Anda di halaman 1dari 17

“MAKALAH SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN KESEHATAN DAN

SKEMA PEMBIAYAAN KESEHATAN”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA: A.TENRI BUNGA MUHTAR
NIM : K011201110
DOSEN : PROF. DR. DARMAWANSYAH,S.E.,M.S
KELAS : PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN ( A )

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sumber-Sumber
Pembiayaan Kesehatan dan Skema Pembiayaan Kesehatan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah “Sumber-Sumber Pembiayaan Kesehatan dan Skema Pembiayaan Kesehatan”.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep dasar teori
biaya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Darmawansyah,S.E.,M.S , selaku dosen


mata kuliah “Sumber-Sumber Pembiayaan Kesehatan dan Skema Pembiayaan Kesehatan”
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 5 September 2021

A.Tenri Bunga Muhtar


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3

2.1 Definisi Pembiayaan Kesehatan...............................................................................3


2.2 Syarat Pokok Pembiayaan Kesehatan.......................................................................3
2.3 Sumber Pembiayaan Kesehatan................................................................................3
2.4 Macam-Macam Biaya Kesehatan.............................................................................4
2.5 Masalah Pokok Biaya Kesehatan..............................................................................5
2.6 Skema Pembiayaan Kesehatan.................................................................................5
2.7 Tantangan Pembiayaan Kesehatan...........................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................................9

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
3.2 Saran.........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung
pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan
Manusia (IPM),

Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan ada masyarakat
yang produktif. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan merupakan suatu hal
yang bernilai sangat insentif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang
senantiasa “siap pakai” dan terhindar dari ancaman penyakit. Di Indonesia sendiri tak bisa
dipungkiri bahwa trend pembangunan kesehatan bergulir mengikuti pola rezim penguasa.
Ketika pemerintah negeri ini hanya memandang sebelah mata pada pembangunan kesehatan,
maka kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat akan menjadi sangat
memprihatinkan.Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan
kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO,
maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang
karena juga memiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula
diperhitungkan. Pada akhir akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta
makin langkanya sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan
kesehatan makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini
tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan kesehatan?
2. Darimana sumber pembiayaan kesehatan?
3. Bagaimana sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia?
4. Bagaimana peraturan jaminan pembiayaan kesehatan?
5. Apa syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan?
6. Apa saja macam biaya kesehatan?
7. Apa skema pembiayaan kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian pembiayaan kesehatan
2. Untuk mengetahui darimana sumber pembiayaan kesehatan
3. Untuk mengetahui system pembiayaan di Indonesia
4. Untuk mengetahui macam-macam biaya kesehatan
5. Untuk mengetahui syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan
6. Untuk mengetahui peraturan jaminan pembiayaan kesehatan
7. Untuk mengetahui skema pembiayaan kesehatan

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan wawasan
kepada pembaca mengenai sumber-sumber Pembiayaan Kesehatan dan Skema
Pembiayaan Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pembiayaan Kesehatan
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan
oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azrul A, 2009).

Sub sistem pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi
kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya
dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai
upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.2 Sumber Pembiayaan Kesehatan


Sumber biaya kesehatan tidak sama antara satu Negara dengan Negara
lainnya. Secara Umum sumber biaya kesehatan di bedakan atas dua macam:
a. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah
Tergantung dari bentuk pemerintahan yang di anut, ada Negara yang
bersumber biaya kesehatannya sepenuhnya di tanggung oleh pemerintah. Maka
Negara seperti ini tidak temukan pelayanan kesehatan swasta, sehingga seluruh
pelayanan kesehatan di selenggarakan oleh pemerintah dan pelayanan kesehatan
tersebut di laksanakan tanpa mebutuhkan biaya.
Sumber Pembiayaan Pemerintah:
1. Pemerintah Pusat : 38,14 %
2. Pemerintah Daerah : 14,33 %
3. Hibah : 0,24 %
4. Loan : 47,28 %
Sumber : NHA, 2000
Perubahan peran pemerintah dalam pembiayaan kesehatan berdasarkan
UU no 40/ 2004. SK MENKES 1241 / 2005 bahwa pemerintah telah mengurangi
perannya sebagai pemberi dana langsung, namun tetap harus memperhatikan
kelompom yang rentan ( GAKIN) dan pelayanan public goods. Terbatasnya
anggaran pemerintah untuk kesehatan diperburuk dengan sistem pembiayaan
jaminan kesehatan yang tidak memberikan jaminan perlindungan bagi setiap
orang. Menurut Rox et al. (2009), penduduk Indonesia yang tidak terlindungi oleh
asurasi kesehatan adalah sebesar 73,9% yang artinya bahwa setiap individu harus
akan menanggung resiko kesehatan yang terus meningkat secara individual. Hal ini
tentu saja bertolak belakang dengan rekomendasi WHO tahun 2000 yang
menyebutkan bahwa sistem pembiayaan jaminan kesehatan haruslah mampu untuk
memusatkan resiko biaya kesehatan dan membaginya ke seluruh anggota
masyarakat secara maksimal.
b. Sebagian ditanggung oleh masyarakat
Suatu Negara yang melibatkan masyarakat sebagai sumber dari
pembiayaan kesehatan dimana masyarakat di ajak untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan ataupun pada waktu memanfaatkan jasa
pelayanan kesehatan, maka akan di temukan pelayanan kesehatan swasta dan
tentunya pelayanan kesehatan tersebut membutuhkan biaya, karena masyarakat di
haruskan membayar pelayanan kesehatan yang memanfaatkannya

2.3 Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia

a. Jenis pembiayaan.
1. Sistem Pembiayaan Fee For Service
Pada sistem pembiayaan fee for service, pembayaran jasa kesehatan berasal dari
kantong orang itu sendiri.  Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada mekanisme
pembiayaan ini, pasien cendrung berada di dalam posisi menerima sehingga
sering terjadi penyimpangan seperti overutilisasi jasa kesehatan dimana sang
dokter memberikan banyak pelayanan yang pada dasarnya tidak dibutuhkan,
namun sengaja diberikan dengan tujuan agar semakin banyak layanan yang
diberikan, maka pendapatanyang didapat dari layanan tersebut juga akan semakin
besar.
2. Sistem Pembiayaan Kapitasi.
Kapitasi merupakan suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang
dilakukan di muka berdasar jumlah tanggungan kepala per suatu daerah tertentu
dalam kurun waktu tertentu tanpa melihat frekuensi kunjungan tiap kepala
tersebut.  Misalnya saja setiap kepala di desa A ditetapkan biayanya sebesar Rp
10.000,- /bulan, bila sang dokter bertanggung jawab atas 500 kepala, maka ia
akan menerima Rp 10.000,- x 500 / bulannya yaitu Rp 5.000.000,- . Biaya
sebesar Rp 5.000.000,- inilah yang akan ia kelola untuk meningkatkan kualitas
kesehatan di 500 warga tersebut, baik melaui tindakan pencegahan (preventive),
pengobatan (curative) maupun rehabilitasi. Sehingga semakin banyak layanan
kesehatan yang diberikan / semakin banyak pasien yang sakit dan butuh
pengobatan, biaya yang akan dipotong semakin banyak dan penghasilan sang
dokter akan semakin sedikit. Pada sistem ini, termasuk di dalamnya jaminan
kesehatan yang dijalankan oleh PT.Askes
3. Sistem Pembiayaan Berdasar Gaji 
Pada sistem ini, sang dokter akan menerima penghasilan tetap di tiap bulannya
sebagai balas jasa atas layanan kesehatan yang telah diberikan. Termasuk di
dalamnya sistem pembayaran pada penyedia layanan kesehatan yang bekerja di
instansi dimana dokternya dibayarkan berdasar gaji bulanan di instansi tersebut,
bukan dari jenis layanan kesehatan yang diberikannya.
4. Sistem reimbursement
Sistem penggantian biaya kesehatan oleh pihak perusahaan berdasar layanan
kesehatan yang dikeluarkan terhadap seorang pasien.  Metode ini pada dasarnya
mirip dengan fee for service, hanya saja dana yang dikeluarkan bukan oleh
pasien, tapi pihak perusahaan yang menanggung biaya kesehatan pasien, namun
berbeda dengan kapitasi karena metode ini melihat jumlah kunjungan dan jenis
layanan yang diberikan oleh provider.
Dari pembahasan sistem pembiayaan diatas, tentu saja setiap metodenya memiliki
segi positif dan negative masing – masing.  Hal tersebut dapat dirangkum sebagai
berikut:
Sistem Kelebihan Kekurangan
Pembiayaan
Fee For Penanganan yang diberikan dokter Sering terjadi moral hazard
Service cendrung lebih maksimal dan dimana provider akan
tidak terkesan terbatas – batas sengaja secara berlebihan
member layanan kesehatan
dengan tujuan
meningkatkan pendapatan
dari layanan tersebut
Kapitasi 1. Kepastian adanya pasien 1. Sering terjadi
2. Jaminan pendapatan di awal underutilisasi
tahun / bulan (pengurangan layanan
3. Semakin efisien layanan, yang diberikan)
semakin banyak pendapatan 2. Kebanyakan dokter
4. Dokter lebih taat prosedur merasa dirugikan
5. Lebih menekankan pada 3. Bila peserta sedikit,
pencegahan dan promosi dapat merugikan dokter
kesehatan

Gaji Dokter memperoleh pendapatan 1. Sering terjadi kerjasama


antara pihak provider
yang tetap tiap bulannya berdasar
dengan bagian lain
upah minimal yang telah untuk memperoleh
pendapatan yang lebih
ditentukan
banyak
2. Dokter cendrung
melakukan pelayanan
kesehatan seadanya dan
kurang optimal

Reimbursemen 1. Dokter akan melakukan 1. Sering terjadi


penangan dengan maksimal pemalsuan identitas
t
2. Biaya kesehatan datang dari dan dimanfaatkan oleh
pihak perusahaan sehingga pihak lain
pasien tidak perlu 2. Sering terjadi adanya
mengeluarkan biaya selain overutilisasi dari
premi (bila ada premi) penyedia layanan
kesehatan

b. Badan- badan Dalam Pembiayaan Kesehatan


Pembayaran secara langsung
( out of pocket)

Konsumen Penyedia Pelayanan


Pelyanan Kesehatan

Regulasi Regulasi

Badan
Pemerintah/
Pajak/ premi cakupan klaim
Profesional
Asuransi asuransi

Pembayaran Pelayanan

( Misalnya pemerintah, badan asuransi)


Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Subsistem pembiayaan kesehatan adalah pengelolaan berbagai upaya
penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
2.4 Peraturan Pembiayaan Jaminan Kesehatan
Di bawah ini adalah pasal-pasal yang mengatur tentang pembiayaan jaminan
kesehatan yang tertuang dalam BAB XV tentang pembiayaan jaminan kesehatan,
yaitu:
a. Pembiayaan jaminan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan jaminan
kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara
adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya, Unsur-unsur pembiayaan jaminan kesehatan terdiri
atas sumber pembiayaan, alokasi, dan pemanfaatan, Sumber pembiayaan jaminan
kesehatan berasal dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan
sumber lain (pasal 170).
b. Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen)
dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji, besar anggaran kesehatan
pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh
persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji (pasal 171).
c. Alokasi pembiayaan jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 171 ayat
(3) ditujukan untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan publik, terutama bagi
penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar (pasal 172).
d. Alokasi pembiayaan jaminan kesehatan yang bersumber dari swasta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 170 ayat (3) dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial
nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial (pasal 173).
2.5 Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan
Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni :
a. Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup. Yang
dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan
yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin memanfaatkannya.
b. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang
tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
c. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak
mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,
yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan beberapa
hal, yakni :
a. Peningkatan Efektifitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi
penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka alokasi
tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan dampak yang
lebih besar, misalnya mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan penyakit.
b. Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme
pengawasan dan pengendalian.
Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:
1. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Pada
dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:
a. standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar
minimal laboratorium.
b. standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan perawatan
penderita, dan daftar obat-obat esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat
dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga
sekaligus dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
2. Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah
memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan.
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
a. Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli
peralatan kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan
pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia
serta dapat pula dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan
demikian efisiensi juga akan meningkat.
b. Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan
kerjasama timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan
lainnya.
Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain :
a. Penggalian dana
1. Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana
untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah,
melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai sumber
lainnya. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta
serta masyarakat. Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip
public-private patnership yang didukung dengan pemberian insentif, misalnya
keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan. Sumber dana dari
masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna membiayai
upaya kesehatan masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakukan
secara pasif yakni menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran
dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat, contohnya dana sosial
keagamaan.
2. Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari
masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan
dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui
mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
b. Pengalokasian dana
1. Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari pemerintah
untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15%
dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
2. Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan.
Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.
c. Pembelanjaan
1. Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership digunakan
untuk membiayai UKM.
2. Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana Sosial
Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
3. Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan kesehatan
keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan wajib.

2.6 Macam Biaya Kesehatan


Biaya kesehatan banyak macamnya karena semuanya tergantung dari jenis dan
kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau dimanfaatkan. Hanya
saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut
secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni :
1. Biaya pelayanan kedokteran
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan
utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni
yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk
mencegah penyakit.
Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-masing biaya
kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yakni dari sudut penyelenggara
kesehatan (health provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan kesehatan (health
consumer).

2.7 Skema Pembiayaan Kesehatan


Skema pembiayaan adalah komponen struktural dari sistem pembiayaan pelayanan
kesehatan yang mampu menjelaskan struktur dari sistem pembiayaan kesehatan suatu
negara. Skema pembiayaan juga berfungsi untuk mengetahui pada skema pembiayaan
manakah masyarakat bisa mendapatkan akses langsung ke pelayanan
kesehatan.Dengan melihat skema pembiayaan dari suatu pelayanan kesehatan, maka
akan tergambar dengan jelas siapa yang lebih berhak atas suatu layananan kesehatan
tertentu.
Skema pembiayaan yang dijalankan oleh beberapa negara di dunia saat ini, adalah:
1. Skema pemerintah dan compulsory
2. Skema voluntary/sukarela
3. Skema kantong Rumah Tangga (Out of Pocket)
4. Lainnya (rest of the world)
Fungsi skema pembiayaan dalam menghitung pengeluaran kesehatan adalah sebagai
berikut:
1. Mendapatkan gambaran kebutuhan informasi yang relevan terkait:

a. Jumlah total pengeluaran kesehatan, sebagian pengukuran sangat bergantung


pada catatan pembiayaan
b. Gambaran mekanisme dan strategi pembiayaan
c. Gambaran perubahan dalam tataran subsistem pembiayaan
2. Sebagai pedoman dalam proses perencanaan, monitoring dan evaluasi, antara lain
untuk:
a. Menelusuri pengeluaran
b. Mengkaji efisiensi dan ekuiti: memfasilitasi pengelolaan OOP
c. Mempertahankan keberlangsungan pembiayaan suatu negara

Klasifikasi Skema Pembiayaan


Kriteria utama untuk mengklasifikasikan skema pembiayaan, adalah:
1. Penduduk
2. Partisipasi
3. Hak
4. Iuran wajib
5. Iuran prabayar
6. Pooling
7. Pembelian pooling asuransi
Sumber dari skema pembiayaan kesehatan memberikan gambaran unit/institusi
yang menyediakan biaya kesehatan atau menghasilkan revenue untuk skema
pembiayaan kesehatan. Sumber biaya tersebut bisa berasal dari transfer dari
pendapatan pemerintah, transfer pemerintah yang bersumber asing, kontribusi jaminan
sosial, bayaran wajib (selain jaminan sosial), bayaran sukarela, sumber domestik
lainnya, dan transfer asing langsung. Dibawah ini daftar klasifikasi revenue bagi
skema pembiayaan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azrul A,
2009).Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia terbagi atas Sistem Pembiayaan
Fee For Service,Sistem Pembiayaan Kapitasi,Sistem Pembiayaan Berdasar
Gaji dan Sistem reimbursement.Pembiayaan jaminan kesehatan bertujuan untuk
penyediaan pembiayaan jaminan kesehatan yang berkesinambungan dengan
jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil
guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya,
Unsur-unsur pembiayaan jaminan kesehatan terdiri atas sumber pembiayaan,
alokasi, dan pemanfaatan, Sumber pembiayaan jaminan kesehatan berasal dari
Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain.Suatu biaya
kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni
jumlah,penyebaran dan pemanfaatan.

3.2 Saran
Saya menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari
kata sempurna,karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membantu menyempurnakan makalah ini di lain waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai