SAP 2000
Program SAP merupakan salah satu software yang telah dikenal luas
dalam dunia teknik sipil, terutama dalam bidang analisis struktur dan elemen
hingga (finite elemen). Pembuat perangkat lunak SAP yaitu CSi (Computer
and Structure, Inc.) yang berasal dari Berkeley, California USA, telah
mengembangkan program ini sejak tahun 1970-an. Seri program SAP untuk
komputer PC yang dilahirkan pertama kali adalah SAP80, kemudian disusul
dengan SAP90. Namun kedua program tersebut masih menggunakan operasi
DOS, dan untuk perancangan elemen strukturnya masih menggunakan
program tersendiri, sehingga dirasakan cukup merepotkan pengguna.
➢ Joint mengalami translasi ke arah tiga sumbu lokal yang diberi notasi
U1, U2, dan U3. (Secara default U1 searah sumbu global X, U2
searah sumbu global Y, U3 searah sumbu global Z)
➢ Joint mengalami rotasi terhadap tiga sumbu lokal yang diberi notasi
R1, R2 dan R3. (R1 berotasi terhadap U1, R2 berotasi terhadap U2, dan
R3 berotasi terhadap U3)
Gambar 1.2: Enam derajat kebebasan joint pada sistem koordinat lokal
rotasi yang ada dibuat aktif kecuali joint tersebut di-constraint atau
di-restraint.
1. Buka SAP2000 , lalu di pojok kanan bawah, rubah satuan dari default
menjadi “KN, m, C”.
2. Pilih pilihan “New Model” atau klik di keyboard “Ctrl+N” untuk membuka
menu pembuatan model kerja baru.
2.1. Pada pemilihan model, pilih “Grid Only”.
2.3. Klik kanan pada garis kemudian pilih “Edit grid data”, lalu pilih
“Modify/Show system” kemudian gantikan nilai sesuai kebutuhan.
5. Menu “Define”
5.1. Klik menu “Define” lalu pilih “Load Patterns”.
5.1.1. Pada Bagian “Load Pattern Name” , tuliskan nama “Live”.
5.1.2. Pada “Type” pilih “Live”.
5.1.3. Bagian “Self Weight Multiplier” tuliskan angka 0
5.1.4. Bagian “Click To” pilih “Add New Load Pattern”
5.1.5. Selanjutnya Pada Bagian “Load Pattern Name”, tuliskan nama
“Gempa”.
5.1.6. Pada “Type” pilih “Quake”.
5.1.7. Bagian “Self Weight Multiplier” tuliskan angka 0
5.1.8. Bagian “Click To” pilih “Add New Load Pattern”
5.1.9. Klik OK.
5.2. Klik menu “Define” lalu pilih “Functions” dan pilih “Response
Spectrum”.
5.2.1. Pada Bagian “Click to” , pilih “Add New Functions” lalu pilih
juga “Convert to User Defined”
5.2.2. Pada “Define Function” pilih “Period dan Acceleration” dan
hapus angka yang sudah dengan pilih “Deelete”
5.2.3. Tulislah angka “Period dan Acceleration” sesuai kebutuhan.
5.2.4. Klik OK.
5.8. Klik menu “Define” pilih “Sections Properties”, lalu pilih “Frame
Sections”
5.8.1. Pada Bagian “Click to”, pilih “Add New Property”.
5.9. Klik menu “Define” pilih “Sections Properties”, lalu pilih “Frame
Sections”
5.9.1. Pada Bagian “Click to”, pilih “Add New Property”.
5.9.2. Pada “Frame Section Property Type”, pilih nama “Concrete”
5.9.3. Pada “Click to Add a Concrete Section” pilih “Rectangular”.
5.10. Klik menu “Define” pilih “Sections Properties”, lalu pilih “Frame
Sections” lalu “Click to”, pilih “Add New Property”.
5.10.1. Pada “Frame Section Property Type”, pilih nama “Concrete”
5.10.2. Pada “Click to Add a Concrete Section” pilih “Rectangular”.
5.10.3. Pada “Section Name”, tulis namanya menjadi Kolom 67 x 71,
dan pada “Material”, pilih “Beton”
5.10.4. Pada “Depth” dan “Width” ubah angkanya menjadi 0,67 dan
0,71, lalu pilih “Convert Reinforcement”.
A. Beban Mati ( qd )
7.1. Klik pada frames ke 1 lantai 1 ( Balok 51 x 47 ), lalu klik menu “Assign”
lalu pilih “Frame Loads” dan pilih “Distributed”.
7.1.1. Pada Bagian “Load Pattern Name”pilih “Dead”.
7.1.2. Centang “Absolute Distance from End-I”.
7.1.3. Bagian "Absolute Distance" pada kolom ke-1 tuliskan angka 0,
pada kolom ke-2 tuliskan angka 3 dan pada kolom ke-3 tuliskan
6.
7.1.4. Bagian “Loads” pada kolom ke-1 tuliskan angka 0. Dan kolom
ke – 2 tuliskan angka 35.
7.1.5. Klik OK.