Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KITAB TAURAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. Muhammad Yudi Naufal
2. Nabil Sidiq
3. Ray Ahmad Ashidiqqi
4. Rizky Ramadhani Rofiyanto
5. Satria Andhika Wicaksana
6. Satrio Rahmani

XI MIPA 3
XI MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 3
SMA NEGERI 6 BANJARMASIN
2022
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

I. LATAR BELAKANG

Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang
diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap
pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu tidak ada manusia
yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.

Dalam agama islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun iman,
Rukun iman ini terdiri dari :

1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada Malaikat

3. Iman kepada kitab

4. Iman kepada rasul

5. Iman kepada hari akhir

6. Iman kepada qada dan qadar.

Dalam hal ini akan dibahas mengenai iman kepada kitab-kitab Allah. Pada tugas kali
ini kita akan membahas lebih dalam mengenai salah satu kitab suci yang Allah turunkan
kepada Nabi dan Rasul Allah.

Kitab Suci merupakan kumpulan Kallam Illahi yang diwahyukan kepada Rasul-Nya
sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat beragama. Di dalam agama islam terdapat
empat kitab suci yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul Allah. Mempercayai Kitab-
kitab Allah adalah wajib dan merupakan rukun iman yang ketiga di dalam Islam. Salah
satu dari empat kitab suci yang wajib diimani oleh umat muslim adalah Kitab Taurat,
Kitab Suci Bani Israil yang diwahyukan kepada Nabi Musa AS atau yang sekarang
dikenal sebagai kitab suci umat Yahudi.
II. PENGERTIAN KITAB TAURAT

Taurat (Ibrani: ‫ּתֹורה‬, Torah –
ָ yang berarti "instruksi"; bahasa Arab: ‫الت===وراة‬, Al-
Tawrāh) Taurat atau Torah berasal dari bahasa Ibrani yakni yarah. Sebagai kata kerja,
yarah dapat diartikan sebagai "memberi pengajaran", "mengajarkan", atau
"menunjukkan". Dalam konteks agama, Torah bisa bermakna "ajaran atau perintah dari
Tuhan". Kata Torah kemudian dipakai dalam arti yang lebih luas, yakni aturan tertulis
maupun lisan, dan akhirnya mencakup seluruh ajaran Yahudi. Selain itu, tulis Philip
Birnbaum dalam Encyclopedia of Jewish Concepts (1964), Taurat juga dimaknai sebagai
"pengajaran/petunjuk/perintah" atau "kebiasaan", bahkan "sistem".

Saat ini Taurat adalah sebutan bagi 5 kitab pertama dari Tanakh (Alkitab Yahudi).
Tanakh sendiri terdiri atas 24 kitab, dan menjadi bagian utama dari Perjanjian Lama
Alkitab Kristen. Sehingga 5 kitab Taurat juga terdapat dalam Alkitab Kristen. Kitab
Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s. di Gunung Sinai untuk kaum Bani Israil.
Menurut bahasa Yunani Kuno, thora berarti hukum. Pokok ajaran kitab Taurat berisi
tentang akidah (tauhid) dan hukum-hukum syariat.

III. SEJARAH DITURUNKAN KITAB TAURAT

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Israa’ ayat 2 yang artinya,
ۗ ‫ب َو َج َع ْل ٰنهُ هُدًى لِّبَنِ ْٓي ِا ْس َر ۤا ِء ْي َل اَاَّل تَتَّ ِخ ُذوْ ا ِم ْن ُدوْ نِ ْي َو ِك ْياًل‬
َ ‫َو ٰاتَ ْينَا ُموْ َسى ْال ِك ٰت‬
Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani
Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku. QS Al
Israa’ : 2
Sejarah turunnya Kitab Taurat bermula dari peristiwa pertikaian yang dilakukan
Nabi Musa ‘alaihis salam terhadap seorang pemuda suku Qibthi. Pertikaian ini
berdampak pada kematian. Karena itu, Raja Fir’aun berupaya menangkap dan
membunuh Nabi Musa ‘alaihis salam yang melarikan diri ke negeri Madyan. Di negeri
ini, Nabi Musa ‘alaihis salam bertemu dengan Nabi Syu’aib ‘alaihis salam dan
dijodohkan dengan salah satu anak perempuannya. Setelah tinggal di Madyan cukup
lama, Nabi Musa ‘alaihis salam meminta izin kepada Nabi Syu’aib untuk kembali ke
Mesir guna mengunjungi orang tuanya. Di tengah perjalanan, tepatnya di atas bukit yang
bernama bukit Thuwa (bukit Thursina), Nabi Musa ‘alaihis salam melihat api. Beliaupun
meminta izin kepada anak istrinya untuk mendatangi api tersebut. Sesampainya di sana,
beliau melihat sebuah sinar yang sangat terang. Itulah pertanda dari Allah subhanahu wa
ta’ala bahwa Nabi Musa ‘alaihis salam menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi
rasul.
Peristiwa turunnya wahyu pertama Nabi Musa di Bukit Tursina tersebut oleh Allah
diabadikan dalam Surat Thaha ayat 10-16, yang berbunyi:

“Ketika dia (Musa) melihat api, lalu dia berkata kepada keluarganya, “Tinggallah
kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa
sedikit nyala api kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu. Maka
ketika dia mendatanginya (ke tempat api itu) dia dipanggil, “Wahai Musa! Sesungguhnya
Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada
di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang
akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang
berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk
mengingat Aku. Sungguh, hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya)
agar setiap orang dibalas dengan apa yang dia usahakan. Maka janganlah engkau
dipalingkan dari (kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan mengikuti
keinginannya, yang menyebabkan engkau binasa.”QS. Thaahaa: 10-16

Di saat itu pula, Nabi Musa ‘alaihis salam diberikan beberapa mukjizat yaitu tongkat
menjadi ular dan tangan yang mengeluarkan cahaya putih cemerlang tanpa cacat. Kedua
mukjizat tersebut diberikan kepada Nabi Musa ‘alahis salam untuk menghadapi Fir’aun
yang telah melampaui batas.Karena kesombongannya, Fir’aun tetap tidak mau beriman
setelah diberikan nasehat dan diturunkannya berbagai macam azab oleh Allah subhanahu
wa ta’ala.Fir’aun beserta bala tentaranya Di saat itu pula, Nabi Musa ‘alaihis salam
diberikan beberapa mukjizat yaitu tongkat menjadi ular akhirnya ditenggelamkan di laut
ketika mengejar Nabi Musa ‘alaihis salam beserta kaum Bani Israil yang tengah
berupaya meninggalkan Mesir. Nikmat yang begitu besar yang diberikan Allah
subhanahu wa ta’ala kepada kaum Bani Israil tersebut ternyata tidak serta merta
membuat mereka beriman.

Hal ini tampak ketika mereka sampai di negeri yang menyembah berhala, mereka
meminta kepada Nabi Nusa ‘alaihis salam untuk membuat sebuah tuhan berhala. Mereka
juga enggan berperang bersama Nabi Musa ‘alaihis salam. Sontak hal ini membuat Nabi
Musa ‘alaihis salam marah dan memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk
memisahkan orang-orang beriman dari orang-orang fasik. Nabi Musa ‘alaihis salam
kemudian meninggalkan kaumnya dan pergi ke tempat beliau pertama kali bertemu
dengan kalimat-kalimat Allah subhanahu wa ta’ala. Beliau mendaki bukit Thursina untuk
berdialog dengan Tuhan dan menerima Kitab Taurat.

 Dalam surat Al A’raaf ayat 142 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫وْ ِمى‬ttَ‫ٱخلُ ْفنِى فِى ق‬ ُ َ‫َو ٰ َو َع ْدنَا ُمو َس ٰى ثَ ٰلَثِينَ لَ ْيلَةً َوَأ ْت َم ْم ٰنَهَا بِ َع ْش ٍر فَتَ َّم ِمي ٰق‬
ْ َ‫ رُون‬tَ‫ ِه ٰه‬t ‫ت َربِّ ِٓۦه َأرْ بَ ِعينَ لَ ْيلَةً ۚ َوقَا َل ُمو َس ٰى َأِل ِخي‬
َ‫يل ْٱل ُم ْف ِس ِدين‬
َ ِ‫َوَأصْ لِحْ َواَل تَتَّبِ ْع َسب‬

Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) setelah berlalu tiga
puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi),
maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan
Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin)
kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan
orang-orang yang berbuat kerusakan.”

IV. ISI KITAB TAURAT


Kitab Taurat adalah kitab suci yang berisi undang-undang (hukum) yang dikenal
dengan istilah Ten Commandements (Sepuluh Perintah Allah), Semua peraturan tersebut
memuat tiga perintah dan tujuh larangan. Perintah ini harus ditaati agar dapat merasakan
nikmat Allah SWT berupa kebahagiaan, ketenangan, ketenteraman hidup, dan
kemakmuran.
Berikut 10 peraturan Allah SWT:
1) Kewajiban meyakini keesaan Allah.
2) Larangan menyembah berhala.
3) Larangan menyebut nama Allah dengan
4) Perintah menyucikan hari Sabtu.
5) Perintah menghormati kedua orang tua.
6) Larangan berbuat zina.
7) Larangan sumpah palsu.
8) Larangan mencuri.
9) Larangan mengambil hak orang lain
10) Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar.

V. KEBERADAAN KITAB TAURAT

Kalangan Yahudi dan Kristen meyakini kelima kitab Taurat ditulis atau disusun oleh
Nabi Musa, kecuali 8 ayat terakhir Kitab Ulangan. Ayat-ayat terakhir Kitab Ulangan
ditulis oleh Nabi Yosua (Yusya’ bin Nun) dan menceritakan kisah kematian Nabi Musa.
Taurat dalam Alkitab Kristen memiliki kandungan yang sama dengan Taurat dalam
Alkitab Ibrani/Yahudi. Perbedaannya di nama-nama 5 kitab Taurat, yaitu:
1.) Kitab Pertama dalam Alkitab Kristen dinamakan Kitab Kejadian, sedangkan dalam
Alkitab Ibrani dinamakan Beresyit (pada mulanya). Isinya menceritakan kisah
penciptaan, kisah para leluhur (nabi-nabi) sebelum masa Nabi Musa, hingga kisah
leluhur bangsa Israel yang masuk ke Mesir.
2.) Kitab Kedua dalam Alkitab Kristen dinamakan Kitab Keluaran, sedangkan dalam
Alkitab Ibrani dinamakan Syemot (nama-nama). Isinya menceritakan kisah bangsa Israel
yang keluar meninggalkan Mesir, dan kemudian melakukan perjanjian dengan Allah di
Gunung Sinai.
3.) Kitab Ketiga dalam Alkitab Kristen dinamakan Kitab Imamat, sedangkan dalam
Alkitab Ibrani dinamakan Wayiqra (memanggil). Isinya menceritakan perintah Tuhan
yang diberikan di Gunung Sinai, termasuk tata cara ibadat dan upacara agama bangsa
Israel di masa itu.
4.) Kitab Keempat dalam Alkitab Kristen dinamakan Kitab Bilangan, sedangkan
dalam Alkitab Ibrani dinamakan Bemidbar (di padang gurun). Isinya menceritakan
peristiwa yang dialami bangsa Israel selama pengembaraan mereka di padang gurun,
dalam perjalanan ke tanah Kanaan.
5.) Kitab Kelima dalam Alkitab Kristen dinamakan Kitab Ulangan, sedangkan dalam
Alkitab Ibrani dinamakan Devarim (perkataan-perkataan). Isinya terutama menceritakan
khutbah-khutbah Nabi Musa sesaat sebelum bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan.

Sedangkan umat Islam mengakui bahwa Kitab Taurat saat ini masih ada, tetapi telah
mengalami perubahan (tahrif).
َ‫ق ِّم ْنهُ ْم يَ ْس َمعُوْ نَ كَاَل َم هّٰللا ِ ثُ َّم يُ َحرِّ فُوْ نَهٗ ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َعقَلُوْ هُ َوهُ ْم يَ ْعلَ ُموْ ن‬ ْ ‫اَفَت‬
ٌ ‫َط َمعُوْ نَ اَ ْن يُّْؤ ِمنُوْ ا لَ ُك ْم َوقَ ْد َكانَ فَ ِر ْي‬
“Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka (Yahudi) akan percaya
kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya?”
(QS. Al Baqarah: 75)

Namun demikian, tidak berarti semua isi Taurat yang ada saat ini adalah kedustaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِ ‫ص ِّدقُوا َأ ْه َل ْال ِكتَا‬


‫ب َواَل تُ َك ِّذبُوهُ ْم‬ َ ُ‫اَل ت‬
“Janganlah kalian membenarkan Ahlul Kitab dan jangan pula mendustakannya.”
(HR. Bukhari no. 4485 versi Fathul Bari, no. 4125 versi aplikasi Lidwa)
Hadits ini menunjukkan bahwa ada kebenaran dan kedustaan dalam Alkitab sehingga
tidak bisa dibenarkan semuanya atau didustakan semuanya.

ِ ‫ه ِمنَ ْال ِك ٰت‬tِ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي‬


‫ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ك ْال ِك ٰت‬
َ ‫َواَ ْن َز ْلنَٓا اِلَ ْي‬
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.”
(QS. Al Maa’idah: 48)
Ayat ini menunjukkan bahwa Al Qur’an adalah acuan untuk menentukan benar
tidaknya kandungan ayat yang saat ini terdapat dalam Taurat. Walaupun demikian, umat
Islam tidak wajib mengetahui atau mengikuti ajaran Taurat karena ilmu yang wajib
diketahui (seperti sifat Allah, cara shalat, dan perkara wajib lainnya) telah dijelaskan
dalam Al Qur’an karena Al Qur’an merupakan penyempurna kitab – kitab terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai