Anda di halaman 1dari 31

RC18-4718 PENGOPERASIAN DAN

PEMELIHARAAN BANGUNAN AIR


PERENCANAAN PENYEDIAAN
AIR IRIGASI
PROGRAM SARJANA
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2021
Pokok Bahasan
• Perencanaan Penyediaan Air Irigasi Tahunan
• Perencanaan Penyediaan Air Irigasi di Tingkat
DI
• Rencana Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
• Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
• Monitoring dan Evaluasi
Pengoperasian Bangunan
Pengatur Irigasi
• Bangunan Utama: semua bangunan yang dibangun sepanjang
sungai atau aliran air untuk membelokkan air kedalam jaringan
saluran irigasi sedemikian agar jumlah pengambilannya dapat
diatur dan tidak mengandung banyak endapan.

• Bangunan Utama dapat terdiri dari :


• Bangunan Pengelak, Bangunan Pengambilan Utama,
• Bangunan Pembilas, Dinding Pemisah,
• Kantong Lumpur, Tangga Ikan,
• Pembilas Sungai / Pembilas Sawah,
• Silt Excluder, dan berbagai bangunan pelengkap utama.
Fungsi Bangunan pada
Bangunan Utama
Bangunan Pengelak
• Bangunan pengelak dengan peredam energi energi dibangun
melintang sungai agar permukaan air naik yang kemudian dapat
disadap melalui bangunan pengambilan utama, dan bangunan
pengelak tersebut dapat berupa bendung tetap, bendung gerak
dan bendung karet.
• Bangunan pengelak lainnya dapat berupa bangunan pengambilan
bebas (free intake) dan bendung saringan.
• Selain bangunan yang mengelakkan aliran air, bangunan untuk
mengambil air dapat menggunakan pompa.
Fungsi Bangunan pada
Bangunan Utama
Lokasi Bangunan Pengelak ditentukan oleh:
• Kemiringan dasar sungai, kondisi ini akan mempengaruhi jenis-jenis
bangunan sungai & tanggul sungai (bendung tetap, bendung gerak,
dll).
• Topografi pada lokasi bangunan, yang perlu diperhatikan:
• Tepi sungai cukup luas untuk membangun fasilitas, Menunjang
perencanaan trace saluran yang murah, Kemungkinan penempatan
tanggul yang ekonomis.
• Morfologi Sungai:
• Pada daerah gunung api muda dengan kemiringan yang curam --
belum stabil (degradasi & agradasi tinggi).
• Bila dasar sungai penuh pasir dan kerikil -- arah sungai tidak akan
tetap (palung berpindah selama banjir).
• Pada ruas sungai terapan (braided stream) -- kondisi kurang baik
untuk bangunan pengelak (alur berpindah).
• Pada sungai meander -- perlu diketahui batas meandernya dan
apakah stabil.
Prinsip Operasi Bangunan Utama
• Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan dan pintu pembilas
yang terkoordinir akan menyebabkan debit air dapat dialirkan
sesuai dengan kebutuhan.
• Pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di sungai
tinggi, pintu pengambilan di tutup.
• Tinggi muka air di hulu bendung tidak melampaui puncak tanggul
banjir atau elevasi yg ditetapkan.
• Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu dibilas.
• Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap
jam di musim banjir.
• Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi
perubahan.

11
Bangunan Pengambilan Utama
Bangunan pengambilan pada bendung untuk menyadap air masuk kedalam
saluran dan berfungsi sebagai berikut:
• Mengatur pemasukan air kedalam saluran.
• Menjaga agar endapan tidak masuk kedalam saluran.
• Menjaga agar banjir tidak masuk kedalam saluran.

Bangunan pengambilan biasanya diletakkan tegak lurus pada as bendung,


atau dibuat dengan sudut antara 90 sampai 110 derajat, agar air dapat
mengalir dengan lancar kedalam saluran.
Bangunan pengambilan dilengkapi dengan pintu, agar endapan tidak
masuk kedalam saluran. Ambang pintu pengambilan dibuat lebih tinggi
sekitar 1,2 sampai 1,5 meter diatas dasar kantong pembilas/ bangunan
pembilas. Apabila bangunan pengambilan dengan “silt-excluder” ambang
pintu pengambilan dinaikkan lebih tinggi sekitar 0,6 sampai 0,7 meter.
Bangunan Pembilas
• Bangunan pembilas merupakan bangunan terbuka dari bangunan
utama yg dilengkapi dengan satu atau lebih pintu pembilas.
• Pembilas di tempatkan sebagai satu kesatuan dari bendung di
depan setiap bangunan pengambilan, membentuk kantong yg
dasarnya lebih rendah dari ambang pengambilan. Namun lebih
tinggi dari dasar sungai bagian hilir.
• Apabila debit sungai lebih besar dari debit rencana, kelebihan air
dapat dialirkan melalui bukaan pintu bilas, pada batas
kemampuan (volume dan kecepatan aliran pada pintu bilas).
• Fungsi bangunan pembilas adalah:
• Menciptakan alur aliran sungai mengarah pada bangunan
pengambilan.
• Membilas endapan yg mengendap di kantong pembilas.
Silt Excluder (bangunan pembersih
lumpur) dan pembilas bawah
• Bangunan pembersih lumpur adalah suatu rangkaian konstruksi
saluran beton persegi empat yg terletak didasar sungai dan di depan
bangunan pengambilan.
• Fungsinya untuk mencegah pasir lumpur masuk kedalam saluran
pembawa. Aliran yg melalui bangunan pembersih lumpur dikontrol
dengan pintu bangunan pembilas yang letaknya pada bagian hilir di
ujung bangunan pembersih lumpur.
• Elevasi ambang pengambilan ditentukan dari tingkat tinggi dasar
sungai ambang direencanakan diatas dasar dengan ketentuan sbb:
• p = 0,50 m jika sungai hanya mengangkut lanau
• p = 1,00 m jika sungai mengangkut pasir & kerikil
• p = 1,50 m jika sungai mengangkut batu-batu bongkah
• Harga tersebut hanya dipakai untuk pengambilan yang digabung
dengan pembilas terbuka, jika direncanakan pembilas bawah, maka
kriteria ini tergantung pada ukuran saluran pembilas bawah.
Silt Excluder (bangunan pembersih
lumpur) dan pembilas bawah
• Dalam hal ini ambang pengambilan direncanakan 0 < p < 0,20 m
di atas ujung / lantai penutup saluran pembilas bawah.
• Agar pintu pembilas bawah tidak tersumbat, setiap hari pintu
pembilas dibuka ± 60 menit (terutama pada musim hujan). Pada
musim kemarau diatur dengan kebutuhan air irigasi & kondisi
sedimennya.
• Bila pengambilan lebih dari satu pintu, maka pilar sebaiknya di
mundurkan agar aliran streamline lebih tenang (smooth).
Dinding Pemisah
• Dinding pemisah dibangun tegak lurus pada as bendung dan
memisahkan bendung dengan kantong pembilas/bangunan
pembilas. Ujung hulu dinding pemisah melewati ujung hulu
bangunan pengambilan, sedangkan ujung hilir sama dengan awal
lantai peredam energi.
• Fungsi Utama Dinding Pemisah:
• Memisahkan bendung dengan kantong pembilas. Oleh karena lantai kantong
pembilas lebih rendah dari mercu bendung maka keduanya harus dipisahkan.
• Membantu menciptakan aliran yang tidak turbulen dekat bangunan
pengambilan sehingga terjadi pengendapan dan dengan demikian air yang
disadap relatif lebih bersih.
• Dimensi rata-rata dari pembilas bawah adalah:
• Tinggi saluran pembilas bawah > 1,5 kali diameter terbesar sedimen dasar
sungai.
• Tinggi saluran pembilas ≥ 1,0 m
• Tinggi diambil Y3 - ¼ dari kedalaman air di hulu pengambilan selama debit
normal.
Operasi Bangunan
Pengambilan Utama
• Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai
berikut:
• Untuk mengatur air yang masuk kedalam saluran
• Untuk mencegah endapan masuk kedalam saluran
• Untuk mencegah air banjir masuk kedalam saluran
• Apabila pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama
operasi berlangsung tinggi bukaan pintu harus sama besar,
kecuali ada salah satu pintu yg diperbaiki.
• Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu
besar, pintu bangunan pengambilan harus ditutup dan pengaliran
air di saluran dihentikan.
• Kalau di depan pintu pengambilan dipasang saringan sampah,
pembersihan dilakukan setelah pintu pengambilan ditutup.
Operasi Bangunan Pembilas
• Tiga cara pengoperasian kantong pembilas: operasi kolam
tenang, semi-tenang, operasi pengaliran terbuka.
• Operasi kolam tenang (still pond regulation)
• Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air
yang diperlukan saluran yang dialirkan ke kantong pembilas,
selebihnya dialirkan di lain dari bangunan utama.
• Kecepatan air di kantong pembilas dengan demikian akan
rendah, oleh karena itu jumlah air yang masuk kedalamnya
kecil dan menyebabkan air yang masuk ke saluran relatif
bersih.
• Endapan dibiarkan mengendap di dalam kantong pembilas
sampai ketinggian kurang lebih 0,5 meter, kemudian pintu
pengambilan ditutup dan pintu pembilas dibuka untuk
membersihkan kantong pembilas.
Operasi Bangunan Pembilas
• Operasi kolam semi tenang
• Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih besar
dari debit yg dialirkan ke dalam saluran.
• Kelebihan air dialirkan ke hilir melalui pintu pembilas yang dibuka
sebagian.
• Lapisan atas mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan,
sedangkan lapisan bawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu
pembilas.
• Akibat dari operasi ini, endapan melayang masuk ke saluran
irigasi. Hal ini dapat dilakukan kalau jenis endapan gradasinya
cukup besar.
• Operasi pengaliran terbuka
• Pengoperasian semacam ini dilakukan dengan membuka penuh
pintu pembilas.
• Dalam keadaan demikian akan banyak endapan masuk kedalam
saluran, dan dianjurkan semua pintu pengambilan ditutup.
Operasi Kantong Lumpur
Pengurasan berkala
• Selama terjadi pengendapan di kantong lumpur, kecepatan air akan bertambah,
pada saat itu endapan mulai akan masuk ke dalam saluran. Untuk menanggulangi
keadaan ini kantong lumpur dikuras.
• Operasi dilakukan sebagai berikut:
• Pertama-tama pintu saluran ditutup dengan demikian pengaliran di kantong
lumpur terhenti dan permukaan air berangsur-angsur naik sampai dengan
permukaan air di hilir bendung.
• Sesudah itu bukaan pintu pengambilan diatur sedemikian agar debit yang
masuk sama dengan debit yang dibutuhkan selama pengurasan (sekitar 0,5 –
1,0 debit rencana ruangan), kemudian pintu penguras diangkat sepenuhnya.
• Akibat kecepatan air endapan didasar kantong lumpur mulai terkuras. Setelah
pengurasan selesai, pintu penguras ditutup,
• Permukaan air dikantong lumpur kemudian akan sama dengan permukaan air
di hulu bendung, selanjutnya pintu pengambilan di buka penuh dan setelah itu
pintu saluran dibuka.
Operasi Kantong Lumpur
Pengurasan Terus Menerus
• Manakala konsentrasi sedimen cukup tinggi sehingga kantong cepat
penuh, maka pintu kuras dapat dibuka sedikit untuk mengurangi sedimen
yang ada pada kantong lumpur.
• Oleh karena itu debit yg masuk melalui pintu pengambilan harus lebih
besar, sebanyak debit saluran/debit irigasi (QI) ditambah debit
pengurasan (QP).
• Pengurasan terus menerus hanya dilakukan pada saat banjir dan setelah
air sungai lebih bersih pengurasan kembali dilakukan berkala.
• Kantong lumpur yang sederhana terdiri dari hanya satu ruang
pengendapan dengan kecepatan dipertahankan sampai 0,20 – 0,35 m/dt,
agar sedimen dapat mengendap. Apabila debit saluran melebihi 15 – 20
m3/dt, ukuran kantong lumpur akan sangat besar, waktu pengurasan juga
akan bertambah lama, oleh karena itu kantong lumpur dibuat dengan dua
ruangan pengendapan.
Secara garis besar operasi bangunan bendung sebagai berikut:

No Kondisi aliran Pintu Pintu Pintu Pintu Keterangan


bilas I sadap I sadap II bilas II
1 Debit kecil Ditutup Dibuka Dibuka Ditutup Pembagian antar
Qs < Qp sekunder/tersier diatur
secara giliran.
Pengurasan kantong
lumpur dilakukan
secara berkala.
2 Debit normal
a QI + Qp > Qs ≥ QI Ditutup Dibuka Dibuka Ditutup Untuk mengurangi
endapan pada kantong
lumpur pintu bilas II
b Qs ≥ QI + Qp Dibuka Dibuka Dibuka Dibuka dibuka sebagian (± 10
(Qp) (QI) (QI) sebagian cm)
3 Debit banjir Ditutup Ditutup Ditutup Ditutup Banjir dilewatkan di
Qs >> QI + Qp atas ambang

4 Banjir menurun
a Penggontoran awal Dibuka Ditutup Ditutup Ditutup Proses pengurasan di
total muka bendung (pada
bangunan bilas)
b Penggontoran Dibuka Proses pengurasan
lanjutan sedikit Dibuka Ditutup Dibuka
kantong lumpur
c Penyadapan Ditutup Dibuka Dibuka Ditutup Proses penyadapan
Pengoperasian Bendung Gerak Aliran Bawah

No Kondisi aliran Pintu Pintu Pintu Pintu Pintu Pintu keterangan


bilas I sadap I I II III IV

1 Debit kecil tutup buka tutup tutup tutup tutup Pembagian antar
sekunder /tersier
Qs < Qp diatur secara giliran.

2 Debit normal
a QI + Qp > Qs ≥ QI buka buka tutup tutup tutup tutup
(Qs-QI) (QI)
b Qs ≥ QI + Qp tutup Buka Buka tutup
buka buka
(Qp) (QI) ½ Qs- ½ Qs-
(QI+Qp) (QI+Qp)

3 Debit banjir buka tutup buka buka buka buka Bukaan diatur pintu
IV>III> II>I dimana
Qs >> QI + Qp (Qp) bagian atas pintu I ±
20 cm diatas banjir
rencana

4 Banjir menurun
Pintu I,II,III, IV ditutup
a Penggontoran buka tutup tutup tutup tutup tutup bila Qs < QI+Qp
(Qp) sebagian

b Penyadapan tutup buka Tutup Tutup tutup


(QI)
tutup
(Qs-QI)
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring pelaksanaan operasi jaringan irigasi
• Monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan
daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi ( mengecek apakah
petugas telah mencatat & mengisi blangko operasi yang telah
ditetapkan). Blangko tersebut harus dikondisikan dengan
kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan.
Kalibrasi Alat Ukur
• Jenis alat ukur yang dipakai dalam pembagian air sesuai dengan
Kriteria Perencanaan (KP) Irigasi ada 6 yaitu :
• Tipe Romijn
• Tipe Cipoletti
• Tipe Parshall Flume
• Tipe CHO (Constan head orifice)
• Tipe Crump de Gruyter
• Tipe Drempell
Monitoring dan Evaluasi
• Untuk dapat dicapainya operasi yang efektif dan efisien,
pembagian dan pemberian air harus dapat diukur dengan baik.
Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat ukur dalam
satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan
memakai rumus standar yang berlaku.
• Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain nilai kekasaran,
endapan, umur dan kekentalan air itu sendiri.
• Disamping itu pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat
pembangunan juga sangat berpengaruh.
• Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus
dikalibrasi yaitu dengan membandingkan kenyataan besarnya
debit yang mengalir dengan besarnya debit sesuai dengan
perhitungan menggunakan rumus umum.
Monitoring dan Evaluasi
• Tata cara kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan tata cara kalibrasi.
• Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari
alat ukur atau minimal lima tahun sekali.
• Apabila terjadi kerusakan alat ukur pada jaringan irigasi teknis
maka sambil menunggu perbaikan, pengukuran debit pada alat
ukur yang rusak dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
• Pengukuran debit dengan metode pelampung
• Dibuat lubang pintu ukur yang proporsional dengan pintu ukur yang masih
berfungsi.
Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi Kinerja Pembagian/Pemberian Air
• Salah satu sistem pemantauan operasi pembagian air di jaringan
irigasi adalah menggunakan pemantauan RPPA (Rasio Pelaksanaan
Pembagian Air). Pada saat RPPA dihitung untuk mengetahui
ketetapan pemberian air sesuai dengan rencana.
• Pengamat dapat menghitung RPPA atas dasar :
• Melakukan inspeksi mendadak (sidak), catatan debit hasil sidak
dicocokkan dengan RPA sepuluh harian.
• Pengamat dapat membuat RPA dengan mengevaluasi pencatatan Debit
saluran terhadap RPA sepuluh harian.
• Adapun tujuan dari sistem pemantauan ini adalah untuk :
• Mempermudah dan mempercepat pemantauan pemerataan pembagian
air.
• Untuk efisiensi dan efektifitas kerja petugas lapangan dalam memonitor
perubahan yang terjadi.
Monitoring dan Evaluasi
• RPPA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : RPPA = Qu / Qd
Dimana : Qu = Debit yang diukur pada waktu pengecekan
Qd = Debit rencana
• Untuk mengetahui akurasi hasil RPPA tersebut dapat diklarifikasikan sebagai
berikut:
• RPPA antara 0.75 – 1.25 baik
• RPPA 0.40 – 0.75 atau 1.25 – 1.40 sedang
• RPPA < 0.40 atau > 1.40 kurang
• Dari hasil RPPA juga dapat diketahui hal – hal sebagai berikut :
• Garis cenderung naik, berarti angka estimasi kehilangan air terlalu besar.
• Garis lurus berarti angka estimasi kehilangan air cukup baik.
• Garis gelombang berarti ada kebocoran yang tidak terkontrol akibat
kerusakan pintu air/bangunan ukur atau petugas lalai/tidak patuh.
• Garis cenderung turun, berarti angka estimasi kehilangan air terlalu kecil.
Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi
• Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja
sistem irigasi yang meliputi :
• Prasarana fisik Produktivitas tanaman
• Sarana penunjang Organisasi personalia
• Dokumentasi Kondisi kelembagaan P3A
• Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk DI
utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota) Indeks
Kinerja Sistem Irigasi dengan nilai :
• 80-100 : kinerja sangat baik
• 70-79 : kinerja baik
• 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
• < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
• Maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5

Anda mungkin juga menyukai