Kelompok 2
SEMESTER 6
2019
BAB I
TINJAUAN TEORI
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,
keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini
diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan.
Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan
dengan mamandang komunitas sebagai klien.
PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF NURSING CARE)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaran
ya adalah :
1. Sebagai Pendidik (Health Education)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisirdalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
2. Sebagai Pengamat Kesehatan
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak
terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-
pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
3. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan
masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui
kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan
dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikianpelayanan kesehatan
yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak
terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya.
4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan
dan pemeliharaan kesehatan.
5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan
motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat i ndividu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan posyandu, dana sehat,
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian,
sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan
pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
6. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditir u dan
di contoh oleh masyarakat.
7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi.
8. Sebagai Pengelola (Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
B. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan resiko, daerah tertinggal, miskin
dan pendidikan rendah) dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan care (perawatan)
dan rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan
melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan.
Aspek keperawatan lebih dari sekadar merawat.Tetapi juga menjaga.Praktik
keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan langsung, berorientasi pada tujuan, dapat
diadaptasi oleh kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit (ANA, 1973). Definisi ini melibatkan karakteristik keperawatan sebagai
fenomena, aplikasi teori, tindakan keperawatan, dan evaluasi terhadap tindakan yang
dihasilkan.
1. Fenomena merupakan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang actual
dan potensial, perawat mengidentifikasi berbagai respon klien melalui pengkajian
status kesehatan dan melengkapi data
2. Perawat mengaplikasi teori keperawatan untuk memahami respo terbut
3. Perawat melakukan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang aktual dan
potensial
4. Selanjutnya perawat mengevaluasi efek dari tindaka yang dilakukan terhadap
respon klien.
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat dan
pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan menggunakan proses
keperawatan dengan sifat asuhan yang menyeluruh dan umum. Pendekatan yang
digunakan dalam keperawatan komunitas adalah keterlibatan kader kesehatan dan
kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah
melalui pendekatan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijakan
pemerintah.Keperawatan komunitas dilakukan untuk memandirikan masyarakat
menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan berkesinambungan
atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses keperawatan komunitas yang
dilakukan melalui lima tahap:
1. Pengkajian
Pada tahap ini perawat memiliki peran mengumpulkan data tentang kesehatan
klien. Pengkajian komunitas menurut Anderso dan Mc. Forlane (1985) yaitu terdiri
dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai –nilai keyakinan,
riwayat individu termasuk riwayat kesehatan, faktor – faktor lingkungan adalah
lingkungan fisik, pendidikan keamanan dan social komunitas, ekonomi dan
rekreasi.
Elemen pengkajian terdiri atas:
a. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kebutuhan kondisi klien
b. Data yang diperlukan dikumpulkan menggunakan teknik pengkajian yang
tepat
c. Pengumpulan data melibatkan klien, orang yang dekat dengannya dan
pemberi pelayanan kesehatan lainnya bila memungkinkan
d. Proses pengumpulan data merupakan proses yang sistematis dan terus
menerus
e. Data yang relevan dicatat dalam format yang mudah dipelajari.
Semua aspek dikaji melalui pengamatan langsung penggunaan statistic,
angket wawancara dengan masyarakat tokoh masyarakat, selain itu melakukan
wawancara dengan pihak puskesmas dan aparat pemerintah.
No Data Etiologi Masalah
DS : 1 Ketidakmampuan membuat Ketidakefektifan
- Kurang minat penilaian yang tepat pemeliharaan Kesehatan
dalam
meningkatkan
perilaku sehat
DO :
- Menunjukan
kurang adatif
terhadap
perubahan
lingkungan
- Menunjukan
kurang
pengetahuan
tentang praktik
kesehatan dasar.
- Riwayat kurang
perilaku sehat.
- Kurang
menunjukan
minat pada
perbaikan
perilaku sehat
DS : 2 Kurang Pemahaman Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
- Mengungkapka
n keluhan
tentang dampak
kondisi
lingkungan saat
ini pada status
kesehatan.
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
kontrol
terhadap praktik
kesehatan
- Mengekspresik
an keinginan
untuk mencari
tingkat
kesejahteraan
yang lebih
tinggi
- Menyatakan
masih asing
dengan sumber
kesejahteraan di
komunitas.
DO :
- Menunjukan
atau tampak
kurang
pengetahuan
tentang perilaku
promosi
kesehatan.
- Menunjukan
keinginan untuk
meningktakan
kontrol
terhadap praktik
kesehatan
- Menunjukan
keinginan untuk
mencari tingkat
kesejahteraan
yang lebih
tinggi
- Tampak masih
asing dengan
sumber
kesejahteraan di
komunitas
- Insomnia
3 Penyalahgunaan Zat Ketidakefektifan
- Berkeringat Perlindungan
- Gelisah
- Lemah
- Letih
- Mengekspresik
4 Kesiapan meningkatkan
an keinginaan status imunisasi
untuk
meningkatkan
perilaku
mencegah
penyakit infeksi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
pengenalan
terhadap
kemungkinan
masalah terkait
imunisasi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatan
pengenalan
tentang pemberi
imunisasi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
status imunisasi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang standar
imunisasi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
pencatatan
tentang
imunisasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan, perawat memiliki peran untuk menganalisis
data dari hasil pengkajian dalam menentukan diagnosis seta mengidentifikasi hasil
yang diharapkan dari klien. Pada tahap ini, data yang terkumpul selajutnya
dianalisis dengan langkah –langkah sebagai berikut:
a. Diagnosis diturunkan dari data hasil pengkajian
b. Diagnosis divalidasi pada klien, orang terdekatnya, dan pemberi pelayanan
kesehatan lain bila memungkinkan
c. Diagnosis di dokumentasikan dengan cara memfasilitasi penentuan dari
hasil yang diharapkan dan rencana perawatan.
d. Hasil yang diharapkan diturunkan dari diagnosis yang ditetapkan
e. Hasil yang diharapkan didokumentasikan sebagai tujuan yang dapat diukur
f. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama klien dan pemberi pelayanan
kesehatan lainnya bila memungkinkan
g. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam kaitannya dengan kemampuan
klien yang ada dan berpotensi
h. Hasil yang diharapkan bersifat rasional dalam arti dapat dicapai, berkaitan
dengan sumber yang dimiliki klien
i. Hasil yang diharapkan memuat batasan waktu untuk mencapainya
Diagnosa keperawatan komunitas merupakan gambaran kebutuhan atau respon
komunitas terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya.Dengan mengacu kepada
upaya pelayanan kesehatan promotif dan prefentif, maka dalam rumusan diagnosa
keperawatan harus merefleksikan pendekatan promotif dan preventif. Menurut
Mucke rumusnya berisi hal – hal sebagai berikut:
a. Resiko terjadinya… (kebutuhan respon komunitas terhadap masalah
kesehatan)
b. Pada masyarakat… (target sasaran)
c. Berhubungan dengan… (data primer dan sekunder)
3. Prioritas Masalah
Dalam menyusun perioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
harus didasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Sifat masalah (aktual, resiko, potensial)
b. Kemungkinan masalah untuk dicagah
c. Potensi masalah untuk dicegah
d. Menonjolnya masalah
Aktual =3
Potensial = 1
Mudah =2
Kemungkinan masalah
2 Sebagian =1
untuk di pecahkan
Tidak dapat = 0
Tinggi = 3
Potensi masalah untuk
1 Cukup = 2
dicegah
Rendah = 1
Segera diatasi =2
4. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan
Ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat.
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan Kurang
Pemahaman.
c. Ketidakefektifan Perlindungan berhubungan dengan Penyalahgunaan Zat.
d. Kesiapan meningkatkan status imunisasi.
(NANDA, 2012)
5. Intervensi Keperawatan
Pada tahapan ini perawat mengembangkan rencana asuhan yang
menyusun rencana tujuan yang ditetapkan.Strategi intervensi keperawatan
komunitas mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder, tersier, melalui
pendidikan kesehatan dan kerjasama. Untuk meningkatkan kerjasama dan proses
kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah
kesehatan yang dihadapi yang akhirnya untuk menimbulkan kemandirian
masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk
membuat perubahan.
Elemen dalam perencanaan, antara lain:
a. Rencana perawatan disusun secara individual sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan klien
b. Rencana disusun bersama klien, orang terdekat klien, dan pemberi
pelayanan kesehatan lainnya bila memungkinkan
c. Rencana mengacu pada praktik keperawatan terkini
d. Rencana perawatan yang disusun didokumentasikan
e. Rencana keperawatan memberi arah perawatan lanjut.
Sebagai tenaga keperawatan professional, tentunya perawat dituntut bukan
hanya sekedar menyususn asuhan keperawatan saja, tetapi harus mampu pula
memastikan rencana tersebut merupakan upaya paling maksimal, artinya perawat
tidak hany dituntut untuk berperan dilevel pelaksanaan di masyarakat saja
(grassroot), namun harus juga merambah ke level pengambilan keputusan dengan
aktif melakukan negosiasi, serta advokasi terhadap apa yang telah direncanakan
untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa perawat untuk bekerjasama dengan
berbagai pihak, baik dari kalangan birokrat pemerintahan, lembaga swadaya
masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh karena pentingya dilakukan pendekatan
startegi yang mantap dengan memanfaatkan data primer, sekunder, dan terseir
sebagai bukti.
keputusan.
yang diharapkan
kesehatan
kebutuhan
kesejahteraan.
selama…..
meningkatkan kesejahteraan
memperoleh imunisasi
- Menjelaskan tindakan meredakan efek samping
vaksin
6. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini perawat mengimplementasikan intervensi yang telah
diidentifikasi dalam rencana perawatan . elemen pelaksanaan implementasi adalah
:
a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan sesuai
c. Intervensi yang dilakukan didokumentasikan.
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas berfokus pada ruang
lingkup kegiatan kesehatan meliputi usaha – usaha: promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif adalah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya baik fisik, mental, sosial, serta diharapkan
berumur panjang.
a. Usaha promotif adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan meliputi peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan lingkungan
sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yangoptimal
b. Usaha preventif adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit melalui usaha – usaha seperti pemberian imunisasi pada bayi dan
anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi
penyakit secara dini.
c. Usaha kuratif adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit
untuk dapat diobati secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu
singkat dapat dipulihkan kesehatannya.
d. Usaha rehabilitative adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang
baru pulih dari penyakit yang dideritanya. Usaha pemulihan ini ditujukan
untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan fisik.
Implementasi sering dikatakan sebagai fase aksi dari proses keperawatan. Di
dalam asuhan keperawatan komunitas, implementasi bukan hanya merupakan
tindakan keperawatan, tetapi merupakan tindakan kolaborasi klien atau profesi lain.
Hal yang harus diingat dalam implementasi asuhan keperawatan komunitas adalah
tujuan utama yaitu, menolong masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
mencapai sehat yang optimal. Dalam melaksanakan implementasi ini dibagi dalam
dua kegiatan , yaitu fase persiapan dan fase tindakan.
Ketika dalam fase persiapan, perawat harus yakni terhadap: what, who, why,
when, how. Pada fase persiapan, ini dapat digunakan perawat untuk
mengklarifikasikan rencana asuhan keperawatan dan berbagai fasilitas yang
diperlukan.Hal yang penting untuk diingat bahwa implementasi asuhan
keperawatan ini meminta fleksibilitas dan penyesuaian terhadap hal – hal yang
tidak dapat diantisipasi sebelumnya.
Fase tindakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakuka perawat untuk:
a. Mengaplikasikan teori yang tepat kedalam tindakan yang dilaksanakannya
b. Menolong memfasilitasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan.
c. Mempersiapkan masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan
d. Memonitor dan mendokumentasikan perkembangan dari implementasi.
7. Evaluasi
Tahapan terakhir dari asuhan keperawatan adalah evaluasi.Tugas perawat disini
adalah mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang dicapai. Evaluasi
merupakan respon komunitas terhadap program kesehatan yang telah dilaksanakan
melalui masukan (input), pelaksanaan (process), hasil (output). Sedangkan evaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: apakah sesuai perencanaan,
bagaimana denga peran staf atau pelaksana tindakan fasilitas dan jumlah
peserta
c. Efisiensi biaya: pencarian sumber dana dan penggunaannya
d. Efesiensi kerja: apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas
e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan intervensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Sylvia
A. Price)
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai
hipertensi maligna.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena anggapan lebih serius dari peningkatan
sistolik (Smith Tom, 1995).
B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan :
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Factor yang
mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis system
renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan ekstrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunkannya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokan yaitu :
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosis jika tekanan arteri tidak
teratur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistakis
h. Kesadaran menurun
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(visokositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti hipokoagulabitas,
anemia.
- BUN/kreatinin memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
- Glucose : Hiperglikemia (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisasi : darah, protein, glukosa mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
2. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan, diman luas peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
F. PENATALAKSANAAN
1. Memodifikasi gaya hidup
2. Berhenti merokok
3. Pertahankan gaya hidup sehat
4. Belajar untuk rileks dan mengendalikan stress
5. Batasi konsumsi alcohol
6. Penjelasan mengenai hipertensi
7. Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaannya secara rutin
8. Diet garam serta pengendalian berat badan
9. Periksa tekanan darah secara rutin
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASKEP KOMUNITAS DENGAN MASALAH HIPERTENSI DI KELURAHAN
RANUMUT LINGKUNGAN 1
I. Identitas Umum
a. Table 1 Presentasi jumlah penduduk kelurahan Ranumut Lingkungan 1 yang
dilakukan pendataan oleh anggota kelompok
No Usia Frekuensi presentase
1 0-5 tahun 5 3,1 %
2 6-12 tahun 8 5%
3 13-20 tahun 21 13 %
4 21-35 tahun 32 19,7 %
5 35-45 tahun 34 21 %
6 >45 tahun 62 38,2 %
Total 162 100 %
Berdasarkan table diatas jumlah penduduk kelurahan Ranumuut Lingkungan 1
o-5 tahun 3,1%, 6-12 tahun 5%, 13-20 tahun 13%, 21-35 tahun 19,7%, 35-45
tahun 21%, >45 tahun 38,2%.
b. Table 2 Presentasi jenis kelamin yang dikaji di kelurahan Ranomut Lingkungan
1
No Jenis Kelamin Frekuensi presentase
1 Laki-laki 70 43,2%
2 Perempuan 92 56,8%
Total 162 100%
Berdasarkan table diatas jumlah penduduk yang dominan adalah perempuan
dengan 56,8%.
c. Table 3 Presentasi suku yang dikaji dikelurahan Ranomuut Lingkungan 1
No Suku Frekuensi presentase
1 Minahasa 134 82,7%
2 Sanger 16 9.9%
3 Jawa 12 7,4%
Total 162 100%
Berdasarkan table diatas jumlah suku yang dominan adalah Minahasa dengan
82,7%.
d. Table 4 Presentasi status perkawinan yang dikaji di Kelurahan Ranomut
Lingkungan 1
No Status Perkawinan Frekuensi presentase
1 Kawin 86 53%
2 Tidak Kawin 73 45,1%
3 Janda 2 1,2%
4 Duda 1 0.7%
Total 162 100%
Berdasarkan table diatas jumlah status perkawinan sebagian besar Kawin
sebanyak 53%.
e. Table 5 Presentasi agama yang dikaji di Kelurahan ranomut Lingkungan 1
No Agama Frekuensi presentase
1 Kristen Protestan 117 72%
2 Katolik 18 11%
3 Islam 27 17%
Total 162 100%
Berdasarkan table diatas sebagian besar agama adalah Kristen Protestan
sebanyak 72%.
f. Table 6 Presentasi Pendidikan Terakhir penduduk yang dikaji di Kelurahan
ranomut Lingkungan 1
No Pendidikan Terakhir Frekuensi presentase
1 Tidak Sekolah 3 1,9%
2 TK 2 1,2%
3 SD 30 18,6%
4 SMP 22 13,6%
5 SMA 85 52,4%
6 Perguruan Tinggi 20 12,3%
7 Total 162 100%
Berdasarkan table diatas kebanyakan penduduk memiliki Pendidikan terakhir
yaitu SMA sebanyak 52,4%.
g. Table 7 Presentasi Pekerjaan penduduk yang dikaji di Kelurahan Ranomut
Lingkungan 1
No Pekerjaan Frekuensi presentase
1 Tidak Bekerja 62 38.3%
2 Buruh 7 4,3%
3 Sopir 2 1,2%
4 Pegawai Swasta 67 41,3%
5 Wiraswasta 7 4,3%
6 PNS 16 9,9%
7 POLRI 1 0,7%
Total 162 100%
Berdasarkan table diatas sebagian besar penduduk memiliki pekerjaan
terbanyak yaitu pegawai swasta 41%.
h. Table 8 Presentasi penghasilan per bulan per keluarga yang dikaji di Kelurahan
Ranomut Lingkungan 1
No Penghasilan Frekuensi presentase
1 <Rp 2.824.286 20 44,4%
2 ≥Rp. 2.824.286 25 55,6%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas sebagian besar kepala keluarga memiliki penghasilan
sebanyak ≥Rp. 2.824.286 yaitu 55,6%
i. Table 9 Presentasi jaminan kesehatan yang di miliki
No Jaminan Kesehatan Frekuensi presentase
1 JKN 16 9,9%
2 BPJS/ASKES/KIS 143 88,2%
3 Lainnya 3 1,9%
Total 162 100%
Berdasarkan table diatas sebagian besar jaminan kesehatan yang dimiliki yaitu
BPJS/ASKES/KIS 88,2%.
j. Table 10 Presentasi Nilai tekanan darah yang hanya dilakukan pada 124
anggota keluarga.
No Tekanan darah Frekuensi presentase
1 < 120/80 mmHg 16 13%
2 120/80 mmHg – 130/80 22 17,7%
mmhg
III. Psikososial
a. Table 1 Presentasi kondisi yang pernah dialami oleh anggota keluarga yaitu
Marah-marah Tanpa Sebab
No Marah-marah Tanpa Frekuensi presentase
Sebab
1 Ya
2 Tidak 45 100%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas kondisi angota keluarga yang pernah dialami yaitu
marah-marah tanpa sebab kebanyakan Tidak 100%.
b. Table 2 Presentasi kondisi yang pernah dialami oleh anggota keluarga yaitu
Suka Menyendiri
No Suka Menyendiri Frekuensi presentase
1 Ya
2 Tidak 45 100%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas kondisi angota keluarga yang pernah dialami yaitu
Suka Menyendiri kebanyakan Tidak 100%.
c. Table 3 Presentasi kondisi yang pernah dialami oleh anggota keluarga yaitu
Memukul dan merusak barang-barang dirumah
No Memukul dan Frekuensi presentase
merusak barang-
barang dirumah
1 Ya 5 11,1%
2 Tidak 40 88,9%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas kondisi angota keluarga yang pernah dialami yaitu
Memukul dan merusak barang-barang dirumah kebanyakan Tidak 88,9%.
d. Table 4 Presentasi kondisi yang pernah dialami oleh anggota keluarga yaitu
Bicara dan tertawa Sendiri.
No Bicara dan tertawa Frekuensi presentase
Sendiri
1 Ya
2 Tidak 45 100%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas kondisi angota keluarga yang pernah dialami yaitu
Bicara dan Tertawa Sendiri Tidak 100%.
e. Table 5 Presentasi kondisi yang pernah dialami oleh anggota keluarga yaitu
Perceraian suami istri
No Perceraian suami Frekuensi presentase
istri
1 Ya 2 4,4%
2 Tidak 43 95,6%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas kondisi angota keluarga yang pernah dialami yaitu
Perceraian suami istri Tidak 95,6%
f. Table 6 Presentasi kondisi yang pernah dialami oleh anggota keluarga yaitu
single Parent
No Single Parent Frekuensi presentase
1 Ya 3 6.7%
2 Tidak 42 93,3%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas kondisi angota keluarga yang pernah dialami yaitu
Single Parent Tidak 93,3%
g. Table 7 Presentasi kondisi yang pernah dialami oleh anggota keluarga yaitu
Sulit Tidur
No Sulit Tidur Frekuensi presentase
1 Ya 12 7,4%
2 Tidak 150 92,6%
Total 162 100%
Berdasarkan table diatas kondisi angota keluarga yang pernah dialami yaitu
Sulit Tidur sebanyak Tidak 92,6%
h. Table 8 Presentasi apakah keluarga pernah mendapatkan informasi tentang
masalah kesehatan jiwa
No Mendapat informasi Frekuensi presentase
masalah kesehatan
jiw
1 Ya 9 20%
2 Tidak 36 80%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas apakah keluarga pernah mendapatkan informasi
tentang masalah kesehatan jiwaTidak 80%
i. Table 9 Prsentasi apakah keluarga pernah mendapatkan informasi tentang cara
mengontrol marah
No Mendapat Informasi Frekuensi presentase
cara mengontrol
marah
1 Ya 16 35,6%
2 Tidak 29 64,4%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas apakah keluarga pernah mendapatkan informasi
tentang cara mengontrol marah sebanyak Tidak 64,4%
j. Table 10 Presentasi apakah keluarga pernah mendapatkan informasi tentang
cara mengatasi stress
No Mendapat Informasi Frekuensi presentase
cara mengatasi Stres
1 Ya 34 75,6%
2 Tidak 11 24,4%
Total 45 100%
Berdasarkan table diatas apakah keluarga pernah mendapatkan informasi
tentang cara mengatasi stress sebanyak Ya 75,6%
VIII. Bila dalam keluarga terdapat anak usia sekolah (6-12 tahun)
a. Table 1 Presentasi Berapa kali anak menggosok gigi dalam sehari
No Gosok Gigi Frekuensi presentase
1 1 kali 2 25%
2 2 kali 6 75%
3 3 kali - -
Total 8 100%
Berdasarkan tabel diatas didapati anak usia sekolah (6-12 tahun) menggosok
gigi dalam sehari paling banyak yaitu 2 kali 100%
b. Table 2 Presentasi Bagaimana kondisi gigi dan mulut anak saat ini
No Data Frekuensi presentase
1 Berlubang dan hitam 3 37,5%
2 Bersih dan sehat 5 62,5
3 Sariawan - -
4 Gusi bengkak dan - -
berdarah
Total 8 100%
Berdasarkan table diatas kondisi gigi dan mulut anak saat ini paling banyak
yaitu Sehat sebanyak 62,5%
c. Table 3 Presentasi bagaimana kondisi anak saat ini
No Data Frekuensi presentase
1 Sehat 8 100%
2 Sakit - -
Total 8 100%
Berdasarkan table diatas kondisi anak saat ini didapai Sehat sebanyak 100%
d. Table 4 Presentasi berapa kali anak makan dalam sehari
No Data Frekuensi presentase
1 3 kali makanan pokok 5 62,5%
dengan selingan
(jajan)
2 3 kali makan pokok 3 37,5%
tanpa selingan
3 kurang dari 3 kali - -
makanan pokok
dengan selingan
4 Kurang dari 3 kali - -
tanpa selingan
Total 8 100%
Berdasarkan table diatas anak makan dalam sehari didapati paling banyak yaitu
3 kali makanan pokok dengan selingan (jajan) sebanyak 62,5%
XII. Transportasi
a. Table 1 Presentasi apakah kendaraan yang anda punya
No Data Frekuensi presentase
1 Motor 25 55,6%
2 Mobil 2 4,4%
3 Tidak ada 18 40%
4 Lainnya - -
Total 45 100%
b. Table 2 Presentasi bersediakah and jika kendaraan anda sewaktu-waktu dipinjamkan
untuk kegiatan social (missal, mengantar orang sakit ke pelayanan kesehatan)
No Data Frekuensi presentase
1 Ya 45 100%
2 Tidak - -
Total 45 100%
ANALISA DATA
NO Symtom Problem
1 DS : Masyarakat mengatakan bahwa penyakit Defisiensi Kesehatan
yang paling banyak terjadi selama 3 bulan
terakhir adalah hipertensi 46,6% Komunitas di Kelurahan
DO : Ranomut Lingkungan 1
1. Keluhan kesehatan 3 bulan terakhir
yaitu Hipertensi sebanyak 55,6%
2. Masalah kesehatan pada lansia didapi
paling banyak yaitu Hipertensi sebesar
50%
3. Masalah kesehatan pada Dewasa tua
(25059 tahun) paling banyak yaitu
Hipertensi sebesar 55,6%
4. Nilai tekanan darah yang dilakukan pada
masyarakat didapati > 130/80 mmHg
sebanyak 69,3%
5. Kebiasaan sebelum kelayanan kesehatan
didapati paling banyak beli obat diwarung
sebesar 71,1%
6. Tidak melanjutkan
Pendidikan/menganggur setelah lulus
sekolah sebanyak 32%