Disusun Oleh
Disusun Oleh :
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Ari Nuswantoro, S.ST., S.Si, M.Imun Gervacia Jenny Ratnawaty, ST, M.Sc
NIDN.4025098202 NIDN.4019067801
ii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
iii
BIODATA PENULIS
Nama : Merda Sri Rahayu
Tempat, Tanggal Lahir : Bengkayang, 15 Maret 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jalan Bakran Usman
Handphone : 089694267573
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar : SD Negeri 01 Bengkayang (2006 - 2012)
2. SMP : SMP Negeri 1 Bengkayang (2012 - 2015)
3. SMA : SMA Negeri 1 Bengkayang (2015 - 2018)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penelitian skripsi saya
yang berjudul :
Potensi Tepung Umbi Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea Batatas L.)
Sebagai Bahan Dasar Media Alternatif Pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian surat
pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan ini sehingga penyusunan
skripsi yang berjudul Potensi Tepung Umbi Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea
Batatas L.) Sebagai Bahan Dasar Media Alternatif Pertumbuhan
Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli dapat terselesaikan. Skripsi ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Kesehatan (S.Tr.Kes) pada Poltekkes Kemenkes Pontianak.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak terutama dorongan semangat dari orang terdekat. Selanjutnya
ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Pak Ari
Nuswantoro, S.ST., S.Si, M.Imun selaku pembimbing utama dan Ibu Gervacia
Jenny Ratnawaty, ST, M.Sc selaku pembimbing pendamping yang dengan sangat
sabar dan sangat perhatian dalam memberikan bimbingan hingga Skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dengan terselesaikannya skripsi ini, perkenankan pula penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Didik Haryadi, S.Gz., M.Si. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Bapak Hendra Budi Sungkawa, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Pontianak.
3. Ibu Wahdaniah, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Pontianak.
4. Bapak Sugito, S. Pd, SKM, M.Kes selaku dosen penguji pertama
5. Ibu Sri Tumpuk, S.Si, M.Kes selaku dosen penguji kedua
6. Kedua orang tua yang teramat saya cintai dan saya sayangi Bapak Anggoro
Sutrisno dan Ibu Miarti yang telah memberikan semangat, dukungan serta do’a
kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak / Ibu Dosen, Instruktur dan Staf yang telah memberikan ilmu
dan pengalaman serta bantuan dalam menyelesaikan pendidikan.
viii
8. Sahabat dan seluruh rekan seangkatan tersayang yang selalu mendukung serta
membantu dalam menyelesaikan skripsi.
Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih memiliki
banyak kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya rekan-
rekan mahasiswa/i di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
BIODATA PENULIS........................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN................................................. iv
ABSTRAK......................................................................................................... v
ABSTRACT....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTRA TABEl............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 4
1. Tujuan Umum......................................................................... 4
2. Tujuan Khusus........................................................................ 4
D. Ruang Lingkup Keilmuan........................................................... 4
E. Manfaat Penelitian...................................................................... 4
F. Keaslian Penelitian..................................................................... 5
x
4. Patogenitas Escherichia coli ................................................. 17
G. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri......... 18
H. Kerangka Teori........................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penelitian yang pernah dilakukan....................................................
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Ubi Cilembu per 100 g bahan .............................
xii
Tabel 5.10 Hasil Uji Beda Antara Pertumbuhan Koloni Bakteri
Staphylococcus aureus Dan Escherichia Coli pada media
alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu........................................
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ubi Jalar Cilembu .................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang
berukuran kecil atau mikroskopik, dari segi bahasa mikrobiologi berasal
dari kata micro artinya kecil, bios yang artinya makhluk hidup dan logos
yang artinya ilmu. Makhluk hidup ini disebut pula dengan istilah
mikroorganisme (Mayasari, 2022). Mikroorganisme sangat erat kaitannya
dengan kehidupan manusia. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan
patogen bagi manusia, hal itu terjadi dari masih adanya kasus keracunan
yang disebabkan oleh makanan dan penggunaan bahan tambahan bukan
untuk makanan yang dapat menyebabkan penyakit dan juga bermanfaat bagi
manusia misalnya terlibat dalam pembuatan keju, yogurt, produksi insulin,
serta proses perlakuan yang berkaitan pembuangan limbah (Cappucino dan
Sherman, 2013).
Mempelajari sifat-sifat dan menumbuhkan mikroorganisme memerlukan
suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Media
pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme (Listiyani, Indah Lia, et al. 2019). Nutrisi yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme untuk memenuhi pertumbuhannya meliputi sumber
karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam
seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi
(Juariah,S. 2021). Dasar makanan yang paling baik untuk pertumbuhan
bakteri ialah media yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan
daging, sayur- sayuran, sisa-sisa makanan atau ramuan-ramuan yang dibuat
oleh manusia (Dwidjoseputro, 1987).
Media merupakan tempat tinggal yang sangat penting untuk
menumbuhkan mikroba, perhitungan jumlah mikroba, dan pengujian sifat-
sifat fisik bakteri sehingga suatu bakteri dapat diidentifikasi. Media
pertumbuhan mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai bidang
seperti media pertumbuhan yang dapat digunakan sebagai media untuk
pemeriksaan dan pengembangan penyakit yang berasal dari virus dan
1
2
dimasyarakat. Ubi jalar cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam) adalah salah
satu bahan alami yang merupakan sumber karbohidrat yang harganya relatif
murah. Ubi tersebut memiliki nutrisi yang cukup sehingga memungkinkan
untuk digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Saputri (2018) Ubi
jalar cilembu ini kaya serat dan vitamin A, serta memiliki mineral khusus
yaitu zat besi, asam folat, mangan, vitamin C, vitamin B2, vitamin B6,
vitamin D, dan vitamin E yang bermanfaat bagi kulit. Ubi cilembu ini juga
memiliki kandungan vitamin yang cukup tinggi. Vitamin A bisa mencapai
7100 IU, sedangkan pada umbi lainnya hanya sekitar 0,001 hingga 0,69 mg.
Selain itu ubi cilembu mengandung vitamin B1 sekitar 0,08 mg, vitamin B2
sekitar 0,05 mg, niacin sebesar 0,9 mg, vitamin C sebesar 20 mg serta
kalsium hingga 46mg.
Menurut penelitian Laily Purnama Sari (2019), pembuatan media
alternatif pertumbuhan bakteri juga menggunakan ubi jalar cilembu
berdasarkan hasil yang diperoleh pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
memiliki pertumbuhan yang baik. Namun saat ini belum ada yang
membandingkan potensi ubi jalar cilembu dalam menumbuhkan bakteri
Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri Gram-Positif berbentuk
menyerupai bola dengan garis tengah ± 1 μm tersusun dalam kelompok
kelompok tidak teratur (menyerupai buah anggur), dapat pula tersusun
empat-empat, membentuk rantai (3 sampai 4 sel), berpasangan atau satu-
satu (Dewi, 2013) dan bakteri Escherichia coli yang merupakan bakteri
Gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2 μm,
diameter 0,7 μm, lebar 0,4 0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif (Taufiq,
2015).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menggunakan
Ubi jalar cilembu sebagai salah satu bahan media pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli karena lebih mudah didapatkan
dan terjangkau harganya selain itu untuk mengetahui potensi ubi jalar
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif.
B. Rumusan Masalah
4
Apakah tepung umbi ubi jalar cilembu (Ipomoea batatas (L.) berpotensi
sebagai media pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui potensi tepung umbi ubi jalar cilembu (Ipomoea
batatas (L) Lam) sebagai media pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli.
b. Untuk menghitung jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada
media pertumbuhan bakteri dengan menggunakan umbi ubi jalar
cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam)
c. Untuk menghitung jumlah koloni bakteri Escherichia coli pada media
pertumbuhan bakteri dengan menggunakan umbi ubi jaar cilembu
(Ipomoea batatas (L.) Lam)
d. Perbedaan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada media
alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu dengan jumlah koloni
Staphylococcus aureus pada media Nutrient Agar, perbedaan jumlah
koloni bakteri Escherichia coli pada media alternatif tepung umbi ubi
jalar cilembu dengan jumlah koloni Escherichia coli pada media
Nutrient Agar, dan perbedaan jumlah koloni bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli pada media alternatif tepung umbi ubi
jalar cilembu.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
5
F. Keaslian Penelitian
Berdasarkan literatur yang ada, Penelitian yang akan dilakukan penulis
belum pernah ada sebelumnya. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan
judul penulisan yang pernah dilakukan disajikan pada table dibawah ini.
Tabel 1.1 Penelitian yang pernah dilakukan
Jenis
Penulis/Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian/Kesimpulan
Penelitian
Laily Purnama Pembuatan Media Eksperimen Pertumbuhan bakteri Lactobacillus
Sari 2019 Pertumbuhan Bakteri acidophilus, Salmonella typhii dan
Dengan Escherichia coli pada media umbi ubi jalar
Menggunakan Umbi cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam) hampir
Ubi Jalar Cilembu mendekati pertumbuhan pada media kontrol
(Ipomoea NA (Nutrient Agar). Formula media yang
batatas (L.) Lam) baik yaitu pada formula 2 (7,5%) media
Untuk Bakteri tepung ubi jalar cilembu dan pertumbuhan
Lactobacillus koloni yang banyak terdapat pada formula 3
acidophilus, (10%) media tepung ubi jalar cilembu .
Salmonella typhii Pertumbuhan ketiga bakteri tersebut yang
Dan Escherichia coli paling baik adalah bakteri Salmonella
typhii.
Khaerunnisa, Pemanfaatan air Eksperimen Media umbi kuning dan umbi ungu dapat
Rismaya et all rebusan umbi kuning digunakan sebagai media alternatif dalam
2019 dan ungu sebagai pertumbuhan jumlah bakteri. Pada hasil
media alternatif penelitian menunjukan tidak terdapat
pertumbuhan perbedaan pertumbuhan jumlah bakteri
Escherichia coli dan Escherichia coli dan Staphylococcus
Staphylococcus aureus yang ditanam pada media Nutrient
6
6
7
ini juga mengandung mineral, vitamin, zat-zat antioksidan, dan serat seperti
(pektin, selulosa dan hemiselulosa) (Sari, 2019).
1. Taksonomi
Menurut (Sari,2019), kedudukan taksonomi tanaman Ubi Jalar Cilembu
(Ipomoea batatas (L). Lam) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Devision : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Convolvulus
Familia : Convolvulacea
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas (L.) Lam
Cultivar : Cilembu
lonjong agak panjang dan tidak banyak lekukan dengan bobot antara 200g
– 250g per ubi. Baik bentuk maupun ukuran umbi merupakan kriteria
dalam penentuan harga jualnya di pasar (Sumadji, et al., 2018).
3. Kandungan Gizi Ubi Cilembu
Ubi jalar cilembu mempunyai kandungan vitamin A dan C yang lebih
tinggi diantara umbi-umbi lainnya. Sebagai sumber mineral, ubi jalar
memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari mineral yang terkandung dalam
nasi, Ubi Cilembu diduga memiliki kandungan karoten dan likopen yang
tinggi Karoten dan likopen merupakan salah satu zat antioksidan yang
terdapat dalam tanaman. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan
sumber kalori (energi) yang cukup tinggi. Kandungan karbohidrat ubi jalar
menduduki peringkat kelima setelah padi, jagung, ubi kayu, dan terigu
(Setyawati,2017)
Tabel 2.1 Komposisi Kandungan Gizi Ubi jalar Cilembu per 100g bahan
Kandungan Gizi Ubi Cilembu
Energi 360 kJ (86 kcal)
Karbohidrat 20,1 g
Pati 12,7 g
Gula 4,2 g
Diet Serat 3,0 g
Lemak 0,1 g
Protein 1,6 g
Vitamin A
1. A equiv 709 mg
2. Beta-karoten 8509 mg
Vitamin B
1. Thiamine (Vit. B1) 0,1 mg
2. Riboflavin (Vit.B2) 0,1 mg
3. Niacin (Vit. B3) 0,61 mg
4. Asam pantotenat (B5) 0,8 mg
5. Vitamin B6 0,2 mg
6. Folat (Vit. B9) 11 mg
Vitamin C 2,4 mg
Air 68,50 g
Kalsium 30,0 mg
Besi 0,6 mg
Magnesium 25,0 mg
Fosfor 47,0 mg
Kalium 337 mg
Sodium 55 mg
Seng 0,3 mg
9
(2015) menjelaskan, secara umum media yang baik untuk pertumbuhan harus
memenuhi persyaratan berikut:
a. Mempunyai semua nutrisi yang mudah digunakan oleh organisme
b. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan derajat
kemasaman (pH) yang sesuai.
c. Tidak mengandung zat-zat penghambat pertumbuhan mikroorganisme
yang dikehendaki.
d. Steril dan terlindung dari kontaminasi.
Media biakan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu:
1. Berdasarkan konsistensinya, dapat dibagi atas beberapa media yaitu
(Rakhmawati, 2012):
a. Media padat mengandung Nutrient yang dilarutkan dengan aquadest
yang ditambah dengan bahan pemadat seperti agar.
b. Media cair merupakan media yang hanya mengandung Nutrient yang
dilarutkan dengan aquadest.
c. Media semi padat dikategorikan hampir sama dengan media padat
hanya saja konsentrasi bahan pemadatnya lebih sedikit.
2. Berdasarkan sifatnya, media dibedakan menjadi 5 kelompok
(Ristiati,2015):
a. Media umum: media yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba secar umum;
misalnya agar kaldu nutrisi untuk bakteri, dan agar kentang dekstrosa
untuk jamur.
b. Media pengaya: media mana suatu jenis mikroba diberi kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis lainnya yang
sama-sama berada dalam satu media. Misalnya: kaldu slenit atau
kaldu tetrationat untuk memisahkan Salmonella typhi dari mikroba
lain yang ada dalam faeses.
c. Media selektif: media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih
jenis mikroba tertentu, tetapi akan menghambat atau mematikan jenis-
jenis lainnya. Misalnya media SS (Salmonella-Shigella) agar untuk
menumbuhkan Salmonella dan Shigella.
12
E. Genus Staphylococcus
1. Definisi Genus Staphylococcus
Staphylococcus berasal dari kata staphylo yang berarti kelompok buah
anggur dan coccus yang berarti bulat dan tergolong bakteri gram positif.
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada kulit, saluran
pernafasan dan saluran cerna manusia. Bakteri ini juga dapat ditemukan di
udara dan lingkungan sekitar (Kuswiyanto, 2016).
2. Klasifikasi Staphylococcus sp
Klasifikasi bakteri Staphylococcus sp menurut (Kuswiyanto, 2016):
15
Kingdom : Bacteria
Phylum : Fermicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus
F. Genus Escherichia
1. Definisi Genus Escherichia
Genus Escherichia merupakan bagian dari Escherichiae yang termasuk
dalam famili Enterobacteriaceae dan pertama kali diisolasi pada tahun
1885 oleh seorang bakteriologis asal jerman yang bernama Theodor
Escherich (Rahayu et al., 2018). Escherichia merupakan bakteri gram
negatif enterik (Enterobactericeae) yaitu kuman flora normal yang
ditemukan dalam usus besar manusia. Bakteri ini bersifat patogen apabila
berada diluar usus, yaitu lokasi normal tempatnya berada dan tempat lain
17
2. Klasifikasi Escherichia sp
Klasifikasi Escherichia sp menurut (Kuswiyanto, 2016) :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
Gambar 2.4 Kerangka Teori Potensi Umbi Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea
batatas L.) sebagai bahan dasar media alternatif pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli .
BAB III
KERANGA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
Variabel Penggangu
1. pH sampel*
2. Suhu Inkubator*
Keterangan : : Diteliti
: Tidak diteliti
B. Definisi Operasional
20
21
Variabel Terikat
Pertumbuhan koloni Banyaknya koloni Manual Colony CFU Rasio
pada bakteri bakteri yang tumbuh Counter
Staphylococcus pada media alternatif
aureus dan Tepung umbi ubi jalar
Escherichia coli cilembu.
Variabel penganggu
1. pH sampel Media yang sudah Manual pH universal Asam (1-6) Rasio
larut diukur Nertal (7)
menggunakan pH Basa (8-14)
universal , pH yang
harus dikendalikan 7
(Netral)
Temperatur saat °C
2. Suhu inkubator Manual Thermometer Interval
inkubasi konstan 37°C
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang harus diuji kebenarannya (Sugiyono, 2018). Adapun hipotesis
pada penelitian ini adalah:
Ha: Tepung ubi jalar cilembu berpotensi menjadi media alternatif untuk
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian dirancang dengan bentuk eksperimen semu (quasi experiment),
yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai
akibat adanya perlakuan tertentu. Namun peneliti tidak mungkin mengontrol
semua variabel luar sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak
sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan (Sugiyono,2017).
22
23
d. Cara Kerja
1) Pembuatan tepung umbi ubi jalar cilembu:
a) Pengolahan tepung ubi yaitu sebanyak 5 kg ubi jalar di cuci
untuk menghilangkan sisa kotoran yang menempel pada pada
umbi ubi jalar cilembu.
b) Selanjutnya di lakukan perajangan ubi jalar cilembu untuk
mempermudah dan mempercepat pada proses pengeringan
untuk mendapatkan tepung umbi ubi cilembu, dilakukan
dengan cara manual dengan menggunakan pisau.
c) Setelah umbi ubi Cilembu berbentuk irisan dilakukan
pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan
kadar air yang ada didalam umbi ubi jalar cilembu dengan
menggunakan oven selama 12 jam dan suhu 60°C.
d) Setelah kepingan kering kemudian dilakukan proses
penghancuran, proses penghancuran dilakukan untuk
menghancurkan umbi ubi menggunakan blender yang
sebelumnya berbentuk kepingan sehingga dihasilkan bentuk
tepung yang diharapkan.
e) Tepung ubi jalar yang telah dihancurkan kemudian diayak
untuk mendapatkan tepung yang halus (Rochmah, 2019).
2) Pembuatan media alternatif umbi ubi jalar cilembu:
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Sebelum pembuatan media hal yang harus dilakukan yaitu
mensterilkan alat, alat yang akan digunakan (Erlenmeyer,
beaker glass, pipet ukur, batang pengaduk, sendok, dan cawan
petri) dengan menggunakan oven pada suhu 100-160°C.
c) Memasukkan bahan-bahan dengan komposisi sebagai berikut:
26
Bahan Komposisi
Tepung umbi ubi jalar cilembu 8 gram
Agar 15 gram
Aquadest 1000 ml
2. Coding
Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2017).
3. Tabulating
Tabulasi adalah kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan peneliti (Notoatmodjo, 2017).
4. Cleaning
Cleaning adala kegiatan mengecek kembali data untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan kode, tidak sesuai, ketidaklengkapan, dan
lainnya kemudian dilakukan pembetulan (Notoatmodjo, 2017).
G. Analisis
Analisis data adalah kegiatan pengolahan dan menganalisis data dengan
teknik-teknik tertentu (Notoatmodjo, 2017). Analisis data dalam penelitian ini
meliputi analisis univariat dan bivariat. Analisis unvariat untuk mengetahui
gambaran jumlah terendah, tertinggi, dan rata-rata dari tiap variasi bakteri.
Data yang telah dipeoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk
tabel deskriptif dan teks. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
perbedaan jumlah koloni masing-masing bakteri dengan kontrol .
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 - 19 september 2022 di
Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Pontianak. Sampel dalam
penelitian ini adalah umbi ubi jalar cilembu yang telah diiris tipis dan
dikeringkan, kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender hingga
halus seperti tepung.
Data hasil penelitian meliputi pengukuran pH, pemeriksaan makroskopis
koloni bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan menghitung
jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang
tumbuh pada media tepung umbi ubi jalar cilembu dan media kontrol
Nutrient Agar.
1. Pengukuran pH Media
Media yang digunakan dalam penelitian dilakukan pengukuran pH
dengan menggunakan pH universal. Hasil pengukuran pH media alternatif
tepung umbi ubi jalar cilembu dan media Nutrient Agar.
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran pH Media
29
30
Makroskopis
Koloni Bakteri
Perubahan Perubahan
Staphylococcus Bentuk Warna Ukuran Konsistensi
bentuk warna
aureus koloni koloni koloni koloni
media media
Media Alternatif Bulat Putih Besar Smooth Tidak ada Tidak ada
Tepung Umbi sampai
Ubi Jalar Kecil
Cilembu
Media Nutrient Bulat Putih Sedang Smooth Tidak ada Tidak ada
Agar sampai
kecil
Tabel 5.3 Hasil Pemeriksaan Makroskopis Bakteri Escherichia coli Pada Media
Alternatif Tepung Umbi Ubi Jalar Cilembu Dan Media Nutrient Agar.
Makroskopis
Koloni Bakteri Perubahan Perubahan
Bentuk Warna Ukuran Konsistensi
Escherichia coli bentuk warna
koloni koloni koloni koloni
media media
Media Alternatif Bulat Putih Kecil Smooth Tidak ada Tidak ada
Tepung Umbi
Ubi Jalar
Cilembu
Media Nutrient Bulat Putih Sedang Smooth Tidak ada Tidak ada
Agar sampai
kecil
Tabel 5.2 menjelaskan pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu koloni bakteri Staphylococcus aureus yang tumbuh berbentuk
bulat dan bergerigi, berwarna putih, berukuran besar sampai kecil, dan
memiliki konsistensi koloni yang smooth. Pada media alternatif tepung
umbi ubi jalar cilembu tidak terjadi perubahan bentuk media dan tidak
terjadi perubahan warna pada media. Sedangkan pada media Nutrient
Agar kolon bakteri yang tumbuh berbentuk bulat, berwarna putih, dan
berukuran sedang hingga kecil.
Tabel 5.3 menjelaskan pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu koloni bakteri Escherichia coli yang tumbuh berbentuk bulat,
berwarna putih, berukuran kecil, dan memiliki konsistensi koloni yang
smooth. Pada media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu tidak terjadi
perubahan bentuk media dan tidak terjadi perubahan warna pada media.
Sedangkan pada media Nutrient Agar kolon bakteri yang tumbuh
berbentuk bulat, berwarna putih, dan berukuran sedang hingga kecil.
31
Kontrol (-) negatif : Media Nutrient Agar dan Media Ubi Jalar Cilembu
Tabel 5.4 menunjukan hasil penelitian jumlah koloni bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada media alternatif tepung
umbi ubi jalar cilembu dan media Nutrient Agar. Nilai rata-rata jumlah
koloni bakteri Staphylococcus aureus pada media alternatif tepung umbi
ubi jalar cilembu sebesar 119,12 CFU dan nilai rata-rata jumlah koloni
bakteri Escherichia coli pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu didapatkan nilai sebesar 160,56 CFU. Pada media kontrol (+)
positif Staphylococcus aureus didapatkan nilai rata-rata 169,2 CFU dan
pada media kontrol (+) positif Escherichia coli didapatkan nilai rata-rata
sebesar 221,2 CFU , sedangkan pada media kontrol (-) negatif Nutrient
Agar dan media kontrol (-) tepung umbi ubi jalar cilembu yang dilarutkan
dengan aquadest tidak ditemukan adanya pertumbuhan koloni bakteri.
B. Pengolahan Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang berfungsi untuk meringkas
kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data
tersebut berubah menjadi informasi yang berguna, dan pengolahan datanya
hanya satu variabel saja, sehingga dinamakan univariat. Yang termasuk
analisis univariat tersebut adalah statistik deskriptif (Sujarweni,2014).
Hasil analisis univariat perbandingan antara bakteri Staphylococcus aureus
dan bakteri Escherichia coli pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.5 Deskriptif Perbandingan Jumlah Koloni Bakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli Pada Media Alternatif Tepung Umbi Ubi Jalar
Cilembu
Banyak Jumlah koloni Jumlah koloni Rata-rata
sampel terkecil terbesar
UJC. SA 16 95 CFU 208 CFU 119,12 CFU
UJC. EC 16 100 CFU 423 CFU 160,56 CFU
sebesar 208 CFU, dan nilai rata-rata sebesar 119,12 CFU. Sedangkan data
bakteri Escherichia coli pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu mempunyai nilai jumlah koloni terkecil sebesar100 CFU, nilai
jumlah koloni terbesar sebesar 432 CFU, dan nilai rata-rata sebesar 160,56
CFU. Pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat
untuk mengetahui perbandingan antara jumlah koloni media alternatif
tepung umbi ubi jalar cilembu dengan jumlah koloni media kontrol
Nutrient Agar terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus,
perbandingan antara jumlah koloni media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu dengan jumlah koloni media kontrol Nutrient Agar terhadap
pertumbuhan Escherichia coli, perbandingan antara jumlah koloni bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli pada media alternatif
tepung umbi ubi jalar cilembu.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang berfungsi untuk mengetahui
hubungan antara variabel (Sujarweni,2014). Analisis bivariat dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan (Notoatmodjo, 2018).
Pada penlitian ini analisis bivariat dilakukan dengan uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji Mann Whitney.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pada
penelitian ini metode yang digunakan adalah menggunakan shapiro-
wilk. Penerapan pada uji shapiro-wilk adalah jika signifikansi ≥ 0.05,
berarti data tersebut normal. Berikut hasil uji normalitas menggunakan
uji shapiro-wilk.
Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Metode Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Significance
Staphylococcus_aureus ,736 16 ,000
Escherichia_coli ,698 16 ,000
a. Liliefors Significance Correction
34
Jumlah_koloni1
Mann-Whitney U 7,000
Wilcoxon W 143,000
Z -2,726
Asymp. Sig. (2-tailed) ,006
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,004b
a. Grouping Variabel: Jenis_koloni1
b. Not corrected for ties.
35
Jumlah_koloni2
Mann-Whitney U 17,000
Wilcoxon W 153,000
Z -1,900
Asymp. Sig. (2-tailed) ,057
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,062b
a. Grouping Variabel: Jenis_koloni2
b. Not corrected for ties.
Jumlah_koloni3
Mann-Whitney U 73,500
Wilcoxon W 209,500
Z -2,056
Asymp. Sig. (2-tailed) ,040
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,039b
a. Grouping Variabel: Jenis_koloni3
36
Berdasarkan tabel 5.10 Nilai sig atau p value pada output tersebut
sebesar 0,04 ≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan antara pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan selain sumber nutrisi
untuk pertumbuhan bakteri, media pertumbuhan harus dalam keadaan steril
dan mempunyai pH yang sesuai. pH ditentukan dan disesuaikan dengan
menambahkan larutan asam atau basa dengn nilai yang optimum bagi
pertumbuhan bakteri (Boleng,2015). Pada penelitian ini pH media altenatif
disesuaikan dengan pH pada media NA, setelah dilakukan pengukuran
dengan menggunakan pH indikator diketahui bahwa pH pada media NA
adalah 7, maka pH pada media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu harus
disesuaikan hingga didapatkan pH 7, penyesuaian pH dapat dilakukan dengan
penambahan HCl 1% atau KOH 1%. Tetapi setelah dilakukan pengecekan pH
diketahui pada tabel 5.1 terlihat hasil pengukuran pH yang dilakukan pada
media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu adalah 7 hal ini sesuai dengan
media standar yang digunakan yaitu media Nutrient Agar yang memiliki pH
yang sama yaitu 7, maka penambahan larutan HCl 1% atau KOH 1% tidak
diperlukan.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pemeriksaan secara
makroskopis pada media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu koloni
bakteri Staphylococcus aureus yang tumbuh berbentuk bulat, berwarna putih,
berukuran besar sampai kecil, dan memiliki konsistensi koloni yang smooth.
Pada media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu tidak terjadi perubahan
bentuk media dan tidak terjadi perubahan warna pada media, pada media
Nutrient Agar kolon bakteri yang tumbuh berbentuk bulat, berwarna putih,
dan berukuran sedang hingga kecil. Sedangkan pada hasil pemeriksaan
makroskopis pada media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu koloni
37
alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu ini penelitian yang dihasilkan
dianggap sama kualitasnya atau cukup optimal dan sebanding dengan media
Nutrient Agar berdasarkan hasil dari pemeriksaan secara makroskopis dan
pemeriksaan secara uji statistik, sehingga media alterntatif tepung umbi ubi
jalar cilembu ini dapat dianggap sebagai media alternatif untuk pertumbuhan
bakteri Escherichia coli.
Uji statistik Mann Whitney yang terakhir dilakukan pada media tepung
umbi ubi jalar cilembu untuk mengetahui ada atau tidak Perbedaan antara
pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada
media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu kemudian didapatkan nilai
signifikansi p sebesar 0,04 dimana nilai signifikansi p = 0,04 ≤ 0,05 yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara pertumbuhan koloni bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada media tepung umbi ubi
jalar cilembu, berdasarkan pemeriksaan secara makroskopis maupun secara
uji data statistik pada bakteri Escherichia coli jumlah koloni yang dihasikan
lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri Staphylococcus aureus hal ini dapat
terjadi karna kebutuhan nutrisi pada bakteri Staphylococcus aureus dengan
bakteri Escherichia coli ini berbeda selain itu bakteri Escherichia coli tumbuh
baik pada hampir semua media pembenihan dapat meragi laktosa dan bersifat
mikroaerofilik (Radji, 2019).
Berdasarkan penelitian ini media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu
berpotensi sebagai media untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli walaupun jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada
media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu tidak sebanyak pada media
Nutrient Agar. Hal ini dikarenakan pada media Nutrient Agar kandungan
sumber nutrisi untuk pertumbuhan bakteri sudah sesuai dengan standar media
pertumbuhan bakteri.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian potensi tepung umbi ubi jalar cilembu
(ipomoea batatas l.)sebagai bahan dasar media alternatif pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dapat disimpulkan bahwa :
1. Ciri-ciri koloni bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang
tumbuh pada media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu adalah :
berbentuk bulat dan bergerigi, berwarna putih, berukuran besar sampai
kecil, dan memiliki konsistensi koloni yang smooth.
2. Jumlah rata-rata koloni bakteri staphylococcus aureus yang tumbuh pada
media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu yaitu 119,12 CFU dengan
nilai terkecil sebesar 95 CFU dan nilai terbesar sebesar 208 CFU.
3. Jumlah rata-rata koloni bakteri Escherichia coli yang tumbuh pada media
alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu yaitu 160,56 CFU dengan nilai
terkecil sebesar100 CFU dan nilai terbesar sebesar 432 CFU.
4. Berdasarkan uji Mann Whitney terdapat perbedaan antara jumlah koloni
bakteri Staphylococcus aureus pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu dengan jumlah koloni Staphylococcus aureus pada media
Nutrient Agar (p = 0,006 ≤ 0,05) , tidak terdapat perbedaan antara jumlah
koloni bakteri Escherichia coli pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu dengan jumlah koloni Escherichia coli pada media Nutrient Agar
(p = 0,057 ≥ 0,05) , terdapat perbedaan antara jumlah koloni bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada media alternatif tepung
umbi ubi jalar cilembu (p = 0,04 ≤ 0,05)
B. Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan jenis ubi
yang berbeda yaitu ubi jalar kuning dan ubi jalar putih, karna belum ada
yang menggunakan ubi jalar kuning dan ubi jalar putih sebagai media
40
41
Fitriani, Yeyen Nor, et al. (2015). "Formulasi and evaluasi stabilitas fisik suspensi
ubi cilembu (ipomea batatas L.) dengan suspending agent cmc na dan pgs
sebagai antihiperkolesterol." Jurnal Farmasi Sains dan Terapan 2.1
Haryati, B., Nurbaeti, N., dan Nana, S. (2015). Petunjuk Teknis Budidaya Ubi
Cilembu . Jawa Barat : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Jawa
Barat. : 1-7.
Iriyanti, Yuni. (2012). Subtitusi Tepung Ubi Ungu Dalam Pembuatan Roti Manis,
Donat dan Cake Bread. Proyek akhir. [Skripsi] Yogyakarta: Fakultas
Teknik, Univeritas Negri Yogyakarta
Juariah, Siti, and Wulan Puspa Sari. (2018). "Pemanfaatan Limbah Cair Industri
Tahu Sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus Sp." Klinikal Sains:
Jurnal Analis Kesehatan 6.1 : 24-29.
Khaerunnisa, Rismaya, et al. (2019). "Pemanfaatan air rebusan umbi kuning dan
ungu sebagai media alternatif pertumbuhan Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus." Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
11.1 : 269-276.
Listiyani, I. L., Hayati, D. N., Amanah, R. N., & Iswara, A. (2019). Koro Benguk
(Mucuna pruriens) Sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Bakteri
Pengganti Nutrient Agar. Proceeding of The URECOL, 91-94.
Oxoid. (1982) . The oxoid mannual of culture media, ingredients and other
laboratory services. Fifth Edition. Published by Oxoid Limited, Wade
Road.Basingtoke.Hampshire. Halaman: 223
Purbasari, Karlina, and Angga Rahabistara Sumadji. (2018). Studi variasi ubi jalar
(Ipomoea batatas L) berdasarkan karakter morfologi di Kabupaten Ngawi.
Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya 5.2 : 78-84.
Radji, M., & M.Biomed. (2011). Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa
Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: EGC
Rosita, A.S., Kukuh, M., dan Sawitri, K. (2015). Komparasi Media NA Pabrikan
dengan NA Modifikasi untuk Media Pertumbuhan Bakteri Comparison of
Medium NA Manufacturer With NA Modifications to the Medium of the
Bacteri. [Skripsi]. Jember : FKIP Universitas Muhammadiyah Jember.
Saleha, N.M. (2016). Optimasi Formulasi Flakes Berbasis Tepung Ubi Cilembu
Tepung Tapioka Serta Tepung Kacang Hijau Menggunakan Aplikasi Design
Expert Metode Mixture D-Optimal. [Skripsi]. Bandung: Fakultas teknik
Universitas Pasundan Bandung. Halaman 42.
Setyawati, Iffah. (2017). "Perbandingan Kadar Total Karoten Dan Likopen Ubi
Jalar Cilembu (Ipomea batatas Lamk.) Selama Proses Pengolahan." Jurnal
Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan 2.2 : 176-180.
Sugandi, Wahyu K., Asep Yusuf, and Asri Widyasanti. (2020). "Rancang Bangun
dan Uji Kinerja Mesin Pembersih Ubi Cilembu." Prosiding Industrial
Research Workshop and National Seminar. Vol. 11. No. 1.
Suryati, N., Bahar, E., and Ilmiawati, (2017). Uji efektifitas antibakteri ekstrak
Aloe vera terhadap pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro.
Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 6, No.3: 518-522
Supadmi Sri, (2009). Study Variasi Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L) Berdasarkan
Morfologi, Kandungan Gula Reduksi dan Pola Pita Lisozim,Tesis, Program
Pasca Sarjana Fakultas Sains Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Uji Normalitas
Test of Normality
Kolmogorov−Smirnov
a Shapiro-Wilk
- Hasil Uji Beda Antara Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli pada
media alternatif tepung umbi ubi jalar cilembu dan pertumbuhan koloni
Escherichia coli pada media Nutrien Agar
Aureus Dan Escherichia Coli pada media alternatif tepung umbi ubi jalar
cilembu.
Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Penelitian Laboratorium Terpadu
Poltekkes Kemenkes Pontianak
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
Pencucian umbi dari sisa-
Pengambilan umbi ubi jalar sisa kotoran
Penyaringan
Umbi pelarut
dihalsukan dengan Dihaluskan kembali
maserasi
blender dengan mortar
Kemudian diayak Tepung umbi ubi jalar
menggunakan ayakan cilembu
80mash
Penanaman bakteri
Penanaman bakteri
Hasil pertumbuhan bakteri Hasil pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus Escherichia coli