Utang Obligasi
Suku Bunga
 Suku nominal/kupon/tercatat = Suku bunga yang tertulis di
dalam kontrak/perjanjian obligasi.

 Emiten menetapkan suku nominal.

 Dinyatakan sebagai persentase nilai nominal obligasi (par).

 Suku bunga pasar atau effective yield = suku bunga yang


memberikan tingkat pengembalian sepadan dengan risiko.
 Merupakan nilai sesungguhnya yang diterima pemegang
obligasi

Akuntansi Keuangan 2 72
Penilaian Utang Obligasi
Jumlah bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi setiap
periode =

𝑺𝒖𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒏𝒐𝒎𝒊𝒏𝒂𝒍 × 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒏𝒐𝒎𝒊𝒏𝒂𝒍 𝒐𝒃𝒍𝒊𝒈𝒂𝒔𝒊

Jumlah bunga yang dicatat sebagai beban oleh emiten =


𝑺𝒖𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒓 × 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒄𝒂𝒕𝒂𝒕 𝒃𝒖𝒌𝒖 𝒐𝒃𝒍𝒊𝒈𝒂𝒔𝒊

Akuntansi Keuangan 2 73
Penerbitan Obligasi

 Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari ilai nominalnya. Nilai
nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar oleh penerbit liabilitas
pada saat liabilitas jatuh tempo.
 Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon = Liabilitas dijual pada
harga Premium
 Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon = Liabilitas dijual pada
nilai nominal
 Tingkat suku bunga efektif > Tingkat bunga kupon = Liabilitas dijual pada
harga Diskon

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 74


Penilaian Utang Obligasi
Asumsi kupon obligasi sebesar 8%

Suku Bunga Pasar Obligasi Dijual pada

6% Premium

8% Nilai Par

10% Diskon

Akuntansi Keuangan 2 75
Obligasi Dijual dengan Diskon
Obligasi dijual lebih murah daripada nilai nominal obligasi
ketika:
► Investor bisa mendapatkan bunga lebih tinggi jika berinvestasi di
tempat lain dengan tingkat resiko sepadan (suku bunga
pasar/yield > kupon obligasi).

► Investor tidak mau membeli pada harga nominal obligasi,


mengingat jumlah kupon yang diterima tidak dapat diganti.

► Karena investor membeli obligasi lebih murah daripada nilai


nominalnya, maka investor tetap mendapatkan tingkat
pengembalian efektif (suku bunga pasar/yield).

Akuntansi Keuangan 2 76
Contoh Soal Obligasi 2.1

 Pada tanggal 1 januari 2015, PT Seruni menerbitkan obligasi dengan nilai


nominal Rp100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar
semesteran tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif adalah
8%. Obligasi trsebut jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 2020.
PVIF(4%, 10)anuitas = 8,1109 dan PVIF(4%,10) single sum = 0,6756

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 77


Contoh Soal Obligasi

Harga obligas:
Nilai sekarang dari pokok utang:
Rp100.000.000 x 0,6756 = Rp67.560.000
Nilai sekarang dari bunga:
(Rp100.000.000 x 10% x 6/12)x8,1109 Rp40.554.000
Rp108.114.000
 Obligasi dijual pada harga premium
Kas 108.114.000
Utang Obligasi 100.000.000
Premium Obligasi 8.114.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 78


Wesel Bayar Diterbitkan pada Nilai Nominal

Contoh: Tanggal 1 Januari 2013, PT BBB menerbitkan wesel bayar pada


nilai nominal Rp 100 juta dengan bunga 10 persen dan periode jatuh
tempo 5 tahun. Bunga atas wesel harus dibayar setiap akhir tahun. PT
BBB melakukan pencatatan jurnal sebagai berikut:

(a) 1 Januari 2013


Kas 100 juta
Wesel bayar 100 juta

(b) 31 Desember 2013


Beban bunga 10 juta
Kas (Rp 10 juta x 10%) 10 juta

Akuntansi Keuangan 2 79
Wesel bayar-Non Tunai

 PT Milu membeli mesin yang mempunyai nilai pasar Rp126.000.000 dan


menerbitkan wesel bayar atas pembelian tersebut. Wesel bayar tersebut
mempunyai nilai nominal Rp150.000.000 tanpa bunga dan jangka waktu 3
tahun.

Mesin Rp126.000.000
Diskonto wesel bayar Rp24.000.000
Wesel Bayar Rp150.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 80


Pengukuran setelah Pengakuan Awal
 Pengukuran libilitas jangka panjang setelah pengakuan awal adalah
menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
 Melanjutkan pada contoh 2.1 untuk menentukan biaya perolehan
diamortisasi, serta beban bunga dan jumlah amortisasi premium tiap
periode, maka perlu dibuat tabel amortisasi sebagai berikut:
Periode (1) (2) (3) (4) Nilai tercatat
(Nilai nominal +
(4))
Bunga Dibayar Beban Bunga Amortisasi Premium belum
Premium diamortisasi
(10%x6/12x (8%x6/12xNilai (1)-(2) (4)-(3)
100.000.000) Tercatat
1 Jan 2015 8.114.000 108.114.000

1 Juli 2015 5.000.000


4.324.560 675.440 7.438.560 107.438.560
1 Jan 2016 5.000.000
4.297.542 702.458 6.736.102 106.736.102
1 Juli 2016 5.000.000
4.269.444 730.556 6.005.546 106.005.546
1 Jan 2017 5.000.000
4.240.222 759.778 5.245.768 105.245.768

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 81


......tabel Amortisasi
Periode Bunga dibayar
Bebeba 675.440 7.438.560 107.438.560

01/07/2017 5.000.000 4.209.831 790.169 4.455.599 104.455.599

01/01/2018 5.000.000 4.178.224 821.776 3.633.823 103.633.823

01/07/2018 5.000.000 4.145.353 854.647 2.779.176 102.779.176

01/01/2019 5.000.000 4.111.167 888.833 1.890.343 101.890.343

01/07/2019 5.000.000 4.075.614 924.386 965.957 100.965.957

01/01/2020 5.000.000 4.034.043 965.957 0 100.000.000

1 Juli 2015:
Beban Bunga 4.324.560
Premium Utang Obligasi 675.440
Kas 5.000.000
31 Des 2015:
Beban bunga 4.297.542
Premium utang obligasi 702.458
Utang Bunga 5.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 82


Penghentian Pengakuan

• Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari


laporan posisi keuangan) liabilitas keuangan jika kewajiban
yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan
atau kadaluarsa.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 83


Contoh Soal Penghentian Pengakuan
 PT Kirana meminjam uang dari bank sebesar Rp1.000.000.000 Kesulitan
keuangan yang dihadapi perusahaan membuat perusahaan tidak dapat
memenuhi kewajiban terkait pinjaman bank tersebut. Perusahaan
memutuskan untuk melakukan negosiasi dengan bank dan berhasil
memperoleh kesepakatan pelunasan pinjaman dengan menyerahkan
properti milik perusahaan dengan nilai pasar Rp940.000.000
 Keuntungan yang diakui perusahaan dari pelunasan tersebut sebesar
Rp1.000.000.000 dikurangi nilai wajar properti Rp900.000.000 yaitu
Rp100.000.000. Perusahaan juga mencatat kerugian dari pelepasan
properti sebesar selisish antara nilai wajar dan nilai tercatat properti yaitu
Rp40.000.000

Utang Bank 1.000.000.000


Kerugian Pelepasan Properti 40.000.000
Properti 940.000.000
Keuntungan Pelunasan Utang Bank 100.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 84


Pengungkapan

Beberapa persyaratan pengungkapan yang terkait dengan liabilitas jangka


panjang adalah:
1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi
terhadap setiap baris pos liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan.
2. Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan,
kebijakan akuntansi yang digunakan.
4. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang yang
menunjukan sisa jatuh tempo kontraktual.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 85


Analisis Laporan Keuangan

 Berikut adalah beberapa rasio keuangan yang terkait dengan liabilitas


jangka panjang:

Debt to equity ratio = Total Utang Debt to asset ratio = Total Utang
Total Ekuitas Total Asset

Time Interest Earned= Laba Sebelum Pajak


Beban Bunga

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 86


Wesel Bayar Tidak Diterbitkan pada Nilai Nominal

Wesel Tanpa Bunga (Zero-Interest-Bearing Notes)


Perusahaan penerbit mencatat perbedaan antara nilai nominal
dengan present value (harga jual) sebagai diskon yang diamortisasi
sebagai beban bunga selama umur wesel.

Contoh: Tanggal 1 Januari 2013, PT CCC menerbitkan wesel tanpa


bunga senilai Rp 500 juta dengan periode jatuh tempo 5 tahun seharga
Rp 296.725.664. Suku bunga implisit wesel tersebut adalah 11 persen*.
Siapkan jurnal yang perlu dicatat PT CCC pada tanggal 1 Januari 2013, 31
Desember 2013 dan 31 Desember 2014!

Akuntansi Keuangan 2 87
Wesel Bayar Tidak Diterbitkan pada Nilai Nominal
Bunga Diskon Nilai tercatat
Tanggal Beban bunga
dibayar diamortisasi wesel
01/01/13 296,725,664
31/12/13 - 32,639,823 32,639,823 329,365,487
31/12/14 - 36,230,204 36,230,204 365,595,691

01 Jan 13 Kas 296.725.664


Wesel bayar 296.725.664
31 Des 13 Beban bunga wesel 32.639.823
Wesel bayar 32.639.823
31 Des 14 Beban bunga wesel 36.230.204
Wesel bayar 36.230.204

Akuntansi Keuangan 2 88
Wesel Bayar Tidak Diterbitkan pada Nilai Nominal

Wesel dengan Bunga (Interest-Bearing Notes)

Akuntansi pada wesel bayar dengan kupon/bunga


serupa dengan akuntansi pada obligasi.
Jika terdapat diskon atau premium, maka jumlah
tersebut diamortisasi selama umur wesel bayar dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.

Akuntansi Keuangan 2 89
Situasi Wesel Khusus
Wesel yang diterbitkan untuk properti, barang, dan jasa
Ketika melakukan penukaran instrumen liabilitas dengan properti, barang,
atau jasa di dalam transaksi tawar-menawar, maka suku bunga tercantum
dianggap wajar, kecuali:

(1) Tidak dicantumkan suku bunga, atau

(2) Suku bunga tercantum tidak masuk akal, atau

(3) Nilai nominal berbeda secara material dengan harga kas saat
transaksi untuk item serupa atau dari nilai wajar instrumen liabilitas
saat transaksi.

Akuntansi Keuangan 2 90
Situasi Wesel Khusus
Pemilihan Suku Bunga
Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar atas properti,
barang, jasa, atau hak lainnya, dan belum ada pasar tersedia
untuk wesel tersebut, maka perusahaan harus memperkirakan
suku bunga yang dapat digunakan (imputation) di dalam
menggunakan metode suku bunga efektif.
Pemilihan suku bunga dipengaruhi oleh:

► Suku bunga berlaku untuk instrumen sejenis.

► Faktor seperti perjanjian pengikat, jaminan, jadwal


pembayaran, dan suku bunga utama.

Akuntansi Keuangan 2 91
Wesel Bayar Mortgage
Wesel bayar mortgage merupakan wesel dengan jaminan dokumen
yang yang menjanjikan hak untuk properti sebagai pengaman
pinjaman.

 Bentuk paling umum untuk wesel bayar.


 Dapat dibayar penuh saat jatuh tempo atau angsuran.
 Fixed-rate mortgage.
 Variable-rate/floating rate/adjustable mortgages.

Akuntansi Keuangan 2 92
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang

Pelunasan dengan Kas sebelum Jatuh Tempo


 Harga reakuisisi > Nilai buku bersih = Rugi

 Harga reakuisisi < Nilai buku bersih = Untung

 Pada saat reakuisisi, premium atau diskon harus diamortisasi


sampai tanggal rekuisisi.

Akuntansi Keuangan 2 93
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang
Contoh: Tanggal 1 Januari 2013, PT DDD menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal Rp 500 juta, suku bunga 8% semiannually, dan periode jatuh tempo
4 tahun. Suku bunga pasar (yield) adalah 10%.

𝟏
PV nilai nominal = 𝟓𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × (𝟏+.𝟎𝟓)𝟖 = 𝑹𝒑 𝟑𝟑𝟖. 𝟒𝟏𝟗. 𝟔𝟖𝟏

𝟏−(𝟏+.𝟎𝟓)−𝟖
PV pembayarankupon = 𝟐𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × = 𝑹𝒑 𝟏𝟐𝟗. 𝟐𝟔𝟒. 𝟐𝟓𝟓
.𝟎𝟓
+
PV (harga jual) obligasi = 𝑹𝒑 𝟒𝟔𝟕. 𝟔𝟖𝟑. 𝟗𝟑𝟔

Akuntansi Keuangan 2 94
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang
Diskon Nilai tercatat
Tanggal Bunga dibayar Beban bunga
diamortisasi obligasi
1/1/2012 467,683,936
1/7/2012 20,000,000 23,384,197 3,384,197 471,068,133
1/1/2013 20,000,000 23,553,407 3,553,407 474,621,539
1/7/2013 20,000,000 23,731,077 3,731,077 478,352,616
1/1/2014 20,000,000 23,917,631 3,917,631 482,270,247
1/7/2014 20,000,000 24,113,512 4,113,512 486,383,760
1/1/2015 20,000,000 24,319,188 4,319,188 490,702,948
1/7/2015 20,000,000 24,535,147 4,535,147 495,238,095
1/1/2016 20,000,000 24,761,905 4,761,905 500,000,000
160.000.000 192,316,064 32,316,064

Akuntansi Keuangan 2 95
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang
Dua tahun setelah tanggal penerbitan (1 Januari 2014), PT DDD menarik
seluruh obligasi pada 101 dan membatalkannya.

Harga reakuisisi (Rp 500jt x 1.01) Rp 505.000.000


Nilai buku obligasi yang ditebus 482.270.247
Kerugian pelunasan obligasi Rp 22.729.753

PT DDD mencatat penarikan dan pembatalan obligasi sebagai berikut


Utang obligasi 482.270.247
Kerugian pelunasan obligasi 22.729.753
Kas 505.000.000

Akuntansi Keuangan 2 96
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang
Pelunasan dengan Pertukaran Aset atau Sekuritas
 Kreditur harus mencatat aset non-kas atau bunga ekuitas yang
diterima pada nilai wajar.

 Debitur mengakui keuntungan sebesar kelebihan nilai buku


terutang terhadap nilai wajar aset atau ekuitas yang ditransfer.

Akuntansi Keuangan 2 97
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang
Contoh: Bank EEE meminjamkan uang senilai Rp 500 milyar kepada PT FFF
yang kemudian oleh PT FFF digunakan untuk membangun apartemen. Karena
rendahnya minat atas kepemilikan apartemen, PT FFF tidak dapat melunasi
kewajiban obligasinya. Bank EEE setuju untuk menerima bangunan
apartemen PT FFF dengan nilai wajar Rp 400 milyar untuk pelunasan seluruh
kewajiban PT FFF. Nilai buku apartemen menurut catatan PT FFF adalah RP
550 milyar. PT FFF mencatat transaksi pelunasan sebagai berikut:

Wesel bayar ke Bank EEE 500 milyar


Kerugian pelepasan apartemen 150 milyar
Apartemen 550 milyar
Keuntungan pelunasan utang 100 milyar

Akuntansi Keuangan 2 98
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang
Pelunasan dengan Persyaratan Modifikasi
Kreditur dapat menawarkan satu atau kombinasi dari kombinasi
berikut:
1. Pengurangan suku bunga nominal.
2. Perpanjangan jatuh tempo pembayaran nilai nominal utang.
3. Pengurangan nilai nominal utang.
4. Pengurangan atau penangguhan accrued interest.

Akuntansi Keuangan 2 99
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang
Contoh: Pada tanggal 31 Desember 2012, Bank GGG melakukan kesepakatan
modifikasi dengan PT HHH yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Bank
GGG melakukan restrukturisasi pinjaman dengan nilai par Rp 200 juta sbb:
► Mengurangi nilai nominal obligasi menjadi Rp 180 juta.
► Memperpanjang tanggal jatuh tempo dari 31 Desember 2012 ke 31
Desember 2014.
► Mengurangi suku bunga dari 12 persen ke 8 persen. Mengingat
kesulitan finansial PT HHH, suku bunga pinjaman pasar PT HHH adalah
sebesar 14 persen.

Akuntansi Keuangan 2 100


Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang
IFRS mengharuskan modifikasi untuk diperhitungkan sebagai pelunasan
wesel lama dan penerbitan wesel baru yang diukur pada nilai wajar.

PV arus kas yang direstrukturisasi

𝟏
PV nilai nominal = 𝟏𝟖𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × (𝟏+.𝟏𝟒)𝟐 = 𝑹𝒑 𝟏𝟑𝟖. 𝟓𝟎𝟒. 𝟏𝟓𝟓

𝟏−(𝟏+.𝟏𝟒)−𝟐
PV pembayarankupon = 𝟏𝟒. 𝟒𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × .𝟏𝟒
= 𝟐𝟑. 𝟕𝟏𝟏. 𝟗𝟏𝟏
+
PV (harga jual) obligasi = 𝑹𝒑 𝟏𝟔𝟐. 𝟐𝟏𝟔. 𝟎𝟔𝟔

Akuntansi Keuangan 2 101


Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang

PT HHH mencatat jurnal atas restrukturisasi utang sebagai berikut:

Wesel bayar (lama) 200.000,000


Keuntungan pelunasan wesel 37.783.934
Wesel bayar (baru) 162.216.066

Nilai tercatat
Tanggal Bunga dibayar Beban bunga Amortisasi
wesel
31/12/12 162,216,066
31/12/13 14,400,000 22,710,249 8,310,249 170,526,315
31/12/14 14,400,000 23,873,685 9,473,685 180,000,000

Akuntansi Keuangan 2 102


Opsi Nilai Wajar
Perusahaan dapat memilih mencatat pada nilai wajar pada akun
untuk sebagian besar aset dan liabilitas keuangan, termasuk obligasi
dan weset bayar.
IASB yakin bahwa pengukuran instrumen keuangan pada nilai wajar
memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat dipahami daripada
biaya amortisasi.
Ketika perusahaan mencatat pada nilai wajar, maka laba/rugi yang
belum direalisasi dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih

Akuntansi Keuangan 2 103


Opsi Nilai Wajar
Contoh: PT IJK menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 500
juta dan kupon 6 persen pada tanggal 1 Mei 2012. PT IJK
menggunakan opsi nilai wajar di dalam pencatatan obligasi. Pada
tanggal 31 Desember 2012, nilai obligasi menjadi Rp 480 juta
akibat peningkatan suku bunga pasar menjadi 8 persen.

Utang obligasi 20 juta


Unrealized Holding Gain or Loss—pendapatan 20 juta

Akuntansi Keuangan 2 104


Irsyad dan Dwi Martani
Slide OCW Universitas Indonesia
Departemen Akuntansi FEUI
Oleh : Dwi Martani
martani@ui.ac.id atau FEUI
Departemen Akuntansi dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Akuntansi Keuangan 2 105


BAB 13 – EKUITAS : MODAL DISETOR

Rerangka Bab
Perseroan Terbatas
Struktur Organisasi dan Perusahaan
Karakteristik PT
Proses Pembentukan PT
Ekuitas PT
Modal Disetor
Saldo Laba
Penghasilan Komprehensif Lain
Saham Biasa
Penerbitan dengan Nilai Nominal
Penerbitan tanpa Nilai Nominal
Penerbitan dengan Sekuritas Lain
Penerbitan secara Non Tunai
Biaya Penerbitan Saham

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 106


Lanjutan...

Saham Preferen
Karakteristik
Penerbitan Saham
Pembagian Dividen
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian
Analisis Laporan Keuangan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 107


EKUITAS
Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3

Slide OCW Universitas Indonesia


Oleh : Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI

108
Agenda

1 Karakteristik PT

2 Transaksi Ekuitas

3 Dividen

4 Hibah Pemerintah

5 Analisis Ekuitas

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 109


Sasaran Pembelajaran
Setelah menyelesaian sessi ini diharapkan
mahasiswa:
1. Menjelaskan komponen dari ekuitas.
2. Mencatat, menyajikan dan mengungkapkan
transaksi penerbitan saham, saham treasuri.
3. Mencatat, menyajikan dan mengungkapkan
transaksi pembagian dividen
4. Menyajikan dan mengungkapkan akuntansi
hibah pemerintah.
5. Menyajikan dan menganalisis ekuitas.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 110


Bentuk Organisasi Perusahaan

3 bentuk organisasi bisnis:


• Perorangan
• Persekutuan / Partnership
• Perusahaan

Karakteristik khusus:
1. Pengaruh dari undang-undang PT.
2. Penggunaan sistem saham.
3. Pengembangan variasi dari ownership interests
(kepentingan kepemilikan).

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 111


03
Prosedur Pendirian PT (UU PT Thn 2007)

• Didirikan minimal 2 orang yang


memiliki bagian saham dengan akta
notaris
• Perusahaan harus mengajukan
permohonan kepada menteri untuk
mendapatkan pengesahan atas
pendirian perseroan terbatas setelah
akte pendirian ditandatangani oleh
notaris.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 112


04
Karakteristik Saham

 Hak pembagian proporsional :


 Atas laba dan kerugian.
 Dalam manajemen (hak voting).
 Atas aset saat likuidasi.
 Atas penerbitan saham baru untuk kelas
saham yang sama  the preemptive right.
 Memiliki resiko kerugian terbesar.
 Memperoleh keuntungan atas keberhasilan
perusahaan.
 Tidak ada jaminan memperoleh dividen dan
aset atas pembubaran perusahaan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 113


05
Komponen Ekuitas

Saham Biasa
Modal
Disetor Agio Saham
Saham Preferen

Laba Ditahan

Saham + Agio Saham Treasuri

Laba Komprehensif Lain (OCI)

Kepentingan non Pengendali

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 114


TP 2 Komponen kunci dari ekuitas. 06
Prosedur Penerbitan Saham

1. Tahap Persiapan: Persetujuan RUPS dan


menunjuk penjamin emisi (underwriter)
2. Tahap Pengajuan dan Pernyataan Pendaftaran:
Otorisasi BAPEPAM-LK
3. Tahap Penawaran/Penjualan Saham
4. Tahap Pencatatan Saham Di Bursa Efek

Semua biaya langsung yang terkait atas penerbitan saham (biaya


penjamin emisi, akuntansi, biaya hukum, percetakan, pajak, dsb.)
mengurangi pendapatan atas penjualan saham.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 115


07
Nilai Par Saham

1. Nilai par saham tidak ada hubungannya dengan nilai wajar.


2. Penerbitan saham dengan nilai par saham yang rendah
membantu perusahaan menghindari kewajiban kontinjensi
ketika saham dijual di bawah par.

 Saham preferen atau saham biasa  merefleksikan


nilai par atas saham yang diterbitkan

 Agio saham  nilai lebih atas nilai par yang dibayarkan


oleh pemegang saham

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 116


09
Saham dengan Nilai Par

 PT Obat Jaya menerbitkan 1.000.000 lembar saham biasa bernilai nominal


Rp100, dengan harga Rp500 per lembar yang dibayar tunai oleh sejumlah
investor yang membelinya. Perusahaan mencatat saham tersebut dengan
jurnal sebagai berikut:
Kas 500.000.000
Modal saham biasa 100.000.000
Agio saham biasa 400.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 117


Saham Tanpa Nilai Par

Alasan penerbitan:
 Menghindari kewajiban kontinjensi.
 Menghindari kebingungan di dalam pencatatan
nilai par vs nilai pasar (fair market value).

Saham tanpa nilai par harus dicatat sebesar nilai saat


diterbitkan tanpa agio saham.
Jika regulasi mengharuskan adanya nilai yang ditetapkan
pada saham tanpa nilai par, maka selisih nilai yang
ditetapkan dengan harga saat diterbitkan dicatat sebagai
agio saham.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 118


10
Saham Tanpa Nilai Par (contoh)

PT Merapi memiliki 1.000 lembar saham biasa yang diotorisasi


tanpa nilai par. Jika PT Merapi menerbitkan kembali 200 saham
dengan harga Rp 500 per lembar saham, maka akan dicatat :
Kas 100,000
Saham biasa 100,000

Tetapi jika saham yang diterbitkan memiliki nilai yang ditetapkan


sebesar Rp 200, maka pencatatannya adalah sebagai berikut:

Kas 100,000
Saham biasa 40,000
Agio saham biasa 60,000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 119


11
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain

 Saham yang diterbitkan dengan sekuritas lain


harus dipisahkan komponen ekuitas dan
komponen lainnya.
 Misal convertible bond, saham diterbitkan
dengan opsi / warrant.
 Metode untuk alokasi:
 Metode Proporsional
 Metode penambahan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 120


12
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Proporsional

PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp


100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump
sum Rp 400.000.

Jumlah saham Nilai Total %


Saham biasa 500 x Rp 600 = Rp 300.000 60%
Saham Preferen 200 x 1.000 200.000 40%
Nilai pasar Rp 500.000 100%

Alokasi: Biasa Preferen


Harga penerbitan Rp 400.000 Rp 400.000
Alokasi % 60% 40%
Total Rp 240.000 Rp 160.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 121


12
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Proporsional

PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp


100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump
sum Rp 400.000.

Kas 400.000
Saham preferen (200 x Rp 200) 40.000
Agio saham preferen (160.000 – 40.000) 120.000
Saham biasa (500 x Rp 100) 50.000
Agio saham biasa (240.000 – 50,000) 190.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 122


13
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Penambahan

PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par


Rp 100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen
dengan nilai par Rp 200 dan nilai wajar tidak diketahui yang
dijual dengan lump sum Rp 400.000.

Jumlah saham Nilai Total


Saham biasa 500 x Rp 600 = Rp 300.000
Saham preferen 100 x -
Nilai pasar Rp 300.000

Alokasi: Biasa Preferen


Harga penerbitan Rp 400.000
Biasa (300.000)
Total Rp 300.000 Rp 100.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 123


14
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Penambahan

PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp


100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar tidak diketahui yang dijual dengan
lump sum Rp 400.000.

Kas 400.000
Saham preferen (200 x Rp 200) 40.000
Agio saham preferen (100.000 – 40.000) 60.000
Saham biasa (500 x Rp 100) 50.000
Agio saham biasa (300.000 – 50,000) 250.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 124


15
Saham Diterbitkan dengan Transaksi Non-Kas

Perusahaan harus mencatat saham yang


diterbitkan dengan non-kas pada:

 Nilai wajar atas barang atau jasa yang


diterima.

 Jika nilai wajar atas barang dan jasa


tidak dapat diukur dengan handal,
gunakan nilai wajar saham yang
diterbitkan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 125


16
Saham Diterbitkan dengan Transaksi Non-Kas

PT GHI menerbitkan saham biasa sebanyak 20.000


lembar dengan nilai par Rp 500 untuk mendapatkan
paten atas produk PT GHI.

Kasus 1: PT GHI tidak dapat menentukan nilai wajar


paten, tetapi dapat menentukan nilai wajar saham
sebesar Rp 750,-

Paten 1.500.000
Saham biasa 1.000.000
Agio saham biasa 500.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 126


17
Saham Diterbitkan dengan Transaksi Non-Kas

PT GHI menerbitkan saham biasa sebanyak 20.000


lembar dengan nilai par Rp 500 untuk mendapatkan
paten atas produk PT GHI.

Kasus 2: PT GHI tidak dapat menentukan nilai wajar


saham, tetapi dapat menentukan nilai wajar paten
sebesar Rp 1.200.000,-

Paten 1.200.000
Saham biasa 1.000.000
Agio saham biasa 200.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 127


18
Saham Diterbitkan dengan Transaksi Non-Kas

PT GHI menerbitkan saham biasa sebanyak 20.000


lembar dengan nilai par Rp 500 untuk mendapatkan
paten atas produk PT GHI.

Kasus 3: PT GHI tidak dapat menentukan nilai wajar saham dan


paten, tetapi konsultan independen menentukan nilai wajar paten
sebesar Rp 1.250.000,- berdasarkan metode diskonto arus kas.

Paten 1.250.000
Saham biasa 1.000.000
Agio saham biasa 250.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 128


19
Karakteristik Saham Preferen

1. Preferensi dividen  Kumulatif


2. Preferensi atas aset saat  Partisipasi (parsial
likuidasi dan penuh)
3. Dapat dikonversi
menjadi saham biasa  Dapat dikonversi
4. Dapat melakukan call  Callable
atas opsi dari
perusahaan
5. Tidak memiliki hak suara  Redeemable
/ vote

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 129


29
Karakteristik Saham Preferen
Fitur umum saham preferen:
1. Preferensi dividen  Kumulatif
2. Preferensi atas aset saat  Partisipasi (parsial
likuidasi dan penuh)
3. Dapat dikonversi menjadi
saham biasa  Dapat dikonversi
4. Dapat melakukan call atas  Callable
opsi dari perusahaan  Redeemable
5. Tidak memiliki hak suara /
vote

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 130


30
Saham Preferen (contoh)

PT MNO menerbitkan 5.000 lembar saham preferen dengan


nilai par Rp 300 dengan harga Rp 1.000 per lembar saham.
Bishop mencatat penerbitan saham sebagai berikut:

Kas 5.000.000
Saham preferen 1.500.000
Agio saham preferen 3.500.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 131


31
Pembagian Dividen

Secara umum ada dua karakteristik umum dividen saham preferen

1. Dividen kumulatif adalah pembagian dividen suatu


periode mendahulukan dividen periode sebelumnya
yang tidak dibagikan.

2. Dividen Partisipatif adalah kebijakan dividen suatu periode yang


memberikan tambahan dividen kepada pemegang saham preferen jika
masih terdapat kelebihan dividen setelah pemegang saham biasa
memperoleh alokasi dividen dalam persentase yang sama terlebih
dahulu.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 132


Kebijakan Dividen

Alasan distribusi dividen tidak dimaksimalkan


berdasarkan jumlah laba ditahan yang tersedia:
 Memelihara persetujuan dengan kreditur.
 Memenuhi persyaratan regulasi negara / UU PT.
 Membiayai pertumbuhan dan ekspansi.
 Mempengaruhi arus kas / likuiditas.
 Berjaga terhadap kemungkinan kerugian dan masalah
likuiditas.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 133


32
Kebijakan Dividen

Jenis-jenis dividen:
1. Dividen kas 3. Dividen likuidasi
2. Dividen properti 4. Dividen saham.

 Semua dividen selain dividen saham mengurangi total


ekuitas perusahaan.
 Ketika perusahaan mengumumkan dividen saham,
perusahaan tidak membayarkan sejumlah aset atau
mengakui kewajiban, tetapi hanya menerbitkan saham
tambahan ke masing-masing pemegang saham.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 134


33
Dividen Kas
Tiga tanggal penting:
 Dewan direksi mengusulkan 1. Tanggal pengumuman
pengumuman dividen kas Laba ditahan xxx
Utang dividen xxx

 Dividen kas yang diumumkan 2. Tanggal pencatatan


merupakan kewajiban No entry
(biasanya termasuk kewajiban
lancar).
 Perusahaan tidak 3. Tanggal pembayaran
mengumumkan atau Utang dividen xxx
membayar dividen kas pada Kas xxx
saham treasuri.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 135


34
Dividen Kas - contoh

Tanggal 2 Juni PT PQR mengumumkan pembayaran kas


dividen Rp 200 atas 200.000 saham yang terutang pada tanggal
12 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat pada
tanggal 22 Juni.

Tanggal pengumuman (2 Juni)


Laba ditahan 40.000.000
Utang dividen 40.000.000
Tanggal pencatatan (22 Juni) No entry
Tanggal pembayaran (12 Juli)
Utang dividen 40.000.000
Kas 40.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 136


35
Contoh Pembagian Dividen Tunai

 Pada 1 November 2015 PT Obat Manjur melakukan pembagian dividen


tunai sebesar Rp50.000.000 kepada para pemegang saham. Komposisi
pemegang saham terdiri sebagai berikut
 Saham Preferen 6% dengan total nilai nominal Rp100.000.000
 Saham biasa dengan total nilai nominal Rp400.000.000

 Selama tahun 2013 dan 2014, PT Obat Manjur tidak membagikan dividen
karena kebutuhan dana investasi yang besar. Diasumsikan komposisi
pemegang saham tidk berubah selama 2013-2015

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 137


1. Dividen Saham Preferen Bersifat Non-
kumulatif dan Non Partisipatif

 Perhitungan Non-Kumulatif dan Non-Partisipatif


Perhitungan Saham Saham Biasa Total
Preferen
6% x Rp100.000.000 Rp6.000.000 Rp6.000.000
Sisa Rp44.000.000 Rp44.000.000
Jumlah Rp6.000.000 Rp44.000.000 Rp50.000.000

 Pada kasus ini, pemegang saham preferen menerima dividen sebesar 6%


dari nilai nominal (yaitu Rp6.000.000) dan sisanya (yaitu Rp4.000.000)
dialokasikan untuk pemegang saham biasa.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 138


2. Dividen Saham Preferen Bersifat Kumulatif
dan Non-Partisipatif
 Perhitungan kumuatif dan Non Partisipatif
Perhitungan Saham Saham Biasa Total
Preferen
Dividen in arrears 2 Rp12.000.000 Rp12.000.000
tahun:
2x6%xRp100.000.0000
6% x Rp100.000.000 Rp6.000.000 Rp6.000.000
Sisa Rp32.000.000 Rp32.000.000
Jumlah Rp18.000.000 Rp32.000.000 Rp50.000.000

 Pada kasus ini,pemegang saham preferen menerima dividen sebesar


Rp18.000.000, terdiri atas dividen 2 tahun sebelumnya yang belum
dibagikan (masing-masing Rp6.000.000, total Rp12.000.000) dan dividen
tahun berjalan sebesar 6% dari nilai nominal (yaitu Rp6.000.000). Sisanya
Rp32.000.000 dialokasikan untuk pemegang saham biasa

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 139


3. Dividen Saham Preferen Bersifat Non-
kumulatif dan Partisipatif penu

 Perhitungan non kumulatif dan partisipatif penuh


Perhitungan Saham Saham Biasa Total
Preferen
Dividen thn berjalan6% Rp6.000.000 Rp24.000.000 Rp30.000.000
Dividen Partisipatif Rp4.000.000 Rp16.000.000 Rp20.000.000
Jumlah Rp10.000.000 Rp40.000.000 Rp50.000.000

 Setelah pemegang saham preferen dan saham biasa mendaptkan dividen


tahun berjalan dengan persentase yang sama yaitu 6% dari nilai nominal,
sisanya akan dibagikan sebagai dividen partisipatif dengan perhitungan
sebagai berikut:

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 140


.....Lanjutan.....

Total Dividen Tahun berjalan Rp30.000.000


Dividen tersedia untuk partisipatif Rp20.000.000 (50.000.000-
30.000.000)
Nilai nominal saham preferen dan Rp500.000.000
biasa (100.000.000+400.000.000)
Tingkat partisipatif 4% (Rp20.000.000/Rp50.000.000)
Besarnya dividen partisipatif saham preferen=4% x Rp100.000.000 =
Rp4.000.000
Besarnya dividen partisipatif saham biasa = 4% x Rp400.000.000 =
Rp16.000.000

Dengan demikian saham preferen menerima total dividen sebesar


Rp10.000.000 dan pemegang saham biasa sebesar Rp40.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 141


4. Dividen Saham Preferen Bersifat Kumulatif
dan Partisipasi Penuh

Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total


Dividen in arrears 2 Rp12.000.000 Rp12.000.000
tahun:
2x6%xRp100.000.00
00
6% x Rp100.000.000 Rp6.000.000 Rp24.000.000 Rp30.000.000
Dividen Partisipatif: Rp1.600.000 Rp6.400.000 Rp8.000.000
4%
Jumlah Rp19.600.000 Rp30.400.000 Rp50.000.000
Tingkat partisipasi 1,6% (Rp8.000.000/Rp500.000.000)
Besarnya dividen partisipatif saham preferen = 1,6% x
Rp100.000.000=Rp.1.600.000
Besarnya dividen partisipatif saham biasa = 1,6% x Rp400.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 142


Penyajian Ekuitas

Ref. Laporan Keuangn PLN dari website perusahaan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 143


47
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas

Ref. Laporan Keuangn PLN dari website perusahaan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 144


48
Analisis Ekuitas

1. Tingkat pengembalian terhadap ekuitas:


Laba bersih – dividen preferen
Rata - rata common equity
2. Rasio payout:
Dividen kas
Laba bersih – dividen preferen
3. Nilai buku per lembar saham:
Ekuitas pemegang saham biasa
Saham yang beredar

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 145


53
Analisis Ekuitas (contoh)

PT XYZ memiliki laba bersih Rp 200 juta,


mengumumkan dan membayar dividen preferen
sebesar Rp 50 juta, dan rata-rata ekuitas
pemegang saham biasa sebesar Rp 1 milyar.

Tingkat pengembalianterhadapekuitas
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ −𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
=
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎
𝑅𝑝 200.000.000 −𝑅𝑝 50.000.000 Rasio menunjukkan seberapa
= banyak dollar dari laba bersih
𝑅𝑝 1.000.000.000
yang diperoleh perusahaan
= 15% untuk setiap dolar yang
diinvestasikan pemilik.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 146


54
Analisis Ekuitas (contoh)

PT XYZ memiliki dividen kas sebesar Rp 200


juta dan laba bersih sebesar Rp 500 juta, dan
tidak ada saham preferen beredar

Rasio payout:
𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑘𝑎𝑠
= 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ −𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
𝑅𝑝 200.000.000 Menunjukkan rasio
=
𝑅𝑝 500.000.000 pendapatan yang diperoleh
= 40% investor atas laba bersih
perusahaan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 147


55
Analisis Ekuitas (contoh)

PT XYZ memiliki 500 ribu lembar saham biasa


beredar dengan total nilai Rp 300 juta.

Nilaibuku per lembarsaham:


𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎
= Jumlah yang akan diterima
𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
oleh tiap lembar saham jika
𝑅𝑝 300.000.000
= perusahaan dilikuidasi
𝑅𝑝 500.000
berdasarkan jumlah yang
= Rp 600
dilaporkan pada neraca.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 148


56
Referensi Utama

 Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley

 Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

 International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 149


Irsyad & Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
Slide OCW Universitas Indonesia
martani@ui.ac.id
Oleh : Dwi Martaniatau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Departemen Akuntansi FEUI

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 150


BAB 14 – EKUITAS: SALDO LABA, DIVIDEN, SAHAM TREASURI,
DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Rerangka Bab
Komponen Ekuitas: Saldo Laba, Dividen, Saham Treasuri
Saldo Laba
Dividen
Pemecahan Saham
Saham Treasuri
Penghasilan Komprehensif Lain
Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas: Saldo Laba, Dividen, dan Saham Treasuri
Pengakuan dan Pengukuran Saldo Laba
Pengakuan dan Pengukuran Dividen
Pengakuan dan Pengukuran Saham Treasuri
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian Ekuitas dalam Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas
Pengungkapan
Analisis Laporan Keuangan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 151


Saldo Laba, Dividen
Saldo laba merupakan akumulasi laba yang diperoleh
perusahaan yang tidak didistribusikan kepada pemegang
saham sebagai dividen dan tetap diinvestasikan dalam
perusahaan tersebut.
Formula dalam menghitung saldo laba ini adalah dengan
menambahkan saldo laba awal dengan laba bersih dan
dikurangi dengan dividen yang dibayarkan perusahaan.

Dividen merupakan bagian laba yang didistribusikan kepada


pemegang saham. Perusahaan mengeluarkan dividen berdasarkan
keputusan yang diambil dalam RUPS.
Bentuk yang paling umum adalah dividen kas, yaitu perusahaan
mendistribusikan kas kepada pemegang saham sebesar proporsi
tertentu.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 152


Bentuk dari Dividen

 Bentuk lain dari dividen selain dari dividen kas diantaranya:


 Dividen Properti
 Dividen Likuidasi
 Dividen Saham
 Dividen Scrip

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 153


Dividen Properti

 Merupakan utang dividen dalam bentuk aset


selain kas.

 Properti yang akan didistribusikan dinyatakan


ulang ke dalam nilai wajar; keuntungan dan
kerugian atas selisih nilai properti diakui
dalam Laporan laba-rugi.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 154


36
Dividen Properti (contoh)

PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa investasinya


dalam bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan mengumumkan dividen
properti tanggal 12 Desember 2012, untuk didistribusikan tanggal 22 Januari
2X13 kepada pemegang saham yang tercatat pada 2 Januari 2013. Pada
tanggal pengumuman, sekuritas tersebut memiliki nilai wajar Rp 200.000,000.

Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)


Unrealized Holding Gain or Loss—Kerugian 100.000.000
Investasi ekuitas 100.000.000
Laba ditahan 200.000.000
Utang dividen properti 200.000.000

Tanggal distribusi (22 Januari 2013)


Utang dividen properti 200.000.000
Investasi ekuitas 200.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 155


37
Dividen Likuidasi

• Dividen yang tidak didasarkan pada


pendapatan / laba ditahan dan mengurangi
ekuitas pemegang saham.

• Dividen likuidasi lebih mengimplikasikan return


atas modal investasi daripada profit yang
dihasilkan perusahaan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 156


38
Dividen Likuidasi

PT RST menerbitkan sebuah “dividen” kepada pemegang saham


biasa sebesar Rp 220.000.000. Pengumuman menyebutkan bahwa
pemegang saham harus mempertimbangkan Rp 100.000.000 sebagai
pendapatan dan sisanya sebagai pengembalian modal.

Tanggal pengumuman
Laba ditahan 100.000.000
Agio saham biasa 120.000.000
Utang dividen 2.200.000
Tanggal pembayaran
Utang dividen 2.200.000
Kas 2.200.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 157


39
Dividen Saham

• Penerbitan saham sendiri kepada pemegang


saham dengan basis pro rata, tanpa mendapatkan
pembayaran apapun (tidak ada kas masuk dan
keluar).
• Ketika saham dividen kurang dari 20–25 persen
dari saham biasa yang beredar, maka perusahaan
melakukan transfer nilai wajar dari laba ditahan
(dividen saham kecil).
• Ketika saham dividen lebih dari 20–25 persen dari
saham biasa yang beredar, maka nilai par
dialihkan dari laba ditahan ke modal saham
(dividen saham besar).

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 158


40
Dividen Saham - contoh

PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200
dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen
dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham
tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp
300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan 60 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta
Agio saham biasa 20 juta

Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta
Saham biasa 40 juta

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 159


41
Dividen Saham - contoh

PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan


nilai par Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT
UVW mengumumkan 30 persen dividen saham, maka
perusahaan menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan
kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah
Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:

Tanggal pengumuman
Laba ditahan (600 ribu x Rp 200) 120 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta

Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta
Saham biasa 120 juta

TP 8 Dividen saham kecil dan besar, serta share splits160 42


Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Dividen Scrip

 Merupakan suatu promes yang menyatakan tanda kesediaan membayar


sejumlah uang tunai tertentu kepada para pemegang saham sebagai
dividen. Kebijakan pembagian dividen dalam bentuk scrip ini dilakukan
perusahaan apabila pada saat pengambilan keputusan tentang dividen
perusahaan belum (tidak) memiliki uang kas yang memadai untuk
membayar dalam bentuk dividen kas.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 161


Pemecahan Saham (Stock Split)

 Merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai


nominal saham.
 Sebagai contoh, perusahaan melakukan pemecahan saham 2:1 atau dua
lembar saham untuk 1 lembar akan membuat jumlah saham yang beredar
menjadi 2 kali lipat dengan nilai nominal per saham berkurang menjadi
setengahnya. Pada akhirnya nilai kapitalisasi saham perusahaan tetap.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 162


Pembelian kembali Saham

Alasan perusahaan membeli kembali saham


beredarnya sendiri :
 Meningkatkan earnings per share dan return
on equity.
 Menyediakan saham untuk kontrak
kompensasi pegawai atau untuk memenuhi
kebutuhan merger potensial.
 Menggagalkan usaha pengambilalihan atau
untuk mengurangi jumlah pemegang saham.
 Mempengaruhi harga pasar dengan
meningkatkan permintaan  harga stabil atau
meningkat.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 163


20
Saham Treasuri

• Reakuisisi saham yang telah dibeli kemudian ditarik


(retirement) atau dijual kembali di masa depan.
• Jika saham tidak ditarik dari peredaran, maka disebut
saham treasuri.
• Saham treasuri tidak digolongkan ke dalam aset dan
mengurangi nilai aset bersih.
• Kepemilikan saham treasuri tidak memberikan hak-hak
pemegang saham.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 164


21
Saham Treasuri – PSAK 50 & 55

• Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka


instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari
ekuitas.

• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian,


penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas
entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.

• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh


entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam
kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang
dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di
ekuitas.

Ref. PSAK

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 165


22
Saham Treasuri - PSAK

• Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara


terpisah, dalam Iaporan posisi keuangan atau catatan atas
laporan keuangan, sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009):
Penyajian Laporan Keuangan.

• Entitas mengungkapkan sesuai dengan PSAK 7 (revisi 2010):


Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi jika saham treasuri
diperoleh oleh pihak-pihak berelasi.

Ref. PSAK

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 166


23
Contoh Saham Treasuri-Metode Biaya

 Pengeluaran saham biasa sebanyak 1.000.000 lembar dengan nilai


nominal Rp500 pada harga pasar sebesar Rp5.000
Kas 5.000.000.000
Modal saham-saham biasa 500.000.000
Agio saham-saham biasa 4.500.000.000
 Pembelian saham treasuri sebanyak 100.000 lembar dengan harga
Rp6.000
Saham Treasuri 600.000.000
Kas 600.000.000
 Penjualan saham treasuri pada harga diatas harga beli sebanyak 50.000
lembar dengan harga Rp7.500
Kas 375.000.000
Saham Treasuri 300.000.000
Agio saham-Saham Treasuri 75.000.000
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 167
 Penjualan saham treasuri pada harga dibawah harga beli sebanyak 10.000
lembar dengan harga Rp4.500
Kas 45.000.000
Agio saham-Saham Treasuri 15.000.000
Saham Treasuri 60.000.000

 Penjualan saham treasuri pada harga dibawah harga beli sebanyak 30.000
lembar dengan harga Rp3.000
Kas 90.000.000
Agio saham-Saham Treasuri 60.000.000
Saldo Laba 30.000.000
Saham Treasuri 180.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 168


Contoh Saham Treasuri-Metode Nilai Nominal

Berikut contoh transaksi dan ayat jurnal PT Z berdasarkan metode nilai


nominal
 Pengeluaran saham biasa sebanyak 1.000.000 lembar dengan nilai
nominal Rp500 pada harga pasar sebesar Rp5.000
Kas 5.000.000.000
Modal saham-saham biasa 500.000.000
Agio saham-saham biasa 4.500.000.000
 Pembelian saham treasuri sebnayak 100.000 lembar dengan harga
Rp6.000
Saham Treasuri 50.000.000
Agio saham-saham biasa 450.000.000
Saldo Laba 100.000.000
Kas 600.000.000
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 169
 Penjualan saham treasuri pada harga diatas harga beli sebanyak 50.000
lembar dengan harga Rp7.500
Kas 375.000.000
Saham Treasuri 25.000.000
Agio saham-saham biasa 350.000.000
 Penjualan saham treasuri pada harga dibawah harga beli sebanyak 10.000
lbr dengan harga Rp4.500
Kas 45.000.000
Saham Treasuri 5.000.000
Agio saham-saham biasa 40.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 170


 Penjualan saham treasuri pada harga dibawah harga beli sebanyak 30.000
lembar dengan harga Rp3.000
Kas 90.000.000
Saham Treasuri 15.000.000
Agio saham-saham biasa 75.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 171


Irsyad & Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
Slide OCW Universitas Indonesia
martani@ui.ac.id
Oleh : Dwi Martaniatau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Departemen Akuntansi FEUI

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 172


BAB 16 – INVESTASI: INSTRUMEN EKUITAS DAN UTANG

Rerangka Bab
Aset Keuangan
Definisi
Klasifikasi
Pengakuan dan Pengukuran Awal
Investasi Instrumen Ekuitas
Klasifikasi
Metode Nilai Wajar
Metode Ekuitas
Penghentian Penggunaan Metode Ekuitas
Pengecualian Penerapan Metode Ekuitas
Investasi Instrumen Utang
Klasifikasi
Pengukuran Setelahnya
Penghentian Pengakuan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 173


Lanjutan...

Penurunan Nilai Investasi


Evaluasi dan Bukti Objektif
Pengukuran
Reklasifikasi Antar-Kategori
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian
Pengungkapan
Analisis Laporan Keuangan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 174


ASET KEUANGAN

 Investasi dalam instrumen ekuitas dan dalam instrumen utang merupakan


aset keuanga yang diatur dalam PSAK 50 (revisi 2014) dan PSAK 55 (Revisi
2014) yang dapat dklasifikasikan dalam 4 klasifikasi aset keuangan berikut:
a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
b. Investasi dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo
c. Pinjaman yang diberikan dan piutang
d. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk
dijual

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 175


Pengakuan dan Pengukuran Awal
 Pengakuan Awal
PT Angkasa membeli 10.000 lembar saham PT Semesta dengan harga
kuotasian Rp1.200 per lembar. Selain itu, PT Angkasa juga membayar biaya
transaksi sebesar Rp240.000. PT Angkasa mengkalisikan investasinya dalam
saham PT B sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
lapora L/R
 Jurnal yang dicatat PT Angkasa pada tanggal perolehan:
Investasi 12.000.000
Beban broker Fees 240.000
Kas 12.240.000
 Jika PT Angkasa mengklasifikasikan investasi tersebut sebagai tersedia
untuk dijual
Investasi 12.240.000
Kas 12.240.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 176


INVESTASI INSTRUMEN EKUITAS

 Tabel klasifikasi Investasi Instrumen Ekuitas


Pengaruh Persentase Perlakuan Acuan PSAK
signifikan atau Kepemilikan Akuntansi
pengendalian
Tidak ada pengaruh <20% Nilai wajar PSAK 55 (Revisi
signifikan 2014)
Terdapat pengaruh 20%-50% Metode PSAK 15 (Revisi
signifikan Ekuitas 2013)
Pengendalian >50% Konsolidasi PSAK 65

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 177


Pengakuan dan Penghentian
Pengakuan Investasi
 Contoh Investasi-Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Pada tanggal 31 Okt 2015, PT Lentera membeli 15% kepemilikan di PT Terang
dengan total harga perolehan Rp300.000.000.
31 Okt 2015:
Investasi Saham 300.000.000
Kas 300.000.000

PT Terang mengumumkan dividen sebesar Rp40.000.000 pada tanggal 1


Desember 2015. Dividen yang diakui PT Terang adalah sebesar Rp6.000.000
(15% x 40.000.000). Ayat jurnal yang dicatat PT Lentera

1 Des 2015:
Piutang Dividen 6.000.000
Pendapatan Dividen 6.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 178


......Lanjutan....

 Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai wajar investasi di PT Terang


Rp297.000.000
31 Des 2015:
Kerugian belum terealisasi-laba/rugi 3.000.000
Investasi Saham 3.000.000

Atau alternatifnya entitas dapat mencatat penyesuaian tersebut di akun


Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi:

Kerugian belum terealisasi-laba/rugi 3.000.000


Penyisihan keuntungan/kerugian belum terealisasi 3.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 179


Contoh Soal Metode Ekuitas
 Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Mitra membeli 25% kepemilikan di PT
Raisa dengan harga Rp55.000.000

Investasi Saham 3.000.000


Kas 3.000.000

 Laba bersih PT Raisa untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp40.000.000. PT


Mira mencatat bagian atas laba tersebut sebesar Rp10.000.000
Investasi Saham 3.000.000
Bagian laba rugi dari entitas Asosiasi 3.000.000

 Tanggal 15 Januari 2016,PT Raisa mengumumkan dan membayar dividen


tunai sebesar Rp10.000.000. PT Mira mengakui bagian atas dividen
tersebut sebesar Rp2.500.000(25%xRp10.000.000)
Kas 3.000.000
Investasi Saham 3.000.000
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 180
Investasi Instrumen Utang

 Klasifikasi
Investasi perusahan di instrumen utang diatur dalam PSAK 55 (Revisi 2014).
Investasi di instrumen utang spat diklasifikasikan menjadi:
1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
2. Investasi dalm kelompok dimiliki hingga jatuh tempo;
3. Pinjaman yang diberikan dan piutang;
4. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk
dijual.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 181


Penurunan Nilai Investasi

 Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas harus melakukan evaluasi


untuk menentukan apakah terdapat bukti yang objektif bahwa investasi di
instrumen ekuitas dan instrumen utang mengalami penurunan nilai.

 Pengukuran
Penurunan nilai terjadi jika jumlah tercatat aset melebihi nilai terpulihka n.
Auntuk investasi yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi, tidak perlu dilakukan penurunan nilai. Hal ini dikarenakan
perubahan nilai wajar untuk aset tersebut sudah diakui dalam laba rugi
periode berjalan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 182


Penurunan Nilai-Aset Keuangan yang Dicatat
berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi

 Pada tanggal 31 desember 2015, PT Harapan mempunyai investasi di


surat utang yang diterbitkan PT Lintas. Investasi tersebut mempunyai nilai
tercatat sebesar nilai nominal Rp500.000.000. Investasi tersebut
mempunyai sisa masa jatuh tempo 4 tahun dengan bunga kupon 10%
dibayar tahunan tiap tanggal 31 Desember. Perusahaan
mengklasifikasikan investasi tersebut sebagai dimiliki hingga jatuh tempo .
Bunga per 31 desember 2015 sudah dibayar oleh PT Lintas, namun PT
Lintas saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan dan sudah
menyatakan bahwa PT Lintas tidak dapat melakukan pembayaran bunga
dan pokok secara penuh di tahun-tahun berikutnya. PT Lintas hanya
mampu melakukan pembayaran bunga sebesar Rp40.000.000 tiap tahun
dan pembayaran pokok sebesar Rp400.000.000.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 183


 Nilai kini dari arus kas yag akan dibayarkan oleh PT Lintas:
 Nilai kini pokok (Rp400.000.000x0,683013 PVIF4,10%) Rp273.205.382
 Nilai kini bunga (Rp40.000.000x3,169865 PVIF4,10%) Rp126.794.618
 Total nilai kini arus kas Rp400.000.000
 Nilai tercatat Rp500.000.000
 Rugi penurunan nilai Rp100.000.000

31 Des 2015:
Rugi penurunan nilai 100.000.000
Investasi di surat utang 100.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 184


 Selama tahun 2016 ternyata kondisi keuangan PT Lintas mengalami
peningkatan. Berdasarkan kondisi tersebut diestimasi nilai terpulihkan
dari investasi di PT Lintas mengalami peningkatan menjadi Rp425.000.000
 Dalam situasi tersebut,maka dilakukan pencatatan pembalikan rugi
penurunan nilai sebesar Rp25.000.000 (nilai terpulihkan Rp425.000.000-
Rp400.000.000)

31 Des 2016:
Investasi di surat utang 100.000.000
Pembalikan rugi penurunan nilai 100.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 185


Penurunan nilai-Aset Keuangan yang dicatat
pada Biaya Perolehan

 Pada tanggal 14 Mei 2015, PT Sonata mempunyai investasi saham yang


diterbitkan PT Okta dengan membayar tunai Rp40.000.000. Saham PT
Okta tidak diperdagangkan di bursa dan tidak dapat ditentukan nilai
wajarnya secara andal. Oleh karena itu PT Sonata mencatat investasi
tersebut pada biaya perolehan
14 Mei 2015:
Investasi saham 40.000.000
Kas 40.000.000

 Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Sonata menilai telah terjadi


penurunan nilai dari investasi di saham PT Okta tersebut. Diestimasi nilai
terpulihkan dari investasi tersebut Rp25.000.000
31 Des 2015:
Rugi penurunan nilai 15.000.000
Investasi di Saham 15.000.000
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 186
Reklasifikasi antar-kategori

 PSAK 55 (Revisis 2014) memberikan dasar pengaturan peraturan yang


ketat terkait transfer antar-kategori aset keuangan. Pengaturan tersebut
ditujukan untuk mencegah manajemen laba dengan cra memilih jenis
pengakuan tertentu atau menghindari pengakuan keuntungan atau
kerugian dengan melakukan transfer antar-kategori aset keuangan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 187


Contoh Soal-Reklasifikasi dari Dimiliki Hingga
Jatuh Tempo menjadi tersedia untuk Dijual

 Berikut adalah contoh perlakuan akuntansi jika perusahaan menjual


investasi dimiliki hingga jatuh tempo sebelum tanggal jatuh temponya,
sehingga seluruh investasi dari dimiliki hingga jatuh tempo harus
direklasifikasi menjadi tersedia untuk dijual. Pada tanggal 1 Januari 2008,
PT Dumai membeli obligasi dengan nilai nominal RP500.000.000, tingkat
bunga kupon 10% serta jangka waktu jatuh tempo 10 tahun. Obligasi
tersebut membayar bunga tiap 31 Desember. Harga beli obligasi tersebut
adalah Rp540.555.000. Tingkat bunga efektif 8,75%. Obligasi tersebut
diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Pada tanggal
1 januari 2013, PT Dumai menjual 20% dari obligasi yang dimilikinya
tersebut. Nilai wajar obligasi pada tanggal tersebut Rp537.469.750 dan
biaya perolehan diamortisasi sebesar Rp520.359.600

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 188


 Oleh karena, PT Dumai telah menjual lebih dari jumlah yang tidak
signifikan dari investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, maka
perusahaan terkena tainting rule. Sisa investasi yang ada harus
diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual. Selisih antara nilai
tercatat dan nilai wajar diakui di penghasilan komprehensif lainnya:
 Nilai wajar sisa investasi (80% x Rp.537.469.750) Rp429.975.800
 Nilai tercatat sisa investasi (80% x Rp520.359.600) Rp416.287.680
 Selisih Rp 13.688.120

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 189


BAB 21 – KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI
AKUNTANSI DAN KESALAHAN
Rerangka Bab
Kebijakan Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Kebijakan Akuntansi
Definisi
Konsistensi Penerapan Kebijakan Akuntansi
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Definisi
Perlakuan Akuntansi
Penyajian dan Pengungkapan
Perubahan Estimasi
Definisi
Perlakuan Akuntansi
Penyajian dan Pengungkapan
Kesalahan
Definisi
Perlakuan Akuntansi
Penyajian dan Pengungkapan
Analisis Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 190
Kebijakan Akuntansi dalam
Penyusunan Laporan Keuangan

Kebijakan akuntansi adalah


prinsip, dasar, konvensi, peraturan
dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam
penyusunan dan penyajian laporan
 Ketika standar mengatur
keuangan
kebijakan akuntansi spesifik atas
transaksi, kondisi dan peristiwa
lain, maka entitas harus memilih
kebijakan akuntansi tersebut.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 191


Perubahan Kebijakan

Perubahan kebijakan akuntansi atas penerapan awal sebuah standar


mengikuti pengaturan dalam transisi standar tersebut.

Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak diatur ketentuan transisinya atau


perubahan kebijakan akuntansi sukarela harus ditetapkan secara retrospektif

Perubahan kebijakan akuntansi sukarela hanya boleh dilakukan jika


kebijakan tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal
dan relevan

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 192


Contoh-Perubahan Kebijakan Akuntansi

PT Merpati memulai operasi usahanya pada 1 Januari 2013. Untuk penilaian


persediaan perusahaan menggunakan metode rata-rata(AVG). Pada 1 Januari
2015 perusahaan mengubah metode persediaannya dengan menggunakan
FIFO. Untuk melengkapi informasi penyajian secara komparatif 2014 dan
2015 beberapa data berikut diperoleh.
 Penjualan tahun 2014 Rp600.000.000 dan 2015 sebesar Rp640.000.000
 Beban operasi tahun 2014 Rp200.000.000 dan 2015 sebesar
Rp240.000.000
 Persediaan dan beban pokok penjualan dengan menggunakan metode
AVG dan FIFO

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 193


Persediaan Beban Pokok Penjualan
Rata-rata FIFO Rata-rata FIFO
1 Januari 2013 0 0 0 0

31 Desember 20.000.000 16.000.000 160.000.000 164.000.000


2013
31 Desember 40.000.000 48.000.000 200.000.000 188.000.000
2014
31 Desember 64.000.000 78.000.000 226.000.000 220.000.000
2015
 Pajak yang dikenakan sebesar 25%, otoritas pajak membolehkan perubahan
ini
 Saldo laba dilaporkan dengan menggunakan metode rata-rata:
 31 Desember 2013 Rp180.000.000
 31 Desember 2014 Rp330.000.000
 31 Desember 2015 Rp460.500.0000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 194


 Jurnal penyesuaian dibuat pada saat terjadinya perubahan yaitu tanggal 1
Januari 2013 menggunakan data 31 Desember 2014. Pada tanggal
tersebut nilai persediaan dengan menggunakan metode FIFO
Rp48.000.000 dan metode rata-rata Rp40.000.000 sehingga harus
dikoreksi dengan dinaikkan Rp8.000.000. Dampak perubahan tersebut
akan meningkatkan saldo laba Rp6.000.000 karena diperhitungkan pajak
sebesar 25% .
 Jurnal yang dibuat pada 1 Januari 2015 akibat perubahan kebijakan
akuntansi adalah:
1 Januari 2015:
Persediaan 8.000.000
Saldo laba 6.000.000
Investasi di Saham 2.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 195


Perubahan Estimasi

 Perubahan estimasi akuntansi diterapkan secara prospektif yang akan


memengaruhi penyajian pos terkait pada periode perubahan dan periode
selanjutnya
 Beberapa contoh estimasi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan:
a. Piutang tak tertagih;
b. Masa manfaat, metode depresiasi, dan nilai sisa pada aset yang
didepresiasi atau diamortisasi;
c. Liabilitas garansi;
d. Persediaan yang rusak
e. Masa manfaat beban yang ditangguhkan;
f. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 196


Contoh-Perubahan Estimasi

PT Perkutut membeli peralatan pada 3 Januari 2011 dengan harga


Rp480.000.000. Perlatan ini disusutkan sama baik menurut akuntansi
maupun pajak, selama 8 tahun tanpa nilai sisa. Entitas melakukan pencatatan
depresiasi karena laporan keuangan diterbitkan setiap tahun.
Perusahaan melakukan perawatan dan pemeliharaan peralatan dengan baik
sehingga peralatan tersebut masih mampu bekerja dengan kinerja
terbaiknya. Berdasarkan kondisi tersebut perusahaan mengestimasi bahwa
peralatan tersebut masih memiliki masa manfaat tersisa 6 tahun sehingga
total masa manfaat menjadi 10 tahun dari tanggal perolehan. Perubahan
estimasi tersebut tidak diperkenankan menurut aturan pajak. Tarif pajak yng
berlaku 25%.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 197


...Lanjutan....
 Kumulasi depresiasi sampai awla tahun 2015= 4 tahun x
Rp60.000.000=Rp240.000.000
 Beban depresiasi setelah perubahan estimasi = Rp240.000.000 :
6=Rp40.000.000
 Menurut pajak, beban depresiasi Rp60.000.000 sehingga pada tahun 2015
terdapat perbedaan depresiasi dengan pajak Rp20.000.000
(Rp60.000.000-Rp40.000.000) berakibat laba menurut akuntansi lebih
tinggi Rp20.000.000 sehingga menimbulkan perbedaan temporer kena
pajak sebesar 25% x 20.000.000=Rp5.000.000
 Jurnal yang dibuat adalah
Beban depresiasi 40.000.000
Akumulasi depresiasi 40.000.000
Beban pajak tangguhan 5.000.000
Liabilitas Pajak Tangguhan 5.000.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 198


Kesalahan

 Dalam menyusun laporan keuangan entitas mungkin saja melakukan


kesalahan. Laporan keuangan menjadi tidak sesuai SAK jika mengandung
kesalahan material atau tidak materia yang disengaja. Jika ditemukan
kesalahan, maka kesalahan tersebut harus dikoreksi
Pada saat melakukan koreksi kesalahan, entitas harus mengungkapkan
berikut ini
 Sifat kesalahan periode lalu
 Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, untuk setiap item yang
terpengaruh dan LPS dasar atau LPS dilusian
 Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal.
 Jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis, keadaan yang membuat
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan
kesalahan telah dikoreksi.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 199


Irsyad & Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
Slide OCW Universitas Indonesia
martani@ui.ac.id
Oleh : Dwi Martaniatau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Departemen Akuntansi FEUI

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 200

Anda mungkin juga menyukai