Anda di halaman 1dari 9

A.

Ontologi

1. Rumusan Ontologi Menurut Para Ahli

Ontologi Mata kuliah filsafat prestasi akademik merupakan salah satu komponen disiplin ilmu filsafat
yang berfokus pada aspek pendidikan. Filsafat Pendidikan akan membahas pendidikan secara detail
dengan melakukan penalaran deduktif filosofis yang kritis dan mendasar. Landasan ontologis
pendidikan akan mengkaji hakikat keberadaan pendidikan jika dibandingkan dengan hakikat
keberadaan manusia. Hakikat kebenaran yang dihubungkan dengan kebenaran teori-teori
pendidikan akan ditelusuri oleh landasan epistemologis pendidikan. Landasan aksiologis pendidikan
akan diselidiki. Penerapan teori-teori pendidikan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan,
terutama yang berkaitan dengan nilai dan norma moral, akan dibicarakan dalam landasan aksiologis
pendidikan (Suharto, 2011: 29).

Istilah ontologi yang berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata: ta onta yang berarti "yang
ada" dan logi yang berarti ilmu pengetahuan atau pengejaran pengetahuan. Ontologi kemudian
mengacu pada studi atau memberikan instruksi tentang keberadaan hingga hari ini. Dalam istilah
yang paling sederhana, ontologi adalah studi filosofis tentang keberadaan, juga apa yang harus ada
dan apa yang secara teoritis bisa ada. Ontologi mempelajari sifat dari apa yang sepenuhnya nyata
dan berbagai cara di mana entitas (seperti objek fisik keinginan, benda, dll.) berasal dari kategori
logis yang berbeda (ada). Dalam pengertian klasik, (apakah itu objek nyata, universal, abstraksi) ada
(hubungan) Studi tentang sifat eksistensi, atau apa yang membuat suatu produk ada, kadang-kadang
disebut sebagai kerangka kerja ontologis.

Objek bukti yang cukup dari kerangka kerja ontologis adalah apa yang ada, lebih khusus lagi
keberadaan diri sendiri, keberadaan umum, keberadaan yang terbatas, keberadaan yang tidak
terbebani, keberadaan universal, keberadaan yang tidak dapat diubah, termasuk fenomena kosmik
dan metafisika, dan keberadaan setelah kematian, serta sumber dari semua yang ada. Untuk metode
analisis kualitatif, sifat dari semua realitas adalah objek fundamental dari ontologi. Studi ini menjadi
studi tentang monisme, paralelisme, atau pluralisme sebagai konsekuensi dari pendekatan kualitatif.

2. Rumusan Ontologi Menurut Mahasiswa

Ontologi menurut mahasiswa, ontologi adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang yang yang fokus
pada sesuatu yang telah ada.

B. Metafisika

1. Rumusan Metafisika Menurut Para Ahli

Ornstein dan Levine (2008) menetapkan metafisika sebagai studi tentang substansi tertinggi dari
realitas atau eksistensi hingga hari ini. Studi metafisika menyelidiki prinsip-prinsip dasar dari realitas,
atau 'elemen awal yang tidak dapat didefinisikan' yang darinya pengetahuan atau fakta-fakta yang
tidak dapat diubah dapat diturunkan. Metafisika, atau meta berasal dari istilah Yunani "meta" (yang
dapat diterjemahkan sebagai "di luar", "pada", atau "setelah") dan physika yang berarti "fisika".
Secara harfiah, istilah ini berarti 'hal-hal yang terjadi setelah fisikawan'. Namun, istilah metafisika
diperkirakan berasal dari Simplicius, seorang filsuf Neo-Platonis. Dalam konteks ini, metafisika
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang apa yang ada di luar fisik, yang dimulai secara
sistematis pada awal abad keempat sebelum masehi atas prakarsa Aristoteles.
Metafisika adalah disiplin akademis pemikiran filosofis yang berfokus pada sifat di balik alam
semesta fenomena. Metafisika melampaui kesempatan yang menjadi objek keinginannya,
melampaui apa yang dapat dipahami oleh masing-masing panca indera kita.

Metafisika adalah studi tentang keadaan akhir, yang berarti bahwa setiap lembaga pendidikan
konsep yang telah disampaikan oleh manusia harus didasarkan pada kebenaran dan kenyataan agar
terbebas dari ilusi dan pikiran irasional. agar terbebas dari sejumlah ilusi dan angan-angan, perilaku
di antara manusia harus dikembangkan berdasarkan fakta dan kenyataan. Keyakinan metafisik yang
berbeda pada akhirnya menghasilkan pendekatan lembaga pendidikan yang berbeda dan
komponen-komponen sistem. Bahkan keyakinan metafisik memiliki dampak langsung pada isu-isu
pendidikan seperti konten kurikulum yang paling penting, sistem pendidikan apa yang harus
diupayakan untuk manusia dan masyarakat secara keseluruhan, peran profesional pendidikan,
hubungan antara pendidik dan peserta didik, dan sebagainya.

2. Rumusan Metafisika Menurut Mahasiswa

Metafisika menurut mahasiswa, Metafisika merupakan cabang ilmu filsafat yang mengkaji tentang
hal hal yang melampaui kemampuan pancaindra manusia.

C. Epistemologi

1. Rumusan Epistemologi Menurut Para Ahli

Epistemologi adalah komponen integral dari filsafat dalam sistem filosofis. Dengan pengecualian
pada filsafat epistemologi, sistem filsafat juga melibatkan ontologi dan aksiologi. Epistemologi
adalah kerangka teori pengetahuan yang menjelaskan bagaimana cara mendapatkan data yang
diperoleh dari suatu objek pemikiran. Ontologi adalah proses berpikir tentang "ada", yaitu apa yang
dipikirkan dan apa yang dipikirkan. Aksiologi, di sisi lain, adalah teori nilai yang berusaha
menjelaskan manfaat, kegunaan, dan fungsi dari objek yang dipikirkan.

Dalam sebuah karya literatur Departemen Pendidikan, Ornstein dan Levine (2008) berpendapat
bahwa kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme, kata yang diterjemahkan sebagai
"pengetahuan, kesadaran," dan logos, yang merepresentasikan "kata, pemikiran, pembicaraan, atau
pengetahuan." Konsep epistemologi mengacu pada pengetahuan seseorang atau sekelompok orang.
Epistemologi, yang juga disebut sebagai "studi teoretis tentang pengetahuan," adalah bidang filsafat
yang berfokus pada alasan untuk mengetahui, karakter/sifat, dan ruang lingkup kepercayaan
pengetahuan. Epistemologi, dalam istilah yang paling sederhana, adalah penelitian dan penyelidikan
tentang pengertian alamiah, sumber informasi, dan keakuratan pengetahuan. Penyelidikan ini
mencoba menjawab tantangan mendasar seperti, "Apa yang benar?" Bagaimana Anda mendorong
pernyataan mana yang benar? Jadi epistemologi dapat dipisahkan menjadi dua bagian: konten
pemikiran dan pemikiran itu sendiri. Kurikulum sekolah dan juga memberikan instruksi, pada
dasarnya adalah materi pelajaran dan metode penelitian mereka, dalam bahasa pendidikan yang
tidak familiar. Epistemologi adalah studi tentang pertanyaan-pertanyaan yang membahas kekokohan
pemahaman serta keandalan sumber-sumber tempat kita memperoleh informasi.

Epistemologi, yang juga disebut sebagai teori pembelajaran, adalah area akademis filsafat yang
berfokus pada konteks historis, struktur, pendekatan metodologis, dan keandalan ilmiah
pengetahuan. Dalam epistemologi, ada minimal tiga alat (instrumen) yang dimiliki manusia untuk
mendapatkan pengetahuan: 1). Panca indera untuk menangkap realitas empiris, sistem kognitif
untuk memilah-milah informasi yang diperoleh indera, dan pusat emosi "irfan" untuk merekam
pancaran konseptual-suprarasional yang dimiliki pengetahuan dari sumbernya (Tuhan). Ketiganya
sangat penting karena orang tidak dapat memperoleh pengetahuan yang benar tanpa ketiga
instrumen yang disebutkan di atas. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, maka pelaksanaan
pendidikan Islam membutuhkan landasan epistemologi yang tidak kompromistis. Sehingga
pendidikan Islam dapat diberikan informasi secara ilmiah dan diterima, serta disatukan dengan
epistemologi sebagai prinsip pengorganisasian (Mulhan, 2013). Tanpa landasan epistemologi yang
kokoh, pendidikan Islam akan terjebak dalam pusaran operasional ideologi globalisasi.

2. Rumusan Epistemologi Menurut Mahasiswa

Epistemologi menurut mahasiswa, Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mengkaji hal-
hal tentang sumber, ruang lingkup, sifat-sifat/watak atau biasa disebut juga dengan teori
pengetahuan.

D. Aksiologi

1. Rumusan Aksiologi Menurut Para Ahli

Para ahli merencanakan makna aksiologi sebagai berikut:

a) Jujun. S Suriasumantri: Aksiologi menyiratkan hipotesis tentang nilai signifikan yang


berhubungan dengan kenyamanan informasi yang diperoleh. Aksiologi lebih berpusat pada nilai
kemanfaatan ilmu pengetahuan.

b) Bramei: Aksiologi dibagi menjadi 3 bagian penting, yaitu aktivitas moral yang menghasilkan
moral, artikulasi keagungan yang menghasilkan rasa, dan kehidupan sosial dan politik yang
menghasilkan cara berpikir yang bersahabat dan politis.

c) Ahmad Hasibuan: Aksiologi dibandingkan dengan Nilai dan Penilaian yang menandakan
"Nilai yang luar biasa" sebagai hal yang teoritis, hal yang substansial atau sebagai kata tindakan.

d) Muhammad Noor Syam: Aksiologi adalah bidang yang meneliti nilai-nilai. Nilai dan
konsekuensi dari aksiologi dalam pendidikan adalah pelatihan yang melihat dan mengkoordinasikan
semua kualitas (nilai aktivitas moral, nilai artikulasi keagungan, dan nilai kehidupan sosial-politik)
dalam eksistensi manusia dan memasukkannya ke dalam karakter anak muda. Pertanyaan yang
berhubungan dengan aksiologi adalah hebat atau hebat sekali?

e) Hasbullah Bakry: Aksiologi atau hipotesis nilai yang berbicara tentang pemanfaatan
informasi.

f) Jalaluddin: Ilmu pengetahuan (informasi) dan nilai-nilai (etika) adalah satu kesatuan. Ketika
mendiskusikan ilmu pengetahuan, berarti mendiskusikan nilai-nilai, dan juga berarti mendiskusikan
aksiologi.

2. Rumusan Aksiologi Menurut Mahasiswa

Aksiologi adalah bagian dari penalaran yang berkonsentrasi pada kualitas atau standar ilmu
pengetahuan. Mengenai dirinya sendiri dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya,
kata-kata adil dan tidak masuk akal, sah dan curang, baik dan buruk, hebat dan mengerikan.

E. Logika

1. Definisi Logika menurut Para Ahli

Secara etimologis, logika berasal dari bahasa Yunani yakni logos yang berarti kata, pikiran, atau
berpikir. Secara terminologi, logika merupakan hasil dari pertimbangan akal dan pikiran yang
disampaikan melalui kata-kata. Logika merupakan salah satu cabang dari ilmu filsafat, ilmu ini
diartikan sebagai ilmu yang bertujuan untuk memiliki kecakapan berpikir secara lurus, tepat, dan
teratur. Berikut merupakan gagasan mengenai definisi logika menurut beberapa ahli:

a) Menurut Aristoteles, logika merupakan ajaran berpikir secara ilmiah mengenai pikiran itu
sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran. Logika yang pada awalnya dikembangkan oleh
Aristoteles sebagai ilmu rasional ini kemudian dikembangkan oleh para ahli di abad tengah yang
disebut logika tradisional atau logika klasik. Pada akhir abad ke-19, logka tradisional dikembangkan
oleh Gorge Booner menjadi logika modern atau logika simbolik.

b) Menurut The Liang Ge, logika merupakan suatu cabang ilmu dalam filsafat yang mempelajari
tentang asas-asas berpikir yang benar.

c) Menurut William Alston, logika adalah studi tentang penyimpulan, yang digunakan untuk
merancang kesimpulan-kesimpulan berdasarkan yang valid dan tidak valid.

d) Menurut Sheldon Lachman, logika merupakan ilmu sistematis mengenai penyusunan dan
pengembangan dari peraturan formal, prosedur normatif, dan kriteria penyimpulan yang valid.

e) Menurut Louis O Kattsoff, logika merupakan pertimbangan akal dan pikiran yang diutarakan
ke dalam bentuk bahasa.

2. Definisi Logika menurut Mahasiswa

Dari gagasan-gagasan para ahli mengenai definisi logika, oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
logika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan prinsip-
prinsip dari penalaran yang valid.

BAB III

KONTRIBUSI SISTEM FILSAFAT PADA KONSEP PENDIDIKAN

A. Kontribusi Ontologi

Studi tentang ontologi dapat dikaitkan dengan pokok bahasan yang diselidiki oleh ilmu pengetahuan
dalam perspektif Islam, dan hal ini dapat dikategorikan ke dalam dua klasifikasi yang berbeda:
pertama, komponen fisik dari ilmu pengetahuan, yang merupakan objek ilmu pengetahuan yang
dapat dialami, didengar, dilihat, dan dirasakan. Ilmu pengetahuan, filsafat politik, sosial, budaya, dan
bidang psikologi adalah beberapa contohnya. Kedua, objek pendidikan yang bersifat non material.
Benda-benda non-material ini, tidak seperti benda-benda material, tidak dapat didengar, dilihat, dan
dirasakan. Efek akhir dari objek non-materi ini adalah pemenuhan yang lebih tinggi dalam roh.
Benda-benda yang menjelaskan tentang Roh Kudus sifat dan wujud Allah, misalnya.

Poin-poin berikut ini adalah fitur-fitur khusus untuk ontologi sains: Pertama, ilmu pengetahuan
dikembangkan melalui penelitian. Kedua, individu memiliki konsep pengetahuan berdasarkan
pengalaman tetapi tidak ada ide yang mendasari komunikasi dengan kita. Faktor ketiga adalah
pemahaman

Ketiga, pemahaman bersifat rasional, objektif, sistematis, terstruktur, observasional, dan netral.
Keempat, menganut konsep verifikasi (bukti), eksplanatori (menjelaskan), keterbukaan dan kinerja
yang konsisten, skeptisisme radikal, dan prosedur eksperimental yang bervariasi. Kelima,
menyarankan bentuk kausalitas (sebab akibat) dan menghubungkan ilmu pengetahuan dengan
teknologi. Ketujuh, mengenali informasi, konsep, dan logika sains yang relevan. Kedelapan, memiliki
berbagai spekulasi dan teori ilmiah. Kesembilan, memiliki pemahaman yang terverifikasi tentang
hukum-hukum alam.

Aspek ontologi menarik perhatian pada apa serta seberapa banyak informasi yang ingin kita ketahui.
Ontologi terutama berkaitan dengan penyelidikan teori-teori yang ada. Dengan kata lain, ontologi
menyajikan apa yang menjadi target dari sebuah penelitian. Pendidikan bahasa, tentu saja,
memasukkan tujuan seperti kompetensi esensial, yang merupakan kemampuan mendasar yang
terdiri dari sikap, pengetahuan, dan kemampuan yang terkandung dalam materi pendidikan dan
buku teks yang digunakan dalam pemerolehan bahasa. Lebih jauh lagi, objek penyelidikan ontologis
dalam pengajaran bahasa adalah skor atau nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Untuk mendapatkan nilai siswa, seorang pengajar harus membuat instrumen
evaluasi yang tidak hanya menilai karakteristik kognitif, tetapi juga afektif dan aspek kognitif-
motorik.

Ontologi perlu diterapkan bagi manusia pada umumnya yang ingin mempelajari segala sesuatu yang
ada dan yang ingin diketahui tentang alam semesta secara keseluruhan dan memiliki tujuan dalam
studi ilmu-ilmu empiris seperti fisika, psikologi, antropologi, sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu budaya,
ilmu teknik, dan lain-lain). Hakikat dari apa yang diselidiki, atau ilmu pengetahuan itu sendiri, disebut
sebagai ontologi. Ontologi adalah teori tentang makna dari suatu pengetahuan. Ontologi adalah
spesifikasi konsep; dengan kata lain, ontologi adalah penjelasan mengenai suatu konsep dan
hubungannya dalam ilmu pengetahuan.

B. Kontribusi Metafisika

Kekuasaan, bagi Nasr, adalah informasi tentang yang "Asli". Ini masuk akal tentang awal dan
motivasi di balik semua realitas, tentang yang langsung dan anggota keluarga. Dengan cara ini, itulah
yang direkomendasikan oleh Nasr jika manusia ingin tetap tinggal di planet ini lebih lama, standar-
standar yang kuat harus dihidupkan kembali. Dalam memahami alam, Nasr menemukan dalam
wawasan konvensional yang berdiam di dalam inti agama, wawasan abadi, informasi yang meluas
(scientia sacra, studi tentang solidaritas). Scientia Sacra membuka permintaan normal dan rintangan-
rintangan Sains, ilmu Fisika, Aritmatika, Ilmu Pengetahuan dan lain-lain. Ini adalah alasan untuk
pengembangan "manusia yang mendalam". Jadi manusia adalah titik fokus peningkatan informasi
(focal of man) yang digabungkan dengan wawasan ilahi sebagai arah yang langgeng. Bahwa apa yang
terjadi di dunia ini adalah sesuai dengan peraturan yang teratur (sangat rendah), dan bergabung
dalam solidaritas kehadiran kehidupan (solidaritas kehadiran).

Pekerjaan matematika berkaitan dengan realitas dan aritmatika saat ini menggaris bawahi substansi
pentingnya kehadiran realitas meskipun faktanya realitas tidak dapat ditampilkan sebagai sesuatu
yang ada. Hal inilah yang mendorong konsentrasi dalam kosmologi yang mencakup hal-hal magis
namun memiliki fakta esensial. Dalam lingkup metafisika, hal ini juga diterima bahwa alam semesta
adalah esensial untuk ruang dengan sifat tak terbatas. Berkenaan dengan aritmatika, hal ini
dipandang sebagai sesuatu yang asli dalam terang mistisisme. Tugasnya dengan cara ini mendukung
peningkatan berbagai ilmu pengetahuan baik dalam inovasi maupun sosiologi agar sesuai dengan
keberadaan manusia. Dasar pemikiran numerik yang kita sadari saat ini sangat penting untuk efek
lanjutan dari pertimbangan tokoh-tokoh di atas yang mencari kebenaran dalam terang logika
terhadap fisik dan mistis.

Dalam penyelidikan penalaran sains, pandangan robotik ini membuat sains terpisah dari kekuasaan.
Hal ini membuat sains terpisah dari agama. Realitas sebab akibat yang ada di alam adalah dasar
pemikiran sains. Dengan sains saat ini, kita dapat memahami apa yang terjadi di alam secara robotik.
Standar positivistik, sains, ilmu fisika, dan ilmu pengetahuan membantu para peneliti dengan
pemeriksaan utama dalam membuat inovasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Keadaan dan
hasil logis yang diharapkan dalam tindakan logis ini diterima sebagai sesuatu yang positif.

Sesuai dengan Nasr, realisme tidak dapat mengekspresikan banyak hal tentang faktor-faktor nyata
yang kompleks, kekuatan lebih solid untuk memahami faktor-faktor nyata ini. Sakralisasi ilmu
pengetahuan tidak memisahkan ketajaman dan lebih jauh lagi proporsi. Dengan cara ini, Nasr
menawarkan sebuah hipotesis tentang ilmu pengetahuan yang disucikan yang bergantung pada cara
berpikir yang langgeng, mengingat fakta bahwa Nasr perlu mengingatkan kita sebagai peneliti dan
orang-orang masa kini, bahwa membawa kembali unsur dunia lain ke dalam kehidupan sekarang
sangatlah penting. Perenialisme secara umum mengakui keberadaan semua sudut pandang yang ada
di planet ini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, yang dapat diproses oleh otak maupun
yang tidak dapat diproses oleh jiwa.

Charles S. Peirce terkenal sebagai organisator di balik realisme, ia dipengaruhi oleh Kant dan Hegel.
Peirce mengatakan bahwa isu-isu termasuk isu-isu yang kuat dapat ditangani dengan asumsi kita
fokus pada hasil yang berguna dari pemahaman pertimbangan yang berbeda. Kepraktisan muncul
pada tahun 1878 ketika Peirce mendistribusikan makalah "Bagaimana Membuat Pikiran Kita
Dipahami".

Masalah yang paling menjengkelkan dalam rentang kemajuan adalah pemisahan domain aktual dari
yang kuat, yang mendalam dari yang material. Jadi kemungkinan perspektif manusia saat ini adalah
cara untuk condong ke arah materialitas untuk menghindari dunia lain. Dengan demikian, perjalanan
eksistensi manusia saat ini umumnya menyatu dengan pemikiran-pemikiran materialistik, yang
membawa kepada pengabaian terhadap sesuatu yang bersifat surgawi dan suci. Sejak peristiwa
kemurtadan, ada berbagai masalah yang terjadi di zaman sekarang, khususnya dalam ilmu
pengetahuan saat ini, di mana sesuai dengan ilmu pengetahuan saat ini, materi sains lebih baik
daripada digunakan sebagai teknik tersendiri untuk mencapai kebenaran, serta menggantikan
mistisisme dan ketiadaan perkembangan dunia lain dalam diri kita.

Gagasan tentang kekuasaan dalam sudut pandang cara berpikir Pendidikan Islam memainkan peran
penting. Dalam masyarakat yang berkembang, di tengah kemajuan dan peningkatan zaman dalam
periode globalisasi ini, tugas dan kemampuan Cara Berpikir Pelatihan Islam semakin signifikan,
mengingat fakta bahwa cara berpikir ini adalah premis metodologi dan kompas perjalanan sekolah
Islam. Manusia adalah komponen utama dalam cara berpikir pelatihan serta guru yang memutuskan
dan memberikan pendidikan kepada murid-muridnya. Selain itu, orang-orang dengan segerombolan
karunia yang diberikan kepada mereka dapat mengatasi masalah-masalah instruktif. Ini adalah salah
satu sebab mengapa orang bisa menjadi khalifah.

C. Kontribusi Epistemologi

Epistemologi mengkaji bagaimana informasi diperoleh. Seperti yang diindikasikan oleh Jujun S.
Suriasumantri, percaya adalah sebuah gerakan psikologis yang dapat menciptakan sebuah ilmu
pengetahuan. Teknik logika diperlukan, lebih spesifiknya dengan mengungkap operasi otak sehingga
memudahkan jiwa untuk menggerakkan gerakan penalaran. Strategi logis adalah pendirian yang
digunakan dalam epistemologi ilmu pengetahuan. Strategi logis adalah teknik yang digunakan oleh
ilmu pengetahuan dalam mengumpulkan informasi yang asli. Dengan demikian, wajar jika
pendekatan teknik logis menyebabkan ilmu pengetahuan memiliki kualitas tertentu, misalnya,
bijaksana dan telah teruji.
Sekolah Islam dan pengaturan epistemologi memiliki kepentingan penting untuk struktur informasi,
karena itu adalah hal yang harus tetap dipertahankan. Struktur pelatihan Islam menjadi tertata,
karena memiliki dasar yang kuat. Landasan epistemologis ilmu pengetahuan adalah strategi logis,
yaitu bagaimana ilmu pengetahuan diselesaikan dalam mengumpulkan informasi yang asli. Strategi
logis adalah metodologi dalam mendapatkan informasi. Dengan demikian, sains adalah informasi
yang didapatkan melalui teknik-teknik logis. Dengan demikian, strategi logis adalah penentu apakah
suatu informasi menjadi ilmu pengetahuan, sehingga memiliki kemampuan yang vital dalam
membangun ilmu pengetahuan.

Epistemologi diperlukan dalam cara berpikir pelatihan Islam, antara lain, sebanding dengan dasar
pemikiran program pendidikan, yang menyangkut materi apa dan bagaimana cara menyampaikan
informasi kepada para siswa di sekolah. Topik mengapa satu mata pelajaran dijadikan wajib dan
mengapa mata pelajaran lain dijadikan pilihan merupakan penggunaan epistemologi dalam bidang
pelatihan Islam. Beberapa model yang berbeda berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
menyertainya: Teknik mana yang secara umum cocok untuk digunakan dalam siklus instruksional?
Dengan sistem pengajaran yang mana latihan instruksional dilakukan untuk mendapatkan nilai
instruksional yang tepat?.

Pengenalan Program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu upaya besar
dari otoritas publik untuk menggarap hakikat pelatihan di Indonesia, baik dari sisi mental, emosional,
maupun psikomotorik. Melihat kondisi ini, menurut perspektif epistemologi, informasi apa yang
seharusnya diberikan kepada para siswa? Hal ini tentu saja berkaitan dengan wawasan kita tentang
kebutuhan para pemeran pengganti. Kita harus menyadari dan mengetahui perbedaan kapasitas
atau manfaat atau wawasan yang dimiliki anak, tidak semua anak dapat diberikan hal yang sama.

Epistemologi yang digunakan untuk menyusun dan mengembangkan studi pelatihan Islam tidaklah
tunggal, namun beragam. Dengan demikian, epistemologi yang digunakan menentukan gaya logika
yang disampaikan, sehingga kemajuan ilmu pengajaran Islam menjadi terstandarisasi, dapat
diverifikasi, bermanfaat dan filosofis. Hal ini sesuai dengan kemahiran yang terus mengalami
perkembangan dan peningkatan, baik dari segi watak, kepentingan dan klasifikasinya. Maka pada
titik ini, ketika dibawa ke dalam wilayah pengembangan epistemologi ilmu pendidikan Islam, ide
kemahiran dalam Al-Qur'an dianggap sebagai perintah dan inspirasi yang melahirkan kapasitas iqra'
dan qalam sebagai instrumen/perangkat untuk menyusun dan membina ilmu pendidikan Islam.
Pendekatan untuk membina ilmu pelatihan Islam, baik dalam pertemuan derivasi maupun
penerimaan, keduanya membutuhkan kemampuan pendidikan yang muncul dalam kapasitas
berpikir fundamental dan imajinatif serta ditopang oleh kapasitas dan energi untuk membaca dan
mengarang yang tidak pernah padam.

Dengan mempertimbangkan perspektif epistemologis dan standar penalaran ilmu pengetahuan,


peneliti dapat mengkoordinasikan penalaran filosofis dalam rencana penelitian, penerjemahan
informasi, dan penarikan kesimpulan. Hal ini dapat meningkatkan kualitas dan keabsahan eksplorasi,
serta memberikan pemahaman yang lebih luas tentang keunikan yang diteliti.

Selanjutnya, di sinilah pentingnya pendirian epistemologis dalam sekolah Islam yang tidak hanya
melihat observasi dan logika sebagai titik-titik pendukungnya. Meskipun demikian, mazhab ini juga
melihat fakultas, akal, naluri, dan khususnya pengungkapan sebagai sistem dan sumber informasi.
Dengan asumsi pandangan dunia ini dipertahankan, asal-usul dan spekulasi penalaran pelatihan
Islam yang diterapkan pada tujuan, materi instruksional yang akan dikomunikasikan kepada para
siswa akan diketahui, dipahami, dan kemudian dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari definisi, derajat, artikel, dan landasan epistemologi, kita dapat berasumsi bahwa epistemologi
adalah salah satu bagian dari penalaran yang mengatur ilmu pengetahuan, khususnya mengenai
cara, siklus, dan strategi bagaimana informasi diperoleh. Dalam pembahasan ini, epistemologi
pendidikan Islam lebih ditujukan pada teknik atau pendekatan yang dapat digunakan untuk
menyusun ilmu pengetahuan Islam, bukan pada bagian-bagian yang berbeda, karena strategi atau
pendekatan ini paling dekat dengan upaya untuk mengembangkan pendidikan Islam, baik secara
nalar maupun praktis. Epistemologi pengajaran Islam dapat berfungsi sebagai pakar, penyusun,
inovator, dan perekayasa.

D. Kontribusi Aksiologi

Istilah aksiologi berarti studi tentang teori nilai atau apa pun yang dapat bermanfaat atau bernilai.
Nilai adalah fenomena yang tidak terbatas pada ruang dan waktu. Nilai juga merupakan inti dari
logika dan dapat dipahami dengan menggunakan akal. Bidang filsafat ini menyelidiki bagaimana ilmu
digunakan oleh manusia. Aksiologi kaitannya adalah ilmu yang kegiatannya adalah mebicarakan
value atau nilai-nilai kehidupan. Kesimpulannya, aksiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
sesuatu sesuai dengan moral dan nilai-nilainya.

Aksiologi terdiri dari dua hal utama yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat yang
membicarakan tentang perilaku orang baik baik maupun buruk. Sedangkan estetika merupakan
penilaian yang memandang karya manusia berdasarkan indah dan buruknya. Aksiologi memiliki
tujuannya sendiri dalam pendidikan, khususnya pendidikan Islam, yakni:

1. Menjaga dan memberi arah pada keilmuan untuk menemukan kebenaran yang hakiki

2. Menelaah pemilihan objek secara etis dan tidak merendahkan kodrat manusia

3. Pengembangan pengetahuan yang ditarafkan kepada tujuan hidup sejahtera dan


memperhatikan kodrat manusia serta melestarikan lingkungan lewat pemanfaatan ilmu
pengetahuan

Dalam pendidikan Islam, moral merupakan aspek terpenting ketika sedang menempuh ilmu.
Sebagaimana tugas Nabi Muhammad SAW, etika moral turunnya merupakan langsung dari Allah
SWT. Namun, beberapa ilmuwan barat memiliki pemikiran yang berbeda. Dalam hal ini, ilmuwan
barat menyatakan bahwa ilmu dapat digunakan sesukanya baik itu tujuan baik atau buruk.
Sedangkan Islam mengajarkan untuk menempuh ilmu dengan cara baik serta tujuan yang baik pula.
Pendidikan Islam sangat meyakini bahwa ilmu adalah milik Tuhan. Jadi, sejatinya kebaikan dan
keburukan adalah milik Tuhan. Tugas manusia adalah untuk memberikan nilai terhadap perilaku
tersebut. Maka dari itu, dalam penilaian baik dan buruk, Islam memiliki dasar yang universal yatu
Qur’an dan Hadits.

E. Kontribusi Logika

Logika merupakan cabang ilmu filsafat yang berorientasi pada penalaran sekaligus sarana ilmu dan
dasar filsafat. Logika merupakan jembatan penghubung antara filsafat dan ilmu. Teori penalaran
yang sah ini kemudian ditarik menjadi suatu kesimpulan, yakni dengan pertimbangan akal yang
runtut serta dituntut untuk mengandung kebenaran secara isi. Perlu disadari bahwa sesuatu yang
logis akan mudah diterima akal dan pikiran kita, sedangkan akal kita akan kesulitan berpikir terhadap
sesuatu yang tidak logis. Jadi, logika diperlukan dalam kehidupan manusia untuk mengetahui kapan
berpikir logis dan kapan berpikir tidak logis. Logika ada di mana-mana dan pada waktunya.
Logika memiliki beberapa macam, yakni logika alamiah, logika ilmiah, dan logika tradisional. Yang
pertama, logika alamiah berarti bahwa manusia berpikir berdasarkan kudrat atau fitrahnya. Logika
memiliki umur sebanding dengan usia manusia karena sejak lahir dia memiliki akal. Berarti sejak
saat itu, logika hanya ada dalam bentuknya yang sederhana, alamiah, dan belum berkembang secara
ilmiah dalam bentuk yang lebih kompleks sama seperti manusia. Hubungannya dengan filsafat
adalah logika memberikan bimbingan secara sistematis untuk menguasai pola pikir yang ada di ilmu
filsafat. Pada alaminya, filsafat adalah murni pemikiran dari sekelompok manusia.

Kedua, logika ilmiah memperhalus serta membantu menajamkan pemikiran seseorang. Berkat
adanya logika ilmiah, seseorang dapat menggagas sesuatu dengan halus dan terperinci.
Hubungannya dengan ilmu filsafat adalah cabang ini ini juga bertujuan untuk menghindari kesesatan
dalam menyimpulkan suatu pemikiran. Apabila dibagi berdasarkan objeknya, logika dapat dibagi
menjadi dua yakni logika formal dan material. Logika formal merupakan cabang ilmu yang
mempelajari asas-asas dan hukum berpikir yang harus ditaati dan bagaimana cara berpikir agar
sampai pada penyimpulan yang benar dan akurat. Sedangkan logika material merupakan cabang
ilmu yang mempelajari tentang bagaimana gagasan tersebut dapat muncul, apa saja yang menjadi
faktor, dan akhirnya dirumuskan menjadi suatu gagasan. Singkatnya, logika digunakan untuk
membantu suatu individu berpikir secara rasional, lurus, dan tertib. Sehingga orang-orang tersebut
akan mampu dan mau tidak mau memaksa dirinya untuk mencintai akan kebenaran dari suatu
penyimpulan yang telah dipikirkannya. Ketiga, logika tradisional merupakan cabang ilmu mengenai
cara berpikir dengan penyimpulan yang sah, artinya cocok dan sesuai dengan pertimbangan
sehingga dapat dilacak kembali. Dalam logika tradisional, pola pikir yang salah terkadang dapat
disimpulkan pernyataan yang benar. Begitupun sebaliknya, pola pikir yang benar dapat disimpulkan
pernyataan yang salah. Sebagai contoh, pernyataan malaikat adalah benda fisik merupakan salah,
dan pernyataan batu adalah malaikat adalah salah. Namun, batu adalah benda fisik adalah benar.
Hubungannya dengan filsafat adalah tanpa pembuktian yang sah, maka suatu pemikiran
(kesimpulan) tidak dapat dikatakan sebagai valid.

Dalam pendidikan, setelah pernyataan-pernyataan dibuat berdasarkan ide-ide yang muncul dalam
pikiran, tahap berikutnya adalah proses nalar yang menghasilkan ide-ide baru sebagai kesimpulan
atau sebagai respons terhadap hal-hal atau peristiwa yang dilihat. Penyimpulan adalah proses
berpikir manusia yang dimulai dengan mengevaluasi atau mempertimbangkan apa yang sudah
diketahui dan kemudian menghasilkan pengetahuan baru. Kesimpulannya, tindakan penimbangan
(judgement) berdasarkan pemikiran yang logis adalah kunci untuk mendapatkan kesimpulan baru
yang benar. Berpikir logis di dalam bidang pendidikan sangat penting. Memahami konsep,
memahami hubungan antara konsep dan pesan yang dipahami, dan kemampuan untuk
memverifikasi pesan untuk membantu suatu individu membuat penyimpulan yang baik dan benar
dalam pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai