Anda di halaman 1dari 6

Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Limit Equilibrium

Kriteria Non Linear


Hang Lin1,2,3, Wenwen Zhong2, Wei Xiang2 dan Wenyu Tang2
1
Changjiang River Scientific Research Institute, Wuhan, Hubei 430010, China
2
School of Resources and Safety Engineering, Central South University Changsha, Hunan 410083, China
3
Key Laboratory of Transportation Tunnel engineering, Ministry of Education Southwest Jiaotong University,
Chengdu, Sichuan 610031, China

Abstrak

Pada analisis kestabilan lereng metode kesetimbangan batas (LEM) biasanya digunakan
untuk menghitung faktor keamanan dari lereng berdasarkan kritera Mohr Coulomb. Namun,
kriteria Mohr Coulomb terbatas dalam menggambarkan massa batuan. Untuk itu pada paper
ini mengkombinasikan kriteria Hoek-Brown dan metode kesetimbangan batas dan
menghasilkan persamaan untuk menghitung faktor keamanan lereng dengan metode
kesetimbangan batas pada kriteria Hoek-Brown melalui persamaan kekuatan kohesi dan
sudut geser dalam. Disamping itu, investigasi paper ini berpengaruh pada parameter –
parameter Hoek-Brown untuk faktor keamanan lereng, dimana mengungkapkan hubungan
linear antara kohesi dan faktor D. Namun, hubungan tidak linear antara kohesi dan GSI pada
uniaxial compressive strength pada intact rock (σci), dan parameter mi pada intact rock.
Hubungan tidak linear antara sudut geser dalam dan semua parameter Hoek-Brown. Dengan
meningkatnya D, faktor keamanan lereng (K) turun secara linear, dengan meningkatnya GSI,
faktor keamanan meningkat tidak linear, ketika σci relatif kecil, hubungan antara F dan σci
tidak linear, tetapi ketika σci relatif besar, hubungannya menjadi linear, dengan meningkatnya
mi, maka F turun pada awalnya dan kemudian mengalami peningkatan.

1. Pendahuluan

Analisis kestabilan lereng merupakan aspek penting dalam penelitian untuk menurunkan
resiko bahaya secara teknik. Dalam analisis kestabilan lereng bersifat statis tak tentu, faktor
keamanan tidak bisa didapat secara langsung dari kondisi keseimbangan statis. Oleh karena
itu untuk menghindari hubungan yang kompleks antara tegangan dan regangan dan kestabilan
dalam mentransformasi statistika tak tentu ke dalam penentuan statis, perkiraan untuk analisis
kestabilan lereng diperlukan.

Permasalahan bentuk penentuan statis dapat diselesaikan dengan metode kesetimbangan


batas (LEM). Metode ini dapat diterapkan secara luas pada proyek – proyek teknik dengan
beberapa keuntungan tertentu, sebagai contoh perhitungan analisis yang sederhana dan waktu
komputasi yang pendek. Fitur / bentuk fundamental metode kesetimbangan batas (LEM)
adalah pertimbangan kondisi seimbang statis dan kriteria Mohr Coulomb, artinya solusi dari
masalah ini adalah analisis kesetimbangan gaya pada saat pembebanan massa tanah
mengalami keruntuhan. Namun, keterbatasan dalam mendeskripsikan massa batuan, sebagai
contoh menjelaskan keruntuhan pada area tegangan yang tinggi tetapi hanya menunjukkan
bentuk keruntuhan linear pada massa batuan. Untuk mengatasi hal tersebut, berdasarkan
jumlah pengujian dan material yang berkaitan, Hoek-Brown mengemukakan kriteria Hoek-
Brown dapat merefleksikan secara instrinsik karakteristik kekuatan batuan, jumlah rekahan
batuan, dan pengaruh tegangan insitu pada kekuatan batuan seperti keruntuhan non linear.

Kriteria ini sesuai dengan karakteristik deformasi dan keruntuhan dimana banyak digunakan
pada geologi teknik, Zhang et al membuat versi tiga dimensi dari kriteria kekuatan Hoek-
Brown. Halakatevaskis dan Sofianus melakukan investigasi kriteria Hoek-Brown secara
analitis melalui teori bidang lemah dan divalidasi dengan bukti eksperimen pada contoh fisik.
Disamping itu beberapa diterapkan pada analisis numerik untuk kestabilan lereng
berdasarkan kriteria Hoek-Brown. Ketika metode numerik digunakan pada waktu yang lama
untuk menghitung faktor keamanan dari lereng, untuk praktisnya ketika CPU digunakan
dengan tiap model pada komputer, metode kesetimbangan batas berjalan lebih cepat sekitar 2
menit untuk running dibandingkan dengan metode perhitungan numeris dengan waktu sekitar
30 menit dan 1 jam mengkomputasi sekitar 2000 elemen dan grid yang baik (7000 elemen).

Melalui metode tradisional, faktor keamanan, metode kesetimbangan batas (LEM), memiliki
kelebihan dari kesederhanaannya, untuk menggabungkan kriteria Hoek-Brown dengan
mempertimbangkan semua parameter, paper ini mengusulkan sebuah persamaan untuk
perhitungan faktor keamanan dengan metode kesetimbangan batas (LEM) dalam kriteria
Hoek-Brown melalui pendekatan teoritis. Selain itu, menyelidiki pengaruh parameter Hoek-
Brown pada lereng.

2. Definisi Faktor Keamanan

Sejauh ini ada 3 (tiga) tipe faktor keamanan :

a. faktor keamanan dari kekuatan yang tersimpan didapatkan melalui penurunan kekuatan
massa tanah dan batuan, kelebihan faktor keamanan didapatkan melalui peningkatan beban
luar, faktor keamanan pendorong pembongkaran dari suatu desain gerakan tanah / longsor
dihitung melalui penggunaan kekuatan pendorong sepanjang lereng dengan mempertahankan
gaya penekan yang sesuai. Konsep kesetimbangan batas mengadopsi dari faktor kekuatan
tersimpan.

Pada tahun 1995, Bishop mengemukakan metode modifikasi Bishop. Pada metode ini faktor
keamanan (Fsi) didefinisikan sebagai potensi longsor di sepanjang permukaan yang runtuh.
Setelah penurunan indek kekuatan geser oleh Fsi artinya derajat kohesi dibandingkan faktor
keamanan c/Fsi dan tan 0 / Fsi, batuan dan massa tanah sepanjang permukaan longsor adalah

τ = ccr + σtancr
dimana c adalah kuat geser dan σ adalah tegangan normal pada permukaan keruntuhan, c cr
dan cr adalah kekuatan kohesi dan sudut geser dalam, masing – masing digunakan dalam
penentuan batas keseimbangan lereng.

3. Hoek-Brown Ekuivalen Limit Equilibrium Method

Modifikasi metode Bishop diterapkan secara luas pada proyek – proyek teknis. Metode ini,
tidak terbatas pada bentuk keruntuhan / longsoran permukaan dan memiliki presisi yang
relatif tinggi. Hasilnya dengan metode ini sangat mendekati dengan metode irisan yang rigid.
Oleh karena itu, paper ini mengadopsi metode Bishop yang dimodifikasi untuk menghitung
faktor keamanan. Metode Bishop yang dimodifikasi memiliki 3 (tiga) hipotesis :

a. gaya tangensial aktual pada permukaan keruntuhan / longsoran adalah bagian dari kuat
geser

b. kuat geser vertikal antar irisan diabaikan

c. massa tanah sesuai dengan kriteria Mohr Coulomb

Fs=
∑ mai [cibi+ ( wi−uibi ) tani]
∑ wi sin i
Dimana

1
mai=
sini
cos 1+(tani )
Fs

Dimana Fs adalah faktor keamanan lereng dan ci dan i adalah kekuatan kohesi efektif dan
sudut geser dalam pada lapisan tanah. Jika lereng homogen, keduanya c dan  konstan, ui
adalah tekanan air pori yang membebani pada permukaan yang mengalami runtuh / longsor
pada irisan i, bi adalah tebal irisan, i adalah inklinasi dari irisan terbawah dari horisontal, wi
adalah gravitasi dari irisan tanah i.

wi = 1bih1i + 2bih2i + .... + jbihji + .... + kbihki

σ 1'
=1+a . mb σ ci (mb σ 3 ' σ ci+ S σ ci2 )a−1
σ 3'

Berdasarkan tegangan geser dan tegangan normal yang dinyatakan dengan tegangan
prinsipal.

σ 1'
τ=
(σ 1' −σ 3' )

dσ 1'
√ dσ 3'

( )
dσ 3' +1
dσ 1'
' ' (
−1)
' σ 1' +σ 3 ' (σ 1 −σ 3 ) dσ 3'
σn= −
2 2 dσ 1'
( '
+ 1)
dσ 3

Kriteria keruntuhan Mohr Coulomb masih dgunakan pada analisis geologi teknik, hal ini
penting untuk menentukan ekuivalen sudut geser dan kohesi untuk tiap massa batuan dan
range tegangan. Kriteria Mohr Coulomb, tan  = dt/ dσn, c = τ - σ n tan . Dengan
menyesuaikan hubungan linear rata-rata terhadap kurva yang dihasilkan dengan
menyelesaikan nilai kisaran tegangan prinsipal minor, sudut ekuivalen dengan friksi internal
dan kekuatan kohesif dapat diperoleh sebagai berikut :

fb fc
¿ arc sin ( sfa+fb fc )

σci fc [S ( 1+2 a ) + ( 1−a ) mbσ 3 n]


c=
fb fc
fa 1+
√ fa

Dimana fa = (1+a)(2+a); fb = 6 a mbi; fc = (s+mbσ3n’)a-1; σ3n’ = σ3’max / σci

σ3’max adalah batas atas dari tegangan yang dikekang dimana hubungan antara kriteria Hoek-
Brown dan Mohr Coulomb dipertimbangkan, harus ditentukan untuk setiap kasus individual.
Studi lereng menggunakan analisis keruntuhan / longsoran Bishop untuk berbagai geometri
lereng dan sifat massa batuan, σ3’max = 0,72 (σm / H)-0,91.

Berdasarkan hubungan parameter kekuatan Hoek-Brown dan kekuatan Mohr Coulomb dapat
ditentukan parameter pengganti memberikan faktor keamanan lereng melebihi metode
Bishop yang dimodifikasi dalam kriteria Hoek-Brown. Oleh karena itu langkah pertama dalah
menyimpulkan hubungan antara kriteria Hoek-Brown dan kriteria Mohr Coulomb.

Kriteria Hoek-Brown

σ1’ = σ3’ + (mb σci σ3’ + S σci2)a

dimana σ1’ adalah tegangan efektif maksimum ketika massa batuan terganggu; σ3’ adalah
tegangan prinsipal efektif minimum pada pembebanan massa batuan; σ ci adalah uniaxial
compressive strength dari intact rock; s dan a adalah koefisien yang bergantung pada jenis
massa batuan.

Semua parameter dideskripsikan dengan fungsi GSI

GSI −100
mb=mi , exp [ 28−140 ]
GSI −100
s=exp [ 9−3 D ]
1 e−GSI / 15−e−20/ 3
a= +
2 6

dimana D adaah faktor batuan lemah yang berkaitan dengan penggalian dan derajat
gangguan. Nilai D berkisar 0 ~ 1, dimana 0 mengindikasikan kondisi tidak terganggu.

Diagram kelengkungan kekuatan

Kurva lengkung Hoek-Brown adalah ketika diagram lengkung Mohr Coulomb adalah garis
lurus.

Gambar The Hoek-Brown strength envelope diagram and


equivalent Mohr-Coulomb strength envelope diagram

Pada gambar diatas terdapat tiga area yang dibagi menjadi area 1, area 2, dan area 3. Apabila
tegangan normal berada di area 1 atau area 3, parameter kekuatan Mohr Coulomb ekuivalen
akan menambah kuat geser massa batuan. Apabila sebagian besar tegangan normal dibagian
bawah dari permukaan yang runtuh / longsor (area 1 atau 3), faktor keamanan dihitung
dengan parameter kekuatan Mohr Coulomb.

Parameter Analisis

Parameter Mohr Coulomb yaitu kohesi dan sudut geser dalam menunjukkan hubungan antara
parameter Hoek-Brown, bahwa D, GSI, σci dan mi dan kekuatan kohesif material batuan
turun secara bertahap dengan peningkatan faktor weekening (D). Disamping itu kekuatan
kohesif dan D linear tetapi hubungan antara  dan D tidak linear. Hubungan antara GSI dan
kekuatan kohesif tidak linear seperti . Selain itu GSI dan c meningkat, tetapi  meningkat
pada waktu pertama kali kemudian mengalami penurunan. Dengan peningkatan nilai σci, c
menunjukkan kecenderungan meningkat linear, ketika  meningkat non linear. Peningkatan
nilai mi menunjukkan c turun non linear, ketika  menunjukkan karakteristik peningkatan
non linear. Artinya mi memiliki dampak sebaliknya pada c dan .
Untuk karakteristik linear, faktor keamanan menurun seiring dengan kenaikan D dan
hubungan yang sesuai dengan fungsinya (F = -4.918 D – 1920) untuk GSI. Karakteristik non
linear (F) meningkat seiring dengan kenaikan GSI dan hubungannya dengan persamaan
eksponensial F = 0,186.0,1068 GSI Bila GSI > 60 ampitudo kenaikannya (F) lebih besar
dibanding F perubahan parameter lainnya. Apabila σci relatif besar dan sesuai dengan fungsi
F = 15,275 – 13,156. 0,995σci dengan koreksi tinggi. Adapun mi, F turun pertama kali
kemudian meningkat seiring dengan kenaikan yang sesuai F = 5,222 exp (-mi/2698) + 6533 +
0,0267 mi.

4. Kesimpulan

 Hubungan antara parameter Hoek-Brown adalah D, GSI, σci, dan mi, dan kekuatan
kohesif (c), sudut geser dalam () ditentukan berdasarkan perhitungan yang berkaitan
pada kekuatan kohesif dan sudut geser dalam parameter Hoek-Brown.
 Persamaan untuk menghitung faktor keamanan lereng dengan metode kesetimbangan
batas (LEM) pada kriteria Hoek-Brown diatur melalui kekuatan kohesif yang setara
dengan sudut geser dalam. Metode ini berlaku dengan nilai praktis.
 Ada hubungan linear antara kekuatan kohesif ekuivalen dengan faktor weekening.
Namun, ada hubungan non linear antara kekuatan kohesif ekuivalen dengan GSI kuat
tekan (UCS), antara sudut geser dalam () dengan semua parameter Hoek-Brown.
 Dengan meningkatnya D, faktor keamanan lereng (F) turun, dengan meningkatnya GSI,
maka faktor keamanan lereng (F) meningkat non linear. Ketika σci relatif kecil, hubungan
antara F dan GSI non linear, tetapi ketika nilai σci relatif besar hubungannya linear
dengan peningkatan nilai mi, F turun pertama kali lalu meningkat.

Anda mungkin juga menyukai