Pelatihan
DASAR SAP
SAP2000 JTS‐UNIMAL
MODUL 1
Apa itu SAP?
SAP (Structural Analysis Program) merupakan perangkat lunak komputer yang
diperuntukkan bagi analisis dan desian struktur bangunan sipil. Program ini merupakan hasil
kerja riset pada Universitas Barkeley, California, USA, oleh Prof. Edward L. Wilson beserta
kolegenya yang dimulai sejak tahun 1970an. Selanjutnya untuk keperluan komersial, SAP
dipasarkan dan dikembangkan oleh perusahaan CSI (Computer and Structure, Inc.) Pada era
sistem operasi DOS (OS berbasis teks) versi SAP yang terkenal adalah SAP90, yang
kemudian pada era sistem operasi Windows (OS berbasis GUI) berubah menjadi SAP2000.
SAP90 hanya dapat melakukan analisis struktur, jadi untuk desain beton/baja harus
dilanjutkan dengan program lain yaitu: SAPCON (untuk desain beton) atau SAPSTEEL
(untuk desain baja). Sedangkan SAP2000, analisis dan design sudah terintegrasi dalam satu
paket program. Sampai tahun 2012, pengembangan program SAP2000 telah mencapai versi
15. Dalam penyelesaian perhitungan struktur, SAP90/SAP2000 menggunakan Metode
Elemen Hingga (Finite Element Methode).
2 A2
3 A3
Tanah
Pondasi Tumpuan Rigid Representasi Fisik Model MEH
Untuk melengkapi bentuk geometri struktur, dari nodal-nodal yang telah didefinisikan harus
dihubungkan dengan elemen struktur, yang masing-masing elemen diberikan nomor
identifikasi khusus juga. Elemen ini berupa balok dan kolom pada struktur portal atau elemen
batang pada struktur rangka .
Sistem koordinat yang digunakan dalam SAP2000 ada dua jenis, yaitu Koordinat global dan
koordinat lokal. Semua data yang berhubungan dengan geometri struktur, baik berupa data
masukan atau data keluaran dari program akan selalu ditampilkan dalam sistem koordinat
Cartesius (X, Y, Z) atau disebut juga koordinat global. SAP2000 selalu menganggap sumbu
global + Z sebagai arah ke atas.
Koordinat Lokal
2 elemen 3
3
3 3 1 4
1
2
1 1
2
3
Koordinat Lokal 2 Koordinat Lokal
elemen 1 3
elemen 2
Z
2
1
2 Nomor join
Y X 2 Nomor elemen
Koordinal
Global
Gambar: Nomor Nodal, Nomor Elemen, Koordinat Global dan Koordinat Lokal
Derajat Kebebasan
(Degree of Freedom)
Setiap nodal dari struktur portal 2 dimensi mempunyai 3 derajat kebebasan. Bila
penggambaran dilakukan pada bidang X-Y, maka derajat kekebasan itu berupa: nodal dapat
bertranslasi pada sumbu koordinat global X dan Y, serta dapat berotasi pada sumbu koordinat
global Z.
UY1 UY2
UX1
RZ1 UX2
RZ2
1 2
Gambar: Derajat Kebebasan Elemen Balok Rangka Bidang (2 Dimensi)
Dapatkah anda terangkan apakah nodal dapat berotasi pada sumbu koordinat global X
dan Y, atau bertranslasi pada sumbu koordinat global Z?
Pengertian terhadap derajat kebebasan sangat dibutuhkan pada pengisian data Restraints.
Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng
Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 4
Gambar: Pengekangan Tumpuan (Restraints)
Sangat penting mengetahui istilah yang berkaitan dengan pembebanan pada SAP2000 versi
14. Istilah-istilah tersebut berupa: Pola beban, Kondisi beban, dan Kombinasi beban.
Pola Beban adalah: Jenis dan besaran beban yang berpengaruh pada struktur, termasuk gaya,
perpindahan nodal, temperatur, tekanan, percepatan tanah dan lainya. Umumnya, jenis beban
bekerja secara terpisah-pisah pada struktur harus dikelompokkan menurut kriteria tertentu
dengan atau tanpa faktor pengali (multiplier). Misalnya: beban mati, beban hidup, beban
gempa dan beban lainnya.
Kondisi Beban adalah: penetapan bagaimana pola beban diaplikasikan pada struktur: apakah
sebagai beban statik atau dinamik, analisis linier atau non-linier, ataupun sebagai beban
bergerak, dan lain sebaginya.
Catatan:
Ada perbedaan yang signifikan dalam penggunan nomenklatur pada SAP2000 versi 14 dengan SAP2000 versi
11 atau lebih lama:
Istilah "load pattern" menggantikan "load cases" dari versi terdahulu.
Istilah "load cases" menggantikan "analysis cases" dari versi terdahulu.
Penggunaan Satuan
Saat membuka aplikasi SAP2000, satuan baku yang muncul adalah: Kip, in. Namun demikian
pengguna SAP2000 dapat memilih sendiri satuan yang akan dipakai. SAP2000 berjalan
dengan empat satuan dasar: gaya, panjang, suhu, dan waktu. Program ini menawarkan banyak
pilihan satuan yang kompatibel untuk gaya, panjang dan temperature, misalnya "Kip, in, F"
atau "N, mm, C. Satuan waktu selalu diukur dalam detik (kecuali untuk rangkak, susut, yang
diukur dalam hari.) Satuan yang dipakai dalam analisis haruslah selalu kosisten.
Pointer
Draw Special
Joint
Draw Frame
Elemen
Quik Draw
Frame Elemen
Garis Grid
Snap
Unit
Catatan: Untuk mengetahui fungsi masing-masing icon, letakkan pointer mouse di atas icon
yang bersangkutan, sehingga tampil tool tipnya.
Menu-menu yang sering digunakan untuk analisis dan disain adalah menu: File, Define,
Draw, Select, Asign, Display dan Design.
Menu File
Perintah (menu) File, digunakan untuk memulai model geometri baru, membuka file atau
memodifikasi file eksisting, menyimpan file yang aktif, dan untuk menghasilkan output hasil
analisis dan desain.
Model struktur baru dapat dibuat melalui pengaturan manual jarak grid pada masing-masing
sumbu dan ketinggian struktur (elemen struktur harus digambar manual juga), atau dengan
memilih template jenis geometri struktur yang telah disediakan oleh program.
Model geometri struktur juga dapat di import dari hasil penggambaran program AutoCAD,
atau program CAD lain dengan format file: .DXF, IFC, atau .IGES.
2) Printing
Deskripsi dari model struktur dan hasil dari analisis dan desain dapat di-print (dicetak) dalam
bentuk tabulasi atau bentuk laporan yang berisikan grafik, teks dan format yang dapat
dikostumisasi.
Menu Define
Menu Define digunakan untuk membuat (mendefinisikan) nama entitas yang bukan
merupakan bagian dari geometri suatu model. Entitas disini dapat berupa:
1) Materials…
Menu ini digunakan untuk pendefinisian jenis material, menambah material baru,
memodifikasi atau menghapus jenis material.
2) Section Properties…
3) Functions
5) Load Cases…
Fungsi menu ini adalah untuk mendefinisikan katagori beban, misalnya beban mati sebagai
beban statik.
6) Load Combinations…
Kombinasi pembebanan yang disyaratkan oleh peraturan standar perencanaan struktur dapat
diisikan melalui menu ini.
1) Draw Frame/Cable/Tendon
Digunakan untuk mengambar geometri secara manual dari satu nodal awal ke nodal akhir.
Menu Select
Menu ini digunakan untuk memilih suatu objek dalam jendela aktif dengan menggunakan
mouse. Tampilan objek yang dipilih pada layar akan berubah menjadi putus-putus.
Menu Assign
Menu ini digunakan untuk memberikan/menetapkan sifat-sifat (properties) dan beban-beban
(loads) pada satu objek atau beberapa objek sekaligus. Objek disini dapat berupa nodal
ataupun elemen. Menu ini baru akan aktif apabila ada objek yang sudah dipilih (select).
Restraints…
Berfungsi untuk memberikan pengekangan tumpuan atau derajat kebebasan pada nodal.
Constraints…
Fungsi menu ini untuk memberikan keseragaman gerak dari nodal-nodal.
Local Axes…
Berguna untuk menentukan besarnya rotasi sumbu lokal yang akan diaplikasikan pada nodal,
sangat berguna untuk menentukan arah dan posisi tumpuan.
2) Frame
Berfungsi memberikan sifat-sifat pada objek batang/elemen berupa: section properties,
property modifiers, releases/patial fixity, local coordinate systems, end offsets, dan
lainnya.
Property Modifiers
Berguna untuk memodifikasi sifat-sifat penampang
Local Axes…
Berguna untuk memutar sumbu lokal suatu objek batang/elemen
Forces…
Beban-beban terpusat pada nodal (titik buhul) dapat diberikan melalui menu ini.
4) Frame Loads
Berfungsi untuk memberikan pembebanan pada elemen struktur
Point…
Beban terpusat atau momen dapat diberikan sepanjang bentang elemen dengan menggunakan
menu ini.
Distributed…
Beban terbagi rata atau beban trapesium/segitiga dan momen dapat diberikan sepanjang
elemen/bentang memakai perintah ini.
3) Run Analysis
Adalah perintah eksekusi program SAP 2000 untuk melakukan analisis struktur
Menu Display
Menu ini berguna untuk menampilkan geometri struktur, beban yang telah diberikan pada
elemen dan hasil analisis baik dalam bentuk gafik maupun tabel.
Joint…
Beban-beban luar terpusat pada nodal yang telah diberikan sebelumnya dapat ditampilkan
kembali dengan menggunakan perintah ini.
4) Show Forces/Stresses
Menu ini berfungsi untuk menampilkan grafis bidang momen, bidang lintang dan bidang
normal hasil analisis
Frames/Cables…
Menu ini berfungsi untuk menampilkan grafis bidang momen, bidang lintang dan bidang
normal (aksial) hasil analisis.
View/Revise Preferences
Berguna untuk menetapkan standar yang digunakan untuk desain struktur baja.
View/Revise Preferences
Berguna untuk menetapkan standar yang digunakan untuk desain struktur baja.
LATIHAN
1. Balok beton kantilever dengan mutu beton f’c = 25 MPa dan mutu baja fy = 400 MPa,
beban yang bekerja hanya beban mati.
P = 1,5 kN
q = 5 kN/m
q = 8 kN/m
As
50 45
1,5 m 30
3,0 m
2) Jalankan aplikasi SAP2000 V.14, buat file baru, new model, atur satuan menjadi
K, m, C. Pilih template Beam;
Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng
Modul 1: Dasar‐Dasar SAP2000
JTS –Unimal 2012 Hal: 33
Catatan: Jangan lupa untuk menyimpan (Save) file setiap akhir dari langkah pengiisian
data
5) Buat pengekangan tumpuan jepit pada ujung kiri bentang: pilih nodal dengan cara
Click-Drag dari kiri ke kanan; pilih menu Assign + Joint + Restrains; pilih
template jepit pada bagian Fast Restraints; klik OK;
6) Atur posisi tumpuan jepit: pilih nodal; pilih menu Assign + Joint + Local
Axes…; isi perputaran nodal, Rotation about Y’ = 90; klik OK;
8) Definisikan mutu baja tulangan, ulangi langkah ke-7: pilih menu Define +
Material…+ add New Material;
Isikan: Material Name and Display Color = BJ400MPa;
Material Type = Rebar;
Unit = N, mm, C;
Weight per Unit Volume = 7,697E-05;
Modulus of Elasticity, E = 200.000;
Poisson’s Ratio = 0,3;
Coefficient of Thermal Expation, A = 1,170E-05;
Minimum Yield Stress, Fy =400;
Minimum Tensile Stress, Fu =540;
Expected Yield Stress, Fye = Fy * 1,1 = 440;
Expected Tensile Stress, Fue =Fu * 1,1 = 590;
Klik OK;
Klik OK untuk mengakhiri.
12) Penetapan sifat penampang pada elemen: pilih elemen yang dimaksud dengan
cara Click-Drag dari kanan ke kiri; pilih menu Assign + Frame + Frame
Sections…; klik B30x50; klik OK;
13) Penetapan berat sendiri elemen agar dikalkulasikan secara automatis oleh
program: pilih elemen yang dimaksud; pilih menu Assign + Frame + Frame
Loads + Gravity…;
15) Penetapan beban luar terbagi rata yang bekerja pada elemen: pilih elemen yang
dimaksud; pilih menu Assign + Frame + Frame Loads + Distributed…;
17) Menentukan Load Case (kondsi beban) yang akan disertakan dalam analisis: pilih
menu Analyze + Set Load Case to Run;
18) Menampilkan hasil analisis struktur dalam bentuk grafis: Display + Show
Forces/Stresses + Frames/Cables
P = 4 kN
q = 4 kN/m
q = 6 kN/m
55 50
As
30
3,0 m
6,0 m
Komputer hanya merupakan alat bantu untuk mempercepat proses analisis, seluruh keputusan
dan pertimbangan terhadap hasil analisis merupakan tanggung jawab pengguna. Dalam hal ini
berlaku istilah GIGO (Garbage In, Garbage Out). Tiada satu program komputer-pun yang
dapat menggantikan keahlian seseorang. Keahlian hanya dapat dicapai melalui pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Proses pendidikan umumnya mengajarkan dasar-dasar keilmuan
yang bertujuan untuk meletakkan dasar kompetensi, sehingga dengan bekal tersebut dan
ditambah pengalaman yang sesuai dibidangnya, maka akan membentuk intuisi keahlian
seseorang.
Berikut dilampirkan bahan bacaan hasil tulisan saudara Wiryanto Dewobroto, semoga
bermanfaat!
Wiryanto Dewobroto
wir@centrin.net.id
Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan
Lippo Karawaci - Banten
Abstrak
Mata kuliah Mekanika Teknik adalah salah satu mata kuliah wajib pendidikan S1 Teknik Sipil.
Sebagian besar materi yang diberikan adalah metoda klasik dengan penyelesaian manual,
metode matrik yang berbasis komputer juga diberikan tetapi umumnya terbatas pada masalah-
masalah yang relatif sederhana yang dapat juga diselesaikan dengan cara manual.
Sisi lain melihat perkembangan di dunia industri konstruksi yang nyata, ketersediaan program
komputer untuk analisa struktur semakin canggih dan relatif semakin mudah digunakan. Menu
pengoperasiannya sangat user-friendly seperti sistem operasi Windows yang umum dipakai.
Untuk mendapatkannyapun sekarang ini juga relatif mudah, dari yang termahal sampai
termurah ditawarkan, bahkan ada yang tersedia gratis di internet untuk dapat di down-load.
Sehingga dalam prakteknya, khususnya di perusahaan konsultan perencanaan penggunaan
program komputer untuk analisa struktur adalah mutlak. Akibatnya metoda-metoda klasik
tertentu yang diajarkan di tingkat S1 tidak perlu digunakan dan bahkan sampai terlupakan.
Melihat fenomena tersebut, masih perlukah mempelajari mekanika teknik klasik dalam era
serba komputer seperti saat ini ?
Tulisan ini mencoba mengungkapkan salah satu pengalaman dalam pembelajaran mekanika
teknik klasik yang ternyata membantu mengidentifikasi suatu kesalahan dari hasil program
komputer yang sebelumnya dianggap selalu reliable.
Penulis menyimpulkan bahwa metoda mekanika teknik klasik merupakan salah satu cara yang
relatif sederhana dan efektif untuk mengajarkan dasar-dasar mekanika teknik dan untuk
melatih intuisi rekayasa atau engineering judgement yang diperlukan untuk mengevaluasi
hasil dari program komputer canggih. Semakin canggih suatu program maka semakin
kompleks pemahaman yang diperlukan untuk mengetahui apakah hasilnya betul atau salah.
Kata kunci : mekanika teknik, engineering judgement, mekanika klasik / berbasis komputer.
1 Pendahuluan
Mata Kuliah Analisa Struktur yang sebelumnya bernama Mekanika Rekayasa dan pada waktu
penulis belajar disebut Mekanika Teknik, merupakan salah satu mata kuliah utama dalam
pendidikan sarjana teknik sipil di Indonesia. Dalam beberapa kasus, mata kuliah tersebut kadang-
kadang menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa. Bagi insinyur sipil yang telah berkecipung
didunianya, memang nyata bahwa pemahaman yang diperoleh dalam mata kuliah tersebut sangat
membantu profesinya. Oleh karena itu menjadi tantangan para pengajar bagaimana memberikan
pemahaman tentang mekanika melalui perkuliahan yang diberikan.
Salah satu keengganan untuk mempelajari mekanika teknik klasik adalah adanya pameo atau
anggapan bahwa nantinya “itu semua” dapat dikerjakan komputer. Kondisi tersebut tidak bisa
disalahkan, memang perkembangan dunia komputer sangatlah pesat. Cukup banyak profesi yang
diambil alih oleh adanya komputer. Cobalah cari mesin ketik manual, sudah jarang bukan. Istilah
tutup buku yang dahulu umum dijumpai pada bank-bank, sehingga kantor terpaksa ditutup untuk
umum, tetapi sekarang karena adanya komputer menyebabkan proses tersebut dapat dilakukan
setiap saat sehingga tidak perlu waktu khusus. Akankah kemudian profesi kita, yang notabene
adalah banyak berkecipung dengan proses hitungan juga digantikan oleh keberadaan komputer ?
Komputer yang dimaksud tentunya adalah komputer yang dilengkapi piranti lunak untuk analisa
struktur atau mekanika teknik. Apakah betul jika telah membeli atau mempunyai piranti yang
dimaksud maka penyelesaian mekanika teknik secara otomatis diperoleh ?
Makalah dan presentasi di “Lokakarya Pengajaran Konstruksi Beton dan Mekanika Teknik”, Jurusan Teknik Sipil
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 13-14 Juli 2005
2 The Man Behind The Gun
Pepatah “the man behind the gun” rasanya sesuai sekali untuk mengibaratkan keterkaitan
“komputer” dan “insinyur” dalam permasalahan analisa struktur berbasis komputer. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal keduanya sangat berperan. Bahkan peranan “insinyur” adalah
sangat dominan, bayangkan sebelum ditemukan komputer saja, sudah banyak bangunan konstruksi
yang megah (rumit) dapat dengan sukses dibuat.
Apakah sembarang orang yang dilengkapi “komputer” dapat secara otomatis menghasilkan sesuatu
dan tidak memerlukan “insinyur” ? Untuk membahas itu, penulis sekali lagi ingin mengutip
beberapa disclaimer yang menyertai setiap program komputer teknik sipil sebagai berikut :
… The program has been thoroughly tested and used. In using the program, however, the user accepts and
understands that no warranty is expressed or implied by the developers or the distributors on the accuracy or the
reliability of the program. The user must explicitly understand the assumptions of the program and must
independently verify the results.
SAP2000 - Computers and Structures, Inc. , Berkeley, California, USA
CA&SI does not guarantee the correctness or usefulness of the results obtained using PCGLSS, CA&SI is not liable
for any conclusion or actions based on the result. It is the responsibility of the user to confirm the accuracy and
usefulness of the results.
ANSYS – Computational Applications and System Integration Inc., Urbana, IL, USA
The Georgia Tech Research Corporation (GTRC) and the Georgia Institute of Technology make no representation or
warranty expressed or implied as to the adequacy of this documentation or the software described herein. In no event
shall the Georgia Tech Research Corporation, or the Georgia Institute of Technology, their employees, their
contractors, or the authors of this documentation be liable for special, direct, indirect, or consequential
damages,losses, costs, charges, claims, demands, or claim for lost profits, fees, or expenses of anynature or kind.
GTSTRUDL - Georgia Institute of Technology, Atlanta, Georgia, USA
Membaca pernyataan-pernyataan seperti diatas, secara jelas dapat ditangkap bahwa hasil-hasil
program komputer tidaklah dapat berdiri sendiri, tetapi harus didampingi oleh “seseorang yang
berkopeten” atau “yang mau bertanggung jawab” atas output program tersebut.
Untuk menghasilkan “seseorang yang berkopeten” atau sebutlah “insinyur” maka dapat dilakukan
melalui “pelatihan / pendidikan” dan “pengalaman”. Proses pendidikan umumnya mengajarkan
“konsep-konsep dasar” dan juga ketrampilan, dan jika ditunjang pengalaman yang baik dan selalu
melakukan evaluasi atas hasilnya maka akhirnya dapat diperoleh “mental” atau “intuisi” yang baik.
Sehingga akhirnya terbentuklah kompetensi seseorang.
Pendidikan mekanika teknik klasik pada tingkat S1 menurut penulis adalah suatu langkah yang
relatif sederhana dan efektif yang dapat memberikan wawasan lain untuk akhirnya membentuk
kompetensi seseorang calon insinyur.
Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 2
Catatan Khusus : Untuk struktur rangka batang majemuk (compound truss) dan rangka batang
kompleks (complex truss) diperlukan cara khusus.
Identifikasi jenis struktur rangka batang yang dianalisis, yaitu rangka batang biasa, majemuk atau
kompleks, merupakan suatu hal harus dikuasai terlebih dahulu untuk dapat mengidentifikasi
masalah stabilitas rangka batang dengan cara klasik.
Contoh rangka batang majemuk yang tidak stabil :
Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 3
dan diajarkan pada tingkat S1 pada umumnya adalah analisa struktur elastis linier. Program
komputer yang mempunyai kemampuan analisa struktur non-linier biasanya digunakan untuk
analisa keruntuhan struktur yang mempunyai perilaku non-elastis dan non-linier. Pada daerah
keruntuhan tersebut matrik kekakuan struktur yang terbentuk bernilai nol (horizontal), kondisi
tersebut mempunyai sifat seperti matrik singular jadi dengan metoda numerik yang digunakan
tidak diperoleh penyelesaian. Agar dapat menyelesaikan problem tersebut maka pembuat program
akan menyertakan option-option penyelesaian numerik yang canggih. Hanya saja kadang-kadang
option tersebut terlalu “canggih”, seperti misalnya program mempunyai kemampuan mengatur
sendiri sesuatu secara otomatis agar dapat memberikan solusi bagi penyelesaiannya. Maksudnya
mungkin baik, yaitu agar pemakai komputer mendapatkan banyak kemudahan. Walaupun kadang-
kadang kecanggihan tersebut tidak membantu tetapi bahkan menjerumuskan. Tentu saja yang dapat
terjerumus adalah para insinyur yang hanya mempunyai kemampuan sebagai operator dan tidak
melengkapi dirinya dengan kemampuan mengevaluasi apakah hasil penyelesaian komputer tersebut
benar atau masih mengandung kesalahan , walaupun program berjalan mulus dan memberikan
penyelesaian seperti biasa.
Untuk contoh kasus yang mendukung pernyataan diatas , akan dibahas solusi suatu masalah
menggunakan program komputer yang cukup terkenal bagi para insinyur sipil yaitu SAP2000.
Keandalan program tersebut sudah terbukti lama , yaitu lebih dari 30 tahun sejak dikembangkan
pertama kali sekitar tahun 1970 dan sudah banyak versi yang dikeluarkan. Tentu saja versi-versi
tersebut dimaksudkan agar program tersebut selalu up-to-date dengan perkembangan ilmu yang
terkini. Tetapi dalam praktek , pemakaiannya setiap versi belum tentu sama keandalannya. Penulis
akan menggunakan program SAP2000 tetapi dengan versi yang berbeda, yaitu versi 7.4.0 dan versi
8.3.5 untuk menyelesaikan satu kasus rangka batang yang sama.
Kasus A Kasus B
Gambar 3. Kasus Rangka Batang dengan Masalah Ketidak-Stabilan
Yang pertama , menyelesaikan Kasus A (beban tidak simetri), hasilnya :
AN A L Y S I S C O M P L E T E
Ternyata penyelesaian struktur Kasus A , kedua versi program SAP2000 dapat memberi pesan atau
warning yang sama yaitu :
THE STRUCTURE IS UNSTABLE OR ILL-CONDITIONED
Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 4
Meskipun demikian keduanya selanjutnya memberikan penyelesaian yang sangat berbeda, jika
versi 7.4.0 setelah pesan tersebut program kemudian berhenti, sedangkan versi 8.3.5 ternyata masih
dapat melanjutkan analisa dan mampu secara otomatis memberikan solusi sendiri untuk mengatasi
kondisi yang disebutkan dalam warning di atas, kemudian menampilkan hasilnya, sebagai berikut :
Gambar 4. Deformasi dan Reaksi Tumpuan Struktur A dari SAP2000 versi 8.3.5
Jadi bila tidak hati-hati, tidak ada evaluasi secara benar dan bijak maka jelas penyelesaian yang
diberikan oleh SAP2000 versi 8.3.5 untuk Kasus A adalah SALAH.
Salah satu cara sederhana untuk mengechek hasil tersebut adalah dengan melihat persyaratan
kesetimbangan yaitu Σ gaya aksi (beban) = Σ gaya reaksi. Pada reaksi tumpuan terlihat bahwa F1
adalah gaya reaksi horizontal dan F3 adalah gaya reaksi vertikal, sehingga :
Σ F1 = F1kiri + F1kanan = - 63.39 + 206.24 = 142.85 ≠ Σ gaya aksi horizontal yaitu 0.
Σ F3 = F3kiri + F3kanan = 27.89 + 130.77 = 158.66 ≠ Σ gaya aksi vertikal yaitu 25 + 125 = 150.
Dengan demikian terbuktilah bahwa penyelesaian Struktur A dengan program SAP2000 versi 8.3.5
tidak memenuhi persyaratan keseimbangan yang menjadi dasar dari analisa statik tersebut.
Kebetulan problem tersebut dapat mudah dilacak dengan persyaratan keseimbangan, meskipun
demikian pada suatu kondisi beban yang khusus ketidak-benaran hasil sulit dideteksi, sebagai
contoh struktur Kasus B, yaitu struktur yang sama dengan struktur Kasus A tetapi diberi beban
yang simetri. Struktur tersebut selanjutnya dianalis dengan kedua versi program seperti struktur
Kasus A, hasilnya ternyata memberi pesan sama seperti kasus sebelumnya, yaitu program versi
7.4.0 gagal memberi penyelesaian , sedangkan versi 8.3.5 sukses memberi hasil penyelesaian
sebagai berikut :
Gambar 5. Deformasi dan Reaksi Tumpuan Struktur B dari SAP2000 versi 8.3.5
Dari tampilan hasil tidak ada yang mencurigakan dan apabila di chek dengan persamaan
keseimbangan seperti yang dilakukan pada kasus A maka :
Σ F1 = F1kiri + F1kanan = - 226.48 + 226.48 = 0 sama dengan Σ gaya aksi horizontal yaitu 0.
Σ F3 = F3kiri + F3kanan = 125 + 125 = 250 sama dengan Σ gaya aksi vertikal yaitu 125 + 125 = 250.
Jadi reaksi tumpuan yang ditampilkan memenuhi persamaan keseimbangan. Apakah dengan
demikian hasil program komputer di atas telah benar ? Dari kasus diatas dapat disimpulkan
mengapa dalam perencanaan perlu ditinjau berbagai kombinasi pembebanan yang mungkin
terjadi, yaitu untuk mendapatkan kondisi pembebanan yang paling menentukan.
Kecuali dengan engineering judgement yang terasah dengan baik atau telah membandingkan
dengan program yang lain yang masih standar maka ketidak-benaran hasil program komputer
tersebut dapat terdeteksi. Hati-hati dengan yang dimaksud sebagai program “standar”, pengalaman
penulis meskipun sudah dibandingkan dengan program komputer SAP2000 yang terbaru yaitu
Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 5
versi 9.0.3 , tetapi hasilnya masih sama dengan versi 8.x.x ! Tetapi standar dalam arti memakai
metode matrik yang banyak diajarkan dalam tingkat S1 maka hasilnya sama dengan metoda klasik.
5 Kesimpulan
Mekanika teknik klasik, meskipun sudah jarang dipakai dalam dunia kerja (konsultan rekayasa)
tetapi keberadaannya tetap diperlukan khususnya pada tingkat pendidikan rekayasa dasar (S1) yaitu
sebagai metode alternatif cara manual yang dapat digunakan sebagai pembanding bagi metode
canggih berbasis komputer yang relatif lebih kompleks.
Komputer adalah teknologi yang sangat membantu, tetapi keberadaannya hanya tool atau alat saja.
Efektif tidaknya tergantung dari kompetensi insinyur yang menggunakannya.
6 Daftar Pustaka
1. Edward L. Wilson and Ashraf Habibullah. (1992). “SAP90 A Series of Computer Programs for
the Finite Element Analysis of Structures : STRUCTURAL ANALYSIS USERS MANUAL”,
Computer and Structures, Inc., Berkeley, California
2. Hibbeler, R.C. (1997). “Structural Analysis 3rd Ed.”, Prentice Hall International, Inc.
3. Wiryanto Dewobroto. (2003). “Aplikasi Sain dan Teknik dengan Visual Basic 6.0”, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta
4. Wiryanto Dewobroto. (2004). “Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000”, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta
Wiryanto Dewobroto – Masih Perlukah Mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ? 6
RESIKO OTOMATISASI KOMPUTER PADA
PERANCANGAN STRUKTUR
STUDI KASUS : ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BALOK
BAJA
Wiryanto Dewobroto , Wawan Chendrawan
1 PENDAHULUAN
Produk teknologi berbasis komputer semakin canggih dan terjangkau. Di bidang
rekayasa, banyak ditawarkan structural analysis program (SAP) dan banyak dipakai
secara sukses pada proyek-proyek perancangan konstruksi yang berskala besar dan
kompleks. Jadi tidak heran jika SAP menjadi andalan banyak insinyur dalam
penyelesaian pekerjaan rekayasa.
Adanya artikel-artikel bagus yang bahkan berkesan promosi (Habibullah and Morris
2009), juga tersedianya opsi otomatis pada proses analisis dan desain menyebabkan
banyak yang awam atau bahkan insinyur muda beranggapan bahwa teknologi SAP
berbasis komputer adalah lebih dari sekedar alat. Bahkan dianggap dapat
menggantikan insinyur, jelas ini perlu diwaspadai. Pada perancangan struktur misalnya,
ada proses analisis struktur dan desain penampang, yang pada dasarnya adalah dua
proses berbeda, baik ditinjau dari sisi tujuan maupun strategi pelaksanaannya. Proses
perancangan struktur umumnya dikerjakan secara trial-and-error agar optimum. Jadi,
tersedianya structural analysis program (SAP) komersil yang dapat melakukan keduanya
secara sekaligus, tentu sangatlah membantu.
Penggunaan SAP berbeda jika dibandingkan program komputer umum, seperti
Photoshop, AutoCAD, atau MS-Word. Program komputer umum hasilnya memang lebih
mudah dicerna oleh indera dan langsung dapat digunakan. Sedangkan jika memakai
SAP, hasilnya bisa saja menjadi tidak bermakna jika terbukti berbeda dengan fakta di
lapangan. Itu mungkin terjadi karena yang diproses SAP hanya model struktur dan
bukan struktur sesungguhnya (real). Model struktur pada dasarnya hanyalah hasil
interprestasi insinyur berdasarkan pengetahuannya tentang perilaku struktur real yang
ditinjaunya. Oleh karena itu bisa terjadi interprestasinya tidak tepat, sehingga diawal
seperti terlihat baik dan benar, tetapi ternyata pada akhirnya menjadi sia-sia karena hasil
komputer tidak sesuai dengan perilaku struktur yang terjadi sesungguhnya di lapangan.
Dengan pemikiran seperti itu, maka wajar jika pada manual SAP2000 dan ETABS
tersirat bahwa pembuatnya cukup percaya diri menyatakan programnya „baik‟, tapi di sisi
lain tetap tetap tidak berani menjamin bahwa tiap orang dapat memakai dan hasilnya
langsung pasti „baik‟. Sebagaimana terbaca pada Kutipan-1 berikut :
The design / check of steel frames is seamlessly integrated within the program. .
. .
The programs are very practical tools for the design / check of structures.
However the user must thoroughly read the manuals and must clearly recognize
the aspects of design that the program algorithms do not address.
The user must explicitly understand the assumptions of the programs and must
independently verify the results.(CSI 2007)
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 1
Kutipan-1 dapat diartikan bila ternyata hasilnya „tidak baik‟ maka itu adalah tanggung
jawab pemakai (user) dan bukan tanggung jawab pembuatnya. Itu juga berarti bahwa
insinyurnya selain harus mampu menggunakan SAP secara produktif, juga wajib
memahami karakter program yang akan dipakai, serta mampu melakukan verifikasi
secara mandiri. Suatu pernyataan yang mudah untuk dikatakan tetapi tidak mudah
untuk dilaksanakan.
Bagaimanapun juga disadari bahwa program SAP komersil, seperti SAP2000 atau
ETABS, merupakan produk canggih, yang mengadopsi kemajuan teknologi numerik
terkini. Adapun di sisi lain, insinyur pemakai umumnya awam terhadap perkembangan
teknologi numerik terkini, dan hanya berbekal pengetahuan yang diperoleh pada level
S1. Oleh karena itu, hanya insinyur yang aktif terus menerus belajar, yang dapat
memenuhi persyaratan itu.
Dewobroto (2010) menunjukkan bahwa perancangan struktur balok baja dengan
SAP2000 tidak bisa diserahkan secara penuh pada komputer, pada beberapa kasus
masih perlu campur tangan manual insinyur agar hasilnya sesuai harapan. Jadi jika
mengandalkan opsi otomatis maka bisa saja pada suatu kasus hasilnya overdesign
(boros), tetapi pada kasus yang lain underdesign (berbahaya). Untuk mengetahui lebih
lanjut, kasus tersebut akan dikembangkan dan dievaluasi memakai dua program
berbeda SAP2000 dan ETABS.
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 2
Gambar 1 LTB balok dengan pertambatan lateral di tumpuan (Salmon et. al. 2009)
Jika pemodelan struktur tidak memperhitungkan adanya pertambatan lateral (cross-
frame atau diaphragma), maka data desain tentang lokasi pertambatan lateral perlu
diberikan. Ini adalah prosedur umum di masa lampau. Pada kenyataannya, sekarang
didapati bahwa proses desain dapat berlangsung hanya didasarkan pada data analisis
struktur yang diberikan, tanpa ada data tambahan. Itu dimungkinkan karena adanya opsi
Steel Frame Design Preferences yang selanjutnya disebut design-preference (CSI
2007). Opsi tersedia otomatis dan memang membuat SAP2000 atau ETABS lebih user-
friendly dan praktis, sehingga menjadi salah satu alasan penting mengapa produk
tersebut tetap dipilih.
Kutipan-2 dari manual (CSI 2007) menarik untuk dibaca :
The Steel Frame Design Preferences are basic assignments that apply to all of the
steel frame members. . . . Default values are provided for all preference items.
Thus, it is not necessary to specify or change any of the preferences. However,
at least review the default values to ensure they are acceptable.
Kutipan-2 meyakinkan kita bahwa design-preference yang ada sudah lengkap, tidak
perlu dirubah. Padahal kalimat selanjutnya meminta insinyur tetap melakukan review
ulang.
Bagaimanapun juga, design-preference menawarkan kemudahan dan kepraktisan
sehingga insinyur cenderung memakainya untuk setiap kasus. Apalagi jika pemakainya
(user) masih belum mandiri dan tidak terlalu menguasai segi perancangan struktur
secara mendalam.
Pada kenyataannya, proses review tidaklah mudah sehingga dipasrahkan saja pada
default design settings. Perancangan otomatis seperti itu cukup beresiko, hasilnya bisa
berlebihan (overdesign), bisa juga berbahaya karena tidak mencukupi (underdesign).
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 3
3 HIPOTESIS
Pada penulisan kode program komputer agar analisis-desain-nya bersifat seamlessly,
maka bisa saja terjadi bahwa kode langkah-langkah yang disiapkan programmer tidak
dapat bekerja dengan baik karena input data yang disiapkan pemakai tidak sesuai.
Ketaksesuaian akibat adanya variasi pemodelan struktur yang beragam, bisa juga akibat
adanya faktor engineering judgement yang bersifat subyektif. Masalah akan timbul jika
kekurangan data-data tersebut langsung diambil alih oleh default design settings yang
menanganinya secara otomatis. Kondisi yang mengkhawatirkan tersebut dapat diatasi
jika insinyur waspada dan mengetahui potensi-potensi yang dapat menyebabkan kondisi
buruk tersebut terjadi.
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 4
Gambar 3 Pengaruh Lb dan Cb terhadap Kuat Lentur Balok Baja (Salmon et. al. 2009)
Padahal untuk menentukan apakah kondisi pertambatan lateralnya memadai atau tidak,
kadang perlu engineering judgement (McCormac 2008) yang subyektif. Lagi-lagi manual
(CSI 2007) tidak memberi penjelasan detail, meskipun ada sedikit petunjuk (Kutipan-4):
The preferred method is to model a beam, column or brace member as one single
element. . . . If the member is manually meshed (broken) into segments,
maintaining the integrity of the design algorithm becomes difficult.
Dari kutipan di atas, tersirat bahwa algoritma program juga mempunyai keterbatasan.
Ada ketentuan khusus yang harus dipahami dan diikuti, dimulai dari pemodelan struktur
untuk analisis sampai desain agar prosesnya dapat berlangsung seamlessly.
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 5
5 STUDI KASUS PERANCANGAN OTOMATIS BALOK BAJA (AISC LRFD)
5.1 Umum
Sebagian besar metoda yang digunakan untuk analisis struktur adalah elastis-linier yang
dapat dikerjakan jika persyaratan stabilitas dipenuhi. Sedangkan proses desain
penampang juga memperhitungkan kondisi elastis-linier maupun inelastis-nonliner,
termasuk masalah stabilitas juga, yang mana untuk menentukan data-datanya yang
tepat perlu pertimbangan berdasarkan engineering judgement (McCormac 2008), yang
bersifat subyektif.
Dengan melihat bagaimana program SAP2000 dan ETABS menyelesaikan kasus yang
ditinjau, maka subyektifitas pemrogramnya dapat dipelajari.
5.2 Balok dengan pertambatan lateral penuh (Mc Cormac 2008 hal. 269)
Kasus 1 diambil dari Example 9-2 (Mc Cormac 2008 p.269) : balok profil baja W24 x 62,
mutu Fy = 50 ksi, kondisi terkekang sempurna (Lb = 0), beban mati merata tambahan wD
= 1.5 k/ft, berat sendiri dihitung, beban hidup terpusat PL = 30 kips di B, penyelesaian
memakai cara LRFD dari AISC 360-05 / IBC 2006 (AISC 2005).
Dari Load Factor Design Selection Table untuk profil W24 x 62 Fy = 50 ksi diperoleh
bMp = 574 kip-ft ; bMr = 393 kip-ft ; Lp = 4.9 ft; Lr = 13.3 ft
Ditinjau 5 (lima) model struktur balok dengan perincian sebagai berikut :
1. Model 1 element : panjang segmen L= 30 ft > Lr= 13.3 ft (elastis)
2. Model 4 element : panjang segmen Lp= 4.9 ft < L= 7.5 ft < Lr= 13.3 ft (inelastis)
3. Model 10 element : panjang segmen L= 3.0 ft < Lp= 4.9 ft (plastis)
4. Model 4 element dengan link penghubung. Model ini pada dasarnya adalah
menempatkan dua model 4 element yang disejajarkan dan dihubungkan dengan
LINK.
5. Model 10 element dengan link penghubung. Model ini pada dasarnya adalah
menempatkan dua model 10 element yang disejajarkan dan dihubungkan dengan
LINK.
LINK adalah element yang menghubungkan secara aksial ke dua balok pada arah
samping (lihat Gambar 4e / 4f), lokasinya ditempat yang umum ada cross-frame atau
diaphragma. Agar hanya terhubung secara aksial, maka element diberi kekakuan aksial
saja sehingga pada properti penampang ditetapkan Alink = 1 , sedang properti yang lain
nol.
Dengan asumsi di atas, maka tentunya balok tetap saja terpuntir bila terjadi instabilitas.
Jadi jika ditinjau keseluruhan berdasarkan engineering judgement mestinya penempatan
LINK tersebut tidak berpengaruh pada pertambatan lateral. Apalagi penempatannya
tidak pada sayap desak tetapi pada sumbu as balok. Jadi element LINK yang dipasang
sebenarnya hanya dummy (tidak ada gunanya). Ternyata komputer menganggapnya
lain, element LINK tidak dianggap dummy, sehingga hasil desain komputer sama seperti
acuan desain.
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 6
z
PL = 30 k
x wD = 1.5 k/ft
A C
B
15 ft 15 ft y
z
a). Pembebanan Balok 6 5 7 6 7 8 8 10
x 8
LINK (typ)
1 2
1 1 1 2 2 3 4 4 5
3
b). Model 1 Element
15 ft 15 ft
4 @7.5 ft = 30 ft e). Model 4 Element dengan LINK penghubung
1 2 3 4 5
1 2 3 4
5.2 Balok dengan pertambatan lateral terbatas (Vinnakota 2006 hal. 566)
Hasil Kasus-1 seakan-akan menunjukkan program ETABS lebih baik dibanding
SAP2000. Oleh karena itu perlu ditinjau Kasus-2 dari Example 10.4.4 (Vinnakota 2006)
yaitu dalam mengestimasi beban terpusat maksimum ditengah balok dengan profil W24
x 76, mutu A588 Fy = 50 ksi, dengan pertambatan lateral hanya di tumpuan, berat sendiri
diabaikan. Solusi desain memakai cara LRFD dari AISC 360-05 / IBC 2006 (AISC 2005).
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 7
z
PL max ?
x
A C 1 1 2
B
Lb = 15ft Lb = 15 ft 30 ft
a). Lateral support: finished structure c). Model 1 Element
PL max ?
A B 1 1 2 2 3
Lb = 30 ft 15 ft 15 ft
b). Lateral support: construction stage d). Model 2 Element
Dengan cara sama seperti yang dilakukan pada Kasus-1, yaitu desain otomatis
memakai opsi design preference dan selanjutnya hasilnya disajikan dalam Tabel 2
berikut :
5.3 Balok dan kantilever pertambatan lateral terbatas (Salmon et.al 2009)
Kasus-2 dari Example 9.9.3 (Salmon et.al 2009 p.455) : profil W33 x 118, mutu Fy = 50
ksi, kekangan lateral pada titik tumpuan dan beban, berat sendiri diabaikan. Desain cara
LRFD AISC 2005. Dari Load Factor Design profil W33 x 118 Fy = 50 ksi diperoleh b=
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 8
0.9 Zx=415 in3 Mp = 1730 kip-ft bMp = 1560 kip-ft ; bMr = 1080 kip-ft ; Lp = 8.2 ft; Lr =
23.5 ft
z
P1 Dead Load or P2 Dead Load or
x
Live Load Live load
1 2 3 4
A B C
24 ft 28 ft 21 ft Lateral support of
compression flange
52 ft Vertical
support
P 1 = 60 kips (LL)
A B C
P2 = 28 kips (LL)
A B C
Akibat tahanan lateral segment A, B dan C berbeda, maka diperlukan evaluasi tersendiri.
Tabel 3 Desain Otomatis Balok W33 x 118 dengan Kantilever
No Materi Design Mu Cb Lb Lfactor Mn R % Keterangan
kips-ft ft kips-ft
Acuan desain segment
A 1350 1.67 24 - 1510 0.894 100%
Acuan desain segment
1 B 1350 2.00 28 - 1390 0.971 100% Salmon et. al 2009
Acuan desain segment 1.00 21 -
C 1240 1027 1.207 100%
SAP*1 : 3 Element (1-2) 1349 1.00 - 2.167 271 4.988 558% Segment A
*1
SAP : 3 Element (2-3) 1349 1.00 - 1.857 271 4.988 515% Segment B – kiri
2 *1 1.00 1.857 Segment B –
SAP : 3 Element (2-3) 1243 271 4.596 - kanan
SAP*1 : 3 Element (3-4) 1243 1.67 - 1.000 1556 0.799 66% Segment C
SAP*2 : 3 Element (1-2) 1349 1.67 - 2.167 1508 0.895 100% Segment A
SAP*2 : 3 Element (2-3) 1349 1.96 - 1.857 1363 0.990 102% Segment B – kiri
3 *1 1.42 1.857 Segment B –
SAP : 3 Element (2-3) 1243 987 1.260 - kanan
SAP*2 : 3 Element (3-4) 1243 1.67 - 1.000 1556 0.799 66% Segment C
ETABS : 3 Element (1- 1.67 - 1.000
2) 1349 1510 0.867 97% Segment A
ETABS : 3 Element (2-
3) 1349 1.96 - 1.000 1364 0.978 101% Segment B – kiri
4 Segment B –
ETABS : 3 Element (2-
3) 1243 1.42 - 1.000 988 1.584 - kanan
Eq. (H1.3b, H1-2)
ETABS : 3 Element (3-
4) 1243 1.67 - 1.000 1556 0.799 66% Segment C
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 9
*2
Analysis Option : Space Frame, D.O.F titik 2 dan 4 pada arah sb.2 di restraint
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 10
berbeda. Itu pula alasan, mengapa hasil program SAP2000 dan ETABS berbeda dalam
proses desain otomatis.
Element balok pada konstruksi bangunan gedung tinggi umumnya untuk mendukung
lantai bangunan yang umumnya berupa lantai beton bertulang. Jarang ada balok lantai
berupa grid terbuka yang berdiri sendiri. Adanya lantai yang menjadi satu kesatuan
dengan balok menyebabkan pertambatan lateral balok relatif lebih terjamin. Oleh karena
itulah ETABS selalu menganggap pada tiap ujung segmen balok mendapat pertambatan
lateral cukup. Itu dapat dilihat pada Kasus-1, semua model balok yang dibagi menjadi
beberapa segmen menunjukkan hasil sesuai (bernilai ± 100%). Sedangkan SAP2000,
meskipun model balok telah dibagi menjadi beberapa segmen (4 dan 10 element) tetapi
hasilnya menunjukkan bahwa kondisi balok adalah bebas, tanpa pertambatan lateral.
Agar menjadi tertambat maka perlu tambahan elemen lain (LINK) yang seakan-akan
berfungsi sebagai bracing.
Jika Kasus-1 cukup sesuai jika digunakan program ETABS, maka program yang sama
akan memberi hasil yang mengecoh (bisa berbahaya) jika digunakan untuk perancangan
balok pada Kasus-2 , khususnya yang pertambatan lateral pada baloknya tidak terjamin.
6.3 Pengaruh pemodelan struktur pada proses desain penampang
Untuk mencari kondisi pertambatan lateral struktur pada proses desain, program
SAP2000 akan menghitung secara lengkap konfigurasi geometri strukturnya (CSI 2007),
oleh karena itu suatu pemodelan struktur 3D pada program SAP2000 cenderung
memberi hasil desain otomatis yang lebih baik dibandingkan jika dimodelkan lebih
sederhana sebagai model 2D. Sebagai contoh dapat dilihat kasus pemodelan balok
dengan tambahan elemen LINK pada Kasus-1 yang memberi hasil mendekati hasil
desain acuan.
Model 3D yang lebih rumit jelas bertentangan dengan prinsip pemodelan pada umumnya
yang cenderung memilih model yang sederhana dibanding model yang rumit. Semakin
banyak data yang dilibatkan maka semakin banyak hasil yang perlu diinterprestasikan
oleh insinyur, dan itu merupakan sumber-sumber untuk terjadinya human-error.
Sedangkan pemodelan dengan ETABS, karena setiap elemen rangkanya telah
digolongkan terlebih dahulu menjadi beam atau column atau brace, maka tentunya
proses analisis dan desain dapat berlangsung secara lebih baik. Studi kasus pada balok
menunjukkan bahwa memakai pemodelan 2D saja dapat dihasilkan rancangan yang
baik memakai ETABS.
6.4 Faktor-faktor yang menentukan pada desain penampang
Problem yang ditinjau relatif sederhana, yaitu perancangan balok baja menurut AISC
LRFD. Oleh sebab itu dapat diketahui bahwa parameter desain yang belum diberikan
pada proses analisis adalah parameter Lb dan Cb. Masing-masing adalah jarak bebas
tanpa pertam-batan lateral (l22 pada Gambar 2) dan faktor momen gradien. Pengaruh
kedua parameter tersebut terhadap kekuatan lentur balok diperlihatkan pada kurva di
Gambar 3. Sedangkan penjelasannya secara lengkap dapat dibaca pada buku teks baja
standar (Vinnakota 2006, McCormac 2008 dan Salmon 2009). Mempelajari studi kasus,
khusus pada parameter tadi maka disimpulkan bahwa penyebab perbedaan hasil
SAP2000 dan ETABS terhadap hasil desain acuan adalah bersumber dari bagaimana
program tersebut memproses input-data tahap analisis untuk menghasilkan Lb
dan Cb yang merupakan input-data yang kurang pada tahap desain.
Penentuan parameter Cb relatif mudah karena rumus F1-1 (AISC LRFD 05) cukup jelas
pemakaiannya. Kesalahan dijumpai karena ada ketentuan dari AISC bahwa untuk
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 11
struktur kantilever nilai Cb =1 (rumus F1-1 tidak digunakan). Jadi dari hasil desain pada
Kasus-3 (lihat Tabel 3) terlihat bahwa nilai Cb pada element 3-4 tidak sama dengan
satu, baik program SAP2000 maupun ETABS. Jadi keduanya belum bisa
mengindentifikasi secara otomatis apakah strukturnya merupakan balok biasa atau
kantilever. Dengan demikian para insinyur pemakai program harus mengaktifkan
secara manual dengan opsi Overwrites. Jika tidak diubah secara manual maka
hasilnya menjadi under-design atau tidak aman.
Penentuan parameter Lb oleh SAP2000 dan ETABS cukup berbeda. Perbedaan tersebut
timbul karena kedua program menyasar target perencanaan yang berbeda sebagaimana
telah dijelaskan pada karakter program pada bab 6.2 sebelumnya.
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 12
5. Pada balok dengan pertambatan lateralnya yang baik, seperti lantai komposit, maka
jika digunakan SAP2000 untuk perancangan otomatis, maka perlu campur tangan
insinyur untuk mengevaluasi nilai Lb yang dihitung komputer, dan jika diperlukan
mengubahnya dengan opsi overwrite yang telah disediakan.
6. Ada ketidaksamaan persepsi antara pemodelan bagian yang mempunyai tambatan
lateral, dengan kondisi real. Ada pemahaman bahwa profil desak disebut tertambat
secara lateral jika dipasang bracing sedemikian sehingga profil tersebut tidak
mengalami perputaran pada sumbunya. Dalam pemodelan kondisi tersebut
seharusnya di restraint pada D.O.F rotasi, dan bukan D.O.F translasi. Dalam
kenyataannya, seperti dijumpai pada pemodelan Kasus-1 ternyata dapat diatasi
dengan hanya memasang LINK arah sumbu-3 yang tersambungkan secara aksial
(pin). Pada Kasus-2, sebagai pengganti LINK ditetapkan kondisi restraint translasi
pada arah sumbu-3, yaitu y (mengikuti tata aturan sumbu 3D pada program
SAP2000). Kondisi tersebut tentu tidak selaras dengan kriteria pertambatan lateral
seperti yang telah dikemukakan di atas. Jadi bisa saja dikatakan, bahwa apa yang
dianggap tertambat lateral oleh program, ternyata tidak dipahami sama secara
realitas, demikian pula sebaliknya.
9 KESIMPULAN
Program SAP2000 dan ETABS buatan CSI (www.csiberkeley.com) merupakan salah
satu structural analysis program komersil yang mampu melakukan perancangan
struktur balok baja secara mudah dan terintegrasi (seamlessly). Tetapi untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan, maka insinyur perlu mempersiapkan pemodelan
struktur yang sesuai dengan karakter program, yang ternyata berbeda antara SAP2000
dan ETABS.
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 13
Selanjutnya yang penting diperhatikan adalah memeriksa parameter desain (Lb, Cb) yang
dihasilkan program, yang masing-masing adalah jarak bebas tanpa pertambatan lateral
dan faktor momen gradien. Keduanya perlu direview, apakah sudah sesuai dengan
asumsinya.
Ini merupakan fakta yang membuktikan bahwa program komputer yang dianggap
canggih sekalipun ternyata hanya berguna sebagai alat atau tool saja. Hasil akhir suatu
rancangan rekayasa yang berbasis komputer tetap terletak pada manusia pemakainya
(insinyur).
Kutipan di atas adalah The “SAP” Warning, yang terdapat pada manual program
SAP80, versi awal structural analysis program pada komputer pribadi (Wilson and
Habibullah 1986). Pesan Prof. Wilson tersebut telah ada lebih dari ¼ abad yang lalu dan
ternyata masih valid sampai sekarang bagi para insinyur untuk dijadikan acuan bagi
kesuksesan karirnya.
DAFTAR PUSTAKA
AISC. (2005). “ANSI/AISC 360-05: An American National Standard – Specification for
Structural Steel Building”, American Institute of Steel Construction, One East
Wacker Drive, Suite 700, Chicago, Illinois
CSI. (2005). “ETABS Integrated Building Design Software : Welcome to ETABS”,
Computers and Structures, Inc., Berkeley, California, USA
CSI. (2007). “Steel Frame Design Manual AISC 360-05/IBC2006 - For SAP2000 and
ETABS”, Computer and Structure, Inc., Berkeley, California
Dewobroto, W. (2007). “Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 – Edisi Baru”,
Elex Media Komputindo, Jakarta
Dewobroto, W. (2010).“Dampak Pemakaian ‘Design Preference’ pada Rancangan
Struktur - Studi Kasus : Analisis dan Design Balok Baja memakai SAP2000 versi
11.0”, Konferensi Nasional Teknik Sipil (KoNTekS) 4, Unud-UAJY-UPH, Wisma
Wisata Werdhapura, Sanur, Bali, 2-3 Juni 2010.
Habibullah, A., and G. Robert Morris. (2009). “Advanced Nonlinear Analysis For Modern
Structures”, Seminar dan Pameran HAKI 2009 - “Advanced Nonlinear Analysis for
Modern Structures”, Hotel Borobudur, Jakarta
McCormac, J. (2008). “Structural Steel Design 4th Ed.”, Pearson International Edition,
USA.
Salmon, C.G., J.E. Johnson and F.A. Malhas. (2009). “Steel Structures: Design and
Behavior - Emphazing Load and Resistance Factor Design, 5th Ed.”, Pearson
International Edition.
Segui, W.T.(2007). “Steel Design 4th Ed”., Cengage Learning
Vinnakota, S. (2006). “Steel Structures : Behavior and LRFD”, McGraw-Hill Int. Edition
Wilson, E., and Habibullah, A. (1986). “SAP80 Structural Analysis Programs - A Series
of Computer Programs for the Static and Dynamic Finite Element Analysis of
Structures: Technical Reference Manual”, Computers & Structures Inc., Berkeley,
California.
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 14
Makalah ini disampaikan dalam rangka diseminasi informasi melalui Seminar HAKI.
Isi makalah sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis, dan tidak mewakili pendapat HAKI.
Seminar dan Pameran Haki 2010 - “ Perkembangan dan Kemajuan Konstruksi Indonesia” 15