Anda di halaman 1dari 56

LIABILITAS JANGKA PENDEK ,

PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57)


Akuntansi Keuangan Menengah 2 - Pertemuan 1

Akuntansi Keuangan Menengah 2 1


Agenda

1 Liabilitas Jangka Pendek

PSAK 57 Provisi. Liabilitas Kontijensi dan Aset


2 Kontijensi

3 Ilustrasi

Akuntansi Keuangan Menengah 2


Sasaran Pembelajaran

Setelah menyelesaian sessi ini diharapkan mahasiswa:


1. Mampu menjelaskan jenis-jenis liabilitas jangka pendek
2. Mampu membuat jurnal transaksi liabilitas jangka pendek
3. Mampu menyajikan dan mengungkapkan liabilitas jangka
pendek
4. Mampu menjelaskan provisi dan kontijensi
5. Mampu menyajikan provisi dan mengungkapkan kontijensi

3
Akuntansi Keuangan Menengah 2
Liabilitas

 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari


peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan
mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas.

kewajiban kini
peristiwa masa lalu
pengeluaran sumber daya

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 4


Liabilitas Jangka Pendek
 Klasifikasi liabilitas lancar, jika:
 mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normalnya;
 memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
 liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
12 bulan setelah periode pelaporan; atau
 tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut
sebagai liabilitas jangka panjang.

Siklus operasi  jangka waktu antara perolehan aset untuk


pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara
kas.
Ref. PSAK 1

Akuntansi Keuangan Menengah 2 5


Liabilitas Jangka Pendek
 Liabilitas jangka pendek termasuk kategori instrumen keuangan 
liabilitas keuangan
 Instrumen keuangan diatur dalam:
 PSAK 50 : Penyajian Instrumen Keuangan
 PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan
 PSAK 60: Pengungkapan Instrumen Keuangan

 Liabilitas diukur dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau harga


perolehan.
 Biaya transaksi untuk yang diukur dengan nilai wajar dibebankan
sebagi biaya periode berjalan, sedangkan untuk yang diukur selain
dengan nilia wajar dikapitalisasi.
 Pengaruh kapitalisasi biaya transaksi akan mempengaruhi
effective interest rate dan beban bunga yang diakui.

Ref. PSAK 55

Akuntansi Keuangan Menengah 2 6


Jenis – Jenis Liabilitas Jangka Pendek

 Utang Usaha  Uang muka pelanggan


 Wesel Bayar  Pendapatan diterima
 Utang Bank jangka pendek dimuka
 Liabilitas jangka panjang  Utang PPN / PPnBM
yang akan jatuh tempo  Utang pajak penghasilan
 Liabilitas jangka pendek  Utang gaji
yang didanai kembali  Utang pajak pihak ketiga
 Utang dividen

Akuntansi Keuangan Menengah 2 7


Utang Usaha – Account Payable

 Jumlah yang belum dibayarkan atas barang atau jasa yang


telah diserahkan atau diselesaikan dari suplier.
 Pengakuan pada tanggal penyerahan barang /
penyelesaian jasa.
 Dasar mencatat  faktur pembelian
 Perjanjiang pembelian misal 2/10, n/30  pembelian akan
diberikan potongan 2% jika dibayarkan dalam waktu 10
hari, jangka waktu kredit 30 hari.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 8


Ilustrasi Utang Usaha
 PT. Kenanga tanggal 1 Nopember 2X13 membeli Barang
Dagangan secara kredit sebesar Rp 20.000.000. Syarat
pembelian 2/10, n/30.

1 Nopember 2X13
Persediaan 20.000.000
Utang Dagang 20.000.000
Jika dilunasi 10 Nopember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Kas 19.600.000
Persediaan 400.000
Jika dilunasi 15 Nopember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Kas 20.000.000

Akuntansi Keuangan Menengah 2 9


Wesel Bayar – Notes Payable

 Janji untuk membayar sejumlah tertentu


pada waktu yang telah ditentukan.
 Diterbitkan untuk melunasi utang atau
membayar pembelian.
 Dapat bersifat jangka pendek atau
panjang
 Seringkali berbunga atau
dapat tidak berbunga
 Jika tidak berbunga diterbitkan
dengan diskon

Akuntansi Keuangan Menengah 2 10


Ilustrasi Wesel Bayar - berbunga
 PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp
20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan menerbitkan
wesel bayar 90 hari, bunga 12%.
1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000

31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)


Beban Bunga 200.000
Utang Bunga 200.000

Wesel dilunasi 1 Maret 2X14


Wesel Bayar 20.000.000
Utang Bunga 200.000
Beban Bunga 400.000
Kas 20.600.000

Akuntansi Keuangan Menengah 2 11


Ilustrasi Wesel Bayar – tanpa bunga
PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1
Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar sebesar Rp 22.400.000,
jangka waktu 360 hari, tanpa bunga.

Hitung Effective interest rate  12%


1 Desember 2X13
Utang Dagang 20.000.000
Wesel Bayar 20.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)
Beban Bunga 200.000
Wesel Bayar 200.000
Wesel dilunasi 1 Desember 2X14
Beban Bunga 2.200.000
Wesel Bayar 2.200.000
Wesel bayar 22.400.000
Kas 22.400.000

Akuntansi Keuangan Menengah 2 12


Soal Kuis

PT. Mawar melakukan beberapa transaksi berikut ini pada


bulan Nopember 2X13.
 Membeli peralatan kantor pada 2 Nopember Rp
30.000.000 secara kredit (2/15, n/30). Dilunasi pada 15
Nopember 2X13.
 Menerbitkan wesel bayar 12 bulan tanpa bunga pada
16 Nopember 2X13 sebesar Rp 55.000.000, untuk
melunasi utang dagang sebesar Rp 50.000.000.
 Menerbitkan wesel bayar 3 bulan dengan bunga 8%
jangka waktu 3 bulan pada 30 Nopember untuk
membeli persediaan.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 13


Utang Bank jangka Pendek

 Utang bank jangka pendek diklasifikasikan


sebagai liabilitas jangka pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.
Pokok utang-
 Ada bunga provisi + biaya
transaksi
 Biaya transaksi menambah nilai utang dan
provisi akan mengurangi nilai utang.
 Tingkat suku bunga dihitung ulang untuk
Tarif bunga
memperoleh tarif bunga efektif. Effektive
 Tarif bunga efektif digunakan menghitung
bunga
Beban Bunga

Akuntansi Keuangan Menengah 2 14


Utang Bank jangka Pendek
PT. Kenanga pada 1 Oktober 2X13 menerima utang dari Bank Permata
sebesar Rp 100.000.000 dipotong provisi 4%. Tingkat suku bunga sebesar
15%. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh tempo.

Hitung Effective interest rate  19,79%


1 Oktober 2X13
Kas 96.000.000
Utang Bank 96.000.000
31 Desember 2X13 – bunga (3/12*19,79%*96.000.000)
Beban Bunga 4.750.000
Utang Bunga 4.750.000
Utang Bank dilunasi 1 Oktober 2X14
Beban Bunga 14.250.000
Utang Bunga 4.750.000
Utang Bank 96.000.000
Kas 115.000.000

Akuntansi Keuangan Menengah 2 15


Utang Bank jangka Pendek

 Utang bank jangka pendek diklasifikasikan sebagai liabilitas


jangka pendek.
 Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.
 Ada bunga
 Biaya transaksi menambah nilai utang dan provisi akan
mengurangi nilai utang  mempengaruhi tarif bunga efektif

Akuntansi Keuangan Menengah 2 16


Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)

 Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi periode


berikutnya diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek
kecuali:
 Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan sebagai
aset lancar
 Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitas jangka
panjang yang baru.
 Dikonversi menjadi saham
Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo tetap
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek

Akuntansi Keuangan Menengah 2 17


Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)

 Entitas harus menunjukkan kemampuan untuk melengkapi


proses pembiayaan ulang.
 Hutang tersebut dibiayai ulang sebelum laporan
keuangan diluncurkan, atau
 Entitas menandatangani perjanjian pebiayaan ulang.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 18


Liabilitas Jangka Panjang yang
akan Jatuh Tempo periode berikutnya
(Current portion of longterm liability)
Entitas menerbitkan obligasi dengan nilai nominal 250.000.000, suku bunga
12% per tahu, jatuh tempo 5 tahun. Obligasi diterbitkan pada tanggal 1 Maret
2015 dan akan jatuh tempo 28 Februari 2020, saat penyusunan laporan
keuangan 2019 , entitas mengklasifikasikan utang obligasi sebagai liabiltas
jangka pendek karena utang obligasi akan jatuh tempo selama 2 bulan
31 Desember 2019
Utang Obligasi 250.000.000
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 250.000.000
(Mencatat Reklasifikasi Utang Obligasi menjadi liabiltas jangka Pendek)

28 Februari 2020
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 250.000.000
Kas 250.000.000
(Mencatat Pembayaran utang obligasi jatuh tempo)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 19


Liabilitas Jangka Pendek Dibiayai Kembali

 Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh


tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai
kembali.
 Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan
kreditur meminta percepatan pembayaran, maka liabilitas
tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka pendek,
meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran
selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi
persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporan

Ref. PSAK 1

Akuntansi Keuangan Menengah 2 20


Utang Dividen

 Utang dividen diakui pada saat pengumuman dividen


dalam Rapat Umum Pemegang Saham
 Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau
dividen yang diberikan dalam bentuk aset
 Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan tidak ada
pengakuan utang. Dividen saham akan dicatat dengan
mereklasifikasikan saldo laba ke modal /agio saham

Akuntansi Keuangan Menengah 2 21


Utang Deviden

Entitas mengumumkan dividen Rp 100.000.000 pada tanggal 15 Januari 2020


atas laba neto tahun 2019. Pada tanggal 28 Januari 2020 dividen dibayarkan
secara tunai kepada pemegang saham

15 Januari 2020
Saldo Laba 100.000.000
Utang Deviden 100.000.000
(Mencatat Pengumuman Dividen)

28 Januari 2020
Utang Dividen 100.000.000
Kas 100.000.000
(mencatat pembayaran dividen secara tunai)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 22


Utang Muka Pelanggan

 Uang muka pelanggan merupakan penerimaan yang


berasal dari pelanggan.
 Entitas menerima uang muka dan deposito sebagai
jaminan dari sebuah perjanjian untuk menutup
pembayaran kewajiban masa depan.
 Terkadang entitas mewajibkan pelanggan untuk
menyerahkan uang muka sebagai jaminan atas
perjanjian jual beli.
 Saat uang muka diterima entitas belum menyerahkan
barang atau jasa kepada pelanggan.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 23


Uang Muka Pelanggan

Entitas membuat perjanjian dengan pelanggan di mana entitas


menyerahkan 100 buah pesanan mebel pelanggan, produksi mebel
diperkirakan selama 3 bulan, sebelum produksi dilakukan entitas
menerima uang muka dari pelanggan sebagai jaminan. Harga setiap mebel
Rp 5.000.000 dan pelanggan membayar uang muka 10% dari total
pesanan.

Kas 50.000.000
Uang muka pelanggan 50.000.000
(Mencatat penerimaan Uang Muka)

Kas atau Piutang 450.000.000


Uang Muka Pelanggan 50.000.000
Pendapatan penjualan 500.000.000
(Mencatat Pendapatan Penjualan)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 24


Pendapatan Diterima Dimuka

 Pendapatan diterima dimuka diperoleh oleh entitas yang


menyediakan jasa kepada pelanggannya.
 Pendapatan diterima dimuka dicatat ketika entitas
meneima pembayaran sebelum menyerahkan barang
atau jasa kepada pelanggannya.
 Pendapatan diterima dimuka diklasifikasikan sebagai
liabiltas sampai entitas menyerahkan barang atau jasa
kepada pelanggan.
 Ketika barang dan jasa telah diberikan, entitas mencatat
pendapatan

Akuntansi Keuangan Menengah 2 25


Pendapatan Diterima Dimuka

Tim sepak bola menjual 200 tiket nonton pertandingan sepak bola
sepanjang satu musim dengan 18 pertandingan, harga setiap tiket Rp
4.500.000 dengan harga masing-masing setiap pertandingan Rp 250.000.
Tim sepak bola berhasil menjual seluruh tiket dengan menerima
pembayaran kas. Setelah setiap pertandingan, tim sepak bola mencatat
pendapatan tiket.

Kas 900.000.000
Pendapatan Diterima Dimuka 900.000.000
(Mencatat Pendapatan Diterima Dimuka)

Pendapatan Diterima Dimuka 50.000.000


Pendapatan Tiket 50.000.000
(Mencatat Pendapatan dari pendapatan diterima dimuka)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 26


Utang Pajak Penjualan

Entitas mencatat utang pajak penjualan setiap penjualan telah dilakukan,


tarif pajak yang dipungut dari pelanggan sebesar 10% dari nilai penjualan.
Biasanya nilai jual atas barang dan jasa yang diserahkan sudah termasuk
tarif pajak 10% dan dapat juga nilai jual di luar tarif pajak.
Misal penjualan atas barang kena pajak Rp 10.000.000 termasuk tarif pajak
10%

Kas atau Piutang Usaha 10.000.000


Pendapatan Penjualan 9.090.909
Utang Pajak Penjualan 909.091
(Mencatat Utang Pajak Penjualan)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 27


Liabilitas Terkait Karyawan

Entitas membayar gaji karyawan setiap tanggal 5 pada bulan berjalan,


pada tanggal 31 Desember, entitas belum membayar jasa karyawan mulai
tanggal 6 sampai 31 Desember. Beban gaji yang akan dibayar entitas
diestimasi Rp 150.000.000 dan 80% merupakan beban pada bulan
Desember, sebelum penyusunan laporan keuangan tahunan, entitas
mencatat beban gaji akrual atas jasa yang telah karyawan berikan.

31 Desember
Beban Gaji Karyawan 120.000.000
Utang Gaji Karyawan 120.000.000
(Mencatat Beban Gaji Akrual)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 28


Liabilitas Terkait Karyawan

Liabiltas terkait karyawan akan semakin kompleks jika entitas melakukan


pemotongan atas gaji karyawan seperti potongan pajak penghasilan
karyawan, iuran serikat kerja dan jaminan social.
Misakan, pada tanggal 5 Januari entitas melakukan pembayaran gaji
dengan melakukan pemungutan iuran seriakt kerja Rp 5.000.000 dan
jaminan social Rp 7.500.000, beban gaji Rp 150.000.000

Beban Gaji Karyawan 30.000.000


Utang Gaji Karyawan 120.000.000
Utang Iuran Serikat Kerja 5.000.000
Utang Jaminan Sosial 7.500.000
Kas 137.500.000

(Mencatat Liabilitas Terkait Karyawan)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 29


Tujuan & Ruang Lingkup PSAK 57
 PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk
mengatur Provision
Provision
 pengakuan dan pengukuran provisi,
kewajiban kontinjensi dan aset Contingent
Contingentliabilities
liabilities
kontinjensi serta
Contingent
Contingentassets
assets

 untuk memastikan informasi memadai


telah diungkapkan dalam CaLK

 Agar para pengguna dapat memahami


sifat, waktu, dan jumlah yang terkait
dengan informasi tersebut. Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 30


Pengecualian

PSAK diterapkan oleh semua entitas dalam


akuntansinya, kecuali yang timbul dari:
(a) kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut
bersifat memberatkan (onerous); PSAK 57
Par 5
(b) hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain.
Contoh: PSAK 34; 46; 30; 24; 28; 36

Pernyataan ini tidak berlaku untuk instrumen keuangan


(termasuk garansi) yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran. Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 31


Definisi
 Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak
terkaitnya belum melaksanakan kewajiban kontrak atau telah
melaksanakan sebagian kewajiban mereka dengan proporsi
yang sama.
 Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti
 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat
mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 32


Pengakuan Provisi
Provisi diakui jika: Present
(a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat obligation
hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai Past event
akibat peristiwa masa lalu;

(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban Probable


outflow
tersebut mengakibatkan arus keluar sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi; dan

(c) estimasi yang andal mengenai jumlah


Reliable
kewajiban ter sebut dapat dibuat. estimate

Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi


Ref. PSAK 57
tidak diakui.
Akuntansi Keuangan Menengah 2 33
Pengakuan Provisi
 Dalam kasus kewajiban kini tidak Present
Present Obligation
Obligation
Contoh:
Contoh:Tuntutan
Tuntutan
dapat ditentukan secara jelas: Hukum
Hukum
 setelah mempertimbangkan Par
Par15
15

semua bukti tersedia,


 terdapat kemungkinan lebih besar
terjadi daripada tidak terjadi
More
Morelikely
likelythan
thannot
not
bahwa
End
Endof
ofReporting
Reporting
 kewajiban kini telah ada, Period
Period
 pada akhir periode pelaporan.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 34


Pengakuan Provisi
Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:
(a) besar kemungkinannya bahwa kewajiban
more
more likely
likely than
than not
not
kini telah ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengakui provisi (jika provision
provision
kriteria pengakuan terpenuhi); dan
(b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban Disclose
Disclose aaContingent
Contingent
Liability
Liability
kini belum ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengungkapkan
kewajiban kontinjensi.
Remote:
Remote:
(c) Pengungkapan tidak diperlukan jika No
No disclosure
disclosure

kemungkinan arus keluar sumber daya 35


Akuntansi Keuangan Menengah 2
Pengakuan Provisi

Past
Past events
events Present
Present obligation
obligation

Kewajiban hukum timbul Obligating events


dari:
(a) suatu kontrak (secara Constructive
Constructive
Legal
Legal Obligation
Obligation
eksplisit atau implisit); Obligation
Obligation
(b) peraturan perundang-
undangan; atau
(c) pelaksanaan produk Kewajiban konstruktif :
hukum lainnya. (a) berdasarkan praktik baku masa lalu,
dan
(b) menimbulkan ekspektasi kuat bahwa
entitas akan melaksanakan tanggung
jawab tersebut.
Akuntansi Keuangan Menengah 2 36
Pengakuan Provisi
 Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang terpisah dari tindakan entitas pada masa
datang (yaitu penyelenggaraan entitas pada masa datang).
 “Independent of future actions” PSAK 57
Par 19
 Contoh:
 denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang mengakibatkan
arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban itu tanpa
memandang tindakan entitas pada masa datang.
 biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi minyak atau
instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung entitas untuk
memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 37


Pengakuan Provisi
 Contoh ...
 ketika terjadi kerusakan lingkungan, entitas tidak terikat
untuk menanggulanginya. Akan tetapi, perbuatan yang
mengakibatkan kerusakan tersebut akan menjadi peristiwa
yang mengikat pada saat terbit peraturan perundang-
undangan baru yang mengharuskan kerusakan itu untuk
ditanggulangi atau pada saat entitas mengumumkan
secara terbuka untuk menanggulangi kerusakan tersebut PSAK 57
sehingga menimbulkan kewajiban konstruktif. Par 21;
 Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi 24
atau jaminan produk, atau kontrak-kontrak serupa),
 kemungkinan arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan
mempertimbangkan keseluruhannya sebagai suatu
kelompok kewajiban.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 38


Pengakuan Provisi

Akuntansi Keuangan Menengah 2 39


Liabilitas Kontijensi
 No Recognition  Disclosed

 Liabilitas kontijensi yang tidak memenuhi kriteria sebagai


provisi diklasifikasikan sebagai liablitas kontijensi.
 Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan dan
hanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
 Keberasaan liablitas kontijensi harus dievaluasi apakah
berubah :
 menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur
dengan andal; atau
 Menjadi kemungkinan kecil sehingga tidak perlu
diungkapkan
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 40


Contingent Assets
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi. (PSAK 57 par 31)

 No Recognition  Disclosed

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa


masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 41


Pengukuran
1. Estimasi terbaik
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 36)
2. Risiko dan Ketidakpastian
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 42)
3. Nilai Kini
 Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah
provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par 45)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 42


Pengukuran

4. Peristiwa Masa Depan


 Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus
tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa
peristiwa itu akan terjadi. (PSAK 57 par 48)

5. Rencana Pelepasan Aset


 Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset
tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi
(PSAK 57 par 51)

Akuntansi Keuangan Menengah 2 43


Penggantian
 Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga,
 penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan
kewajibannya.
 Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
 Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi
nilai provisi.
 Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan
dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi
jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 44


Perubahan dan Penggunaan Provisi

 Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan 


estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber
daya kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi
tersebut dibatalkan. (PSAK 57 par 59)
 Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai
tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk
mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui
sebagai biaya pinjaman (PSAK 57 par 60)  unwinding of
the discount
 Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang
berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan
provisi tersebut. (PSAK 57 par 61)

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 45


Kontrak memberatkan

 Jika entitas terikat dalam suatu kontrak


memberatkan, maka kewajiban kini
menurut kontrak tersebut diukur dan diakui
sebagai provisi. (PSAK 57 par 66)
Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidak
terhindarkan untuk memenuhi kewajiban kontraknya melebihi
manfaat ekonomis yang akan diterima dari kontrak tersebut.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 46


Restrukturisasi

 Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan


dikendalikan oleh manajemen dan secara material
mengubah:
(a) lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau
(b) cara mengelola usaha tersebut.
 Contoh:
(a) penjualan atau penghentian suatu lini usaha;
(b) penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau kawasan ke negara
atau kawasan lain;
(c) perubahan dalam struktur manajemen, misalnya menghilangkan
satu lapis manajemen; dan
(d) reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifi kan pada
karakteristik dan fokus operasi entitas. 47
Akuntansi Keuangan Menengah 2
Restrukturisasi

 Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi


muncul hanya jika entitas memiliki rencana formal yang rinci
dan menciptakan ekpektasi yang valid pada pihak-pihak yang
terkena dampak restrukturisasi (rinci, lihat PSAK 57 par 72)
 Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran
langsung yang timbul dari restrukturisasi, yaitu yang
memenuhi kedua persyaratan berikut ini:
(a) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka
restrukturisasi; dan
(b) tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung pada
entitas.
Akuntansi Keuangan Menengah 2 48
Pengungkapan

Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:


(a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
(b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada
provisi yang ada;
(c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada provisi selama periode bersangkutan;
(d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama
periode bersangkutan; dan
(e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam
nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan
dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
Akuntansi Keuangan Menengah 2 49
Pengungkapan
Entitas juga harus mengungkapkan pula:
(a) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan
perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi;
(b) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus
keluar tersebut jika diperlukan dalam rangka
menyediakan informasi yang memadai, entitas harus
mengungkap kan asumsi utama yang mendasari
prakiraan peristiwa masa depan
(c) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima
dengan menyebutkan jumlah aset yang telah diakui
untuk estimasi penggantian tersebut.

Akuntansi Keuangan Menengah 2 50


Contoh 1
 PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi produk
kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen
menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam jangka waktu dua
tahun sejak tanggal penjualannya jika terjadi kerusakan. Berdasarkan pengalaman
masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan yang
diberikan.

Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang
mengikat. Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan
kewajiban hukum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam
rangka penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi
pengeluaran sumber daya karena jaminan yang diberikan (paragraf 24).
Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar estimasi
terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan
dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan
(par 14 dan 24).
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 51


Contoh 2
 PT. Mulia bergerak pada industri minyak melakukan pencemaran lingkungan, tetapi
perusahaan melakukan pembersihan atas pencemaran tersebut hanya sebatas
diwajibkan oleh peraturan. Salah satu negara tempat entitas tersebut beroperasi
tidak memiliki peraturan yang mengatur tentang pembersihan atas pencemaran
lingkungan, dan entitas tersebut telah melakukan pencemaran di negara tersebut
selama beberapa tahun. Pada tanggal 31 Desember 2X0 dapat dipastikan bahwa
RUU yang mewajibkan pembersihan tanah yang dicemarkan akan diberlakukan
segera setelah akhir tahun.

1. Peristiwa yang mengikat adalah pencemaran tanah karena dapat


dipastikan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan
mengharuskan pembersihan atas pencemaran lingkungan.
2. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber daya) akan
terjadi.
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi
terbaik biaya pembersihan.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 52


Contoh 3
 PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan
uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada
kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang
konsumen.

1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang


menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah
menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan
mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu
sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan
mengembalikan uang pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar
estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi
kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.
Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan Menengah 2 53


Contoh 4
 Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.
 Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan
administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang
jasa keuangan.
 Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum
dilakukan.

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu


pelatihan ulang) belum terjadi.
2. Provisi tidak diakui (par 14 dan 17-19).

Akuntansi Keuangan Menengah 2 54


Referensi Utama

 Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley

 Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

 International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

Akuntansi Keuangan Menengah 2 55


Terima Kasih

Akuntansi Keuangan Menengah 2 56

Anda mungkin juga menyukai