2018

BAHAN AJAR
ANALISA STRUKTUR 1
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNITOMO

BOEDI WIBOWO
 KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT , karena

dengan rachmat NYA kami bisa menyelesaikan
BAHAN AJAR ANALISA STUKTUR 1 .
Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu proses belajar
mengajar di Jurusan Teknik Sipil .
Mata kuliah Analisa Stuktur 1 ini merupakan ilmu dasar
keahlian yang harus dipahami mahasiswa Teknik Sipil ,
dimana pada bahan ajar ini diberikan cara perhitungan
statika untuk Konstruksi Statis Tertentu dengan cara
Consistent Deformation dan Slope Deflection .
Oleh karena itu mahasiswa harus memahami secara benar ,
sehingga diperlukan membuat sajian materi dalam bentuk
bahan ajar .
Bahan ajar ini dibuat dalam bentuk yang lebih rinci lengkap
dengan contoh soal dan penjelasannya .

2
 MATERI

.PENGERTIAN DEFORMASI
. PERHITUNGAN DEFORMASI BALOK DAN
PORTAL DENGAN CARA UNIT LOAD.
. PERHITUNGAN STATIKA DENGAN CARA
CONSISTENT DEFORMATION .
. PERHITUNGAN STATIKA DENGAN CARA
SLOPE DEFLECTION .

3
 MATA KULIAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL ANALISA STRUKTUR 1 KODE MK:
FAKULTAS TEKNIK DAN KELAS :
UNIVERSITAS DR . SOETOMO DOSEN 1. BOEDI WIBOWO SKS

KONTRAK KULIAH & 2.

3
MATERI PEMBELAJARAN
MINGGU PENGAMPU 2
KOMPETENSI 1 MATERI PEMBELAJARAN
KE 1 2 3
1-7 Mahasiswa mampu Pendahuluan , penjelasan materi . V
menghitung deformasi
untuk balok maupun
Menghitung deformasi balok dengan cara unit load V
portal .
Mampu meng identifikasi
konstruksi statis tak tentu Menghitung deformasi portal dengan cara unit load V
dan cara aplikasinya di
lapangan . Pengertian konstruksi statis tidak tertentu dan aplikasi nya. V
Mampu menghitung Perhitungan statika dengan cara consistent deformation untuk
statika balok maupun balok .
portal statis tidak tertentu
dengan cara Consistent
Deformation serta mampu
menggambar bidang
Momen , Normal dan
Lintang .
Perhitungan statika dengan cara consistent deformation untuk V
balok .
Perhitungan statika dengan cara consistent deformation untuk V
portal .
Perhitungan statika dengan cara consistent deformation untuk V
portal .

8 UJIAN TENGAH SEMESTER V

9 - 16 Mahasiswa mampu Menghitung angka kekakuan , dan momen primair V
menghitung statika
Perhitungan statika dengan cara Slope Deflection untuk balok . V
dengan cara Slope
Deflection , dan juga
dapat menggambar
bidang Momen , Normal Perhitungan statika dengan cara Slope Deflection untuk balok . V
dan Lintang .
Perhitungan statika dengan cara Slope Deflection untuk balok V

Perhitungan statika dengan cara Slope Deflection untuk portal V

tidak bergoyang .
Perhitungan statika dengan cara Slope Deflection untuk portal V
tidak bergoyang .
Perhitungan statika dengan cara Slope Deflection untuk portal V
tidak bergoyang .

4
 17 - 18 UJIAN AKHIR SEMESTER V
Tanda Tangan Dosen Pengampu
Dosen 1 Dosen 2
(Koordinator)
PERNYATAAN:
Dengan ini saya menyatakan bersedia
memberikan materi sesuai kesepakatan
yang telah ditetapkan di borang ini.

5
 DEFORMASI

DEFORMASI ( PERUBAHAN BENTUK )

DEFLEKSI ( PENURUNAN / PERGESERAN ) ROTASI ( PERPUTARAN SUDUT )

∆,δ θ,ϕ

q t/m

A θA B ∆VB θC C

A B

∆VA ΘA

6
 CARA UNIT LOAD

∆,θ =

M = PERSAMAAN MOMEN AKIBAT BEBAN LUAR .

m = PERSAMAAN MOMEN AKIBAT BEBAN UNIT .

APABILA DITANYAKAN :

* ∆V , BEBAN UNIT P= 1 VERTIKAL . arah beban unit terserah , hanya

* ∆H , BEBAN UNIT P = 1 HORISONTAL . kalau hasil ∆ maupun θ negatif

* θ , BEBAN UNIT M =1 maka arah deformasi diatas

kebalikan dari arah beban unit .

ARAH MOMEN UNTUK PERSAMAAN DISEPAKATI SEPERTI GAMBAR DIBAWAH INI .

7
CONTOH SOAL .

4T HITUNG BESAR PENURUNAN DI

TITIK B DARI KONSTRUKSI DAN

A EI B 2 EI C BEBAN SEPERTI DISAMPING.

2m 8m

4T

A B C

P=1 C

AB 0 < X < 2 EI M = - 4X m=0

A 4T A

BC 0 < X < 8 2 EI M = -4 ( 2 + X ) m = - 1X

4T 2m X 1 X

B B

∆=
8
∆VB =

= ) = 938,6667 / 2 EI ( hasil positif , arah sama dengan beban unit )

8
 1 t/m 2T CARI BESAR PENURUNAN DI C

2EI EI EI
A 8m B 4m C 2m D

1 t/m 2T CARI PERSAMAAN M

A B C D

CARI PERSAMAAN m

A B P =1 D

DC 0<X<2 EI M = + 2X m=0

2T

D D

CB 0<X<4 EI M= +2 ( 2+ X ) m = - 1X

X C 2m X

P =1

BA 0<X<8 2EI M= +2 (6+X )+ 1X.1/2.X m = -1 ( 4+ X )

X 4m 2m 2T X 4m

½x B C D B C

9
∆ VC =

∆ VC = ) dx

4 8

∆ VC =
0 0

∆ VC =

∆ VC =

( karena hasil negative arah berlawanan dengan arah

beban unit )

10
 4T
A B C D HITUNG BESAR ΔVC DAN ѲC

EI 2 EI

2m 4m 10 m

4T
A
gambar bisa dipakai utk M

B C D
3,5 T
0,5 T
∑ MD = 0 VA.16 – 4. 14 = 0 VB = 3,5 T VD = 0,5 T

P=1

gambar dipakai utk m ΔVC

B C D
0,375
0,625
∑ MD = 0 VA . 16 – 1. 10 = 0 VB = 0,625 VD = 0,375

M=1

gambAR dipakai utk m ѲC

B C D
0,0625
0,0625
∑ MD = 0 VA . 16 + 1 = 0 VB = - 0,0625 VD = 0,0625

AB 0<X<2 EI M = +3,5 X mΔVc = + 0,625 X mѲc = - 0,0625 X

X X X

3,5 0,625 0,0625

11
BC 0<X<4 EI M = + 3,5( 2+ X ) – 4X mΔVc = +0,625( 2+X ) mѲc = -0,0625(2+X)

A 2m B X m A 2m B X m A 2m B Xm

3,5 0,625 0,0625

DC 0<X<10 2EI M = - 0,5 X mΔVc = - 0,375 X mѲc = -0,0625X

D D D

0,5 0,375 0,0625

∆Vc =

2 4 10

= 0
0
0

= =

∆Vc =

12
 2 4 10

0 0 0

Θc = 1,06062/EI

13
 q = 1 t/m

A B 3T EI KONSTANT

HITUNG BESAR PENURUNAN DI TITIK A

5m

3m

q = 1t/m

A B 3T A B

P=1

Cari M Cari m

C C

AB 0<X<3 EI M = - 1 X. 1/2 X m= +1X

Q = 1X P=1

BC 0<X<5 EI M = - 3.1,5 + 3X = - 4,5 + 3X m = + 1.3 = + 3

3T 3T P=1

1,5 m X 3m X

14
 ∆ VA =

5
3

+ = + =
0 0

+ = -

Δ VA = 34 , 875 / EI

15
 2T 1T

1t/m HITUNG BESAR ΔVD

B 2EI C 2EI D 2EI E

EI

4m

1m A 6m 2m

2T 1T

1t/m

B 2EI C 2EI D 2EI E

EI gambar ini untuk mencari persamaan M

4m

1m A 6m 2m

B 2EI C 2EI D 2EI E

EI P=1

4m gambar ini untuk mencari persamaan m

1m A 6m 2m

16
BATANG ED 0<X<2 2EI M = +1X.1/2X + 1X m =0

Xm P=1 Xm

Q= 1X

BATANG DC 0<X<6 2EI M = +1(2+X) + 1/2( 2+X )2

= + 4 + 3X + 1/2 X2 m = -1X

Xm q = 1t/m 1T Xm

D 2m E D 2m E

Q = 1( 2 + X ) P =1

BATANG BC 0<X<1 2EI M= -2X-1/2 .1.X2 m=0

2T Xm Xm

B Q B

17
BATANG CA 0<X<4 EI M = 1.8 + 1.8.4 -2.1 -1.1.0,5 = 37,5 m = -1.6 = -6

2T 1T

1t/m

B 2EI C 2EI D 2EI E

Q = 2T EI Xm Q=8T

Mata melihat keatas

1m A 6m 2m

B 2EI C 2EI D 2EI E

EI X m P=1

Mata melihat keatas

∆ VD =
6 4
=
0 0

=
18
HITUNG BESAR Δ Hc
4T EI KONSTANT

A 1,8 m 1,8 m c

4m 2, 4 m C 2,4m

c= m

X 4T

A B

1,8 = 0,6X X=3

gambar ini untuk mencari persamaan M C 2,4=0,8X

A B

X 0,6 X

gambar ini untuk mencari persamaan m C P= 1

MENCARI ∆ HC

CB 0<X<3 EI M=0 m = + 1.0,6.X

0,6X

P=1

19
BA 0<X<4 EI M= + 4X m = + 1.1,8 = +1,8

4T

X X

3m

P=1

=
0

20
PENGERTIAN TENTANG KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU

SENDI A MEMPUNYAI REAKSI VA DAN HA

A B ROL B MEMPUNYAI REAKSI VB

JEPIT A MEMPUNYAI REAKSI VA , HA DAN MA

A B

KONSTRUKSI DIATAS ADALAH KONSTRUKSI STATIS TERTENTU , KARENA JUMLAH REAKSI

TIDAK LEBIH DARI TIGA , SEHINGGA BISA DIHITUNG DENGAN MEMAKAI PERSAMAAN

KESETIMBANGAN . ( ∑ H = 0 , ∑ M = 0 , ∑ V = 0 )

JADI KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU ADALAH SUATU KONSTRUKSI YANG MEMPUNYAI

REAKSI PERLETAKAN LEBIH DARI TIGA , SEHINGGA UNTUK MENGHITUNG REAKSI

PERLETAKANNYA DIBUTUHKAN PERSAMAAN LAGI SELAIN TIGA PERSAMAAN

KESETIMBANGAN DIATAS . PERSAMAAN TERSEBUT ADALAH PERSAMAAN DEFORMASI.

2 REAKSI 1 REAKSI 3 REAKSI

1 REAKSI 3 REAKSI

2 REAKSI

21
MENENTUKAN DERAJAT ATAU TINGKAT KESTATIS TIDAK TENTUAN

CARA MENENTUKAN ATAU MENGHITUNG DERAJAT/ TINGKAT KESTATIS TIDAK TENTUAN

1 . JUMLAH REAKSI PERLETAKAN DIKURANGI 3

2 . JUMLAH GAYA KELEBIHAN YANG HARUS DIHILANGKAN AGAR KONSTRUKSI MENJADI

KONSTRUKSI STATIS TERTENTU .

CARA PERTAMA

A 3 REAKSI 3 REAKSI B N=6–3=3

KONSTRUKSI DIATAS DISEBUT KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU TINGKAT 3

CARA KEDUA , KONSTRUKSI DIATAS DIJADIKAN KONSTRUKSI STATIS TERTENTU .

GAYA KELEBIHAN YANG DIBUANG

A B ADALAH VB , HB , MB

KARENA YANG DIBUANG ADALAH TIGA REAKSI MAKA KONSTRUKSI DIATAS DISEBUT

KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU TINGKAT 3 .

22
 PENYELESAIAN DENGAN CARA CONSISTENT DEFORMATION

1. KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU DIANGGAP DULU SEBAGAI STATIS TERTENTU DENGAN

MENGHILANGKAN GAYA KELEBIHAN .

A B

KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU

A B DIATAS DIJADIKAN STATIS TAK TENTU

DENGAN MENGHILANGKAN

GAYA KELEBIHAN VB

A B KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU

DIATAS DIJADIKAN STATIS TAK TENTU

DENGAN MENGHILANGKAN

GAYA KELEBIHAN MA

2. MENGHITUNG BESAR DEFORMASI AKIBAT BEBAN LUAR YANG BEKERJA .

GAYA KELEBIHAN V , HITUNG Δ v

GAYA KELEBIHAN H , HITUNG Δ h

GAYA KELEBIHAN M , HITUNG θ

23
 3. DITEMPAT DIMANA GAYA KELEBIHAN DIHILANGKAN DIBEBANKAN BEBAN UNIT ,

DICARI JUGA DEFORMASINYA . ( BEBAN LUAR TIDAK DIGUNAKAN LAGI )

GAYA KELEBIHAN V , HITUNG δv

GAYA KELEBIHAN H , HITUNG δh

GAYA KELEBIHAN M, HITUNG

4. TENTUKAN PERSAMAAN CONSISTENT DEFORMATION UNTUK MENDAPATKAN

BESAR GAYA KELEBIHAN YANG DIHILANGKAN .

5. DARI HASIL DIATAS , MAKA DAPAT DICARI SELURUH REAKSI PERLETAKANNYA

DAN BIDANG MOMEN , NORMAL DAN LINTANG DAPAT DIGAMBAR .

CONTOH .

A B C

GAYA LELEBIHAN VB

Dengan gambar disamping cari ΔVB

A B C

VB =1

Dengan gambar disamping cari δVbb

A B C

PERSAMAAN CONSISTENT DEFORMATION ΔVB + VB . δVbb = 0

VB DAPAT DIHITUNG

24
4T SELESAIKAN SOAL INI DENGAN

CARA CONSISTENT DEFORMATION

A EI B 2 EI C gaya kelebihan VB

2m 8m AB 0<X<2 EI

M = - 4X
4T
m=0

A B C BC 0<X<8 2 EI

M = -4 ( 2 + X )

VB=1 m = -1 X

A C
B
8

∆VB =
0
= ) = 938,6667 / 2 EI

δVbb = dx = ( ) = 170,6667 /2EI

0

∆VB + VB .δVbb = 0 938,6667 / 2EI + VB . 170,6667 /2EI =0

VB = - 5,5 T VB = 5,5 T

Hasil VB negatip , maka arah VB berlawanan dengan arah VB =1

25
4T 4TM ∑ MC = 0 MC – 4.10 +5,5.8 =0

MC = -4 TM MC = 4TM

5,5 T 1,5 T

4T

8TM 4T 1,5 T 8TM 4TM 1,5 T

1,5T 1,5T

4T 4T
8TM

4TM

26
 4T
A B C D GAYA KELEBIHAN VC

EI 2 EI

2m 4m 10 m

4T mencari ∆ VC
A
gambar bisa dipakai utk M

B C D
3,5 T 0,5 T
VC = 1 mencari δ V cc

gambar bisa dipakai utk m

B C D
0,375
0,625

AB 0<X<2 EI M = +3,5 X m = + 0,625 X

BC 0<X<4 EI M = + 3,5( 2+ X ) – 4X m = +0,625( 2+X )

DC 0<X<10 2EI M = - 0,5 X m = - 0,375 X

∆Vc =

2 4 10

=
0 0 0

= =

27
 ∆Vc =

δVcc = 2 dx =

2 4 10

=
0 0
0

3,01
T

∆Vc + Vc .δ Vcc = 0 =0 Vc = - 1,85 T Vc = 1,85 T

A B 4T C D ∑ MD = 0

EI 2 EI VA. 16 – 4.14 + 1,85.10=0

2m 4m 10m VA = 2,34 T

2,34 T 1,85 T 0,19T VD = 4 – 2,34 – 1,85

4T 1,9 TM V D = 0,19 T

2,34 T 1,66T 0.19 T 0,19 T ∑ MC=0

2,34 2,34
T 0,19T D +MC – 0,19.10 = 0
T

MC= + 1,9 TM

1,66T 1,66T

1,9TM M MB = +2,34.2 = 2,68TM

28
 q = 1 t/m

A B 3T EI KONSTANT

GAYA KELEBIHAN ADALAH VA

5m

3m

q = 1t/m

A B 3T A B

VA = 1

Cari ∆ VA Cari δ V aa

C C

AB 0>X>3 EI M = - 1 X. 1/2 X m= +1X

BC 0>X>5 EI M = - 3.1,5 + 3X = - 4,5 + 3X m = + 1.3 = + 3

∆ VA =

5
3

+ = + =
0 0

29
 + = -
0

3 5
δ V aa = +
0
0

= + +

∆ VA + VA . δ V aa = 0 VA = - 0,646 T

VA = 0.646 T

A B A B 3,646T

3T 6,44 TM 3T

0,646 T 0,646T 3,646T

6,44 TM

8,56 TM 8,56TM

C C

3,646 T 3T 3,646 T

∑MC = 0 + MC – 0,646 . 3 – 3.1,5 + 3.5 = 0 MC = - 8,56 TM

BATANG AB ∑ MB = 0

+ MB – 0.646 . 3 – 3.1,5 = 0 MB = 6,44 TM

30
 N

3,646

0,646 3,646

6,44

6,44

8,56
31
 4T EI KONSTANT

A 1,8 m 1,8 m c

4m 2, 4 m C 2,4m

c= m

X 4T

A B

1,8 = 0,6X X=3

gambar ini untuk mencari ∆HC dan persamaan M C 2,4=0,8X

A B

X 0,6 X

gambar ini untuk mencari δHCC dan persamaan m C HC =1

MENCARI ∆ HC

CB 0<X<3 EI M=0 m = + 1.0,6.X

BA 0<X<4 EI M= + 4X m = + 1.1,8 = +1,8

32
 4

=
0

3 4

0 0

Karena hasil negative arah HC berlawanan dengan arah HC =1

HA 4T

A B

VA ∑H=0 HA = 3,56 T

∑ V = 0 VA = 4 T C

∑ MA = 0 + MA – 3,56.1,8 + 4.4 =0 3,56 T

MA = - 9,6 TM

4T

A 6,4 T B

6,4TM

4T 9,6 TM

∑MB = 0 +MB – 3,56 .1,8 =0 3,56 SINα

MB = + 6,4 TM α

C 3,56

DCB = -3,56 SINα = -3,56 . 0,6 = - 2,14 T 3,56 COSα

NCB = + 3,56 COSα = 3,56.0,8 = 2,85 T

33
3,56 T 2,85 T

N 2,85 T

4T 4T

2,14 T

9,6 TM

6,4 TM 6,4

34
 SLOPE DEFLECTION
STIFFNESS ( JEPIT – JEPIT )

M ij = MF ij + K ij ( θ i + θ j /2 )

Rumus disamping digunakan untuk

MODIFIED ( JEPIT – SENDI / ROL ) konstruksi yang tidak mengalami

M ij = MF ij + K ij ( θ i ) + 1/2 M ji pergoyangan .

M ij = momen batang ij

K ij = angka kekakuan batang ij jepit – jepit K ij = 4 EI / L

Jepit – sendi atau rol K ij = 3 EI / L

Θ = rotasi ( ingat rotasi di jepit = 0 ) ∑ momen pada satu titik kumpul = 0

Dari gambar

disamping ttk B

A B C dianggap jepit .

6M 4M

M BA memakai rumus MODIFIED sedang untuk M BC memakai rumus

STIFFNES .

M BA + M BC = 0

MF BA + 3 EI / 6 ( θB )+ ½ M AB + MF BC + 4 EI / 4 ( θB + θC / 2 ) = 0

Θc= 0 karena titik C adalah jepit

Dari perhitungan diatas didapat harga θB , sehingga MBA maupun MBC dapat
ditemukan , begitu juga dengan MCB

35
RUMUS MOMEN PRIMAIR ( MF )

+ -
TANDA MOMEN DIATAS HANYA DIPAKAI PADA AWAL PERHITUNGAN

SAMPAI PENGGAMBARAN FREE BODY SAJA , TIDAK DIPAKAI UNTUK

GAMBAR BIDANG MOMEN .

q MF AB = + 1/12 q l 2

A B MF BA = - 1/12 q l 2

Arah momen mengembalikan arah

l lendutan .

MF AB = + 1/8 q l 2

A B

MF AB = + P a b 2 / l 2

A a b B MF BA = - P b a2 / l 2

a=b MF AB = - MF BA = 1/8 PL

A B MF AB = + 3/16 P l

½l ½l

36
 CONTOH SOAL

q= 1 t/m 4T 1,5 T
B E C
D
A
1,5 EI 2 EI EI

6m 3m 3m 2m
1,5 T
MCB MCD

VARIABLE YANG HARUS DICARI ADALAH ΘB

M BA + M BC = 0 MCD = 1,5. 2 = 3 TM D
C 2m
MCB= - 3 TM

MF BA + K BA ( ΘB + ΘA / 2 ) + MF BC + K BC ( ΘB ) + 1/2 M CB = 0

- 1/12 .q .l2 + 4 EI / l ( θB + 0/2 ) + 3/16 . P . l + 3 EI / l ( θB ) + 1/2 M CB = 0

- 1/12 . 1 . 62 + 4 EI.1,5 /6 ( θB ) + 3/16. 4. 6 + 3.2 EI /6 ( θB ) + 1/2 ( - 3 ) = 0

- 3 + EI ( θB ) + 4,5 + EI ( ΘB ) - 1, 5 =0

M BA M BC

2 EI θB + 0 = 0 θB = 0

M BA = - 3 + EI θB = - 3 + EI . 0 = - 3 TM

M BC = + 4,5 + EI θB - 1,5 = + 4,5 + EI . 0 - 1,5 = + 3 TM

M AB = MF AB + K AB ( θA + θB /2 ) = + 1/12 . q . l 2 + 4 EI / l ( 0 + θB/2 )

+ 1/12 .1.6 2 + 4. 1,5 EI / 6 ( 0/2 ) = + 3 TM

37
 4 T 1,5 T
1 t /m E C
A B D

3 TM 3 TM
3 TM 3 TM 3 TM 1,5T
3T 2T
3T 2T
6m 3m 3m 2m

2T 1,5T 1,5T
3T

2T
3T

3 TM 3 TM
3 TM

1,5 TM
1,5 TM

Xm
DX = + 3 – Q = 3 – 1 . x = 0 ( DX = 0 ……terjadi M max )
A X=3m

Q =1x
3T 3 TM

M X = 3 . X – 3 – 1 X . 1/2 X X = 3 m dari A terjadi M max .

M MAX = 3 . 3 – 3 – 1/2 . 1 . 3 2 = 1,5 TM ( ingat kalau ada D = 0 , M MAX harus dicari )

M E = 2 .3 – 3 = 1 , 5 TM ( ingat kalau ada P bekerja pada titik diantara dua perletakan ,

BESAR MOMEN nya harus dihitung )

38
2T 2t/m 4T 2T

A EI B 2EI C EI D EI E F

2m 6m 4m 4m 2m

2T 2t/m 4T 2T

A EI B 2EI C EI D EI E F

M BA = -2.2 = - 4 TM M EF = + 2.2 = + 4 TM

VARIABEL ADALAH Θc

MCB + MCE = 0

MF CB + K CB ( Θc ) + 1/2 M BC + MF CE + K BC ( θC ) + 1/2 M EC = 0

- 1/8.2.62 + 3.2EI / 6 ( Θc ) + 1/2 ( + 4 ) + 3/16.4 .8 + 3EI/8 ( θc ) + 1/2 ( - 4 ) = 0

-9 + EI ( Θc ) + 2 + 6 + 0,375 EI ( θc ) – 2 = 0 -3 + 1,375 EI θc = 0

Θc = 2,182 /EI

M CB = -9 + EI Θc + 2 = -9 + EI ( 2,182 /EI ) + 2 = - 4,8 TM

M CD = 6 + 0,375 EI ( 2,182 / EI ) -2 = + 4,8 TM

39
 2T 2t/m 4T 2T

A 2m B 6m C 4m D 4m E F

4TM 4 TM 4,8 TM 4,8 TM 4 TM 4 TM

2T 5,87 T 6,13 T 2,1 T 1,9 T 2T

BATANG BC BATANG CE

∑ MC=0 VB.6 -4 + 4,8 – 2.6.3 =0 ∑ ME=0 VC.8 -4,8 -4.4 + 4 = 0

VB = 5,87 T VC = 2,1 T

VC = 6,13 T VD = 1,9 T

5,87

2,1 2,1 2 2

2 2 1,9 1,9 D

4 4,8 4

M
4,614 3,6

BATANG BC DX = 0 5,87 – 2X = 0 X = 2,935 M

MX = 5,87 X – 4 – 2X . 1/2 X X = 2,935 M M MAX = 5,87. 2 935 – 4 – 2.2,935.1/2 2,935 =

M MAX = 4,614 TM

MD = + 2,1 .4 – 4,8 = 3,6 TM

40
 1T
1,5 t/m 1 t/m
E
B
C F 2EI
EI EI PORTAL TIDAK BERGOYANG
D VARIABEL θC
EI
3 m M DC
4

E
A M DE

D
4m 3m 3m 2m

M DE = + 2.1.1 = 2 TM

M DC = - 2 TM

MCB + MCD + MCA = 0

MF CB + K CB ( θ C + θ B/ 2 ) + MF CD + K CD ( Θc ) + 1/2 M DC +
MF CA + K CA ( Θc ) + 1/2 M AC = 0

- 1/12 q l 2 + 4 EI / l ( Θc + 0/2 ) + 1/8 q l 2 + 3/16 P l + 3 EI/l ( θc ) + 1/2 M DC

+ 0 + 3 EI / l ( Θc ) = 0

- 1/12.2,5 . 4 2 + 4 EI / 4 ( Θc ) + 1/8.1.6 2 + 3/16.4.6 + 3.2EI/6 (Θc ) + ½ ( - 2 ) + 3EI/3 ( Θc )

=0

- 3,3333+ EI ѲC + 4,5 + 4,5 + EI Θc + ( - 1 ) + EI θC =0

θC
M CB M CD M CA
3 EI Θc = - 4, 6667 Θc = - 1,555 /EI

MCB = - 3,333 + EI ( - 1,555/EI ) = - 4, 9 TM

MCD = + 4,5 + 4,5 + EI ( - 1,555/EI ) – 1 = + 6, 4 TM ∑ MC = 0 ( OK )

MCA = + EI ( - 1,555/EI ) = - 1, 5 TM

M BC = MF BC + KBC ( ΘB + Θc / 2 ) = 1/12 . 2,5.4 2 + 4EI/4 ( 0 + ( - 1,555/2EI ) = + 2,5 TM

41
 2,5 t/m 1T 1,5 t/m 1,5 t/m
0, 5 T 0, 5 T
D
E
B
C 6,4 TM
2,5 TM 4,9 TM 5,6 T 5,73 T 2 TM 2 TM
T
4, 4 T C 11,33 T 4, 27 T 3T
T 0, 5 T
1,5 TM

A 0, 5 T

11,33 T
T

BATANG BC ∑ MC= 0 VB . 4 – 4. 2,5. 2 – 2,5 + 4,9 = 0 VB = 4, 4 T VC= 5, 6 T

BATANG CD ∑ MD = 0 VC. 6 – 6,4 + 2 – 6.1,5.3 – 1.3 = 0 VC = 5, 73 T VD=4,27 T

BATANG AC ∑ MC = 0 HA . 3 – 1, 5 = 0 HA = 0,5 T HC = 0,5 T

0, 5 T

11,33 T
T

42
 BATANG BC DX = 4,4 – q .x = 4,4 – 2,5 x = 0 ……………x = 1 , 76 m …….terjadi M max

MX = 4,4 . x – qx . ½ . x – 2,5

X = 1, 76 m ….. M max = 4,4 . 1, 76 – 2,5 . 1,76 . ½ . 1, 76 – 2,5

M max = 7, 04 – 3, 872 – 2, 5 = + 0, 668 TM .

BATANG CF DF = 5,73 – 1,5.3 = 1,23 T MF = 5,73.3 -1,5.3.1,5 – 6,4 = 4,04 TM

BATANG DF Dx = -4,27 + 1,5.x = 0 x = 2,85 m dr D terjadi M max

M max = 4,27.2,85 – 1/2.2,852 - 2 = 12,1695 – 4,06125 -2 = 6,11 TM

5,73 T
4,4 T 3
1,23
T
T 0,23
T
0,55 T
4,27 T
5,6 T
D

0,55 T

4,9 TM 6,4 TM
2,5 TM 2 TM

1,5 TM

0,668 TM
4,04 TM
6,11 TM
M

43
SOAL TUGAS ANALISA STRUKTUR 1

q t/ m

c B
A
am b m

P ton

q t/ m
B
A
c

bm am

CATATAN
Nim a b P q ditanyakan
berakhiran

0,5,9,8 2 8 4 1 ∆vC , ѲB

1,4,7 3 6 3 2 ∆vB, ѲC

2,6,3 2 5 2 1 ∆vC , ѲC

44
SOAL TUGAS ANALISA STRUKTUR 1 ( kelas pagi )

q t/ m
1.
C B
A
am b m

P ton
2. q t/ m

B
A c

bm am

DARI KONSTRUKSI DAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIATAS , HITUNG DAN GAMBAR
BIDANG M DAN D DENGAN CARA “ CONSISTENT DEFORMATION “ .

CATATAN
Nim a b P q
berakhiran

0,5,9,8 2 8 4 1

1,4,7 3 6 3 2

2,6,3 2 5 2 1

SOAL TUGAS ANALISA STRUKTUR 1 ( kelas sore )

45
 q t/ m
1.
C
B
A
am b m

P ton
2. q t/ m
B
A
c

bm am

DARI KONSTRUKSI DAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIATAS , HITUNG DAN GAMBAR
BIDANG M DAN D DENGAN CARA “ CONSISTENT DEFORMATION “ .

CATATAN
Nim a b P q
berakhiran

0,5,9,8 2 8 4 1

1,4,7 3 6 3 2

2,6,3 2 5 2 1

TUGAS ANALISA STRUKTUR 1 FT SIPIL UNITOMO

46
 P TON

EI 2 EI

A B C D

am am bm

1 . HITUNG BESAR REAKSI 2 PERLETAKANNYA DENGAN CARA :

* . CONSISTENT DEFORMATION .

* . SLOPE DEFLECTION .

2 . HITUNG DAN GAMBAR BIDANG M DAN BIDANG D .

CATATAN

NIM BERAKHIRAN am bm P TON

0 5 2 8 6

7 3 3 10 4

1 8 4 12 5

9 2 3 9 3

4 6 4 10 6

TUGAS ANALISA STRUKTUR 1 FT SIPIL UNITOMO

47
 2 ton q= 1 t/m
C
A

A B am

D
P ton

am

bm cm

AB = EI BC = 2EI BE = EI

HITUNG DAN GAMBAR BIDANG M , N DAN D DENGAN CARA

“ SLOPE DEFLECTION “

NIM am bm cm P ton
BERAKHIRAN

0 2 3 2 8 4

1 9 2 3 10 3

3 8 3 3 6 2

4 7 2 2 8 4

5 6 3 2 7 5

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2009 – 2010

48
 TEKNIK SIPIL UNITOMO

MATA KULIAH : ANALISA STRUKTUR 1 SIFAT / KELAS : TERBUKA / PAGI

WAKTU : 90 MENIT DOSEN : BOEDI WIBOWO

P TON q t/m

EI 2 EI

A B C D

am am bm

1 . HITUNG BESAR REAKSI 2 PERLETAKANNYA DENGAN CARA :

* . CONSISTENT DEFORMATION .

* . SLOPE DEFLECTION .

2 . HITUNG DAN GAMBAR BIDANG M DAN BIDANG D .

CATATAN

NIM am bm P TON q t/m

GENAP 2 8 4 1

GASAL 3 10 5 2

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2009 – 2010

49
 TEKNIK SIPIL UNITOMO

MATA KULIAH : ANALISA STRUKTUR 1 SIFAT / KELAS : TERBUKA /SORE

WAKTU : 90 MENIT DOSEN : BOEDI WIBOWO

q t/m P TON

2 EI EI

A B C D

bm am am

1 . HITUNG BESAR REAKSI 2 PERLETAKANNYA DENGAN CARA :

* . CONSISTENT DEFORMATION .

* . SLOPE DEFLECTION .

2 . HITUNG DAN GAMBAR BIDANG M DAN BIDANG D .

CATATAN

NIM am bm P TON q t/m

BERAKHIRAN

3 4 2 7 9 2 8 4 1

1 5 3 6 0 3 10 5 2

50
DAFTAR PUSTAKA

1 . Chu Kia Wang Ph D , Ir . Herman Widodo S ,

STRUKTUR STATIS TAK TENTU
2 . Chu Kia Wang Ph D, Kusuma Wirawan & Mulyadi
Nata Prawira , ANALISA STRUKTUR LANJUTAN

51