NPM : 217110307
ADMINISTRASI PUBLIK (A)
Dalam tahap prediksi : Menyediakan informasi mengenai konsekuensi dimasa akan datang dari
penerapan alternatif kebijakan: Sebelum tahun 2014, Pemerintah kurang memperhatikan kasus
stunting di Indonesia. Pemerintah mulai serius menangani stunting di Indonesia pada tahun 2015
yang memasukan target penurunan pravalensi stunting pada RPJM 2015-2019. Kebijakan khusus
stunting baru ditetapkan pada tahun 2021, yaitu Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting merupakan regulasi yang menggantikan Perpres Nomor 42
Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan perbaikan Gizi agar proses penanggulangan
penurunan stunting dapat lebih efektif. Digantinya Perpres Nomor 42 Tahun 2013 karena belum
dapat mengakomodasi upaya pelaksanaan percepatan penuruna stunting secara efektif.
Pemerintah telah menetapkan beberapa paket kebijakan dalam mengatasi dan menurunkan kasus
stunting. Pemerintah tidak hanya membuat kebijakan saja, tetapi juga harus memberikan
pemahaman kepada masyarakat teekait pentingnya agar kebijakan itu tepat sasaran .
Pada tahap preskripsi : Menyediakan informasi nilai konsekuensi alternatif kebijakan dimasa
yang akan datang: prosedur dari analisis kebijakan dari rekomendasi memungkinkan
menghasilkan informasi tentang kemungkinan serangkaian serangkaian aksi dimasa mendatang
untuk menghasilkan konsekuensi yang berharga bagi individu, kelompok atau masyarakat
seluruhnya. Rekomendasi kebijakan dalam menentukan dan mengambil kebijakan yang tepat
ddialam proses penanggulangan stunting agar target pemerintah, untuk menurunkan angka
stunting sebesar 14% di tahun 2024 dapat tercapai seperti : 1) Ketahanan pangan sehat dan
bergizi melalui pembentukan program Dapur Sehat Atasi Stunting. 2) Edukasi dan
pendampingan kepada remaja (calon pengantin) melalui pemeriksaan dan konsultasi pra nikah.
3) Pendampingan ibu hamil, ibu menyusui, Baduta (bayi dua tahun) dan Balita (bayi lima tahun)
melalui pemeriksaan dan pemantauan tumbuh kembang anak. 4) Kolaborasi lintas sektor melalui
rencana aksi nasional penanggulangan stunting di Indonesia. 5) Anggaran / Pendanaan yang
memadai.
Pada tahap deskripsi : Menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu
diterapkannya alternatif kebijakan: Stunting tidak hanya mempengaruhi gizi buruk seseorang
tetapi juga berdampak pada masalah pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak yang
irreversible, kemrosotan kapabilitas, penurunan kognitif, hambatan motorik dan penurunan
produktivitas. Masalah stunting berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia suatu negara
yang merupakan asset berharga. Efek negatif yang ditimbulkan berupa rendahnya IQ, lemahnya
kongnitif, minimnya produktivitas dan meningkatnya risiko penyakit yang mengakibatkan
kerugian dalam kurun waktu yang lama bagi kondisi perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu,
pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, wajib mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
menanggulangi Stunting ini serta kebijakan-kebijakan yang bersifat penanggulangan kesehatan
dan ekonomi akibat pandemi ini.
Pada tahap evaluasi : Kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan masalah Dengan
kondisi permasalahan stunting yang semakin memprihatinkan bagi masa depan Indonesia, maka
Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang
percepatan penurunan stunting. Adanya Peraturan Presiden tersebut, diharapkan seluruh
komponen secara konvergen dan terintegrasi dapat melaksanakan percepatan penurunan stunting
sampai pada angka 14% pada tahun 2024 mendatang sesuai target pemerintah. Dalam rangka
percepatan penurunan stunting tersebut, agar pelaksanaannya dapat bermanfaat dan tepat sasaran
ke seluruh pelosok wilayah di Indonesia maka pemerintah melalui kementerian dan lembaga
menyusun kebijakan-kebijakan yang ditujukan kepada masyarakat dengan tujuan menanggulangi
kondisi stunting di Indonesia.
Paket kebijakan dalam mengatasi dan menurunkan kasus stunting, kebijakan-kebijakan tersebut
diantaranya berupa penyediaan bahan pangan lokal untuk asupan makanan yang sehat dan
bergizi, intervensi kepada remaja atau calon pengantin dengan pengecekan dan konsultasi
kesehatan sebelum menikah, pemeriksaan kepada ibu hamil, ibu menyusui, baduta dan balita
terkait kondisi kesehatan ibu ,anak beserta tumbuh kembang anak, membangun forum sebagai
wadah edukasi dan sosialisasi tentang stunting untuk remaja (calon pengantin) dan ibu hamil,
kegiatan fasilitasi pembangunan sanitasi bagi warga negaranya,serta masih banyak lagi kebijakan
lainnya.