Anda di halaman 1dari 34

PENINGKATAN KAPASITAS PELAKSANA

DAK BIDANG IRIGASI TA - 2022


Perencanaan Hidraulik Bendung Tetap
Bagian 1 – Mercu Bendung

Direktorat Irigasi dan Rawa


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Tahap 1 – 1 Maret 2022

Yiniarti Eka Kumala


Narasumber
Perencanaan Hidraulik Bendung Tetap

Perencanaan Hidraulik: menentukan tata letak, bentuk dan dimensi


hidraulik bagian-bagian bangunan yang terlewati aliran permukaan,
jadi belum termasuk perencanaan bawah bangunan (erosi buluh,
stabilitas dll), terdiri dari 3 bagian, mencakup:
Bagian 1: mercu dan tubuh bendung
Bagian 2: peredam energi
Bagian 3: bangunan pembilas dan pengambil
Bangunan Kelengkapan Bendung Tetap
Denah Bendung Tetap
Potongan Memanjang Bendung Tetap
MERCU BENDUNG TETAP

← Bendung dilihat dari hilir

Bendung dilihat dari udik →


Fungsi Mercu/Pelimpah Bendung

Fungsi mercu/pelimpah pada bendung tetap:


• Meninggikan muka air sungai, pada saat debit sungai kecil
(musim kering)
• Melimpahkan debit banjir , pada saat debit sungai besar (musim
hujan/banjir)
Mercu bendung harus didesain sesuai kriteria desain (parameter
aliran, debit rencana, kemungkinan kavitasi dan benturan batu)
Elevasi Mercu Bendung Tetap
Faktor yang harus dipertimbangkan – untuk irigasi:
• Kebutuhan penyadapan – sawah tertinggi & tinggi tekan yang
diperlukan → BB1
• Kebutuhan debit penyadapan → lebar intake
• Kebutuhan tinggi tekan untuk pembilasan – bangunan
bilas/kantong sedimen
• Kesempurnaan aliran
• Peninggian muka air di udik yang diijinkan
• Kebutuhan pengendalian sedimen
Kebutuhan Tinggi Muka Air di Pengambilan

❑ Kebutuhan untuk pengaliran air


▪ elevasi sawah yang akan diairi
▪ kehilangan tinggi energi di saluran dan alat ukur debit di petak tersier
▪ kehilangan tinggi energi di saluran antara alat ukur debit hingga
bangunan sadap dan di bangunan sadap tersier
▪ kehilangan tinggi energi di saluran dan alat ukur debit sekunder
▪ kehilangan energi di bangunan sadap sekunder
▪ variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer

→ Elevasi Bangunan Bagi 1 (BB1)


Elevasi Mercu Bendung Tetap
❑ Cara penentuan elevasi mercu:
 Muka air pada Bangunan Bagi 1 El. + ….. m
 Kehilangan energi alat ukur ….. m
 Kehilangan energi saluran L x i saluran …... m
 Kehilangan energi bangunan bilas …... m
 Kehilangan energi penangkap sedimen ….. m
 Kehilangan energi bangunan pengambil ….. m
_______________
Muka air normal (kebutuhan) MAN ………… m
 Faktor keamanan (angin & gelombang) 0,10 m
______________
 Elevasi mercu El. + …….. m
Perkiraan nilai koefisien pengaliran

❑ Mercu bentuk lancip C = 1,8

❑ Mercu bentuk persegi C = 1,75

❑ Mercu bentuk bulat C = 2,0 – 2,2

❑ Mercu bentuk Ogee C = 1,9 – 2,1

Nilai koefisien debit akan >, bentuk mercu sesuai dengan


arus/tirai luapan.
Bentuk Mercu

Bentuk-bentuk mercu bulat

Bentuk mercu Ogee:


Persamaan Ogee: y/Hd = 1/K (x/Hd)n

Kemiringan
K n
udik
vertikal 2,000 1,850
3:1 1,936 1,836
3:2 1,939 1,810
1:1 1,873 1,776
Bendung Mercu Bulat Satu Radius
Jari-jari mercu bulat

• Tekanan negatif (kavitasi) pada bidang miring di hilir pelimpah


di batasi dengan ketentuan:
o Jika mercu terbuat dari beton bertulang, p < - 4,0 m
o Jika mercu terbuat dari pasangan batu kali, p < - 1,0 m
→ Jari-jari untuk mercu bendung mercu bulat sebaiknya dibatasi:
 bahan pasangan batu, ≈ 0,3 - 0,7 H1max
 bahan beton, ≈ 0,1 - 0,7 H1max
Lebar Bruto Mercu Bendung (Bb)
❑ Lebar bruto (Bb): jarak antara tembok-tembok pangkal :
Bns < Bb < 1,2 Bns
Ketentuan Lebar Mercu (Bb)
 Kemampuan melewatkan banjir rencana dengan tinggi jagaan cukup;
 Batasan tinggi muka air genangan maksimum yang diijinkan pada
debit banjir desain

❑ Apabila Bb < Bns → H >,


• Peredam energi terlalu mahal, q ≈ 12 – 14 m3/s/m
→ Hmax ≈ 3,5 – 4,5 m
❑ Apabila Bb > 1,2 Bns → H <,
 Terjadi pengendapan pada sebagian mercu
Karakteristik Penampang Melintang Sungai
Lebar permukaan air : B atau T

1 Lebar normal sungai: Bns Dalam air : y atau h Vertikal V


m yn/hn Horisontal H

Lebar dasar sungai : b

o Kemiringan memanjang dasar sungai dinyatakan dengan notasi: Io


o Lebar dasar sungai dinyatakan dengan notasi : b
o Lebar permukaan air dinyatakan dengan notasi : B atau T
o Lebar normal sungai dinyatakan dengan notasi : Bns
o Kedalaman air dinyatakan dengan notasi : y atau h
o Kedalaman air normal dinyatakan dengan notasi : yn
o Kemiringan tebing sungai dinyatakan sebagai perbandingan antara
vertikal : horisontal = 1 : m
16
Penampang Sungai

Sungai Lebar (b >>h/y):

R≈y
y

b
Lebar Netto Mercu Bendung (Bn)
o Lebar netto (Bn): lebar bruto dikurangi lebar pilar :
Bn = Bb – n Bp
o Lebar pembilas + lebar pilar (Bp)
≈ 1/6 – 1/10 Lebar bruto bendung (untuk B sungai < 100)
o Lebar pilar (Bp):
▪ beton : 0,8 – 1,2 m
▪ pasangan: 1,0 – 1,5 m
o Lebar 1 pintu: ≤ 2,5 m
Lebar Efektif Mercu (Beff)

Beff = Bn – 2(n Kp + Ka) H1


dimana :
n = jumlah pilar
Kp = Koef kontraksi pilar
Ka = Koef kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi, m
Koefisien pilar & tembok pangkal
 Nilai koefisien pilar (Kp)
 Pilar persegi: Kp = 0,02
 Pilar bulat Kp = 0,01
 Pilar runcing Kp = 0

 Nilai koefisien tembok pangkal (Ka)


 Bersudut 900 Ka = 0,2
 Bersudut bulat 0,5 H > r > 0,15 H Ka = 0,1
 Bersudut miring 450 dengan r > 0,5 H Ka = 0
Tinggi Energi Di atas Mercu
2 2 1,5
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝑔 . 𝐵𝑒𝑓𝑓 . 𝐻1
3 3
di mana:
• Q = Debit desain/banjir sungai (m3/s)
• Cd = Koefisien pengaliran (C0.C1.C2)
• g = percepatan gravitasi (m/s2)
• Beff = Lebar efektif bendung (m)
• H1 = Tinggi energi di atas mercu (m)
Nilai Koefisien C0 untuk Mercu Bulat
Nilai koefisien C1 - untuk mercu bulat
Nilai koefisien C2 – untuk Mercu Bulat
Koefisien Pengaliran Mercu C (Cd)

Faktor yang mempengaruhi koefisien pengaliran mercu:


▪ Tinggi energi di atas mercu → H1
▪ Jari-jari mercu → r
▪ Tinggi pengempangan → p
▪ Kemiringan bidang udik mercu
▪ Bentuk mercu
Tinggi Air Di atas Mercu
Q2
H = hu +
hu + p Beff 2 2g

• Q = Debit desain/banjir sungai (m3/s)


• hu = tinggi air di udik bendung ( m)
• g = percepatan gravitasi (m/s2)
• p = tinggi pengempangan ( m)
• Beff = lebar efektif bendung (m)
• H = tinggi energi di atas mercu ( m)
Mercu bulat tipe PUSAIR – Kapasitas Pelimpahan
Mercu bulat tipe PUSAIR – Tekanan Air
Tembok Pangkal dan Tembok Sayap
Tembok Pangkal & Tembok sayap
Tembok pangkal bendung (abutment) membatasi lebar
mercu bendung dan berhubungan langsung dengan
tembok-tembok sayap di udik dan hilir bendung.
Tembok sayap udik selanjutnya menghubungkan
bendung dengan tanggul-tanggul penutup sungai.
Elevasi tembok pangkal ditentukan berdasar:
tinggi muka air udik pada debit rencana bendung
dengan tinggi jagaan 0,75 – 1,5 m.
Tembok Sayap Hilir
Bentuk & dimensi tembok sayap hilir ditentukan
berdasarkan :
• tipe dan dimensi peredam energi,
• geometri sungai di hilir dan sekitarnya,
• dalamnya penggerusan setempat dan degradasi,
• stabilitas tebing,
• tinggi muka air hilir pada debit rencana peredam
energi dengan tinggi jagaan 0,5 – 1,0 m.
Sumbu bendung dan Pengarah arus
❖ Sumbu bendung (sumbu mercu) harus diusahakan frontal atau
tegak lurus arah aliran → aliran yang menuju bendung terbagi
rata dan frontal.
❖ Bangunan pengarah arus untuk bendung yang ditempatkan pada
bagian sungai yang tidak lurus → dilengkapi dengan pengarah
arus berbentuk tongkat hoki dengan tinggi bangunan ditentukan
setinggi muka air pada debit desain bangunan pelimpah.
❖ Tembok pengarah arus ini juga berfungsi melindungi tanggul
penutup dari aliran langsung yang dapat membahayakan
kestabilan tanggul.
Bangunan Pengarah Arus Berbentuk Tongkat Hoki

Denah Bendung Tetap

Rib-ribR = 4 - 5m

La

u Li Lui
Ls 2a
a

Rip-rap

Tembok Pangkal

Undersluice
Sayap Hilir
Masuk ke
Intake ataudalam
dibulatkan
Pengarah Arus
ke udik
Tanggul Penutup

❑ Tinggi tanggul penutup ditentukan berdasarkan


tinggi muka air empangan dan fungsi gelombang
pada debit banjir rencana pelimpah, dengan tinggi
jagaan 0,75 – 1,5 m.
❑ Panjang tanggul penutup ditentukan berdasarkan
cakupan arus balik (back water), akibat
pembendungan pada debit banjir rencana.

Anda mungkin juga menyukai