Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT ILMU DALAM BIDANG

PENDIDIKAN

Oleh

Rofina Ude Gore

202046500579

ABSTRAK

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial

maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya

perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsaafat di Yunani

menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya

lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang dominan. Dengan filsafat, pola pikir yang

selalu tergantung pada dewa diubah menjadi pola pikir yang tergantung pada rasio.

Kejadian alam, seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang

tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan dan

bumi berada pada garis yang sejajar, sehingga baying-bayang bulan menimpa

sebagian permukaan bumi.

Kata Kunci: Filsafat, ilmu dan pendidikan


ABSTRACT

Philosophy and science are two words that are related, both substantiallyand historically, because the
birth of science cannot be separated from the role of philosophy, on the contrarythe development of
science strengthens the existence of philosophy. The birth of philosophy in Greeceshows the pattern of
Greek thought from a mythological point of viewdisappears and in turn the ratio is dominant. With a
philosophy, a mindset thatalways depending on the god is changed to a mindset that depends on the
ratio.Natural events, such as eclipses are no longer considered as divine activitiesasleep, but is a natural
event caused by the sun, moon andthe earth is on a parallel line, so the moon's shadow falls onpart of
the earth's surface.

Keywords: Philosophy, science and education

PENDAHULUAN

Psillos & Curd (2008) menjelaskan bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang berhubungan dengan
masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat dalam ilmu. Dalton dkk. (2007) menjelaskan
bahwa filsafat ilmu mengacu pada keyakinan seseorang tentang esensi pengetahuan ilmiah, esensi
metode dalam pencapaian pengetahuan ilmiah, dan hubungan antara ilmu dan perilaku manusia.

Lacey (1996) mengajukan definisi filsafat ilmu sebagai suatu studi filosofis yang sangat luas dan
mendalam tentang ilmu.

Membicarakan masalah ilmu pengetahuan dan filsafat, kita akan memperoleh berbagai pengetahuan
dan hikmat. Karena ilmu akan memberikan kepada kita

pengetahuan dan filsafat akan memberi kita hikmat. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat
meliputi lima cabang pembahasan yakni: logika, estetika,

etika, politika dan metafisika. Dengan jelas dapat kita amati bahwa bersama perjalanan waktu ilmu
pengetahuan berjalan maju dengan pesatnya, sementara filsafat berjalan lambat dan pelan. Hal ini
disebabkan karena filsafat lebih banyak

memikul beban yang berat daripada ilmu. Karena tugas filsafat adalah menyelesaikan porsoalan-
persoalan yang belum mendapatkan penyelesaiannya
dalam bidang ilmu/dalam lapangan ilmu. Diantara persoalan-persoalan pelik yang harus diselesaikan
filsafat adalah penentuan mana yang baik mana yang buruk,

disamping filsafat juga mencari dan menentukan sampai dimana batas kebebasan, dan lebih dari itu
iapun membicarakan masalah-masalah hidup dan mati. Oleh

sebab itu setiap ilmu sebenarnya selalu dimulai dengan filsafat dan berkesudahan sebagai seni. Ia
tumbuh dalam hypothesis tinjauan ilmu dan terus mengalir

menurutkan arus kemajuan. Sedangkan filsafat adalah sebagai interpretasi dari sesuatu yang belum
dikenal dengan sungguh-sungguh sebagai adanya dalam

lapangan etika dan filsafat politik, ]ika keduanya menjadi terang, maka sesungguhnya yang
membawanya ke tempat terang adalah filsafat sehingga

menjadilah ia ilmu.

Berpijak pada beberapa definisi tentang filsafat ilmu itu maka kemudian dapat dibuat aplikasi pengertian
filsafat ilmu dalam bidang pendidikan, yang dapat disebut dengan istilah filsafat ilmu pendidikan. Filsafat
ilmu pendidikan adalah filsafat, khususnya adalah cabang dari filsafat pengetahuan (epistemologi), yang
secara mendalam, spekulatif, dan komprehensif mempelajari tentang hakekat ilmu pendidikan.

Apabila dilihat secara lebih mendalam, yaitu karena filsafat ilmu pendidikan termasuk cabang dari
filsafat maka dapat dikemukakan bahwa dasar-dasar berpikir dalam melakukan perenungan filsafat ilmu
pendidikan harus mengacu pada dasar-dasar filsafat yang utama, yaitu dasar metafisika (ontologi), dasar
epistemologi, dan dasar aksiologi.

Dasar metafisika ilmu berarti bahwa suatu ilmu pendidikan harus memiliki dasar eksistensi untuk dapat
menetapkan realitas dirinya dalam dunia pengetahuan ilmiah secara khusus dan dunia pengetahuan
pada umumnya. Keberadaan ilmu pendidikan biasanya dihubungkan dengan pandangan metafisika dan
objek utama yang menjadi kajian ilmu.

Dasar epistemologi ilmu atau dasar filsafat pengetahuan ilmu berarti bahwa suatu ilmu harus memiliki
kriteria dasar bagi penentuan suatu pengetahuan dapat disebut sebagai pengetahuan ilmiah. Dalam
bidang ilmu pendidikan, dasar epistemologi ilmu terkait dengan objek kajian ilmu pendidikan, metode
pemerolehan pengetahuan dalam ilmu pendidikan, batas-batas pengetahuan ilmu pendidikan, dan
validitas pengetahuan ilmiah dalam ilmu pendidikan (kriteria kebenaran suatu pengetahuan ilmiah).
Dasar aksiologi ilmu berarti bahwa ilmu harus dapat menetapkan kriteria yang seharusnya ada tentang
hubungan antara ilmu dan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan itu mencakup nilai etika dan
nilai keindahan. Dalam ilmu pendidikan, dasar aksiologi terkait dengan penerapan prinsip etika dan
estetika dalam penelitian dan praktek ilmu pendidikan.

METODE PENELITIAN

Dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan ilmu pendidikan itu, ilmu pendidikan sebagai salah satu
bidang ilmiah memiliki metode penelitian yang disesuaikan dengan objek-objek kajian pendidikan.
Metode-metode penelitian pendidikan itu antara lain adalah:

Positivistik (kuantitatif). Tujuan penelitian adalah untuk menetapkan objektivitas berdasar pada bukti-
bukti empiris dan hukum-hukum yang dapat digeneralisasi tanpa memperhatikan atau tanpa
dipengaruhi oleh konteks tempat penelitian dilakukan. Objektivitas hasil penelitian sangat ditentukan
oleh peminimalan kesalahan dalam proses pengukuran. Tujuan penelitian adalah deskripsi, penjelasan,
kontrol, dan prediksi. Contoh aliran pendidikan yang menggunakan metode positivistik adalah
pendidikan behavioristik.

Interpretif (kualitatif). Tujuan penelitian adalah pemahaman terhadap bahasa dan perilaku yang bersifat
sehari-hari atau bersifat alamiah yang berujung pada temuan-temuan makna dan keyakinan yang ada
dalam diri partisipan. Hubungan antara ilmu, metode penelitian, dan proses penelitian dengan nilai
adalah lekat nilai atau bermuatan nilai (value-laden). Dalam hal ini pengetahuan ilmiah sebagai hasil dari
penelitian metode penelitian interpretif termuat di dalamnya nilai-nilai personal dan sosial budaya
partisipan penelitian. Contoh aliran pendidikan yang menggunakan metode interpretif adalah psikologi
humanistik atau bidang-bidang pendidikan yang berhubungan dengan konteks budaya.

Penelitian kritis memberi kesempatan kepada peneliti, praktisi, dan partisipan menjelaskan dan
menantang sumber-sumber dominasi dan eksploitasi yang ada dalam kehidupan sosial budaya tempat
hidup seseorang. Penelitian kritis merupakan penelitian yang bertujuan pemberdayaan terhadap
individu-individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat yang mengalami penindasan (oppressed).
Oleh karena itu, penelitian kritis memiliki sifat-sifat: terbuka ideologi, kritik sosial, terbuka politik, dan
orientasi emansipatori (Connole dkk., 1993). Tujuan penelitian kritis adalah untuk melakukan
pemberdayaan (empowerment) berupa: pengembangan kesadaran kritis dan pengembangan tindakan
(action) pada individu-individu atau kelompok-kelompok yang tertindas (perempuan, buruh, dan siswa).
Contoh aliran pendidikan yang menggunakan metode penelitian kritis adalah pendidikan kritis.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Filsafat

Filsafat sebenarnya berasal dari kata atau bahasa Yunani Philosophia. Dari

kata Philosophia ini kemudian banyak diperoleh pengertian-pengertian filsafat,

baik dari segi pengertiannya secara harfiah atau etimologi maupun dari segi

kandungannya.

Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, filsafat berasal dari kata yunani yang tersusun dari dua kata philein
dalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmat

(wisdom) orang arab memindahkan kata Yunani Philosophia ke dalam bahasa mereka dengan
menyesuaikannya dengan tabiat susunan kata-kata arab, yaitu

falsafa dengan pola fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja falsafa
seharusnya menjadi falsafah atau filsaf.

Selanjutnya kata filsafat yang banyak terpakai dalam bahasa Indonesia, menurut Prof. Dr. Harun
Nasution bukan berasal dari kata arab falsafah, dan

bukan pula dari kata barat Philosophy. Disini dipertanyakan tentang apakah fil diambil dari kata barat
dan safah dari kata barat, sehingga sehingga terjadi gabungan

antara keduanya dan menimbulkan kata filsafat? Ariwidodo (2011)mengatakan bahwasanya pada suatu
sisi ideologi sains

membenarkan adanya perusakan alam, pada sisi lain ia mengesahkan ktergantungan perempuan dan
kewenamgan pria.

Sebelum sampai pada definisi filsafat ilmu maka terlebih dahulu dideskripsikan pengertian filsafat.
Filsafat adalah disiplin yang mempelajari objek-objek kemanusiaan secara menyeluruh (komprehensif),
merangkum, spekulatif rasional, dan mendalam sampai ke akarnya (radiks), sehingga diperoleh inti
hakiki dari objek yang dipelajari. Masalah-masalah kemanusiaan utama dalam hidup ini meliputi 3
hubungan penting manusia dalam kehidupannya, yaitu:
Hubungan manusia dengan keberadaan Tuhan.

Hubungan manusia dengan keberadaan alam semesta.

Hubungan manusia dengan keberadaan manusia, baik secara individual maupun kelompok.

2. Pengertian Ilmu

Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima –

ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu

diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih (mengatahui sesuatu secara haqiqi).

Dalam bahasa Inggris ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang

pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal

dari bahasa latin dari kata Scio, Scire yang berarti tahu) umumnya diartikan

ilmu tetapi sering juga diartikan dengan ilmu pengetahuan, walaupun secara

konseptual mengacu pada makna yang sama.

Ilmu adalah pengatahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara

bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk

menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.

Sebelum sampai pada pengertian ilmu pendidikan maka perlu dideskripsikan terlebih dahulu pengertian
ilmu. Marczyk dkk. (2005) mengemukakan definisi ilmu sebagai suatu pendekatan metodologis dan
sistematik untuk memperoleh pengetahuan baru. Sprinthall dkk. (1991) mendefinisikan ilmu sebagai
suatu pengetahuan yang teorganisir dan sekumpulan teknik sistematik untuk memperoleh pengetahuan
ilmiah. Definisi ini memberikan penegasan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang bersifat sistematik
dan tidak dapat dipisahkan dari metode ilmiah sebagai teknik untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.

3.Pengertian filsafat Pendidikan.

Pendidikan adalah ilmu tentang proses transformasi cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku dari
generasi tua kepada generasi muda dalam suatu komunitas. Filsafat adalah keajaiban hidup yang
nyaris tak terbayangkan, bahkan oleh imajinasi dan nalar terliar filsuf mana pun. Filsafat hadir dan
meruang

dalam hidup manusia dengan cara-cara yang sepenuhnya tak terbayangkan sehingga sejarah filsafat
kerap menunjukkan betapa filsafat nyaris tak berbeda

dengan sihir, penuh kejutan dan selalu memesona. Di era yang jauh, disebuah negeri bernama Yunani,
keindahan sihir filsafat dikisahkan kerap merebut pemuda-pemuda gagah untuk segera meninggalkan
masa mudanya, lalu hidup dan tinggal di dunia yang sepenuhnya sunyi dan bukan apapun. Dari periode
ke periode, filsafat mampu terus tumbuh dan melewati batasan-batasan ruang dan waktu yang rumit
dan sulit dijelaskan. Filsafat seakan selalu eksis sehingga dalam situasinya yang terburuk dan tergelap, ia
selalu mampu hadir menjadi sesuatu yang berlimpah serta mengagumkan siapapun memahaminya.
Manusia modern hari ini mungkin bisa berbangga dengan segala macam capaian dan temuan
temuannya. Kenyataan itu dibuktikan dengan genealogi historis setiap ilmu yang seluruh nyaris lahir dari
dan bermula dari filsafat. Luasnya bidang garapan

filsafat telah melahirkan sebagai macam disiplin-disiplin baru yang mencengangkan. Dalam persoalan
alam semesta misalnya, filsafat melahirkan keteraturannysesuatu yang kita kenal sebagai, kosmologi
atau filsafat yang membahas alam semesta, mulai dari asal usul kejadiannya, entitas-entitas yang
melingkupinya, serta prinsip-prinsip utama keteraturannya.

Kenyataan yang sama juga terjadi pada ilmu-ilmu lainnya. Pesiologi misalnya, jauh sebelum ia menjadi
keilmuan yang mendiri, merupakan bagian dari filsafat, lahir ketika filsafat masuk dan mempersoalkan
aspek-aspek kejiwaan manusia. Hal yang sama juga berlaku pada jenis-jenis disiplin yang dipandang
modern, seperti sosiologi, politik sejarah, antropologi, liquingistik, atau kedokteran, ataupun pendidikan,
yang kesemua itu lahir dan bermula dari filsafat. Namun demikian, perlu diketahui bahwa di periode-
periode awal, pendidikan tidak hidup secara terpisah dari filsafat. Pendidikan justru menjadi bagian yang
masuk dalam filsafat.

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan terkait deskripsi filsafat ilmu dalam bidang pendidikan adalah sebagai berikut:

Filsafat ilmu adalah sebagai cabang filsafat, khususnya epistemologi, yang mempelajari tentang hakekat
pengetahuan ilmu.
Filsafat ilmu pendidikan adalah filsafat, khususnya adalah cabang dari filsafat pengetahuan
(epistemologi), yang secara mendalam, spekulatif, dan komprehensif mempelajari tentang hakekat ilmu
pendidikan.

Masalah-masalah filsafat ilmu pendidikan adalah: pengertian ilmu pendidikan, tujuan ilmu pendidikan,
masalah metodologi dalam kegiatan keilmuan pendidikan, penggolongan dalam ilmu pendidikan,
pengembangan teori, model, dan paradigma keilmuan dalam ilmu pendidikan, hubungan ilmu
pendidikan dan kesejahteraan manusia, dan aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat ilmu pada ilmu
pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

http://fppsi.um.ac.id/?p=1632

https://www.researchgate.net/publication/329465384_FILSAFAT_ILMU_DALAM_BIDANG_PENDIDIKAN

Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta:

Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Depdikbud,1989. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Hamdani Ali. 1987. Filsafat Pendidikan.

Yogyakarta: Kota Kembang.

K. Berten. 1976. Ringkasan Sejarah Filsafat,

Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai