Nim :K011201110
CRITICAL REVIEW
Stunting atau gagal tumbuh adalah suatu kondisi yang menggambarkan status gizi
kurang yang memiliki sifat kronis pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak sejak
awal masa kehidupan yang dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur
kurang dari minus dua standar deviasi berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO
(Ni’mah, 2015: 13). Kondisi stunting dapat dilihat sejak anak berusia dua tahun. Stunting
merupakan kondisi yang disebabkan oleh kurang seimbangnya asupan gizi pada masa
periode emas, bukan disebabkan oleh kelainan hormon pertumbuhan maupun akibat dari
penyakit tertentu. Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di
South-East Asian Region setelah Timor Leste (50,5%) dan India (38,4%) yaitu sebesar
36,4% (Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2018). Angka prevalensi stunting di Indonesia
masih di atas 20%, artinya belum mencapai target WHO yang di bawah 20%.
Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut meratifikasi Konvensi PBB 1989
tentang Hak Anak. Konvensi Hak Anak mengandung empat prinsip penting, yaitu non-
diskriminasi, kepentingan yang terbaik bagi anak, kelangsungan hidup dan perkembangan
anak, dan penghargaan terhadap pendapat anak. Bisa dikatakan, mengatasi stunting berarti
upaya menjalankan prinsip-prinsip dalam Konvensi Hak Anak. Mengatasi stunting juga
merupakan bagian dari upaya pemerintah memberikan perlindungan kepada anak. Saat ini
Indonesia telah memiliki UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak. UndangUndang ini menjamin anak atas hak-haknya untuk
hidup dan berkembang sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Tulisan ini
mengulas persoalan stunting pada anak di Indonesia dan strategi penanggulangannya,
supaya angka prevalensi stunting terus menurun sesuai dengan target WHO, yaitu di bawah
20%.
a. Memberikan acuan bagi pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan
berupa Langkah-langkah konkret yang harus dilaksanakan secara konvergen, holistik,
integratif, dan berkualitas dalam Percepatan Penurunan Stunting;
b. Melakukan penguatan dalam upaya konvergensi perencanaan dan penganggaran Percepatan
Penurunan Stunting tingkat pusat, daerah, desa dan bersama pemangku kepentingan yang
berkesinambungan;
c. Melakukan penguatan peran Pelaksana dan sekretariat pelaksanaan tim dalam pelaksanaan
Percepatan Penurunan Stunting sesuai dengan tugas;
d. Melakukan penguatan regulasi/kebijakan strategis yang dibutuhkan untuk Percepatan
Penurunan Stunting;
e. melakukan penguatan dan pemaduan sistem manajemen data dan informasi Percepatan
Penurunan Stunting;
f. Mengintegrasikan mekanisme Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Percepatan Penurunan
Stunting; dan
g. Mendorong partisipasi aktif masyarakat serta gotong royong dalam Percepatan Penurunan
Stunting