Anda di halaman 1dari 74

01

Kuliah Operasi dan Pemeliharaan


Bangunan Air
TPSDA (SA-4111)

OP Bendung dan
Bendungan
[Dr. Ana Nurganah Chaidar. ST.,MT]

KK TSA - TPSDA– FTSL- ITB


BANGUNAN UTAMA BENDUNG

Tipikal Bendung Gerak

Tipikal Bendung Tetap


PELIMPAH BENDUNG

Bendung Tetap

Bendung Gerak
KOLAM OLAK
BANGUNAN PENGAMBILAN (INTAKE)
PINTU PEMBILAS
SEDIMEN TRAP

https://jatiluhurdam.wordpress.com
/datagrafik-kondisi-bendungan/be
ndung-curug/
BANGUNAN PERKUATAN SUNGAI
SALURAN

https://muzlimacmal.wordpress.com
/author/muzlimacmal/page/11/
BANGUNAN PELENGKAP
ISTILAH
Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempu
nyai waktu yang lama dan dampak yang diakibatkannya aka
n lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai freku
ensi lebih sering dilakukan dengan skala kecil, waktunya pe
ndek dan harus dilakukan serta secara kontinyu
Pemeriksaan adalah kegiatan pengamatan, pengukuran da
n membandingkan dengan suatu standar, sehingga mendap
atkan kesimpulan nilai tertentu.
Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengam
anan untuk menjaga kondisi dan atau fungsi bangunan.
Pengoperasian adalah rangkaian kegiatan mulai dari persia
pan pelaksanaan sampai dihasilkan produk
Penggelontoran adalah cara membersihkan saluran dari te
rakumulasinya endapan kotoran yang terbawa melalui aliran
air
Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan k
ondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau d
iganti

• Perawatan rutin : dilaksanakan setiap waktu.


• Perawatan berkala : dilaksanakan secara berkala.

Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk me


ngganti seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilita
s dan perlatan bendung yang secara ekonomis, fungsi dan
kondisinya tidak layak dipakai lagi.
Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kon
disi dan fungsi bangunan. Kegiatan perbaikan

• Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan deng


an maksud agar bangunan dapat segera berfungsi. Perb
aikan darurat meliputi kegiatan perbaikan yang sifatnya r
usak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana alam
dan kelalaian manusia
• Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan u
ntuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan yang
sifatnya merupakan peningkatan perbaikan darurat mau
pun memperbaiaki kerusakan akibat bencana alam atau
kelalaian manusia dengan dibuat desain yang baru sehi
ngga hasil perbaikannya bersifat permanen.
DATA DAN INFORMASI
Data dan informasi yang diperlukan dalam pengoperasian bend
ung dan bangunan pelengkapnya, meliputi :
• peta wilayah kerja pengelolaan air irigasi sesuai dengan tuga
s dan tanggung jawabnya (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan)
• peta daerah irigasi (skala 1 : 5.000)
• skema jaringan irigasi
• skema rencana pembagian dan pemberian air
• gambar purna konstruksi (as built drawing)
• dokumen dan data data lain, meliputi :
• manual pengoperasian bendung; bangunan ukur debit
• data seri dari catatan curah hujan
• data debit sungai
• data klimatologi
• data lengkung debit bendung
KETENTUAN DAN PERSYARATAN OPERASI

Bendung Gerak, Pintu Pembilas, Dan Pintu Intake


Agar operasi bangunan utama bendung gerak dan ba
ngunan penunjang bendung tetap (intake dan pembil
as) dapat terlaksana dengan baik disyaratkan hal-hal
berikut :
• Kondisi pintu sebagai dapat dioperasikan den
gan baik.
• Instalasi yang berfungsi sebagai pengangkat d
aun pintu dapat berfungsi dengan baik.
• Tersedia petunjuk dan pola operasi yang dir
encanakan dengan baik sesuai dengan fungsi
dan manfaat pintu.
• Operasi pintu harus dilakukan mengikuti pola
yang sudah ditetapkan.
• Tersedia petugas operasi yang menguasai p
etunjuk dan pola operasi bendung gerak man
ual, elektrikal dan mekanikal.
Bendung karet
Agar operasi bendung karet dapat terlaksana
dengan baik disyaratkan hal-hal berikut sesu
ai dengan Pd T-05-2005-A :
• Kondisi bendung dapat mengembang da
n mengempis dengan baik dan tidak bocor;
• Instalasi pengembangan/pengempisan da
n pompa udara dapat berfungsi dengan b
aik;
• Tersedia petunjuk dan pola operasi yang
direncanakan dengan baik sesuai dengan f
ungsi dan manfaat bendung karet;
• Operasi bendung harus dilakukan mengik
uti pola yang sudah ditetapkan;
• Tersedia petugas operasi yang menguas
ai petunjuk dan pola operasi bendung kar
et.
KETENTUAN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN

• bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga


memudahkan pekerjaan pemeliharaan;
• bahan yang digunakan sesuai dengan ketentuan y
ang berlaku;
• petugas yang diserahi pekerjaan harus cakap dan
bertanggung jawab;
• fasilitas pemeliharaan harus terpenuhi.
PELAKSANAAN PENGOPERASIAN
Tubuh Bendung
1) Bendung Gerak dengan Pintu
a) Pada musim kemarau atau debit normal.

• Dianjurkan mengoperasikan dengan cara kolam tenang. Jika tidak a


da pembilasan (pintu pembilas ditutup), pintu pengambilan dibuka un
tuk memperoleh debit pengambilan yang dibutuhkan.
• Sisa debit pengambilan dilepas melalui pembilas sungai (jika ada) at
au melalui beberapa pintu pelimpah (spillway gate) yang dekat deng
an pintu pembilas.
• Pembilasan dilaksanakan bila endapan dalam kantong pembilas tela
h mencapai 30 sampai 50 cm di bawah ambang pengambilan denga
n menutup pintu pengambilan dan membuka pintu pembilas.
• Setelah selesai pembilasan, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu
pengambilan dibuka.
• Umumnya kandungan endapan pada musim kemarau kecil. Bila ben
dung gerak dilengkapi bangunan pembersih lumpur, debit pengambil
an maupun debit pembilasan mengalir melalui kantong pembilas.
BENDUNG RENTANG
b) Waktu banjir kecil (banjir tahunan) dan kala ulang 20 tahun.
Pada musim banjir kecil, operasi kolam tenang sama dengan cara pada musim ke
marau. Debit sisa dan pembilasan dan bangunan pembersih lumpur diatur sebaga
i berikut :
• Bendung gerak dengan pembilas sungai.
• Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan (Vs/Vp >1) dan debit
sisa dan pembilasan dan pembilas sungai dialirkan melalui bendung gerak
(spillway gate), dengan membuka semua pintu/bendung gerak sama besar
. Apabila ada endapan dimuka pintu gerak yang perlu dibilas, pintu tersebu
t dibuka penuh untuk mengaktifkan pembilasan.
• Bendung gerak tanpa pembilas sungai.
• Debit sisa (sisa debit pengambilan ditambah debit pembilasan) dialirkan m
elalui bendung gerak (spillway gate). Untuk pelimpahan, secara menyeluru
h bukaan pintu lebih disukai berbentuk miring (wedge shape) dan pada me
mbuka pintu dengan tinggi sama. Pintu dekat pembilas dibuka lebih tinggi
selanjutnya berangsur mengecil makin jauh dan pembilas. Bila pengambila
n air hanya pada satu sisi saja maka bukaan pintu gerak pada sisi yang tak
ada pengambilan air dibuka paling kecil atau ditutup sama sekali. Dengan
kata lain, bila ada dua pengambilan (kiri-kanan) maka pintu gerak paling te
ngah dibuka paling kecil.
• Bukaan pintu harus sedemikian rupa sehingga tak ada air melimpah melalui at
as daun pintu/alas bendung gerak, kecuali didesain dengan pelimpah alas.
c. Waktu banjir besar kala ulang 50 dan 100 tahun.

Pada saat ini semua pintu (bendung gerak, pintu bilas, d


an pintu bilas sungai) dibuka penuh sedangkan pintu pe
ngambilan ditutup.
Saat banjir surut, kalau kandungan sedimen dalam air s
esuai toleransi, pintu pengambilan dibuka lagi dan peng
operasian pintu sama dengan waktu banjir kecil seperti d
iterangkan terdahulu.
Bendung Karet
Operasi bendung karet isi udara ditujukan untuk menjala
nkan fungsinya, yang bisa dicapai pada 2 (dua) kondisi s
esuai dengan Pd T-05-2005-A, yaitu:
• Kondisi mengembang, yang berfungsi untuk membend
ung muka air hulu sehingga bisa memenuhi fungsinya
sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun m
enahan intrusi air laut;
• Kondisi mengempis, yang berfungsi untuk meniadaka
n pembendungan ketika terjadi debit besar dengan ele
vasi muka air melampaui batas tertentu, sehingga bisa
menghindari peningkatan ancaman banjir akibat adan
ya bendung.
Pengukuran debit di tubuh bendung

2 2
Q = Cd
1, 5
g bh1
3 3
Bangunan Pengambilan
• Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan yang terko
ordinir akan dapat mengalirkan debit air sesuai dengan ke
butuhan. Pada saat banjir atau pada saat kandungan end
apan di sungai tinggi, pintu pengambilan ditutup sesuai de
ngan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada I
rigasi Air Permukaan.
• Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui p
uncak tanggul banjir atau elevasi yang telah ditetapkan;
• Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas;
• Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari a
tau tiap jam di musim banjir;
• Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi
perubahan;
Bangunan Pengambilan lanjutan………………
• Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan
sebagai berikut :
• Untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran;
• Untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran;
• Untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran;
• Jika pintu pengambilan lebih dari satu buah maka sel
ama operasi berlangsung tinggi bukaan pintu harus s
ama besar, kecuali ada salah satu pintu yang sedang
diperbaiki;
• Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai te
rlalu besar, pintu bangunan pengambilan harus ditutup
dan pengaliran air di saluran dihentikan;
• Jika di depan pintu pengambilan di pasang saringan sa
mpah, pembersihan sampah dilakukan setelah pintu pe
ngambilan ditutup.
BANGUNAN PENGAMBILAN

BANGUNAN PENGAMBILAN DENGAN SARINGAN SAMPAH

BAGIAN HILIR BANGUNAN PENGAMBILAN


Pengukuran debit di intake bendung

Q = Kab 2gh1

Standar lebar pintu :


0,50 – 0,75 – 1,00 – 1,25 dan 1,50m
Bangunan Pembilas
Tiga cara pengoperasian kantong pembilas sesuai dengan Pedoman Operas
i Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan sebagai berikut :
1) Operasi Kolam Tenang (Still Pond Regulation)
• Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air yang diperl
ukan saluran yang dialirkan ke dalam kantong pembilas, selebihnya dialir
kan di bagian lain dari bangunan utama. Kecepatan air di dalam kantong
pembilas dengan demikian akan rendah, oleh karena itu jumlah air yang
masuk ke dalamnya kecil dan menyebabkan air yang masuk ke saluran r
elatif bersih.
• Endapan dibiarkan mengendap di dalam kantong pembilas sampai menc
apai ketinggian kurang lebih 0,5 meter. Kemudian pintu pengambilan ditut
up dan pintu pembilas dibuka untuk membersihkan kantong pembilas. Se
telah kantong pembilas bersih, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu p
engambilan dibuka kembali untuk mengalirkan air ke saluran.
• Cara pengoperasian ini disebut Operasi Kolam Tenang dan sangat efektif
untuk mengurangi endapan masuk ke saluran. Akan tetapi operasi semac
am ini hanya dilakukan kalau ambang pintu pengambilan relatif tinggi di a
tas dasar kantong pembilas, dan dapat menyebabkan penghentian penga
liran ke saluran selama pembilasan.
Bangunan Pembilas
2) Operasi Kolam Semi Tenang.
• Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih besar dan de
bit yang dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air dialirkan ke hilir melalui
pintu pembilas yang dibuka sebagian. Aliran air yang masuk ke dalam ka
ntong pembilas dengan demikian akan terbagi dua lapisan. Lapisan atas
mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan sedangkan lapisan bawah
dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi ini kec
epatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan endapa
n melayang dan tidak mengendap, bahkan dengan terjadinya aliran turbul
en kadang-kadang dapat menaikkan endapan dasar ke permukaan. Deng
an demikian fungsi pengendapan di kantong pembilas akan berkurang. K
elebihan dari cara ini ialah endapan terus menerus dibilas dan saluran tid
ak perlu ditutup sebagaimana yang dilakukan pada cara operasi kolam te
nang.

3) Operasi Pengaliran Terbuka.


• Pengoperasian semacam ini dilakukan dengan membuka penuh pintu pe
mbilas. Dalam keadaan demikian akan banyak endapan masuk ke dalam
saluran dan dianjurkan semua pintu pengambilan ditutup
Kantong Lumpur
Dua cara pengoperasian kantong lumpur sebagai berikut :
1. Pengurasan Berkala
Pengurasan berkala pada saat terjadi pengendapan di kantong lumpur kecepatan
air akan bertambah dan proses pengendapan mulai berkurang pada saat endapa
n mulai akan masuk ke dalam saluran.
Untuk menanggulangi keadaan ini kantong lumpur harus dikuras.
Operasi dilakukan dengan cara berikut :
• Pintu saluran ditutup dengan demikian pengaliran di kantong lumpur terhenti
dan permukaan air berangsur-angsur naik sampai sama dengan permukaan
air di hilir bendung.
• Sesudah itu bukaan pintu pengambilan diatur sedemikian agar debit yang m
asuk sama dengan debit yang dibutuhkan untuk pengurasan (sekitar 0,5 – 1
,0 debit rencana ruangan), kemudian pintu penguras diangkat sepenuhnya.
• Dengan urutan seperti itu permukaan air di kantong lumpur turun dan air mu
lai masuk ke kantong lumpur sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pe
ngurasan. Akibat kecepatan air endapan di dasar kantong lumpur mulai terk
uras. Setelah pengurasan selesai, pintu penguras ditutup, permukaan air di
kantong lumpur kemudian akan sama dengan permukaan air di hulu bendun
g, selanjutnya pintu pengambilan dibuka penuh dan setelah itu pintu saluran
dibuka.
2. Pengurasan Terus-menerus
• Pada kantong lumpur endapan tidak dibiarkan mengendap melain
kan dikuras terus menerus melalui pintu penguras yang dipasang
di ujung kantong lumpur.
• Oleh karena itu debit air yang masuk melalui pintu pengambilan h
arus lebih besar, sebanyak debit saluran (Qs) ditambah debit pen
gurasan (Qp) dari dasar.

Akan tetapi operasi semacam ini dilakukan hanya pada saat banjir ke
tika kandungan endapan dalam air sungai cukup tinggi, sedangkan di
musim kemarau dapat diadakan pengurasan berkala.
Agar di saat banjir air dan hilir bendung tidak masuk ke dalam kanton
g lumpur melalui pintu penguras, dasar kantong lumpur harus lebih ti
nggi dan muka air di hilir bendung atau pada saat muka air di hilir be
ndung lebih tinggi dan dasar kantong lumpur, pintu penguras ditutup
dan kalau perlu pengaliran air ke saluran dihentikan
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
1. Pengamanan dan Pencegahan
Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengama
nan untuk menjaga kondisi dan atau fungsi bangunan. Kegi
atan pengamanan dan pencegahan, meliputi :
• Inspeksi rutin minimal satu kali dalam 2 (dua) minggu;
• Menghalau binatang (kerbau dan lain-lain) supaya tida
k masuk ke dalam saluran;
• Pada lokasi-lokasi yang penting dan berbahaya harus
dipasang tanda-tanda atau rambu-rambu peringatan.
2. Perawatan
Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan
perawatan, meliputi :
a. Perawatan Rutin
Perawatan rutin dilaksanakan setiap waktu. Perawatan rutin terhadap ban
gunan bendung meliputi :
1) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi
harus dipotong atau dibersihkan;
2) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng g
ondok plastik, dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit sal
uran harus dibersihkan;
3) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada t
ebing saluran jika akan menimbulkan bocoran/mengganggu aliran
harus segera diperbaiki;
4) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak beba
s, harus dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran;
5) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat.
• Kegiatan perawatan rutin dilaksanakan secara swakelola.
b) Perawatan Berkala
Perawatan berkala dilaksanakan secara berkala. Perawatan berkal
a untuk bangunan bendung dilakukan sebagai berikut :
• Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus
diangkat dan normalisasi profil saluran setiap tahun pada sa
at pengeringan;
• Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga s
etiap 2 (dua) tahun sekali harus di cat kembali;
• Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak rin
gan;
• Tanaman air, pepohonan dan semak-semak liar yang besar-
besar harus dibongkar atau dibersihkan.
• Kegiatan perawatan berkala dilaksanakan secara swakelola dan
atau diborongkan.
3. Perbaikan

Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan k


ondisi dan fungsi bangunan. Kegiatan perbaikan, melipu
ti :

a) Perbaikan Darurat
• Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan de
ngan maksud agar bangunan dapat segera berfungsi
. Perbaikan darurat meliputi kegiatan perbaikan yang
sifatnya rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh be
ncana alam dan kelalaian manusia; misal : tanggul je
bol, pintu air macet.
b) Perbaikan Permanen
Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk men
gembalikan kondisi dan fungsi bangunan yang sifatnya merupak
an peningkatan perbaikan darurat maupun memperbaiki kerusa
kan akibat bencana alam atau kelalaian manusia dengan dibuat
desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat permane
n. Kegiatan permanen meliputi :
• tanggul longsor cukup berat;
• tanggul bocor cukup berat;
• sayap bangunan patah cukup berat;
• koperan bangunan patah;
• pintu air rusak berat;
• pelindung talud runtuh;
• Kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan cara diborongkan,
sehingga perlu didukung dengan desain baru.
4. Penggantian
Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengga
nti seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan pe
rlatan bendung yang secara ekonomis, fungsi dan kondisinya ti
dak layak dipakai lagi.
Kegiatan penggantian, meliputi :
• Penggantian pintu-pintu air yang sudah rusak berat;
• Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang
baru;
• Bagian dari peralatan elektrik-mekanis dan lain-lain dalam k
urun waktu tertentu diganti yang baru;
• Penggantian total karet bendung dilakukan apabila tidak ada
cara perbaikan yang bisa meniamin ketidak bocoran dan kek
uatan bendung karet ketika bendung dioperasikan.
Kegiatan penggantian dilaksanakan dengan cara diborongkan.
JENIS BANGUNAN AIR-DAM (BENDUNGAN)

• Bendungan atau dam adalah konstruksi yang di


bangun untuk menahan laju air menjadi waduk, d
anau, atau tempat rekreasi.
• Seringkali bendungan juga digunakan untuk men
galirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga
Air.
• Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang dise
but pintu air untuk membuang air yang tidak diing
inkan secara bertahap atau berkelanjutan
TAPAK BANGUNAN BENDUNGAN
Tata Letak Bendungan dan Bangunan Pelengkap
Panjang puncak bendungan = 367 m
Diameter terowongan pengelak = 5,00 m dengan panja
ng = 557 m.
Kolam Olak
Panjang Bangunan pelimpah = 445 m.
Bangunan Pengeluaran terdiri dari menara pengambila
n dan pipa pesat yang menggunakan terowongan peng
elak

Bendungan Utama Power House +Outlet RKI + Irigasi


Pelimpah

Terowongan Pengelak

Menara Intake

Cofferdam

50
POTONGAN MELINTANG TUBUH BENDUNGAN

• Tipe bendungan : Urugan batu dengan Inti kedap air dari tanah
• Elevasi puncak bendungan : + 114,00 m
• Lebar puncak bendungan : 10,00 m
• Panjang Puncak Bendungan : 360 m
• Tinggi Bendungan dari dasar sungai : 65 m
• Kemiringan lereng : hulu 1: 2,60 , hilir 1 : 2,30
• Elevasi muka air normal : + 109,00 m
• Elevasi Banjir Q 1000 : + 110,58 m
• Elevasi BMBJ : +112,33 m
• Tipe Cofferdam : Urugan batu dengan lapisan kedap air miring di
bagian hulu
• Elevasi puncak cofferdam : + 76,00 m
• Volume Urugan : 1.643.500 m3

51
MENARA INTAKE
SPILLWAY
TEROWONGAN PENGELAK
KOLAM OLAK
GALLERY
POWER HOUSE
1. Pengertian Umum Operasi dan Pemeliharaan Ben
dungan

• Petugas yang bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan


bendungan harus terlibat dengan bendungan selama tahap peran
cangan dan konstruksi, hal ini dimaksudkan untuk terbiasa denga
n pertimbangan desain dan konstruksi dalam menghadapi masala
h selama operasi dan pemeliharaan bendungan.

• Pemeriksaan harus dilakukan pada saat konstruksi selesai oleh p


etugas perencanaan, pelaksana konstruksi, dan operasi untuk me
mastikan bahwa semua item lengkap atau ada kekurangan yang a
kan diselesaikan selanjutnya

• Selama pemeriksaan/inspeksi, permasalahan, operasi yang khusus


, persyaratan pemeliharaan umum, dan lain-lain harus didiskusika
n agar prosedur yang ditetapkan sesuai.
• Selama pengisian awal (inponding) harus benar benar diperhatikan
dengan segala tindakan pencegahan ekstra dan prosedur operasi
harus dilakukan karena situasi yang tidak dapat diprediksi dapat t
erjadi.

• Pemeliharaan rutin dan pemeriksaan bendungan dengan fasilitas y


ang sesuai harus merupakan proses yang berkelanjutan. Semua k
ondisi yang tidak biasa yang dapat mempengaruhi operasi, pemeli
haraan, atau keamanan bendungan harus dilaporkan segera denga
n menggunakan prosedur tertulis yang telah ditentukan sebelumn
ya.

• Selain pemeliharaan dan inspeksi rutin yang sedang berlangsung, p


emeriksaan secara berkala harus dilakukan pada setiap bendunga
n setidaknya setiap 5 tahun. Kedalaman dan frekuensi pemeriksaa
n ini harus bergantung pada ukuran bendungan, bahaya, kompleks
itas, dan permasalahan sebelumnya yang dihadapi.
• Inspeksi harus dijadwalkan, jika memungkinkan, selama periode air
tinggi dan rendah untuk mengamati kondisi khusus pada situasi ini.
• Pemeriksaan rutin juga harus dijadwalkan untuk mengidentifikasi k
erusakan signifikan yang telah terjadi atau berpotensi untuk memb
esar.
• Permasalahan yang dicatat selama pemeriksaan harus diidentifikasi
dan didokumentasikan dalam laporan, dan prosedur harus ditetapk
an untuk perbaikan pada waktu yang tepat. Tanggung jawab untuk
memperbaiki masalah harus didokumentasikan dengan jelas. Jadwal
pendanaan harus dipertimbangkan untuk memastikan dana yang m
emadai dan tepat waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
• Inspeksi bawah air terhadap fasilitas yang biasanya tidak dapat diam
ati, seperti kolam olak, permukaan di hulu, dan lain-lain, harus dija
dwalkan secara berkala untuk memastikan kinerja terus berlanjut.
Pemeriksaan di bawah air direkomendasikan setiap 6 tahun , namu
n, frekuensi pemeriksaan bisa disesuaikan tergantung temuannya.
• Pemeriksaan harus dijadwalkan selama periode air rendah sampai bata
s maksimal. Dalam beberapa kasus penyelam bawah laut dan fotografi
dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang baik, namun pengering
an mungkin diperlukan untuk mengevaluasi kondisi fasilitas dengan lebi
h baik. Laporan dari semua inspeksi tersebut harus menggambarkan k
ondisi fasilitas dan dengan menyebutkan kekurangan yang sudah teride
ntifikasi.
• Instruksi tertulis harus tersedia untuk digunakan oleh personil O & M
untuk mengoperasikan bendungan. Instruksi-instruksi yang diberikan o
leh perencana dan pabrikan harus mencakup prosedur untuk perawat
an rutin dan persyaratan untuk operasi dan pemeliharaan peralatan kh
usus.
• Prosedur yang umumnya disebut Prosedur SOP (Standing Operating
Procedures) juga harus mencakup rencana persiapan darurat dan pem
etaan genangan, tingkat dan sifat inspeksi, operasi hidrologi dan reserv
oir, dan aspek terkait lainnya dari OP bendungan. Operasi dan pemeli
haraan bendungan harus dilakukan sesuai prosedur ini.
• Sebuah log/buku harus disimpan untuk setiap bendungan u
ntuk mencatat semua tindakan atau informasi penting, sep
erti pelepasan, rembesan, perawatan, keadaan darurat, dll.
• Buku ini harus disimpan di bendungan atau tempat kontru
ksi yang mudah diakses untuk referensi dan penggunaan si
ap pakai.
• Ini harus menjadi bagian dari catatan permanen untuk ben
dungan. Personel O & P bendungan harus dilatih sebelum
operasi bendungan menjadi independen. Tingkat dan kom
pleksitas pelatihan harus bergantung pada kondisi dan bah
aya di dan di bawah/hilir bendungan.
II. PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN

• Pemeriksaan dan pemeliharaan bendungan harus dilakukan sesuai de


ngan instruksi dan prosedur tertulis yang disiapkan untuk bendunga
n tersebut. Semua kondisi yang tidak biasa atau tidak normal yang d
apat mempengaruhi operasi, perawatan, atau keamanan harus dilapo
rkan segera dan sesuai dengan SOP.
• Selama pengisian cepat waduk, kemiringan hilir, atau permukaan ben
dungan dan kontak pondasi harus diperiksa secara hati-hati pada int
erval tertentu untuk indikasi kondisi abnormal.
• Inspeksi khusus juga harus dilakukan setelah kejadian yang tidak bias
a, seperti gempa bumi, kecepatan angin berkecepatan tinggi, atau ko
ndisi reservoir rendah yang jarang yang mengekspos fitur yang biasa
nya terendam. Tingkat reservoir yang rendah memberi kesempatan
untuk memeriksa lantai reservoir, lubang rembesan, kondisi lantai hi
lir yang tidak biasa, atau retak
• Selama periode muka air tinggi, perhatian khusus harus pe
rlu dilakukan untuk memeriksa bagian hulu bendungan yan
g terlihat, puncak, muka bagian hilir, abutment, dan daerah
hilir dari bendungan untuk melihat perkembangan abnorm
al. Frekuensi pemeriksaan dapat dikurangi setelah beberap
a kali operasi jika tidak ada kondisi abnormal yang diamati.
BENDUNGAN URUGAN
• Bendungan urugan harus diperiksa secara berkala untuk membu
ktikan perkembangan kondisi yang tidak menguntungkan.
• Kemiringan hilir harus diperiksa secara hati-hati untuk indikasi a
danya retakan, slide, slough, penurunan, penurunan perlindunga
n lereng, mata air, rembesan, atau daerah yang basah akibat rem
besan dari reservoir.
• Kemiringan hulu tanggul harus diperiksa secara hati-hati untuk p
erlindungan urugan yang memadai. Gaya gelombang, riprap kuali
tas buruk, gradasi yang buruk, puing-puing besar, atau pergeraka
n riprap oleh gerakan pengunjung dapat berkontribusi terhadap
kondisi perlindungan urugan yang tidak memadai.
• Pemeliharaan tanggul tanah terdiri dari :
✓ pembuangan kotoran dari muka hulu bendungan,
✓ mengganti riprap yang hancur,
✓ memperbaiki bahan yang terkikis,
✓ penilaian jalan akses yang benar,
✓ mengendalikan vegetasi dan hewan pengerat yang tida
k diinginkan,
✓ memelihara alat pemantau di tanggul dan area yang be
rdekatan, dan
✓ mengendalikan kerusakan akibat ulah manusia
BENDUNGAN BETON

• Pemeriksaan rutin sama pentingnya untuk bendungan bet


on seperti bendungan tanggul.
• Pemeriksaan berkala sebagai bagian dari program O & P y
ang sedang berlangsung sangat penting untuk mengungkap
kan kondisi yang mungkin menyebabkan gangguan atau ke
gagalan operasi dan untuk menentukan kecukupan bendun
gan untuk memenuhi tujuan rancangannya.
• Program inspeksi reguler akan mendokumentasikan kemu
nculan masalah dan tingkat kemunduran, yang dapat digun
akan sebagai dasar perencanaan perawatan, perbaikan, da
n rehabilitasi tepat waktu.
• Pemeriksaan bendungan beton harus mencakup observasi yang ket
at untuk mendeteksi penurunan yang abnormal, heaving, deflection
s, atau pergerakan lateral antar struktur. Pengamatan ini harus dilak
ukan di sepanjang kontak abutment yang terbuka, permukaan hulu
dan hilir bendungan, puncak, parapet, galeri, konstruksi dan kontra
ksi sendi, dan ujung bendungan.
• Kebocoran yang tidak normal melalui saluran pondasi, saluran pem
buangan, dan sambungan konstruksi dan kontraksi harus diukur, da
n catatan ini harus dijaga.
• Instrumentasi yang dipasang di bendungan harus diperiksa, dan dira
wat agar tetap berfungsi.
• Deposit kalsium karbonat, yang umum dalam sistem drainase, haru
s dibuang secara teratur untuk mencegah tekanan yang berlebihan
antara bahan pondasi dan bendungan.
STRUKTUR DAN PERALATAN MEKANIK

• Dua fitur utama yang penting untuk kinerja kebanyaka


n bendungan adalah kerja outlet dan spillways.
• Dalam satu bentuk atau lain, sebagian besar bendunga
n disediakan dengan sarana pelepasan air waduk ke hili
r melalui outlet. Struktur yang berfungsi sebagai fitur k
ontrol untuk melewatkan banjir atau pelepasan besar
dari waduk biasanya disebut sebagai spillway. Semua k
omponen dari kedua fitur ini harus disertakan dalam p
emeriksaan bendungan.
• Inspeksi yang dijadwalkan secara teratur dari pekerjaan outlet ha
rus mencakup observasi permukaan logam eksternal dan internal
dan permukaan beton untuk kondisi normal.
• Kerusakan lapisan pelindung pada logam akan mengurangi umur
efektif pipa dan peralatan secara substansial.
• Penyimpangan kecil pada permukaan aliran akan memberi kontri
busi pada fenomena yang dikenal sebagai kavitasi, yang dapat me
nyebabkan kemunduran logam dan beton yang cepat.
• Kebocoran air tanah ke poros akses, terowongan, ruang gerbang
, dan rumah kontrol dapat merusak peralatan dan pekerjaan loga
m dan dapat membahayakan keselamatan personil operasi.
• Cracking beton pada lapisan terowongan, poros, dan pintu gerba
ng harus dipantau, dan setiap pergerakan antara struktur yang be
rdampingan harus diperhatikan.
• Inspeksi struktur intake, trashracks, saluran hulu dari emergenc
y gate, mergency gate di bagian hulu, dan bangunan olak dibawa
h tailwater biasanya tidak layak dilakukan dalam inspeksi yang t
erjadwal secara teratur.
• Inspeksi khusus dari bangunan tersebut harus dilakukan dengan
mengeringkan struktur atau saat kondisi pengoperasian memun
gkinkan. Investigasi fitur ini menggunakan penyelam berpengala
man.
• Frekuensi pemeriksaan khusus semacam itu biasanya didasarka
n pada pengalaman yang diperoleh untuk setiap struktur terten
tu.
• Kolam olak telah menjadi fitur yang memerlukan pemantauan d
an perawatan rutin yang paling teratur. Konstruksi ini menahan
batu dan puing-puing, yang dapat menyebabkan kerusakan para
h pada permukaan betonnya.
OPERASI BENDUNGAN

• Waduk harus dioperasikan untuk memberikan sebanyak mungkin


manfaat.
• Waduk harus dioperasikan dan dilepas untuk memberikan manfaat
optimal dengan mempertimbangkan persyaratan manfaat utama.
• Bendungan dapat digunakan untuk menyimpan air untuk mencapai
manfaat yang berkaitan dengan irigasi, listrik, kota, industri, rekrea
si, ikan, margasatwa, pengendalian banjir, dan kualitas air.
• Namun tidak semua bendungan akan menyediakan semua manfaat
ini, perencanaan evaluasi harus dilakukan untuk menentukan poten
si manfaat dari bendungan dan bagaimana pengelolaan bendungan d
an waduk terbaik dapat mencapai manfaat optimal.
TUGAS :
01
Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Air
TPSDA (SA-4111)

Tugas Kelompok
1. Satu Kelompok terdiri dari 2 orang
2. Cari OP suatu bangunan air secara detil (
contoh kasus) dan Pembiayaannya
3. Hitung AKNOP dari point 2 bangunan di a
tas

Berikut : 6. AKNOP dan 7. Contoh hitung AKNOP sungai

Anda mungkin juga menyukai