Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

CLINICAL EXPOSURE

PENGELOLAAN KEDOKTERAN KELUARGA

Disusun Oleh:

Yohanes Marcellino Armiento

01071170169

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

TANGERANG

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...............................................................................................2

BAB I .........................................................................................................3

PENDAHULUAN........................................................................................3

BAB II ........................................................................................................5

PENGELOLAAN KESEHATAN KELUARGA .............................................5

2.1 Fungsi dan Peran Manajer ...............................................................5

2.2 Kedokteran Keluarga ........................................................................7

BAB III .....................................................................................................10

KESIMPULAN .........................................................................................10

BAB IV .....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

Kedokteran keluarga merupakan salah satu bidang di ilmu


kedokteran yang merujuk pada perawatan kesehatan untuk berbagai
kalangan umur dan dokter yang bekerja disebut dengan dokter keluarga. Di
Eropa, bidang kesehatan ini disebut dengan kedokteran umum dan dokter
yang bekerja disebut dengan dokter umum. Praktik kedokteran ini
memberikan perawatan kesehatan berkelanjutan dan komprehensif untuk
individu dan keluarga di semua usia, jenis kelamin, penyakit, dan bagian
tubuh. 1

Bidang ini didasarkan pada pengetahuan pasien dalam konteks


keluarga dan komunitas yang menekankan pada pencegahan penyakit dan
edukasi kesehatan. menurut World Organization of Family Doctors
(WONCA), tujuan kedokteran keluarga adalah untuk memberikan
perawatan pribadi, komprehensif, dan berkelanjutan bagi individu dalam
konteks keluarga dan komunitas 2. Spesialisasi ini dibentuk oleh Amerika
karena dinilai gagal dalam mengembangkan sistem kesehatan yang efektif
dan luas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat ketika anggaran
kesehatan mereka lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain,
namun layanan kesehatan primer dinilai masih kurang efektif 3.

Layanan kesehatan primer penting untuk membawa masyarakat


yang lebih sehat, keluarga yang lebih sehat, serta komunitas yang lebih
sehat dengan biaya yang rendah. Bidang ilmu kedokteran yang berpusat
pada pasien ini menjadi langkah transisi untuk transformasi layanan
kesehatan primer yang komprehensif. Upaya ini dilakukan agar dapat
terbantuk sistem layanan kesehatan primer yang lebih kuat dengan
menciptakan kesehatan yang lebih baik pada masyarakat, pelayanan
kesehatan yang lebih baik, serta harga yang lebih rendah bagi pasien dan
komunitas. 4,5,6

Namun untuk dapat mencapai tujuannya yaitu terbantuknya sistem


layanan kesehatan yang baik dengan terwujudnya peningkatan kesehatan
masyarakat, meningkatnya pelayanan kesehatan serta biaya yang rendah
perlu dilakukan menejemen kedokteran keluarga yang baik. Menejemen
tersebut mencakup menejemen sumber daya manusia, obat-obatan,
vaksin, laboratorium, radiologi, keuangan, keuntungan, kerugian, serta cara
untuk mejaga dan meningkatkan kualitas dari sistem layanan kesehatan
primer yang ada.
BAB II

PENGELOLAAN KESEHATAN KELUARGA

2.1 Fungsi dan Peran Manajer


Menejemen merupakan sebuah kekuatan pemersatu ketika dua
orang atau lebih bekerja sama untuk tujuan bersama, aktivitas mereka
harus dikoordinasikan. Manajer adalah orang yang menetapkann tujuan,
merencanakan dan mengatur aktivitas, memotivasi sumber daya manusia
dan mengendalikan keseluruhan prosedur. Dalam proses manajemen,
manajer memiliki beberapa peran antara lain bertanggung jawab
menetapkan dan mencapai tujuan. Menurut Mintzberg ada sepuluh peran
manejer yang ia bagi menjadi tiga kelompok: interpersonal, informasional,
dan keputusan. Peran informasional menghubungkan semua pekerjaan
manajerial bersama. Peran interpersonal memastikan bahwa informasi
disediakan. Sedangkan peran keputusan memanfaatkan informasi secara
signifikan. 7

 Peran interpersonal7 :
o Sosok kepala  manajer memiliki tanggung jawab sosial,
sereminoal, dan hukum. Mereka menjadi sumber inspirasi
sehingga orang-orang memandang manejer sebagai orang
yang memiliki otoritas dan sosok kepala.
o Pemimpin  manejer memberikan kepemimpinan untuk tim,
organisasi, dan mengelola kinerja dan tanggung jawab semua
orang dalam grup.
o Hubungan  manajer berkomunikasi dengan kontak internal
dan eskternal.
 Peran informasional7 :
o Pengamat  manejer secara teratur mencari informasi yang
berkaitan dengan organisasi dan industry, mencari perubahan
yang relevan di lingkungan pekerjaan. Mereka juga
memantau tim baik dari segi produktivitas maupun
kesejahteraan mereka.
o Penyebar  manajer mengomunikasikan informasi yang
berpotensi berguna kepada kolega dan tim.
o Juru bicara  manajer mewakili dan berbicara untuk
organisasi mereka. Mereka bertanggung jawab untuk
menyebarkan informasi tentang organisasi mereka dan
tujuannya kepada orang-orang di luarnya.
 Peran keputusan7 :
o Pengusaha  manajer membuat dan mengontrol perubahan
dalam organisasi. Termasuk memecahkan masalah,
menghaslkan ide-ide baru dan menerapkannya.
o Penangan gangguan  ketika sebuah organisasi atau tim tim
menemui hambatan yang tidak terduga, manajerlah yang
harus mengambil alih.
o Alokasi sumber daya  manajer perlu menentukan dimana
sumber daya organisasi paling baik diterapkan. Ini melibatkan
pengalokasian dana, serta penugasan staf dan sumber daya
organisasi lainnya.
o Negosiator  manajer mengambil bagian dan mengarahkan
dalam negosiasi penting dalam tim, departemen, atau
organisasi.

Selain itu ketrampilan utama dan ciri psikologis manejer mempengaruhi


kualitas dan efisiensi manejemen. Ketrampilan yang penting dimiliki
manejer antara lain ketrampilan kepemimpinan, mempengaruhi,
mendelegasikan kemampuan, ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan
berpikir kritis, ketrampilan kolaborasi dan negoisasi, ketrampilan
manajemen proyek, manajemen waktu, manajemen sumber daya manusia.
Manajer harus mampu mengatur dan mendelegasikan pekerjaan,
memotivasi orang, mengontrol kinerja, berkolaborasi dengan orang lain.
mereka harus berorientasi pada tujuan, kreatif, fleksibel dalam situasi baru,
bertanggung jawab, memiliki pemikiran kritis, dan kemampuan psikologis
7
untuk mempengaruhi orang.

2.2 Kedokteran Keluarga


Karakteristik dasar kedokteran keluarga memungkinkan dokter
keluarga untuk berkontribusi secara substansial pada sistem perawatan
kesehatan di semua negara meskipun perbedaan cara sistem ini
direncanakan, diatur, dan dikelola. Namun pada kenyataannya dokter
keluarga seringkali mengeluhkan tentang pekerjaan dokumen, waktu kerja
yang lebih lama namun menghasilkan lebih sedikit uang, membutuhkan
lebih banyak waktu istirahat, merasa lelah dan tertekan saat melakukan
tugas mereka. 6,8,9

Kedokteran keluarga merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan


penyedia layanan pribadi, primer, perawatan kesehatan yang komprehensif
dan berkelanjutan dari individu dalam hubungannya dengan keluarganya,
komunitas, dan lingkungannya. Bidang ilmu ini juga dikenal dengan
berbagai macam nama lain seperti praktik umum atau kedokteran layanan
primer. Istilah kedokteran keluarga lebih menekankan keluarga sebagai unit
sosiologis yang memberikan dukungan kepada individu serta menekankan
kembali pentingnya peran keluarga dalam menjadi sebuah penyebab dan
efek penyakit dari seorang individu. 8

Kedokteran keluarga memiliki karakteristik dasar dan beberapa


atribut turunannya yang memungkinkan para dokter keluarga bisa
berkontribusi secara substansial pada sistem perawatan kesehatan di
semua negara walaupun terdapat perbedaan perencanaan, pengaturan,
dan pengelolaan. Perawatan dalam kedokteran keluarga mendorong
adanya hubungan yang erat antara pasien dan dokter sehingga konsultasi
tidak hanya dilakukan jika sedang sakit namun juga bisa melakukan
konsultasi sebagai teman dan mentor. Kedokterna keluarga ini mencakup
secara umum dari berbagai usia, jenis kelamin, kelas sosial, ras, agama,
serta keluhan apapun yang berhubungan dengan kesehatan dan
kedokteran keluarga ini harus mudah diakses tanpa hambatan geografis,
budaya, administratif, dan keuangan. 8

Sebagai bagian dari sistem layanan primer, kedokteran keluarga


menjadi titik kontak pertama pasien pada layanan kesehatan. Sesuai
dengan sifatnya yang umum, kedokteran keluarga harus mampu mengatasi
apapun masalah yang hadir dengan tatalaksana yang bisa dilakukan oleh
dokter keluarga itu sendiri atau butuh rujukan ke layanan kesehatan
sekunder/ rumah sakit. Konsultasi yang dilakukan juga bukanlah satu
episode dimana dokter tersebut merawat penyakit, namun konsultasi
individu merupakan salah satu rangkaian konsultasi berkelanjutan yang
didasarkan pada hubungan pribadi jangka panjang antara pasien dan
dokter sehingga selain merawat penyakitnya, seorang dokter keluarga juga
meningkatkan kesehatan pasien dalam jangka panjang. 8

Layanan yang komprehensif dalam kedokteran keluarga menjadi


praktik yang menyediakan layanna manajemen penyakit akut dan kronis,
edukasi kesehatan terpadu, pencegahan penyakit, penyembuhan,
rhabilitasi, serta dukungan fisik, psikologis, serta sosial kepada individu.
Pendekatan yang dilakukan juga berpusat pada pasien, berfokus pada
keluarga dan berorientasi pada komunitas dengan mengintegrasikan aspek
humanis dan etika kedokteran dengan pengambilan keputusan klinis.
Dokter keluarga harus bisa menjadi sumber utama informasi perawatan
pasien dan harus memastikan rujukan pasien yang benar, tepat waktu, dan
terkontrol ke dokter spesialis/ ahli. Dokter keluarga harus bisa menjadi
8,10
koordinator nasihat dan dukungan yang diterima pasien.

Dokter keluarga harus selalu siap untuk bekerja dengan penyedia


perawatan memdis, kesehatan, dan sosial lainnya. para dokter keluarga
hars bisa berkontribusi dan secara aktif berpartisipasi dalam tim perawatan
multidisiplin dan harus siap melatih kepemimpinan tim. Dalam menjalankan
sistem layanan kesehatan, pelayanan kedokteran keluarga perlu standar
pengelolaan praktik yang berisi standar sumber daya manusia, standar
manajemen keuangan, dan standar manajemen klinik. 9

Dalam praktiknya, dokter keluarga juga bekerja bersama dengan


petugas kesehatan dan pegawai kesehatan lainnya seperti perawat, bidan,
dan administrator klinik maka itu diperlukan karakteristik seorang manajer
agar bisa mengkoordinasikan seluruh sumber daya manusia dalam
kedokteran keluarga ini. Selain itu diperlukan juga standar manajemen
keuangan yang professional dari hal pencatatan keuangan yang transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan dan pengelolaan keuangan pelayanan
dokter keluarga dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti sistem
pembiayaan praktik. Standar manajemen klinik yang perlu diperhatikan
antara lain adalah pembagian kerja yang jelas dengan pengarahan dan
evaluasi berkala, program pelatihan tim, dan penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3). 9
BAB III

KESIMPULAN

Kedokteran keluarga merupakan bagian dari sistem layanan


kesehatan primer yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai sistem
layanan kesehatan primer yang lebih kuat dengan peningkatan kesehatan
masyarakat, peningkatan pelayanan kesehatan, serta penurunan biaya
yang perlu dikeluarkan oleh pasien. Kedokteran keluarga ini perlu dikelola
dengan baik untuk dapat mencapai tujuan yaitu mencapai sistem layanan
kesehatan primer yang lebih baik/kuat sehingga dibutuhkan manajemen
yang baik. Peran interpersonal, informasional, dan keputusan didampingi
dengan keterampilan-keterampilan yang lain dibutuhkan oleh seorang
manajer untuk dapat mengelola sebuah kelompok, dalam hal ini kedokteran
keluarga. Beberapa karakteristik kedokteran keluarga perlu dipertahankan
bersamaan dengan standar sumber daya manusia, standar manajemen
keuangan, dan standar manajemen klinik perlu dijalankan agar layanan
kesehatan keluarga efektif dilakukan untuk meningkatkan sistem layanan
kesehatan primer.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Hashim MJ. A definition of family medicine and general practice. J Coll


Physicians Surg Pakistan. 2018;

2. Allen J, Gay B, Crebolder H, Heyrman J, Svab I, Ram P. The European


Definition of General Practice/Family Medicine. Eur Acad Teach Gen
Pract. 2005;

3. Phillips RL, Bazemore AW. Primary care and why it matters for U.S. health
system reform. Health Affairs. 2010.

4. Phillips RL, Bronnikov S, Petterson S, Cifuentes M, Teevan B, Dodoo M,


et al. Case study of a primary care-based accountable care system
approach to medical home transformation. J Ambul Care Manage. 2011;

5. Baron RJ, Davis K. Accelerating the Adoption of High-Value Primary Care


— A New Provider Type under Medicare? N Engl J Med. 2014;

6. Phillips RL, Pugno PA, Saultz JW, Tuggy ML, Borkan JM, Hoekzema GS,
et al. Health is primary: Family medicine for America’s health. Ann Fam
Med. 2014;

7. Tovmasyan G. The Role of Managers in Organizations: Psychological


Aspects. Bus Ethics Leadersh. 2017;

8. Werdhani RA. Family Medicine Concept and Patient Management. Dep


Community Med Univeristy Indones. 2017;

9. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Standar Pelayanan Dokter


Keluarga. Perhimpunan. 2006;

10. Starfield B. Primary Care and Equity in Health: The Importance to


Effectiveness and Equity of Responsiveness to Peoples’ Needs. Humanity
Soc. 2009;

Anda mungkin juga menyukai