Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN


STUNTING

Kelompok 3
Nama:
TELAAH STUNTING

 Berdasarkan RPJMN
Stunting telah ditetapkan sebagai salah satu indikator pembangunan manusia,dimana
target sasaran utamanya telah disesuaikan dengan komitmen pemerintah Indonesia
untuk memenuhi tujuan pembangunan berkesinambungan (SDGs) yakni baduta dan
balita.
Berdasarkan hasil perhitungan SSGI 2021 prevalensi stunting nasional tahun 2021
menunjukkan penurunan dari tahun 2019 di angka 24,4 persen.Penurunan stunting
juga telah disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005-2025, di mana pemerintah ingin mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai
bidang, dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh dan
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

 Berdasarkan Restra
Dalam rencana strategis (restra) tahun 2020-2024, stunting menjadi salah satu
fokus perbaikan. Menkes menekankan tugas pemerintah adalah mengubah perilaku
masyarakat dan pola asuh menjadi lebih baik, memberi ASI yang baik, melaksanakn
Germas, dan menerapkan pola hidup sehat. Untuk menjamin perilaku tersebut
dilaksanakan harus ada intervensi langsung kepada masyarakat. Hal itu dapat
dilakukan di antaranya melalui penguatan fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) dan
SDM kesehatan.
Pemerataan Fasyankes sudah dilakukan oleh Kemenkes baik rumah sakit
maupun Puskesmas. Begitupun dengan SDM Kesehatan, melalui program Wajib
Kerja Dokter Spesialis (WKDS) dan Nusantara Sehat (NS) keberadaan tenaga
kesehatan sudah merata di setiap daerah di Indonesia. Yang menjadi tantangan
selanjutnya adalah soal infrastruktur. Indonesia memiliki kondisi geografis yang
berbeda, setiap wilayah memiliki tantangannya masing-masing terkait akses, dan itu
pula menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para tenaga kesehatan di daerah.
LATAR BELAKANG
Stunting merupakan suatu kondisi dimana balita mempunyai tinggi atau panjang
badan yang kurang apabila dibandingkan dengan usia. Keadaan tersebut diukur
menggunakan tinggi badan (TB/U) atau panjang (PB/U) yang < -2 SD median standar
pertumbuhan anak melalui WHO. Stunting merupakan permasalahan gizi yang memberikan
dampak negatif atas mutu hidup ketika mencapai tumbuh kembang yang selaras dengan
genetiknya.

WHO mengatakan dampak yang disebabkan oleh stunting dibagi menjadi dampak
jangka panjang serta dampak jangka pendek. Dampak jangka pendek meliputi meningkatnya
angka kematian serta kesakitan, gangguan metabolisme, serta terganggunya perkembangan
otak. Dampak jangka panjang meliputi meningkatnya penyakit obesitas, diabetes dan
penyakit lainnya saat usia tua, menurunnya kesehatan reproduksi, dan menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar.

Terdapat beberapa faktor terjadinya stunting pada balita misalnya kurangnya asupan
gizi pada bayi, kesakitan pada bayi, gizi ibu ketika hamil, serta keadaan sosial ekonomi. Di
masa depan anak di bawah lima tahun yang terkena stunting akan kesusahan untuk
mewujudkan perkembangan fisik serta kognitif yang ideal.1 Penyebab tidak langsung
permasalahan stunting dipengaruhi beberapa faktor, yaitu pemberdayaan perempuan,
pembangunan pertanian, jaminan sosial, sistem kesehatan, jaminan sosial, sistem pangan,
globalisasi, urbanisasi, perdagangan, kesenjangan ekonomi, serta pendapatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 terkait


Ketahanan Pangan serta Gizi, menyebutkan bahwa Ketahanan Pangan adalah keadaan
tercukupinya pangan untuk negara hingga dengan perseorangan, yang tergambar melalui
tersedianya pangan yang memadai, baik jumlah ataupun keterjangkauan, merata, bergizi,
beragam, aman, mutu dan tidak berlawanan dengan budaya masyarakat, keyakinan, serta
agama, untuk bisa hidup produktif, aktif, serta sehat dengan cara berkelanjutan.
DATA STUNTING PROVINSI JAMBI

Persentase Kabupaten
27,2 Muaro Jambi
26,7 Kerinci
26,2 Tebo
25,6 Tanjung Jabung Timur
25 Kota Sungai Penuh
24,5 Batang Hari
22,9 Bungo
21,4 Sarolangun
19,8 Merangin
19,7 Tanjung Jabung Barat
17,4 Kota Jambi
22,4 Rata-rata Provinsi Jambi

Anda mungkin juga menyukai