Anda di halaman 1dari 8

LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI

01/05/2014 ADNESTAMARIA TINGGALKAN KOMENTAR


Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya
tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang
sebenarnya.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan
kerja meningkat.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi


• Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
• Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara,
yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode
waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:


1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya
manusia 3.
Kenaikan produktivitas

Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi


• Faktor sumber daya manusia
• Faktor sumber daya alam
• Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
• Faktor budaya
• Sumber daya modal

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional
Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab
semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat
kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan
pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian
bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan
untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan
modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.
Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu :
(1) proses,
(2) output per kapita, dan
(3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi
pada suatu saat.

Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu
apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan didalam suatu wilayah
pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya disebut
Produk Domestik Regional Bruto-PDRB) PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka
menjadi PDB per kapita.

Untuk menghitung GDP ini ada beberapa cara yaitu :


1. Pendekatan Produksi (Production Approach) , yakni dengan melakukan penjumlahan nilai
tambah kotor (gross value added) dari seluruh sektor produksi.
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) , yakni dengan menghitung pendapatan sesuai
aliran barang produksi tersebut
3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach), yakni dengan menjumlahkan total akhir dari
unit-unit dalam perekonomian.Pendekatan ini sering dipakai dengan rumus yang terkenalnya
sbb :
Y = C + I + G Untuk perekonomian tertutup atau
Y= C + I + G + (X – M) untuk perekonomian terbuka
Dimana : Y = pengeluaran (Expenditure) , C = konsumsi, I=Investasi , G = pengeluaran
pemerintah, X = Ekspor, I = Impor
Dalam hal ini (rumus diatas) total pengeluaran mesti sama dengan total pendapatan sehingga
saling memperngaruhi.
4. Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi , maka rumusnya adalah sbb :

r(t-1),t = {PDBt – PDBT-1} : PDBT-1 x 100%


dimana : r = pertumbuhan ekonomi tahunan pada tahun t terhadap tahun t-1
Untuk mendapat data lebih akurat digunakan perhitungan rata-rata untuk periode tertentu
beberapa tahun. Misalnya dari tahun 2002-2006 maka dihitung dahulu pertumbuhan tiap
tahunnya pada tahun 2002,2003,2004,2005 dan 2006. Lalu hasilnya dirata-ratakan dengan dibagi
5 (tahun).
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun,
sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420
triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga
tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

Lalu bagaimana cara menghitung atau mengukur PDB tersebut ?


Caranya total nilai dari barang dan jasa di ratakan namun tentu hal tersebut dilakukan
dengan memperhatikan jenis barang ataupun jasa tersebut. Selain itu ada juga
pengaruh dari nilai pendapatan nasional dalam satuan harga yang disebut juga dengan
PDB nominal. Setiap waktu nilainya bisa berubah-ubah dan sejalan dengan perubahan
jumlah produksi dari barang ataupun jasa.
Tingkat perekonomian yang semakin tumbuh ataupun menurun biasanya dihitung
menggunakan angka presentase. Misalnya jika perekonomian meningkat 3 persen
maka PDB juga naik sebesar 3 persen. Pertumbuhan presentase tersebut disebut
dengan laju pertumbuhan ekonomidalam satu tahun dan bisa menggunakan rumus
seperti dibawah ini.

KETERANGAN :
 R adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinyatakn dalam persen
 PDBt adalah pendapatan nasional pada tahun t
 PDBt-1 adalah pendapatan nasional pada tahun t ( tahun sebelumnya )
Contoh soal :
No. Tahun PDB ( dalam miliaran Rp )
1. 2005 Rp 1.750.815,2
2. 2006 Rp 1.847.126,7
3. 2007 Rp 1.963.091,8
4. 2008 Rp 2.083.103,7
Soal :
1. Hitunglah laju pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap tahun berdasarkan data
tersebut!
2. Berapakah rata – rata pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005 – 2008?
Jawab :
Jadi, rata – rata pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005 – 2008 adalah 5,92 %

Cara menghitung laju pertumbuhan ekonomi


Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi
Produk Domestik. Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar harga
konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga
yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku
digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur
ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh
faktor harga.
PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator
PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut
harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan.
Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam
pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
1. Pendekatan Produksi; Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah atas
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini
dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha (sektor), yaitu: (1) pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air
bersih, (5) konstruksi, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8)
keuangan, real estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa (termasuk jasa pemerintah).
2. Pendekatan Pengeluaran; Produk Domestik Regional Bruto adalah semua komponen
permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan
inventori dan (5) ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor).
3. Pendekatan Pendapatan; Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji,
sewa t a nah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan
pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak
langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
Produk Domestik Regional Neto (PDRN) merupakan Produk Domestik Regional Bruto yang
dikurangi penyusutan barang-barang modal yang terjadi selama proses produksi atau adanya
pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah
kepada unit-unit produksi.Pendapatan Regional merupakan PDRN dikurangi dengan pendapatan
yang mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan yang mengalir ke dalam daerah. Ekspor
barang dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk daerah dengan
penduduk daerah lain.
PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor ekonomi sesuai dengan
International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) sebagai berikut:
1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
a. Subsektor Tanaman bahan makanan
b. Subsektor Tanaman perkebunan
c. Subsektor Peternakan
d. Subsektor Kehutanan
e. Subsektor Perikanan
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
a. Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
b. Subsektor Pertambangan Bukan Migas
c. Subsektor Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
a. Subsektor Industri Migas
- Pengilangan Minyak Bumi
- Gas Alam Cair (LNG)
b. Subsektor Industri Bukan Migas
4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
a. Subsektor Listrik
b. Subsektor Gas
c. Subsektor Air Bersih
5. Sektor Konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
b. Subsektor Hotel
c. Subsektor Restoran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
a. Subsektor Pengangkutan
- Angkutan Rel
- Angkutan Jalan Raya
- Angkutan Laut
- Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
- Angkutan Udara
- Jasa Penunjang Angkutan
b. Subsektor Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
a. Subsektor Bank
b. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank
c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan
d. Subsektor Real Estate
e. Subsektor Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
a. Subsektor Pemerintahan Umum
b. Subsektor Swasta
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan dan Rekreasi
- Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Sementara itu, PDRB berdasarkan penggunaan dikelompokkan dalam 6 komponen yaitu:
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang
dan jasa dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga
selama setahun.
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran untuk belanja pegawai, penyusutan
dan belanja barang pemerintah daerah, tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa
yang dihasilkan.
3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup pembuatan dan pembelian barang-barang
modal baru dari dalam daerah dan barang modal bekas atau baru dari luar daerah. Metode yang
dipakai adalah pendekatan arus barang.
4. Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari PDRB hasil penjumlahan nilai tambah bruto
sektoral dikurangi komponen permintaan akhir lainnya.
5. Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on board (fob).
6. Impor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost insurance freight (cif).
Satuan: Data dinyatakan dalam miliar.
Valuta: Rupiah
Periodisasi Publikasi: Tahunan
Sumber Data: Badan Pusat Statistik (BPS)

Selama ini, data PDRB yang dipublikasikan oleh BPS menggunakan pendekatan produksi
(lapangan usaha) dan pendekatan pengeluaran (penggunaan).
Pengumpulan data PDRB dilakukan sebagai berikut:
 Untuk PDRB sektoral, data dikumpulkan dari departemen/intansi terkait. Data yang
dikumpulkan dari setiap sektor antara lain berupa data produksi, data harga di tingkat produsen,
dan biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi, serta data pengeluaran, yang diperoleh baik
melalui survei maupun estimasi.
 Untuk PDRB pengeluaran, data dikumpulkan departemen/intansi terkait yang secara resmi
mengeluarkan data (seperti ekspor-impor, pengeluaran dan investasi pemerintah, serta investasi
swasta) dan melalui survei-survei khusus (seperti survei khusus pengeluaran rumah tangga).
Sejak tahun 2004, data PDRB yang disajikan menggunakan tahun dasar 2000 yang mencakup
periode data sejak tahun 2000. Perubahan tahun dasar dari 1993 menjadi 2000 dilakukan karena
struktur perekonomian Indonesia dalam kurun waktu tersebut telah mengalami perubahan yang
signifikan, meliputi perkembangan harga, cakupan komoditas produksi dan konsumsi serta jenis
dan kualitas barang maupun jasa yang dihasilkan.

Data yang digunakan ini berupa data deret waktu (series) dari Tahun 1, Tahun 2, Tahun 3 dan
Tahun 4.

Laju pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan produksi perkapita dalam jangka
waktu tertentu. Laju pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan
jasa di suatu wilayah perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan. Laju
pertumbuhan ekonomi biasanya digunakan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional, sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis khususnya persamaan
penjualan, sebagai dasar pembuatan proyeksi, dan sebagai perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral serta regional. Adapun rumus laju
pertumbuhan ekonomi, yaitu:

atau

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, diantaranya:


1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan. Cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya
memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan
proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam tidak menjamin keberhasilan
proses pembangunan ekonomi apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan. Pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih yang berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas,
dan kuantitas produk.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan
suatu negara. Faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit serta pendorong proses
pembangunan, misalnya sikap kerja keras, jujur, ulet dan sebagainya. Akan tetapi faktor ini juga
dapat menjadi penghambat proses pembangunan, misalya sikap anarkis, egois, boros, KKN dan
sebagainya.
5. Faktor Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah sumber daya alam dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal yang berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan serta kelancaran pembangunan ekonomi, karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai