MASALAH KESEHATAN
Dr. H.Endang Sutisna Sulaeman., dr., M.Kes
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Susunan Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Kependudukan
& Keturunan
(5 %)
Lingkungan
Kesehatan Program & Pelayanan
Derajat Kesehatan
Kesehatan (20 %)
(45 %) (Morbiditas,
Mortalitas, Status Gizi Promotif, Preventif
Fisik Biologis Kuratif, Rehabilitatif
& Angka Harapan hidup )
Sosio-Kultural
Perilaku Kesehatan
(30 %) Sikap
Gaya Hidup
Reformasi Kesehatan Masyarakat
1. Paradigma Sehat.
2. Analisis Sistem : Organisasi
Pelayanan Kesehatan sebagai
organisasi sistem terbuka.
3. Indonesia Sehat .
Paradigma Sehat
Cara pandang/pola pikir/model pembangunan
kesehatan yang melihat masalah kesehatan
saling berkait dan mempengaruhi dengan
banyak faktor yang bersifat lintas sektor.
Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan
(promotif), pemeliharaan/perlindungan/
pencegahan (preventif), bukan hanya
penyembuhan orang sakit (kuratif) atau
pemulihan (rehabilitatif).
• Secara makro Paradigma Sehat berarti bahwa
pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya dibidang
kesehatan, minimal memberikan sumbangan
dalam pengembangan lingkungan dan perilaku
sehat.
• Secara mikro Paradigma Sehat berarti bahwa
pembangunan kesehatan harus menekankan
pada upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
Perubahan Sikap dan Orientasi/Mindset
Dalam Paradigma Sehat
FEED BACK
(Umpan Balik)
Manajemen Masalah Kesehatan Berorientasi
pada Upaya Mewujudkan Indonesia Sehat
1. Analisis Situasi
2. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya
3. Penentuan Prioritas Masalah
4. Alternatif Pemecahan Masalah dan Penetapan
Prioritas Pemecahan Masalah
5. Penetapan Tujuan
6. Pembuatan Rencana Operasional (P1)
7. Pengorganisasi. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan
8. Monitoring, Controlling dan Evaluating
(Pengawasan, Pengendalian, Penilaian/P3)
Gambar Siklus Manajemen Masalah
Analisis Situasi
Rencana Operasional
Siklus Perencanaan/Pemcahan masalah dan Pelaksanaan
Fungsi-fungsi Manajemen
Analisis Situasi Identifikasi Masalah &
Penyebabnya
Penentuan Prioritas
Masalah
Masalah Prioritas
P
Penentuan Tujuan
O Alaternatif
Pemecahan Masalah
Organisasi (SOTK) & Prioritas
SDM Pemecahan Masalah
Kegiatan dan Program
Sarana
Informasi Pembuatan RO
Kepemimpinan
A Motivasi
Komunikasi
C Pengarahan
1. Morbiditas
Jumlah orang yang terkena penyakit tertentu.
Ada dua :
1. Angka Insidens (Incidence Rate)
2. Angka Prevalens (Prevalence Rate)
a. Insidens
Jumlah kasus baru suatu penyakit yang terjadi di
suatu daerah/masyarakat selama periode waktu
tertentu (dinyatakan dalam %).
Biasanya dihitung dalam jangka waktu satu tahun.
Angka ini memberikan gambaran perkembangan
penyakit, kapan mulai timbul, mencapai puncak
penyebarannya dsb.
Misalnya : Jumlah kasus baru TB 30 kasus dengan
populasi 30.000 jiwa, Insidens TB di
Puskesmas tsb = 30/30.000 X 100 = 0,1 kasus/100
populasi (0,1 %).
b. Prevalens
– Yaitu jumlah orang yang menderita penyakit tertentu
meliputi seluruh kasus (kumulatif kasus baru dan lama)
dalam suatu daerah/masyarakat selama periode waktu
tertentu (dinyatakan dalam %).
– Ada 2 metode perhitungan : Point Prevalence Rate dan
Periode Prevalence Rate;
1. Point Prevalence Rate : Jumlah orang yang menderita
penyakit tertentu dalam waktu singkat.
2. Periode Prevalence Rate, yaitu menghitung jumlah
orang yang menderita penyakit selama jangka waktu
tertentu (misalnya 2 minggu).
a. Untuk penyakit tertentu : Disease Specific
Prevalence Rate (DSPR).
b. Untuk kelompok umur tertentu: Age Specific
Prevalence Rate (ASPR)
• Misal: Jumlah kasus TB lama (penderita TBC yang
masih dalam pengobatan) = 112 orang. Jumlah
penderita TB ( jumlah kasus lama dan) = 30 + 112 =
142; Angka prevalens TB di Puskesmas tsb adalah
142/30.000 X 100 = 0,47 kasus/100 populasi(0,47%).
• Kegunaan :
Insidens untuk menilai apakah intervensi/program
kesehatan berhasil menurunkan angka morbiditas.
Prevalens untuk merencanakan volume/jumlah pelayanan
yang disediakan dan sabagai salah satu indikator
keberhasilan program kesehatan.
2. Morbiditas
a. CDR (Crude Death Rate ) atau Angka Kematian
Kasar
b. ASDR (Age Specific Death Rate) atau Angka
Kematian Kelompok Umur Tertentu
c. IMR (Infant Mortality Rate) atau Angka
Kematian Bayi/AKB
d. MMR (Maternal Mortality Rate) atau Angka
Kematian Ibu)
e. DSDR (Disease Specific Death Rate) atau Angka
Kematian yang disebabkan oleh Penyakit tertentu.
• CDR diperoleh dari laporan lahir mati dari
desa/kelurahan, namun tidak sensitif; CDR
dipengaruhi oleh struktur umur penduduk. Negara
yang mempunyai penduduk usia tua dalam jumlah
yang banyak, akan mempunyai angka CDR lebih
tinggi dari negara yang komposisi penduduknya
didominasi oleh usia muda.
• Angka IMR dan MMR tidak tersedia di Puskesmas,
karena kejadian kematiannya tidak cukup besar untuk
dapat dipergunakan menghitung IMR dan MMR
(IMR/1.000 KH; MMR/100.000 Kelahiran Hidup)
gunakan istilah “kejadian kematian”.
3. Case Fatality Rate (CFR)
– Proporsi orang yang meninggal akibat suatu
penyakit tertentu diantara orang yang menderita
penyakit tsb. Misalnya dari 1.000 orang yang
menderita campak, 50 orang diantaranya
meninggal dunia (karena campak), maka CFR
campak = 50/1.000 = 5%.
– Berguna untuk membandingkan berat ringannya
akibat penyakit dan menunjukan efektivitas upaya-
upaya kesehatan terhadap penyakit.
– Misalnya setelah dilakukan program imunisasi
campak, CFR turun dari angka sebelum diadakan
program imunisasi tsb.
4. Waktu produktif yang hilang
Rumus : YLL = Σ d (L – t)
Keterangan: d = Jumlah kematian karena sakit
di populasi
L = UHH
t = Usia pada saat meninggal.
Lanjutan……….
3.Years Lived with Disability (YLD) : Tahun
hidup dengan disability
4.Disability Adjusted Life Years (DALY) :
Beban yang timbul akibat gangguan kesehatan
(sakit/kematian)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lain-lain
Jumlah
Hubungan Konseptual Antara Masalah Kesehatan dg Determinan Masalah
Kes
Determinan/Faktor Masalah Kesehatan
Masalah Pelayanan
Kesehatan Kependuduk dan
Program Program Perilaku
Kesehatan KB
Lingkungan Kes Kes
• Case finding
• KIP/K TB
• Jml kasus • Kepadatan
• Compliance
diobati penduduk
Tuberkulosis Perumahan pengobatan
• Kinerja DOT • Mobilitas
• PSM
• Cakupan penduduk
BCG
• KIP/K Ibu
•Cakupan ANC Taman Gizi
Anemia Ibu hamil ttg anemia Fertilitas
•Pemberian SF Keluarga
• PSM
• KIP/K
• Air bersih anggota Kepadatan
Diare Pengobatn
• Jamban keluarga penduduk
• Klinik sanitasi
c. Analisis Situasi Perilaku Kesehatan
2. Gaya hidup
Gaya hidup yang erat kaitannya dengan kesehatan : pola
konsumsi makan (diet), kebiasaan berolah raga, konsumsi
rokok, konsumsi alkohol, penggunakan zat addiktif, dan
perilaku seks yang tidak aman.
3. Pola Pencarian Pengobatan (health seeking
behavior) : Gambaran tentang ke mana orang berobat
kalau menderita sakit.
FEED BACK
(Umpan Balik)
Analisis Sistem
Suatu cara kerja pengumpulan berbagai
masalah yang dihadapi oleh suatu
sistemkemudian dicarikan pemecahan
yang memungkinkan, lengkap dengan
uraianyannya sehingga dapat membantu
manajer/pimpinan dalam pengambilan
keputusan untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
• Organsasi pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan RS) sebuah sistem
terbuka, Analisis masalah
kesehatan dengan analisis sistem dan
analisis SWOT.
• Analisis sistem : menganalisis
masing-masing komponen sistem:
input, proses, output, outcome,
impact, dan feedback.
Komponen sistem organisasi pelayanan kesehatan
meliputi 7 unsur, yaitu :
1.Masukan : sumber daya manajemen untuk
proses (manajemen dan pelayanan kesehatan)
untuk menghasilkan output
Langkah-langkah merumuskan
masalah dan penyebabnya :
1. Identifikasi kesenjangan : Pencapaian hasil
cakupan, manajemen dan mutu layanan
kesehatan.
2. Identifikasi faktor penyebab/kelemahan,
pendukung, peluang dan ancaman : Analisis
SWOT
3. Perumusan analisis sebab akibat :
menggunakan suatu teknik untuk
mengidentifikasi semua masalah
dalam suatu situasi tertentu sebagai
rangkaian hubungan sebab akibat.
4. Penentuan prioritas masalah kegiatan
pelayanan kesehatan dengan
menggunakan metoda, untuk
menentukan urutan masalah dari yang
paling penting s/d yang kurang
penting.
Sumber informasi untuk identifikasi masalah
kesehatan (Puskesmas) :
– Penilaian Kinerja Puskesmas.
– Pencatatan dan Pelaporan kegiatan Puskesmas :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
(SP3) dan Sistem Informasi Posyandu (SIP)-
SIMPUS.
– Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)/Local Area
Monitoring (LAM) upaya Puskesmas seperti PWS-
KIA/KB-Imunisasi, PWS-Gizi, PWS-Penyehatan
Lingkungan, dll;
• Surveilans Epidemiologi.
• Survei Mawas Diri (SMD).
• Umpan balik cakupan program dan profil
kesehatan dari Dinkes Kab/Kota.
• Laporan kantor Kecamatan, dinas/instansi
terkait tingkat kecamatan, dan Desa/
Kelurahan.
• Laporan sarana kesehatan swasta.
Identifikasi Masalah dan Penyebabnya di Puskesmas :
I
100
IX II
75
50
25
VIII III
IV
VII
VI V
Evaluasi Kegiatan: Matrik Ragpie Kegiatan:
…………
Sumber
Kegiatan Pencapaian
daya
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Cara Pengisian Matrik Rapgie
• Tulis pada kolom sumber daya di baris perencanaan
tantang semua sumberdaya (tenaga, biaya, alat
kesehatan, obat, sarana tranportasi, fasilitas kes dsb)
yang direncanakan untuk kegiatan tsb.
• Tulis pada kolom sumberdaya di baris pelaksanaan
tentang pelaksanaannya penggunaan yang tertulis
pada kolom sumberdaya di kolom perencanaan.
• Tulis berapa % ternyata hasil yang dimanfaatkan
penggunaan sumberdaya pada baris evaluasi dengan
cara hasil sumberdaya di kolom pelaksanaan dibagi
sumberdaya perencanaan dikalikan 100 %.
• Tulis pada kolom kegiatan di baris perencanaan
tentang semua rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya
yang tercantum dalam kolom sumberdaya di baris
perencanaan. Dangan cara penilaian/hitungan yang
sama tulislah pada kolom kegiatan di baris
pelaksanaan dan kolom kegiatan di baris evaluasi;
• Tulis di kolom pencapaian di baris perencanaan
tentang semua hasil rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dg menggunakan sumberdaya yang
tercantum dalam kolom sumberdaya di baris
perencanaan. Dengan cara penilaian/hitungan yang
sama tulislah pada kolom pencapaian di baris
pelaksanaan dan kolom pencapaian di baris evaluasi
2. Identifikasi Faktor Kelemahan, Pendukung, Peluang
dan Ancaman : Analisis SWOT
Lingkungan :
2 Fisik
Non Fisik
3 Perencanaan
4 Pelaksanaan
5 Evaluasi
3. Perumusan Sebab Akibat (Analisis Kausal)
OUTPUT
Akibat/
LINGKUNGAN Hasil
1.Teknik Skoring
Contoh Teknik PAHO (Pan American Health
Organization). Kriteria :
a. Magnitude (M): Berapa banyak penduduk yang
terkena masalah. Bisa ditunjukan oleh
prevalens. Magnitude ISPA lebih besar daripada
HIV/AIDS.
b. Severity (S): Menunjukan tingkat keparahan
dampak yang diakibatkan oleh masalah kesehatan
Bisa ditunjukan oleh CFR penyakit ybs atau oleh
besarnya biaya yang diperlukan untuk
menanggulangi/mengobatinya. Severity HIV/AIDS
jauh lebih besar drpd ISPA.
c.Vulnerability (V): Apakah memiliki cara atau
teknologi yang murah dan efektif untuk mengatasi
masalah tsb. Campak lebih vulnerable dibanding TB
karena campak mudah dicegah dengan imunisasi.
d.Community concern (C): Menunjunkan tingkat
kehebohan yang ditimbulkan oleh masalah tsb di
masyarakat. HIV/AIDS lebih menghebohkan daripada
TB.
Penyakit M S V C Total
HIV/AIDS 2 10 2 8 320
TBC 6 5 4 6 720
Malaria 7 4 6 4 672
Ca Paru 3 7 4 4 336
ISPA 10 2 8 3 480
Beberapa Kelemahan Cara PAHO
• Menentukan siapa yang disebut sebagai
ahli/pakar.
• Pakar bisa bias terhadap masalah yang
dikuasainya, artinya pakar HIV/AIDS
cenderung memberi skore tinggi untuk
masalah tsb.
• Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar
tsb juga akan memberikan skore atas
pertimbangan subyektif.
2. Teknik Non Skoring
Masalah dinilai melalui diskusi kelompok,
Nominal Group Technique (NGT).
Ada 2 NGT :
a.Delphi Technique : Masalah didiskusikan oleh
sekelompok pakar orang yang mempnyai keahlian
yang sama. Melalui diskusi tsb akan menghasilkan
prioritas masalah yang disepakati bersama.
b.Delbeq Technique (diperkenalkan oleh Andre
Delbeque) : Peringkat masalah ditentukan oleh
sekelompok pakar yang berjumlah antara 6 - 8
orang.
Delphi Technique
1. Identifikasi masalah yang hendak/perlu
diselesaikan
2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/
para ahli yang dianggap mengetahui dan
menguasai permasalahan.
3. Kuesioner dikirim kepada para ahli,
menghasilkan ide dan alternatif solusi
penyelesaian masalah, kemudian
mengirimkan kembali kuesioner kepada
pemimpin kelompok/pembuatan keputusan.
4. Pembentukan tim khusus untuk
merangkum seluruh respon yang
muncul dan mengirim kembali hasil
rangkuman kepada partisipan.
5. Partisipan menelaah ulang hasil
rangkuman, menetapkan skala prioritas/
memeringkat alternatif solusi yang
dianggap terbaik dan mengembalikan
kepada pemimpin kelompok/pembuatan
keputusan.
Delbeq Technique
a. Metode Hanlon
(A + B ) C
Rumus = XD
3
Nilai
Nilai % Biaya Nilai
Masalah Total
No Pendu duk dikeluar Biaya Rata-2
Kegiatan Nilai
yg terkena kan Kerugian
perorang
Kriteria B : Kegawatan
• Penilaian kriteria lebih bersifat subyektif.
• Tim menentukan 3 faktor kegawatan :
Tingkat urgensi.
Kecenderungan penyebarannya.
Tingkat keganasan yang menyebabkan
kematian, kecacatan dll.
• Tim menentukan bobot nilai (nilai 0 – 20)
pada masing-2 faktor.
B. Kegawatan (nilai 0 – 20)
Nilai
Kecender Nilai Tk
Masalah Nilai Tk Total
No ungan Kega Rata-2
Kegiatan Urgensi Nilai
Penyebar nasan
an
Kriteria C : Kemudahan penanggulangan
Nilai
Nilai
Nilai Nilai Tersed
Masalah Nilai Dpt Landa Hasil
No Kesesuaia Ekono ia Sum
Kegiatan diterima san Nilai
n Program mis ber
Hukum
daya
E. Penetapan Prioritas Masalah
1 A 1 4 2 3 4 3 1 3 2 1.728
2 B 2 3 4 1 5 2 4 2 1 1.920
3 C 4 S = severity;
P = Prevalens; 2 5RI = rate
2 of increase;
3 1DU = degree
3 of1unmeet
4 2.880
need;
SB = social benfit; PB = public concern; PC = political climate
Pendekatan Dalam Penentuan Prioritas
Masalah Kesehatan
Menggunakan 3 pendekatan :
1.Informasi komitmen global dan nasional,
kecuali terbukti bahwa masalah tsb betul-betul
tidak ada di wilayah kerja ybs. Masalah
yang perlu diberikan prioritas adalah PD3I
(Penyakit yang Dapat Dicegah Dgn Imunisasi),
Malaria, TB, HIV/AIDS, Lepra, Demam
Berdarah Dengue, dan Kurang gizi (khususnya
ibu hamil, bayi, anak balita dan anak sekolah);
2.Kalau ada masalah lain di luar masalah yang
termasuk dlm komitmen global dan nasional
tsb, Gunakan teknik PAHO untuk menelaah
prioritasnya.
3.Masalah yang menyangkut pembangunan mutu
manusia sejak dini. Berkaitan dengan upaya
untuk menjamin pertumbuhan otak yang
optimal. Hal-hal perlu diprioritaskan, yaitu
Kesehatan ibu hamil, Kesehatan ibu
melahirkan, kesehatan bayi, kesehatan ibu
nifas, kesehatan anak balita, dan kesehatan
anak sekolah.
4.Alternatif Pemecahan Masalah
Tindakan berbagai alternatif
pemecahan masalah atau langkah-
langkah yang dapat diambil dalam
pemecahan masalah dengan
mengemukakan keuntungan dan
kerugiannya setiap alternatif tsb.
Proses pengambilan keputusan untuk
pemecahan masalah
1. Memerinci dan memahami masalah dan tujuan
dengan sebenarnya secara jelas.
2. Mencari sebanyak mungkin alternatif
penyelesaian terhadap masalah dan pencapaian
tujuan.
3. Pengumpulan seluruh data dan informasi yang
bermanfaat terhadap pembentukan alternatif
solusi.
4. Pertimbangkan seluruh pandangan yang pro
dan kontra atas seluruh alternatif solusi yang
terbaik.
Teknik Penetapan Prioritas Pemecahan Masalah
• Digunakan untuk memilih satu dari beberapa penyebab
masalah atau memilih satu dari beberapa alternatif
pemecahan masalah.
• Teknik : USG dan CARL
a. Teknik USG
Pemilihan prioritas menggunakan skala penilaian :
1. U: Urgencies (aspek keurgensian) : Mendesaknya
waktu untuk pemecahan masalah yang ada.
2. S: Seriousness (aspek kegentingan): Akibat dan pengaruhnya
pada hasil dari suatu proses atau substansi lain.
3. G: Growth (aspek meluas/berkembang): Dampak masa depan
dan kemungkinan berkembang dan meluas masalah/
penyebabnya yang bisa lebih gawat.
Pembobotan USG : 5-4-3-2-1
Tabel USG
5
Keterangan :
1. Membuat matriks dangan kolom USG.
2. Membubuhkan aspek-aspek yang paling
relevan berkaitan dengan atau penyebab
masalah atau beberapa alternatif pemecahan
masalah yang akan dipilih.
3. Mengisi dan membobot masing-masing
aspek dengan bobot interval 5-4-3-2-1.
Semakin besar/tinggi akibat, pengaruh
dampak dan rasionalnya makin tinggi bobot
yang ditetapkan padanya.
b. Teknik CARL
Prinsipnya sama dg USG, hanya indikator/aspeknya yg berbeda
1. C : Capability (Kemampuan): Kekuatan yang dimiliki dari
sumber daya;
2. A : Accessibility (Kemudahan): masalah/penyebab
masalah mudah diatasi (ketersediaan metode/
cara/teknologi dan penunjang pelaksanaannya: Juknis).
3. R : Readness (Kesiapan): tenaga pelaksana
(keahlian/kemampuan) dan sasaran (motivasi).
4. L : Leverage (Daya ungkit/Pengaruh): Besarnya
pengaruh yang satu dengan yang lain secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses manajemen
Tabel C A R L
1
2
3
4
5
Pemecahan Masalah
Vaksin
Cold Chain Kematian
Sweeping Cakupan Kekebalan
Juru balita turun
Imunisasi
Identifikasi Masalah, Penyebab dan Alternatif
Pemecahannya
Penyeb Alterna
Kegiatan/ Pencap Kesen Masa ab tif Keteran
No Target
Program aian jangan lah Masa Peme gan
lah cahan
6. Pembuatan Rencana Operasional/Plan of
Action (POA)
Penang
Biaya
gung
Tujuan Sasaran (besaran Rencana Kete
Kegiatan Tempat Waktu Jawab/
dan Target Populasi dan sum Penilaian rangan
Pelak
ber)
sana
a. Pengertian P2 (Aktuasi)
– Istilah P2: actuating (penggerakan), motivating
(membangkitkan motivasi), directing (memberikan arah),
influencing (mempengaruhi), dan commanding (memberi
komando atau petunjuk).
– Aktuasi: usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program dan kegiatan sehingga
pelaksanaan program dan kegiatan berjalan sesuai
dengan rencana dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
– Aktuasi juga merupakan suatu fungsi pembimbingan dan
pengarahan pegawai agar pegawai mau dan mampu
bekerja dengan rasa tanggung jawab tanpa menunggu
perintah dari siapapun.
8. Monitoring & Evaluasi (Monev) Pelaksanaan