Anda di halaman 1dari 67

DASAR‐ Workshop

Pelatihan
DASAR SAP
SAP2000 JTS‐UNIMAL
MODUL 1
Apa itu SAP?
SAP (Structural Analysis Program) merupakan perangkat lunak komputer yang
diperuntukkan bagi analisis dan desian struktur bangunan sipil. Program ini merupakan hasil
kerja riset pada Universitas Barkeley, California, USA, oleh Prof. Edward L. Wilson beserta
kolegenya yang dimulai sejak tahun 1970an. Selanjutnya untuk keperluan komersial, SAP
dipasarkan dan dikembangkan oleh perusahaan CSI (Computer and Structure, Inc.) Pada era
sistem operasi DOS (OS berbasis teks) versi SAP yang terkenal adalah SAP90, yang
kemudian pada era sistem operasi Windows (OS berbasis GUI) berubah menjadi SAP2000.
SAP90 hanya dapat melakukan analisis struktur, jadi untuk desain beton/baja harus
dilanjutkan dengan program lain yaitu: SAPCON (untuk desain beton) atau SAPSTEEL
(untuk desain baja). Sedangkan SAP2000, analisis dan design sudah terintegrasi dalam satu
paket program. Sampai tahun 2012, pengembangan program SAP2000 telah mencapai versi
15. Dalam penyelesaian perhitungan struktur, SAP90/SAP2000 menggunakan Metode
Elemen Hingga (Finite Element Methode).

Struktur Model Deskritasi Model


P P  P
P = .At
At
1 A1

2 A2

3 A3

Tanah
Pondasi Tumpuan Rigid Representasi Fisik Model MEH

Gambar: Tahapan Umum dalam Pemodelan Struktur

Apa yang Dapat Dilakukan dengan SAP2000?


Program ini akan sangat membantu meyelesaikan perhitungan-perhitungan struktur teknik
sipil dalam waktu yang relatif singkat. Program dapat menganalisis beban statik dan beban
dinamik secara bersamaan. Namun demikian, perlu dicatat bahwa tidak ada satupun program
komputer yang dapat menggantikan pendapat atau pertimbangan dan pengalaman seorang ahli
struktur.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 1
Gambar: Beberapa Model Struktur yang Dapat Dianalisis dengan SAP2000 V.14

Nodal dan Elemen


(Joint and element)
Ukuran dasar geometri dari struktur ditentukan oleh penempatan nodal-nodal (titik kumpul)
yang mengikuti bentuk struktur. Masing-masing nodal diberikan nomor identifikasi khusus
dan mempunyai koordinat pada sistem koordinat global.

Untuk melengkapi bentuk geometri struktur, dari nodal-nodal yang telah didefinisikan harus
dihubungkan dengan elemen struktur, yang masing-masing elemen diberikan nomor
identifikasi khusus juga. Elemen ini berupa balok dan kolom pada struktur portal atau elemen
batang pada struktur rangka .

Sistem Koordinat Global dan Lokal


(Coordinate Global and Local)

Sistem koordinat yang digunakan dalam SAP2000 ada dua jenis, yaitu Koordinat global dan
koordinat lokal. Semua data yang berhubungan dengan geometri struktur, baik berupa data
masukan atau data keluaran dari program akan selalu ditampilkan dalam sistem koordinat
Cartesius (X, Y, Z) atau disebut juga koordinat global. SAP2000 selalu menganggap sumbu
global + Z sebagai arah ke atas.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 2
Koordinat lokal juga menggunakan sistem koordinat Cartesius (1, 2, 3), namun pada
koordinat ini salah satu dari sumbu koordinat, yaitu sumbu 1, selalu berada pada sumbu
memanjang elemen.

Data masukan yang mengikuti sistem koordinat global adalah:


 Koordinat nodal
 Pengekangan nodal
 Beban terpusat pada nodal

dan data masukan yang mengikuti sistem koordinat lokal adalah:


 Material elemen dan data material
 Beban terpusat dan beban terbagi rata pada elemen

Koordinat Lokal
2 elemen 3
3
3 3 1 4
1
2
1 1

2
3
Koordinat Lokal 2 Koordinat Lokal
elemen 1 3
elemen 2
Z
2
1

2 Nomor join
Y X 2 Nomor elemen
Koordinal
Global

Gambar: Nomor Nodal, Nomor Elemen, Koordinat Global dan Koordinat Lokal

Gambar: Bentuk Penampang dan Koordinat Lokal

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 3
Gambar: Bentuk Penampang dan Koordinat Lokal (lanjutan)

Derajat Kebebasan
(Degree of Freedom)

Setiap nodal dari struktur portal 2 dimensi mempunyai 3 derajat kebebasan. Bila
penggambaran dilakukan pada bidang X-Y, maka derajat kekebasan itu berupa: nodal dapat
bertranslasi pada sumbu koordinat global X dan Y, serta dapat berotasi pada sumbu koordinat
global Z.
UY1 UY2
UX1
RZ1 UX2
RZ2
1 2
Gambar: Derajat Kebebasan Elemen Balok Rangka Bidang (2 Dimensi)

Dapatkah anda terangkan apakah nodal dapat berotasi pada sumbu koordinat global X
dan Y, atau bertranslasi pada sumbu koordinat global Z?
Pengertian terhadap derajat kebebasan sangat dibutuhkan pada pengisian data Restraints.
Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng
Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 4
Gambar: Pengekangan Tumpuan (Restraints)

Pola Beban, Kondisi Beban, dan Kombinasi Beban


(Load Pattern, Load Case, and Load Combination)

Sangat penting mengetahui istilah yang berkaitan dengan pembebanan pada SAP2000 versi
14. Istilah-istilah tersebut berupa: Pola beban, Kondisi beban, dan Kombinasi beban.

Pola Beban adalah: Jenis dan besaran beban yang berpengaruh pada struktur, termasuk gaya,
perpindahan nodal, temperatur, tekanan, percepatan tanah dan lainya. Umumnya, jenis beban
bekerja secara terpisah-pisah pada struktur harus dikelompokkan menurut kriteria tertentu
dengan atau tanpa faktor pengali (multiplier). Misalnya: beban mati, beban hidup, beban
gempa dan beban lainnya.

Kondisi Beban adalah: penetapan bagaimana pola beban diaplikasikan pada struktur: apakah
sebagai beban statik atau dinamik, analisis linier atau non-linier, ataupun sebagai beban
bergerak, dan lain sebaginya.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 5
Kombinasi Beban adalah: Penjumlahan secara: linier/absolut/amplop/interval/SRSS dari
kondisi beban dengan kriteria tertentu yang ditetapkan. Misalnya: Kombinasi 1,2BM +
1,6BH. Kombinasi beban digunakan sebagai dasar dalam desain elemen struktur.

Catatan:
Ada perbedaan yang signifikan dalam penggunan nomenklatur pada SAP2000 versi 14 dengan SAP2000 versi
11 atau lebih lama:
Istilah "load pattern" menggantikan "load cases" dari versi terdahulu.
Istilah "load cases" menggantikan "analysis cases" dari versi terdahulu.

Penggunaan Satuan
Saat membuka aplikasi SAP2000, satuan baku yang muncul adalah: Kip, in. Namun demikian
pengguna SAP2000 dapat memilih sendiri satuan yang akan dipakai. SAP2000 berjalan
dengan empat satuan dasar: gaya, panjang, suhu, dan waktu. Program ini menawarkan banyak
pilihan satuan yang kompatibel untuk gaya, panjang dan temperature, misalnya "Kip, in, F"
atau "N, mm, C. Satuan waktu selalu diukur dalam detik (kecuali untuk rangkak, susut, yang
diukur dalam hari.) Satuan yang dipakai dalam analisis haruslah selalu kosisten.

Antar Muka SAP2000


Sebagaimana program aplikasi yang berbasis GUI lainnya, guna memudahkan pengguna
dalam menjalankan aplikasi, SAP2000 R.14 menyediakan Menu Bar yang terdiri atas 14 item
dan didukung oleh icon-icon pada toolbars yang dapat mempersingkat perintah.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 6
New Model
Open File Run Analysis View Setting
Save File Zooming

Pointer
Draw Special
Joint
Draw Frame
Elemen

Quik Draw
Frame Elemen

Garis Grid

Snap
Unit

Catatan: Untuk mengetahui fungsi masing-masing icon, letakkan pointer mouse di atas icon
yang bersangkutan, sehingga tampil tool tipnya.

Menu-menu yang sering digunakan untuk analisis dan disain adalah menu: File, Define,
Draw, Select, Asign, Display dan Design.

Menu File

Perintah (menu) File, digunakan untuk memulai model geometri baru, membuka file atau
memodifikasi file eksisting, menyimpan file yang aktif, dan untuk menghasilkan output hasil
analisis dan desain.

Model struktur baru dapat dibuat melalui pengaturan manual jarak grid pada masing-masing
sumbu dan ketinggian struktur (elemen struktur harus digambar manual juga), atau dengan
memilih template jenis geometri struktur yang telah disediakan oleh program.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 7
1) New Model

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 8
New Model dengan pilihan Grids Only, Koordinat Cartesian

New Model dengan pilihan Grids Only, Koordinat Cylindrical

New Model dengan pilihan 2D Trusses, Sloped Truss

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 9
New Model dengan pilihan 2D Frames, Portal

Model geometri struktur juga dapat di import dari hasil penggambaran program AutoCAD,
atau program CAD lain dengan format file: .DXF, IFC, atau .IGES.

2) Printing

Deskripsi dari model struktur dan hasil dari analisis dan desain dapat di-print (dicetak) dalam
bentuk tabulasi atau bentuk laporan yang berisikan grafik, teks dan format yang dapat
dikostumisasi.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 10
Jendela aktif dapat juga di-print (dicetak) dalam bentuk grafik atau disimpan dalam bentuk
file bitmap (.bmp) atau enhanced Windows metafile (.emf)

Menu Define
Menu Define digunakan untuk membuat (mendefinisikan) nama entitas yang bukan
merupakan bagian dari geometri suatu model. Entitas disini dapat berupa:

 Sifat-sifat objek (Object properties), seperti:


o Sifat-sifat material (Material properties)
o Sifat-sifat keratan/penampang elemen rangka (Frame section properties)
 Sistem Koordinat/grid (Coordinate/grid systems)
 Pembatasan nodal (Nodalt constraints)

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 11
 Item-item Pembebanan (Load-related items), seperti:
o Pola beban (Load patterns)
o Sumber massa (Mass source)
o Fungsi respon spektrum dan riwayat waktu (Response-spectrum and time-history
functions)
 Item-item Analisis (Analysis items), seperti:
o Kondisi beban (Load cases)
o Kombinasi beban (Load combinations)

1) Materials…
Menu ini digunakan untuk pendefinisian jenis material, menambah material baru,
memodifikasi atau menghapus jenis material.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 12
Add New Material Quick (Pendefinisian material baru secara cepat)

Add New Material (Pendefinisian material baru)

2) Section Properties…

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 13
Frame Section… dengan pilihan Add New Property
Menu ini berfungsi untuk mendefinisikan sifat keratan elemen material yang akan digunakan
dalam analisis.

Frame Section… dengan pilihan Modify/Show Property


Menu ini digunakan untuk menampilkan atau merubah sifat-sifat material

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 14
Reinforcement Bar Sizes
Menu ini berfungsi untuk mendefinisikan diameter dan luas baja tulangan yang akan
digunakan pada saat desain penulangan beton.

3) Functions

Response Spectrum…dengan pilihan Add New Fuction….Convert to User Difined


Menu ini berfungsi untuk mendefinisikan parameter-parameter spektrum respon yang akan
digunakan pada saat analisis beban gempa dinamis

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 15
4) Load Petterns…
Menu ini digunakan untuk mendefinisikan jenis pola pembebanan yang akan diaplikasikan
pada struktur.

5) Load Cases…
Fungsi menu ini adalah untuk mendefinisikan katagori beban, misalnya beban mati sebagai
beban statik.

6) Load Combinations…
Kombinasi pembebanan yang disyaratkan oleh peraturan standar perencanaan struktur dapat
diisikan melalui menu ini.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 16
Menu Draw
Sebagaimana di dijelaskan di atas, untuk memulai geometri baru ada pilihan Grids Only,
sehingga penggambaran geometri tersebut harus dilakukan secara manual di layar SAP2000.
Untuk keperluan penggambaran manual dilakukan dengan Menu Draw.

1) Draw Frame/Cable/Tendon
Digunakan untuk mengambar geometri secara manual dari satu nodal awal ke nodal akhir.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 17
2) Quick Draw Frame/Cable/Tendon
Untuk mempercepat penggambaran geometri secara manual, dapat digunakan menu ini,
karena hanya membutukan 1 klik pada grid yang akan diberi elemen.

Menu Select
Menu ini digunakan untuk memilih suatu objek dalam jendela aktif dengan menggunakan
mouse. Tampilan objek yang dipilih pada layar akan berubah menjadi putus-putus.

Menu Assign
Menu ini digunakan untuk memberikan/menetapkan sifat-sifat (properties) dan beban-beban
(loads) pada satu objek atau beberapa objek sekaligus. Objek disini dapat berupa nodal
ataupun elemen. Menu ini baru akan aktif apabila ada objek yang sudah dipilih (select).

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 18
1) Joint
Berfungsi memberikan sifat-sifat pada objek nodal berupa: restraints, constraints, masses,
local coordinate systems dan lainnya.

Restraints…
Berfungsi untuk memberikan pengekangan tumpuan atau derajat kebebasan pada nodal.

Constraints…
Fungsi menu ini untuk memberikan keseragaman gerak dari nodal-nodal.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 19
Messes…
Berfungsi untuk memberikan besaran massa pada nodal.

Local Axes…
Berguna untuk menentukan besarnya rotasi sumbu lokal yang akan diaplikasikan pada nodal,
sangat berguna untuk menentukan arah dan posisi tumpuan.

2) Frame
Berfungsi memberikan sifat-sifat pada objek batang/elemen berupa: section properties,
property modifiers, releases/patial fixity, local coordinate systems, end offsets, dan
lainnya.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 20
Frame Sections…
Berguna untuk memberikan jenis penampang pada elemen

Property Modifiers
Berguna untuk memodifikasi sifat-sifat penampang

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 21
Releases/Partial Fixity…
Berfungsi untuk menetapkan kebebasan batang terhadap gaya-gaya dalam, misalnya pada
struktur rangka tidak terdapat momen dan gaya lintang.

Local Axes…
Berguna untuk memutar sumbu lokal suatu objek batang/elemen

End (Length) Offsets…


Berfungsi untuk mendefinisikan panjang bentang bersih dari suatu objek batang/elemen

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 22
3) Joint Loads
Berfungsi untuk memberikan pembebanan pada nodal (titik buhul)

Forces…
Beban-beban terpusat pada nodal (titik buhul) dapat diberikan melalui menu ini.

4) Frame Loads
Berfungsi untuk memberikan pembebanan pada elemen struktur

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 23
Gravity…
Berfungsi untuk memerintah program agar berat sendiri elemen dihitung sebagai beban dalam
arah sumbu global tertentu.

Point…
Beban terpusat atau momen dapat diberikan sepanjang bentang elemen dengan menggunakan
menu ini.

Distributed…
Beban terbagi rata atau beban trapesium/segitiga dan momen dapat diberikan sepanjang
elemen/bentang memakai perintah ini.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 24
Menu Analyze
Menu ini merupakan perintah tahap akhir untuk analisis setelah seluruh data pada geometri
struktur didefinisikan.

1) Set Analysis Option


Berguna untuk mengatur derajat kebebasan secara umum dari jenis geometri struktur yang
akan dianalisis

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 25
2) Set Load Cases to Run
Berguna untuk menetapkan kondisi beban yang akan dijalankan pada saat analisis.

3) Run Analysis
Adalah perintah eksekusi program SAP 2000 untuk melakukan analisis struktur

Menu Display

Menu ini berguna untuk menampilkan geometri struktur, beban yang telah diberikan pada
elemen dan hasil analisis baik dalam bentuk gafik maupun tabel.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 26
1) Show Undeformed Shape
Setelah Run Analysis, tampilan geometri struktur pada layar SAP2000 akan berubah menjadi
Deformed Shape (Derformasi bentuk), menu ini berfungsi mengembalikan ke tampilan
semula.

2) Show Load Assign


Menu ini berguna untuk memperlihatkan beban-beban luar pada geometri struktur yang telah
diberikan sebelumnya.

Joint…
Beban-beban luar terpusat pada nodal yang telah diberikan sebelumnya dapat ditampilkan
kembali dengan menggunakan perintah ini.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 27
Frame/Cable/Tendon
Seluruh beban luar pada elemen yang telah diberikan sebelumnya dapat ditampilkan kembali
dengan menggunakan perintah ini.

3) Show Deformed Shape…


Bentuk deformasi geometri struktur hasil analisis pembebanan dapat ditampilkan melalui
menu ini.

4) Show Forces/Stresses
Menu ini berfungsi untuk menampilkan grafis bidang momen, bidang lintang dan bidang
normal hasil analisis

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 28
Joints…
Berfungsi untuk menampilkan gaya-gaya reaksi pada nodal hasil analisis.

Frames/Cables…
Menu ini berfungsi untuk menampilkan grafis bidang momen, bidang lintang dan bidang
normal (aksial) hasil analisis.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 29
Menu Design
Menu ini berfungsi untuk melakukan desain terhadap seluruh elemen struktur berdasarkan
anlisi yang telah dijalankan.

1) Steel Frame Design


Desain elemen yang berupa struktur baja.

View/Revise Preferences
Berguna untuk menetapkan standar yang digunakan untuk desain struktur baja.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 30
Select Design Combos…
Menu ini digunakan untuk memilih kombinasi beban yang digunakan untuk desain elemen
struktur baja.

Start Design/Check of Structure


Merupakan eksekusi program untuk melakukan desain elemen struktur baja.

2) Concrete Frame Design


Merupakan menu untuk desain elemen struktur beton.

View/Revise Preferences
Berguna untuk menetapkan standar yang digunakan untuk desain struktur baja.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 31
Select Design Combos…
Menu ini digunakan untuk memilih kombinasi beban yang digunakan untuk desain elemen
struktur beton.

Start Design/Check of Structure


Merupakan eksekusi program untuk melakukan desain elemen struktur beton.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 32
FUNGSI KLIK KANAN MOUSE PADA SAP2000 V.14

LATIHAN

1. Balok beton kantilever dengan mutu beton f’c = 25 MPa dan mutu baja fy = 400 MPa,
beban yang bekerja hanya beban mati.

P = 1,5 kN

q = 5 kN/m
q = 8 kN/m

As
50 45

1,5 m 30

3,0 m

Langkah-Langkah Pengisian Data:


1) Buat satu folder baru untuk tempat data SAP2000;

2) Jalankan aplikasi SAP2000 V.14, buat file baru, new model, atur satuan menjadi
K, m, C. Pilih template Beam;
Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng
Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 33
Catatan: Jangan lupa untuk menyimpan (Save) file setiap akhir dari langkah pengiisian
data

3) Atur jumlah bentang, Number of Spans = 1; panjang bentang, Span Length = 3;


hilangkan tanda contreng pada Restraints; klik OK;

4) Tutup jendela layar sebalah kiri;

5) Buat pengekangan tumpuan jepit pada ujung kiri bentang: pilih nodal dengan cara
Click-Drag dari kiri ke kanan; pilih menu Assign + Joint + Restrains; pilih
template jepit pada bagian Fast Restraints; klik OK;

6) Atur posisi tumpuan jepit: pilih nodal; pilih menu Assign + Joint + Local
Axes…; isi perputaran nodal, Rotation about Y’ = 90; klik OK;

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 34
7) Definisikan mutu beton: pilih menu Define + Material…+ add New Material;

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 35
Isikan: Material Name and Display Color = Beton25MPa;
Material Type = Concrete;
Unit = N, mm, C;
Weight per Unit Volume = 2,400E-05;
Modulus of Elasticity, E = 4700 25 = 23500
Poisson’s Ratio = 0,2;
Coefficient of Thermal Expation, A = 1,170E-05;
Specified Concrete Compression Strength, f’c =25;
Klik OK;
klik OK untuk mengakhiri.

8) Definisikan mutu baja tulangan, ulangi langkah ke-7: pilih menu Define +
Material…+ add New Material;
Isikan: Material Name and Display Color = BJ400MPa;
Material Type = Rebar;
Unit = N, mm, C;
Weight per Unit Volume = 7,697E-05;
Modulus of Elasticity, E = 200.000;
Poisson’s Ratio = 0,3;
Coefficient of Thermal Expation, A = 1,170E-05;
Minimum Yield Stress, Fy =400;
Minimum Tensile Stress, Fu =540;
Expected Yield Stress, Fye = Fy * 1,1 = 440;
Expected Tensile Stress, Fue =Fu * 1,1 = 590;
Klik OK;
Klik OK untuk mengakhiri.

9) Definisikan ukuran penampang: pilih menu Define + Section Properties +


Frame Sections…+ Add New Property; ganti Frame Section Property Type =
Concrete; pilih template Rectangular;

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 36
Isikan: Section Name = B30x50;
Material = Beton25MPa;
Depth (t3) = 0,5;
Width (t2) = 0,3;
Selanjutnya: klik Concrete Reinforcement

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 37
Ganti: Design Type = Beam; hingga tampilan berubah seperti di bawah:

Ganti: Longitudinal Bars = BJ400MPa


Confinement Bars (Ties) = BJ400MPa
Isikan selimut beton: Top = 0,05; Bottom = 0,05
Klik OK;
Klik OK sekali lagi; klik OK untuk mengakhiri.

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 38
10) Definisikan pola beban: Define + Load Pattern

Isikan: Load Pattern Name = BM


Type = Dead
Self-weight Multiplier = 1
klik Add New Load Pattern;
klik OK;

11) Definisikan Kombinasi beban: Define + Load Combination…+ Add New


Combo

Isikan: Load Combination Name = KOMB01;

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 39
Load Case Name = BM;
Load Case Type = Linier Static;
Scale Factor = 1,4;
Klik Add
Klik OK;

12) Penetapan sifat penampang pada elemen: pilih elemen yang dimaksud dengan
cara Click-Drag dari kanan ke kiri; pilih menu Assign + Frame + Frame
Sections…; klik B30x50; klik OK;

13) Penetapan berat sendiri elemen agar dikalkulasikan secara automatis oleh
program: pilih elemen yang dimaksud; pilih menu Assign + Frame + Frame
Loads + Gravity…;

Isikan: Load Pattern Name = BM


Global Z = -1
Klik OK;

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 40
14) Penetapan beban luar terpusat yang bekerja pada elemen: pilih elemen yang
dimaksud; pilih menu Assign + Frame + Frame Loads + Point…;

Isikan: Load Pattern Name = BM


Klik Absolute Distance from End-I;
Isikan: Distance = 3; Load = 1,5;
Klik OK;

15) Penetapan beban luar terbagi rata yang bekerja pada elemen: pilih elemen yang
dimaksud; pilih menu Assign + Frame + Frame Loads + Distributed…;

Isikan: Load Pattern Name = BM


Klik Absolute Distance from End-I;
Isikan: Distance = 0; Load = 5;
Distance = 3; Load = 5;
Uniform Load = 8
Klik OK;

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 41
16) Menentukan derajat kebebasan dari jenis struktur yang akan analisis: pilih menu
Analyze + Set Analysis Option;

Klik Plane Frame;


Klik OK.

17) Menentukan Load Case (kondsi beban) yang akan disertakan dalam analisis: pilih
menu Analyze + Set Load Case to Run;

Pilih DEAD dan MODAL, klik Run/Do Not Run Case;


Klik OK untuk mengakhiri; atau klik Run Now untuk eksekusi analisis.

18) Menampilkan hasil analisis struktur dalam bentuk grafis: Display + Show
Forces/Stresses + Frames/Cables

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 42
Isikan: Case/Combo Name = BM atau KOMB01
Klik Momen 3-3 untuk menampilkan digram momen; atau Klik Shear 2-2 untuk
menampilkan digram geser/lintang.
Klik OK;

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 43
19) Menampilkan deformasi struktur dalam bentuk grafis: Display + Show Deformed
Shape…

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 44
2. Balok beton bertumpuan sederhana dengan mutu beton f’c = 35 MPa dan mutu baja fy =
400 MPa

P = 4 kN

q = 4 kN/m
q = 6 kN/m

55 50
As

30
3,0 m

6,0 m

MASIH PERLUKAH BELAJAR MEKANIKA REKAYASA DI ERA


KOMPUTER?

Komputer hanya merupakan alat bantu untuk mempercepat proses analisis, seluruh keputusan
dan pertimbangan terhadap hasil analisis merupakan tanggung jawab pengguna. Dalam hal ini
berlaku istilah GIGO (Garbage In, Garbage Out). Tiada satu program komputer-pun yang
dapat menggantikan keahlian seseorang. Keahlian hanya dapat dicapai melalui pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Proses pendidikan umumnya mengajarkan dasar-dasar keilmuan
yang bertujuan untuk meletakkan dasar kompetensi, sehingga dengan bekal tersebut dan
ditambah pengalaman yang sesuai dibidangnya, maka akan membentuk intuisi keahlian
seseorang.

Berikut dilampirkan bahan bacaan hasil tulisan saudara Wiryanto Dewobroto, semoga
bermanfaat!

Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 45
Masih perlukah mempelajari Mekanika Teknik Klasik
dalam Era Serba Komputer ?

Wiryanto Dewobroto
wir@centrin.net.id
Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan
Lippo Karawaci - Banten

Abstrak
Mata kuliah Mekanika Teknik adalah salah satu mata kuliah wajib pendidikan S1 Teknik Sipil.
Sebagian besar materi yang diberikan adalah metoda klasik dengan penyelesaian manual,
metode matrik yang berbasis komputer juga diberikan tetapi umumnya terbatas pada masalah-
masalah yang relatif sederhana yang dapat juga diselesaikan dengan cara manual.
Sisi lain melihat perkembangan di dunia industri konstruksi yang nyata, ketersediaan program
komputer untuk analisa struktur semakin canggih dan relatif semakin mudah digunakan. Menu
pengoperasiannya sangat user-friendly seperti sistem operasi Windows yang umum dipakai.
Untuk mendapatkannyapun sekarang ini juga relatif mudah, dari yang termahal sampai
termurah ditawarkan, bahkan ada yang tersedia gratis di internet untuk dapat di down-load.
Sehingga dalam prakteknya, khususnya di perusahaan konsultan perencanaan penggunaan
program komputer untuk analisa struktur adalah mutlak. Akibatnya metoda-metoda klasik
tertentu yang diajarkan di tingkat S1 tidak perlu digunakan dan bahkan sampai terlupakan.
Melihat fenomena tersebut, masih perlukah mempelajari mekanika teknik klasik dalam era
serba komputer seperti saat ini ?
Tulisan ini mencoba mengungkapkan salah satu pengalaman dalam pembelajaran mekanika
teknik klasik yang ternyata membantu mengidentifikasi suatu kesalahan dari hasil program
komputer yang sebelumnya dianggap selalu reliable.
Penulis menyimpulkan bahwa metoda mekanika teknik klasik merupakan salah satu cara yang
relatif sederhana dan efektif untuk mengajarkan dasar-dasar mekanika teknik dan untuk
melatih intuisi rekayasa atau engineering judgement yang diperlukan untuk mengevaluasi
hasil dari program komputer canggih. Semakin canggih suatu program maka semakin
kompleks pemahaman yang diperlukan untuk mengetahui apakah hasilnya betul atau salah.
Kata kunci : mekanika teknik, engineering judgement, mekanika klasik / berbasis komputer.

1 Pendahuluan
Mata Kuliah Analisa Struktur yang sebelumnya bernama Mekanika Rekayasa dan pada waktu
penulis belajar disebut Mekanika Teknik, merupakan salah satu mata kuliah utama dalam
pendidikan sarjana teknik sipil di Indonesia. Dalam beberapa kasus, mata kuliah tersebut kadang-
kadang menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa. Bagi insinyur sipil yang telah berkecipung
didunianya, memang nyata bahwa pemahaman yang diperoleh dalam mata kuliah tersebut sangat
membantu profesinya. Oleh karena itu menjadi tantangan para pengajar bagaimana memberikan
pemahaman tentang mekanika melalui perkuliahan yang diberikan.
Salah satu keengganan untuk mempelajari mekanika teknik klasik adalah adanya pameo atau
anggapan bahwa nantinya “itu semua” dapat dikerjakan komputer. Kondisi tersebut tidak bisa
disalahkan, memang perkembangan dunia komputer sangatlah pesat. Cukup banyak profesi yang
diambil alih oleh adanya komputer. Cobalah cari mesin ketik manual, sudah jarang bukan. Istilah
tutup buku yang dahulu umum dijumpai pada bank-bank, sehingga kantor terpaksa ditutup untuk
umum, tetapi sekarang karena adanya komputer menyebabkan proses tersebut dapat dilakukan
setiap saat sehingga tidak perlu waktu khusus. Akankah kemudian profesi kita, yang notabene
adalah banyak berkecipung dengan proses hitungan juga digantikan oleh keberadaan komputer ?
Komputer yang dimaksud tentunya adalah komputer yang dilengkapi piranti lunak untuk analisa
struktur atau mekanika teknik. Apakah betul jika telah membeli atau mempunyai piranti yang
dimaksud maka penyelesaian mekanika teknik secara otomatis diperoleh ?

Makalah dan presentasi di “Lokakarya Pengajaran Konstruksi Beton dan Mekanika Teknik”, Jurusan Teknik Sipil
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 13-14 Juli 2005
2 The Man Behind The Gun
Pepatah “the man behind the gun” rasanya sesuai sekali untuk mengibaratkan keterkaitan
“komputer” dan “insinyur” dalam permasalahan analisa struktur berbasis komputer. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal keduanya sangat berperan. Bahkan peranan “insinyur” adalah
sangat dominan, bayangkan sebelum ditemukan komputer saja, sudah banyak bangunan konstruksi
yang megah (rumit) dapat dengan sukses dibuat.
Apakah sembarang orang yang dilengkapi “komputer” dapat secara otomatis menghasilkan sesuatu
dan tidak memerlukan “insinyur” ? Untuk membahas itu, penulis sekali lagi ingin mengutip
beberapa disclaimer yang menyertai setiap program komputer teknik sipil sebagai berikut :
… The program has been thoroughly tested and used. In using the program, however, the user accepts and
understands that no warranty is expressed or implied by the developers or the distributors on the accuracy or the
reliability of the program. The user must explicitly understand the assumptions of the program and must
independently verify the results.
SAP2000 - Computers and Structures, Inc. , Berkeley, California, USA

CA&SI does not guarantee the correctness or usefulness of the results obtained using PCGLSS, CA&SI is not liable
for any conclusion or actions based on the result. It is the responsibility of the user to confirm the accuracy and
usefulness of the results.
ANSYS – Computational Applications and System Integration Inc., Urbana, IL, USA

The Georgia Tech Research Corporation (GTRC) and the Georgia Institute of Technology make no representation or
warranty expressed or implied as to the adequacy of this documentation or the software described herein. In no event
shall the Georgia Tech Research Corporation, or the Georgia Institute of Technology, their employees, their
contractors, or the authors of this documentation be liable for special, direct, indirect, or consequential
damages,losses, costs, charges, claims, demands, or claim for lost profits, fees, or expenses of anynature or kind.
GTSTRUDL - Georgia Institute of Technology, Atlanta, Georgia, USA

Membaca pernyataan-pernyataan seperti diatas, secara jelas dapat ditangkap bahwa hasil-hasil
program komputer tidaklah dapat berdiri sendiri, tetapi harus didampingi oleh “seseorang yang
berkopeten” atau “yang mau bertanggung jawab” atas output program tersebut.
Untuk menghasilkan “seseorang yang berkopeten” atau sebutlah “insinyur” maka dapat dilakukan
melalui “pelatihan / pendidikan” dan “pengalaman”. Proses pendidikan umumnya mengajarkan
“konsep-konsep dasar” dan juga ketrampilan, dan jika ditunjang pengalaman yang baik dan selalu
melakukan evaluasi atas hasilnya maka akhirnya dapat diperoleh “mental” atau “intuisi” yang baik.
Sehingga akhirnya terbentuklah kompetensi seseorang.
Pendidikan mekanika teknik klasik pada tingkat S1 menurut penulis adalah suatu langkah yang
relatif sederhana dan efektif yang dapat memberikan wawasan lain untuk akhirnya membentuk
kompetensi seseorang calon insinyur.

3 Problem Stabilitas Pada Rangka Batang Kompleks


Untuk menunjukkan bagian-bagian mana yang dapat membentuk kompentensi tentulah cukup sulit
/ sukar dan mungkin tidak dapat dijawab secara tuntas. Untuk itu penulis ingin berbagi pengalaman
dalam permasalahan stabilitas suatu rangka batang kompleks, dimana pengetahuan mekanika
teknik klasik dapat mengevaluasi dan menentukan bahwa suatu hasil komputer adalah salah
meskipun program komputer tersebut sebelumnya dianggap sangat reliable.
Stabilitas struktur adalah suatu hal yang penting, bahkan dapat dikatakan sangat penting. Struktur
yang tidak stabil tidak bisa digunakan sebelum dilakukan perubahan sistem yang menyebabkan
struktur menjadi stabil. Oleh karena itu mengetahui suatu struktur stabil atau tidak merupakan hal
yang penting dan harus diketahui sebelum melakukan analisa struktur.
Untuk struktur rangka batang (truss) dengan sistem batang berbentuk segi-tiga maka kriteria stabil
dapat ditetapkan berdasarkan hal-hal berikut:
• Memenuhi rumus M + R ≥ 2 J , dimana M = batang , J = nodal dan R = reaksi tumpuan
• Cara Inspeksi
o Stabilitas Internal : geometri rangka harus berbentuk segitiga.
o Stabilitas Eksternal : Orientasi dan jenis tumpuan (Concurent dan Paralel)

Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 2
Catatan Khusus : Untuk struktur rangka batang majemuk (compound truss) dan rangka batang
kompleks (complex truss) diperlukan cara khusus.
Identifikasi jenis struktur rangka batang yang dianalisis, yaitu rangka batang biasa, majemuk atau
kompleks, merupakan suatu hal harus dikuasai terlebih dahulu untuk dapat mengidentifikasi
masalah stabilitas rangka batang dengan cara klasik.
Contoh rangka batang majemuk yang tidak stabil :

a). Tanpa Beban b). Diberi Beban

Gambar 1. Ketidak-stabilan Rangka Batang Majemuk


Ketidak-stabilan kinematik di atas dapat dilihat secara visual (penampakan), tetapi untuk struktur
rangka batang kompleks banyak diantaranya yang tidak dapat dilihat secara visual, misalnya :

a). Stabil b). Tidak Stabil

a). Stabil b). Tidak Stabil

c). Stabil d). Tidak Stabil

Gambar 2. Ketidak-stabilan Rangka Batang Kompleks


Seperti diketahui bahwa analisa rangka batang kompleks cara klasik tidak bisa diselesaikan dengan
cara keseimbangan titik buhul (metoda joint) maupun cara keseimbangan global (metode potongan)
tetapi memerlukan metode khusus yaitu “cara tukar batang”, bilamana dengan metode itupun tidak
diperoleh penyelesaian maka dapat diperkirakan bahwa rangka batang kompleks tersebut adalah
struktur yang tidak stabil. Jadi tahapan yang diperlukan untuk analisa ketidak-stabilan rangka
batang kompleks adalah tahapan yang sekaligus bersamaan dengan penyelesaian gaya-gayanya.
Solusi analisa struktur berbasis komputer yaitu metoda matrik dapat secara otomatis mendeteksi
adanya ketidak-stabilan kinematik, karena kondisi tersebut menyebabkan matrik kekakuannya
menjadi singular sehingga tidak diperoleh penyelesaian atau analisis berhenti ditengah jalan.
Dengan demikian ada suatu tanda bahwa “ada sesuatu” dengan struktur tersebut.

4 Program Canggih , tetapi DAPAT menyesatkan !!


Dalam perkembangan lebih lanjut mengenai masalah stabilitas , penulis mendapatkan pengalaman
pemakaian program komputer yang menghasilkan sesuatu yang dapat menjerumuskan bila dipakai
dalam kasus nyata. Hal itu dapat terjadi khususnya pada program analisa struktur yang terbaru yang
mempunyai kemampuan analisa non-linier. Catatan : analisa struktur yang umumnya digunakan

Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 3
dan diajarkan pada tingkat S1 pada umumnya adalah analisa struktur elastis linier. Program
komputer yang mempunyai kemampuan analisa struktur non-linier biasanya digunakan untuk
analisa keruntuhan struktur yang mempunyai perilaku non-elastis dan non-linier. Pada daerah
keruntuhan tersebut matrik kekakuan struktur yang terbentuk bernilai nol (horizontal), kondisi
tersebut mempunyai sifat seperti matrik singular jadi dengan metoda numerik yang digunakan
tidak diperoleh penyelesaian. Agar dapat menyelesaikan problem tersebut maka pembuat program
akan menyertakan option-option penyelesaian numerik yang canggih. Hanya saja kadang-kadang
option tersebut terlalu “canggih”, seperti misalnya program mempunyai kemampuan mengatur
sendiri sesuatu secara otomatis agar dapat memberikan solusi bagi penyelesaiannya. Maksudnya
mungkin baik, yaitu agar pemakai komputer mendapatkan banyak kemudahan. Walaupun kadang-
kadang kecanggihan tersebut tidak membantu tetapi bahkan menjerumuskan. Tentu saja yang dapat
terjerumus adalah para insinyur yang hanya mempunyai kemampuan sebagai operator dan tidak
melengkapi dirinya dengan kemampuan mengevaluasi apakah hasil penyelesaian komputer tersebut
benar atau masih mengandung kesalahan , walaupun program berjalan mulus dan memberikan
penyelesaian seperti biasa.
Untuk contoh kasus yang mendukung pernyataan diatas , akan dibahas solusi suatu masalah
menggunakan program komputer yang cukup terkenal bagi para insinyur sipil yaitu SAP2000.
Keandalan program tersebut sudah terbukti lama , yaitu lebih dari 30 tahun sejak dikembangkan
pertama kali sekitar tahun 1970 dan sudah banyak versi yang dikeluarkan. Tentu saja versi-versi
tersebut dimaksudkan agar program tersebut selalu up-to-date dengan perkembangan ilmu yang
terkini. Tetapi dalam praktek , pemakaiannya setiap versi belum tentu sama keandalannya. Penulis
akan menggunakan program SAP2000 tetapi dengan versi yang berbeda, yaitu versi 7.4.0 dan versi
8.3.5 untuk menyelesaikan satu kasus rangka batang yang sama.

25 t 125 t 125 t 125 t

Kasus A Kasus B
Gambar 3. Kasus Rangka Batang dengan Masalah Ketidak-Stabilan
Yang pertama , menyelesaikan Kasus A (beban tidak simetri), hasilnya :

SAP2000 versi 7.4.0 SAP2000 versi 8.3.5


***ERROR*** ***WARNING***
ZERO STIFFNESS FOUND DURING SOLUTION FOR DOF UZ OF JOINT THE STRUCTURE IS UNSTABLE OR ILL-CONDITIONED !!
45 CHECK THE STRUCTURE CAREFULLY FOR :
LOCATED AT X = 6.000000, Y = .000000, Z = .000000, …
THE STRUCTURE IS UNSTABLE OR ILL-CONDITIONED
LINEAR STATIC CASES
IMMEDIATELY FATAL ERROR - ANALYSIS TERMINATED
USING STIFFNESS AT ZERO (UNSTRESSED) INITIAL
CONDITIONS
ANALYSIS INCOMPLETE !!
TOTAL NUMBER OF CASES TO SOLVE = 1
NUMBER OF CASES TO SOLVE PER BLOCK = 1
LINEAR STATIC CASES TO BE SOLVED:
CASE: LOAD1

AN A L Y S I S C O M P L E T E

Ternyata penyelesaian struktur Kasus A , kedua versi program SAP2000 dapat memberi pesan atau
warning yang sama yaitu :
THE STRUCTURE IS UNSTABLE OR ILL-CONDITIONED

Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 4
Meskipun demikian keduanya selanjutnya memberikan penyelesaian yang sangat berbeda, jika
versi 7.4.0 setelah pesan tersebut program kemudian berhenti, sedangkan versi 8.3.5 ternyata masih
dapat melanjutkan analisa dan mampu secara otomatis memberikan solusi sendiri untuk mengatasi
kondisi yang disebutkan dalam warning di atas, kemudian menampilkan hasilnya, sebagai berikut :

Gambar 4. Deformasi dan Reaksi Tumpuan Struktur A dari SAP2000 versi 8.3.5
Jadi bila tidak hati-hati, tidak ada evaluasi secara benar dan bijak maka jelas penyelesaian yang
diberikan oleh SAP2000 versi 8.3.5 untuk Kasus A adalah SALAH.
Salah satu cara sederhana untuk mengechek hasil tersebut adalah dengan melihat persyaratan
kesetimbangan yaitu Σ gaya aksi (beban) = Σ gaya reaksi. Pada reaksi tumpuan terlihat bahwa F1
adalah gaya reaksi horizontal dan F3 adalah gaya reaksi vertikal, sehingga :
Σ F1 = F1kiri + F1kanan = - 63.39 + 206.24 = 142.85 ≠ Σ gaya aksi horizontal yaitu 0.
Σ F3 = F3kiri + F3kanan = 27.89 + 130.77 = 158.66 ≠ Σ gaya aksi vertikal yaitu 25 + 125 = 150.
Dengan demikian terbuktilah bahwa penyelesaian Struktur A dengan program SAP2000 versi 8.3.5
tidak memenuhi persyaratan keseimbangan yang menjadi dasar dari analisa statik tersebut.
Kebetulan problem tersebut dapat mudah dilacak dengan persyaratan keseimbangan, meskipun
demikian pada suatu kondisi beban yang khusus ketidak-benaran hasil sulit dideteksi, sebagai
contoh struktur Kasus B, yaitu struktur yang sama dengan struktur Kasus A tetapi diberi beban
yang simetri. Struktur tersebut selanjutnya dianalis dengan kedua versi program seperti struktur
Kasus A, hasilnya ternyata memberi pesan sama seperti kasus sebelumnya, yaitu program versi
7.4.0 gagal memberi penyelesaian , sedangkan versi 8.3.5 sukses memberi hasil penyelesaian
sebagai berikut :

Gambar 5. Deformasi dan Reaksi Tumpuan Struktur B dari SAP2000 versi 8.3.5
Dari tampilan hasil tidak ada yang mencurigakan dan apabila di chek dengan persamaan
keseimbangan seperti yang dilakukan pada kasus A maka :
Σ F1 = F1kiri + F1kanan = - 226.48 + 226.48 = 0 sama dengan Σ gaya aksi horizontal yaitu 0.
Σ F3 = F3kiri + F3kanan = 125 + 125 = 250 sama dengan Σ gaya aksi vertikal yaitu 125 + 125 = 250.
Jadi reaksi tumpuan yang ditampilkan memenuhi persamaan keseimbangan. Apakah dengan
demikian hasil program komputer di atas telah benar ? Dari kasus diatas dapat disimpulkan
mengapa dalam perencanaan perlu ditinjau berbagai kombinasi pembebanan yang mungkin
terjadi, yaitu untuk mendapatkan kondisi pembebanan yang paling menentukan.
Kecuali dengan engineering judgement yang terasah dengan baik atau telah membandingkan
dengan program yang lain yang masih standar maka ketidak-benaran hasil program komputer
tersebut dapat terdeteksi. Hati-hati dengan yang dimaksud sebagai program “standar”, pengalaman
penulis meskipun sudah dibandingkan dengan program komputer SAP2000 yang terbaru yaitu

Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 5
versi 9.0.3 , tetapi hasilnya masih sama dengan versi 8.x.x ! Tetapi standar dalam arti memakai
metode matrik yang banyak diajarkan dalam tingkat S1 maka hasilnya sama dengan metoda klasik.

Gambar 6. Hasil Metoda Matrik Standar (Wiryanto Dewobroto, 2003)


Jadi !!??, Tinggal mengandalkan engineering judgement, apa yang dimaksud dengan istilah
tersebut. Didalam perkuliahan, baik tingkat sarjana maupun pascasarjana , rasanya tidak diajarkan
mata kuliah seperti itu, lalu apa dan bagaimana ? Istilah engineering judgement penulis dapatkan
dari buku manual SAP90 (Wilson-Habibullah, 1992) yaitu versi awal program SAP2000.
Prof Wilson menyatakan dalam buku tersebut sebagai berikut :
… No computer program can replace the engineering judgment of an experienced
engineer. It is well said that incapable engineer cannot do with a ton of computer
output what a good engineer can do on the back of an envelope. . . . Verification of
unexpected results needs a good understanding of the basic assumptions and
mechanics of the program.
Prof. E.L.Wilson pembuat program SAP saja tidak memberi rekomendasi bahwa programnya pasti
dapat menyelesaikan sesuatu dengan pasti, tetapi masih memerlukan kepiawaian dari engineernya.
Selanjutnya menurut pengertian penulis, yang dimaksud engineering judgement merupakan suatu
intuisi atau feeling yang diperoleh berdasarkan pengalaman atau latihan-latihan dengan melakukan
pengamatan antara perilaku model dengan perilaku sebenarnya. Pendidikan dasar teknik di S1
dengan memberikan perkuliahan analisa struktur yang masih memerlukan solusi manual (hitungan
tangan) merupakan salah satu cara dalam mengasah intuisi calon-calon insinyur teknik sipil.

5 Kesimpulan
Mekanika teknik klasik, meskipun sudah jarang dipakai dalam dunia kerja (konsultan rekayasa)
tetapi keberadaannya tetap diperlukan khususnya pada tingkat pendidikan rekayasa dasar (S1) yaitu
sebagai metode alternatif cara manual yang dapat digunakan sebagai pembanding bagi metode
canggih berbasis komputer yang relatif lebih kompleks.
Komputer adalah teknologi yang sangat membantu, tetapi keberadaannya hanya tool atau alat saja.
Efektif tidaknya tergantung dari kompetensi insinyur yang menggunakannya.

6 Daftar Pustaka
1. Edward L. Wilson and Ashraf Habibullah. (1992). “SAP90 A Series of Computer Programs for
the Finite Element Analysis of Structures : STRUCTURAL ANALYSIS USERS MANUAL”,
Computer and Structures, Inc., Berkeley, California
2. Hibbeler, R.C. (1997). “Structural Analysis 3rd Ed.”, Prentice Hall International, Inc.
3. Wiryanto Dewobroto. (2003). “Aplikasi Sain dan Teknik dengan Visual Basic 6.0”, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta
4. Wiryanto Dewobroto. (2004). “Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000”, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta

Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 6
RESIKO OTOMATISASI KOMPUTER PADA
PERANCANGAN STRUKTUR
STUDI KASUS : ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BALOK
BAJA
Wiryanto Dewobroto , Wawan Chendrawan

1 PENDAHULUAN
Produk teknologi berbasis komputer semakin canggih dan terjangkau. Di bidang
rekayasa, banyak ditawarkan structural analysis program (SAP) dan banyak dipakai
secara sukses pada proyek-proyek perancangan konstruksi yang berskala besar dan
kompleks. Jadi tidak heran jika SAP menjadi andalan banyak insinyur dalam
penyelesaian pekerjaan rekayasa.
Adanya artikel-artikel bagus yang bahkan berkesan promosi (Habibullah and Morris
2009), juga tersedianya opsi otomatis pada proses analisis dan desain menyebabkan
banyak yang awam atau bahkan insinyur muda beranggapan bahwa teknologi SAP
berbasis komputer adalah lebih dari sekedar alat. Bahkan dianggap dapat
menggantikan insinyur, jelas ini perlu diwaspadai. Pada perancangan struktur misalnya,
ada proses analisis struktur dan desain penampang, yang pada dasarnya adalah dua
proses berbeda, baik ditinjau dari sisi tujuan maupun strategi pelaksanaannya. Proses
perancangan struktur umumnya dikerjakan secara trial-and-error agar optimum. Jadi,
tersedianya structural analysis program (SAP) komersil yang dapat melakukan keduanya
secara sekaligus, tentu sangatlah membantu.
Penggunaan SAP berbeda jika dibandingkan program komputer umum, seperti
Photoshop, AutoCAD, atau MS-Word. Program komputer umum hasilnya memang lebih
mudah dicerna oleh indera dan langsung dapat digunakan. Sedangkan jika memakai
SAP, hasilnya bisa saja menjadi tidak bermakna jika terbukti berbeda dengan fakta di
lapangan. Itu mungkin terjadi karena yang diproses SAP hanya model struktur dan
bukan struktur sesungguhnya (real). Model struktur pada dasarnya hanyalah hasil
interprestasi insinyur berdasarkan pengetahuannya tentang perilaku struktur real yang
ditinjaunya. Oleh karena itu bisa terjadi interprestasinya tidak tepat, sehingga diawal
seperti terlihat baik dan benar, tetapi ternyata pada akhirnya menjadi sia-sia karena hasil
komputer tidak sesuai dengan perilaku struktur yang terjadi sesungguhnya di lapangan.
Dengan pemikiran seperti itu, maka wajar jika pada manual SAP2000 dan ETABS
tersirat bahwa pembuatnya cukup percaya diri menyatakan programnya „baik‟, tapi di sisi
lain tetap tetap tidak berani menjamin bahwa tiap orang dapat memakai dan hasilnya
langsung pasti „baik‟. Sebagaimana terbaca pada Kutipan-1 berikut :
The design / check of steel frames is seamlessly integrated within the program. .
. .
The programs are very practical tools for the design / check of structures.
However the user must thoroughly read the manuals and must clearly recognize
the aspects of design that the program algorithms do not address.
The user must explicitly understand the assumptions of the programs and must
independently verify the results.(CSI 2007)

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 1
Kutipan-1 dapat diartikan bila ternyata hasilnya „tidak baik‟ maka itu adalah tanggung
jawab pemakai (user) dan bukan tanggung jawab pembuatnya. Itu juga berarti bahwa
insinyurnya selain harus mampu menggunakan SAP secara produktif, juga wajib
memahami karakter program yang akan dipakai, serta mampu melakukan verifikasi
secara mandiri. Suatu pernyataan yang mudah untuk dikatakan tetapi tidak mudah
untuk dilaksanakan.
Bagaimanapun juga disadari bahwa program SAP komersil, seperti SAP2000 atau
ETABS, merupakan produk canggih, yang mengadopsi kemajuan teknologi numerik
terkini. Adapun di sisi lain, insinyur pemakai umumnya awam terhadap perkembangan
teknologi numerik terkini, dan hanya berbekal pengetahuan yang diperoleh pada level
S1. Oleh karena itu, hanya insinyur yang aktif terus menerus belajar, yang dapat
memenuhi persyaratan itu.
Dewobroto (2010) menunjukkan bahwa perancangan struktur balok baja dengan
SAP2000 tidak bisa diserahkan secara penuh pada komputer, pada beberapa kasus
masih perlu campur tangan manual insinyur agar hasilnya sesuai harapan. Jadi jika
mengandalkan opsi otomatis maka bisa saja pada suatu kasus hasilnya overdesign
(boros), tetapi pada kasus yang lain underdesign (berbahaya). Untuk mengetahui lebih
lanjut, kasus tersebut akan dikembangkan dan dievaluasi memakai dua program
berbeda SAP2000 dan ETABS.

2 PROSES ANALISIS-DESAIN YANG MENYATU (SEAMLESSLY)


Meskipun disebutkan bahwa proses analisis dan desain seakan-akan menyatu
(seamlessly) dan terintegrasi (CSI 2007), tetapi pada dasarnya keduanya berbeda, baik
ditinjau dari sisi tujuan atau strategi pelaksanaannya. Kalaupun bisa dianggap menyatu
maka tentu ada penghubungnya. Jika itu benar maka penghubung yang dimaksud tentu
hanya benar pada suatu batasan tertentu. Dari ketentuan desain yang baku (AISC 2005)
penghubung yang dimaksud umumnya disusun dari fakta empiris yang diolah
berdasarkan kriteria statistik, bahkan ada yang berupa kesepakatan bersama
berdasarkan engineering judgement saja.
Analisa struktur untuk desain struktur baja biasanya cukup dengan metode elastik-linier
(first order analysis), kalaupun non-linier masih pada kondisi elastis (second order
analysis). Adapun pada desain penampang yang menerapkan konsep limit state design
(LRFD 2005), tahapan evaluasinya mencakup kondisi elastis-linier maupun kondisi in-
elastik non-linier sekaligus. Itu diperlukan untuk menjamin hasilnya aman dan dapat
dipakai.
Satu hal penting pada proses desain penampang balok baja, tetapi diabaikan pada
proses analisis struktur adalah tentang stabilitas. Pada balok baja, stabilitas yang
dimaksud adalah lateral torsional buckling (LTB), lihat Gambar 1. Untuk itulah dalam
perancangan balok baja, sang insinyur harus memastikan adanya pertambatan lateral
yang cukup pada bagian profil baja yang mengalami desak, bisa berupa cross-frame
atau diaphragma khusus (Segui 2007). Cara yang lain bisa juga sayap profil balok
bajanya disatukan dengan lantai, yaitu jika memakai steel deck yang di las ke profilnya.
Untuk mengukur efektifitas pertambatan lateral dari sistem tersebut diperlukan
engineering judgement (McCormac 2008).

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 2
Gambar 1 LTB balok dengan pertambatan lateral di tumpuan (Salmon et. al. 2009)
Jika pemodelan struktur tidak memperhitungkan adanya pertambatan lateral (cross-
frame atau diaphragma), maka data desain tentang lokasi pertambatan lateral perlu
diberikan. Ini adalah prosedur umum di masa lampau. Pada kenyataannya, sekarang
didapati bahwa proses desain dapat berlangsung hanya didasarkan pada data analisis
struktur yang diberikan, tanpa ada data tambahan. Itu dimungkinkan karena adanya opsi
Steel Frame Design Preferences yang selanjutnya disebut design-preference (CSI
2007). Opsi tersedia otomatis dan memang membuat SAP2000 atau ETABS lebih user-
friendly dan praktis, sehingga menjadi salah satu alasan penting mengapa produk
tersebut tetap dipilih.
Kutipan-2 dari manual (CSI 2007) menarik untuk dibaca :
The Steel Frame Design Preferences are basic assignments that apply to all of the
steel frame members. . . . Default values are provided for all preference items.
Thus, it is not necessary to specify or change any of the preferences. However,
at least review the default values to ensure they are acceptable.
Kutipan-2 meyakinkan kita bahwa design-preference yang ada sudah lengkap, tidak
perlu dirubah. Padahal kalimat selanjutnya meminta insinyur tetap melakukan review
ulang.
Bagaimanapun juga, design-preference menawarkan kemudahan dan kepraktisan
sehingga insinyur cenderung memakainya untuk setiap kasus. Apalagi jika pemakainya
(user) masih belum mandiri dan tidak terlalu menguasai segi perancangan struktur
secara mendalam.
Pada kenyataannya, proses review tidaklah mudah sehingga dipasrahkan saja pada
default design settings. Perancangan otomatis seperti itu cukup beresiko, hasilnya bisa
berlebihan (overdesign), bisa juga berbahaya karena tidak mencukupi (underdesign).

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 3
3 HIPOTESIS
Pada penulisan kode program komputer agar analisis-desain-nya bersifat seamlessly,
maka bisa saja terjadi bahwa kode langkah-langkah yang disiapkan programmer tidak
dapat bekerja dengan baik karena input data yang disiapkan pemakai tidak sesuai.
Ketaksesuaian akibat adanya variasi pemodelan struktur yang beragam, bisa juga akibat
adanya faktor engineering judgement yang bersifat subyektif. Masalah akan timbul jika
kekurangan data-data tersebut langsung diambil alih oleh default design settings yang
menanganinya secara otomatis. Kondisi yang mengkhawatirkan tersebut dapat diatasi
jika insinyur waspada dan mengetahui potensi-potensi yang dapat menyebabkan kondisi
buruk tersebut terjadi.

Gambar 2 Jarak Bebas Tidak Tertambat Lb dan kaitannya


dengan L33 and L22 (CSI 2007)
Pada balok baja, parameter yang berkaitan dengan LTB adalah Lb atau jarak bersih
tanpa adanya pertambatan lateral. Manual program (CSI 2007) menyatakan (Kutipan-3)
:
In determining the values for L22 and L33 of the members, the program recognizes
various aspects of the structure that have an effect on these lengths, such as
member connectivity, diaphragm constraints and support points. The program
automatically locates the member support points and evaluates the
corresponding unsupported length. . . .
By default, the unsupported length for lateral-torsional buckling, Lb, is taken to be
equal to the L22 factor.
Kutipan-3 akan ditanggapi lega oleh awam yang beranggapan bahwa program SAP
dapat secara otomatis menentukan Lb yang dimaksud, sehingga tidak perlu ada data
tambahan. Tetapi bagi insinyur yang paham bahwa parameter Lb dan Cb menentukan
kekuatan lentur balok (lihat Gambar 3) tentu mempunyai pertanyaan. Kondisi seperti apa
dari model yang menentukan parameter tersebut, dan apakah itu sesuai dengan
kemauan pemakainya.

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 4
Gambar 3 Pengaruh Lb dan Cb terhadap Kuat Lentur Balok Baja (Salmon et. al. 2009)
Padahal untuk menentukan apakah kondisi pertambatan lateralnya memadai atau tidak,
kadang perlu engineering judgement (McCormac 2008) yang subyektif. Lagi-lagi manual
(CSI 2007) tidak memberi penjelasan detail, meskipun ada sedikit petunjuk (Kutipan-4):

The preferred method is to model a beam, column or brace member as one single
element. . . . If the member is manually meshed (broken) into segments,
maintaining the integrity of the design algorithm becomes difficult.
Dari kutipan di atas, tersirat bahwa algoritma program juga mempunyai keterbatasan.
Ada ketentuan khusus yang harus dipahami dan diikuti, dimulai dari pemodelan struktur
untuk analisis sampai desain agar prosesnya dapat berlangsung seamlessly.

4 STRATEGI UNTUK EVALUASI KINERJA SOFTWARE PERANCANGAN


Menemukan sesuatu yang akan menjadi potensi masalah (bug) pada program komputer,
tidaklah mudah. Bug yang berkaitan dengan strategi pemakaian, tidak serta-merta
ketemu. Itulah alasannya mengapa developer program profesional selalu meng-updated
versi baru.
Untuk solusinya, akan meniru cara mengevaluasi kualitas mutu beton : ambil satu kecil
sampel untuk dievaluasi. Tidak menjadi masalah, apakah sampelnya tidak bisa serta
merta mewakili kemampuan program secara keseluruhan. Tetapi jika terbukti ada
masalah, maka itu akan dijadikan petunjuk berikutnya. Untuk menghindari kesalahan
akibat sampel acuan, maka digunakan kasus-kasus yang telah terpublikasi luas, diambil
dari Vinnakota (2006), McCormac (2008) maupun Salmon et.al (2009).

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 5
5 STUDI KASUS PERANCANGAN OTOMATIS BALOK BAJA (AISC LRFD)
5.1 Umum
Sebagian besar metoda yang digunakan untuk analisis struktur adalah elastis-linier yang
dapat dikerjakan jika persyaratan stabilitas dipenuhi. Sedangkan proses desain
penampang juga memperhitungkan kondisi elastis-linier maupun inelastis-nonliner,
termasuk masalah stabilitas juga, yang mana untuk menentukan data-datanya yang
tepat perlu pertimbangan berdasarkan engineering judgement (McCormac 2008), yang
bersifat subyektif.
Dengan melihat bagaimana program SAP2000 dan ETABS menyelesaikan kasus yang
ditinjau, maka subyektifitas pemrogramnya dapat dipelajari.
5.2 Balok dengan pertambatan lateral penuh (Mc Cormac 2008 hal. 269)
Kasus 1 diambil dari Example 9-2 (Mc Cormac 2008 p.269) : balok profil baja W24 x 62,
mutu Fy = 50 ksi, kondisi terkekang sempurna (Lb = 0), beban mati merata tambahan wD
= 1.5 k/ft, berat sendiri dihitung, beban hidup terpusat PL = 30 kips di B, penyelesaian
memakai cara LRFD dari AISC 360-05 / IBC 2006 (AISC 2005).
Dari Load Factor Design Selection Table untuk profil W24 x 62 Fy = 50 ksi diperoleh
bMp = 574 kip-ft ; bMr = 393 kip-ft ; Lp = 4.9 ft; Lr = 13.3 ft
Ditinjau 5 (lima) model struktur balok dengan perincian sebagai berikut :
1. Model 1 element : panjang segmen L= 30 ft > Lr= 13.3 ft (elastis)
2. Model 4 element : panjang segmen Lp= 4.9 ft < L= 7.5 ft < Lr= 13.3 ft (inelastis)
3. Model 10 element : panjang segmen L= 3.0 ft < Lp= 4.9 ft (plastis)
4. Model 4 element dengan link penghubung. Model ini pada dasarnya adalah
menempatkan dua model 4 element yang disejajarkan dan dihubungkan dengan
LINK.
5. Model 10 element dengan link penghubung. Model ini pada dasarnya adalah
menempatkan dua model 10 element yang disejajarkan dan dihubungkan dengan
LINK.
LINK adalah element yang menghubungkan secara aksial ke dua balok pada arah
samping (lihat Gambar 4e / 4f), lokasinya ditempat yang umum ada cross-frame atau
diaphragma. Agar hanya terhubung secara aksial, maka element diberi kekakuan aksial
saja sehingga pada properti penampang ditetapkan Alink = 1 , sedang properti yang lain
nol.
Dengan asumsi di atas, maka tentunya balok tetap saja terpuntir bila terjadi instabilitas.
Jadi jika ditinjau keseluruhan berdasarkan engineering judgement mestinya penempatan
LINK tersebut tidak berpengaruh pada pertambatan lateral. Apalagi penempatannya
tidak pada sayap desak tetapi pada sumbu as balok. Jadi element LINK yang dipasang
sebenarnya hanya dummy (tidak ada gunanya). Ternyata komputer menganggapnya
lain, element LINK tidak dianggap dummy, sehingga hasil desain komputer sama seperti
acuan desain.

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 6
z
PL = 30 k
x wD = 1.5 k/ft
A C
B
15 ft 15 ft y
z
a). Pembebanan Balok 6 5 7 6 7 8 8 10
x 8

LINK (typ)
1 2
1 1 1 2 2 3 4 4 5
3
b). Model 1 Element
15 ft 15 ft
4 @7.5 ft = 30 ft e). Model 4 Element dengan LINK penghubung
1 2 3 4 5
1 2 3 4

c). Model 4 Element y


z 12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22
13 14 15 16 17 18 19 20 21
x
LINK (typ)
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11
2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9

5@ 3 ft =15 ft 5@ 3 ft =15 ft 5@ 3 ft =15 ft 5@ 3 ft =15 ft

d). Model 10 Element f). Model 10 Element dengan LINK penghubung

Gambar 4. Balok Kasus-1 dan model-model penyelesaiannya (Dewobroto 2010)


Model balok di atas di desain ulang memakai opsi otomatis program SAP2000 dan
ETABS. Hasilnya disajikan dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Desain Otomatis Balok W24 x 62 dengan Pertambatan Lateral Penuh
No Materi Desain Mu Cb Lfactor Mn R % Keterangan
kips-ft kips-ft

1 Manual (McCormac 2008) 570.80 - - 574.00 0.994 100% Acuan desain


570.86 1.24 1 139.28 4.099 412% SAP2000 ver 11
2 Model 1 element
570.84 1.24 1 139.19 4.101 410% ETABS ver 9.2
570.86 1.00 4 112.02 5.096 512% SAP2000 ver 11
3 Model 4 element
570.84 1.17 4 573.75 0.995 100% ETABS ver 9.2
570.86 1.00 10 112.02 5.096 512% SAP2000 ver 11
4 Model 10 element
570.84 1.06 10 573.75 0.995 100% ETABS ver 9.2
570.86 1.17 4 573.75 0.995 100% SAP2000 ver 11
5 Model 4 element + Link
570.84 1.17 4 573.75 0.995 100% ETABS ver 9.2
570.86 1.06 10 573.75 0.995 100% SAP2000 ver 11
6 Model 10 element + Link
570.84 1.06 10 573.75 0.995 100% ETABS ver 9.2

Catatan : R adalah ratio dari Mu : Mn

5.2 Balok dengan pertambatan lateral terbatas (Vinnakota 2006 hal. 566)
Hasil Kasus-1 seakan-akan menunjukkan program ETABS lebih baik dibanding
SAP2000. Oleh karena itu perlu ditinjau Kasus-2 dari Example 10.4.4 (Vinnakota 2006)
yaitu dalam mengestimasi beban terpusat maksimum ditengah balok dengan profil W24
x 76, mutu A588 Fy = 50 ksi, dengan pertambatan lateral hanya di tumpuan, berat sendiri
diabaikan. Solusi desain memakai cara LRFD dari AISC 360-05 / IBC 2006 (AISC 2005).

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 7
z
PL max ?
x

A C 1 1 2
B
Lb = 15ft Lb = 15 ft 30 ft
a). Lateral support: finished structure c). Model 1 Element

PL max ?

A B 1 1 2 2 3

Lb = 30 ft 15 ft 15 ft
b). Lateral support: construction stage d). Model 2 Element

Gambar 5 Balok Kasus-2 dan model-model penyelesaiannya

Dengan cara sama seperti yang dilakukan pada Kasus-1, yaitu desain otomatis
memakai opsi design preference dan selanjutnya hasilnya disajikan dalam Tabel 2
berikut :

Tabel 2. Desain Otomatis Balok W24x76 dengan Pertambatan Lateral Terbatas


No Object PL Mu Cb Lfactor Mn R % Keterangan
kips kips-ft kips-ft
Finished structure 62.5 750 1.67 - 750 1.00 100% Acuan desain
1 (Vinnalota 2006)
Construction stage 26.0 312 1.32 - 312 1.00 100%
62.5 750 1.32 1 306 2.45 245% SAP2000 ver 11
2 Model 1 element
AISC-LRFD-99
26.0 312 1.32 1 306 1.02 102%
62.5 750 1.32 1 306 2.45 245% SAP2000 ver 11
3 Model 1 element
AISC-360-05
26.0 312 1.32 1 306 1.02 102%
62.5 750 1.32 1 311 2.41 241% ETABS ver 9.2
4 Model 1 element
AISC-LRFD-99
26.0 312 1.32 1 311 1.00 100%
62.5 750 1.32 1 311 5.82 582% ETABS ver 9.2
5 Model 1 element
AISC-360-05
26.0 312 1.32 1 311 1.00 100%
62.5 750 1.00 2 233 3.22 322% SAP2000 ver 11
6 Model 2 element
AISC-360-05
26.0 312 1.00 2 233 1.34 134%
62.5 750 1.67 2 750 1.00 100% ETABS ver 9.2
7 Model 2 element
AISC-LRFD-99
26.0 312 1.67 2 750 0.42 42%
62.5 750 1.67 1 750 1.00 100% ETABS ver 9.2
8 Model 2 element
AISC-360-05
26.0 312 1.67 1 750 0.42 42%
Catatan :
 nilai Cb berbeda pada kondisi pertambatan lateral yang berbeda.
 R adalah ratio dari Mu : Mn

5.3 Balok dan kantilever pertambatan lateral terbatas (Salmon et.al 2009)
Kasus-2 dari Example 9.9.3 (Salmon et.al 2009 p.455) : profil W33 x 118, mutu Fy = 50
ksi, kekangan lateral pada titik tumpuan dan beban, berat sendiri diabaikan. Desain cara
LRFD AISC 2005. Dari Load Factor Design profil W33 x 118 Fy = 50 ksi diperoleh b=

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 8
0.9 Zx=415 in3 Mp = 1730 kip-ft bMp = 1560 kip-ft ; bMr = 1080 kip-ft ; Lp = 8.2 ft; Lr =
23.5 ft
z
P1 Dead Load or P2 Dead Load or
x
Live Load Live load
1 2 3 4
A B C
24 ft 28 ft 21 ft Lateral support of
compression flange
52 ft Vertical
support

a). Vertical dan Lateral Support

P 1 = 60 kips (LL)

P 1 = 16 kips (DL) P2 = 12 kips (DL)

A B C

MU= 1240 kip-ft


a). Load Case I

P2 = 28 kips (LL)

P1 = 16 kips (DL) P2 = 12 kips (DL)

A B C

MU= 1350 kip-ft c). Envelope Bending Moment on Beam


b). Load Case II

b). Load Case and their Load Combination

Gambar 6 Balok Kasus-3

Akibat tahanan lateral segment A, B dan C berbeda, maka diperlukan evaluasi tersendiri.
Tabel 3 Desain Otomatis Balok W33 x 118 dengan Kantilever
No Materi Design Mu Cb Lb Lfactor Mn R % Keterangan
kips-ft ft kips-ft
Acuan desain segment
A 1350 1.67 24 - 1510 0.894 100%
Acuan desain segment
1 B 1350 2.00 28 - 1390 0.971 100% Salmon et. al 2009
Acuan desain segment 1.00 21 -
C 1240 1027 1.207 100%
SAP*1 : 3 Element (1-2) 1349 1.00 - 2.167 271 4.988 558% Segment A
*1
SAP : 3 Element (2-3) 1349 1.00 - 1.857 271 4.988 515% Segment B – kiri
2 *1 1.00 1.857 Segment B –
SAP : 3 Element (2-3) 1243 271 4.596 - kanan
SAP*1 : 3 Element (3-4) 1243 1.67 - 1.000 1556 0.799 66% Segment C
SAP*2 : 3 Element (1-2) 1349 1.67 - 2.167 1508 0.895 100% Segment A
SAP*2 : 3 Element (2-3) 1349 1.96 - 1.857 1363 0.990 102% Segment B – kiri
3 *1 1.42 1.857 Segment B –
SAP : 3 Element (2-3) 1243 987 1.260 - kanan
SAP*2 : 3 Element (3-4) 1243 1.67 - 1.000 1556 0.799 66% Segment C
ETABS : 3 Element (1- 1.67 - 1.000
2) 1349 1510 0.867 97% Segment A
ETABS : 3 Element (2-
3) 1349 1.96 - 1.000 1364 0.978 101% Segment B – kiri
4 Segment B –
ETABS : 3 Element (2-
3) 1243 1.42 - 1.000 988 1.584 - kanan
Eq. (H1.3b, H1-2)
ETABS : 3 Element (3-
4) 1243 1.67 - 1.000 1556 0.799 66% Segment C

Keterangan opsi program yang diaktifkan:


*1
Analysis Option : Space Frame

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 9
*2
Analysis Option : Space Frame, D.O.F titik 2 dan 4 pada arah sb.2 di restraint

6 PEMBAHASAN KASUS-KASUS PERANCANGAN YANG DITINJAU


6.1 Umum
Tiga kasus perancangan balok baja, dari tiga sumber berbeda telah dianalisis dan
didesain ulang dengan SAP2000 dan ETABS. Pada tahap analisis ke duanya memberi
hasil yang relatif sama, tetapi pada tahap desain yang dilakukan secara otomatis,
ternyata beberapa hasilnya tidak memuaskan, yaitu berbeda dengan hasil desain acuan.
Itu adalah petunjuk bahwa fasilitas opsi otomatis program mempunyai keterbatasan
dalam memproses data-data suatu pemodelan struktur, yang variasinya relatif cukup
banyak, bahkan tidak terbatas.
Jadi meskipun pembuatnya sama, bahkan buku manual keduanya juga merujuk pada
judul yang sama (CSI 2007), tetapi kode program yang mengendalikan opsi otomatisasi,
yaitu memproses data analisis untuk diolah menjadi data desain, berbeda satu dengan
lainnya. Perbedaan tersebut menghasilkan karakter program yang berbeda pula.
Agar hasil desain dengan opsi otomatis optimal dan sesuai harapan, maka insinyur perlu
menyiapkan model struktur yang sesuai dengan karakter program yang dipakai. Adanya
buku manual yang sama, tetapi karakter programnya berbeda adalah petunjuk bahwa
untuk mengenal karakter suatu program tidak cukup hanya membaca buku manualnya
saja, tetapi perlu pengalaman langsung dengan program itu sendiri.
6.2 Karakter Program SAP2000 dan ETABS
SAP2000 dan ETABS adalah structural analysis program (SAP) komersil dari Computer
and Structure Inc., Berkeley, (www.csiberkeley.com), yang dibuat untuk mengisi pasar
yang berbeda. SAP2000 adalah general purpose SAP, sedangkan ETABS lebih
ditujukan pada perancangan bangunan gedung (2D atau 3D). Jadi wajar saja jika kedua
program tersebut mempunyai karakter program berbeda. Itu sebabnya, mengapa CSI
menjual keduanya secara terpisah dan bukan dengan cara menggabungkannya. Pada
penelitian ini, terbukti bahwa karakter program tidak mempengaruhi proses analisis,
tetapi hanya hasil desain.
Dari manual ETABS (CSI 2005), maka dapat diketahui bahwa rangka (element Frame)
yang diorientasikan horizontal disebut beam, yang diorientasikan vertikal disebut
column, sedangkan yang diagonal sebagai brace. Penggolongan tersebut sangat
berguna karena mengikuti karakter 3D konstruksi bangunan gedung, yang memang
tertentu geometrinya. Kondisi tersebut memudahkan pemrogram mengolah data analisis
untuk data desain.
Cara yang sama seperti ETABS jelas tidak bisa diterapkan pada program SAP2000
yang memang ditujukan untuk struktur umum (general purpose), yang tidak terbatas
hanya untuk konstruksi gedung tinggi, tetapi juga struktur-struktur lain seperti jembatan,
atap, dsb-nya. Meskipun orientasi element rangka SAP2000 juga dibedakan, yaitu
orientasi vertikal dan non-vertikal, tetapi itu hanya terbatas pada kesepakatan tanda saja
(Dewobroto 2007).
Tidak adanya penggolongan element menjadi beam, column atau brace pada SAP2000
memang tidak mengganggu proses analisisnya, tetapi proses desainnya jelas lebih rumit
karena persyaratan desain balok atau kolom atau bracing adalah berbeda. Jadi
meskipun secara prinsip, proses desain kedua program adalah sama, tetapi karena
adanya hal-hal tersebut menyebabkan strategi pemrogram untuk membuat proses
analisis-desain menyatu (seamlessly) secara otomatis pada kedua program akan

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 10
berbeda. Itu pula alasan, mengapa hasil program SAP2000 dan ETABS berbeda dalam
proses desain otomatis.
Element balok pada konstruksi bangunan gedung tinggi umumnya untuk mendukung
lantai bangunan yang umumnya berupa lantai beton bertulang. Jarang ada balok lantai
berupa grid terbuka yang berdiri sendiri. Adanya lantai yang menjadi satu kesatuan
dengan balok menyebabkan pertambatan lateral balok relatif lebih terjamin. Oleh karena
itulah ETABS selalu menganggap pada tiap ujung segmen balok mendapat pertambatan
lateral cukup. Itu dapat dilihat pada Kasus-1, semua model balok yang dibagi menjadi
beberapa segmen menunjukkan hasil sesuai (bernilai ± 100%). Sedangkan SAP2000,
meskipun model balok telah dibagi menjadi beberapa segmen (4 dan 10 element) tetapi
hasilnya menunjukkan bahwa kondisi balok adalah bebas, tanpa pertambatan lateral.
Agar menjadi tertambat maka perlu tambahan elemen lain (LINK) yang seakan-akan
berfungsi sebagai bracing.
Jika Kasus-1 cukup sesuai jika digunakan program ETABS, maka program yang sama
akan memberi hasil yang mengecoh (bisa berbahaya) jika digunakan untuk perancangan
balok pada Kasus-2 , khususnya yang pertambatan lateral pada baloknya tidak terjamin.
6.3 Pengaruh pemodelan struktur pada proses desain penampang
Untuk mencari kondisi pertambatan lateral struktur pada proses desain, program
SAP2000 akan menghitung secara lengkap konfigurasi geometri strukturnya (CSI 2007),
oleh karena itu suatu pemodelan struktur 3D pada program SAP2000 cenderung
memberi hasil desain otomatis yang lebih baik dibandingkan jika dimodelkan lebih
sederhana sebagai model 2D. Sebagai contoh dapat dilihat kasus pemodelan balok
dengan tambahan elemen LINK pada Kasus-1 yang memberi hasil mendekati hasil
desain acuan.
Model 3D yang lebih rumit jelas bertentangan dengan prinsip pemodelan pada umumnya
yang cenderung memilih model yang sederhana dibanding model yang rumit. Semakin
banyak data yang dilibatkan maka semakin banyak hasil yang perlu diinterprestasikan
oleh insinyur, dan itu merupakan sumber-sumber untuk terjadinya human-error.
Sedangkan pemodelan dengan ETABS, karena setiap elemen rangkanya telah
digolongkan terlebih dahulu menjadi beam atau column atau brace, maka tentunya
proses analisis dan desain dapat berlangsung secara lebih baik. Studi kasus pada balok
menunjukkan bahwa memakai pemodelan 2D saja dapat dihasilkan rancangan yang
baik memakai ETABS.
6.4 Faktor-faktor yang menentukan pada desain penampang
Problem yang ditinjau relatif sederhana, yaitu perancangan balok baja menurut AISC
LRFD. Oleh sebab itu dapat diketahui bahwa parameter desain yang belum diberikan
pada proses analisis adalah parameter Lb dan Cb. Masing-masing adalah jarak bebas
tanpa pertam-batan lateral (l22 pada Gambar 2) dan faktor momen gradien. Pengaruh
kedua parameter tersebut terhadap kekuatan lentur balok diperlihatkan pada kurva di
Gambar 3. Sedangkan penjelasannya secara lengkap dapat dibaca pada buku teks baja
standar (Vinnakota 2006, McCormac 2008 dan Salmon 2009). Mempelajari studi kasus,
khusus pada parameter tadi maka disimpulkan bahwa penyebab perbedaan hasil
SAP2000 dan ETABS terhadap hasil desain acuan adalah bersumber dari bagaimana
program tersebut memproses input-data tahap analisis untuk menghasilkan Lb
dan Cb yang merupakan input-data yang kurang pada tahap desain.
Penentuan parameter Cb relatif mudah karena rumus F1-1 (AISC LRFD 05) cukup jelas
pemakaiannya. Kesalahan dijumpai karena ada ketentuan dari AISC bahwa untuk

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 11
struktur kantilever nilai Cb =1 (rumus F1-1 tidak digunakan). Jadi dari hasil desain pada
Kasus-3 (lihat Tabel 3) terlihat bahwa nilai Cb pada element 3-4 tidak sama dengan
satu, baik program SAP2000 maupun ETABS. Jadi keduanya belum bisa
mengindentifikasi secara otomatis apakah strukturnya merupakan balok biasa atau
kantilever. Dengan demikian para insinyur pemakai program harus mengaktifkan
secara manual dengan opsi Overwrites. Jika tidak diubah secara manual maka
hasilnya menjadi under-design atau tidak aman.
Penentuan parameter Lb oleh SAP2000 dan ETABS cukup berbeda. Perbedaan tersebut
timbul karena kedua program menyasar target perencanaan yang berbeda sebagaimana
telah dijelaskan pada karakter program pada bab 6.2 sebelumnya.

7 KETERBATASAN PERANCANGAN OTOMATIS BALOK BAJA


Adanya perbedaan hasil antara desain otomatis komputer dengan desain manual
rujukan, tidak serta merta bisa dijadikan kesimpulan bahwa program komputernya ada
yang salah. Bagaimanapun juga untuk membuat suatu pernyataan yang umum sifatnya,
tidak mudah. Untuk itu diperlukan banyak sampel dan bahkan jika perlu diolah secara
statistik. Selain itu, kalau melihat hasil desain otomatis komputer tidak semuanya jelek.
Ada beberapa hasil lain yang cukup memuaskan. Jadi bisa dikatakan bahwa perbedaan
timbul akibat keterbatasan program yang terlampaui, data yang disiapkan tidak sesuai
dengan karakter programnya.
Meskipun pada buku manual telah secara implisit dijelaskan karakter programnya, tetapi
tidak semua pembaca memahaminya secara jelas. Berdasarkan kasus-kasus yang
diteliti selanjutnya dapat diungkapkan beberapa petunjuk tentang keterbatasan desain
otomatis dengan SAP2000 atau ETABS, sehingga diharapkan tidak dijumpai lagi
kesalahan sejenis.
Adapun keterbatasan yang dapat diungkapkan adalah :
1. SAP2000 dan ETABS dapat saja secara otomatis mengevaluasi kondisi lateral
torsional buckling (LTB) balok, dengan menentukan nilai Lb. Tetapi cara keduanya
mengevaluasi sangat berbeda, oleh karena itu para insinyur pemakai harus
memahaminya.
2. Khusus untuk konstruksi balok kantilever, nilai Cb yang dihitung oleh kedua program
belum sesuai dengan AISC LRFD dan perlu overwrite secara manual. Jika tidak,
maka hasilnya under-design, sehingga pada suatu kasus tertentu bisa
membahayakan.
3. ETABS sesuai untuk sistem balok yang tertambat penuh secara lateral seperti lantai
beton bertulang pada bangunan gedung. Sedangkan SAP2000 cocok digunakan
untuk perancangan struktur dengan sistem rangka terbuka, dimana sistem
pertambatan late-ral perlu dimasukkan juga dalam pemodelannya secara eksplisit.
4. Agar perancangan struktur baja optimal, perlu pemodelan struktur yang disesuaikan
dengan karakter program. Jika hanya mempertimbangkan data untuk keperluan
analisis strukturnya saja, maka jelas data tersebut tidak mencukupi. Perlu informasi
tambahan khususnya kondisi restraint pada titik-titik yang dianggap ada pertambatan
lateralnya. Ini merupakan sesuatu keharusan, khususnya untuk struktur yang
dimodelkan secara terbatas, seperti pemodelan 2D (plane frame). Jika struktur dapat
dimodelkan secara 3D (space-frame) lengkap, maka ada kemungkinan SAP2000
dapat menghitung secara otomatis, meskipun kebenaran Lb-nya perlu dievaluasi
ulang oleh insinyurnya.

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 12
5. Pada balok dengan pertambatan lateralnya yang baik, seperti lantai komposit, maka
jika digunakan SAP2000 untuk perancangan otomatis, maka perlu campur tangan
insinyur untuk mengevaluasi nilai Lb yang dihitung komputer, dan jika diperlukan
mengubahnya dengan opsi overwrite yang telah disediakan.
6. Ada ketidaksamaan persepsi antara pemodelan bagian yang mempunyai tambatan
lateral, dengan kondisi real. Ada pemahaman bahwa profil desak disebut tertambat
secara lateral jika dipasang bracing sedemikian sehingga profil tersebut tidak
mengalami perputaran pada sumbunya. Dalam pemodelan kondisi tersebut
seharusnya di restraint pada D.O.F rotasi, dan bukan D.O.F translasi. Dalam
kenyataannya, seperti dijumpai pada pemodelan Kasus-1 ternyata dapat diatasi
dengan hanya memasang LINK arah sumbu-3 yang tersambungkan secara aksial
(pin). Pada Kasus-2, sebagai pengganti LINK ditetapkan kondisi restraint translasi
pada arah sumbu-3, yaitu y (mengikuti tata aturan sumbu 3D pada program
SAP2000). Kondisi tersebut tentu tidak selaras dengan kriteria pertambatan lateral
seperti yang telah dikemukakan di atas. Jadi bisa saja dikatakan, bahwa apa yang
dianggap tertambat lateral oleh program, ternyata tidak dipahami sama secara
realitas, demikian pula sebaliknya.

8 SIAPA YANG BENAR ATAU SIAPA YANG SALAH


Adanya temuan yang tidak memuaskan dalam pemakaian SAP, apakah itu SAP2000
atau ETABS tentu menimbulkan pertanyaan, siapa yang jadi sumber masalah: [1]
Program SAP-nya yang tidak reliable, atau [2] insinyur pemakainya yang tidak
kompeten.
Jawabannya tergantung dari bagaimana sikap pemakai terhadap program tersebut.
Jika dianggap bahwa SAP adalah hasil teknologi buatan manusia yang sangat hebat,
yang dapat menyelesaikan semua masalah secara otomatis. Sehingga pemakai tidak
perlu tahu hal-hal apa yang dikerjakan program, maka ketika kemudian ditemukan fakta
ketidak-sempurnaan, orang tersebut cenderung akan menyalahkan program komputer
tersebut.
Sedangkan yang lain, yang menganggap bahwa SAP adalah seperti hasil teknologi
lainnya, yaitu jika dapat memakai secara tepat tentu akan sangat berguna. Sedangkan
jika teknologi tersebut tidak bisa dipakai dengan baik maka cenderung tidak bermanfaat
dan bahkan bisa menghasilkan bahaya bagi pemakainya. Orang yang berpendapat
seperti ini tentu tidak perlu bersusah-payah mengajukan pertanyaan di atas, karena
sudah tahu jawabannya.
Adanya pembahasan di atas menunjukkan bahwa jika dapat dipahami keterbatasan
suatu program, maka dengan memberi masukan atau perubahan pada design-
preference dengan opsi overwrite yang memang telah disediakan, maka akhirnya
SAP2000 dan ETABS dapat menampilkan hasil yang memuaskan.

9 KESIMPULAN
Program SAP2000 dan ETABS buatan CSI (www.csiberkeley.com) merupakan salah
satu structural analysis program komersil yang mampu melakukan perancangan
struktur balok baja secara mudah dan terintegrasi (seamlessly). Tetapi untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan, maka insinyur perlu mempersiapkan pemodelan
struktur yang sesuai dengan karakter program, yang ternyata berbeda antara SAP2000
dan ETABS.

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 13
Selanjutnya yang penting diperhatikan adalah memeriksa parameter desain (Lb, Cb) yang
dihasilkan program, yang masing-masing adalah jarak bebas tanpa pertambatan lateral
dan faktor momen gradien. Keduanya perlu direview, apakah sudah sesuai dengan
asumsinya.
Ini merupakan fakta yang membuktikan bahwa program komputer yang dianggap
canggih sekalipun ternyata hanya berguna sebagai alat atau tool saja. Hasil akhir suatu
rancangan rekayasa yang berbasis komputer tetap terletak pada manusia pemakainya
(insinyur).

No computer program can replace the engineering judgment of an experieced


engineer.
It is well said that an incapable engineer cannot do with a ton of computer
output what a good engineer can do on the back of an envelope.

Kutipan di atas adalah The “SAP” Warning, yang terdapat pada manual program
SAP80, versi awal structural analysis program pada komputer pribadi (Wilson and
Habibullah 1986). Pesan Prof. Wilson tersebut telah ada lebih dari ¼ abad yang lalu dan
ternyata masih valid sampai sekarang bagi para insinyur untuk dijadikan acuan bagi
kesuksesan karirnya.

DAFTAR PUSTAKA
AISC. (2005). “ANSI/AISC 360-05: An American National Standard – Specification for
Structural Steel Building”, American Institute of Steel Construction, One East
Wacker Drive, Suite 700, Chicago, Illinois
CSI. (2005). “ETABS Integrated Building Design Software : Welcome to ETABS”,
Computers and Structures, Inc., Berkeley, California, USA
CSI. (2007). “Steel Frame Design Manual AISC 360-05/IBC2006 - For SAP2000 and
ETABS”, Computer and Structure, Inc., Berkeley, California
Dewobroto, W. (2007). “Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 – Edisi Baru”,
Elex Media Komputindo, Jakarta
Dewobroto, W. (2010).“Dampak Pemakaian ‘Design Preference’ pada Rancangan
Struktur - Studi Kasus : Analisis dan Design Balok Baja memakai SAP2000 versi
11.0”, Konferensi Nasional Teknik Sipil (KoNTekS) 4, Unud-UAJY-UPH, Wisma
Wisata Werdhapura, Sanur, Bali, 2-3 Juni 2010.
Habibullah, A., and G. Robert Morris. (2009). “Advanced Nonlinear Analysis For Modern
Structures”, Seminar dan Pameran HAKI 2009 - “Advanced Nonlinear Analysis for
Modern Structures”, Hotel Borobudur, Jakarta
McCormac, J. (2008). “Structural Steel Design 4th Ed.”, Pearson International Edition,
USA.
Salmon, C.G., J.E. Johnson and F.A. Malhas. (2009). “Steel Structures: Design and
Behavior - Emphazing Load and Resistance Factor Design, 5th Ed.”, Pearson
International Edition.
Segui, W.T.(2007). “Steel Design 4th Ed”., Cengage Learning
Vinnakota, S. (2006). “Steel Structures : Behavior and LRFD”, McGraw-Hill Int. Edition
Wilson, E., and Habibullah, A. (1986). “SAP80 Structural Analysis Programs - A Series
of Computer Programs for the Static and Dynamic Finite Element Analysis of
Structures: Technical Reference Manual”, Computers & Structures Inc., Berkeley,
California.

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 14
Makalah ini disampaikan dalam rangka diseminasi informasi melalui Seminar HAKI.
Isi makalah sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis, dan tidak mewakili pendapat HAKI.

Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 15

Anda mungkin juga menyukai