B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi halusinasi menurut Stuart and Sundeen, 2009 adalah stressor sosial
dimana stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadinya penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dari orang sangat penting atau diasingkan oleh kelompok masyarakat. Faktor
biokimia dimana karena klien kurang berinteraksi dengan kelompok lain, suasana
terisolasi (sepi) sehingga dapat meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang
tubuh mengeluarkan zat-zat halusigenik. Kemudian masalah keperawatan yang
menjadi penyebab munculnya halusinasi antara lain adalah harga diri rendah dan isolasi
sosial. Akibat kurangnya ketrampilan berhubungan sosial, klien jadi menarik diri dari
lingkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya sendiri. Stimulus
eksternal menjadi lebih dominan dibandingkan dengan stimulus internal.
C. Rentang Respon
Rentang respon neurobiolgikal
D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri (Stuart & Sundeen, 2009). Mekanisme koping
merupakan upaya langsung dalam mengatasi stres yang berorientasi pada tugas yang
meliputi upaya pencegahan langsung, mengurangi ancaman yang ada. Mekanisme koping
yang sering dilakukan oleh klien dengan halusinasi adalah regresi yaitu berhubungan
dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas, klien jadi
malas beraktifitas sehari-hari. Proyeksi yaitu upaya untuk menyelesaikan kehancuran
persepsi dan mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggungjawab kepada orang lain atau suatu benda. Denial adalah menghindari kenyataan
yang tidak diinginkan dengan mengabaikan dan mengakui adanya kenyataan ini.
Gangguan
Gangguan Persepsi SensoriHalusinasi
Sensori Persepsi: : Halusin
Isolasi Sosial
IV . DIAGNOSA KEPERAWATAN
Halusinasi Penglihatan
Kaliat, B. A. 2011. “Proses Keperawatan dan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart and Sudeen. 2009 “ Buku Saku Keperawatan Jiwa “ Jakarta : EGC