Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN KESEHATAN - 5 akk

Advokasi
KEBIJAKAN KESEHATAN
Kelompok 3
ANGGOTA KELOMPOK
Annisa Shafa Azzahra 25000120120025
Azzahra Amalia Rasidi 25000120140189
Fathya Trisa Azzahra 25000120140095
Fitrian Rizky Amalia 25000120130267
Helwa Firdausa Asti 25000120120002
Naomi Rointan Putri 25000120140314
Rika Ayu Kurnia 5000120120054
Rini Ismiyarni 25000122183327
Salma Nur Hanifah 25000120130208
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan sebuah negara dipengaruhi oleh banyak hal.
Untuk itu, diperlukan adanya kerja sama yang kuat. Promosi kesehatan
dilakukan secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara
terpadu dan berkesinambungan. Salah satu metode pendekatan
promotif yang dapat dilakukan adalah advokasi.
Advokasi dapat digunakan untuk mempengaruhi kuasa yang paling
kuat di suatu wilayah untuk dapat memberikan fokusnya pada suatu
isu atau masalah. Seringkali ditemui adanya hambatan bahkan
kegagalan pada keberjalanan suatu program kesehatan. Advokasi
kebijakan kesehatan diperlukan dalam menciptakan dukungan dan
komitmen para decision maker untuk mengembangkan perilaku dan
lingkungan yang sehat. Melalui desakan yang diberikan kepada para
pembuat keputusan, akan melahirkan law enforcement yang nantinya
dapat memobilisasi dan memberi efek paksaan pada masyarakat
untuk mendukung program kesehatan.
PENGERTIAN ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
ASSOCIATION OF PUBLIC HEALTH NURSES INTERNATIONAL CENTRE FOR POLICY
(APHN) ADVOCACY (ICPA)
Tindakan yang bersifat partisipatif dan aktif Proses negosiasi dan mediasi dalam rangka
dalam tahap pengambilan keputusan sebuah mempengaruhi sebuah jaringan, pemimpin
kebijakan atau program yang dapat opini, dan tentunya pengambil keputusan
meningkatkan status atau derajat kesehatan
masyarakat

RITU R. SHARMA

Tindakan yang bertujuan untuk mengubah


suatu posisi, kebijakan, atau program dari
sebuah instansi atau lembaga
PENGERTIAN ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN

INTI

Salah satu strategi penting para profesional di bidang kesehatan untuk dapat mendesakkan
masalah atau isu kesehatan untuk masuk ke dalam agenda setting para pembuat keputusan
(decision maker), guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui perbaikan-
perbaikan yang dapat dilakukan di seluruh proses perumusan kebijakan

RITU R. SHARMA
KOMPONEN ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
1.PENETAPAN TUJUAN 3.PEMANFAATAN DATA DAN RISET
Agar upaya advokasi dapat berhasil, maka Data dan riset diperlukan dalam menentukan
dari itu diperlukan tujuan advokasi secara masalah yang akan diadvokasi, identifikasi
spesifik solusi pemecahan masalah, maupun
penentuan tujuan yang realistis.

2.MEMBANGUN KOALISI 4.IDENTIFIKASI SASARAN


Dalam kebijakan kesehatan, koalisi memiliki Upaya advokasi harus ditujukan bagi
peranan sebagai sebuah kekuatan dalam kelompok yang dapat membuat keputusan
proses advokasi pada masyarakat agar dapat dan idealnya ditujukan bagi orang yang
mencapai tujuan. Koalisi dalam advokasi memiliki pengaruh dalam pembuatan
disebut juga dengan kelompok peduli. keputusan.
KOMPONEN ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
5.PENGEMBANGAN DAN PENYAMPAIAN PESAN 7.PEMANTAUAN DAN PENILAIAN UPAYA
Pentingnya pesan yang disampaikan disesuaikan Monitoring dan evaluasi ini ditujukan untuk
dengan audiens yang dituju sehingga dapat mengetahui ketercapaian tujuan advokasi,
membuat keputusan yang mewakili kepentingan keberjalanan penerapan metode dan teknik
advokator. advokasi.

6.MEMBUAT PRESENTASI YANG PERSUASIF 8.PENGGALANGAN DANA (FUND


Kecermatan dan kehati-hatian dalam
RAISING)
menyiapkan argumen yang meyakinkan atau Untuk mempertahankan upaya advokasi yang
pemilihan cara presentasi dapat mengubah berkelanjutan dalam jangka panjang maka
kesempatan terbatas menjadi upaya advokasi diperlukan waktu, energi, dan sumber dana
yang berhasil. lain untuk menunjang upaya advokasi.
STRATEGI ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
Strategi yang dilakukan dengan bertindak untuk mempengaruhi suatu
kebijakan publik sebelum kebijakan ini ditetapkan atau disahkan secara
hukum.

LOBBY

HEARING

PROAKTIF KAMPANYE
STRATEGI ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
Berusaha untuk mengubah kebijakan setelah kebijakan itu
diundangkan/ditetapkan secara hukum, atau setelah masyarakat
menanggung akibat dari kebijakan tersebut

BOIKOT CLASS ACTION

DEMONSTRASI REVOLUSI

LEGAL STANDING REAKTIF


STRATEGI ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
Selain strategi-strategi tersebut, terdapat strategi advokasi kesehatan lain yang dapat diaplikasikan,
antara lain:

1.MELIBATKAN PEMIMPIN
Pemimpin merujuk pada mereka yang memiliki pengaruh kuat dalam memfasilitasi perubahan
populasi dan kesehatan di tingkat yang mereka pimpin. Pemimpin yang dapat dilibatkan, terdiri dari 3
kategori, yaitu law makers, policy makers, dan decision makers.

2.MEMBANGUN KERJA SAMA/PARTNERSHIP


Langkah - langkah dalam membangun kerjasama yaitu :
Ko eksis → Komunikasi → Kooperasi → Koordinasi → Kolaborasi
STRATEGI ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
3.MEMOBILISASI KELOMPOK KOMUNITAS
Tujuan dilakukan mobilisasi kelompok komunitas, antara lain:
1. Untuk mendapatkan perhatian dari pemimpin
2. Memberikan umpan balik pada kebutuhan dan perasaan komunitas
3. Membantu perencanaan untuk mengumpulkan data, testimonia, dan informasi lain yang
berpengaruh pada issue
4. Diseminasi informasi kepada publik

Cara memobilisasi kelompok komunitas, antara lain:


1. Melibatkan pemimpin komunitas dan pemimpin berpengaruh
2. Identifikasi kelompok komunitas yang ada
3. Identifikasi saluran komunikasi komunitas
4. Organisasikan kelompok komunitas
5. Mobilisasi kelompok melalui pertemuan, diskusi kelompok, media tradisional atau panggung hiburan
STRATEGI ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
4.MENINGKATKAN KAPASITAS/CAPACITY BUILDING
Peningkatan kapasitas dapat dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan advokasi sehingga
dapat berguna untuk :
1. Pengembangan kepemimpinan
2. Memperluas jaringan advokasi
3. Mempertahankan pemahaman dan keterampilan terkait advokasi
4. Mengikuti trend dan tantangan baru dalam melakukan advokasi

5.BEKERJA DENGAN MEDIA


Peran media dalam advokasi yaitu media dapat menyampaikan pesan-pesan kepada publik terkait
masalah kesehatan yang sedang di advokasikan, sehingga :
1. Dapat menarik perhatian masyarakat
2. Memberikan informasi
3. Mempengaruhi masyarakat dan pengambil keputusan untuk berpikir tentang masalah kesehatan
4. Mempengaruhi kegiatan advokasi yang akan dilakukan
CONTOH ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
STUDI KASUS 1 ADVOKASI DAN INTERVENSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TERHADAP
PENANGGULANGAN COVID-19
Bekasi Selatan merupakan salah satu zona merah khususnya kelurahan Jaka Setia dengan jumlah
terkonfirmasi positif covid 2.074 kasus, kontak erat 1.468 kasus. (Bekasi, 2021). Tingginya kasus tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya perilaku penerapan protokol Kesehatan yang masih
rendah. Perilaku ini juga dipengaruhi pengetahuan dan sikap masyarakat terkait COVID-19 meliputi
penularan, pencegahan dan penanggulanganya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan advokasi dan edukasi kepada pemangku
kepentingan dan masyarakat mengenai pengertian, gelaja-gejala, faktor risiko, deteksi dini, serta
pencegahan, physical distancing,serta penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan dan
penanggulangan COVID-19. Tujuan penerapan advokasi ini agar dibentuknya kebijakan mengenai
peraturan tegas dalam penerapan protokol kesehatan 3M agar penyebaran virus Covid-19 dapat
dicegah. Dengan pengetahuan masyarakat dan keterlibatan pemangku kepentingan yaitu RT dan RW
melalui program advokasi mengenai penanggulangan COVID-19.
CONTOH ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
STUDI KASUS 2: ARTIKEL “ADVOKASI PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DI SEKOLAH”, JURNAL PERILAKU
DAN PROMOSI KESEHATAN: INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH PROMOTION AND BEHAVIOR
Perokok pasif di Indonesia masih menjadi masalah yang cukup serius. Berdasarkan data Riskesdas
2013, jumlah perokok pasif di Indonesia sebanyak 75% atau 96,9 juta jiwa. Untuk memperkuat
pengamanan terhadap perokok pasif, pemerintah menerbitkan Peraturan bersama Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Dalam Negri Nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) serta Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2015
tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. Informan penelitian ini adalah kepala sekolah, guru
BK, dan anggota dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), ekstrakurikuler pramuka, futsal, dan marawis.
Penelitian ini menggunakan “A Framework for Advocacy” oleh John Hopkins University (1999), yang mana
dalam konsep ini ada enam langkah yang digunakan untuk advokasi, yaitu Analisis, Strategi, Mobilisasi,
Aksi, Evaluasi, serta Keberlanjutan.
CONTOH ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
Analisis masalah merupakan langkah pertama yang harus dilakukan guna mengidentifikasi isu yang
akan diambil untuk aksi yang akan dilakukan. Analisis masalah pada kondisi sekolah yaitu:
1. Masih ada orang yang merokok di sekolah;
2. Masih ada asap rokok;
3. Masih ada bau asap rokok;
4. Masih ada penjualan rokok; dan
5. Masih ada iklan rokok.

Analisis masalah yang dilakukan tersebut dibandingkan dengan lima indikator kawasan tanpa rokok
yang ada pada Permendikbud Nomor 64 Tahun 2015 yang meliputi:
1. Adanya larangan merokok dalam aturan sekolah;
2. Tidak bekerjasama dalam hal iklan, promosi dan sponsor rokok;
3. Memberlakukan larangan pemasangan iklan rokok di lingkungan sekolah;
4. Melarang penjualan rokok di kantin/warung sekolah atau di lingkungan sekolah; serta
5. Memasang tanda kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah.
CONTOH ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN

Berdasarkan analisis indikator tersebut, sekolah baru mencapai satu dari lima indikator KTR yang
dilaksanakan, sehingga dalam penegakan KTR perlu adanya strategi guna meningkatkan implementasi
KTR yang lebih baik.
Perencanaan strategi pada advokasi ini dilakukan untuk membantu pada proses mengubah perilaku
dalam menanggapi kondisi lingkungan yang terjadi pada saat penelitian ini, strategi advokasi ini disusun
secara komprehensif berdasarkan masalah yang ada, mampu dan mungkin untuk dilakukan oleh
sasaran, serta disusun secara sistematis, taktis dan berani.
CONTOH ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PENUTUP
KESIMPULAN
Advokasi kebijakan kesehatan merupakan salah satu strategi penting para profesional di bidang
kesehatan untuk dapat mendesakkan masalah atau isu kesehatan agar masuk ke dalam agenda setting
para pembuat keputusan (decision maker) guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Advokasi
ini sangat diperlukan dalam menciptakan dukungan dan komitmen para decision maker. Adapun
komponen advokasi kebijakan kesehatan terdiri dari penetapan tujuan, membangun koalisi,
pemanfaatan data dan riset, identifikasi sasaran, pengembangan dan penyampaian pesan, membuat
presentasi yang persuasif, pemantauan dan penilaian upaya, serta penggalangan dana. Strategi
advokasi yang dapat dilakukan meliputi strategi advokasi proaktif dan strategi advokasi reaktif. Di
samping itu, strategi lain yang juga dapat dilakukan, yaitu melibatkan pemimpin, membangun kerja
sama, memobilisasi kelompok komunitas, meningkatkan kapasitas, dan bekerja dengan media. Contoh
kegiatan advokasi kebijakan kesehatan, antara lain advokasi dan intervensi upaya peningkatan
pengetahuan terhadap penanggulangan COVID-19 dan advokasi penerapan kawasan tanpa rokok di
sekolah.
PENUTUP
SARAN

Advokasi kebijakan kesehatan bertujuan untuk mempengaruhi decision maker agar memberikan
fokusnya pada isu-isu kesehatan. Dalam hal ini, para pelaku advokasi memerlukan keterampilan dalam
melakukan proses advokasi dan ketepatan dalam menentukan strategi yang sesuai sehingga advokasi
akan menghasilkan output yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Association of Public Health Nurses (APHN). (2021). Public Health Policy Advocacy Guidebook and Toolkit. APHN Public
Health Policy Committee.
Budiyanti, R. T., Sriatmi, A., & Jati, S. P. (2020). Kebijakan Kesehatan: Implementasi Kebijakan Kesehatan. In Undip Press (1st
ed.). Undip Press.
Illiyana, U. (2012). Perkembangan Koalisi Partai Politik di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Era Reformasi
Tahun 1998 - 2021. Universitas Indonesia.
Mahardhani, Ardhana Januar. (2018). Advokasi Kebijakan Publik. Calina Media.
Prabandari, Y.S. (2019). Strategi Advokasi untuk Akselerasi Pembangunan Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran :
Universitas Gadjah Mada.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur BPPSDMK. (2013). Kurikulum dan Modul Pelatihan Teknis Pengembangan Media
Promosi Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Rafiah Maharani Pulungan, Fathinah Ranggauni Hardy, Nanang Nasrullah, Anifa Dhiya Rifqiya. (2021). Advokasi Dan
Intervensi Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Terhadap Penanggulangan COVID-19. Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta.
Sharma, R. R. (1997). An Introduction to Advocacy. Training Guide. Support for Analysis and Research in Africa (SARA).
Universitas Gadjah Mada. (n.d.). Advokasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Young, Eóin & Lisa Quinn. (2012). Making Research Evidence Matter (A Guide to Policy Advocacy in Transition Countries).
Open Society Foundation.
Thank you
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai