Anda di halaman 1dari 3

Analisis Balik dengan FEM dan LEM

ANALISIS BALIK DENGAN FEM DAN LEM

I. TUJUAN

Analisis balik umumnya dipakai untuk memverifikasi parameter geoteknik massa


batuan lereng berdasarkan pengalaman kelongsoran lereng yang pernah terjadi.

Pada prinsipnya dalam analisis balik, parameter geoteknik massa batuan dapat
ditentukan dengan pemodelan, simulasi dan analisis stabilitas lereng pada suatu
lereng yang sudah pernah longsor yang direkonstruksi kembali, dengan
mensimulasikan input data yang signifikan. Data yang diyakini tetap (tidak berubah)
seperti bobot isi,  tidak ikut disimulasikan. Tergantung kondisi massa batuan yang
dinalaisis, metode analisis yang digunakan bisa metode Bishop dengan software
komputer (slide atau yang lain) jika material relatif bersifat lemah atau tanah
termasukwaste dump slope. Jika massa batuan lereng bersifat kompleks, maka
metode finite element (FEM) dianjurkan untuk digunakan. Simulasi diulang-ulang
beberapa kali sampai diperoleh hasil faktor keamanan lereng SF ~ 1,0. Input
parameter terakhir yang menghasilkan nilai SF = 1,0 adalah parameter material
massa batuan yang dianggap mewakili.

II. PEMODELAN DENGAN FINITE ELEMEN METHODE (FEM)

Pemodelan dengan FEM adalah pemodelan lereng dengan cara membagi blok
lereng ke dalam elemen-elemen mesh, di mana setiap elemen mesh dibatasi oleh
node-node yang akan dihitung data output perubahannya akibat perubahan yang
terjadi pada blok lereng.

Sebelum masuk ke analisis balik, terlebih dahulu akan dibahas sekilas tentang
pemodelan dan analisis stabilitas lereng dengan FEM, menggunakan software
Phase2 versi 6.0. Tahapan proses dalam pemodelan numerik dengan FEM ini,
adalah meliputi :
- pemodelan sistem statika,
- pemodelan batuan dan parameter geoteknik,
- pemodelan pembebanan dan tegangan insitu,
- penentuan kondisi batas, dan
- validasi model.

1. Pemodelan Sistem Statika


Pemodelan sistem statika adalah penggambaran keadaan sistem struktur
penampang lereng tambang yang disimulasikan, yang telah memperhitungkan gaya
dalam yang bekerja, konfigurasi jenis dan sifat-sifat batuan, struktur diskontinuitas
massa batuan dan geometri dari sistem itu sendiri. Pemodelam sistem statika dalam

. J-1

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Analisis Balik dengan FEM dan LEM

hal ini menggunakan kaidah analisis regangan bidang (plane strain), atau model
analisis dalam dua dimensi. Dalam analisis ini, regangan ke arah tegak lurus luas
model (arah sumbu Y) dianggap nol, atau dengan asumsi panjang model ke arah
sumbu Y adalah tak terbatas. Oleh karena itu analisis regangan hanya dilakukan ke
arah sumbu x dan sumbu z.
2. Pemodelan Prilaku Batuan
Yang dimaksudkan pemodelan prilaku batuan adalah memilih prilaku atau sifat khas
massa batuan yang sesuai dengan kondisi massa batuan sebenarnya yang
digambarkan dalam model tersebut. Untuk tambang-tambang batubara di Indonesia
pada umumnya, massa batuan lereng dianggap berprilaku elasto-plastik, sehingga
memungkinkan dilakukan analisis dengan asumsi elastik sampai batas terjadinya
kondisi plastik pada beberapa bagian di dalam sistem statika model tersebut. Criteria
of failure yang digunakan adalah kriteria keruntuhan geser Mohr-Coulomb untuk
lapisan overburden, interburden, batubara maupun batuan alas.

3. Input Parameter
Input parameter geoteknik yang mewakili untuk semua lapisan massa batuan lereng
model ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu; hasil penyelidikan
geoteknik permukaan untuk memperkirakan karakteristik massa batuan, data hasil
uji geoteknik di laboratorium, karakteristik umum batuan pada tambang-tambang
batubara dan penyesuaian-penyesuaian (professional judgment). Data input
parameter geoteknik untuk pemodelan FEM meliputi; Bobot isi, Modulus deformasi
massa batuan, E, Poisson’s Ratio, ν, kuat tarik, σt, kohesi puncak, Cp, sudut geser
dalam puncak, Φp , kohesi residu, C r, dan sudut geser dalam residu, Φr.

4. Tegangan In-situ
Beban yang bekerja dapat disebabkan oleh gaya gravitasi bumi dan factor getaran.
Besarnya tegangan karena pengaruh gaya gravitasi merupakan fungsi kedalaman di
bawah permukaan atas dari model dan densitas rata-rata batuan overburden.
Secara teoritis tegangan di suatu titik di dalam model dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
 z   .g.h

 h  k . z  z
1 
Dengan keterangan :
z = tegangan vertical,
h = tegangan horizontal
 = densitas batuan
g = percepatan gravitasi
h = kedalaman
k = faktor tegangan
v = Poisson’s ratio

. J-2

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK


Analisis Balik dengan FEM dan LEM

5. Kondisi Batas
Yang dimaksud dengan kondisi batas adalah kondisi yang didefinisikan pada batas-
batas model. Dalam pemodelan ini, pada sisi kiri dan kanan model dianggap tidak
terjadi lagi pergerakan ke arah horizontal model ((x = 0) dan masih dibolehkan
adanya pergerakan ke arah vertical (z  0). Sedangkan pada titik pojok kiri dan
kanan bawah model dianggap sebagai titik tetap, tidak ada pergerakan ke arah
sumbu x maupun sumbu z (x= z = 0).

6. Validasi model
Validasi model dimaksudkan sebagai upaya memeriksa kebenaran atau validasi dari
model yang dibangun, yang meliputi geometri sistem statika, batas-batas jenis
batuan, jenis batuan, parameter geoteknik massa batuan, dan distribusi tegangan
vertikal dan atau tegangan horizontal, serta beban luar yang bekerja pada model
(jika ada). Distribusi tegangan vertikal yang terjadi akibat proses konsolidasi
alamiah selama proses pembentukan model tersebut di alam dilakukan dengan cara
mengeksekusi model dengan program (software FEM) yang digunakan, yang
merupakan proses konsolidasi dari sistem statika model), yang kemudian hasilnya
dicek kesesuaiannya dengan nilai tegangan teoritis.

III. PEMODELAN DENGAN LIMIT EQUILIMBRIUM METHOD (LEM)

Pemodelan dan analisis dengan LEM pada prinsipnya adalah menghitung interaksi
gaya-gaya yang bekerja di atas bidang longsoran ke dalam slice atau blok. Pada
modul akan diterangkan analisis stabilitas lereng dengan software SLIDE versi 3.0
dari Rocscience. Langkah-langka pemodelan lereng dengan LEM adalah :
1) Penyiapan model lereng : geometri, jenis material, dan muka air tanah
2) Input karakteristik material
3) Input factor getaran
4) Eksekusi model
5) Analisis dan interpretasi hasil

IV. DEMO ANALISIS BALIK (BACK ANALYSIS)

Demo akan disajikan pada saat pelatihan

. J-3

Konsultan Independen GDE SURATHA, DKK

Anda mungkin juga menyukai