Anda di halaman 1dari 172

MANAJEMEN

MASALAH KESEHATAN
Dr. H.Endang Sutisna Sulaeman., dr., M.Kes
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Susunan Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi


yang diturunkan dari gambaran tugas, peran dan fungsi dokter layanan
primer. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut
kompetensi inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa
komponen kompetensi, yang diperinci lebih lanjut menjadi kemampuan
yang diharapkan di akhir pendidikan
URUTAN AREA KOMPETENSI
URUTAN AREA KOMPETENSI:
1.Profesionalitas yang Luhur
2.Mawas Diri dan
Pengembangan Diri
3.Komunikasi Efektif
4.Pengelolaan Informasi
5.Landasan Ilmiah Ilmu
Kedokteran
6.Keterampilan Klinis
7.Pengelolaan Masalah
Kesehatan
Area pengelolaan masalah kesehatan

1. Melaksanakan promosi kesehatan


pada individu, keluarga dan
masyarakat,
2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi
dini terjadinya masalah kesehatan
pada individu, keluarga dan
masyarakat,
3. Melakukan penatalaksanaan masalah
kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat,
Area pengelolaan masalah kesehatan

4. Memberdayakan dan berkolaborasi


dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan,
5. Mengelola sumber daya secara efektif,
efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan, dan
6. Mengakses dan menganalisis serta
menerapkan kebijakan kesehatan
spesifik yang merupakan prioritas
daerah masing-masing di Indonesia.
Lulusan dokter mampu:
1. Melaksanakan promosi kesehatan
pada individu, keluarga dan
masyarakat:
a. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola
pikir, sikap dan perilaku, serta modifikasi gaya
hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai
kelompok umur, agama, masyarakat, jenis
kelamin, etnis, dan budaya,
b. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan
kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat.
Lulusan dokter mampu:
2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi
dini terjadinya masalah kesehatan pada
individu, keluarga dan masyarakat.
Melakukan pencegahan timbulnya
masalah kesehatan:
a. Melakukan kegiatan penapisan faktor
risiko penyakit laten untuk mencegah dan
memperlambat timbulnya penyakit,
b. Melakukan pencegahan untuk
memperlambat progresi dan timbulnya
komplikasi penyakit dan atau kecacatan.
Lulusan dokter mampu:
3.Melakukan penatalaksanaan masalah
kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat:
a. Menginterpretasi data klinis dan
merumuskannya menjadi diagnosis,
b. Menginterpretasi data kesehatan keluarga
dalam rangka mengidentifikasi masalah
kesehatan keluarga,
c. Menginterpretasi data kesehatan
masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi dan merumuskan
diagnosis komunitas,
Lulusan dokter mampu:
d. Memilih dan menerapkan strategi
penatalaksanaan yang paling tepat
berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan
berbasis bukti,
e. Mengelola masalah kesehatan secara
mandiri dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan prinsip keselamatan pasien,
f. Mengkonsultasikan dan/atau merujuk sesuai
dengan standar pelayanan medis yang
berlaku,
g. Membuat instruksi medis tertulis secara
jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca,
Lulusan dokter mampu:
h. Membuat surat keterangan medis seperti
surat keterangan sakit, sehat, kematian,
laporan kejadian luar biasa, laporan
medikolegal serta keterangan medis lain
sesuai kewenangannya termasuk visum et
repertum dan identifikasi jenasah,
i. Menulis resep obat secara bijak dan rasional
(tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat
frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai
kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat
dibaca,
Lulusan dokter mampu:
j. Mengidentifikasi berbagai indikator
keberhasilan pengobatan, memonitor
perkembangan penatalaksanaan,
memperbaiki dan mengubah terapi dengan
tepat,
k. Menentukan prognosis masalah kesehatan
pada individu, keluarga dan masyarakat,
l. Melakukan rehabilitasi medik dasar dan
rehabilitasi sosial pada individu, keluarga
dan masyarakat,
Lulusan dokter mampu:
m.Menerapkan prinsip-prinsip
epidemiologi dan pelayanan
kedokteran secara komprehensif,
holistik dan berkesinambungan dalam
mengelola masalah kesehatan,
n. Melakukan tatalaksana pada keadaan
wabah dan bencana mulai dari
identifikasi masalah hingga rehabilitasi
komunitas.
4. Memberdayakan dan berkolaborasi
dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan:
a. Memberdayakan dan berkolaborasi
dengan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah kesehatan
aktual yang terjadi serta mengatasinya
bersama-sama,
b. Bekerja sama dengan profesi dan
sektor lain dalam rangka
pemberdayaan masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan.
5. Mengelola sumber daya secara efektif,
efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan
a. Mengelola sumber daya manusia,
keuangan, sarana dan prasarana
secara efektif dan efisien,
b. Menerapkan manajemen mutu terpadu
dalam pelayanan kesehatan primer
dengan pendekatan kedokteran
keluarga,
c. Menerapkan manajemen kesehatan
dan institusi layanan kesehatan
6. Mengakses dan menganalisis serta
menerapkan kebijakan kesehatan
spesifik yang merupakan prioritas
daerah masing-masing di Indonesia:

• Menggambarkan bagaimana pilihan


kebijakan dapat mempengaruhi
program kesehatan masyarakat dari
aspek fiskal, administrasi, hukum,
etika, sosial, dan politik.
HUMAN RELATION
LEADERSHIP
ORGANISATION AND MANAGEMENT
ADMINISTATION
MANAJEMEN
• Asal kata manus (tangan) dan agere
(melakukan)  managere (menangani).
• Manegere dalam bahasa Inggris: to
manage (kata kerja); Management (kata
benda); Manager (orang yang melakukan
manajemen).
• Management  manajemen atau
pengelolaan.
PENGERTIAN MANAJEMEN
Ada dua mazhab :
1.Optimasi sumber-sumber daya dan interaksi
tugas-tugas untuk pencapaian tujuan. Szilagyi
(1981) : “ Management as processs of
interacting resources and tasks toward the
achievement of stated organizational goals”
(Manajemen sebagai proses interaksi sumber-
sumber daya dan tugas-tugas untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan).
2. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen untuk
mencapai tujuan.
James F. Stoner dan R. Edward Freeman, (1992) :
Management is the process of planning, organizing,
leading and controlling the work of organization
members and using all available organizational
resources to reach stated organizational goals”
(Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
pekerjaan anggota-anggota organisasi dan
penggunaan semua sumber-sumber daya organisasi
yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi yang tetah ditetapkan).
Rumusan Fungsi-Fungsi Manajemen :
1. Planning, Organizing, Actuating, Controlling
(POAC) menurut Terry;
2. Planning, Organizing, Motivating, Controlling
(POMC) menurut Mee;
3. Planning, Programming, Budgetting, System (PPBS)
menurut Mc. Namara;
4. Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controlling (POCCC), menurut Fayol;
5. Planning, Organizing, Leading, Controlling (POLC)
menurut Stoner dan Freeman;
Lanjutan……………………..
6. Planning, Organizing, Directing, Controlling
(PODC) menurut Pearce dan Robbinson;
7. Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Controlling (POSDC) menurut Koonzt dan
O’Donnel;
8. Planning, Organizing, Staffing, Leading,
Controlling (POSLC), menurut Koontz dan
Wehrich;
9. Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCORB)
menurut Gullick;
10. Forecasting, Planning, Organizing, Coordinating,
Commanding, Controlling (FPOCCC) menurut
Urwich.
Fungsi-fungsi Manajemen Kesehatan
(P1, P2, P3)
1. P1 (Perencanaan)
2. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan): Lokakarya
Mini
3. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian):
Penilaian Kinerja
I. P1 (Perencanaan)
1.Perencanaan strategis
2.Perencanaan operasional
(Plan of Action)
Perencanaan strategis
• Yaitu dokumen rencana jangka menengah atau
jangka panjang yang menggambarkan arah yang
harus dituju serta langkah yang harus dilaksanakan.
• Memusatkan perhatian untuk melakukan pekerjaan
yang benar dan efektif dan bertujuan agar organisasi
berfungsi dengan baik serta tanggap dan antisipatif
terhadap lingkungan organisasi.
• Bersifat jangka menengah atau jangka panjang
sehingga menjadi payung bagi Rencana operasional
(RO) tahunan dalam periode tersebut.  RO
merupakan penjabaran yang lebih rinci dari Rencana
Strategik.
Perencanaan operasional
(Plan of Action)
• Suatu dokumen rincian rencana
pelaksanaan kegiatan program yang
disusun berdasarkan kegiatan-kegiatan
dengan memperhitungkan hal-hal yang
telah ditetapkan dalam rencana
strategis serta semua potensi dan
sumber daya yang tersedia
(Departemen Kesehatan, 2002).
Perencanaan operasional
(Plan of Action)
Mempunyai dua tipe yaitu:
1. Rencana sekali pakai (single use plan): Untuk
mencapai tujuan tertentu dan tidak digunakan
kembali bila tujuan telah tercapai. Seperti rencana
pekan imunisasi nasional (PIN), rencana bulan
imunisasi anak sekolah (BIAS).
2. Rencana tetap (standing plan): merupakan
pendekatan standar untuk penanganan situasi yang
dapat diperkirakan dan terjadi berulang-ulang;
Merupakan penjabaran secara terinci tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi Yankes yang harus disusun secara
seksama mengikuti kaidah yang sudah ditentukan.
II. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) :
Lokakarya Mini
 Tujuan: meningkatkan fungsi organisasi
Yankes melalui peningkatan kemampuan
SDM kesehatan untuk bekerja sama dlm
Tim dan membina kerja sama lintas
program dan lintas sektoral.
 Terdiri atas :
a. Lokakarya Mini Bulanan;
b. Lokakarya Mini Tribulanan.
P2: Lokakarya Mini
• Lokakarya Mini Bulanan yaitu pertemuan yang
diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang
dihadiri oleh seluruh staf di Puskesmas Puskesmas
Pembantu, dan bidan di desa, serta dipimpin oleh
kepala Puskesmas.
• Lokakarya Mini Tribulanan yaitu pertemuan yang
diselenggarakan setiap 3 (tiga) bulan sekali di
Puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas
sektoral tingkat kecamatan, Badan Penyantun
Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan jaringannya,
serta dipimpin oleh camat.
3. P3 (Pengawasan, Pengendalian,
dan Penilaian): Penilaian Kinerja
• Penilaian Kinerja (misal: Puskesmas)
adalah suatu upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/prestasi .
• Sebagai instrumen mawas diri karena
setiap Puskesmas melakukan penilaian
kinerjanya sendiri, kemudian dinas
kesehatan kabupaten/ kota melakukan
verifikasi hasilnya.
31
Pengawasan, Pengendalian dan
Penilaian (P3)
• Untuk mengatasi kesenjangan antara
apa yang diharapkan dengan apa yang
menjadi kenyataan di bidang kesehatan
dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan keperluan pelanggan/klien dan
masyarakat serta dalam rangka
mencapai tujuan organisasi layanan
kesehatan.
Manfaat Manajemen Untuk :

1. Mencapai tujuan (to reach objectives);


2. Memelihara keseimbangan antara
tujuan-tujuan/sasaran yang
bertentangan (to maintain balance
between conflicting goal) diantara
stakeholder organisasi.
3. Mencapai daya guna dan hasil guna (to
achieve efficiency and effectiveness).
Prinsip manajemen kesehatan : KISS
– Koordinasi : Menghimpun, menyatukan, dan
mengarahkan kegiatan, program dan/atau unit-unit
fungsional ke dalam usaha bersama ke arah
mencapaian tujuan.
– Integrasi : Usaha menyatukan kegiatan, program
dan/atau unit fungsional yang mempunyai tujuan
yang sama, menggunakan sumber daya manajemen
yang sama dan saling melengkapi dalam
melakukan kegiatan, sehingga terjadi perpaduan
(konsep/pola pikir, tujuan, kegiatan/gerak, dan
sumber daya).
• Sinkronisasi : Usaha menyelaraskan dan
menyamakan semua kegiatan, program, dan/
atau unit fungsional yang mempunyai tujuan
yang sama, meliputi penyelarasan personil,
finansial, material dan tata cara untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati bersama.
• Simplifikasi : Penyederhanaan rasional untuk
mencapai efisiensi penggunaan sumber daya
sedemikian rupa, sehingga dapat dilaksanakan
cara bekerja yang lebih mudah serta lebih baik.
PENGERTIAN MASALAH
• Keadaan/realita yang menyimpang dari apa yang
diharapkan.
• Kesenjangan (gap) antara apa yang diharapkan (das
solen) dengan apa yang menjadi kenyataan (das sein).
• Kesenjangan antara apa yang ditemukan (what is)
dengan apa yang semestinya (what should be).
• Sesuatu yang harus ditemukan pemecahannya.
• Pertanyaan yang diajukan untuk diberikan solusinya
atau pertimbangan jawabannya.
Pengertian Manajemen Masalah Kesehatan
Suatu proses mengoptimalkan sumber
daya (7M+1I) melalui kegiatan
perencanaan (P1), penggerakan dan
pelaksanaan (P2), pengawasan,
pengendalian dan penilaian (P3) untuk
mengatasi kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan kenyataan dibidang
kesehatan untuk mencapai tujuan
organisasi.
Pengertian Masalah kesehatan
Harus dibedakan antara : (1) Masalah kesehatan, (2)
Masalah faktor-faktor/determinan kesehatan, dan
(3) Masalah program kesehatan.
1. Masalah kesehatan : Gangguan kesehatan,
dinyatakan dalam ukuran kesakitan (morbiditas)
dan kematian (mortalitas).
2. Masalah faktor-faktor/determinan yang
menentukan derajat kesehatan (Blum) yaitu
faktor lingkungan (45%), perilaku (30%),
pelayanan kesehatan (20%), genetika dan
kependudukan (5%).
3. Masalah program kesehatan : Masalah pada
Sistem Manajemen Kesehatan (IPOOIEF).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan (Blum, 1974)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Derajat
Kesehatan Masyarakat (Blum)

Kependudukan
& Keturunan
(5 %)

Lingkungan
Kesehatan Program & Pelayanan
Derajat Kesehatan
Kesehatan (20 %)
(45 %) (Morbiditas,
Mortalitas, Status Gizi Promotif, Preventif
Fisik Biologis Kuratif, Rehabilitatif
& Angka Harapan hidup )
Sosio-Kultural

Perilaku Kesehatan
(30 %) Sikap
Gaya Hidup
Reformasi Kesehatan Masyarakat

• Visi Depkes (2014) : Masyarakat


mandiri yang sehat dan
berkeadilan
• Titik tolak : Disparitas derajat
kesehatan yang semakin melebar
diantara berbagai kelompok
penduduk.
Prioritas reformasi kesmas (2010-214)
1. Jaminan kesehatan masyarakat,
2. Pelayanan kesehatan di daerah terpencil,
perbatasan, dan kepulauan,
3. Ketersediaan obat dan alat kesehatan di setiap
fasilitas kesehatan,
4. Birokrasi pembangunan kesehatan,
5. Bantuan Operasional Kesehatan,
6. Penanganan daerah bermasalah kes.
7. Pelayanan RS berstandar internasional.
Masalah manusia pada abad 20

• Kemiskinan : 16,6% (37,17 juta jiwa)


(Susenas, 2007)
• Hilangnya nilai-nilai sosial - budaya (sopan
santun, gotongroyong, silaturahim)
• Peregangan antar manusia  disintegrasi
bangsa
• Kebencian
• Pemerataan dan keterjangkauan keberadaan
sarana pelayanan kesehatan baik pelayanan kes
dasar maupun lanjutan  Fasilitas kes masih
belum berfungsi secara optimal.
• Disparitas upaya kesehatan  rendahnya
cakupan KIA, imunisasi, pemeriksaan ibu
hamil.
• Belum efisien dan efektif penggunaan biaya
kesehatan.
• Apresiasi terhadap lembaga pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan
masih kurang.
Isu-isu strategis pembiayaan kesehatan
• Beban Belum semua masyarakat terlindung secara
optimal secara optimal terhadap pembiayaan
kesehatan,
• Terbatasnya dana operasional Puskesmas dlm rangka
pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai
MDGs
• Belum terpenuhinya kecukupan pembiayaan kes yang
diikuti efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran,
• Belum adanya perhitungan kebutuhan biaya pelaynan
kes pada SPM
Tiga kesalahan merumuskan masalah
kesehatan secara benar :
1. Tidak mendiagnosa masalah dari
gejalanya,
2. Terlalu memfokuskan pada masalah
yang relatif kecil daripada masalah
yang utama,
3. Kurang dapat menentukan alternatif
dalam penyelesaian masalah yang
sebenarnya.
Landasan Manajemen Masalah
Kesehatan

1. Paradigma Sehat.
2. Analisis Sistem : Organisasi
Pelayanan Kesehatan sebagai
organisasi sistem terbuka.
3. Indonesia Sehat .
Paradigma Sehat
Cara pandang/pola pikir/model pembangunan
kesehatan yang melihat masalah kesehatan
saling berkait dan mempengaruhi dengan
banyak faktor yang bersifat lintas sektor. 
Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan
(promotif), pemeliharaan/perlindungan/
pencegahan (preventif), bukan hanya
penyembuhan orang sakit (kuratif) atau
pemulihan (rehabilitatif).
• Secara makro Paradigma Sehat berarti bahwa
pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya dibidang
kesehatan, minimal memberikan sumbangan
dalam pengembangan lingkungan dan perilaku
sehat.
• Secara mikro Paradigma Sehat berarti bahwa
pembangunan kesehatan harus menekankan
pada upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
Perubahan Sikap dan Orientasi/Mindset
Dalam Paradigma Sehat

1.Kesehatan sebagai Kebutuhan/


NeedKeperluan/Demand.
2.Kesehatan sebagai konsumtifInvestasi
3.Jangka pendek/treatmentJangka
panjang/Pengembangan SDM
4.Pelayanan medis Pelayanan kesehatan
5.Medical care Health care
6. FragmentedIntegrated
7. Sehat jasmaniSehat jasmani, rohani, dan
sosial
8. Fokus pada penyakitSegmen pasar: Siklus
hidup: WUS, PUS, Bumil, Buteki, Bayi,
Anak Balita, Anak sekolah, usia kerja, usia
lanjut
9. Urusan pemerintahJuga urusan swasta
10. Subsisdi pemerintahJuga Pengguna jasa
11. Biaya setelah pelayananBiaya di muka
12. Fungsi sosial Fungsi ekonomi
13. Sentralisasi Desentralisasi
14. Dari atas/Top downDari bawah/bottom
up
15. Birokrasi Entrepreneur
16. Partisipasi Partnership
17. Rule driven-Mission driven
Analisis Sistem

LINGKUNGAN LUAR : IPOLEKSOBUDHAMGAMA


LINGKUNGAN DALAM: TUGAS

INPUT OUTCOME IMPACT


1. Man PROCESS :
2. Money 1. Manajemen OUTPUT 1. Status Gizi
3. Materials ( P1, P2, P3) 1.Benefit Cost
1.Lingkungan Sehat
4. Machines.
2. PHBS
2. Morbiditas 2.Kepuasan
5. Methods 2. Pelayanan 3Pelaayaayanan 3. Mortalitas Pelanggan
6. Market
7. Minute/Time kesehatan kesehatan: Akses
dan Mutu 3.UHH
8. Information
( 7M + 1 I )

FEED BACK
(Umpan Balik)
Manajemen Masalah Kesehatan Berorientasi
pada Upaya Mewujudkan Indonesia Sehat

Visi Pembangunan Kesehatan : Mewujudkan


Indonesia Sehat yang menggambarkan bahwa
bangsa Indonesia hidup dalam : (1) lingkungan
sehat, (2) ber-PHBS serta (3) mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata sehingga
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya (Keputusan Menkes RI No.574/SK/
IV/2000)
Pemecahan masalah (Problem solving)

• Melakukan apa yang kita ketahui dan


kuasai ke dalam tindakan (putting what
you know and what you can do into
action).
• Tahapan-tahapan pemecahan masalah
dilakukan melalui Siklus Pemecahan
Masalah (Problem Solving Cycle).
Siklus Pemecahan Masalah
1.Azwar (1996): (a) Pengumpuan data, (b)
Pengolahan data, (c) Penyajian data, (d)
Pemilihan prioritas, (e) Penyusunan
alternatif jalan keluar, (f) Pemilihan
prioritas jalan keluar, (g) Uji lapangan,
(h) Perbaikan jalan keluar, dan (i)
Penyusunan rencana kerja.
Model Siklus Pemecahan Masalah (Azwar, 1996)
2. Model Siklus Pemecahan (Departemen Kesehatan
RI, 2002) :
1. Analisis Situasi
2. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya
3. Penentuan Prioritas Masalah
4. Penetapan tujuan
5. Alternatif Pemecahan Masalah dan Prioritas
Pemecahan Masalah
6. Penyusunan Rencana Operasional
Model Siklus Pemecahan (RIA /Regulatory
Impact Assessment)
• Perumusan masalah
• Identifikasi tujuan
• Alternatif penyelesaian masalah
• Analisis manfaat dan biaya setiap alternatif
• Penentuan terbaik dalam menyelesaikan
masalah
• Perumusan strategis implementasi
• Penyusunan regulasi impact analysis statement
Tahapan-tahapan Siklus Manajemen Masalah

1. Analisis Situasi
2. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya
3. Penentuan Prioritas Masalah
4. Alternatif Pemecahan Masalah dan Penetapan
Prioritas Pemecahan Masalah
5. Penetapan Tujuan
6. Pembuatan Rencana Operasional (P1)
7. Pengorganisasi. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan
8. Monitoring, Controlling dan Evaluating
(Pengawasan, Pengendalian, Penilaian/P3)
Gambar Siklus Manajemen Masalah

Analisis Situasi

Evaluating Identifikasi Masalah

Controlling Prioritas Masalah

Monitoring Penetapan Tujuan

Penggerakan dan Alternatif Pemecahan Masalah


Pelaksanaan

Rencana Operasional
Siklus Perencanaan/Pemcahan masalah dan Pelaksanaan
Fungsi-fungsi Manajemen
Analisis Situasi Identifikasi Masalah &
Penyebabnya
Penentuan Prioritas
Masalah

Masalah Prioritas
P
Penentuan Tujuan

O Alaternatif
Pemecahan Masalah
Organisasi (SOTK) & Prioritas
SDM Pemecahan Masalah
Kegiatan dan Program
Sarana
Informasi Pembuatan RO

Kepemimpinan
A Motivasi
Komunikasi
C Pengarahan

Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian/Evaluasi (P3) E


1. Analisis Situasi Kesehatan

• Proses berikut kecenderungannya dan faktor-


faktor yang mempengaruhi masalah, serta
potensi/sumber daya yang dapat digunakan
untuk melakukan intervensi.
• Tujuan : mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya tantang kondisi kesehatan daerah/
wilayah kerja, yang akan digunakan untuk
menetapkan masalah kesehatan.
• Analisis situasi akan menghasilkan
rumusan masalah kesehatan dan berbagai
faktor yang berkaitan serta potensi/
sumber daya yang dapat digunakan untuk
melakukan intervensi pemecahan
masalah.
• Dilakukan dangan mengumpulkan dan
menganalisis data/fakta yang berkaitan
dengan masalah kesehatan masyarakat.
Analisis Situasi Kesehatan Meliputi :
a. Kependudukan
b. Masalah dan kecenderungan
kesehatan
c. Perilaku kesehatan
d. Lingkungan kesehatan
e. Program dan Pelayanan kesehatan
f. Analisis sarana dan prasarana.
a. Analisis Situasi Kependudukan

Kegunaan data kependudukan :


1. Untuk perencanaan program kesehatan
(menentukan besarnya masalah dan target program)
2. Menggambarkan keadaan kependudukan menurut
jumlah, distribusi (geografis, umur, jenis kelamin)
dan karakteristiknya
3. Mengetahui jumlah penduduk rentan
4. Digunakan sebagai denominator dalam menghitung
rate suatu keadaan atau suatu masalah kesehatan.
Data kependudukan yang diperlukan :
1. Jumlah, komposisi dan struktur penduduk serta
distribusinya menurut (umur, jenis kelamin,
geografis, tingkat pendidikan, pekerjaan dan mata
pencaharian dsb) serta tingkat kepadatan
2. Vital statistik : kelahiran, kematian dan sebab
penyakitnya, serta pertumbuhan penduduk
3. Mobilitas dan persebaran penduduk
5. Jumlah kelompok khusus/kelompok rentan
4. Jumlah peduduk miskin dan jumlah kepala
keluarganya serta distribusinya menurut geografis.
b. Analisis Masalah Kesehatan : Ukuran
Epidemiologi

1. Morbiditas
 Jumlah orang yang terkena penyakit tertentu.
 Ada dua :
1. Angka Insidens (Incidence Rate)
2. Angka Prevalens (Prevalence Rate)
a. Insidens
Jumlah kasus baru suatu penyakit yang terjadi di
suatu daerah/masyarakat selama periode waktu
tertentu (dinyatakan dalam %).
Biasanya dihitung dalam jangka waktu satu tahun.
Angka ini memberikan gambaran perkembangan
penyakit, kapan mulai timbul, mencapai puncak
penyebarannya dsb.
Misalnya : Jumlah kasus baru TB 30 kasus dengan
populasi 30.000 jiwa,  Insidens TB di
Puskesmas tsb = 30/30.000 X 100 = 0,1 kasus/100
populasi (0,1 %).
b. Prevalens
– Yaitu jumlah orang yang menderita penyakit tertentu
meliputi seluruh kasus (kumulatif kasus baru dan lama)
dalam suatu daerah/masyarakat selama periode waktu
tertentu (dinyatakan dalam %).
– Ada 2 metode perhitungan : Point Prevalence Rate dan
Periode Prevalence Rate;
1. Point Prevalence Rate : Jumlah orang yang menderita
penyakit tertentu dalam waktu singkat.
2. Periode Prevalence Rate, yaitu menghitung jumlah
orang yang menderita penyakit selama jangka waktu
tertentu (misalnya 2 minggu).
a. Untuk penyakit tertentu : Disease Specific
Prevalence Rate (DSPR).
b. Untuk kelompok umur tertentu: Age Specific
Prevalence Rate (ASPR)
• Misal: Jumlah kasus TB lama (penderita TBC yang
masih dalam pengobatan) = 112 orang.  Jumlah
penderita TB ( jumlah kasus lama dan) = 30 + 112 =
142; Angka prevalens TB di Puskesmas tsb adalah
142/30.000 X 100 = 0,47 kasus/100 populasi(0,47%).

• Kegunaan :
 Insidens untuk menilai apakah intervensi/program
kesehatan berhasil menurunkan angka morbiditas.
 Prevalens untuk merencanakan volume/jumlah pelayanan
yang disediakan dan sabagai salah satu indikator
keberhasilan program kesehatan.
2. Morbiditas
a. CDR (Crude Death Rate ) atau Angka Kematian
Kasar
b. ASDR (Age Specific Death Rate) atau Angka
Kematian Kelompok Umur Tertentu
c. IMR (Infant Mortality Rate) atau Angka
Kematian Bayi/AKB
d. MMR (Maternal Mortality Rate) atau Angka
Kematian Ibu)
e. DSDR (Disease Specific Death Rate) atau Angka
Kematian yang disebabkan oleh Penyakit tertentu.
• CDR diperoleh dari laporan lahir mati dari
desa/kelurahan, namun tidak sensitif; CDR
dipengaruhi oleh struktur umur penduduk. Negara
yang mempunyai penduduk usia tua dalam jumlah
yang banyak, akan mempunyai angka CDR lebih
tinggi dari negara yang komposisi penduduknya
didominasi oleh usia muda.
• Angka IMR dan MMR tidak tersedia di Puskesmas,
karena kejadian kematiannya tidak cukup besar untuk
dapat dipergunakan menghitung IMR dan MMR
(IMR/1.000 KH; MMR/100.000 Kelahiran Hidup) 
gunakan istilah “kejadian kematian”.
3. Case Fatality Rate (CFR)
– Proporsi orang yang meninggal akibat suatu
penyakit tertentu diantara orang yang menderita
penyakit tsb. Misalnya dari 1.000 orang yang
menderita campak, 50 orang diantaranya
meninggal dunia (karena campak), maka CFR
campak = 50/1.000 = 5%.
– Berguna untuk membandingkan berat ringannya
akibat penyakit dan menunjukan efektivitas upaya-
upaya kesehatan terhadap penyakit.
– Misalnya setelah dilakukan program imunisasi
campak, CFR turun dari angka sebelum diadakan
program imunisasi tsb.
4. Waktu produktif yang hilang

1. Disability day: Jumlah hari yang hilang karen sakit


2. Years of Life Lost (YLL): Jumlah tahun yang
hilang karena seseorang meninggal pada usia di
bawah UHH

Rumus : YLL = Σ d (L – t)
Keterangan: d = Jumlah kematian karena sakit
di populasi
L = UHH
t = Usia pada saat meninggal.
Lanjutan……….
3.Years Lived with Disability (YLD) : Tahun
hidup dengan disability
4.Disability Adjusted Life Years (DALY) :
Beban yang timbul akibat gangguan kesehatan
(sakit/kematian)

Rumus: DALLY = YLL + YLD.


Sepuluh Penyakit Utama Rawat Jalan/Rawat Inap di
Puskesmas/RS

No Nama Penyakit Jumlah %

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lain-lain
Jumlah
Hubungan Konseptual Antara Masalah Kesehatan dg Determinan Masalah
Kes
Determinan/Faktor Masalah Kesehatan

Masalah Pelayanan
Kesehatan Kependuduk dan
Program Program Perilaku
Kesehatan KB
Lingkungan Kes Kes

• Case finding
• KIP/K TB
• Jml kasus • Kepadatan
• Compliance
diobati penduduk
Tuberkulosis Perumahan pengobatan
• Kinerja DOT • Mobilitas
• PSM
• Cakupan penduduk
BCG
• KIP/K Ibu
•Cakupan ANC Taman Gizi
Anemia Ibu hamil ttg anemia Fertilitas
•Pemberian SF Keluarga
• PSM
• KIP/K
• Air bersih anggota Kepadatan
Diare Pengobatn
• Jamban keluarga penduduk
• Klinik sanitasi
c. Analisis Situasi Perilaku Kesehatan

• Analisis konsep sehat-sakit dan kepercayaan yang ada di


masyarakat, PHBS, kebiasaan dan pola perlaku dalam
mengosumsi makanan.
• Perilaku kesehatan yang penting :
1. Kepercayaan/konsep kesehatan (health believe)
Sebagai pertimbangan dalam merencanakan intervensi
program kesehatan

2. Gaya hidup
Gaya hidup yang erat kaitannya dengan kesehatan : pola
konsumsi makan (diet), kebiasaan berolah raga, konsumsi
rokok, konsumsi alkohol, penggunakan zat addiktif, dan
perilaku seks yang tidak aman.
3. Pola Pencarian Pengobatan (health seeking
behavior) : Gambaran tentang ke mana orang berobat
kalau menderita sakit.

4. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


 Pertolongan persalinan adalah pertolongan ibu
bersalin di suatu wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu tertentu yang mendapatkan pelayanan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten
Akselerasi penurunan AKI a.l melalui pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan,  target > 90 %.
Lanjutan……..
5. Pemberian ASI Eksklusif
• ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu
yang diberikan kepada bayi sampai
bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan
makanan dan minuman.
• ASI eksklusif termasuk salah satu
indikator dari 10 indikator PHBS
tatanan rumah tangga.
d. Analisis Situasi Lingkungan Kesehatan
Meliputi: lingkungan fisik,biologis dan kimia,
IPOLEKSOBUDHAM.
1. Lingkungan fisik: suhu udara, kelembaban,
penyinaran matahari, kebisingan; Sumber data:
BMG, Bapedal dsb.
2. Lingkungan biologi: sanitasi, kuman penyakit,
vektor, binatang ternak. Seperti akses terhadap air
bersih, jumlah jamban, pembuangan sampah,
keberadaan vektor.
3. Lingkungan kimia: polusi udara
4. Lingkungan IPOLEKSOBUDHAM: Ekonomi
(pendapatan keluarga/masyarakat, PAD); Politik:
Otonomi daerah dll.
e. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan

• Tujuan untuk menemukan kelemahan dan


kekurangan dalam sistem pelayanan dan
program kesehatan.
• Program dan pelayanan kesehatan seb agai
sebuah sistem,  Analisis sistem, yaitu
menganalisis komponen sistem (input, proses,
output, outcome, impact dan lingkungan) 
IPOOIE
Analisis Sistem

LINGKUNGAN LUAR : IPOLEKSOBUDHAMGAMA


LINGKUNGAN DALAM: TUGAS

INPUT OUTCOME IMPACT


1. Man PROCESS :
2. Money 1. Manajemen OUTPUT 1. Status Gizi
3. Materials ( P1, P2, P3) 1.Benefit Cost
1.Lingkungan Sehat
4. Machines.
2. PHBS
2. Morbiditas 2.Kepuasan
5. Methods 2. Pelayanan 3Pelaayaayanan 3. Mortalitas Pelanggan
6. Market
7. Minute/Time kesehatan kesehatan: Akses
dan Mutu 3.UHH
8. Information
( 7M + 1 I )

FEED BACK
(Umpan Balik)
Analisis Sistem
Suatu cara kerja pengumpulan berbagai
masalah yang dihadapi oleh suatu
sistemkemudian dicarikan pemecahan
yang memungkinkan, lengkap dengan
uraianyannya sehingga dapat membantu
manajer/pimpinan dalam pengambilan
keputusan untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
• Organsasi pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan RS) sebuah sistem
terbuka,  Analisis masalah
kesehatan dengan analisis sistem dan
analisis SWOT.
• Analisis sistem : menganalisis
masing-masing komponen sistem:
input, proses, output, outcome,
impact, dan feedback.
Komponen sistem organisasi pelayanan kesehatan
meliputi 7 unsur, yaitu :
1.Masukan : sumber daya manajemen untuk
proses (manajemen dan pelayanan kesehatan)
untuk menghasilkan output

Terdiri atas : man, money, material, machine,


method, minute/time, market dan information
(7 M + 1 I).
• Dibagi 2: input primer
(money/kas/moneter) dan input sekunder
(man, materials, machines, methods,
minute/times, market & information)
• Analisis input : merinci setiap jenis input
baik secara kuantitatif maupun kualitatif
• Pengukuran input: Membandingkan input
sekunder dengan input primer (harga
perunit input)
• Misal: Biaya per dokter, perawat, kamar,
peralatan, obat dll untuk menghitung biaya
perawatan seorang pasien.
a. Man (ketenagaan): petugas, kader, fasilitator
kesehatan  Analisis kecukupan tenaga
kesehatan. Misal rata-rata Dokter/Bidan/
Perawat per 100.000 penduduk)
b. Money (dana/biaya/kas): Anggaran dana
operasional/rutine, program, proyek dll)
c. Materials (bahan, sarana dan prasarana):
obat, alat kesehatan, alat adm perkantoran,
R/R, SIMPUS, SIP, dll
d. Machines (mesin atau peralatan/teknologi) :
SOP, tehnologi pelayanan
e. Methods (metode): cara/pendekatan
untuk mengubah masukan menjadi
keluaran; Misal metode pelaksanaan
tugas, metode pemberdayaan masyarakat
(PKMD), metode survei cepat kepuasan
pelanggan dll;
f. Minutes/Times: dihubungkan dengan
jangka waktu pelaksanaan program/
kegiatan serta efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas kerja.
g. Market dan Marketing (pasar & pemasaran)
 Pemasaran : suatu proses sosial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan nilai suatu produk/pelayanan
yang bernilai dengan pihak lain;
 Sosial Marketing : seeks to influence social
behaviours, not to benefit the marketers but to
benefit the audience and the general society.
 Pemasaran meliputi: segmentasi pasar,
penetapan pasar sasaran, dan penentuan posisi
pasar.
 Segmentasi pasar: kelompok besar yang dapat
diidentifikasi di dalam sebuah pasar.
 Variabel segmentasi pasar yang utama :
geografis, demografis, psikografis, dan
perilaku.
1. Segmentasi geografis : RT, RW/dusun, Desa, dsb
sebagai sasaran wilayah kerja.
2. Segmentasi demografis : usia, jenis kelamin, jumlah
anak, pekerjaan, pendidikan, agama, status sosial
(keluarga miskin dan non Gakin).
3. Segmentasi usia : WUS , PUS, ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, anak balita
4. Segmentasi psikografis : Gaya hidup sehat dan
sistem nilai yaitu sistem kepercayaan yang
melandasi sikap dan perilaku sasaran program.
5. Segmentasi perilaku : PHBS.
h.Information (termasuk data): Data,
peraturan perundang-undangan,
kebijakan, pedoman, petunjuk teknis,
surat dinas, Sistem Informasi
Manajemen (SIM)  Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS)
2.Proses transformasi atau proses konversi:
proses merubah masukan menjadi
keluaran melalui pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen dan pelayanan
kesehatan yang ditunjang oleh
pelaksanaan standar mutu dan SOP serta
sistem informasi manajemen (SIM).
3. Hasil antara (output/keluaran) : Hasil
langsung dari proses transformasi berupa
pencapaian cakupan indikator hasil antara
yang terdiri atas tiga indikator pilar
Indonesia Sehat 2010 yang mempengaruh
hasil akhir, meliputi :
a. indikator lingkungan.
b. indikator PHBS.
c. Indikator akses dan mutu yankes.
4. Outcome (hasil akhir) : Hasil yang dicapai
dari suatu program berupa indikator mortalitas
(kematian) yang dipengaruhi oleh indikator
morbiditas dan indikator status gizi.
5.Impact (manfaat dan dampak) : Efek langsung
dan tidak langsung (konsekuensi) yang
diakibatkan dari pencapaian tujuan berupa
benefit cost, kepuasan pelanggan/masyarakat
serta derajat kesehatan (AKB, AKI, UHH).
6.Lingkungan: (a) Lingkungan khusus/dalam/
mikro : Tugas organisasi (Puskesmas) : Dinkes
Kab/Kota, kecamatan, desa/kelurahan, dinas
terkait tingkat kecamatan dan (b) Lingkungan
luar/umum/makro : IPOLEKSOSBUDHAM
7. Feedback (umpan balik): Keluaran (hasil
antara dan hasil akhir), kinerja organisasi, dan
informasi lingkungan sebagai menjadi
masukan bagi sistem manajemen organisasi.
f. Analisis Sarana dan Prasarana
• Analisis sarana kesehatan baik milik pemerintah maupun
swasta dan rujukan,  Rasio antara jumlah sarana pelayanan
kesehatan dengan penduduk, rasio kapasitas tempat tidur
dengan jumlah penduduk, jumlah kunjungan rawat jalan dan
rawat inap dsb.
• Analisis sarana transportasi: Keadaan sarana jalan (apakah
bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat), jarak tempuh
dari desa/kelurahan ke sarana pelayanan kesehatan (untuk
akses ke fasilitas kesehatan).
• Analisis sarana komunikasi (pos, telepon, HP. dll)
• Analisis sarana transportasi dan sarana komunikasi
menggambarkan tantang tingkat mobilitas penduduk,
pengiriman data dan logistik, supervisi, kemudahan rujukan
pasien dsb.
2. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya

Langkah-langkah merumuskan
masalah dan penyebabnya :
1. Identifikasi kesenjangan : Pencapaian hasil
cakupan, manajemen dan mutu layanan
kesehatan.
2. Identifikasi faktor penyebab/kelemahan,
pendukung, peluang dan ancaman : Analisis
SWOT
3. Perumusan analisis sebab akibat :
menggunakan suatu teknik untuk
mengidentifikasi semua masalah
dalam suatu situasi tertentu sebagai
rangkaian hubungan sebab akibat.
4. Penentuan prioritas masalah kegiatan
pelayanan kesehatan dengan
menggunakan metoda, untuk
menentukan urutan masalah dari yang
paling penting s/d yang kurang
penting.
Sumber informasi untuk identifikasi masalah
kesehatan (Puskesmas) :
– Penilaian Kinerja Puskesmas.
– Pencatatan dan Pelaporan kegiatan Puskesmas :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
(SP3) dan Sistem Informasi Posyandu (SIP)-
SIMPUS.
– Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)/Local Area
Monitoring (LAM) upaya Puskesmas seperti PWS-
KIA/KB-Imunisasi, PWS-Gizi, PWS-Penyehatan
Lingkungan, dll;
• Surveilans Epidemiologi.
• Survei Mawas Diri (SMD).
• Umpan balik cakupan program dan profil
kesehatan dari Dinkes Kab/Kota.
• Laporan kantor Kecamatan, dinas/instansi
terkait tingkat kecamatan, dan Desa/
Kelurahan.
• Laporan sarana kesehatan swasta.
Identifikasi Masalah dan Penyebabnya di Puskesmas :

1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil kegiatan


yankes, manajemen dan pencapaian mutu kegiatan :
Grafik Sarang Laba-laba.  Ada kesenjangan
dievaluasi dengan Matrik Rapgie.
2. Identifikasi faktor penyebab, kelemahan, pendukung,
peluang dan ancaman prioritas masalah : Analisis
SWOT.
3. Analisis sebab akibat : Diagram Tulang Ikan dan
Pohon Masalah .
4. Penentuan prioritas masalah : Metode Hanlon
5. Merumuskan pemecahan masalah Pohon Alternatif.
1. Identifikasi kesenjangan: Grafik Sarang Laba-laba
Penyajian Hasil Kinerja Pelayanan Kesehatan

I
100

IX II
75

50

25
VIII III

IV
VII

VI V
Evaluasi Kegiatan: Matrik Ragpie Kegiatan:
…………

Sumber
Kegiatan Pencapaian
daya

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi
Cara Pengisian Matrik Rapgie
• Tulis pada kolom sumber daya di baris perencanaan
tantang semua sumberdaya (tenaga, biaya, alat
kesehatan, obat, sarana tranportasi, fasilitas kes dsb)
yang direncanakan untuk kegiatan tsb.
• Tulis pada kolom sumberdaya di baris pelaksanaan
tentang pelaksanaannya penggunaan yang tertulis
pada kolom sumberdaya di kolom perencanaan.
• Tulis berapa % ternyata hasil yang dimanfaatkan
penggunaan sumberdaya pada baris evaluasi dengan
cara hasil sumberdaya di kolom pelaksanaan dibagi
sumberdaya perencanaan dikalikan 100 %.
• Tulis pada kolom kegiatan di baris perencanaan
tentang semua rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya
yang tercantum dalam kolom sumberdaya di baris
perencanaan. Dangan cara penilaian/hitungan yang
sama tulislah pada kolom kegiatan di baris
pelaksanaan dan kolom kegiatan di baris evaluasi;
• Tulis di kolom pencapaian di baris perencanaan
tentang semua hasil rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dg menggunakan sumberdaya yang
tercantum dalam kolom sumberdaya di baris
perencanaan. Dengan cara penilaian/hitungan yang
sama tulislah pada kolom pencapaian di baris
pelaksanaan dan kolom pencapaian di baris evaluasi
2. Identifikasi Faktor Kelemahan, Pendukung, Peluang
dan Ancaman : Analisis SWOT

• Sebagai teknik analisis manajamen (TAM) rumpun


operasional yaitu teknik analisis manajemen yang
digunakan untuk memecahkan masalah, menjabarkan
suatu tujuan atau sasaran menjadi langkah-langkah
kegiatan, sehingga menjadi aktivitas-aktivitas,
diformulasikan dalam proses manajemen
• Akronim dari Strengths (kekuatan/dukungan) dan
Weaknesses (kelemahan) internal organisasi, serta
Opportunities (kesempatan/peluang) dan Threats
(ancaman/rintangan/tantangan) dari lingkungan
eksternal organisasi.
1.Kekuatan: Kompetensi khusus/kelebihan
spesifik yang terdapat dalam organisasi,
sehingga organisasi memiliki keunggulan
kompetitif di pasaran. Karena organisasi
memiliki sumber daya, keterampilan,
produk/jasa andalan, dll yang
membuatnya lebih kuat dari pesaing
dalam memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
2.Kelemahan: Keterbatasan/kekurangan
yang bersifat khas yang dimiliki
organisasi dalam hal sumberdaya,
keterampilan, dan kemampuan yang
menjadi penghalang bagi penampilan
kinerja organisasi, yang apabila berhasil
diatasi akan berperan besar dalam
memperlancar kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi.
3. Peluang/Kesempatan : Situasi lingkungan
yamg menguntungkan bagi organisasi.
Peluang positif yang dihadapi organisasi, 
dimanfaatkan untuk memperlancar pencapaian
tujuan organisasi.
4. Ancaman (Kebalikan dari peluang) : Faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan
organisasi. Kendala yang bersifat negatif yang
dihadapi organisasi,  Apabila berhasil diatasi
akan berperan dalam pencapai tujuan
organisasi.
Matriks TOWS
KEKUATAN―S KELEMAHAN―W
IFAS 1. 1.
Selalu dibiarkan kosong 2. 2.
EFAS 3. 3.
4. 4.
5. Daftar Kekuatan 5. Daftar Kelemahan
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10.
PELUANG―O STRATEGI SO STRATEGI WO
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
4. 4. Ciptakan strategi yang menggunakan 4. Ciptakan strategi yang
5. Daftar Peluang kekuatan untuk memanfaatkan peluang meminimalkan kelemahan untuk
6. 5. memanfaatkan peluang
7. 6. 5.
8. 7. 6.
9. 8. 7.
9. 8.
10. 9.
10.
ANCAMAN―T STRATEGI ST STRATEGI WT
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
4. 4. Ciptakan strategi yang menggunakan 4. Ciptakan strategi yang
5. Daftar Ancaman kekuatan untuk mengatasi ancaman meminimalkan kelemahan
6. 5. 5. dan menghindari ancaman
7. 6 6.
8 7 7.
9 8 8.
10 9 9.
Format SWOT
(Identifikasi Faktor-2 Yang Mempengaruhi Kegiatan)
Kegiatan :.....
Variabel
No Pendukung Kelemahan Peluang Ancaman
Penilaian
Sumber daya:
1 Tenaga
Biaya
Alat
Obat
Fasilitas Kesehatan
Peran :
Pemerintah Daerah
Lin tas sektor
Organisasi Masy.
Masyarakat

Lingkungan :
2 Fisik
Non Fisik

3 Perencanaan

4 Pelaksanaan

5 Evaluasi
3. Perumusan Sebab Akibat (Analisis Kausal)

• Sebagai tindak lanjut dari identifikasi


masalah yaitu melakukan analisis
penyebab masalah dan akibatnya sampai
menemukan anak masalah yang spesifik
realistik dan dapat diukur.
• Teknik analisis yang lazim: Fish Bone
Diagram (Diagram Tulang Ikan) dan
Problem Tree (Pohon Masalah).
Diagram Tulang Ikan (Diagram Ishikawa)
• Dapat menganalisis dari berbagai aspek
seperti Analisis Sistem IPOOIE.
• Masalah yang ditetapkan pada identifikasi
masalah diletakan pada kepala (ikan),
kemudian penyebabnya dianalisis dari
berbagai aspek atau unsur dan ditempatlkan
pada rusuk-rusuk besar (ikan). Setiap masalah
dalam rusuk besar dianalisis lagi penyebabnya
sampai menemukan masalah spesifik yang
akan diangkat untuk dibahas operasionalnya,
ditempatlkan pada rusuk-rusuk ikan (ikan)
Fish Bone Diagram
FAKTOR PENYEBAB INPUT ( 7 M + 1 I )

OUTPUT

Akibat/
LINGKUNGAN Hasil

FAKTOR PENYEBAB PROSES


MANAJEMEN (P1, P2, P3) DAN
PELAYANAN (SOP)
Pohon Masalah
• Teknik untuk mengidentifikasi semua
masalah, menyusun dan memperagakan
informasi ini sebagai rangkaian
hubungan sebab akibat.
• Menunjukkan suatu proses untuk
memerinci masalah-masalah yang
dihadapi ke dalam komponen-komponen,
kemudian dibuat alternatif-alternstif
pemecahan beserta konsekuensi masing-
masing alternatif.
• Mulai dengan prioritas masalah utama
yang akan dipecahkan (apa yang menjadi
masalah utama, apa yang menjadi akibat
masalah ini, apa yang menjadi masalah
pokok dari masalah utama, apa yang
menjadi masalah spesifik dari masalah
pokok);
• Catat semua masalah terkait lainnya yang
telah diidentifikasi dalam Matrik Ragpie
dan Analisis SWOT.
Langkah-2 menggunakan Pohon Masalah
1.Identifikasi jaringan hubungan komponen-
komponen yang ada secara bersama-sama
membentuk masalah utama.
2.Identifikasi apa yang menjadikan akibat
masalah utama.
3.Masalah utama dirinci ke dalam masalah
pokok.
4.Masalah pokok yang sudah terinci itu
kemudian dirinci lagi ke dalam masalah
spesifik yang lebih kecil/lebih terinci lagi.
Demikian seterusnya.
Pohon Masalah
Analisis Sebab Akibat
Kegiatan :...................
4. Penentuan Prioritas Masalah
• Bedakan antara penentuan prioritas masalah
kesehatan dengan penentuan prioritas program
kesehatan.
• Penentuan prioritas masalah kesehatan bertujuan
untuk menentukan masalah/gangguan kesehatan apa
yang perlu mendapat perhatian lebih besar dari pada
masalah/gangguan kesehatan lainnya.
• Penentuan prioritas program kesehatan yaitu
menentukan intervensi kesehatan apa yang sebaiknya
dilakukan untuk mengurangi/menghilangkan masalah
prioritas tsb.
• Penentuan determinan kesehatan dilakukan dengan
analisis biaya hasil (cost effectiveness analysis)
Cara Menetukan Prioritas Masalah Kesehatan

1.Teknik Skoring
Contoh Teknik PAHO (Pan American Health
Organization). Kriteria :
a. Magnitude (M): Berapa banyak penduduk yang
terkena masalah. Bisa ditunjukan oleh
prevalens. Magnitude ISPA lebih besar daripada
HIV/AIDS.
b. Severity (S): Menunjukan tingkat keparahan
dampak yang diakibatkan oleh masalah kesehatan
Bisa ditunjukan oleh CFR penyakit ybs atau oleh
besarnya biaya yang diperlukan untuk
menanggulangi/mengobatinya. Severity HIV/AIDS
jauh lebih besar drpd ISPA.
c.Vulnerability (V): Apakah memiliki cara atau
teknologi yang murah dan efektif untuk mengatasi
masalah tsb. Campak lebih vulnerable dibanding TB
karena campak mudah dicegah dengan imunisasi.
d.Community concern (C): Menunjunkan tingkat
kehebohan yang ditimbulkan oleh masalah tsb di
masyarakat. HIV/AIDS lebih menghebohkan daripada
TB.

• Cara menggunakan ke-4 indikator tsb: Meminta


pendapat sejumlah ahli (5 – 8 orang) untuk
memberikan skore bagi masing-masing masalah yang
akan ditentukan peringkat prioritasnya. Skore antara 1-
10.
Contoh Teknik Skoring PAHO

Penyakit M S V C Total

HIV/AIDS 2 10 2 8 320

TBC 6 5 4 6 720

Malaria 7 4 6 4 672

Ca Paru 3 7 4 4 336

ISPA 10 2 8 3 480
Beberapa Kelemahan Cara PAHO
• Menentukan siapa yang disebut sebagai
ahli/pakar.
• Pakar bisa bias terhadap masalah yang
dikuasainya, artinya pakar HIV/AIDS
cenderung memberi skore tinggi untuk
masalah tsb.
• Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar
tsb juga akan memberikan skore atas
pertimbangan subyektif.
2. Teknik Non Skoring
Masalah dinilai melalui diskusi kelompok, 
Nominal Group Technique (NGT).
Ada 2 NGT :
a.Delphi Technique : Masalah didiskusikan oleh
sekelompok pakar orang yang mempnyai keahlian
yang sama. Melalui diskusi tsb akan menghasilkan
prioritas masalah yang disepakati bersama.
b.Delbeq Technique (diperkenalkan oleh Andre
Delbeque) : Peringkat masalah ditentukan oleh
sekelompok pakar yang berjumlah antara 6 - 8
orang.
Delphi Technique
1. Identifikasi masalah yang hendak/perlu
diselesaikan
2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/
para ahli yang dianggap mengetahui dan
menguasai permasalahan.
3. Kuesioner dikirim kepada para ahli,
menghasilkan ide dan alternatif solusi
penyelesaian masalah, kemudian
mengirimkan kembali kuesioner kepada
pemimpin kelompok/pembuatan keputusan.
4. Pembentukan tim khusus untuk
merangkum seluruh respon yang
muncul dan mengirim kembali hasil
rangkuman kepada partisipan.
5. Partisipan menelaah ulang hasil
rangkuman, menetapkan skala prioritas/
memeringkat alternatif solusi yang
dianggap terbaik dan mengembalikan
kepada pemimpin kelompok/pembuatan
keputusan.
Delbeq Technique

• Mula-2 dituliskan pada white board masalah apa yang


akan ditentukan peringkat prioritasnya;
• Kemudian masing-2 orang tsb menuliskan peringkat
atau urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan
ditentukan prioritasnya.
• Penulisan tsb dilakukan secara tertutup.
• Kemudian kertas dari masing-2 orang dikumpulkan
dan hasilnya dituliskan di belakang setiap masalah.
• Nilai peringkat untuk setiap masalah
dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti
mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi);
• Delbeque menyarankan dilakukan satu kali
lagi, denngan harapan masing-2 orang akan
mempertimbangkan kembali peringkat yang
diberikannya setelah mengetahui nilai rata-2;
• Tidak ada diskusi dalam teknik ini, untuk
menghindari orang yang dominan
mempengaruhi orang lain.
Beberapa Kelemahan NGT
• Menentukan siap yang seharusnya ikut
dalam menentukan peringkat prioritas tsbt
• Penentuan peringkat bisa sangat subyektif
• Cara ini lebih bertujuan mencapai
konsensus dari interest yang berbeda dan
tidak untuk menentukan prioritas atas
dasar fakta.
Penentuan Prioritas Masalah Program Kesehatan

a. Metode Hanlon

(A + B ) C
Rumus = XD
3

A : Besar masalah (nilai 0 – 10)


B : Berat/tingkat kegawatan(nilai 0 – 20)
C : Kemudahan penanggulangan(nilai 0 – 10)
D : Pearl faktor (nilai 0 atau1)
Kriteria A: Besarnya masalah
• Tim menetapkan faktor yang
digunakan untuk menentukan
besarnya masalah.
• Data bersifat kuantitatif (persentase
hasil cakupan kegiatan/program,
jumlah biaya yang dikeluarkan
perorang perbulan karena masalah
tsb, besarnya kerugian, dll)
A. Besar Masalah (nilai 0 – 10)

Nilai
Nilai % Biaya Nilai
Masalah Total
No Pendu duk dikeluar Biaya Rata-2
Kegiatan Nilai
yg terkena kan Kerugian
perorang
Kriteria B : Kegawatan
• Penilaian kriteria lebih bersifat subyektif.
• Tim menentukan 3 faktor kegawatan :
 Tingkat urgensi.
 Kecenderungan penyebarannya.
 Tingkat keganasan yang menyebabkan
kematian, kecacatan dll.
• Tim menentukan bobot nilai (nilai 0 – 20)
pada masing-2 faktor.
B. Kegawatan (nilai 0 – 20)

Nilai
Kecender Nilai Tk
Masalah Nilai Tk Total
No ungan Kega Rata-2
Kegiatan Urgensi Nilai
Penyebar nasan
an
Kriteria C : Kemudahan penanggulangan

• Tim menilai masalah tsb dalam


penanggulangannya tentang keberadaan
sumber daya (7 M + 1 I) dan teknologi
yang digunakan tersedia mampu dan mudah
dalam penyelesaian masalah.
• Bobot penilaian 1 = masalah tsb sulit
ditangani;
10 = masalah tsb mudah dipecahkan.
C. Kemudahan Penanggulangan (1 – 10)

No Masalah Kegiatan Nilai


Kriteria D : PEARL Faktor
• P : Propriate (kesesuaian dengan program
nasional/daerah/kesepakatan dunia)
• E : Economic (kegiatan tsb secara
ekonomi murah untuk dilaksanakan)
• A : Acceptability (dapat diterima oleh
masyarakat dan pemerintah)
• R : Resources (tersedianya sumber daya
kegiatan tsb)
• L : Legality (dasar/landasan hukum/etika
kedokteran/kesehatan)

Bobot nilai: Bila ya (nilai 1); bila tidak (nilai 0)


D. Pearl Faktor

Nilai
Nilai
Nilai Nilai Tersed
Masalah Nilai Dpt Landa Hasil
No Kesesuaia Ekono ia Sum
Kegiatan diterima san Nilai
n Program mis ber
Hukum
daya
E. Penetapan Prioritas Masalah

Total Nilai dari


No Masalah Ranking
Rumus
b. Tehnik Kriteria Matriks (criteria matrix technique)
Tiga Kriteria yang digunakan:
1. Pentingnya masalah : Makin penting (importancy) masalah
tsb, makin diprioritaskan penyelesaiannya.
Ukuran pentingnya masalah yaitu :
a. Besarnya masalah (prevalens).
b. Akibat yg ditimbulkan oleh masalah (severity).
c. Kenaikan besarnya masalah (rate of increase).
d. Derajat keinginan masy yg tdk terpenuhi (degree of
unmeet need).
e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social
benfit).
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public
concern).
g. Suasana politik (political climate).
2. Kelayakan tehnologi : Makin layak tehnologi yang
tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tsb.

3. Sumberdaya (7M + 1 I) yang tersedia : Makin tersedia


sumberdaya yang dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah (resources availability) makin diprioritaskan
masalah tsb.

Bobot nilai : 1 (tidak penting) – 5 (sangat penting) untuk


setiap kriteria.
b. Tabel Tehnik Kriteria Matriks Penetapan
Prioritas Masalah
Daf Jml (I x
tar Importancy T x R)
Ma
No sal T R
ah
P S RI DU SB PB PC

1 A 1 4 2 3 4 3 1 3 2 1.728
2 B 2 3 4 1 5 2 4 2 1 1.920
3 C 4 S = severity;
P = Prevalens; 2 5RI = rate
2 of increase;
3 1DU = degree
3 of1unmeet
4 2.880
need;
SB = social benfit; PB = public concern; PC = political climate
Pendekatan Dalam Penentuan Prioritas
Masalah Kesehatan

Menggunakan 3 pendekatan :
1.Informasi komitmen global dan nasional,
kecuali terbukti bahwa masalah tsb betul-betul
tidak ada di wilayah kerja ybs.  Masalah
yang perlu diberikan prioritas adalah PD3I
(Penyakit yang Dapat Dicegah Dgn Imunisasi),
Malaria, TB, HIV/AIDS, Lepra, Demam
Berdarah Dengue, dan Kurang gizi (khususnya
ibu hamil, bayi, anak balita dan anak sekolah);
2.Kalau ada masalah lain di luar masalah yang
termasuk dlm komitmen global dan nasional
tsb,  Gunakan teknik PAHO untuk menelaah
prioritasnya.
3.Masalah yang menyangkut pembangunan mutu
manusia sejak dini.  Berkaitan dengan upaya
untuk menjamin pertumbuhan otak yang
optimal.  Hal-hal perlu diprioritaskan, yaitu
Kesehatan ibu hamil, Kesehatan ibu
melahirkan, kesehatan bayi, kesehatan ibu
nifas, kesehatan anak balita, dan kesehatan
anak sekolah.
4.Alternatif Pemecahan Masalah
Tindakan berbagai alternatif
pemecahan masalah atau langkah-
langkah yang dapat diambil dalam
pemecahan masalah dengan
mengemukakan keuntungan dan
kerugiannya setiap alternatif tsb.
Proses pengambilan keputusan untuk
pemecahan masalah
1. Memerinci dan memahami masalah dan tujuan
dengan sebenarnya secara jelas.
2. Mencari sebanyak mungkin alternatif
penyelesaian terhadap masalah dan pencapaian
tujuan.
3. Pengumpulan seluruh data dan informasi yang
bermanfaat terhadap pembentukan alternatif
solusi.
4. Pertimbangkan seluruh pandangan yang pro
dan kontra atas seluruh alternatif solusi yang
terbaik.
Teknik Penetapan Prioritas Pemecahan Masalah
• Digunakan untuk memilih satu dari beberapa penyebab
masalah atau memilih satu dari beberapa alternatif
pemecahan masalah.
• Teknik : USG dan CARL
a. Teknik USG
Pemilihan prioritas menggunakan skala penilaian :
1. U: Urgencies (aspek keurgensian) : Mendesaknya
waktu untuk pemecahan masalah yang ada.
2. S: Seriousness (aspek kegentingan): Akibat dan pengaruhnya
pada hasil dari suatu proses atau substansi lain.
3. G: Growth (aspek meluas/berkembang): Dampak masa depan
dan kemungkinan berkembang dan meluas masalah/
penyebabnya yang bisa lebih gawat.
Pembobotan USG : 5-4-3-2-1
Tabel USG

No Aspek U S G Kumulatif Ranking

5
Keterangan :
1. Membuat matriks dangan kolom USG.
2. Membubuhkan aspek-aspek yang paling
relevan berkaitan dengan atau penyebab
masalah atau beberapa alternatif pemecahan
masalah yang akan dipilih.
3. Mengisi dan membobot masing-masing
aspek dengan bobot interval 5-4-3-2-1.
Semakin besar/tinggi akibat, pengaruh
dampak dan rasionalnya makin tinggi bobot
yang ditetapkan padanya.
b. Teknik CARL
Prinsipnya sama dg USG, hanya indikator/aspeknya yg berbeda
1. C : Capability (Kemampuan): Kekuatan yang dimiliki dari
sumber daya;
2. A : Accessibility (Kemudahan): masalah/penyebab
masalah mudah diatasi (ketersediaan metode/
cara/teknologi dan penunjang pelaksanaannya: Juknis).
3. R : Readness (Kesiapan): tenaga pelaksana
(keahlian/kemampuan) dan sasaran (motivasi).
4. L : Leverage (Daya ungkit/Pengaruh): Besarnya
pengaruh yang satu dengan yang lain secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses manajemen
Tabel C A R L

No Aspek C A R L Kumulatif Ranking

1
2
3
4
5
Pemecahan Masalah

• Dipergunakan metoda Pohon Alternatif.


• Pohon alternatif adalah teknik untuk mengidentifikasi
alternatf pemecahan atau arah tindakan yang dapat
dipakai untuk mewujudkan sasaran kegiatan tertentu
dan meragakan informasi ini dalam format yang
sederhana.
• Setiap pohon alternatif untuk setiap jenis kegiatan
yang akan diselesaikan/dipecahkan masalahnya
• Berdasarkan hasil penetapan prioritas masalah,
tetapkan kegiatan yang akan menjadi prioritas
diselesaikan/dipecahkan masalahnya.
• Tuliskan kembali yang tercantum pada pohon
masalah (mulai dari akibat s/d masalah spesifik yang
akan diselesaikan masalahnya) dengan pernyataan
kalimat yang positif (terbalik pernyataannya).
• Untuk masalah pokok dan masalah spesifik yang
dituliskan hanya yang ax kan diselesaikan
masalahnya saja.
• Hasil kegiatan ini akan menjadi masukan bagi
penyusunan rencana kegiatan yang akan datang.
Urutan Tindakan Pengambilan Keputusan
1. Pernyataan Keputusan (Pernyataan maksud/
tujuan dari keputusan): Keputusan dari sistem
pemecahan masalah adalah menentukan
tujuan yang ingin dicapai oleh pengambil
keputusan, agar masalah yang dihadapi dapat
dipecahkan.
2. Alternatif Pemecahan Masalah: Tindakan
berbagai alternatif atau langkah-langkah yang
dapat diambil dalam pemecahan masalah
dengan mengemukakan keuntungan dan
kerugian setiap alternatif tsb.
5. Penetapan Tujuan
• Menentukan tingkat pengurangan masalah
(problem reduction level) yang digariskan
dalam kurun waktu tertentu.
• Harus dituliskan secara jelas, dengan kata kerja
aktif, dapat diukur tingkat pengurangan
masalahnya, dan dapat dilihat pencapaian
keberhasilannya.
• Harus jelas lingkup kurun waktunya.
• Tujuan rencana operasional terdiri atas : tujuan
umum dan tujuan khusus.
Perumusan Tujuan Harus SMART
1. Spesific: khusus dan jelas, (a) Jelas spesifikasi
waktunya, yaitu kapan tujuan tsb akan dicapai, (b)
Jelas spesifikasi lokasinya/dimana, (c) Jelas
sasarannya, kelompok penduduk yang mana; Simple:
sederhana dalam pelaksanaan dan pencapaiannya
2. Measurable: jelas ukurannya dan dapat diukur
kemajuannya, sebaiknya dinyatakan secara
kuantitatif, misalnya menyebutkan bilangan absolut
atau persentase;
3. Attanable: Tujuan dan target yang ditetapkan dapat
dicapai dan Attributable: Tujuan dan target yang
ditetapkan harus bermanfaat;
4. Reasonable: Tujuan dan target layak untuk
dilaksanakan;
5. Timely :Tujuan dan target terlaksana tepat waktu.
Tujuan Program
(Tujuan umum dan tujuan khusus)
a. Tujuan Umum
– Yaitu keadaan yang akan dicapai di masa yang akan
datang yang dinyatakan secara kualitatif. Misalnya
tujuan program penimbangan balita adalah
membaiknya kesehatan balita.
– Masih bersifat umum dan masih dapat dijabarkan ke
dalam tujuan khusus serta masih bersifat abstrak.
– Lebih mengacu pada “outcome” dan bukan pada
“output”. Dalam contoh di atas, output program
penimbangan balita: ditemukannya balita gizi kurang
dan pemberian PMT pemulihan kepada balita tsb.
Sedangkan outcome-nya adalah meningkatnya
kesehatan balita.
b. Tujuan Khusus
• Dijabarkan dari tujuan umum;
• Merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan
umum yang ditetapkan akan tercapai, apabila tujuan-2
khususnya tercapai.
• Lebih spesifik yaitu jelas ukurannya, jelas waktu untuk
mencapainya, jelas siapa sasarannya, dan jelas pula
lokasinya.
• Biasanya disetarakan dengan output (hasil segera dari
sebuah program) atau dengan effect, yaitu dampak antara
suatu program. Contoh, jumlah balita yang diimunisasi
adalah output, kekebalan yang timbul dalam tubuh balita
tsb disbt effect. Sedangkan menurunnya angka kematian
balita disebut outcome.
Hubungan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus dg
Input, Process, Output, Effect, dan Outcome

Input Process Output Effect Outcome

Tujuan Tujuan Tujuan Tujuan


Tujuan Input
Process Khusus Khusus Umum

Target Target Target Target


Target Input
Process Output Effect Outcome

Vaksin
Cold Chain Kematian
Sweeping Cakupan Kekebalan
Juru balita turun
Imunisasi
Identifikasi Masalah, Penyebab dan Alternatif
Pemecahannya
Penyeb Alterna
Kegiatan/ Pencap Kesen Masa ab tif Keteran
No Target
Program aian jangan lah Masa Peme gan
lah cahan
6. Pembuatan Rencana Operasional/Plan of
Action (POA)

Penang
Biaya
gung
Tujuan Sasaran (besaran Rencana Kete
Kegiatan Tempat Waktu Jawab/
dan Target Populasi dan sum Penilaian rangan
Pelak
ber)
sana

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


• Kolom 1: Kolom Kegiatan: Dicantumkan semua
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan program secara sistematis dan
berurutan, biasanya dimulai dari kegiatan tahap
persiapan, pelaksanaan, dan penilaian dari kegiatan
yang direncanakan (POAC/E).
• Kolom 2: Tujuan dan Target dari masing-2
kegiatan: Dicantumkan dengan jelas tujuan program
dan hasil yang ingin dicapai bila kegiatan tsb
dilaksanakan. Penulisan tujuan harus jelas ditulis
target yang ingin dicapai secara kuantitatif berapa
selisih penurunan atau peningkatan suatu target yang
ingin dicapai melalui kegiatan tsb yang dapat
dinyatakan dalam % ataupun angka absolut dalam
periode waktu tertentu.
• Kolom 3: Kolom Sasaran (sasaran
populasi): Ditulis siapa atau apa sasaran yang
ingin diperbaiki pada setiap kegiatan yang
dilaksanakan. Contoh: bayi, anak balita, ibu
hamil, penderita TB, sarang nyamuk, jamban
keluarga, dll.
• Kolom 4: Kolom Biaya (Besaran dan
Sumbernya): Ditulis pembiayaan yang
menyangkut: (a) Besar biaya yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan setiap rencana kegiatan
(Rp), dan (b) Sumber biaya yang direncanakan
untuk pelaksanaan kegiatan.
• Kolom 5: Kolom Tempat (Di mana kegiatan akan
dilaksnakan-Where): Penjelasan tentang tempat
kegiatan/program. Penting untuk dicantumkan
tentang transport, dana, dan jenis komunikasi yang
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan/program.
• Kolom 6: Kolom Waktu (Kapan kegiatan akan
dilaksanakan-When): Jelaskan fase atau tahapan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Kapan dimulai dan
kapan berakhirnya. Kurun waktu pelaksanaan
kegiatan merupakan selisih dari kapan saat selesai
dengan kapan saat kegiatan dimulai.
Kolom 7: Kolom Penanggung
jawab/Pelaksana (Siapa yang akan
mengerjakan kegiatan program-Who): Pada
kolom ini perlu ada penjelasan tentang jumlah
dan jenis kualifikasi staf yaitu siapa, unit kerja,
atau sektor apa yang menjadi penanggung
jawab kegiatan. Dapat ditulis nama (bila ruang
lingkup kecil) tetapi dapat ditulis/dicantumkan
keterlibatan instansi terkait (bila kegiatan POA
bersifat lintas sektoral).
Kolom 8: Kolom Rencana Penilaian: Ditulis
rencana penilaian yang diarahkan pada 3 hal :
a. Rencana penilaian untuk melihat masukan, apakah
masukan sumber daya sesuai dengan yang direncanakan,
bagaimana pemanfaatannya dan dampaknya terhadap
proses dan keluaran kegiatan.
b. Rencana penilaian untuk melihat proses pelaksanaan
kegiatan. Memantau apakah kegiatan berjalan sesuai
dengan rencana yang tertulis.
c. Rencana penilaian untuk melihat keluaran: apakah
sesudah kegiatan terlaksana, tujuan yang diharapkan
tercapai, berapa hasil penurunan atau peningkatan dari
dampak kegiatan tsb.
7. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)/Aktuasi
Kegiatan

a. Pengertian P2 (Aktuasi)
– Istilah P2: actuating (penggerakan), motivating
(membangkitkan motivasi), directing (memberikan arah),
influencing (mempengaruhi), dan commanding (memberi
komando atau petunjuk).
– Aktuasi: usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program dan kegiatan sehingga
pelaksanaan program dan kegiatan berjalan sesuai
dengan rencana dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
– Aktuasi juga merupakan suatu fungsi pembimbingan dan
pengarahan pegawai agar pegawai mau dan mampu
bekerja dengan rasa tanggung jawab tanpa menunggu
perintah dari siapapun.
8. Monitoring & Evaluasi (Monev) Pelaksanaan

• Monev dilakukan melalui analisis pelaporan,


bimbingan teknis, dan pertemuan tim kerja, kemudian
dilakukan umpan balik dan tindakan korektif untuk
perbaikan kegiatan dan program.
• Monev diarahkan pada 2 hal :
1. Melihat proses pelaksanaan kegiatan :
Apakah kegiatan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan,
2. Melihat keluaran: apakah sesudah kegiatan
terlaksana, tujuan yang diharapkan tercapai, dan bila
tercapai berapa banyak.
Indikator dan Pengukuran Pemantauan Program

Indikator Kemungkinan Pengukuran


Jumlah biaya
Biaya Rasio kegiatan/biaya
Durasi program
Waktu Jumlah waktu/kegiatan
Jenis program
Kegiatan Jenis kegiatan
Jumlah cakupan program
Keluaran Jumlah cakupan program/waktu
Jumlah cakupan program/biaya

Anda mungkin juga menyukai