Anda di halaman 1dari 9

PENYELENGGARAAN SISTEM MEDIS

MODERN

KELOMPOK : 8

ANGGOTA : 1. Annisa Paramitha

2. Riszia Yunita

3. Innaka Salwa

4. Fahrizal Rifqi

PRODI : S1 GIZI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunn (1976: p.135) mengatakan bahwa sistem medis adalah pola-pola dari pranata-
pranata sosial dan tradisi-tradisi budaya yang menyangkut perilaku yang sengaja untuk
meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkah laku khusus tersebut belum tentu
menghasilkan kesehatan sesuai dengan yang diharapkan.Saunders (154: p.7) menambahkan
bahwa sistem medis sebagai suatu kompleks luar dari pengetahuan, kepercayaan, teknik,
peran, norma-norma, nilai-nilai, ideologi, sikap, adat-istiadat, upacara-upacara, dan lain-lain.
Karena keharusan, manusia mau tidak mau senantiasa menaruh perhatian terhadap masalah-
masalah kesehatan serta usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan sejauh batas
pengetahuannya mencari penyelesaian masalah-masalah penyakit (Rubin; 1960).

Secara umum, sistem medis adalah segala kepercayaan dalam usaha untuk
meningkatkan kesehatan dan tindakan pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota-
anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut.

Sistem medis modern merupakan cara-cara pengobatan yang dilakukan berdasarkan


penelitian ilmiah dan berdasarkan pengetahuan dari berbagai aspek. biasanya pengobatan
medis menggunakan beberapa terapan disiplin ilmu pengetahuan dalam mengobati sebuah
penyakit, cara pemeriksaan dan diagnose penyakit pun lebih akurat daripada pengobatan
tradisional.

Selain itu obat yang gunakan dalam Sistem medis modernsemuanya merupakan hasil
uji klinis yang mendalam dan memiliki fungsi yang dapat dibuktikan secara ilmiah.
Pengobatan modern memiliki sebuah prosedur yang sesuai dan terus di tingkatkan seiring
dengan kemajuan teknologi.

Saat ini, obat modern memiliki jawaban untuk mendeteksi dan mengobati sejumlah
besar dari berbagai kondisi medis, terutama yang di picu oleh bakteri, virus dan jenis lain dari
penyebab infeksi atau penyakit. Banyak penyakit yang dulunya tidak dapat disembuhkan dan
berakhir pada kematian tetapi sekarang mudah untuk disembuhkan antara lain batuk rejan,
difteri, cacar, dan penyakit lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi Medikalisasi

2. Definisi Demedikalisasi

3. UU No. 36 Tahun 2009

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Medikalisasi

2. Untuk mengetahui definisi Demedikalisasi

3. Untuk mengetahui isi dari UU No. 36 Tahun 2009


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Medikalisasi

Medikalisasi (medicalization) mengacu pada proses ekspansi pengaruh profesi medis


ke berbagai bidang kehidupan manusia. Sebagai indikasi mengenai proses medikasi tersebut,
Fahrenfort (1991:25-32) mengemukakan bahwa ilmu kesehatan telah sedemikian merasuk ke
dalam kehidupan manusia bahkan telah berpengaruh terhadap kehidupan seseorang sebelum
ia dilahirkan, dan sebelum ia dibuahkan.

Bidang medis sebagai institusi pengendalian utama. Salah seorang ahli yang
mengangkat masalah medikalisasi ialah Irving K. Zola (1994:392-402). Zola berpandangan
bahwa proses medikalisasi kehidupan sehari-hari telah menjadikan masalah kesehatan
semakin penting bagi keberadaan manusia, sehingga bidang medis telah menjadi suatu
institusi pengendaian sosial utama (major institution of social control) dalam masyarakat.
Kewajiban bagi petugas kesehatan untuk melaporkan kepada pihak berwajib kasus-kasus
tertentu yang ditanganinya seperti penyakit menular atau luka tembak.

Sebagai contoh proses medikalisasi, Zola menyebutkan ilmu kesehatan masyarakat


dan psikiatri. Zola mencontohkan bahwa orang yang ditempatkan dalam rumah sakit jiwa
yang dipaksa menjalani prosedur perawatan tertentu (mungkin dilarang mengadakan
hubungan seks dengan pasangannya atau hubungan sosial dengan orang lain) akan merasakan
perawatannya sebagai penderitaan dan hukuman.

Zola mengemukakan bahwa gejala sehat dan sakit tidak ada kaitannya dengan moral,
namun pada kenyataannya sering dihubung-hubungkan dengan masalah moral. Misal, pasien
yang menaati petunjuk petugas kesehatan dianggap “baik”, bahwa ada kuman yang “jahat”,
dan pengidap penyakit tertentu dianggap “bersalah” karena “telah berperilaku kurang
tanggung jawab.”
Jary dan Jary (1995:407) mendefinisikan medikalisasi sebagai cara memandang
perilaku yang tak dihendaki sebagai penyakit yang memerlukan intervensi, sehingga
penilaian medis diperluas ke bidang politik, moral dan sosial.

2.1.1. Empat Cara Medikalisasi

1. Dengan berkembangnya ilmu kesehatan yang menjadi ilmu yang semakin


komprehensif, maka ruang lingkup kehidupan manusia menjadi sasaran perhatian
ilmu kesehatan pun mengalami ekspansi. Untuk dapat menerima pelayanan kesehatan
dinilai memadai, dari pasien dituntut semakin banyak informasi mengenai dirinya,
termasuk mengenai kehidupan pribadinya.

2. Dipertahankannya wewenang atas prosedur teknis tertentu. Ruang lingkup prosedur


teknis yang hanya boleh dilakukan oleh petugas kesehatan, yaitu untuk melakukan
pembedahan dan untuk membuat resep obat, mengalami perluasan.

3. Petugas kesehatan mempunyai wewenang khas yang tidak dimiliki orang lain, yaitu
wewenang untuk memeriksa tubuh dan pikiran yang merupakan bagian paling pribadi
seseorang. Dalam kaitan ini, hal yang dapat mempengaruhi berfungsinya tubuh dan
pikiran dianggap sebagai penyakit yang merupakan masalah medis.

4. Ekspansi hal yang dianggap penting oleh ilmu kesehatan ke dalam kehidupan sehari-
hari.

Medikalisasi Menurut Para Ahli

 Jary dan Jary ( 1995:407 )


Medikalisasi sebagai cara memandang perilaku yang tak dikehendaki sebagai
penyakit yang memerlukan intervensi, sehingga penilaian medis diperluas kebidang
politik, moral dan sosial.
 Abercrombie, Hill dan Turner ( 1988:153 )
Medikalisasi sebagai merk medis, pada perilaku yang secara moral dan sosial
dianggap tak dikehendaki.
 Marshall, ed. ( 1994:321 )
Medikalisasi sebagai meluasnya kegiatan profesi medis, seperti keterlibatan dalam
kelahiran dan kematian.
2.2 Pengertian Demedikalisasi

Berbagai kalangan mengkhawatirkan proses perkembangan medikalisasi secara


progresif, yang menurut mereka telah mengarah ke taraf medikalisasi berlebih (over-
medicalization). Yang mereka harapkan ialah proses demedisalisasi (demedicalization).
Proses demedikalisasi yang merupakan reaksi teradap medikalisasi progresif ini dibahas rinci
oleh fox (1994).

Fox menggolongkan gerakan ke arah demedikalisasi di Amerika Serikat ke dalam dua


kategori. Kategori pertama terdiri atas gerakan untuk menegakkan niali yang dijunjung tinggi
dalam masyarakat Amerika, seperti nilai “persamaan, kemandirian, keswadayaan,
universalisme, keadilan distributif, solidaritas, resprositas, dan tanggungjawab perorangan
dan komunitas”. Fox menamai gerakan ini gerakan “destrifikasi” (destrification).

Fox selanjutnya mengisahkan bahwa pemikiran-pemikiran tersebut kemudian


diupayakan untuk diwujudkan dalam berbagai tindakan. Anatara lain:

1. Destrifikasi hubungan dokter dengan pasien,untuk menjadikannya hubungan yang


lebih terbuka dan sama;
2. Perumusan hak-hak pasien, seperti hak untuk memperoleh perawatan, hak untuk
memperoleh informasi, hak atas kerahasian, dan hak untuk meninggal dunia;
3. Pengubahan terminologi, antara lain istilah pasien menjadi istilah klien atau
konsumen;
4. Pengalihan sebagian tanggungjawab dokter di bidang diagnosis, perawatan dan
manajemen pasien ke profesi baru, seperti juru rawat atau asisten dokter.

Fox berpendapat bahwa, meskipun peran dokter menjadi kurang dominan dan
otonom, namun unsur hirarki dan otonomi dalam hubungan antara dokter dan pasien tidak
dapat dihilangkan samasekali.

Alasannya:

1. Pengetahuan, keterampilan, dan pengalam dokter, paramedis dan psien di bidang


kesehatan tidak sama; dan
2. Masalah kesehatan, penyakit dan upaya kesehatan merupakan masalah yang oleh
masyarakat dianggap makin penting sehingga peran penting yang diduduki dokter pun
tetap tidak dapat diabaikan.

Proses dekategori atau deklasifikasi kategori kedua, yaitu gerakan demedikalisasi yang
menekankan pada kesehatan sebagai suatu hak dan penyakit sebagai suatu gejala yang
ditimbulkan secara medis dan sosial, dianggap Fox sebagai gerakan yang lebih dominan.
Menurut Fox upaya-upaya gerakan ini antara lain ditekankan pada:

1. Proses dekategorisasi atau deklasifikasi kondisi tertentu sebagai penyakit. Artinya,


gejala tertentu yang biasanya dikategorikan sebagai penyakit diupayakan agar tidak
dikategorikan sebagai penyakit lagi. Contoh kongkret yang dikemukakan Fox ialah
untuk mengeluarkan homoseksualitas dari kategori gangguan mental;
2. Peningkatan pemanfaatan tenaga-tenaga profesional medis di luar profesi dokter;
3. Pelembagaan upaya pencegahan;
4. Reformasi non-medis, seperti peningkatan kesempatan kerja, fasilitas rekreasi dan
fasilitas perhubungan untung menunjang kesehatan.
BAB III

PENUTUP

3. Kesimpulan

Medikalisasi (medicalization) mengacu pada proses ekspansi pengaruh profesi medis


ke berbagai bidang kehidupan manusia. Sebagai indikasi mengenai proses medikasi tersebut,
Fahrenfort (1991:25-32) mengemukakan bahwa ilmu kesehatan telah sedemikian merasuk ke
dalam kehidupan manusia bahkan telah berpengaruh terhadap kehidupan seseorang sebelum
ia dilahirkan, dan sebelum ia dibuahkan.

Sebagai contoh proses medikalisasi, Zola mencontohkan bahwa orang yang


ditempatkan dalam rumah sakit jiwa yang dipaksa menjalani prosedur perawatan tertentu
(mungkin dilarang mengadakan hubungan seks dengan pasangannya atau hubungan sosial
dengan orang lain) akan merasakan perawatannya sebagai penderitaan dan hukuman. Zola
juga mengemukakan bahwa gejala sehat dan sakit tidak ada kaitannya dengan moral, namun
pada kenyataannya sering dihubung-hubungkan dengan masalah moral.

Fox menggolongkan gerakan ke arah demedikalisasi di Amerika Serikat ke dalam dua


kategori. Kategori pertama terdiri atas gerakan untuk menegakkan niali yang dijunjung tinggi
dalam masyarakat Amerika, seperti nilai “persamaan, kemandirian, keswadayaan,
universalisme, keadilan distributif, solidaritas, resprositas, dan tanggungjawab perorangan
dan komunitas”. Fox menamai gerakan ini gerakan “destrifikasi” (destrification).

Proses dekategori atau deklasifikasi kategori kedua, yaitu gerakan demedikalisasi


yang menekankan pada kesehatan sebagai suatu hak dan penyakit sebagai suatu gejala yang
ditimbulkan secara medis dan sosial, dianggap Fox sebagai gerakan yang lebih dominan.
DAFTAR PUSTAKA

https://massofa.wordpress.com/2008/09/18/ruang-lingkup-sosiologi-kesehatan/

http://www.idmedis.com/2014/12/perbedaan-antara-pengobatan-tradisional-dan-pengobatan-
modern.html

Anda mungkin juga menyukai