Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Turunnya Kitab Taurat

ASTALOG.COM – Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percayai serta kita imani.
Salah satunya ialah kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa as.

Turunnya Kitab Taurat

Kitab Taurat merupakan kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa AS untuk membimbing
kaumnya Bani Israil yang ditulis dengan menggunakan bahasa Ibrani. Ketika masih remaja, nabi Musa as
pernah memukul seorang pemuda dari suku qibti hingga mati. Karena suku Qibti termasuk pendukung
raja Fir’aun, rajapun berusaha menangkap nabi Musa as.

Saat itu nabi Musa as berusaha melarikan diri ke negeri Madyan. Di negeri ini Allah SWT menakdirkan
nabi Musa as bertemu dengan nabi Syu’aib as dan dijodohkan dengan anaknya yang bernama Safira.
Setelah cukup lama di Madyan, nabi Musa as meminta izin kepada nabi Syu’aib as untuk kembali ke
mesir untuk menengok orang tuanya. Ketika dalam perjalanan di atas bukit yang bernama Tuwa, Nabi
Musa as melihat api. Beliaupun minta izin kepada istri dan anaknya untuk mendatangi api tersebut.

Setelah sampai, beliau melihat sebuah sinar yang sangat terang. Pada saat itulah adanya pertanda dari
Allah SWT, Nabi Musa as menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi Nabi atau Rasul, sedangkan
kitab Taurat turun ketika Nabi Musa as meninggalkan kaumnya, Bani Israil, selama 40 hari ke bukit
Tursina atau Sinai.

Isi Pokok Kitab Taurat

Kitab Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab ini
berlaku hanya bagi Nabi Musa as. dan Bani Israil.

Kitab Taurat ini hanyalah salah satu bagian dari Kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia/Al Kitab
(terdiri dari Thora, Nabiin, dan Khetubiin). Di kemudian hari orang Kristen menamainya Perjanjian Lama
(Old Testament). Konon Taurat yang tertuang dalam Perjanjian Lama tersebut berasal dari Nabi Musa as.
dan dibagi menjadi lima kitab yaitu:

a. Kitab Kejadian (Genesis)

Kitab ini berisi kisah kejadian alam semesta, kejadian Adam dan Hawa serta dikeluarkannya mereka dari
surga, dan turunnya Adam , dan sejumlah Nabi sampai Yusuf as.

b. Kitab Keluaran (Exodus)

Kitab ini berisi kisah tentang keluarnya Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as. akibat
penindasan Fir’aun, keberadaan Musa di Padang Tih, Semenanjung Sinai selama 40 tahun, munajat Musa
as. terhadap Yahwe (Allah SWT), sampai turunnya Sepuluh Perintah.

Adapun isi 10 perintah adalah sebagai berikut:

1. Hormati dan cintai satu Allah.

2. Sebutlah nama Allah dengan hermat.

3. Kuduskanlah hari Tuhan (hari Sabat, yaitu hari ke-7 setelah bekerja selama enam hari dalam seminggu)

4. Hormatilah ibu dan bapakmu.

5. Jangan membunuh.

6. Jangan bercabul.

7. Jangan mencuri.

8. Jangan berdusta.

9. Jangan ingin berbuat cabul.

10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

c. Kitab Imamat (Leviticus)

Kitab ini berisi berisi kumpulan hukum/syariat dalam agama Yahudi.

d. Kitab Bilangan (numbers)


Kitab ini menerangkan jumlah keturunan dua belas Bani Israil pada zaman Nabi Musa as.

e. Kitab Ulangan (Deuteronomy)

Kitab ini berisi pengulangan kisah kepergian Bani Israil dari Mesir dan pengulangan kumpulan peraturan.

PENYEBARAN AJARAN TAURAT

Pendahuluan

Kitab suci taurat atau perjanjian lama merupakan kitab suci agama yahudi. Kitab ini ditiurunka kepada
Nabi Musa yang diturunkan di bukit Sinai.dan kitab ini diperuntukan bagi bangsa israil.Kitab taurat
terkenal dengan sepuluh firman tuhan selain itu taurat mempunyai banyak ajaran yang mana mirip
dengan islam . Dalam makalah ini akan dibahas tentang apa itu taurat.

Rumusan Masalah

1. Apa itu Taurat?

2. Bagaimana ajaran-ajaran pokok taurat?

3. Bagaimana penyebaran ajaran taurat?

Pembahasan

A. Taurat

Kata suci Taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang berarti syariat atau hukum. Kitab Taurat sendiri
memang diturunkan dalam bahasa Ibrani.Ada beberapa kitab yang dianggap sebagai kitab suci agama
yahudi seperti Torah(Taurat), Talmud, Septuaginta dan Pentateuch. Tetapi sebetulmya intinya adalah
kitab taurat,yang dinamakan kitab perjanjian lama. Kitab suci agama yahudi merupakan bagian kitab suci
agama Kristen. Karena bersama-sama perjanjian baru yang disusun isa disebut Bibel atau al-Kitab yang
aslinya terdiri dari Taurat dan Injil.Tujuh lima persen isi al-Kitab adalah perjanjian lama.

Umat Yahudi tidak mengakui kitab Perjanjian baru sebagai kitab suci. Sebaliknya selain dari Taurat
mereka masih mengakui kesucian berupa kitab yaitu Talmud yang merupakan suatu himpunan tafsiran
tentang kitab suci yang pertama yaitu taurat. Kitab Talmud merupakan sebuah ensiklopedi tentang
hukum peradaban,kemanusiaan dan ketuhanan.[1]

Inti ajaran yahudi terkenal dengan “Sepuluh Firman Tuhan” atau Ten Commandements atau Decalogue.
Kesepuluh perintah Tuhan tersebut diterima oleh nabi Musa di Bukit Sinai (Tur Sina) ketika terjadi dialog
langsung antara Tuhan dengan Musa. Firman tuhan tersebut langsung ditulis di sobekan kulit-kulit
binatang atau batu. Sepuluh firman Tuhan atau wasiat sepuluh tersebut adalah

1. Dilarang menyembah selain Allah

2. Dilarang menyembah berhala

3. Dilarang menyebut nama Allah dengan main-main

4. Wajib memuliakan hari Sabtu

5. Wajib memuliakan ayah dan Ibu

6. Dilarang membunuh sesame manusia

7. Dilarang berzina

8. Dilar ang Mencuri

9. Dilarang bersaksi Palsu

10. Dilarang mengingin istri dan hak milik orang lain

Sepuluh firman tersebut ternyata mengandung aspek-aspek akidah,ibadah,syari’ah,hukum dan etika.

A. Ajaran Taurat

1. Ajaran Tuhan

Agama Yahudi percaya kepada Tuhan Yang Esa,tetapi Tuhan yang hanya khusus untuk Bani Israil bukan
Tuhan untuk bangsa lain. Mereka tidak pernah menyebut nama Tuhan dengan langsung karena mungkin
akan mengurangi kesucian-Nya.Oleh sebab itu orang Israel melambangkan-Nya dengan huruf mati
YHWH,tanpa bunyi. Lambang ini bisa dibaca YaHWeh arau Yo-Ho-We.[2]

2. Ajaran Tentang Manusia


Orang yahudi sangat menaruh perhatian kepaa manusia tetapi mereka bukan sekedar mencari fakta
belaka mengenai manusia itu. Mereka ingin memperoleh pengertian tentang keadaan hidup manusia
agar supaya dapat mengerahkan kemampuan kreatif yang paling tinggi yang mampu dicapai manusia.

3. Ajaran Tentang Ibadah

Di antara perintah yang berhubungan dengan ibadah ialah larangan menyebut nama YeHoVah dengan
cara bermain-main dan mensucikan hari Sabtu.Perintah unuk tidak menyembah berhala nampaknya sulit
mereka lakukan atauu mereka patuhi karena masih banyak peninggalana kepercayaan-kepercayaan kuno
atau pengaruh kepercayaan berbagai suku bangsa lain yang tidak begitu saja mereka tinggalkan.Seperti
penyembahan terhadap patung,anak lembu ,kambing atau anak dalam kandungan seperti yang disebut
dalam taurat mereka. Jenis-jenis peribadatan mereka hampir sama dengan islam dalam arti mereka juga
mengenal sembahyang,korban,puasa,khitan dan sebagainya.

a. Sembahyang

Orang Yahudi melakukan sembahyang 3 kali sehari setiap jam yaitu jam 9, 11, dan 3. Sedangkan dalam
kitab Talmud ditetapkan 3 sembahyang dalam sehari semalam dengan sembahyang pagi,siang dan
malam.[3]

b. Korban

Korban dalam bentuk penyembelihan atau pembakaran bintang temasuk ibadah yang penting dalam
agam yahudi. mereka mengenal 3 jenis korban yaitu: korban perdamaian, korban pemujaan dan korban-
korban lain.

c. Puasa

Ada beberapa jenis puasa yang mereka lakukan,seperti puasa untuk memperingati kejadian-kejadian
bersejarah yang mereka sebut “puasa kecil” ada juga “puasa sembilan hari” atau puasa berduka cita,
tidak boleh minum anggur dan makan daging, “puasa tiga minggu” yang di dalam waktu itu tidak boleh
melakukan pesta perkawinan.
d. Khitan

Dilakukan pada hari kedelapan dari lahirnya seorang bayi dan sekaligus diberi nama

e. Hari-hari Suci Yahudi

Hari Paskah yaitu hari raya yang dipestakan untuk mereyakan pembebasan orang-orang Israel dari
perbudakan di Mesir.Hari pantekosta , yaitu hari yang kelima pulu pesta pasca panen. Hari Perdamaian
Besar yaitu sepuluh bulan ke tujuh menurut kalender Yahudi semua orang berpuasa dan berkorban
untuk menghapus dosa.[4]

4. Ajaran tentang Syariah

Jika dibandingkan dengan hukum-hukum kuno yang lain, hukum yahudi dianggap yang paling unggul dan
lebih manusiawi hal ini dikarenakan orang tidak boleh menganiaya sesame, tidak boleh meramas barang-
barang orang lain, tidak boleh menahan upah buruh, hormat kepada orang tua dan sebagainya.

5. Etika Yahudi

Tidak kurang dari 613 perintah yang ada kaitannya dengan tingkah laku manusia dalam perjanjian lama.
Etika Yahudi didasarkan kepada perjanjian lama, kitab Talmud dan interpretasi para rahib dalam
mengemukakan ide-ide dalam bidang etika.

Kesucian adalah dasar suatu sistem undang-undang agama dan moral. Kesucian mengandung dua aspek
positif dan negatif. Aspek negatif menuntut umat Yahudi agar meninggalkan keberhalaan yang
menjijikansedangkan aspek positifnya adalah berpegang teguh kepada kepercayaan dan peibadatan yang
telah diwahyukan Tuhan kepada mereka.Kebenran dianggap sebagai dasar hakiki etika Yahudi, orang
yahudi tidak akan dicintai Tuhan bila tidak berpegang teguh kepada kebenaran.Mencintai orang lain
sebagaimana mencintai diri sendiri terasuk bentuk kebenaran.

Ajaran etika Yahudi selanjutnya dijumpai dalam kitab Talmud seperti berdosa apabila seorang
mengacungkan tinjunya kepada orang lain walaupun tidak jadi memukulnya memberikan keterangan
yang tidak yang tidak yakin benarnya walaupun ternyata benar akhirnya. Talmud melarang yang disebut
genebath death atau mencuri pikiran yaitu suatu perbuatan atau omongan yang berpura-pura.

Di samping itu Talmud memerintahkan orang untuk bebuat kebaikan dan kebajikan atau gemeluth
Chasadim berbuat baik kepada sesame manusia karena kebaikan Tuhan. Perbuatan yang sangat
dianjurkan seperti : mengunjungi orang sakit, member makan fakir miskin, melayat, menghibur orang
yang sedang berkabung ,mengajak orang berbuat baik,sopan santun dan hormat-menghormati.

B. Perkembangan Taurat
Periode Musa dianggap sebagai periode terpenting dari periode-periode perkembangan agama yahudi.
Periode ini adalah periode yan telah memberikan kepada agama yahudi kepada pilar-pilar dan dasar-
dasar utamanya pada level akidah dan hukum serta pada level ibadah.Pilar-pilar dan dasar ini berdasar
kepada wahyu Tuhan sebagai sumber asasi bagi akidah dan syari’at. Pada saa itu jelaslah tanda-tanda
keagamaan moralitas yang barangkali untuk pertama kalinya dalam sejarah agama yahudi.[5]

Sepeninggal Nabi Musa,bani Israel melupakan Tuhannya-Yehovah kembali. Mereka mulai memuja patung
anak lembu emas lagi yang mereka buat sendiri. Karena pelanggaran dan keingkaran ini mereka harus
menanggung kepahitan hidup mengembara lagi selama 40 tahun di padang tandus.[6]

Pada waktu Samuel penyelewengan terhadap ibadah mulai bisa diatasi dan saat itu Yahudi
menginginkaan seorang raja. untuk memipin mereka seperti bangsa-bangsa lain.Dan raja pertama
adalah Saul,dan raja kedua adalah Daud di masa inilah Yahudi mencapai puncak kekuasaanya dan ajaran
taurat bisa ditegakan kembali,pada masa Sulaiman di bangunnya Haikal di yerussalem sebagai tempat
peribadatan seluruh negeri.

Setelah Sulaiman Israel pecah menjadi dua dan Israel kembali meyembah berhala lalu nabi Eliyah ada di
antara mereka dan kembali mengingatkan mereka untuk menyembah tuhan dan diikiuti nabi Amos dan
hosea.tahun 738 SM bangsa Assiria menyerang mereka dan menempatkan mereka dalam perbudakan
dan kesengsaraan.Tahun 586 SM Nebukadnezar raja Babilonia menyerang yerussalem dan
menghancurkan kota itu sampai rata dengan tanah,kemudian semua pemimpin Yehuda dibuang ke
Babilonia.

Tahun-tahun berikutnya umat yahudi terpencar ke seluruh permukaan bumi.Dan sudah mulai adanya
penterjemahan taurat ke dalam bahasa asing yang pertama kali adalah bahasa jerman.Terjemahan ini
dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan dalam bahasa yahudi sendiri dan juga dibangun lembaga-
lembaga pendidikan Yahudi Modern.

Penutup

Kata suci Taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang berarti syariat atau hukum, Kitab taurat
diturunkan kepada bangsa Israel. Pada masa Musa kitab taurat mengajarkan aspek-aspek
akidah,ibadah,syari’ah,hukum dan etika. Sepeninggal Musa bangsa Israel kembali menyembah kepada
berhala dan pada masa nabi Daud ajaran taurat bisa kembali ditegakan.setelah sepeninggal Daud bangsa
isarel kembali menyembah kepada berhala dan turunlah nabi Eliyah,Amos dan hasea. Mereka
mengingatkan kembali untuk menyembah kepada tuhan bukan berhala.
Tahun 738 SM mereka diserang oleh bangsa assyiria dan menjadikan mereka budak dan tahun 586 SM
Nebukadnezar raja Babilonia menyerang yerussalem stelah itu Israel menyebar seluruh permukaan
bumi.

itab Suci

Nabi Musa Memperoleh Kitab Taurat

Nabi Musa Memperoleh Kitab Taurat

Posted by: admin

Dalam perjalanan menuju Thur Sina setelah melintasi lautan di bahagian utara dari Laut Merah dan
setelah mereka merasa aman dari kejaran Fir’aun dan kaumnya. Bani Isra’il yang dipimpin oleh Nabi
Musa itu melihat sekelompok orang-orang yang sedang menyembah berhala dengan tekunnya.
Berkatalah mereka kepada Nabi Musa : “Wahai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala
sebagaimana mereka mempunyai berhala-berhala yang disembah sebagai tuhan.” Musa menjawab:
“Sesungguhnya kamu ini adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sehat. Persembahan
mereka itu kepada berhala adalah perbuatan yang sesat dan bathil serta pasti akan dihancurkan oleh
Allah. Patutkah aku mencari tuhan untuk kamu selain Allah yang telah memberikan kurnia kepada kamu,
dengan menyelamatkan kamu dari Fir’aun, melepaskan kamu dari perhambaannya dan penindasannya
serta memberikan kamu kelebihan di atas umat-umat yang lain.Sesungguhnya suatu permintaan yang
aneh dari kamu, bahwa kamu akan mencari tuhan selain Allah yang demikian besar nikmatnya atas
kamu, Allah pencipta langit dan bumi serta alam semesta. Allah yang baru saja kamu saksikan kekuasaan-
Nya dengan ditenggelamkannya Fir’aun berserta bala tentaranya untuk keselamatan dan kelangsungan
hidupmu.”

Perjalanan Nabi Musa dan Bani Isra’il dilanjuntukan ke Gurun Sinai di mana panas matahari sangat
teriknya dan sunyi dari pohon-pohon atau bangunan di mana orang dapat berteduh di bawahnya. Atas
permohonan Nabi Musa yang didesak oleh kaumnya yang sedang kepanasan diturunkan oleh Allah di
atas mereka awan yang tebal untuk mereka bernaung dan berteduh di bawahnya dari panas teriknya
matahari. Di samping itu tatkala bekalan makanan dan minuman mereka sudah berkurangan dan tidak
mencukupi keperluan. Allah menurunkan hidangan makanan “manna” – sejenis makanan yang manis
sebagai madu dan “salwa” – burung sebangsa puyuh dengan diiringi firman-Nya: “Makanlah Kami dari
makanan-makanan yang baik yang Kami telah turunkan bagimu.”

Demikian pula tatkala pengikut-pengikut Nabi Musa mengeluh kehabisan air untuk minum dan mandi di
tempat yang tandus dan kering itu, Allah mewahyukan kepada Musa agar memukul batu dengan
tongkatnya. Lalu memancarlah dari batu yang dipukul itu dua belas mata air, untuk dua belas suku
bangsa Isra’il yang mengikuti Nabi Musa, masing-masing suku mengetahui sendiri dari mata air mana
mereka mengambil keperluan airnya. Bani Isra’il pengikut Nabi Musa yang sangat manja itu, merasa
masih belum cukup atas apa yang telah Allah berikan kepada mereka yang telah menyelamatkan mereka
dari perhambaan dan penindasan Fir’aun, memberikan mereka hidangan makanan dan minuman yang
lazat dan segar di tempat yang kering dan tandus mereka menuntut lagi dari Nabi Musa agar memohon
kepada Allah menurunkan bagi mereka apa yang ditumbuhkan oleh bumi dari rupa-rupa sayur-mayur,
separti ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah karena mereka tidak puas dengan satu
macam makanan.

Terhadap tuntutan mereka yang aneh-aneh itu berkatalah Nabi Musa: “Maukah kamu memperoleh
sesuatu yang rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari apa yang lebih baik yang telah Allah
kurniakan kepada kamu? Pergilah kamu ke suatu kota di mana pasti kamu akan dapat apa yang telah
kamu inginkan dan kamu minta.”

Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah “Al-A’raaf ayat 138 sehingga 140 dan
160 ; serta surah “Al-Baqarah” ayat 61 yang berbunyi sebagai berikut : “138 Dan Kami seberangkan Bani
Isra’il ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah
berhala, mereka (Bani Isra’il) berkata: “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala)
sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)”. Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini
adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. 139 Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan
kepercayaan yang dianutnya dan akan batal yang selalu mereka kerjakan. 140 Musa berkata:
“Patuntukah aku mencari tuhan untuk kamu yang selain dari Allah, padahal Dialah yang telah
melebihkan kamu atas segala umat”. ( Al-A’raaf : 138 140 )

“160 Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami
wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu”.
Maka memancarlah darinya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum
masing-masing. Dan Kami naungkan Awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan
salwa. (Kami berfirman): “Makanlah baik-baik dari apa yang Kami telah rezekikan kepadamu.” Mereka
tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.” ( Al-A’raaf : 160 )

“61 Dan ingatlah ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak boleh sabar (tahan) dengan satu macam
makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, Agar Dia mengeluarkan bagi kami
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang
adasnya dan bawah merahnya.” Musa berkata: “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai
pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperolehi apa yang kamu minta.”
( Al-Baqarah : 61 )

Menurut riwayat sementara ahli tafsir, bahawasanya tatkala Nabi Musa berada di Mesir, ia telah berjanji
kepada kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yang dapat digunakan sebagai pedoman hidup
yang akan memberi bimbingan dan sebagai tuntunan bagaimana cara mereka bergaul dan bermuamalah
dengan sesama manusia dan bagaimana mereka harus melakukan persembahan dan ibadah mereka
kepada Allah. Di dalam kitab suci itu mereka akan dapat petunjuk akan hal-hal yang halal dan haram,
perbuatan yang baik yang diredhai oleh Allah di samping perbuatan-perbuatan yang mungkar yang dapat
mengakibatkan dosa dan murkanya Tuhan.

Maka setelah perjuangan menghadapi Fir’aun dan kaumnya yang telah tenggelam binasa di laut, selesai,
Nabi Musa memohon kepada Allah agar diberinya sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman dakwah
dan risalahnya kepada kaumnya. Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar untuk itu ia berpuasa selama
tiga puluh hari penuh, yaitu semasa bulan Zulkaedah. Kemudian pergi ke Bukit Thur Sina di mana ia akan
diberi kesempatan bermunajat dengan Tuhan serta menerima kitab penuntun yang diminta.

Setelah berpuasa selama tiga puluh hari penuh dan tiba saat ia harus menghadap kepada Allah di atas
bukit Thur Sina Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dengan Tuhannya dalam keadaan mulutnya
berbau kurang sedap akibat puasanya. Maka ia menggosokkan giginya dan mengunyah daun-daunan
dalam usahanya menghilangkan bau mulutnya. Ia ditegur oleh malaikat yang datang kepadanya atas
perintah Allah. Berkatalah malaikat itu kepadanya: “Hai Musa, mengapakah engkau harus menggosokkan
gigimu untuk menghilangkan bau mulutmu yang menurut anggapanmu kurang sedap, padahal bau
mulutmu dan mulut orang-orang yang berpuasa bagi kami adalah lebih sedap dan lebih wangi dari
baunya kasturi. Maka akibat tindakanmu itu, Allah memerintahkan kepadamu berpuasa lagi selama
sepuluh hari sehingga menjadi lengkaplah masa puasamu sepanjang empat puluh hari.”

Nabi Musa mengajak tujuh puluh orang yang telah dipilih diantara pengikutnya untuk menyertainya ke
bukit Thur Sina dan mengangkat Nabi Harun sebagai wakilnya mengurus serta memimpin kaum yang
ditinggalkan selama kepergiannya ke tempat bermunajat itu. Pada saat yang telah ditentukan tibalah
Nabi Musa seorang diri di bukit Thur Sina mendahului tujuh puluh orang yang diajaknya turut serta. Dan
ketika ia ditanya oleh Allah: “Mengapa engkau datang seorang diri mendahului kaummu, hai Musa?” Ia
menjawab: “Mereka sedang menyusul di belakangku, wahai Tuhanku. Aku cepat-cepat datang lebih
dahulu untuk mencapai ridha-Mu.”
Berkatalah Musa dalam munajatnya dengan Allah: “Wahai Tuhanku, nampakkanlah zat-Mu kepadaku,
agar aku dapat melihat-Mu” Allah berfirman: “Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi cobalah
lihat bukit itu, jika ia tetap berdiri tegak di tempatnya sebagaimana sedia kala, maka niscaya engkau akan
dapat melihat-Ku.” Lalu menolehlah Nabi Musa mengarahkan pandangannya kejurusan bukit yang
dimaksudkan itu yang seketika itu juga dilihatnya hancur luluh masuk ke dalam perut bumi tanpa
menghilangkan bekas. Maka terperanjatlah Nabi Musa, gementarlah seluruh tubuhnya dan jatuh
pingsan.

Setelah ia sadar kembali dari pingsannya, bertasbih dan bertahmidlah ia seraya memohon ampun
kepada Allah atas kelancangannya itu dan berkata: “Maha Besarlah Engkau wahai Tuhanku, ampunilah
aku dan terimalah taubatku dn aku akan menjadi orang yang pertama beriman kepada-Mu.” Dalam
kesempatan bermunajat itu, Allah menerimakan kepada Nabi Musa kitab suci “Taurat” berupa kepingan-
kepingan batu-batu atau kepingan kayu menurut sementara ahli tafsir yang di dalamnya tertulis segala
sesuatu secara terperinci dan jelas mengenai pedoman hidup dan penuntun kepada jalan yang diredhai
oleh Allah.

Allah mengiring pemberian “Taurat” kepada Musa dengan firman-Nya: “Wahai Musa, sesungguhnya Aku
telah memilih engkau lebih dari manusia-manusia yang lain di masamu, untuk membawa risalah-Ku dan
menyampaikan kepada hamba-hamba-Ku. Aku telah memberikan kepadamu keistimewaan dengan
dapat bercakap-cakap langsung dengan Aku, maka bersyukurlah atas segala kurnia-Ku kepadamu dan
berpegang teguhlah pada apa yang Aku tuturkan kepadamu. Dalam kitab yang Aku berikan kepadamu
terhimpun tuntunan dan pengajaran yang akan membawa Bani Isra’il ke jalan yang benar, ke jalan yang
akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka. Anjurkanlah kaummu Bani Isra’il agar
mematuhi perintah-perintah-Ku jika mereka tidak ingin Aku tempatkan mereka di tempat-tempat orang-
orang yang fasiq.”

Bacalah tentang kisah munajat Nabi Musa ini, surah “Thaha” ayat 83 dan 84 dan surah “Al-a’raaf” ayat
142 sehingga ayat 145 sebagaimana berikut : “83 Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu,
hai Musa?” 84 Berkata Musa: “Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepadamu ya
Tuhanku, agar supaya Engkau redha kepadaku.” ( Thaha : 83 84 )

“142 Dan Kami telah janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh
malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah
waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, yaitu
Harun: “Gantilah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan
orang-orang yang membuat kerusakkan”. 143 Dan tatkala Musa datang untuk (munajat) dengan (Kami)
pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah
Musa: “Ya Tuhanku nampakkanlah (Zat Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan
berfirman: “Kamu sesekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di
tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku.” Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung
itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa
sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada-Mu dan aku orang yang pertama
beriman.” 144 Allah berfirman: “Hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu lebih dari manusia yang lain
(di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku sebab itu berpegang
teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang
bersyukur.” 145 Dan Kami telah tuliskan untuk Musa luluh (Taurat) segala sesuatu sebagai pengajaran
bagi sesuatu. Maka Kami berfirman: “Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu
berpegang kepada (perintah-perintahnya) yang sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan
kepadamu negeri orang-orang yang fasiq.” ( Al-A’raaf: 142 145 )

KITAB TAURAT

Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq

Guru Pengampu : Ibu Nur Ida Fitriyani, S.Pd I


Disusun Oleh :

1. Abidur Rohman

KELAS VIII A

MTs NEGERI BONANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percayai serta kita imani. Jumlah kitab Suci
sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an juga hadist. Selain dari kitab Allah yang diturunkan kepada
Rasul melalui malaikat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada hadist Nabi Muhammad SAW dan Sahifah-
sahifah/suhuf/lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada Nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.

Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain tau wajib bagi seluruh warga muslim
di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab Suci yang
merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Rasulnya untuk dijadikan pedoman
hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-Qur’an
disebut orang-orang murtad.

Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyu:

1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.

2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS.

3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.

4. Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.


sebagaimana kita ketahui semua bahwa, kitab-kitab yang diturunkn oleh Allah SWT wajib kita imani.
Karena apa yang sudah diutarakan dalam kitab Al-Qur’an, kitab adalah suatu pedoman bagi kehidupan
manusia di dunia dan di akhirat kelak.

2. Rumusan Masalah

a. Jelaskan pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT

b. Jelaskan pengertian dan sejarah Kitab Taurat

c. Jelaskan isi pokok Kitab Taurat

d. Sebutkan dalil kebenaran adanya Kitab Taurat

e. Jelaskan Fungsi dan tujuan Kitab Taurat

3. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT

b. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah Kitab Taurat

c. Untuk mengetahui isi pokok Kitab Taurat

d. Untuk mengetahui dalil kebenaran adanya Kitab Taurat

e. Untuk mengetahui Fungsi dan tujuan Kitab Taurat

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT

Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah yaitu mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah swt. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahtu Allah supaya disampaikan
isi dan kandungannya kepada umat manusia.

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT meliputi dua perkara pokok yaitu :

a. meyakini bahwa Allah SWT memiliki beberapa kitab suci yang diwahyukan kepada Rasul-Nya untuk
dijadikan pedoman hidup umatnya.

b. Meyakini kebenaran ajaran yang ada di dalamnya secara mutlak tanpa keragu-raguan sedikitpun.
2. Pengertian dan sejarah Kitab Taurat

Kitab Taurat merupakan kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa AS untuk membimbing
kaumnya Bani Israil yang ditulis dengan menggunakan bahasa Ibrani.

Ketika masih remaja, nabi Musa as pernah memukul seorang pemuda dari suku qibti hingga mati. Karena
suku Qibti termasuk pendukung raja Fir’aun, rajapun berusaha menangkap nabi Musa as.

Saat itu nabi Musa as berusaha melarikan diri ke negeri Madyan. Di negeri ini Allah SWT menakdirkan
nabi Musa as bertemunabi Syu’aib as dan dijodohkan dengan anaknya yang bernama safira. Setelah
cukup lama di Madyan, nabi Musa as meminta izin kepada nabi Syu’aib as untuk kembali ke mesir untuk
menengok orang tuanya. Ketika dalam perjalanan di atas bukit yang bernama Tuwa, Nabi Musa as
melihat api. Beliaupun minta izin kepada istri dan anaknya untuk mendatangi api tersebut. Setelah
sampai, beliau melihat sebuah sinar yang sangat terang. Pada saat itulah adanya pertanda dari Allah SWT
Nabi Musa as menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi Nabi atau Rasul, sedangkan kitab Taurat
turun ketika Nabi Musa as meninggalkan kaumnya, Bani Israil, selama 40 hari ke bukit Tursina atau Sinai.

3. Isi pokok Kitab Taurat

Kitab Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab ini
berlaku hanya bagi Nabi Musa as. dan Bani Israil.

Kitab Taurat ini hanyalah salah satu bagian dari Kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia/Al Kitab
(terdiri dari Thora, Nabiin, dan Khetubiin). Di kemudian hari orang Kristen menamainya Perjanjian Lama
(Old Testament). Konon Taurat yang tertuang dalam Perjanjian Lama tersebut berasal dari Nabi Musa as.
dan dibagi menjadi lima kitab yaitu:

a. Kitab Kejadian (Genesis)

Kitab ini berisi kisah kejadian alam semesta, kejadian Adam dan Hawa serta dikeluarkannya mereka dari
surga, dan turunnya Adam , dan sejumlah Nabi sampai Yusuf as.

b. Kitab Keluaran (Exodus)

Kitab ini berisi kisah tentang keluarnya Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as. akibat
penindasan Fir’aun, keberadaan Musa di Padang Tih, Semenanjung Sinai selama 40 tahun, munajat Musa
as. terhadap Yahwe (Allah SWT), sampai turunnya Sepuluh Perintah.

Adapun isi 10 perintah adalah sebagai berikut :

1. Hormati dan cintai satu Allah.


2. Sebutlah nama Allah dengan hermat.

3. Kuduskanlah hari Tuhan (hari Sabat, yaitu hari ke-7 setelah bekerja selama enam hari dalam
seminggu)

4. Hormatilah ibu dan bapakmu.

5. Jangan membunuh.

6. Jangan bercabul.

7. Jangan mencuri.

8. Jangan berdusta.

9. Jangan ingin berbuat cabul.

10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

c. Kitab Imamat (Leviticus)

Kitab ini berisi berisi kumpulan hukum/syariat dalam agama Yahudi.

d. Kitab Bilangan (numbers)

Kitab ini menerangkan jumlah keturunan dua belas Bani Israil pada zaman Nabi Musa as.

e. Kitab Ulangan (Deuteronomy)

Kitab ini berisi pengulangan kisah kepergian Bani Israil dari Mesir dan pengulangan kumpulan peraturan.

4. Dalil kebenaran adanya Kitab Taurat

Dalil kitab Taurat dijelaskan dalam firman Allah Q.S. Al-Isra’ : 2

‫وواتينا موسى الكتب وجعلنه هدى لبني اسراءيل التتخذوا من دوني وكيلقالى‬

Artinya :” Dan kami berikan kepada Musa, kitab (Taurat) dan kami jadikannya petunjuk
bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku.” (Q.s. Al-
Isra’ : 2).

5. Fungsi dan tujuan Kitab Taurat

Fungsi Kitab Taurat yaitu Sebagai petunjuk bagi Nabi Musa dan bagi Bani Israil untuk beriman
kepada Allah swt.
Tujuan diturunkan Kitab Taurat yaitu :

· Untuk meyakinkan kepada Bani Israil, bahwa Allah itu ada dan Maha Esa.

· Agar manusia hanya menyembah kepada Allah saja.

· Agar manusia berbuat baik kepada ibu bapak.

· Agar manusia tidak berlaku kasar, cuurang dan dusta.

· Agar manusia tidak memiliki barang dengan jalan tidak halal.

BAB III

PENUTUP

1. Simpulan

Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah yaitu mempercayai dan meyakini dengan sepenuh
hati bahwa Allah swt. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahtu Allah
supaya disampaikan isi dan kandungannya kepada umat manusia.

Kitab Taurat merupakan kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa AS untuk
membimbing kaumnya Bani Israil yang ditulis dengan menggunakan bahasa Ibrani.

Kitab Taurat dibagi menjadi lima kitab yaitu :

a. Kitab Kejadian (Genesis)

b. Kitab Keluaran (Exodus)

c. Kitab Imamat (Leviticus)

d. Kitab Bilangan (numbers)

e. Kitab Ulangan (Deuteronomy)

Fungsi Kitab Taurat yaitu Sebagai petunjuk bagi Nabi Musa dan bagi Bani Israil untuk beriman
kepada Allah swt.

Tujuan diturunkan Kitab Taurat yaitu :

· Untuk meyakinkan kepada Bani Israil, bahwa Allah itu ada dan Maha Esa.

· Agar manusia hanya menyembah kepada Allah saja.

· Agar manusia berbuat baik kepada ibu bapak.

· Agar manusia tidak berlaku kasar, cuurang dan dusta.


· Agar manusia tidak memiliki barang dengan jalan tidak halal.

2. Saran

Sebagai orang islam, iman kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah fardhu ‘ain,
sehingga kita harus yakin dan percaya bahwa Allah SWT menurunkan kitab-kitab suci kepada
para Rasul-Nya.

Anda mungkin juga menyukai