D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA: A.TENRI BUNGA MUHTAR
NIM : K011201110
DOSEN : PROF. DR. DARMAWANSYAH,S.E.,M.S
KELAS : PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN ( A )
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sumber-Sumber
Pembiayaan Kesehatan dan Skema Pembiayaan Kesehatan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah “Sumber-Sumber Pembiayaan Kesehatan dan Skema Pembiayaan Kesehatan”.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep dasar teori
biaya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
3.2 Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung
pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan
Manusia (IPM),
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan ada masyarakat
yang produktif. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan merupakan suatu hal
yang bernilai sangat insentif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang
senantiasa “siap pakai” dan terhindar dari ancaman penyakit. Di Indonesia sendiri tak bisa
dipungkiri bahwa trend pembangunan kesehatan bergulir mengikuti pola rezim penguasa.
Ketika pemerintah negeri ini hanya memandang sebelah mata pada pembangunan kesehatan,
maka kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat akan menjadi sangat
memprihatinkan.Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan
kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO,
maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang
karena juga memiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula
diperhitungkan. Pada akhir akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta
makin langkanya sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan
kesehatan makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini
tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi kesehatan.
Sub sistem pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi
kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya
dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai
upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
a. Jenis pembiayaan.
1. Sistem Pembiayaan Fee For Service
Pada sistem pembiayaan fee for service, pembayaran jasa kesehatan berasal dari
kantong orang itu sendiri. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada mekanisme
pembiayaan ini, pasien cendrung berada di dalam posisi menerima sehingga
sering terjadi penyimpangan seperti overutilisasi jasa kesehatan dimana sang
dokter memberikan banyak pelayanan yang pada dasarnya tidak dibutuhkan,
namun sengaja diberikan dengan tujuan agar semakin banyak layanan yang
diberikan, maka pendapatanyang didapat dari layanan tersebut juga akan semakin
besar.
2. Sistem Pembiayaan Kapitasi.
Kapitasi merupakan suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang
dilakukan di muka berdasar jumlah tanggungan kepala per suatu daerah tertentu
dalam kurun waktu tertentu tanpa melihat frekuensi kunjungan tiap kepala
tersebut. Misalnya saja setiap kepala di desa A ditetapkan biayanya sebesar Rp
10.000,- /bulan, bila sang dokter bertanggung jawab atas 500 kepala, maka ia
akan menerima Rp 10.000,- x 500 / bulannya yaitu Rp 5.000.000,- . Biaya
sebesar Rp 5.000.000,- inilah yang akan ia kelola untuk meningkatkan kualitas
kesehatan di 500 warga tersebut, baik melaui tindakan pencegahan (preventive),
pengobatan (curative) maupun rehabilitasi. Sehingga semakin banyak layanan
kesehatan yang diberikan / semakin banyak pasien yang sakit dan butuh
pengobatan, biaya yang akan dipotong semakin banyak dan penghasilan sang
dokter akan semakin sedikit. Pada sistem ini, termasuk di dalamnya jaminan
kesehatan yang dijalankan oleh PT.Askes
3. Sistem Pembiayaan Berdasar Gaji
Pada sistem ini, sang dokter akan menerima penghasilan tetap di tiap bulannya
sebagai balas jasa atas layanan kesehatan yang telah diberikan. Termasuk di
dalamnya sistem pembayaran pada penyedia layanan kesehatan yang bekerja di
instansi dimana dokternya dibayarkan berdasar gaji bulanan di instansi tersebut,
bukan dari jenis layanan kesehatan yang diberikannya.
4. Sistem reimbursement
Sistem penggantian biaya kesehatan oleh pihak perusahaan berdasar layanan
kesehatan yang dikeluarkan terhadap seorang pasien. Metode ini pada dasarnya
mirip dengan fee for service, hanya saja dana yang dikeluarkan bukan oleh
pasien, tapi pihak perusahaan yang menanggung biaya kesehatan pasien, namun
berbeda dengan kapitasi karena metode ini melihat jumlah kunjungan dan jenis
layanan yang diberikan oleh provider.
Dari pembahasan sistem pembiayaan diatas, tentu saja setiap metodenya memiliki
segi positif dan negative masing – masing. Hal tersebut dapat dirangkum sebagai
berikut:
Sistem Kelebihan Kekurangan
Pembiayaan
Fee For Penanganan yang diberikan dokter Sering terjadi moral hazard
Service cendrung lebih maksimal dan dimana provider akan
tidak terkesan terbatas – batas sengaja secara berlebihan
member layanan kesehatan
dengan tujuan
meningkatkan pendapatan
dari layanan tersebut
Kapitasi 1. Kepastian adanya pasien 1. Sering terjadi
2. Jaminan pendapatan di awal underutilisasi
tahun / bulan (pengurangan layanan
3. Semakin efisien layanan, yang diberikan)
semakin banyak pendapatan 2. Kebanyakan dokter
4. Dokter lebih taat prosedur merasa dirugikan
5. Lebih menekankan pada 3. Bila peserta sedikit,
pencegahan dan promosi dapat merugikan dokter
kesehatan
Regulasi Regulasi
Badan
Pemerintah/
Pajak/ premi cakupan klaim
Profesional
Asuransi asuransi
Pembayaran Pelayanan
3.2 Saran
Saya menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari
kata sempurna,karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membantu menyempurnakan makalah ini di lain waktu.
DAFTAR PUSTAKA